DOSEN PEMBIMBING
Mariam Lina Palloan,S Kep.,Ns
Disusun Oleh :
HASLINDA (201911003)
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Etiologi
Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri.
a. Umur
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar 40%-50%
pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarche
(sebelum mendapatkan haid).
b. Hormon Endogen (endogenous hormonal)
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada jaringan
miometrium normal.
1. Riwayat keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan penderita
mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma
dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.
2. Makanan
Makanan di laporkan bahwah daging sapi, daging setengah matang (red meat),
dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau
menurunkan insiden menurunkan mioma uteri.
3. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar estrogen
dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini
mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada pertumbuhan
mioma mungkin berhubungan dengan respon dan faktor pertumbuhan lain.
Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, dan faktor
pertumbuhan epidermal.
4. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan dengan
wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1 (satu) kali atau 2 (2) kali
Faktor terbentuknya tomor:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terjadinya reflikasi pada saat sel-sel yang mati
diganti oleh sel yang baru merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari
orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini. Jika
seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta semua anak gandisnya
akan mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami kesalahan genetik
harus mengalami kerusakan terlebih dahulu sebelum berubah menjadi sel kanker.
Secara internal, tidak dapat dicegah namun faktor eksternal dapat dicegah. Menurut
WHO, 10% – 15% kanker, disebabkan oleh faktor internal dan 85%, disebabkan
oleh faktor eksternal (Apiani, 2017).
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat merusak sel adalah virus, polusi udara, makanan,
radiasi dan berasala dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditam,bahkan pada
makanan, ataupun bahan makanan yang bersal dari polusi. Bahan kimia yang
ditambahkan dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan cara
memasak juga dapat mengubah makanan menjadi senyawa kimia yang berbahaya.
Kuman yang hidup dalam makanan juga dapat menyebarkan racun, misalnya
aflatoksin pada kacang-kacangan, sangat erat hubungannya dengan kanker hati.
Makin sering tubuh terserang virus makin besar kemungkinan sel normal menjadi
sel kanker. Proses detoksifikasi yang dilakukan oleh tubuh, dalam prosesnya sering
menghasilkan senyawa yang lebih berbahaya bagi tubuh,yaitu senyawa yang
bersifat radikal atau korsinogenik. Zat korsinogenik dapat menyebabkan kerusakan
pada sel.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan secara
konservatif dan penanganan secara operatif.
a. Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita interfil atau yang masih menginginkan anak atau
mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman,
efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan
bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus,
juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor
dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila
miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan
endometrium, kehamilan berikutnya dengan seksio sesarea.Kriteria pre operasi
menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) adalah
sebagai berikut :
1) Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.
2) Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.
3) Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan
keguguran yang berulang.
b. Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi dan pada penderita yang
memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala.Kriteria ACOG
untuk histerektomiadalah sebagai berikut :
1) Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan
dikeluhkan oleh pasien.
2) Perdarahan uterus berlebihan :
a. Perdarahan yang banyak bergumpal –gumpal atau berulang –ulang selama lebih
dari 8 hari.
b. Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
3) Rasa tidak nyaman dipelvis akibat mioma meliput
a. Nyeri hebat dan akut
b. Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis
c. Penekanan buli –buli dan frekuensi urine yang berulang –ulang dan tidak
disebabkan infeksi saluran kemih.
c. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Apabila wanita sudah dilakukan miomektomi kemungkinan dapat hamil sekitar 30 –
50 %. Dan perlu disadari oleh penderita bahwa setelah dilakukan miomektomi harus
dilanjutkan histerektomi.Lama perawatan :
1) 1 hari pasca diagnosa keperawatan
2) 7 hari pasca histerektomi / miomektomi
Masa pemulihan :
1) 2 minggu pasca diagnosa perawatan
2) 6 minggu pasca histerektomi / miomektomi
Penanganan radioterapi
1) Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
2) Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
3) Bukan jenis submukosa.
4) Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
5) Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause. Maksud
dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan. (Achadiat, 2004)
F. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita mioma uteri adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan sampai terjadi anemia.
