Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN CA SERVIKS DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN CA SERVIKS DI


RUANG IGD RSUD KOTA BOGOR

Disusun Oleh:
Salsabilah 201813096
Siti Aisyah 201813099
Siti Assabilla Saidatussyifa 201813100

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR
2021/ 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, Marilah
kita ucapkan puji serta rasa syukur atas kehadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat, karunia,
taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan dan penyusunan
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN CA SERVIKS DI RUANG IGD RSUD
KOTA BOGOR” ini dengan baik dan tepat waktu meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Penyusun berharap dapat berguna dan juga bermanfaat untuk menambah wawasan
pembaca mengenai Ca Serviks serta pemberian asuhan keperawatan pada Ny. R yang diambil
dari beberapa sumber yang terkait. Selain itu, penyusun juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proses
pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga Asuhan Keperawatan ini dapat
dengan mudah dipahami serta dapat menambah wawasan bagi pembacanya. Kami juga
memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan Asuhan Keperawatan pada Ny. R degan
Ca Serviks yang telah kami susun ini apabila adanya penjelasan yang kurang jelas dan tidak
lengkap. Serta tidak lupa meminta kritik dan saran yang membangun untuk asuhan keperawatan
ini agar kedepannya dapat lebih baik dalam penyusunan dan pemaparan materi.

Bogor, 05 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
LAPORAN PENDAHULUAN..................................................................................................................2
A. Definisi.............................................................................................................................................2
B. Manifestasi Klinis............................................................................................................................2
C. Etiologi.............................................................................................................................................3
D. Anatomi Fisiologi.............................................................................................................................3
E. Pathofisiologi...................................................................................................................................3
F. Pathway............................................................................................................................................4
G. Penatalaksanaan...............................................................................................................................5
H. Kemungkinan data fokus..................................................................................................................6
I. Penatalaksanaan...............................................................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................................9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGA CA SERVIKS DI RUANG IGD RSUD KOTA
BOGOR......................................................................................................................................................9
ANALISA DATA.................................................................................................................................12
RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)..................................................................................14
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI) & EVALUASI..............................16
BAB IV.....................................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahi ada daerah
mulut rahim sebagai m sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
Kanker Serviks merupakan pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal
dimana sel-sel sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah keganasan.
Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually active.
Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual pernah
menderita kanker ini. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama
paling banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun. Akan tetapi, tidak mustahil wanita yang
muda pun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

1
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berumur,
tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang
berumur antara 20 sampai 30 tahun.
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks
(bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35-55 tahun. (Nada, 2007)

B. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi,
dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti:
a. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan
b. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
c. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)
d. Perdarahan spontan pervaginam

Pada tahap lanjut berupa:


a. Cairan vagina berba busuk
b. Nyeri panggul
c. Nyeri pinggang dan pinggul
d. Sering berkemih
e. Buang aing kecil atau besar yang sakit
f. Anemia akibat perdarahan berulang
g. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf

2
C. Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak
terkendali, jika sel-sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang
disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya
disebut kanker serviks.
Pada saat ini penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. HPV (Human Papiloma Virus) virus penyebab kutil genetalis yang ditularkan melalui
hubungan seksual.
2. Merokok
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini (kurang dari 18 tahun).
4. Berganti-ganti pasangan sesksual

D. Anatomi Fisiologi
Serviks atau leher rahim merupakan bagian sistem reproduksi perempuan yang letaknya
di bagian ujung depan rahim yang menghubungkan antara vagina dan rahim. Serviks
membentuk bagian inferior dari uterus, berbentuk seperti silinder yang lebar, dengan panjang 2
– 3,5 cm dengan saluran sempit di tengahnya yang disebut kanalis servikalis yang
menghubungkan uterus dengan rahim (Gambar II.3). Serviks uteri terbentuk oleh jaringan ikat,
otot polos, pembuluh darah dengan konsistensi kenyal.
Pada bagian tengah serviks terdapat 2 lubang yang disebut lubang mulut leher rahim luar
(orificium uteri externa) dan lubang mulut leher rahim dalam (orificium uteri interna). Kedua
lubang tersebut dihubungkan oleh kanalis servikalis. Orificium uteri externa menghubungkan
serviks dan vagina sedangkan orificium uteri interna yang merupakan terusan dari bagian
endoserviks atau kanal endoserviks menghubungkan serviks dengan rahim.

