Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAY

KANKER SERVIKS

Disusun Oleh :

Nama : Arya Adhi Yoga Wikrama Jaya

NIM : 018.06.0031

Kelas :A

Modul : Urorepro II

Dosen : dr. Adib Ahmad Shammakh, Sp.O.G

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2019/2020
CA SERVIKS
Latar belakang :
Kanker serviks merupakan kanker ginekologi yang paling sering terjadi pada wanita,
penyebab utamanya adalah adanya infeksi virus, yaitu oleh human papilloma virus (HPV)
terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini terjadi pada transformasi c sel epitel serviks, pada
mulanya terjadi lesi pre kanker kemudian menjadi frank cancer. HPV adalah virus yang
ditularkan melalui kontak alat kelamin, terutama vaginal dan anal. World Health
Organization (WHO) pada tahun 2012 menyatakan bahwa kanker merupakan penyakit tidak
menular yang mengakibatkan kematian terbanyak di dunia. Dalam hal ini kanker menempati
urutan nomor dua penyakit mematikan setelah penyakit jantung dan pembuluh darah. Setiap
tahunnya terdapat 12 juta penderita kanker serviks dan 7,6 juta jiwa diantaranya meninggal
dunia. Kanker serviks merupakan kanker peringkat pertama di Indonesia dan peringkat kedua
di dunia yang diderita oleh wanita. Di seluruh dunia setiap dua menit atau setiap satu jam di
Indonesia seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Sangat penting bagi
perempuan untuk mengetahui dengan baik apa itu kanker serviks, sehingga dapat mengambil
langkah pencegahan yang tepat.

Epidemiologi:

Untuk wilayah ASEAN, insidens kanker serviks di Singapore sebesar 25,0 pada ras
Cina; 17,8 pada ras Melayu; dan Thailand sebesar 23,7 per 100.000 penduduk. Insidens dan
angka kematian kanker serviks menurun selama beberapa dekade terakhir di AS. Hal ini
karena skrining Pap menjadi lebih populer dan lesi serviks pre-invasif lebih sering dideteksi
daripada kanker invasif. Diperkirakan terdapat 3.700 kematian akibat kanker serviks pada
2006.

Di Indonesia diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker mulut rahim setiap
tahunnya. Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium patologi, kanker
serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki jumlah penderita terbanyak di Indonesia,
yaitu lebih kurang 36%. Dari data 17 rumah sakit di Jakarta 1977, kanker serviks menduduki
urutan pertama, yaitu 432 kasus di antara 918 kanker pada perempuan.

Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, frekuensi kanker serviks sebesar 76,2% di
antara kanker ginekologi. Terbanyak pasien datang pada stadium lanjut, yaitu stadium IIB-
IVB, sebanyak 66,4%. Kasus dengan stadium IIIB, yaitu stadium dengan gangguan fungsi
ginjal, sebanyak 37,3% atau lebih dari sepertiga kasus.2 Relative survival pada wanita
dengan lesi pre-invasif hampir 100%. Relative 1 dan 5 years survival masingmasing sebesar
88% dan 73%. Apabila dideteksi pada stadium awal, kanker serviks invasif merupakan
kanker yang paling berhasil diterapi, dengan 5 YSR sebesar 92% untuk kanker lokal.

Etiologi :

Penyebab dari kanker serviks adalah infeksi dari Human Papiloma Virus yang
terdeteksi pada 99,7% kasus. Jenis sel yang ditemukan biasanya sel squamosa dan sel adeno
karsinoma. Klasifikasi tipe virus HPV yang sering menimbulkan kanker serviks terdiri dari
tipe HPV 16 dan 18 biasa yang tersering dan memeiliki resiko yang tinggi, sedangkan ada
juga yang resiko renda seperti tipe 6 dan 11 yang menimbulkan gejala kondiloma akuminata.

Beberapa golongan resikp tinggi terkena kanker serviks diantaranya yaitu umur diatas
40 tahun, banyak anak, kawin pada usia muda, kegiatan sex pada usia muda, wanita tuna
susila/beganti-ganti partener sex, penyakit kelamin, dan sosio-ekonomi rendah.

