Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN MIOMATERI PADA

KLIEN Tn. “A” DI RUANG PERAWATAN MAWAR


RSUD LASINRANG PINRANG
TAHUN 2021

DOSEN PEMBIMBING
Mariam Lina Palloan,S Kep.,Ns

Disusun Oleh :
HASLINDA (201911003)

PPROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN STIKES NUSANTARA LASINRANG


KABUPATEN PINRANG
2021
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian Mioma Uteri


Definisi Mioma Uteri menurut beberapa ahli antara lain:
a. Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang berasal
dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri,
leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak
yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah
produktif (menopouse).
b. Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi kerusakan
reproduksi dapat berdampak karena mioma uteri pada usia produktif berupa
infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur dan malpresentasi (Aspiani,
2017).
Berdasarkan pendapat menurut ahli diatas kami dapat menyimpulkan
bahwa.Miomauteri merupakan suatu penyakit tumor jinak berbatas tegas yang berasal
dari otot polos yang jarang ditemukan pada wanita usia produktif atau kerusakan
reproduksi dapat menyebabkan miomauteri

B. Etiologi
Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri.
a. Umur
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar 40%-50%
pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarche
(sebelum mendapatkan haid).
b. Hormon Endogen (endogenous hormonal)
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada jaringan
miometrium normal.
1. Riwayat keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan penderita
mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma
dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.
2. Makanan
Makanan di laporkan bahwah daging sapi, daging setengah matang (red meat),
dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau
menurunkan insiden menurunkan mioma uteri.
3. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar estrogen
dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini
mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada pertumbuhan
mioma mungkin berhubungan dengan respon dan faktor pertumbuhan lain.
Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, dan faktor
pertumbuhan epidermal.
4. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan dengan
wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1 (satu) kali atau 2 (2) kali
Faktor terbentuknya tomor:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terjadinya reflikasi pada saat sel-sel yang mati
diganti oleh sel yang baru merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari
orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini. Jika
seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta semua anak gandisnya
akan mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami kesalahan genetik
harus mengalami kerusakan terlebih dahulu sebelum berubah menjadi sel kanker.
Secara internal, tidak dapat dicegah namun faktor eksternal dapat dicegah. Menurut
WHO, 10% – 15% kanker, disebabkan oleh faktor internal dan 85%, disebabkan
oleh faktor eksternal (Apiani, 2017).
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat merusak sel adalah virus, polusi udara, makanan,
radiasi dan berasala dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditam,bahkan pada
makanan, ataupun bahan makanan yang bersal dari polusi. Bahan kimia yang
ditambahkan dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan cara
memasak juga dapat mengubah makanan menjadi senyawa kimia yang berbahaya.
Kuman yang hidup dalam makanan juga dapat menyebarkan racun, misalnya
aflatoksin pada kacang-kacangan, sangat erat hubungannya dengan kanker hati.
Makin sering tubuh terserang virus makin besar kemungkinan sel normal menjadi
sel kanker. Proses detoksifikasi yang dilakukan oleh tubuh, dalam prosesnya sering
menghasilkan senyawa yang lebih berbahaya bagi tubuh,yaitu senyawa yang
bersifat radikal atau korsinogenik. Zat korsinogenik dapat menyebabkan kerusakan
pada sel.

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor pada mioma, disamping


faktor predisposisi genetik.
a. Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Sering kali, pertumbuhan tumor yang
cepat selama kehamilan terjadi dan dilakukan terapi estrogen eksogen. Mioma
uteri akan mengecil pada saat menopouse dan oleh pengangkatan ovarium.
Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita
dengan sterilitas. Enzim hidrxydesidrogenase mengungbah estradiol (sebuah
estrogen kuat) menjadi estrogen (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang
pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang
lebih banyak dari pada miometrium normal.
b. Progesteron
Progesteron merupakan antogonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat
pertumbuhan tumor dengan dua cara, yaitu mengaktifkan hidroxydesidrogenase
dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.
c. Hormon pertumbuhan (growth hormone)
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang
mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa, yaitu HPL, terlihat pada
periode ini dan memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leimioma
selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan
estrogen.
C. Anatomi Fisiolgi Miomuteri