E. Pathofisiologi
Pada kanker Rahim terjadi vaskularisasi jaringan menyebabkan mestatase organ ke paru
yang menimbulkan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif.
Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek samping
antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit

3
membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan (biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi
samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Dari pengobatan ca serviks mengalami eksternal radiasi terjadinya hemoglobin dan
menyebabkan anemia, sel-sel kurang O2, gastrointestin kurang O2, mual muntah menimbulkan
masalah keperawatana deficit nutrisi

F. Pathway

CA SERVIKS

Vaskularisasi jaringan Pertumbuhan sel abnormal Pengobatan

Metastase ke organ
Menginfiltrasi ke ginjal Eksternal radiasi

Paru
Hidronefrosis Hb

Pola Nafas Tidak Efektif Filtrasi syaraf Anemia

Nyeri
Sel-Sel kurang O2

Gastrointestin Kurang O2

Mual, Muntah

Defisit Nutrisi

4
G. Penatalaksanaan
Tidak ada obat untuk polio, hanya bisa dicegah dengan imunisasi. Imunisasi lengkap
sangat mengurangi risiko terkena polio paralitik. Tidak ada antivirus yang efektif melawan
poliovirus. Tujuan pengobatan polio adalah mengontrol gejala selama infeksi berlangsung.
Dalam kasus-kasus tertentu, beberapa pasien membutuhkan tindakan lifesaving terutama bantuan
nafas.
Berikut pengobatan non spesifik untuk setiap manifestasi klinis dari polio menurut Virlta
(2013).
1. Silent infection: istirahat
2. Poliomielitis abortif: istirahat 7 hari, bila tidak terdapat gejala apa-apa aktifitas dapat dimulai
lagi. Sesudah 2 bulan dilakukan pemeriksaan lebih teliti terhadap kemungkinan kelainan
muskuloskeletal.
3. Poliomielitis paralitik/non-paralitik : istirahat mutlak sedikitnya 2 minggu; perlu pengawasan
yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralisis pernafasan.

Pengobatan sesuai dengan fase akut dan post akut adalah sebagi berikut.
a. Fase akut
1. Antibiotik untuk mencegah infeksi pada otot yang flaccid
2. Analgetik untuk mengurangi nyeri kepala, myalgia, dan spasme
3. Antipiretik untuk menurunkan suhu.
4. Foot board, papan penahan pada telapak kaki, agar kaki terletak pada sudut yang tetap
terhadap tungkai
5. Bila terjadi paralisis pernafasan seharusnya dirawat di unti perawatan khusus karena
penderita memerlukan bantuan pernafasan mekanis.
6. Pada poliomyelitis tipe bulbar kadang-kadang refleks menelannya terganggu sehingga
beresiko terjadinya pneumonia aspirasi. Dalam hal ini kepala anak diletakkan lebih
rendah dan dimiringkan ke salah satu sisi.
b. Fase post-akut
Kontraktur, atrofi dan atoni otot dikurangi dengan fisioterapi. Tindakkan ini dilakukan
setelah 2 minggu. Penatalaksanaan fisioterapi yang dilakukan yaitu:
1. Heating dengan menggunakan IRR (infrared radiation)

5
2. Exercise (active/passive) terutama pada ekskremitas yang mengalami kelemahan atau
kelumpuhan
3. Breathing exercise jika diperlukan
4. Bila perlu pemakaian braces, bidai, hingga operasi ortopedik.

H. Kemungkinan data fokus


1. Anamnesa
 Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, Pendidikan, pekerjaan, nomor register,
tanggal masuk, dan nama penanggung jawab klien selama dirawat
 Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama: klien biasanya dating dengan keluhan intra sevikal dan
disertai keputihan
- Riwayat penyakit sekarang: biasanya klien pada stadium awal tidak
merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium terakhir yaitu
stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti perdarahan, keputihan dan rasa nyeri
intra sevikal
 Riwayat penyakit dahulu
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat oprasi
kandungan, serta adanya tumor keluarga yang menderita kanker.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembengkakan kelenjar limfe
suprakavikuler dan pembesaran hepar.
Pada pemeriksaan speculum disapatkan lapisan-lapisan besar selaput lender mudah
lepas dan mudah lepas dan mudah berdarah waktu disuap spatel
Adanya warna kemerahan di sekitar ostium eksternum sevikalis uteri:
- Inspeksi: perdarahan, keputihan
- Palpasi: nyeri abdomen, nyeri punggung bawah
3. Pemeriksaan diagnostic
Ada beberapa cara memeriksakan kanker serviks, diantaranya:
a. mendeteksi kanker serviks dengan Pap smear

