Anda di halaman 1dari 18

KANKER SERVIKS (CA Cervix)

Kelompok 3 :

Mata Kuliah :

Keperawatan Maternitas 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kanker Servix (Ca
Cervix).”

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan


Maternitas 2. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang salah
satu penyakit keganasan yaitu menjelaskan Kanker Serviks (Ca Cervix).
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan kelompok dan semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …….


……………………………………………………….....1
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB 2 ISI......................................................................................................................
A. Definisi...........................................................................................................
B. Penyebab........................................................................................................
C. Faktor Resiko.................................................................................................
D. Tanda dan Gejala...........................................................................................
E. Patofisiologi.................................................................................................
F. Pencegahan..................................................................................................
G. Penatalaksanaan Keperawatan.....................................................................
H. Penatalaksanaan Medis................................................................................
KESIMPULAN...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker yang disebut juga keganasan atau tumor ganas adalah
istilah untuk menjelaskan suatu penyakit dimana sel-sel tubuh yang
normal berubah menjadi abnormal. Sel-sel abnormal tersebut
bermultiplikasi tanpa kontrol, serta da pat menginvasi jaringan sekitarnya;
organ yang dekat maupun organ yang jauh. Kanker juga bisa terjadi pada
saluran reproduksi salah satunya dibagian serviks. Serviks adalah organ
yang menghubungkan rahim dengan vagina. Leher rahim terletak lebih
rendah, bagian sempit dari rahim mana ia bergabung dengan ujung atas
vagina berbentuk silinder atau kerucut dan menonjol bagian atas. Maka,
kanker serviks suatu proses keganasan yang terjadi pada leher rahim,
sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi
sebagaimana mestinya. Kanker serviks bermula dari sel sel serviks normal
menjadi ambnormal, yang menjadi penyebabnya yaitu terinfeksi dari
Human Papilloma Virus (HPV). Human papilloma virus (HPV) adalah
infeksi virus yang paling sering terjadi pada saluran reproduksi.
Perempuan dan laki-laki yang aktif melakukan hubungan seksual dapat
terinfeksi berulang kali pada suatu saat dalam kehidupannya. HPV
ditularkan secara seksual namun penularannya tidak hanya melalui
penetrasi alat kelamin tetapi kontak kulit ke kulit genital (WHO, 2018b).

Kanker serviks adalah kanker paling sering keempat pada wanita


dengan perkiraan 570.000 kasus baru pada tahun 2018 yang mewakili
6,6% dari semua kanker wanita serta menjadi angka kematian keempat
terbanyak (F et al., 2018). Sekitar 90% kematian akibat kanker serviks
terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO,
2018a). The American Cancer Society's memperkirakan pada tahun 2018
akan muncul sekitar 13.240 kasus baru kanker serviks invasif didiagnosis,
sekitar 4.170 perempuan akan meninggal karena kanker serviks (American
Society Cancer, 2018). Sedangkan di Indonesia, terjadi 21.000 kasus
kanker serviks tiap tahunnya, sehingga menempati nomor dua tertinggi di
dunia (CNN Indonesia, 2017). Salah satu penyebab tingginya kejadian
kanker serviks di Indonesia adalah rendahnya pemantauan sejak dini
(Februanti, 2012; CNN Indonesia, 2017).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kanker serviks
2. Apa saja penyebab kanker serviks
3. Bagaimana faktor resiko dari kanker serviks
4. Apa tanda dan gejala kanker serviks
5. Bagaimana patofisiologi dari kanker serviks
6. Bagaimana cara pencegahan tidak timbul kanker serviks
7. Apa penatalaksanaan keperawatan kanker serviks
8. Apa penatalaksanaan medis kanker serviks

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui definisi
kanker serviks yang merupakan salah satu dari penyakit keganasan dan
mengetahui cara pencegahan kanker serviks.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi dari kanker serviks
b. Mengetahui penyebab kanker serviks
c. Mengetahui faktor resiko dari kanker serviks
d. Mengetahui tanda dan gejala kanker serviks
e. Mengetahui patofisiologi dari kangker serviks
f. Mengetahui cara pencegahan tidak timbul kanker serviks
g. Mengetahui penatalaksanaan keperawatan kanker serviks
h. Mengetahui penatalaksanaan medis kanker serviks
BAB 2

