Disusun Oleh:
Salsabilah 201813096
Siti Aisyah 201813099
Siti Assabilla Saidatussyifa 201813100
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, Marilah
kita ucapkan puji serta rasa syukur atas kehadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat, karunia,
taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan dan penyusunan
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN CA SERVIKS DI RUANG IGD RSUD
KOTA BOGOR” ini dengan baik dan tepat waktu meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penyusun berharap dapat berguna dan juga bermanfaat untuk menambah wawasan
pembaca mengenai Ca Serviks serta pemberian asuhan keperawatan pada Ny. R yang diambil
dari beberapa sumber yang terkait. Selain itu, penyusun juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proses
pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga Asuhan Keperawatan ini dapat
dengan mudah dipahami serta dapat menambah wawasan bagi pembacanya. Kami juga
memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan Asuhan Keperawatan pada Ny. R degan
Ca Serviks yang telah kami susun ini apabila adanya penjelasan yang kurang jelas dan tidak
lengkap. Serta tidak lupa meminta kritik dan saran yang membangun untuk asuhan keperawatan
ini agar kedepannya dapat lebih baik dalam penyusunan dan pemaparan materi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
LAPORAN PENDAHULUAN..................................................................................................................2
A. Definisi.............................................................................................................................................2
B. Manifestasi Klinis............................................................................................................................2
C. Etiologi.............................................................................................................................................3
D. Anatomi Fisiologi.............................................................................................................................3
E. Pathofisiologi...................................................................................................................................3
F. Pathway............................................................................................................................................4
G. Penatalaksanaan...............................................................................................................................5
H. Kemungkinan data fokus..................................................................................................................6
I. Penatalaksanaan...............................................................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................................9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGA CA SERVIKS DI RUANG IGD RSUD KOTA
BOGOR......................................................................................................................................................9
ANALISA DATA.................................................................................................................................12
RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)..................................................................................14
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI) & EVALUASI..............................16
BAB IV.....................................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahi ada daerah
mulut rahim sebagai m sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
Kanker Serviks merupakan pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal
dimana sel-sel sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah keganasan.
Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually active.
Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual pernah
menderita kanker ini. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama
paling banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun. Akan tetapi, tidak mustahil wanita yang
muda pun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berumur,
tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang
berumur antara 20 sampai 30 tahun.
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks
(bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35-55 tahun. (Nada, 2007)
B. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi,
dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti:
a. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan
b. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
c. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)
d. Perdarahan spontan pervaginam
2
C. Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak
terkendali, jika sel-sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang
disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya
disebut kanker serviks.
Pada saat ini penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. HPV (Human Papiloma Virus) virus penyebab kutil genetalis yang ditularkan melalui
hubungan seksual.
2. Merokok
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini (kurang dari 18 tahun).
4. Berganti-ganti pasangan sesksual
D. Anatomi Fisiologi
Serviks atau leher rahim merupakan bagian sistem reproduksi perempuan yang letaknya
di bagian ujung depan rahim yang menghubungkan antara vagina dan rahim. Serviks
membentuk bagian inferior dari uterus, berbentuk seperti silinder yang lebar, dengan panjang 2
– 3,5 cm dengan saluran sempit di tengahnya yang disebut kanalis servikalis yang
menghubungkan uterus dengan rahim (Gambar II.3). Serviks uteri terbentuk oleh jaringan ikat,
otot polos, pembuluh darah dengan konsistensi kenyal.
Pada bagian tengah serviks terdapat 2 lubang yang disebut lubang mulut leher rahim luar
(orificium uteri externa) dan lubang mulut leher rahim dalam (orificium uteri interna). Kedua
lubang tersebut dihubungkan oleh kanalis servikalis. Orificium uteri externa menghubungkan
serviks dan vagina sedangkan orificium uteri interna yang merupakan terusan dari bagian
endoserviks atau kanal endoserviks menghubungkan serviks dengan rahim.
E. Pathofisiologi
Pada kanker Rahim terjadi vaskularisasi jaringan menyebabkan mestatase organ ke paru
yang menimbulkan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif.
Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek samping
antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit
3
membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan (biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi
samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Dari pengobatan ca serviks mengalami eksternal radiasi terjadinya hemoglobin dan
menyebabkan anemia, sel-sel kurang O2, gastrointestin kurang O2, mual muntah menimbulkan
masalah keperawatana deficit nutrisi
F. Pathway
CA SERVIKS
Metastase ke organ
Menginfiltrasi ke ginjal Eksternal radiasi
Paru
Hidronefrosis Hb
Nyeri
Sel-Sel kurang O2
Gastrointestin Kurang O2
Mual, Muntah
Defisit Nutrisi
4
G. Penatalaksanaan
Tidak ada obat untuk polio, hanya bisa dicegah dengan imunisasi. Imunisasi lengkap
sangat mengurangi risiko terkena polio paralitik. Tidak ada antivirus yang efektif melawan
poliovirus. Tujuan pengobatan polio adalah mengontrol gejala selama infeksi berlangsung.
Dalam kasus-kasus tertentu, beberapa pasien membutuhkan tindakan lifesaving terutama bantuan
nafas.
Berikut pengobatan non spesifik untuk setiap manifestasi klinis dari polio menurut Virlta
(2013).
1. Silent infection: istirahat
2. Poliomielitis abortif: istirahat 7 hari, bila tidak terdapat gejala apa-apa aktifitas dapat dimulai
lagi. Sesudah 2 bulan dilakukan pemeriksaan lebih teliti terhadap kemungkinan kelainan
muskuloskeletal.
3. Poliomielitis paralitik/non-paralitik : istirahat mutlak sedikitnya 2 minggu; perlu pengawasan
yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralisis pernafasan.
Pengobatan sesuai dengan fase akut dan post akut adalah sebagi berikut.
a. Fase akut
1. Antibiotik untuk mencegah infeksi pada otot yang flaccid
2. Analgetik untuk mengurangi nyeri kepala, myalgia, dan spasme
3. Antipiretik untuk menurunkan suhu.
4. Foot board, papan penahan pada telapak kaki, agar kaki terletak pada sudut yang tetap
terhadap tungkai
5. Bila terjadi paralisis pernafasan seharusnya dirawat di unti perawatan khusus karena
penderita memerlukan bantuan pernafasan mekanis.
6. Pada poliomyelitis tipe bulbar kadang-kadang refleks menelannya terganggu sehingga
beresiko terjadinya pneumonia aspirasi. Dalam hal ini kepala anak diletakkan lebih
rendah dan dimiringkan ke salah satu sisi.
b. Fase post-akut
Kontraktur, atrofi dan atoni otot dikurangi dengan fisioterapi. Tindakkan ini dilakukan
setelah 2 minggu. Penatalaksanaan fisioterapi yang dilakukan yaitu:
1. Heating dengan menggunakan IRR (infrared radiation)
5
2. Exercise (active/passive) terutama pada ekskremitas yang mengalami kelemahan atau
kelumpuhan
3. Breathing exercise jika diperlukan
4. Bila perlu pemakaian braces, bidai, hingga operasi ortopedik.
6
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka yang
tinggi aktivitas seksualnya. namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang
tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri. Berikut ini adalah
wanita-wanita sasaran tes pap smear
b. IVA (inspeksi visual dengan Asam Asetat)
Asam Asetat merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim
sedini mungkin dengan menggunakan asam asetat 3-5%. Alat ini begitu sederhana
sebab saat memeriksakannya tidak perlu ke laboratorium dan dapat dilakukan
oleh bidan.
c. Mendiagnosis serviks dengan kolposkopi
Koloskopi merupakan suatu pemeriksaan untuk melihat permukaan leher rahim.
Pemeriksaan ini menggunakan mikroskop berkekuatan rendah yang memperbesar
permukaan leher rahim. Perbesarannya dari 10-40 kali dari ukuran normal. ini
dapat membantu mengidentifikasi area permukaan leher rahim yang menunjukkan
ketidaknormalan.
d. Vagina inflammation self test card
Vagina inflammation self test card adalah adalah alat pendeteksin yang dapat
menjadi warning sign. yang ditest dengan alat ini adalah tingkat keasaman (pH),
test ini cukup akurat, sebab pada umumnya apabila seorang wanita terkena
infeksi, mioma, kista bahkan kanker serviks, kadar pHnya tinggi. Dengan begitu
maka melalui tets ini paling tidak wanita dapat mengetahui kondisi vagina mereka
secara kasar.
e. Schillentest
cara kerja pemeriksaan ini adalah:
- Serviks diolesi dengan larutan yodium
- Sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat
- Sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
- Jika terkena karsinoma tidak berwarna
7
I. Penatalaksanaan
1. Terapi local
Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi biopsy, cauterasi, terapi laser,
konisasi, dan bedah buku.
2. Histerektomi
Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia wanita, status anak, dan atau
keinginan untuk sterilisasi. Histerektomi radikal adalah pengangkatan uterus, pelvis dan
nodus limfa para aurtik.
