SPACE OCCUPYING
LESION
Disusun Oleh:
Michelle Sabatini Siregar
1765050271
Pembimbing:
dr. Chyntia M. Sahetapy, SpS
Usia : 62 tahun
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien laki-laki datang ke IGD dengan keluhan
lemah separuh badan kanan. Keluhan sudah
dirasakan pasien sejak kurang lebih 2 hari SMRS.
Lemah separuh badan dirasakan hingga
mengganggu aktivitas pasien. Pasien merasakan
lemah saat sedang duduk dirumahnya. Pasien
ANAMNESIS juga mengeluh nyeri kepala sejak 2 hari SMRS,
nyeri tidak dapat dilokalisir oleh pasien. Pasien
juga saat ini mengeluh pusing namun tidak
berputar, mual (+) dan muntah (+) 1x berisi
cairan. Penglihatan ganda (-), penglihatan buram
(-), sesak (-) telinga berdenging (-), rasa kebas
disekitar mulut (-), kesemutan di tangan dan kaki
disangkal. BAB dan BAK Normal.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak mendatar
Auskultasi: bising usus (+) 4x/menit Ekstremitas
Palpasi : nyeri tekan (-), supel Atas : hangat (+/+), edema (-/-),
Perkusi : nyeri ketok (-), timpani CRT < 2 detik
Bawah : hangat (+/+), edema (-/-),
.
CRT < 2 detik
RANGSANGAN MENINGEAL
Dextra Sinistra
Kaku kuduk - -
Brudzinski I - -
Brudzinski II - -
Kernig - -
Lapang Luas
pandang
Funduskopi Tidak dilakukan
Nervus Okulomotorius, Trokhlearis, Abdusen (N. III, IV, VI )
Dextra Sinistra
Pupil
Bentuk Bulat, letak ditengah / Bulat, letak ditengah
Isokor Isokor 3mm / 3mm
Refleks cahaya +/+
Langsung
Refleks cahaya Tak +/+
Langsung
Refleks akomodasi +
Nervus Trigeminus (N.V)
Motorik
Membuka dan menutup Mulut Baik
Sensorik
Rasa raba Normoestesi
Rasa nyeri Normoestesi
Rasa suhu Tidak dilakukan
Refleks
Refleks kornea + +
Refleks maseter (+)
Nervus Fasialis (N.VII)
Sikap wajah (dalam Simetris
istirahat)
Dextra Sinistra
Mengangkat alis (+)
Kerutan dahi (+)
Kembung pipi (+)
Menyeringai Sinus Nasolabialis mendatar kanan
Daya kecap lidah 2/3 depan Tidak dilakukan
NervusVestibulochoclearis (N.VIII)
Dextra Sinistra
Nistagmus (-)
Vertigo (-)
Suara berbisik Tidak dilakukan
Gesekan jari (-)
Tes rinne Hantaran udara lebih baik dari tulang
Tes weber Tidak ada lateralisasi
Tes swabach Sama dengan pemeriksa
Nervus Glosofaringeus (N.IX) dan Nervus Vagus (N.X)
Penilaian
Eksteroseptif
Rasa raba Normoestesi
Rasa nyeri Normoestesi
Rasa suhu Tidak dilakukan
Propioseptif
Rasa getar Baik, simetris
Rasa sikap Baik, simetris
Vegetatif Fungsi luhur
• Miksi : Inkontinensia urin (-) • Memori : Baik
• Defekasi : Inkontinensia alvi (-) • Bahasa : Baik
• Sekresi keringat : normohidrosis • Kognitif : Baik
• Salivasi : normosalivasi • Afek dan Emosi : Serasi
• Fungsi seks : tidak dilakukan
• Visuospasial : Tidak dilakukan
• Eksekutif : Tidak dilakukan
Tanda – tanda regresi Palpasi saraf tepi
• Refleks menghisap : tidak ada • Nervus ulnaris : tidak teraba membesar
• Refleks menggigit: tidak ada • Nervus aurikularis magnus : tidak
• Refleks memegang : tidak ada teraba membesar
• Snout refleks : tidak ada
Pemeriksaan Laboratorium (12/06/19)
Suatu lesi yang meluas atau memenuhi ruang dalam otak termasuk massa (tumor), hematoma dan
abses
ETIOLOGI SOL
Tumor intrakranial
Konstusio serebri
Hematoma
abses
EPIDEMIOLOGI TUMOR INTRACRANIAL
Di USA : 16,5 per 100.000 populasi per tahun
Laki-laki > perempuan