Anatomi organ reproduksi wanita


Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas organ eksterna dan interna. Organ
interna yang terletak didalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan ginetal
eksterna yang terletak di perineum.
Organ reproduksi wanita terdiri dari 2 bagian yaitu organ ektremitas dan organ interna:
1. Organ Eksterna
a. Mons veneris / mons pubis
Adalah bantalan berisi lemak subkutan bulat yang lunak dan padat yang terletak
dipermukaan anterior simphisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar.
Sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
b. Labiya mayora
Merupakan dua buah lipatan bulat dengan jaringan lunak yang ditutupi kulit dari
rectum. Panjang labia mayora 7 -8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing
padaujung bawah. Labia mayora melindungi memanjang ke bawah dan ke
belakang dari mons pubis sampai sekitar satu inci labia minora, meatus urinalius,
dan introitus vagina (muara vagina)
c. Labia minora
Labia minora terletak diantara dua labia minora, merupakan lipatan kulit yang
panjang,sempit dan tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari bawah
klitoris dan menyatu dengan fourchette,sementara bagian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan
mukosa vagina : merah muda dan basah. Pembuluh darah yang sangat banyak
membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan labia minora
membengkak.
d. Klitoris
Adalah jaringan yang homolog dengan penis, bentuknya kecil, silinder, erektik
dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini menonjol ke bawah diantara
ujung labia minora. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan
ketegangan seksual.
e. Vulva
Bentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka kebelakang dan dibatasi
dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh ke dua bibir kecil, dan dibelakang oleh
perineum; embriologiksesuai dengan sinus urogenitalis. Di vulva 1-1,5 cm
dibawah klitoris ditemukan orifisium uretra ekstrenum (lubang kemih) berbentuk
membujur 4-5 mm dan tidak jarang sukar ditemukan oleh karena tertutup oleh
lipatan –lipatan selaput vagina.
f. Vestibulum
Merupakan daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak diantara
labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar
parauretra, vagian, dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan
agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia (deodoran semprot, garam –
garaman, busa sabun), panas, dan fiksi (celana jins yang ketat).
g. Perineum
Merupakan daerah muskulus yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.
Perineum membentuk dasar badan perineum. Penggunaan istilah vulvadan
perineumkadang –kadang tertukar, tatapi secara tidak tepat.
h. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
permukaan ujung bawah labia mayora dan labia minora digaris tengah dibawah
orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak diantara
fourchettedan himen.
D. Manifestasi Klinik
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa –apa dan tidak sadar
bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus.
Faktor –factor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi :
1. Besarnya mioma uteri
2. Lokalisasi mioma uteri
3. Perubahan –perubahan pada mioma uteriGejala klinik terjadi pada sekitar 35 % -50 %
dari pasien yang terkena. Adanya gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri :
a) Perdarahan abnormal, merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30%).
Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa : menoragi, metroragi, dan
hipermenorrhea. Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan
abnormal ini dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya area permukaan dari
endomertium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distorsi dan
kongesti dari pembuluh darah disekitarnya dan ulserasi dari lapisan endometrium.
1. Penekanan rahim membesar :
a. Terasa berat di abdomen bagian bawah
b. Gejala traktus urinarius : urine frekuensi, retensi urine, obstruksi ureter dan
hidronefrosis.
c. Gejala intertinal : konstipasi dan obstruksi intestinal.
d. Terasa nyeri karena tertekannya saraf.
2. Nyeri dapat disebabkan oleh :
a. Penekanan saraf.
b. Torsi bertangkai
c. Submukosa mioma terlahir
d. Infeksi pada mioma
3. Infertilitasi, akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi dicornu.
Perdarahan kontinyu pada pasien dengan mioma submukosa dapat menghilang
implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan kelahiran premature pada pasien
dengan mioma intramural dan submukosa.
4. Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema
ekstremitas bawah, hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia.
5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling memepengaruhi :
a. Kehamilan dapat mempengaruhi keguguran
b. Persalinan prematurnitas.
c. Gangguan proses persalinan.
d. Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infentiritas
e. Pada skala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan pendarahan.
Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran. Pengaruh
kehamilan dan persalinan pada mioma uteri :
1. Cepat bertambah besar, mungkin karena pengaruh hormon estrogen yang meningkat
dalam kehamilan.
2. Degenerasi merah dan degenerasi karnosa : tumor menjadi lebih lunak, berubah
bentuk, dan warna merah. Bisa terjadi gangguan sirkulasi sehingga terjadi
pendarahan.
3. Mioma subserosa yang bertangkai oleh desakan uterus yang membesar atau setelah
bayi lahir, terjadi torsi (terpelintir) pada tangkainya, torsi menyebabkan gangguan
sirkulasi dan nekrosis pada tumor. Wanita hamil merasa nyeri yang hebat pada perut
(abdomen akut).
4. Kehamilan dapat mengalami keguguran.
5. Persalinan prematuritas.
6. Gangguan proses persalinan.
7. Tertutupnya saluran indung telur sehingga menimbulkan infertilitas.
8. Pada skala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan.
9. Mioma yang lokasinya dibelakang dapat terdesak ke dalam kavum douglasi dan
terjadi inkaserasi.
Pegaruh mioma pada kehamilan dan persalinan :
1. Subfertil (agak mandul) fertile (mandul) dan kadang –kadang punya anak
satu.Terutama pada mioma uteri submucosa.
2. Sering terjadi abortus. Akibat adanya distorsi rongga uterus.
3. Terjadi kelainan letak janin dan rahim, terutama pada mioma yang besar dan letak
subserusa.
4. Distosia tumor yang menghalangi jalan lahir, terutama pada mioma yang letaknya
diservik.
5. Inersia uteri terutama pada kala I dan kala II.
6. Atonia uteri terutama paksa persalinan : perdarahan banyak, terutama pada mioma
yang letaknya di dalam dinding rahim.
7. Kelainan letak plasenta.
8. Plasenta sukar lepas (retensio plasenta), terutama pada mioma yang submukosa
dengan intramural. (Price, Sylivia A, 2005)Penanganan berdasarkan pada
kemungkinan adanya keganasan, kemungkinan torsi dan abdomen akut dan
kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetric, maka :
a) Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa harus
dikeluarkan.
b) Waktu yang tepat untuk operasi adalah kehamilan 16 –20 minggu.
c) Operasi yang dilakukan pada umur kehamilan dibawah 20 minggu harus diberikan
substitusi progesteron :
a. Beberapa sebelum operasi.
b. Beberapa hari setelah operasi, sebab ditakutkan korpus luteum terangkat
bersama tumor yang dapat menyebabkan abortus.
d) operasi darurat apabila terjadi torsi dan abdomen akut.Bila tumor agak besar dan
lokasinya agak bawah akan menghalangi persalinan, penanganan yang dilakukan :
a. Bila reposisi, kalau perlu dalam narkosa.
b. Bila tidak bisa persalinan diselesaikan dengan section cesaria dan jangan lupa
c. tumor sekaligus diangkat. (Achadiat, 2004)

