Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN SMALL GROUP DISCUSSION LBM II

“ BAK TIDAK TERTAHAN”

BLOK UROGENITAL 1

Nama : Ni Made Ratih Wasudewi S

NIM : 020060061

Kelas : B

Tutor : dr. Rizki Muliati, S.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan hasil Laporan Tutorial LBM 1 “Bak Tidak Tertahan” Blok
Urogenital 1

Dalam penyusunan Laporan Tutorial LBM 2 ini, kami menyadari


sepenuhnya masih terdapat kekurangan di dalam penyusunannya. Hal ini
disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki,
kami menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak
tidaklah mungkin hasil Laporan Tutorial LBM 2 ini dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.

2. dr. Rizki Muliati, S.Ked selaku fasilitator dalam SGD kelompok 7, atas segala
masukan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi keterbatasan kami.

3. Seluruh Kelurga dan teman-teman yang mensuport dan memberikan masukan


dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan
kepada kami, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta Laporan
Tutorial LBM 2 ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 25 Mei 2021

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Skenario .................................................................................................. 4
1.2 Deskripsi Masalah .................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5

BAB III PENUTUP………………………………………………………...16

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………18

iii
BAB I
1.1 Skenario

BAK TIDAK TERTAHAN

Skenario Seorang anak laki-laki berumur 10 tahun menceritakan


pengalamannya di sekolah hari ini kepada Ibunya yang kebetulan berprofesi
sebagai seorang Dokter. Anak tersebut menceritakan bahwa salah 1 teman kelasnya
mendadak ingin ke toilet untuk BAK setelah beberapa waktu sebelumnya minum
air putih yang banyak. Merasa sudah tidak bisa menahan lagi, akhirnya si anak
tersebut kencing di celana sebelum sampai ke toilet.

Anak tersebut pun bertanya kepada ibunya, mengapa temannya tidak bisa
menahan BAK? Mengapa minum air yang banyak bisa membuat ingin BAK?
Dimanakah tempat menyimpan BAK di dalam tubuh kita? Akhirnya si Ibu pun
mulai menjelaskan proses miksi. Menurut anda, bagaiamanakah si Ibu menjelaskan
semua pertanyaan anaknya?

1.2 Deskripsi Masalah

Sistem uropoetika merupakan sistem yang berperan dalam pengaturan


konsentrasi cairan yang berupa urin tersebut di dalam tubuh manusia. Sistem
uropoetika tersusun atas ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra yang dimana
bagian-bagian ini berperan dalam homeostasis baik sebagai penghasil, penyaring,
maupun saluran yang dilewati urin yang nantinya akan diekskresikan sebagai sisa
metabolisme tubuh menuju luar tubuh.
Berdasarkan scenario diatas, dimana seorang anak laki-laki yang bertanya
kenapa tidak bias menahan Buang Air Keil (BAK). BAK merupakan proses
pengosongan cairan di vesika urinaria atau kandung kemih yang disebut dengan
Miksi. Pada genetalia pria yang terdiri dari eksterna dan interna. Iksterna meliputi
testis, vas deferens, epididymis dan lain-lain. Lalu pada Eksterna yang meliputi
penis dan scrotum.

4
BAB II PEMBAHASAN
Embriologi pada organ genetalia maskulina pada pria yang pertama
akan terjadinya Pertimbangan atau diferensiasi jenis kelamin akan menerlibatkan
banyak akan gen, diperlukan kromosom Y untuk penentu testis berama SRY
(sexdetermining region on Y). Belum dapat diketahuai zigot tersebut perempuan
atau laki-laki sampai minggu keenam perkembangan.

Terdapat gonad yang awalnya berkembang dari genital ridge kanan dan kiri.
Diferensiasi organ genitalia pria juga distimulasi oleh 2 faktor yaitu sel leydig yang
memproduksi testosterone yang menstimulasi perkembangan ductus wolfii menjadi
organ genitalia interna pada pria dan Sel Sertoli memproduksi AMH (Anti
Mullerian Hormone) yang menyebabkan regresi dari ductus mulleri. Sel–sel Leydig
mulai muncul setelah terbentuknya sel Sertoli. Diferensiasi dan perkembangan
selanjutnya sel Leydig sangat bergantung kepada sel Sertoli dan pembentukan
chorda testis. Perkembangan sel–sel germinal spermatosit atau oosit bergantung
dari sinyal dari sel–sel yang berada di sekelilingnya.
Pada minggu 9 hingga 12 masa gestasi, genitalia eksterna janin laki-laki
akan mengalami virilisasi melalui hormon DHT. Hormon DHT akan menyebabkan
12 fusi lipatan labioskrotal sehingga terbentuk skrotum. Hormon DHT akan
menyempurnakan bentuk anatomi genitalia eksterna antara minggu 12-14 masa
gestasi. Apabila lipatan labioskrotal tidak mengalami fusi pada akhir minggu ke 12,

5
maka testoteron akan tetap menyebabkan pertumbuhan phallus tanpa
menyempurnakan fusi yang gagal tersebut.