ISI

A. Definisi
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada
leher rahim, sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat melaksanakan
fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan
adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal,
penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang (Prayetni, 2007). Kanker serviks
merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita dan menjadi
penyebab lebih dari 250.000 kematian pad tahun 2005. Kurang lebih 80%
kematian tersebut terjadi dinegara berkembang. Tanpa penatalaksanaan
yang adekuat, perkirakan kematian akibat kanker serviks akan meningkat
25% dalam sepuluh tahun mendatang.
Kanker servik berasal dari leher rahim ataupun dari mulut rahim
kanker ini tumbuh dan berkembang dari servik. Kanker ini dapat
menembus keluar dari servik sehingga tumbuh diluar servik bahkan dapat
tumbuh terus sampai dinding pangggul. Kanker servik dapat meluas ke
vagina (liang kemaluan). Kanker servik dapat menyebar melalui pembuluh
limfe, penyebaran melalui pembuluh limfe dapat mengenai kelenjar limfe
jauh antara lain sampai kelenjar limfe leher. Pada keadaan ini berarti
kanker sudah cukup lanjut. Penyebaran sel kanker dapat melalui pembluh
darah mencapai organ tubuh yang jauh. Tidak jarang penyebaran kanker
servik yang lanjut mencapai paru-paru, hati, bahkan sampai otak.
penyebaran kanker dapat pula mengenai tulang, baik tulang panggung,
tulang panggul ataupun tulang paha. adanya penyebaran menunjukkan
perkembangan kanker yang sudah mencapai stadium lanjut.
B. Penyebab
Salah satu penyebab terjadinya perubahan menjadi sel kanker di
servik adalah ineksi virus HPV( Human Papiloma Virus ). Puluhan tipe
dari virus HPV, tetapi hanya dua tipe virus yang telah banyak yang diteliti
sebagai virus resiko tinggi menimbulkan perubahan menjadi sel kanker
servik, yaitu tipe 16 dan tipe 18. Tipe virus lain yang juga diduga sebagai
penyebab antara lain tipe 31,33,35,39,45,52,58,68 virus-virus ini
dikelompokkan dalam kelompok resiko.
1. HPV ( Human Papilloma Virus ) adalah virus penyebab kutil genetalia
(kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual
2. Tembakau dalam rokok bisa menurunkan system kekebalan tubuh dan
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada
leher Rahim.
3. Hubungan seksual pertama yang dilakukan pada usia dini.
4. Perilaku seksual berganti pasangan seks akan meningkatkan penularan
penyaki kelamin.
5. Pemakaian pil KB. Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan
menigkatkan insiden NIS ( Neoplasia Intraepitelial Kanker serviks )
meskipun tidak langsung.
6. Suami yang tidak disirkumsis. Telah diketahui bahwa frekuensi
kanker serviks pada wanita yahudi jauh lebih rendah dibandingkan
dengan wanita kulit putih lain nya.
C. Faktor Resiko
a) Perilaku seksual
Kanker serviks skuamosa berhubungan kuat dengan perilaku
seksual, seperti berganti-ganti mitra seks dan usia saat melakukan
hubungan seks yang pertama. resiko meningkat lebih dari sepuluh kali
bila mitra seks enam atau lebih, atau bila hubungan seks pertama
dibawah umur 15 tahun. Resiko akan meningkat apabila berhubungan
dengan pria berisiko tinggi yang mengidap kondiloma aku-minatum.
b) Merokok
Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogen baik yang dihisap
sebagai rokok/sigaret maupun yang dikunyah. Asap rokok
menghasilkan polycyclic aromatic Hydrocarbons Heterocyclic Amine
yang sangat karsinogen dan mutagen.
c) Nutrisi
Banyak sayur dan buah mengandung bahan-bahan antioksidan dan
berkhasiat mencegah kanker. Dari beberapa penelitian, ternyata
defisiensi terhadap asam folat, vitamin C,E, beta karotin/retinol
dihubungkan dengan peningkatan resiko kanker serviks.
d) Perubahan sistem imun
Perubahan sistem imun dihubungkan dengan meningkatnya resiko
terjadinya karsinoma serviks invasive. Hal ini dihubungkan dengan
penderita yang terinfeksi dengan Human Immunodeficiency Virus
(HIV) meningkatkan angka kejadian kanker serviks prainvasif dan
invasive.
Stadium Kanker

Stadium Klinis menurut the International Federation of Gynecolgy Obsetris


(FIGO)