Insidens tumor otak primer bervariasi sehubungan dengan kelompok umur
penderita
Klasifikasi
Klasifikasi menurut lokasi
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi tumor:
Tumor intradural:
Ekstramedular
Meningioma
Astrocytoma
Oligodendroglioma
Hemangioblastoma
9. Tumor Cerebellum
• Muntah berulang
• sakit kepala di bagian oksiput
• Pusing, vertigo dan nistagmus
DIAGNOSIS KERJA
Pemeriksaan Fisik Anamnesis
Keluhan utama : penurunan
kesadaran, kejang, perubahan emosi
Kesadaran: CMKoma dan kepribadian
Penurunan visus, pembesaran
Riwayat: sakit kepala berat
kepala, parese ekstremitas, sebelumnya
ataksia
Neurological examination: Pemeriksaan Penunjang
funduskopi papiledema
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang:
• Elektroensefalografi (EEG)
• Foto rontgen
• Computerized Tomografi (CT Scan) dengan kontras
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Anamnesis yang didapat:
Denyut nadi • relatif stabil selama stadium awal dari peningkatan ICP
• Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Apakah
infeksi sampai ke LCS,untuk mengetahui etiologi nya, Tetapi pemeriksaan ini
tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak yang besar.
Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-
proses infeksi (abses cerebri).
Biopsi Stereotaktik
• Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang
dalam, membedakan jenis tumor atau massa lain nya dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
Penatalaksanaan
Prinsip penanganan pengambilan tumor total, sementara pada tumor ganas tujuannya
dekompresi untuk pengobatan selanjutnya.
Terapi Konservatif (non operasi)
Radioterapi
• Radioterapi ini untuk tumor kebanyakan menggunakan sinar X dan sinar gamma
• Tujuan: menghancurkan tumor dengan dosis yang masih dpt ditoleransi oleh jaringan normal yang
ditembusnya.
Kemoterapi
Obat : HU (hidroksiurea), 5-FU (5-fluorourasil), PCV (Prokarbazin, CCNU, Vincristine),
Nitrous urea (PCNU, BCNU/Karmustin, CCNU/lomustin, MTX (metrotreksat), DAG
(Dianhidrogalaktitol) dan sebagainya.
Immunoterapi
• Tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya gangguan fungsi immunologi tubuh
sehingga diharapkan dengan melakukan restorasi sistem immun dapat menekan
pertumbuhan tumor
• Diterapkan untuk kasus-kasus tumor jenis glioma (dimana sistem imunnya menurun)
• Obat-obat yang sering digunakan sebagai immuno-modulator antara lain adalah:
BCG/Levamizole, Visivanil, dan PS/K
Prognosis
• Tergantung jenis tumor spesifik, tipe tumor, lokasi/letak, ukuran, usia
• Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup
10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.
• Prognosis di Indonesia masih buruk.
KESIMPULAN
• SOL merupakan istilah yang digunakan untuk generalisasi masalah tentang adanya lesi di otak
• Gejala klinis tergantung pada ukuran, jenis, dan lokasi SOL
• Gejala klinis dapat dibagi atas gejala umum dan gejala fokal
• Pemeriksaan penunjang yang paling mendukung diagnosis CT Scan dan MRI
• Penatalaksanaan bertujuan untuk menghilangkan etiologi dan menurunkan TIK dengan segera
• Prognosis bergantung pada seberapa luas lesi dan kerusakan jaringan disekitarnya, ukuran lesi,
letak lesi serta tergantung pada kemampuan untuk menghilangkan etiologinya