Adapun anatomi ureter, vesika urinaria, uretra dan genetalia


maskulina juga vaskularisasi dan inervasi. Ureter adalah bagian sistem urinaria
yang berbentuk saluran kecil yang terdiri dari banyak otot. membentuk cekungan
di medial pelvis renalis pada hilus ginjal. Biasanya sepanjang 25 – 35 cm di orang
dewasa, ureter terletak di jaringan penghubung ekstraperitoneal dan memanjang
secara vertikal sepanjang otot psoas menuju ke pelvis.

6
Lalu Kandung kemih atau Vesica urinaria. Jika kandung kemih sudah
penuh terisi oleh urine, maka akan timbul dorongan untuk buang air kecil. Vesica
urinaria memiliki 5 bagian yaitu apex, body, fundus, neck, dan uvula. Vesica
urinaria dipisahkan dengan pubic bones oleh retropubic space dan ada di sebelah
inferior peritoneum, di pelvic floor. Vesica urinaria memiliki empat permukaan,
yaitu: superior surface, dua permukaan inferolateral satu permukaan posterior.
Apex vesica urinaria (ujung anterior) mengarah ke ujung superior pubic symphysis.
Pada Uretra atau dalam Bahasa sehari-hari disebut saluran kencing adalah
bagian di sistem urinaria berupa saluran yang menghubungkan kandung kemih
kebagian luar tubuh. Uretra pada pria memiliki Panjang sekitar 20 sentimeter,
sedangkan uretra pada wanita sekitar 4 sentimeter saja. Pada bagian antara kandung
kemih dan uretra terdapat cincin otot atau sfingter, yang bertugas untuk menjaga
urine agar tidak bocor. Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar
dari buli-buli melalui proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi menjadi 2 bagian
yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada laki-laki, organ ini berfungsi juga
dalam menyalurkan cairan mani. Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra
interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra
eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior. Proses miksi
terjadi jika tekanan intravesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot

7
detrusor, dan relaksasi sfingter uretra eksterna. Panjang uretra perempuan kurang
lebih 3-5 cm, 14 sedangkan uretra laki-laki dewasa kurang lebih 23-25 cm.
Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urine
lebih sering terjadi pada laki-laki (Purnomo, 2003).
Struktur luar atau eksterna dari genetalia maskulina yang terdiri dari
penis dan skrotum (kantung zakar).
Pada Penis, Penis terdiri dari:
1. Akar (menempel pada didnding perut)
2. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
3. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung
glans penis.Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat
(sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi
glans penis. Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
1. 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak
bersebelahan.
2. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.Jika rongga
tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami
ereksi).
Lalu pada Skrotum Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang
mengelilingi dan melindungi testis.Skrotum juga bertindak sebagai sistem
pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis
harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga
testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau
lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat). Lapisan skrotum yang
pertama yaiu cutis scroti yang merupakan lapisan kuliat luar scrotum, lalu yang
kedua tunica dartos yang tedapat muskulus dartos yang dipersarafi oleh saraf
simpatis yang mengakibatkan sacrum mengkerut saat dingin atau menggendur pada
suhu panas. Lalu yang ketiga yaitu fascia spermatica externa yang merupakan
lanjutan dari muskulus oblique eksternus abdominalis, lalu yang keempat yaitu

8
tunica creamaster yang terdapat muskulus cremaster lanjutan dari muskulus
oblique internus abdominalis. Musculus cremaster dapat di uji untuk melihat reflex
cremaster. Selanjutnya yang kelima yaitu fascia spermatica interna yang
berasal dari fascia transversalis, lalu yang terakhir yaitu tunika vaginalis testis
yang terbagi menjadi dua yaitu lamina viceralis (epiorchium) adalah bagian yang
langsung melekat pada testis