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan secara
konservatif dan penanganan secara operatif.

1. Penanganan konservatif sebagai berikut :


a) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
b) Bila anemia , Hb < 8 g% tranfusi PRC.
c) Pemberian zat besi.
d) Pengunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada 1-3 menstruasi setiap
minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan
keadaan hipoestrogenik yang serupa yang ditemukan pada periode
postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi
dalam 12 minggu. Tetapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum
pembedahan, karena memberikan beberapa keuntungan : mengurangi kebutuhan
akan tranfusi darah. Namun obat ini menimbulkan kehilangan masa tulang
meningkat dan osteoporosis pada wanita tersebut. (Mansyoer, 2001)
2. Penanganan operatif, bila :
a) Ukuran tumor lebih basar dari ukuran uterus 12 -14 minggu
b) Pertumbuhan tumor cepat
c) Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
d) Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.
e) Hipermenorea pada mioma submukosa.
f) Penekanan pada organ sekitarnya.
g) Jenis operasi yang dilakukan dapat berubah :

a. Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita interfil atau yang masih menginginkan anak atau
mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman,
efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan
bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus,
juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor
dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila
miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan
endometrium, kehamilan berikutnya dengan seksio sesarea.Kriteria pre operasi
menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) adalah
sebagai berikut :
1) Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.
2) Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.
3) Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan
keguguran yang berulang.
b. Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi dan pada penderita yang
memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala.Kriteria ACOG
untuk histerektomiadalah sebagai berikut :
1) Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan
dikeluhkan oleh pasien.
2) Perdarahan uterus berlebihan :
a. Perdarahan yang banyak bergumpal –gumpal atau berulang –ulang selama lebih
dari 8 hari.
b. Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
3) Rasa tidak nyaman dipelvis akibat mioma meliput
a. Nyeri hebat dan akut
b. Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis
c. Penekanan buli –buli dan frekuensi urine yang berulang –ulang dan tidak
disebabkan infeksi saluran kemih.
c. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Apabila wanita sudah dilakukan miomektomi kemungkinan dapat hamil sekitar 30 –
50 %. Dan perlu disadari oleh penderita bahwa setelah dilakukan miomektomi harus
dilanjutkan histerektomi.Lama perawatan :
1) 1 hari pasca diagnosa keperawatan
2) 7 hari pasca histerektomi / miomektomi
Masa pemulihan :
1) 2 minggu pasca diagnosa perawatan
2) 6 minggu pasca histerektomi / miomektomi