6
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka yang
tinggi aktivitas seksualnya. namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang
tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri. Berikut ini adalah
wanita-wanita sasaran tes pap smear  
b. IVA (inspeksi visual dengan Asam Asetat)
Asam Asetat merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim
sedini mungkin dengan menggunakan asam asetat 3-5%. Alat ini begitu sederhana
sebab saat memeriksakannya tidak perlu ke laboratorium dan dapat dilakukan
oleh bidan.
c. Mendiagnosis serviks dengan kolposkopi
Koloskopi merupakan suatu pemeriksaan untuk melihat permukaan leher rahim.
Pemeriksaan ini menggunakan mikroskop berkekuatan rendah yang memperbesar
permukaan leher rahim. Perbesarannya dari 10-40 kali dari ukuran normal. ini
dapat membantu mengidentifikasi area permukaan leher rahim yang menunjukkan
ketidaknormalan.
d. Vagina inflammation self test card
Vagina inflammation self test card adalah adalah alat pendeteksin yang dapat
menjadi warning sign. yang ditest dengan alat ini adalah tingkat keasaman (pH),
test ini cukup akurat, sebab pada umumnya apabila seorang wanita terkena
infeksi, mioma, kista bahkan kanker serviks, kadar pHnya tinggi. Dengan begitu
maka melalui tets ini paling tidak wanita dapat mengetahui kondisi vagina mereka
secara kasar.
e. Schillentest
cara kerja pemeriksaan ini adalah:
- Serviks diolesi dengan larutan yodium
- Sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat
- Sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
- Jika terkena karsinoma tidak berwarna

Kolpomikroskopi adalah pemeriksaan yang bergabung dengan pap smear.


Kolpomikroskopi dapat melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran
sampai 200 kali.

7
I. Penatalaksanaan
1. Terapi local
Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi biopsy, cauterasi, terapi laser,
konisasi, dan bedah buku.
2. Histerektomi
Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia wanita, status anak, dan atau
keinginan untuk sterilisasi. Histerektomi radikal adalah pengangkatan uterus, pelvis dan
nodus limfa para aurtik.
3. Pembedahan dan terapi radiasi
a. Pembedahan dilakukan untuk pengangkatan sel kanker.
b. Dilakukan pada kanker serviks invasive
c. Pada terapi batang eksternal bertujuan mengatahui luas dan lokasi tumor serta
mengecilkan tumor 
4. Radioterapi batang eksternal
a. Dilakukan jika nodus limfe positif terkena dan bila batas-batas  pembedahan itu tegas.  
b. Untuk terapi radiasi ini biasanya para wanita dipasang kateter urine sehingga tetap berada
di tempat, makan makanan dengan diet ketat dan memakan obat untuk mencegah
defekasi, karena pada terapi ini biasanya terpasang tampon (aplikator)
5. Eksenterasi pelvic
a. Dilakukan jika terjadi kanker setempat yang berulang  
b. Dapat dilakukan pada bagian anterior, posterior, atau total tergantung organ yang
diangkat ditambah dengan uterus dan nodus limfa disekitarnya.
6. Terapi biologi
Yaitu dengan memperkuat system kekebalan tubuh (sytem imun)
7. Kemoterapi
Dengan menggunakan obat-obatan sitostatik

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGA CA SERVIKS DI RUANG IGD
RSUD KOTA BOGOR

Nama Mahasiswa :  Salsabilah


 Siti Aisyah
 Siti Assabilla Saidatussyifa

Nim :  201813096
 201813099
 201813100
Ruangan : IGD
Pengkajian diambil : 03 Januari 2022
Diagnosa Medis : CA Serviks

A. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. R
No. Rm : 096483
Umur : 49 tahun 0 bulan 3 hari
Jenis Kelamin : P
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : KEBON PEDES RT 03/09 KEBON PEDES TANAL SEREAL
BOGOR

B. PENGKAJIAN GAWA DARURAT


a. Primary Survey

9
Airway Sumbatan
Benda asing : Tidak ada
Darah : Tidak ada
Sputum/lendir : Tidak ada
Breathing Sesak nafas dengan:
Frekuensi pernafasan : 26 x/mnt
Irama :
Bunyi nafas tambahan : Tidak ada
Disability Alert : Tidak baik
Respon terhadap suara : Baik
Respon terhadap nyeri : Baik
Tidak berespon : -
Reaksi pupil : Baik
GCS : E: 4 M: 5 V: 4
Circulation Nadi : 112 x/mnt
Denyut :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Ekstremitas : Dingin, Crt: 3
Warna kulit : Normal
Eksposure Pemeriksaan seluruh tubuh disertai tindakan pencegahan hipotermi: -
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan (suhu): 36,6
Penyebab kejadian: -

b. Secondary Survey
1. Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi obat-obatan
2. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama
Klien mengatakan sesak, nafsu makan menurun dan nyeri dibagian punggung
tulang belakang
 Riwayat penyakit sekarang
Ny. R umur 49 tahun dating ke IGD RSUD Kota Bogor dengan keluhan sesak.
Saat di lakukan pengkajian klien mengatakan mengeluh sesak, mual, nafsu makan
menurun dan sakit di bagian belakang
 Riwayat Kesehatan Keluarga