Stadium TNM
FIGO KATEGORI
Tumor primer tidak bisa digambarkan TX
Tidak ada bukti adanya tumor primer TO
0 Carsinoma in situ (preinvasive carcinoma) Tis
I Proses terbatas pada serviks walaupun pada perluasan T1
kekorpus uteri
IA Karsinoma mikroinvasif T1a
IA1 Kedalaman invasi stroma tidak lebih dari 3 mm dan T1a1
perluasan horizontal tidak lebih dari 7 mm
IA2 Kedalaman invasi stroma lebih dari 3 mm dan tidak lebih T1a2
dari 5 mm dan perluasan horizontal 7 mm atau kurang
IB Secara klinis sudah diduga adanya tumor mikros kopik lebih T1b
dari IA2 atau T1a2
IB1 Secara klinis lesi berukuran 4 cm atau kurang pada dimensi T1a1
terbesar
IB2 Secara klinis lesi berukuran lebih dari 4 cm pada dimensi T1b2
terbesar
II Tumor menyebar ke luar dari serviks, tetapi tidak sampai T2
dinding panggul atau sepertiga bawah vagina
IIA Tanpa invasi parametrium T2a
IIB Dengan invasi parametrium T2b
III Tumor menyebar ke dinding panggul dan/atau sepertiga T3
bawah vagina yang menyebabkan hidronefrosis atau
penurunan fungsi ginjal
IIIA Tumor menyebar sepertiga bawah vagina, tetapi tidak sampai T3a
ke dinding panggul
IIIB Tumor menyebar ke dinding panggul menyebabkan T3b
penurunan fungsi ginjal
IVA Tumor menginvasi mukosa buli-buli atau rektum dan ke luar T4
panggul
IVB Metastase jauh M1

D. Tanda dan Gejala


Pada tahap awal, terjadinya Kanker serviks tidak ada gejala-gejala
khusus, gejalanya seperti :
 Ketidakteraturannya siklus haid
 Amenorhea
 Hipermenorhea, dan
 Penyaluran secret vagina yang sering atau perdarahan
intermenstrual
 Post koitus serta latihan berat.

Gejala lain nya pada tahap awal :


 Keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan pada umumnya.
 Nyeri pada perut bawah.
 Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim.
 Perdarahan sesudah mati haid ( menopause )
 Seringkali tanpa gejala, dideteksi/diketahui dengan skrining

Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih
bervariasi, seperti :

 Sekret dari vagina berwarna kuning dan berbau


 Iritasi pada vagina serta mukosa vulva
 Perdarahan makin sering di pervagina
 Nyeri makin progresif.

Gejala lebih lanjut meliputi :

 Nyeri yang menjalar sampai kaki


 Hematuria
 Gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter
 Perdarahan rektum, karena penyebaran sel kanker (Rasjidi. I,2007)
E. Patofisiologi

Sel Servix Normal


Hubungan Seksual

Terinfeksi HPV Tdk dr Hbngn


(Human Papillouna Seksual,spt;Tukar
Virus menukar celana dalam,
alat pembersih vagina yg
dipakai scr bergantian

Pra-kanker

Tahap NIS 1 Sel Tahap NIS 2


dapat berlanjut umumnya akan
menjadi NIS 2 menjadi NIS 3

Tetapi dapat Sel Servix abnormal/ Sel Kanker


normal

CA Cervix

Kanker Servix Kanker Servix


Stadium awal Stadium lanjut

Pendarahan

Hipovolemia Anemia
F. Pencegahan
Pencegahannya dengan menghindari faktor resiko seperti :
1. Penggunaan kondom bila berhubungan seks
2. Menghindari merokok
3. Menghindari mencuci vagina dengan anti septik
4. Diet rendah lemak
5. Memenuhi kecukupan gizi tubuh terutama betakaroten, vitamin C, dan
asam folat.
6. Hindari hubungan seks terlalu dini
7. Menghindari berganti-ganti pasangan