2. Torsi tangkai mioma dari :
a.Mioma uteri subserosa.
b. Mioma uteri submukosa.
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
4. Pengaruh timbal balik mioma dan kahamilan.
a. Pengaruh mioma terhadap kehamilan
1) Infertilitas
2) Abortus
3) Persalinan prematuritas dan kelainan letak
4) Inersia uteri
5) Gangguan jalan partum
6) perdarahan post partum.
7) Retensi plasenta.
b. Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri.
1) Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen.
2) Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai.
G. Pengkajian Fokus
Pengkajian
Pegkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian
merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. (Nikmatur,
2009)Kegiatan dalam pengkajian adalah pengumpulan data.
Pengumpulan data adalah kegiatan untuk menghimpun informasi tentang status
kesehatan klien. Status kesehatan klien yang normal maupun yang senjang hendaknya
dapat dikumpulkan, dan hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi kesehatan
klien, baik yang efektif maupun yang bermasalah. (Nikmatur, 2009)Data dasar adalah
seluruh informasi tentang status kesehatan klien.
Data dasar ini meliputi : data umum, data demografi, riwayat kesehatan, pola fungsi
kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Riwayat Kesehatan:
a. Keluhan utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis oprasi adalah rasa nyeri karena terjadi
torehant tarikan, manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah biasanya
berlangsung 24-48jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah :
1. Lokasi nyeri
2. Intensitas nyeri
3. Waktu dan durasi
4. Kwalitas nyeri
b. Riwayat penyakit sekarang(atau masalah kesehatansekarang)
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat keluarga
H. Pemeriksaan Fisik
a) USG : Untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan
keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan
ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi
uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak
dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa
jaringan.
b) Dalam sebagian besar kasus, mioma sudah dikenal karena pola gunanya pada
beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus, lebih
lanjut uterus membesar dan berbentuk tidak teratur.
c) Foto BNO/ IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa dirongga pelvis serta
menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
d) Histerografi dan histereskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan
infertilitas.
e) Laporaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
f) Laboratorium, darah lengkap, urine lengkap gula arah, tes fungsi hati, ureum,
kreatinin darah.
g) Tes kehamilan.
h) D/K (Dilatasi dan Kuretase) pada penderita yang disertai perdarahan untuk
menyingkirkan kemungkinan patologi pada rahim (hiperplasia atau adenokarsioma
endometrium).
BAB II
FORMAT PENGKAJIAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
Seksualitas
Subjektif :
Usia Menarche : 12 tahun
Siklus Haid : 5-8 hari
Durasi haid : 28-30 hari
o Dismenore : tidak ada
o Polimenore : tidak ada
o Oligomenore : tidak ada
o Menometroragia : tidak ada
o Amenore : tidak ada