3. Pembedahan dan terapi radiasi
a. Pembedahan dilakukan untuk pengangkatan sel kanker.
b. Dilakukan pada kanker serviks invasive
c. Pada terapi batang eksternal bertujuan mengatahui luas dan lokasi tumor serta
mengecilkan tumor
4. Radioterapi batang eksternal
a. Dilakukan jika nodus limfe positif terkena dan bila batas-batas pembedahan itu tegas.
b. Untuk terapi radiasi ini biasanya para wanita dipasang kateter urine sehingga tetap berada
di tempat, makan makanan dengan diet ketat dan memakan obat untuk mencegah
defekasi, karena pada terapi ini biasanya terpasang tampon (aplikator)
5. Eksenterasi pelvic
a. Dilakukan jika terjadi kanker setempat yang berulang
b. Dapat dilakukan pada bagian anterior, posterior, atau total tergantung organ yang
diangkat ditambah dengan uterus dan nodus limfa disekitarnya.
6. Terapi biologi
Yaitu dengan memperkuat system kekebalan tubuh (sytem imun)
7. Kemoterapi
Dengan menggunakan obat-obatan sitostatik
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGA CA SERVIKS DI RUANG IGD
RSUD KOTA BOGOR
Nim : 201813096
201813099
201813100
Ruangan : IGD
Pengkajian diambil : 03 Januari 2022
Diagnosa Medis : CA Serviks
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R
No. Rm : 096483
Umur : 49 tahun 0 bulan 3 hari
Jenis Kelamin : P
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : KEBON PEDES RT 03/09 KEBON PEDES TANAL SEREAL
BOGOR
9
Airway Sumbatan
Benda asing : Tidak ada
Darah : Tidak ada
Sputum/lendir : Tidak ada
Breathing Sesak nafas dengan:
Frekuensi pernafasan : 26 x/mnt
Irama :
Bunyi nafas tambahan : Tidak ada
Disability Alert : Tidak baik
Respon terhadap suara : Baik
Respon terhadap nyeri : Baik
Tidak berespon : -
Reaksi pupil : Baik
GCS : E: 4 M: 5 V: 4
Circulation Nadi : 112 x/mnt
Denyut :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Ekstremitas : Dingin, Crt: 3
Warna kulit : Normal
Eksposure Pemeriksaan seluruh tubuh disertai tindakan pencegahan hipotermi: -
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan (suhu): 36,6
Penyebab kejadian: -
b. Secondary Survey
1. Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi obat-obatan
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Klien mengatakan sesak, nafsu makan menurun dan nyeri dibagian punggung
tulang belakang
Riwayat penyakit sekarang
Ny. R umur 49 tahun dating ke IGD RSUD Kota Bogor dengan keluhan sesak.
Saat di lakukan pengkajian klien mengatakan mengeluh sesak, mual, nafsu makan
menurun dan sakit di bagian belakang
Riwayat Kesehatan Keluarga
10
Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Terapi obat
11
ANALISA DATA
12
DO: nyeri
Klien tampak meringis
P: Sesak nafas
Q: Nyeri seperti di remas-
remas, jika dibuat tidur
nyeri terasa
R: Nyeri di bagian
punggung
S: Skala nyeri 3
T: terus menerus
DO:
Klien tampak lemas Anemia
13
BB sebelum sakit: 65
BB setelah sakit: 57
PRIORITAS MASALAH
1. Pola Nafas Tidak Efektif b.d
2. Nyeri b.d proses penyakit
3. Defisit nutrisi b.d tidak nafsu makan dan mual
15
Keterangan: yang bergizi tinggi, namun
1: Menurun tetap terjangkau
2: Cukup Menurun - Jelaskan peningkatan
3: Sedang asupan kalori yang
4: Cukup Meningkat dibutuhkan
5: Meningkat
16
nyeri bagian pinggul
- Mengindentifikasi faktor
yang memperberat dan O:
memperingan nyeri Klien tampak nyeri saat
12.30 berbaring dan merasa sesak
- Memberikan tektik
nonfarmakologis untuk Skala nyeri 3
mengurangi rasa nyeri Leukosit: 23.71
- Kontrol lingkungan TD: 120/70 mmHg
yang memperberat rasa S: 36,6
nyeri N: 112
13.00
- Menjelaskan strategi Rr: 26
meredakan nyeri Spo2: 99%
- Mengajarkan
nonformakologis untuk A: Masalah belum teratasi
17
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/288156487/Makalah-Askep-Ca-Servik-nanda-Nic-Noc-docx
https://id.scribd.com/document/351024695/Lp-CA-Serviks
20