Penanganan radioterapi
1) Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
2) Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
3) Bukan jenis submukosa.
4) Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
5) Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause. Maksud
dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan. (Achadiat, 2004)

F. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada penderita mioma uteri adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan sampai terjadi anemia.
2. Torsi tangkai mioma dari :
a.Mioma uteri subserosa.
b. Mioma uteri submukosa.
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
4. Pengaruh timbal balik mioma dan kahamilan.
a. Pengaruh mioma terhadap kehamilan
1) Infertilitas
2) Abortus
3) Persalinan prematuritas dan kelainan letak
4) Inersia uteri
5) Gangguan jalan partum
6) perdarahan post partum.
7) Retensi plasenta.
b. Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri.
1) Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen.
2) Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai.

G. Pengkajian Fokus

Pengkajian
Pegkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian
merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. (Nikmatur,
2009)Kegiatan dalam pengkajian adalah pengumpulan data.
Pengumpulan data adalah kegiatan untuk menghimpun informasi tentang status
kesehatan klien. Status kesehatan klien yang normal maupun yang senjang hendaknya
dapat dikumpulkan, dan hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi kesehatan
klien, baik yang efektif maupun yang bermasalah. (Nikmatur, 2009)Data dasar adalah
seluruh informasi tentang status kesehatan klien.
Data dasar ini meliputi : data umum, data demografi, riwayat kesehatan, pola fungsi
kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Riwayat Kesehatan:
a. Keluhan utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis oprasi adalah rasa nyeri karena terjadi
torehant tarikan, manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah biasanya
berlangsung 24-48jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah :
1. Lokasi nyeri
2. Intensitas nyeri
3. Waktu dan durasi
4. Kwalitas nyeri
b. Riwayat penyakit sekarang(atau masalah kesehatansekarang)
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat keluarga

Pola fungsional kesehatan menurut Gordon :


1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan Menggambarkan persepsi,pemeliharaan dan
penanganan kesehatan.Persepsi terhadap arti kesehatan, dan penatalaksanaan,
kesehatan, maupun menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan.
2. Pola Nurtisi –Metabolik Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan
elektrolit. Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir,
kesulitan menelan,mual/muntah,kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan
kulit, makanan kesukaan.
3. Pola EliminasiMenjelaskan pola fungsi eksresi,kandung kemih dan kulit.Kebiasaan
defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaan
kateter, frekuensi defekasi dan miksi.Karakteristik urin dan feses, pola input cairan,
infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll
4. Pola Latihan-Aktivitas Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan
sirkulasi.Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan
kesehatan berhubungan satu sama lain.Kemampuan klien dalam menata diri apabila
tingkat kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu
orang dan alat 4: tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan otot dan Range Of
Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi,irama dan kedalam nafas,bunyi nafas
riwayat penyakit paru
5. Pola Kognitif Perseptual Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif.Pola persepsi
sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau dan
kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung
kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru
terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,tempat, dan nama (orang, atau
benda yang lain).Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan penanganan
nyeri,kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,pemakaian alat bantu
dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi
pasien, adakah gangguan penglihatan,pendengaran, persepsi sensori
(nyeri),penciuman dll.
6. Pola Istirahat-Tidur Menggambarkan pola tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi
buruk, penggunaan obat, mengeluh letih.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan
persepsi terhadap kemampuan.Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri,
harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka
dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya.
Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-
kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistik.Adanya kecemasan, ketakutan
atau penilaian terhadap diri, dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau
pasive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa tak berdaya, gugup / relaks.
8. Pola Peran dan Hubungan Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran
klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klienPekerjaan,tempat
tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang pasive/agresif teradap orang lain,
masalah keuangan dll.
9. Pola Reproduksi/Seksual Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau
dirasakan dengan seksualitas.Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat
haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex, pemeriksaan genital.
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)Menggambarkan kemampuan untuk
menanngani stress dan penggunaan system pendukung.Penggunaan obat untuk
menangani stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata,metode
koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress.
11. Pola Keyakinan Dan Nilai Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan
termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan
agama yang dipeluk dan konsekuensinya.Agama, kegiatan keagamaan dan
budaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari
bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit.