o Rabas pervagina : tidak ada
Warna : Merah
Jumlah : sehari 2-3 pembalut
berapa lama : 4-5 hari
Metode kontrasepsi terakhir : tidak ada
Gravida (jumlah) : 3
o Para : G3P0A0
o Aborsi : tidak ada
o Term penuh : Aterm
o Premature : tidak ada
o Melahirkan multiple : tidak ada
Riwayat melahirkan sebelumnya (tahun dan tempat) : pinrang Anak I 1995
Pinrang Anak II 1996
Pinrang Anak III 2000
lama gestasi : 3 jam
Lama persalinan : 8 jam
Jenis melahirkan : Spontan
berat badan : 2,5 kg
Komplikasi maternal/bayi : tidak ada komplikasi
Objektif :
PAP smear terakhir (tanggal dan hasil) : Tidak pernah
Tes serologi (tanggal dan hasil) : Tidak Pernah
Makanan / Cairan
Subjektif :
Masukan oral 4 jam terakhir : Nasi dan lauk pauk
o Mual / muntah :tidak
o Hilang nafsu makan:tidak
o Masalah mengunyah:tidak ada
o Sakit kepala:tidak
Pola makan : Teratur
Frekuensi makan : 2x/hari porsi
Konsumsi cairan : Air putih
Objektif :
Berat badan saat ini : 60
Tinggi badan : 160
Turgor kulit : Lembab
Membrane mukosa mulut :Lembab
o Edema (lokasi dan derajat) : ekstermitas bawah
o Bau mulut, kondisi gigi/gusi : gigi bersih
Kebutuhan cairan :
Bising usus : 8x/menit
Pemeriksaan Hb/Ht (tanggal dan hasil) : tgl 19/01/2017 hb 8,7 gr% Ht 27,3
Eliminasi
Subjektif :
Frekuensi defekasi : 1kali/hari
o Penggunaan laksatif, karakter feses : kadang lembek kadang cair
Waktu defekasi terakhir : Warna facess hitam
o Perdarahan
o Hemoroid
o Diare
o Konstipasi
Frekuensi berkemih : BAK 5-6 hari
o Inkontinensia
o Urgensi
o Retensi
Karakter urin : Kuning pekat
Objektif
o Karakter Bising usus :
Urine output/24 jam :
Warna : hitam
konsistensi feses :kadang lembek kadang cair
warna feses:hitam
o Hemoroid :tidak ada
Palpasi kandung kemih :
o Teraba
o Tidak teraba
o Berkemih berlebihan
Laporan urinalis (tanggal)
o Albuminuria
o Glikosuria
o Darah samar
o Darah samar feses
o Nyeri/rasa terbakar/kesulitan
o Riwayat penyakit ginjal
o Penyakit kandung kemih
o Penggunaan diuretik
Aktivitas/Istirahat
Subjektif :
Pekerjaan : Guru SMP
Hobby : Menulis
Aktifitas yang dilakukan semenjak sakit : kurang melakukan aktivitas
Tidur malam (jam) : 22.00 WIB
o Insomnia : tidak ada
Objektif :
Kardiovaskuler (x/menit) : -
Pernafasan :20x/menit
Status neurologi : CM
o CM
o Letargi
o Stupor
o Semikoma
o Koma
GCS : E4 M5 V6
Pengkajian neuromuskuler : muscle stretch refleks (biseps, triseps, brachioradialis, patella,
achiles) :
o Tremor : tidak ada
o Deformitas : tidak ada
Rentang pergerakan sendi ( ROM) :
Hygiene
Subjektif :
Kebersihan rambut : bersih tdk ada ketombe
kebersihan badan : bersih
kebersihan mulut/gigi : bersih
kebersihan kuku tangan dan kaki : bersih
Objektif :
Cara berpakaian : Rapi
o Rapi
o Kurang rapi
o Bau badan : Tidak ada
o Kondisi kulit kepala : Tidak ada ketomber ,rmbut pendek
o Ada kuku : Kuku tangan panjang
Sirkulasi
Subjektif :
Riwayat :
o Peningkatan TD : tidak ada
o Masalah jantung : tidak ada
o Demam reumatik : tidak ada
o Edema tungkai : pitting edema >detik
o Flebitis : tidak ada
o Penyembuhan lambat : pada luka post abdomen
o Kesemutan : tidak ada
Objektif :
TD : frekuensi nadi perifer : 100/50
frekuensi nafas : 18/menit
distensi vena jugularis : tidak ada
Bunyi jantung : Frekuensi : 80kali/menit
Irama : Teratur