Bila secara garis besar bahwa pencegahan kanker serviks dapat


dibagi dalam upaya sebagai berikut:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi promosi kesehatan (health promotion) dan
perlindungan khusus (specifik protection). Pencegahan primer dilakukan
pada masa individu belum menderita sakit. Upaya yang dilakukan ialah:
pencegahan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan medis dan
pendidikan. Pencegahan primer yang tepat dapat mengurangi faktor risiko.
Misalnya, menghilangkan perilaku seksual yang mengakibatkan terpapar
dengan infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Faktor penting pada
pencegahan primer adalah nutrisi.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu yang mulai sakit.
Upaya yang dilakukan adalah, sebagai berikut:
1) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment) yang ditujukan untuk mencegah penularan penyakit jika
pentyakit menular
2) Pembatasan kecacatan (disability limitation) pada tahap ini cacat
yang terjadi harus diatasi, terutama untuk mencegah penyakit
menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang
lebih buruk lagi. Adapun pencegahan sekunder kanker serviks
meliputi :
a) Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang
diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah
mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi
dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi
secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan
diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel
kanker
b) IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dengan cara melihat
serviks yang diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo.
Pemberian asam asetat ini akan memengaruhi epitel abnormal
dimana terjadi peningkatan osmilaritas cairan ekstraseluler
yang bersifat hipertonik ini akan menarik cairan dari
intraseluler sehingga membrane akan kolaps dan jarak antar sel
akan semakin dekat. Akhirnya apabila permukaan epitel
mendapat sinar, maka sinar tersebut tidak akan diteruskan ke
stroma. tetapi akan dipantulkan keluar dan permukaan epitel
abnormal akan berwarna putih. Daerah metaplasia yang
merupakan daerah peralihan akan berwarna putih juga setelah
pengusapan asam asetat, tetapi dengan intensitas yang kurang
dan cepat menghilang. Hal ini membedakannya dengan proses
pra kanker dimana epitel putih lebih tajam dan lebih lama
menghilang karena asam asetat Pada pemeriksaan ini,
pemeriksaan dengan cara melihat serviks yang diberi asam
asetat 3-5% secara inspekulo. Pemberian asam asetat ini akan
memengaruhi epitel abnormal dimana terjadi peningkatan
osmilaritas cairan ekstraseluler yang bersifat hipertonik ini
akan menarik cairan dari intraseluler sehingga membrane akan
kolaps dan jarak antar sel akan semakin dekat. Akhirnya
apabila permukaan epitel mendapat sinar, maka sinar tersebut
tidak akan diteruskan ke stroma. tetapi akan dipantulkan keluar
dan permukaan epitel abnormal akan berwarna putih.
Daerah metaplasia yang merupakan daerah peralihan akan
berwarna putih juga setelah pengusapan asam asetat, tetapi
dengan intensitas yang kurang dan cepat menghilang. Hal ini
membedakannya dengan proses pra kanker dimana epitel putih
lebih tajam dan lebih lama menghilang karena asam asetat
berpenetrasi lebih dalam sehingga terjadi koagulasi protein
yang lebih banyak. Bila makin putih dan makin jelas, maka
makin tinggi derajat kelainan histologiknya. Demikian pula
makin tajam batasnya, makin tinggi derajat jaringannya.
Dibutuhkan satu sampai dua menit untuk dapat melihat
perubahan pada epitel. Serviks yang diberi asam asetat 5%
akan merespons lebih cepat. daripada larutan 3%. Efek akan
menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian
asam asetat akan didapat gambaran hasil gambaran serviks
yang normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia).
Luka yang tampak sebelum aplikasi asam asetat bukan
merupakan epitel putih namun dikatakan suatu leukoplasia.
Siapa yang harus menjalani tes IVA, adalah:
 Menjalani tes kanker atau pra-kanker dianjurkan bagi
semua perempuan berusia 30 50 tahun. Kanker leher
rahim menempati angka tertinggi di antara perempuan
berusia 40 dan 50 tahun, sehingga tes harus dilakukan
pada usia dimana lesi pra-kanker lebih mungkin
terdeteksi, biasanya 10 sampai 20 tahun lebih awal.
 Sejumlah faktor risiko yang berhubungan dengan
perkembangan kanker leher rahim dan mungkin
prekusornya. Faktor-faktor risiko di antaranya sebagai
berikut: usia muda saat pertama kali melakukan
hubungan seksual (usia <20 tahun); memiliki banyak
pasangan seksual; riwayat pernah mengalami IMS,
seperti klamidia, gonorrhea, dan khususnya HIV/AIDS;
ibu atau saudara perempuan yang memiliki kanker leher
rahim; hasil pap sebelumnya yang tak normal dan
merokok

G. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks meliputi
pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien
dan mengurangi kecemasan serta ketakutan klien. Perawat mendukung
kemampuan klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan
dan mencegah komplikasi (Reeder, 2013).

Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana klien dan pasangannya


memandang kemampuan reproduksi wanita dan memaknai setiap hal yang
berhubungan dengan kemampuan reproduksinya. Apabila terdiagnosis
kanker, banyak wanita merasa hidupnya lebih terancam. Perasaan ini jauh
lebih penting dibandingkan kehilangan kemampuan reproduksi. Intervensi
keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien
mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis,
memperjelas nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber
daya keluarga dan komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk
menghadapi masalah
H. Penatalaksanaan Medis
a) Stadium 0 (Carsinoma in Situ)
Pilihan metode pengobatan kanker serviks untuk stadium 0
antara lain:
1) Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP) yaitu presedur
eksisi dengan menggunakan arus listrik bertegangan rendah untuk
menghilangkan jaringan abnormal serviks,
2) Pembedahan Laser,
3) Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung selaput
lendir serviks dan epitel serta kelenjarnya,
4) Cryosurgery yaitu penggunaan suhu ekstrem (sangat dingin) untuk
menghancurkan sel abnormal atau mengalami kelainan,
5) Total histerektomi ( untuk wanita yang tidak bisa atau tidak
menginginkan anak lagi),
6) Radiasi internal (untuk wanita yang tidak bisa dengan
pembedahan).

b) Stadium I A
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IA meliputi:
1) Total histerektomi dengan atau tanpa bilateral
salpingoophorectomy,
2) Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung selaput
lendir serviks dan epitel serta kelenjarnya,
3) Histerektomi radikal yang dimodifikasi dan penghilangan
kelenjar getah bening,
4) Terapi radiasi internal.

c) Stadium I B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IB meliputi:
1) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal,
2) Radikal histerektomi dan dan pengangkatan kelenjar getah
bening,
3) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening
diikuti terapi radiasi dan kemoterapi,
4) Terapi radiasi dan kemoterapi.
d) Stadium II
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II meliputi:
1) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal serta kemoterapi,
2) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening
3) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening
diikuti terapi radiasi dan kemoterapi,

e) Stadium II B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II B meliputi terapi
radiasi internal dan eksternal yang diikuti dengan kemoterapi.

f) Stadium III
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium III meliputi terapi
radiasi internal dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.

g) Stadium IV A
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IV A meliputi terapi
radiasi internal dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.

h) Stadium IV B

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IVB meliputi:

1) Terapi radiasi sebagai terapi paliatif untuk mengatasi


gejalagejala yang disebabkan oleh kanker dan untuk
meningkatkan kualitas hidup
2) Kemoterapi,
3) Tindakan klinis dengan obat-obatan anti kanker baru atau obat
kombinasi.
KESIMPULAN

Kanker serviks umumnya disebabkan karena infeksi virus HPV.


Perjalanan penyakit kanker servik sebagian besar telah diketahui, diawali
dengan perubahan sel pada tahap prakanker dan kemudian berlanjut
berkembang menjadi kanker. Deteksi dini dengan pemeriksaan pap smear
merupakan usaha menemukan kelainan sel servik pada tahap yang dini
( prakanker ), sehingga pengobatan akar, memberi hasil yang memuaskan
dan upaya ini merupakan upaya mencegah terjadinya kanker serviks.

Beberapa modal pengobatan yang dapat dilakukan pada tahap


prakanker, kesemuanya memberi hasil yang memuaskan. Dua model
pengobatan kanker servik yaitu pembedahan dan radiasi. Pembedahan
hanya dimungkinkan pada kanker servik stadium awal, sedangkan radiasi
dapat diberikan pada kanker servik stadium awal ataupun lanjut. Hasil
pengobatan semakin baik bila stadium kanker yamg diobati semakin awal.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. (2020). Perilaku Pencegahan Kanker Serviks. Jawa Barat: CV.


MEDIA SAINS INDONESIA.

Andrijono. (2005). KANKER GINEKOLOGI. Jakarta: Devisi Onkologi.

Darmawati. (-). KANKER SERVIKS WANITA USIA SUBUR . IDEA


NURSING JURNAL, 14.

Nurwijaya, H., & Andrijono. (2010). Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Rasijidi, I. (n.d.). PANDUAN PENATALAKSANAAN KANKER GINEKOLOGI .

Rasjidi, I. (2007). PANDUAN PENATALAKSANAAN KANKER GINEKOLOGI.


Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Reeder, D. (2013). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga,


Edisi 18 Volume 1. Jakarta: EGC.

http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/kenali-gejala-kanker-serviks-sejak-
dini

Anda mungkin juga menyukai