.
Genetalia maskulina pria interna yang pertama Testis. Testis merupakan
adalah organ reproduksi pria yang berada di dalam skrotum atau kantong testis. Organ ini
berfungsi memproduksi sperma dan hormon testosteron yang berperan penting dalam
perkembangan dan fungsi seksual pria. Testis berbentuk ovoid dengan ukuran 4 x 3 x 2,5
dan volumenya mencapai 15-25 ml. Pria memiliki dua buah testis dimana testis Testis
dibungkus oleh tunika vaginalis pars parietalis, tunika vaginalis pars visceralis, tunika
albuginea dan tunika vaskulosa. Testis memiliki lobulus yang dipisahkan oleh septum testis
yang dibentuk dari penebalan tunika albuginea. Setiap lobus pada testis terdiri dari tubulus
seminiferus dan interstitial testis. Testis disarafi oleh plexus testikularis yang berisi 7
parasimpatis n. vagus, serabut afferent visceral dan serabut simpatis yang berasal dari
segment torakal 7. Terdapat Otot kremaster yang berada di sekitar testis memungkinkan
testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan suhu pada
testis agar tetap stabil. Fungsi testis, terdiri dari :
a. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus
seminiferus.
b. Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).

9
Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula
seminalis. Testis mendapatkan suplai darah dari arteri spermatika (dari cabang aorta), lalu
arteri deferensialis ( cabang arteri vesikalis vesikalis inferior ) dan arteri kremasterika
(cabang parteri epigrastika).

Yang kedua yaitu Vas Deferens. Vas deferens merupakan saluran yang
membawa sperma dari epididimis.Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat
lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.Struktur lainnya
(misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika. Vas deferens ini yang dimulai dari kauda epidimys
dan berakhir di ductus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius Berfungsi membawa
spermatozoa dari vas deferens menuju ke basis prostat. Terdapat ductus deferens
di perjalanan ductus ejakulatorius yang tibagi dalam beberapa bagian yaitu pars
tunika vaginalis, pars skrotalis, pars inguinalis,pars pelvikum, dan pars ampularis.

Yang ketiga yaitu Uretra. Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian
dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih dan bagian
dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen. Uretra merupakan tabung yang
menyalurkan urine ke luar dari buli-buli melalui proses miksi. Secara anatomis

10
uretra dibagi menjadi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada laki-
laki, organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani. Uretra
diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-
buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra
anterior dan posterior. Proses miksi terjadi jika tekanan intravesika melebihi
tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfingter uretra
eksterna. Panjang uretra perempuan kurang lebih 3-5 cm, 14 sedangkan uretra
laki-laki dewasa kurang lebih 23-25 cm. Perbedaan panjang inilah yang
menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urine lebih sering terjadi pada laki-
laki (Purnomo, 2003).

Selanjutnya yaitu terdapat Vesikula seminalis. Vesikula seminalis


terletak di bagian dorsal vesika 10 urinaria dan menghasilkan sekitar 60% dari
volume cairan semen. Sekresi dari vesikula seminalis mengandung fruktosa,
prostaglandin, fibrinogen, dan vitamin. Bersama sama dengan vas deferens,
vesikula smeinalis bermuara di dalam ductus ejakulatorius.

Vascularisasi Ureter. Vaskularisasi ureter berasal dari cabang common


and internal iliac arteries mensuplai pelvic part of the ureters. Sebagai besar arteri
yang mensuplai bagian ureter wanita adalah cabang uterine arteries. Sumber
cabang arteri yang serupa pada pria berasal dari inferior vesical arteries. Vena
dari ureter berjalan bersama arterinya dan memiliki nama yang sama. Limfe
mengalir melalui lumbar (caval/aortic), common iliac, external iliac, and internal
iliac lymph nodes. Vaskularisasi vesica urinaria yang dimana Vascularisasinya