o Teratur
o Tidak teratur
Kualitas : Kuat
o Kuat
o Lemah
o Rub/murmur
Ekstremitas : Oedema
Suhu : Hangat
o Hangat
o Acral dingin
o Pengisian kapiler : < 3 detik / > 3 detik
o Varises
Nyeri/Ketidaknyamanan
Subjektif :
Lokasi : Pada bagian bawah
intensitas : (0 – 10 pada 10 paling berat) : 7
Frekuensi: hilang timbul
Kualitas : nyut-nyut
Durasi:terus menerus 10-30 menit
Faktor pencetus: Luka post operasi di perut
Bagaimana hilangnya : Berkurang apabila minum obat, dibawa diam untuk tidur
faktor yang berhubungan : Nyeri bd agen injury biologis
Objektif :
o Wajah meringis
o Melindungi area yang sakit : Memegang Daerah Perut
o Fokus menyempit : Fokus pada nyeri
Pernapasan :
Subjektif
o Dispnea : Tidak ada masalah
o Batuk / sputum :Tidak ada masalah
o Riwayat bronchitis :Tidak ada masalah
o Asma :Tidak ada masalah
o Tuberkulosis :Tidak ada masalah
o Emfisiema :Tidak ada masalah
o Pneumonia berulang : Tidak ada masalah
o Perokok Pak/hari : -
o Penggunaan alat bantu pernapasan Oksigen (L/menit : -)
Objektif
Frekuensi : 18 kli/menit
Irama pernapasan
o Eupnea : Normal
o Takipnea : Normal
o Bradipnea : Normal
o Apnea : Normal
o Hiperventilasi : Normal
o Cheyne – stokes : Normal
o Kusmaul : Normal
o Biot’s bunyi : Normal
Bunyi napas : Vestikuler
o Vesikuler
o Bronkovesikuler
o Bronkeal
o Trakeal
Karakteristik sputum : tidak ada
Hasil sinar X dada : tidak ada
Interaksi Sosial
Subjektif
Status kehamilan : Tidak hamil
lama pernikahan : 23 tahun
Tinggal serumah dengan: suami dan anak
Rencana untuk periode intra / pascanatal : tidak ada
Objektif
Komunikasi verbal/nonverbal dengan orang terdekat/keluarga : Lancar dan komunikatif
Integritas Ego :
Subjektif
Perencanaan kehamilan : Tidak
o Ya
o Tidak
Perasaan klien / ayah tentang kehamilan : -
Status hubungan : Menikah
Masalah keungan :
o Ada
o Tidak
Cara mengatasi stress : Berdoa
Agama ibu / ayah : Islam
Muncul perasaan : Putus asa
o Tidak berdaya
o Putus asa
o Tidak mampu
Objektif
Status emosional (cemas, apatis, dll) : Cemas
Respon fisiologis yang teramati : Murung depresi
Neurosensori :
Subjekti :
o Pingsan / pusing : Tidak ada
o Saki kepala frekuensi : Tidak ada
o Kesemutan / kebas / kelemahan (lokasi) : Tidak ada
o Kejang cara pengontrolan : Tidak ada
Objektif :
Status mental (orientasi tempat, waktu, orang) : Baik
o Kacamata : Tidak
o Alat bantu dengar : Tidak
o Gangguang penciuman : Tidak
o Gangguan komunikasi : Tidak
Keamanan :
Subjektif :
Alergi/sensivitas : Tidak ada
Reaksi :
o Tipe I
o Tipe II
o Tipe III
o Tipe IV
Riwayat PHS (tanggal/jenis):
o Transfusi darah Jumlah : 4 kali
o Kapan : tgl 17/01/2017 2 kolf prc
o Reaksi penyakit masa kanak – kanak : Tidak ada
Riwayat imunisasi : Pasien tidak ingat
Infeksi virus terakhir : Tidak ada
Binatang peliharaan di rumah : Tidak ada
Masalah obstetric sebelumnya : Anemia
o HKK
o Ginjal
o Hemoragi
o Jantung
o Diabetes
o Infeksi/ISK
o ABO/sensivitas Rh
o Bedah uterus
o Anemia
Jarak waktu kehamilan terakhir : 17 tahun
o Riwayat kecelakaan
o Fraktur/dislokasi
o Arthritis
o Masalah punggung
o Pembesaran kelenjar
o Gangguan penglihatan
o Gangguan pendengaran
o Prostese
Objektif
Suhu (0 C) :
o Diaforesis
Integritas kulit :
o Jaringan parut
o Ruam
o Ekimosis
o Kulit/lesi vagina.