H. Pemeriksaan Fisik

a) Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.


b) Pemeriksaan ginekologik dengan rahim pemeriksaan bimanual didapatkan tumor
tersebut menyatu dengan rahim atau megisi kavum douglasi.
c) Konsultasi padat, kenyal, permukaan tumor umumnya rata.
d) Pemeriksaan Luar Teraba masa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan
tumor dapat terbatas atau bebas.
e) Pemeriksaan Dalam Tumor teraba yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor
dapat terbatas atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.
I. Pemeriksaan Penunjang

a) USG : Untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan
keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan
ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi
uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak
dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa
jaringan.
b) Dalam sebagian besar kasus, mioma sudah dikenal karena pola gunanya pada
beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus, lebih
lanjut uterus membesar dan berbentuk tidak teratur.
c) Foto BNO/ IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa dirongga pelvis serta
menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
d) Histerografi dan histereskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan
infertilitas.
e) Laporaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
f) Laboratorium, darah lengkap, urine lengkap gula arah, tes fungsi hati, ureum,
kreatinin darah.
g) Tes kehamilan.
h) D/K (Dilatasi dan Kuretase) pada penderita yang disertai perdarahan untuk
menyingkirkan kemungkinan patologi pada rahim (hiperplasia atau adenokarsioma
endometrium).
BAB II
FORMAT PENGKAJIAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

No Reg. ibu : 10 44 15 Nama mahasiswa : HASLINDA


Initial :Ny.A Nim : 201911003
Alamat :Jln.Pepaya
Tgl MRS :27/01/2020
Tgl pengkajian :28/01/2020
Tindakan medis :Pemasangan infus RL,Pemberian Obat Injeksi,Transfusi darah
Masalah utama
1. Keluhan utama : Perut membesar dan nyeri dibagian bawah
P : Klien mengatakan perut membesar 2 bulan lalu, klien mengalami pendarahan kadang-
kadang sedikit dan perut terasa nyeri.
Q : seperti terrtusuk-tusuk
R : Nyeri pada bagian perut bawah
S : Skala nyeri Anda sedang (skala anada 1-4 )
2. Riwayat keluhan utama :
a. Mulai timbulnya : 2 bulan yang lalu
b. Sifat keluhan : Hilang timbul
c. Lokasi keluhan : Perut bagian bawah
d. Faktor pencetus :Infeksi
e. Keluhan lain :Tidak ada
f. Pengaruh keluhan terhadap aktivitas / fungsi tubuh:Tidak dapat beraktifitas saat nyeri
timbul
g. Usaha klien untuk mengatasinya:Tidur dan mengkomsumsi obat anti nyeri
(Asamfenamat,Amoxilin)

Seksualitas
Subjektif :
Usia Menarche : 12 tahun
Siklus Haid : 5-8 hari
Durasi haid : 28-30 hari
o Dismenore : tidak ada
o Polimenore : tidak ada
o Oligomenore : tidak ada
o Menometroragia : tidak ada
o Amenore : tidak ada
o Rabas pervagina : tidak ada
Warna : Merah
Jumlah : sehari 2-3 pembalut
berapa lama : 4-5 hari
Metode kontrasepsi terakhir : tidak ada
Gravida (jumlah) : 3
o Para : G3P0A0
o Aborsi : tidak ada
o Term penuh : Aterm
o Premature : tidak ada
o Melahirkan multiple : tidak ada
Riwayat melahirkan sebelumnya (tahun dan tempat) : pinrang Anak I 1995
Pinrang Anak II 1996
Pinrang Anak III 2000
lama gestasi : 3 jam
Lama persalinan : 8 jam
Jenis melahirkan : Spontan
berat badan : 2,5 kg
Komplikasi maternal/bayi : tidak ada komplikasi
Objektif :
PAP smear terakhir (tanggal dan hasil) : Tidak pernah
Tes serologi (tanggal dan hasil) : Tidak Pernah
Makanan / Cairan
Subjektif :
Masukan oral 4 jam terakhir : Nasi dan lauk pauk
o Mual / muntah :tidak
o Hilang nafsu makan:tidak
o Masalah mengunyah:tidak ada
o Sakit kepala:tidak
Pola makan : Teratur
Frekuensi makan : 2x/hari porsi
Konsumsi cairan : Air putih