10
Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama
3. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Bentuk kepala normal, simetris


Mata : Bentuk simetris, konjungtiva anemis
Hidung : Tidak ada kelainan
Telinga : Simetris
Mulut : Mukosa bibir kering
Leher : Tidak ada kelenjar tiroid
Dada & Thorax : Vesikuler, normal terkompensasi
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan
Genital Dan Perkemihan : Terdapat cairan berwarna coklat yang keluar dari
vagina
Ekstremitas : Akral Dingin Crt 3
Integument Keadaan kulit normal

4. Pemeriksaan Penunjang

Nama pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan


Hemoglobin 6.0 11.7-15.5 Cyanidc free Hb
Hematokrit 19.6 35.0-47.0 Pengukuran
Lekosit 23.71 4.00-11.00 Laser optical
Trombosit 454 150-440 Electronic impedance
Basophil 0,1 0.0-1.0 Laser optical
Eosinifil 0,3 2.0-4.0 Laser optical
Neutrophil segmen 91.0 50.0-70.0 Laser optical
Limfosit 3.0 25.0-40.0 Laser optical
Monosit 5.6 2.0-8.0 Laser optical
Gula Darah Sewaktu 146 60-199 GDH-MUT
Natrimm 124 135-147 Ion-Selective
Kalimm 3.4 3.5-5.0 Ion-Selective
Klorida 87 95-105 Ion-Selective
Kalsium ion 1.10 1.16-1.32 Ion-Selective

5. Terapi obat

Jenis Obat Dosis


Ceftazidime : 3x1 gr
levafloxacin : 1x750 mg
Furosemide : 1x40 mg
Spironolactone : 1x25 mg
Dexamethasone Premed : 1 Amp
Flumucil : 3x1

11
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. R Diagnosa Medis : Ca Serviks


No. Rekam Medik : 096483 Ruang : IGD

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Vaskularisasi jaringan
Klien mengatakan sesak
Metastase ke organ
nafas
Paru
Do:
Pola Nafas Tidak Efektif Pola Nafas Tidak Efektif
Klien tampak sesak saat
b.d sesak nafas
berbaring
TD: 120/70 mmHg
S: 36,6
N: 112
Rr: 26
Spo2: 99%

DS: Pertumbuhan sel abnormal


Klien mengatakan dari ↓
vaginanya keluar cairan Menginfiltrasi ke ginjal
coklat sudah 10 hari, ↓
Nyeri b.d proses penyakit
disertai nyeri yang Hidronefrosis
menjalar ke bagian ↓
punggung Filtrasi syaraf

12
DO: nyeri
Klien tampak meringis
P: Sesak nafas
Q: Nyeri seperti di remas-
remas, jika dibuat tidur
nyeri terasa
R: Nyeri di bagian
punggung
S: Skala nyeri 3
T: terus menerus

TD: 120/70 mmHg


S: 36,6
N: 112
Rr: 26
Spo2: 99%

DS: Pengobatan Defisit nutrisi b.d tidak


Keluarga klien nafsu makan dan mual
mengatakan klien tidak Eksternal radiasi
nafsu makan, dan mual
Hb

DO:
Klien tampak lemas Anemia

TD: 120/70 mmHg


Sel-Sel kurang O2
S: 36,6
N: 112
Gastrointestin Kurang O2
Rr: 26
Spo2 : 99% Mual, Muntah
Hemoglobin: 6.0
Hematokrit: 11,6 Defisit Nutrisi

13
BB sebelum sakit: 65
BB setelah sakit: 57

PRIORITAS MASALAH
1. Pola Nafas Tidak Efektif b.d
2. Nyeri b.d proses penyakit
3. Defisit nutrisi b.d tidak nafsu makan dan mual

RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)