Cara berjalan :
o Parestesia/paralisis
Penyuluhan/Pembelajaran
Subjektif
Bahasa dominan : Bahasa indonesia
Pendidikan terakhir : sarjana pendidikan
Suami : pendidikan terakhir : Smk sederajat
Pekerjaan : Petani
Faktor penyakit dari keluarga (uraikan) : -
Harapan akan penyakit ; Semoga Cepat sehat kembali
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Rasional
HYD Intervensi
1 Nyeri b/d trauma Setelah dilakukan 1. Observasi adanya 1. Memudahkan
pembedahan ditandai tindakan asuhan
nyeri dan tingkat nyeri tindakan keperawatan
keperawatan selama
dengan 1x24 jam pasien 2. Berikan informasi dan 2. Meningkatkan
DS: dengan Nyeri b/d
petunjuk antisipasi pemecahan
trauma pembedahan
1. Klien mengatakan
diharapkan memenuhi mengenai penyebab masalah,membantu
nyeri pada daerah kriteria sebagai berikut
ketidaknyamanan dan mengurangi nyeri
:
bekas operasi
1. Nyeri intervensi yang tepat berkenaan dengan
2. Klien mengatakan berkurang
ansietas
2. Ekspresi wajah
nyeri saat bergerak
tidak meringis
DO:
3. Kaji TTV 3. Sebagai pedoman
1. Ekspresi wajah klien
untuk tindakan
tampak meringis
4. Ubah posisi selanjutnya
2. Nyeri tekan pada
klien.Anjurkan 4. Merelaksasikan otot,
daerah bekas operasi
penggunaan teknik dan mengalihkan
3. Nampak verband pada
pernafasan dan perhatian dari sensasi
daerah abdomen 20 cm
relaksasi nyeri
4. Skala nyeri sedang (4-
6).
5. Analgesia dikontrol
2. pasin memberikan
5. Berikan analgesi penghilang nyeri
Intoleransi aktivitas b/d 1. Kaji tingkat intileransi cepat
nyeri ditandai dengan: Setelah dilakukan aktivitas klien 1. Untuk mengetahui
DS:
tindakan asuhan
keperawatan selama tingkat kemampuan
1. Klien mengatakan 1x24 jam pasien 2. Batu dalam aktivitas klien
nyeri saat bergerak dengan Intoleransi
aktivitas b/d nyeri perawatan diri sesuai 2. Menghemat energi
2. Klien mengatakan diharapkan memenuhi keperluan pasien dan mencegah
kebutuhan ADL kriteria sebagai berikut
: 3. Libatkan keluarga kelelahan
dibantu oleh keluarga 1. Klien dapat dalam memenuhi 3. Agar keluarga dapat
DO: beraktivitas
sehari-hari kebutuhan sehari-hari membantu dalam
1. Klien nampak lemah
4. Dekatkan alat-alat kebutuhan sehari-hari
2. Klien nampak takut
kebutuhan klien 4. Membantu dan
bergerak
memudahkan dalam
3. Nampak aktivitas klien
memenuhi kebutuhan
dibantu oleh 5. Biarkan klien untuk klien
keluarganya menggunakan lengan 5. Peningkatan sirkulasi
untuk kebersihan diri membantu
(makan,menyisir) meminimalkan
6. Berikan HE tentang oedema
cara mobilisasi yang
baik 6. Untuk mengurangu
bahaya imobilisus
BAB III
PENUTUP
A. Saran
Harap tetap perhatikan kesehatan tubuh dan perhatikan makanan atau minuman yang
akan dikonsumsi apakah baik tubuh, dan hindari makan dan minum secara berlebih
tetap sesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
B. Kesimpulan
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat
fibrous serta sering ditemukan pada traktus genitalia wanita terutama di lapisan
miometrium
DAFTAR PUSTAKA
Putri & Wijaya. S.A. 2013. KMB I Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan dewasa).
Yogyakarta : Nuha Medika
Rais. 2015. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah “Vesikolitiasis” Pada Tn. A di Ruang
Asoka BLUD RSU Bahteramas Provinsi sulawesi Tenggara 2015. Kendari. Avicenna
Suharyanto & Madjid. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System
Perkemihan. Jakarta : Transinfo Media.
Wijayaningsi. S. K. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media
Willkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil / NOC. Alih bahasa : Esty Wahyuningsih, editor edisi bahasa
Indonesia: Dwi Widiarti