Objektif :
Berat badan saat ini : 60
Tinggi badan : 160
Turgor kulit : Lembab
Membrane mukosa mulut :Lembab
o Edema (lokasi dan derajat) : ekstermitas bawah
o Bau mulut, kondisi gigi/gusi : gigi bersih
Kebutuhan cairan :
Bising usus : 8x/menit
Pemeriksaan Hb/Ht (tanggal dan hasil) : tgl 19/01/2017 hb 8,7 gr% Ht 27,3

Eliminasi
Subjektif :
Frekuensi defekasi : 1kali/hari
o Penggunaan laksatif, karakter feses : kadang lembek kadang cair
Waktu defekasi terakhir : Warna facess hitam
o Perdarahan
o Hemoroid
o Diare
o Konstipasi
Frekuensi berkemih : BAK 5-6 hari
o Inkontinensia
o Urgensi
o Retensi
Karakter urin : Kuning pekat
Objektif
o Karakter Bising usus :
Urine output/24 jam :
Warna : hitam
konsistensi feses :kadang lembek kadang cair
warna feses:hitam
o Hemoroid :tidak ada
Palpasi kandung kemih :
o Teraba
o Tidak teraba
o Berkemih berlebihan
Laporan urinalis (tanggal)
o Albuminuria
o Glikosuria
o Darah samar
o Darah samar feses
o Nyeri/rasa terbakar/kesulitan
o Riwayat penyakit ginjal
o Penyakit kandung kemih
o Penggunaan diuretik

Aktivitas/Istirahat
Subjektif :
Pekerjaan : Guru SMP
Hobby : Menulis
Aktifitas yang dilakukan semenjak sakit : kurang melakukan aktivitas
Tidur malam (jam) : 22.00 WIB
o Insomnia : tidak ada
Objektif :
Kardiovaskuler (x/menit) : -
Pernafasan :20x/menit
Status neurologi : CM
o CM
o Letargi
o Stupor
o Semikoma
o Koma
GCS : E4 M5 V6
Pengkajian neuromuskuler : muscle stretch refleks (biseps, triseps, brachioradialis, patella,
achiles) :
o Tremor : tidak ada
o Deformitas : tidak ada
Rentang pergerakan sendi ( ROM) :

Derajat kekuetan otot : 5 5


Warna Kuku :tidak cianosis
tekstur : keras
Membran mukosa : konjungtiva : tidak tampa anemis
Skelera : tampak putih

Hygiene
Subjektif :
Kebersihan rambut : bersih tdk ada ketombe
kebersihan badan : bersih
kebersihan mulut/gigi : bersih
kebersihan kuku tangan dan kaki : bersih

Objektif :
Cara berpakaian : Rapi
o Rapi
o Kurang rapi
o Bau badan : Tidak ada
o Kondisi kulit kepala : Tidak ada ketomber ,rmbut pendek
o Ada kuku : Kuku tangan panjang

Sirkulasi
Subjektif :
Riwayat :
o Peningkatan TD : tidak ada
o Masalah jantung : tidak ada
o Demam reumatik : tidak ada
o Edema tungkai : pitting edema >detik
o Flebitis : tidak ada
o Penyembuhan lambat : pada luka post abdomen
o Kesemutan : tidak ada
Objektif :
TD : frekuensi nadi perifer : 100/50
frekuensi nafas : 18/menit
distensi vena jugularis : tidak ada
Bunyi jantung : Frekuensi : 80kali/menit
Irama : Teratur
o Teratur
o Tidak teratur
Kualitas : Kuat
o Kuat
o Lemah
o Rub/murmur
Ekstremitas : Oedema
Suhu : Hangat
o Hangat
o Acral dingin
o Pengisian kapiler : < 3 detik / > 3 detik
o Varises

Nyeri/Ketidaknyamanan
Subjektif :
Lokasi : Pada bagian bawah
intensitas : (0 – 10 pada 10 paling berat) : 7
Frekuensi: hilang timbul
Kualitas : nyut-nyut
Durasi:terus menerus 10-30 menit
Faktor pencetus: Luka post operasi di perut
Bagaimana hilangnya : Berkurang apabila minum obat, dibawa diam untuk tidur
faktor yang berhubungan : Nyeri bd agen injury biologis
Objektif :
o Wajah meringis
o Melindungi area yang sakit : Memegang Daerah Perut
o Fokus menyempit : Fokus pada nyeri