Nama Pasien : Ny. R Diagnosa Medis : Ca Serviks


No. Rekam Medik : 096483 Ruang : IGD

Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Pola Nafas Tidak Efektif b.d Setelah dilakukan intervensi SIKI: Manajemen Jalan Nafas
sesak nafas selama 1x 24 jam diharapkan (I.01012)
pola nafas membaik dengan Observasi:
kriteria hasil - Monitor Pola Nafas
(L.01004) Pola Nafas Terapeutik:
Indikator Awal Akhir - Posisikan semi fowler atau
Frekuensi 3 5 fowler
nafas - Berikan oksigen
Ortopnea 3 5 Edukasi:
Keterangan: - Ajarkan batuk efektif
1: Menurun Kolaborasi:
2: Cukup Menurun - kolaborasi pemberian
3: Sedang bronkodilator, mukolitik,
4: Cukup Meningkat (jika perlu)
5: Meningkat
Nyeri b.d proses penyakit Setelah dilakukan intervensi SIKI: Manajemen Nyeri
selama 1x 24 jam diharapkan (I.08238)
nyeri menurun dengan Observasi:
kriteria hasil:
14
(L.08066) Tingkat Nyeri - Identifikasi skala nyeri
Indikator Awal Akhir - Identifikasi faktor yang
Keluhan 3 5 memperberat dan
nyeri memperingan nyeri
Meringis 4 5 Terapeutik:
Keterangan: - Berikan Teknik
1: Menurun nonfarmakologis untuk
2: Cukup Menurun mengurangi rasa nyeri
3: Sedang - Kontrol lingkungan yang
4: Cukup Meningkat memperberat rasa nyeri
5: Meningkat Edukasi:
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan Teknik
nonformakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu
Defisit nutrisi b.d tidak nafsu Setelah dilakukan intervensi SIKI: Promosi Berat Badan
makan dan mual selama 1x 24 jam diharapkan (I.03136)
nutrisi membaik dengan Observasi:
kriteria hasil: - Monitor adanya mual
(L.03030) Status Nutrisi muntah
Indikator Awal Akhir - Monitor berat badan
Nafsu 3 5
Terapeutik:
makan
- Sediakan makanan yang
Porsi 4 5
tepat sesuai kondisi pasien
makan
Edukasi:
yang
- Jelaskan jenis makanan
dihabiskan

15
Keterangan: yang bergizi tinggi, namun
1: Menurun tetap terjangkau
2: Cukup Menurun - Jelaskan peningkatan
3: Sedang asupan kalori yang
4: Cukup Meningkat dibutuhkan
5: Meningkat

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI) & EVALUASI

Nama Pasien : Ny. R Diagnosa Medis : Ca Serviks


No. Rekam Medik : 096483 Ruang : IGD

Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi Paraf


Pola Nafas 09.05 - Memonitor pola nafas S:
Tidak Efektif 09.30 - Memposisikan semi Klien mengatakan sesak
b.d sesak nafas fowler atau fowler nafas
10.00 - Memberikan oksigen
11.45 - Mengajarkan batuk O:
efektif Klien tampak masih sesak
Terpasang NS 8L/mnt
RR: 26 x/mnt
Hb: 6.0
SpO2: 99%
N: 112 x/mnt
Td: 120/70 mmHg

A: Masalah belum teratasi


P: Intervensi dilanjutkan
Nyeri b.d 12.00 - Mengindentifikasi skala S:
proses penyakit Klien mengatakan nyeri di

16
nyeri bagian pinggul
- Mengindentifikasi faktor
yang memperberat dan O:
memperingan nyeri Klien tampak nyeri saat
12.30 berbaring dan merasa sesak
- Memberikan tektik
nonfarmakologis untuk Skala nyeri 3
mengurangi rasa nyeri Leukosit: 23.71
- Kontrol lingkungan TD: 120/70 mmHg
yang memperberat rasa S: 36,6
nyeri N: 112
13.00
- Menjelaskan strategi Rr: 26
meredakan nyeri Spo2: 99%
- Mengajarkan
nonformakologis untuk A: Masalah belum teratasi

mengurangi rasa nyeri P: Intervensi dilanjutkan

Defisit nutrisi 13.15 - Memonitor adanya mual S:


b.d tidak nafsu muntah Klien mengatakan mual
makan dan - Monitor berat badan muntah
mual 13.30 - Menyediakan makanan
yang tepat sesuai kondisi O:
pasien Klien tampak lemas
14.05 TD: 120/70 mmHg
- Menjelaskan jenis
makanan yang bergizi S: 36,6
tinggi, namun tetap N: 112
terjangkau Rr: 26
- Menjelaskan Spo2 : 99%
peningkatan asupan Hemoglobin: 6.0
kalori yang dibutuhkan Hematokrit: 11,6
BB sebelum sakit: 65
BB setelah sakit: 57

17
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

19
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/288156487/Makalah-Askep-Ca-Servik-nanda-Nic-Noc-docx
https://id.scribd.com/document/351024695/Lp-CA-Serviks

20

Anda mungkin juga menyukai