Definisi dan Gajala:

Kanker serviks adalah tumor ganas pada lapisan permukaan (epitel) dari leher atau
mulut rahim, sel-sel permukaan tersebut mengalami proliferasi dan berubah sifatnya sebagai
sel abnormal, sehingga membentuk tumor, dangkul kadang-kadang perlukaan (erosio). Sel
ganas ini dapat menyebar (metastase).

Gejala yang timbul biasanya berupa keputihan berbau busuk, pendarahan kontak, dan
bisa muncul gejala komplikasi jika sudah stadium lanjut berupa BAK darah, BAB darah,
Batuk darah, dan penyebaran ke otak.

Patofisiologi :

Perkembangan kanker invasif berawal dari terjadinya lesi neoplastik pada lapisan
epitel serviks, dimulai dari neoplasia intraepitel serviks (NIS) 1, NIS 2, NIS 3 atau karsinoma
in situ (KIS). Selanjutnya setelah menembus membran basalis akan berkembang menjadi
karsinoma mikroinvasif dan invasif. Pemeriksaan sitologi papsmear digunakan sebagai
skrining, sedangkan pemeriksaan histopatologik sebagai konfirmasi diagnostik.

Pemeriksaan fisik dan penunjang :


Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker serviks, dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan IVA (Inspeksi Virtual Asam Asetat), Pap
Smear/Pap Test, HPV DNA, Kolposkopi untuk melihat leher rahim dengan alat optik dan
membantu untuk mengerjakan biopsi, Biopsi digunakan jaringan dari leher rahim untuk
diperiksan oleh patologi anatomi, dan Konisasi untuk mengambil sebagian besar leher rahim.

Tatalaksana :

Pengobatan yang dilakukan untuk kanker serviks biasanya dilakuakn surgery


(operasi) jika kankernya masih dalam stadium awal atau IIIA, Radiation Therapy, External
Radiation, dan Chemotherapy jika sudah stadium lanjut.

Pencegahan pada kanker rahim menurut WHO dibagi yaitu primary


prevention(pencegahan primer) berupa kontak preventif dengan karsinogen (HPV) yaitu
dukungan, edukasi, dan vaksin HPV. Secondary prevention(pencegahan sekunder) berupa
tindakan screening untuk deteksi awal dan pengobatan precancer atau invasif yang lebih
awal, dengan dilakukan pemeriksaan pap-smear, IVA screning, dan pengobatannya. Tertiary
prevention(pencegahan tersier) berupa pengobatan yaitu kanker invasif, rehabilitasi, perawatn
palliative.

Salah satu pencegahannya berupa pemberian vaksin. Dimana vaksin yang diberikan
yaitu vaksin HPV tipe 16 & 18 yang berpotensi mencegah lebih 70% kanker serviks.
Berdasarkan beberapa panduan yaitu panduan HOGI wanita berusia 10-55 tahun, IDAI
wanita berusia diatas 10 tahun, dan PAPDI, wanita berusi 12-55 tahun.

Kanker serviks dapat dikendalikan bila dilakukan program scring yang terorganisir.
Keuntungan dilakukan scrining yaitu wanita yang tidak melakukan crining teratur lima kali
lebih rentan memiliki resiko tinggi terhadap kanker serviks daripada wanita yang melakukan
scrining secara teratur. Tetapi, adapun masalah pada program scrining biasnya memobilisasi
target untuk mau datang ke tempat scrining susah.

Kesimpulan :

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim. Kanker serviks
terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali.
Penyebab terjadinya kanker serviks adalah Human Papiloma Virus yang diakibatkan oleh
sering berganti pasangan seks. Ada beberapa lagi seperti merokok, pemakaian pil Kb, infeksi
herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun, dan lain - lain. Stadium karsinoma kanker
serviks dari stadium IA – IVB sampai yang ganas. Kanker serviks dapat dicegah dengan
pengobatan sitologi,kalposkopi, biopsi, pap smear, konisasi dan skiring.

Anda mungkin juga menyukai