Pernapasan :
Subjektif
o Dispnea : Tidak ada masalah
o Batuk / sputum :Tidak ada masalah
o Riwayat bronchitis :Tidak ada masalah
o Asma :Tidak ada masalah
o Tuberkulosis :Tidak ada masalah
o Emfisiema :Tidak ada masalah
o Pneumonia berulang : Tidak ada masalah
o Perokok Pak/hari : -
o Penggunaan alat bantu pernapasan Oksigen (L/menit : -)
Objektif
Frekuensi : 18 kli/menit
Irama pernapasan
o Eupnea : Normal
o Takipnea : Normal
o Bradipnea : Normal
o Apnea : Normal
o Hiperventilasi : Normal
o Cheyne – stokes : Normal
o Kusmaul : Normal
o Biot’s bunyi : Normal
Bunyi napas : Vestikuler
o Vesikuler
o Bronkovesikuler
o Bronkeal
o Trakeal
Karakteristik sputum : tidak ada
Hasil sinar X dada : tidak ada

Interaksi Sosial
Subjektif
Status kehamilan : Tidak hamil
lama pernikahan : 23 tahun
Tinggal serumah dengan: suami dan anak
Rencana untuk periode intra / pascanatal : tidak ada
Objektif
Komunikasi verbal/nonverbal dengan orang terdekat/keluarga : Lancar dan komunikatif

Integritas Ego :
Subjektif
Perencanaan kehamilan : Tidak
o Ya
o Tidak
Perasaan klien / ayah tentang kehamilan : -
Status hubungan : Menikah
Masalah keungan :
o Ada
o Tidak
Cara mengatasi stress : Berdoa
Agama ibu / ayah : Islam
Muncul perasaan : Putus asa
o Tidak berdaya
o Putus asa
o Tidak mampu
Objektif
Status emosional (cemas, apatis, dll) : Cemas
Respon fisiologis yang teramati : Murung depresi

Neurosensori :
Subjekti :
o Pingsan / pusing : Tidak ada
o Saki kepala frekuensi : Tidak ada
o Kesemutan / kebas / kelemahan (lokasi) : Tidak ada
o Kejang cara pengontrolan : Tidak ada
Objektif :
Status mental (orientasi tempat, waktu, orang) : Baik
o Kacamata : Tidak
o Alat bantu dengar : Tidak
o Gangguang penciuman : Tidak
o Gangguan komunikasi : Tidak

Keamanan :
Subjektif :
Alergi/sensivitas : Tidak ada
Reaksi :
o Tipe I
o Tipe II
o Tipe III
o Tipe IV
Riwayat PHS (tanggal/jenis):
o Transfusi darah Jumlah : 4 kali
o Kapan : tgl 17/01/2017 2 kolf prc
o Reaksi penyakit masa kanak – kanak : Tidak ada
Riwayat imunisasi : Pasien tidak ingat
Infeksi virus terakhir : Tidak ada
Binatang peliharaan di rumah : Tidak ada
Masalah obstetric sebelumnya : Anemia
o HKK
o Ginjal
o Hemoragi
o Jantung
o Diabetes
o Infeksi/ISK
o ABO/sensivitas Rh
o Bedah uterus
o Anemia
Jarak waktu kehamilan terakhir : 17 tahun
o Riwayat kecelakaan
o Fraktur/dislokasi
o Arthritis
o Masalah punggung
o Pembesaran kelenjar
o Gangguan penglihatan
o Gangguan pendengaran
o Prostese
Objektif
Suhu (0 C) :
o Diaforesis
Integritas kulit :
o Jaringan parut
o Ruam
o Ekimosis
o Kulit/lesi vagina.
Cara berjalan :
o Parestesia/paralisis

Penyuluhan/Pembelajaran
Subjektif
Bahasa dominan : Bahasa indonesia
Pendidikan terakhir : sarjana pendidikan
Suami : pendidikan terakhir : Smk sederajat
Pekerjaan : Petani
Faktor penyakit dari keluarga (uraikan) : -
Harapan akan penyakit ; Semoga Cepat sehat kembali

Pertimbangan Rencana Pulang (bila dirawat di rumah sakit)


Tanggal informasi diambil : 28/02/2020
Pertimbangan Rencana pulang (Bila dirawat di rumah sakit).
Tanggal perkiraan pulang : 01/03/2020
Ketersediaan sumber kesehatan terdekat : -

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TGL DITEMUKAN TGL TERATASI


1. Nyeri b/d trauma pembedahan 02/01/2020 02/03/2020
2. Intoleransi aktivitas b/d nyeri 02/01/2020 02/03/2020
INTERVENSI

Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Rasional
HYD Intervensi
1 Nyeri b/d trauma Setelah dilakukan 1. Observasi adanya 1. Memudahkan
pembedahan ditandai tindakan asuhan
nyeri dan tingkat nyeri tindakan keperawatan
keperawatan selama
dengan 1x24 jam pasien 2. Berikan informasi dan 2. Meningkatkan
DS: dengan Nyeri b/d
petunjuk antisipasi pemecahan
trauma pembedahan
1. Klien mengatakan
diharapkan memenuhi mengenai penyebab masalah,membantu
nyeri pada daerah kriteria sebagai berikut
ketidaknyamanan dan mengurangi nyeri
:
bekas operasi
1. Nyeri intervensi yang tepat berkenaan dengan
2. Klien mengatakan berkurang
ansietas
2. Ekspresi wajah
nyeri saat bergerak
tidak meringis
DO:
3. Kaji TTV 3. Sebagai pedoman
1. Ekspresi wajah klien
untuk tindakan
tampak meringis
4. Ubah posisi selanjutnya
2. Nyeri tekan pada
klien.Anjurkan 4. Merelaksasikan otot,
daerah bekas operasi
penggunaan teknik dan mengalihkan
3. Nampak verband pada
pernafasan dan perhatian dari sensasi
daerah abdomen 20 cm
relaksasi nyeri
4. Skala nyeri sedang (4-
6).
5. Analgesia dikontrol
2. pasin memberikan
5. Berikan analgesi penghilang nyeri
Intoleransi aktivitas b/d 1. Kaji tingkat intileransi cepat
nyeri ditandai dengan: Setelah dilakukan aktivitas klien 1. Untuk mengetahui
DS:
tindakan asuhan
keperawatan selama tingkat kemampuan
1. Klien mengatakan 1x24 jam pasien 2. Batu dalam aktivitas klien
nyeri saat bergerak dengan Intoleransi
aktivitas b/d nyeri perawatan diri sesuai 2. Menghemat energi
2. Klien mengatakan diharapkan memenuhi keperluan pasien dan mencegah
kebutuhan ADL kriteria sebagai berikut
: 3. Libatkan keluarga kelelahan
dibantu oleh keluarga 1. Klien dapat dalam memenuhi 3. Agar keluarga dapat
DO: beraktivitas
sehari-hari kebutuhan sehari-hari membantu dalam
1. Klien nampak lemah
4. Dekatkan alat-alat kebutuhan sehari-hari
2. Klien nampak takut
kebutuhan klien 4. Membantu dan
bergerak
memudahkan dalam
3. Nampak aktivitas klien
memenuhi kebutuhan
dibantu oleh 5. Biarkan klien untuk klien
keluarganya menggunakan lengan 5. Peningkatan sirkulasi
untuk kebersihan diri membantu
(makan,menyisir) meminimalkan
6. Berikan HE tentang oedema
cara mobilisasi yang
baik 6. Untuk mengurangu
bahaya imobilisus
BAB III
PENUTUP
A. Saran
Harap tetap perhatikan kesehatan tubuh dan perhatikan makanan atau minuman yang
akan dikonsumsi apakah baik tubuh, dan hindari makan dan minum secara berlebih
tetap sesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

B. Kesimpulan
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat
fibrous serta sering ditemukan pada traktus genitalia wanita terutama di lapisan
miometrium
DAFTAR PUSTAKA
Putri & Wijaya. S.A. 2013. KMB I Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan dewasa).
Yogyakarta : Nuha Medika
Rais. 2015. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah “Vesikolitiasis” Pada Tn. A di Ruang
Asoka BLUD RSU Bahteramas Provinsi sulawesi Tenggara 2015. Kendari. Avicenna
Suharyanto & Madjid. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System
Perkemihan. Jakarta : Transinfo Media.
Wijayaningsi. S. K. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media
Willkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil / NOC. Alih bahasa : Esty Wahyuningsih, editor edisi bahasa
Indonesia: Dwi Widiarti

Anda mungkin juga menyukai