11
merupakan cabang dari superior dan inferior vesical artery yang merupakan
cabang dari internal iliac artery. Superior vesical arteries mensuplai bagian
anterosuperior bladder. Pada pria, fundus dan collum vesica urinaria disuplai oleh
inferior vesical arteries. Vaskularisasi Urethra Pria yaitu Bagian intramural dan
prostatik urethra mendapatkan vaskularisasi dari cabang prostatic inferior vesical
dan middle rectal arteries. Intermediate and spongy parts of the urethra
mendapatkan vaskularisasi dari internal pudendal artery. Inervasi urethra pria
yaitu saraf pada urethra berasal dari prostatic nerve plexus (mixed sympathetic,
parasympathetic, and visceral afferent fibers). Plexus ini merupakan salah satu
dari pelvic plexuses (perluasan inferior vesical plexus) dan perluasan inferior
hypogastric plexus.
Histologi ureter, vesika urinaria, uretra dan genetalia maskulina,
yang pertama Ureter Secara histologi, ureter terdiri atas lapisan mukosa,
muskularis dan adventisia. Lapisan mukosa terdiri atas epitel transisional yang
disokong oleh lamina propria. Epitel transisional ini terdiri atas 4-5 lapis sel. Sel
permukaan bervariasi dalam hal bentuk mulai dari kuboid sampai gepeng. Sel-sel
permukaan ini mempunyai batas cekung pada lumen dan dapat berinti dua. Sel-
sel permukaan ini dikenal sebagai sel payung. Lamina propria terdiri atas jaringan
fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin. Lapisan muskularisnya
terdiri atas atas serat otot polos longitudinal disebelah dalam dan sirkular di
sebelah luar (berlawan dengan susunan otot polos di saluran cerna). Lapisan
adventisia atau serosa terdiri atas lapisan jaringan ikat fibroelsatin. Fungsi ureter
adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal ke dalam kandung kemih.

Lalu Vesika Urinaria. Vesika urinaria terdiri atas lapisan mukosa,


muskularis dan serosa/adventisia. Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional
yang lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan
ikat longgar yang membentuk lamina propria dibawahnya. Tunika muskularisnya
terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang
arahnya tampak tak membentuk aturan tertentu. Di antara berkas-berkas ini
terdapat jaringan ikat longgar. Tunika adventisianya terdiri atas jaringan

12
fibroelastik. Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang akan
dikeluarkan kedunia luar melalui uretra.
Selanjutnya, Uretra Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan terbagi atas 3 bagian
yaitu:
A. Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada kandung
kemih hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini bermuara
2 saluran yaitu duktus ejakulatorius dan saluran keluar kelenjar prostat.
B. Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di antara otot
rangka pelvis menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus korpus
kavernosus uretra.
C. Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus korpus
kavernosum dan bermuara pada glands penis. Epitel uretra bervariasi dari
transisional di uretra pars prostatika, lalu pada bagian lain berubah menjadi epitel
berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya epitel gepeng berlapis tanpa keratin
pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa navikularis. Terdapat
sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat lamina propria terdiri
atas jaringan ikat fibro-elastis longgar. Pada wanita uretra jauh lebih pendek
karena hanya 4 cm panjangnya. Epitelnya bervariasi dari transisional di dekat
muara kandung kemih, lalu berlapis silindris atau bertingkat hingga berlapis
gepeng di bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos
tersusun serupa dengan ureter.
Pada Testis, Testis dibungkus oleh tunika vaginalis pars parietalis dan
tunika vaginalis pars visceralis yang dipisahkan oleh celah berisi cairan serosa
jaringan pengikat ini dilapisi mesotel sedangkan tunika albuginea memiliki
jaringan pengikat padat fibrosa. Tunika albuginea ini adalah lapisan yang
langsung menempel pada parenkim testis dan menebal membentuk septum yang
memisahkan lobulus testis.
Tubulus Seminiferus Dilapisi oleh suatu epitel berlapis khusus dan
kompleks yang disebut epitel germinal atau epitel seminiferous. Membran basal
epitel dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa dengan suatu lapisan terdalam yang
mengandung sel2 mioid gepeng seperti otot polos. Tubulus seminiferous terdiri

13
dari sel penyokong dan sustentakular (sel sertoli) dan sl pro literatif dari garis
keturunan spermatogenik.
Penis, Glans penis terdiri dari lapisan epitel, lamina propria, korpus
spongiosum, tunika albugenia dan korpora kavernosa. Korpus spongiosum
merupakan jaringan utama penyusun glans penis, berupa jaringan erektil setebal
8-10 mm, tersusun atas pembuluh darah, jaringan 12 otot polos dan saraf perifer.
Ketika seseorang dalam keadaan cemas, maka seseorang tersebut rentan
akan rasa ingin kencing terus menerus yang dikarenakan ketika kita under
pressure/stress/anxiety(cemas) tubuh kita akan masuk ke mode fight or flight
mode (coba baca saraf simpatis dan parasimpatis), tubuh akan mengeluarkan
hormon cemas( adrenaline) yang salah satu dampaknya adalah meningkatkan
sensitivitas saraf di medulla spinalis maupun otak, akibatnya sistem saraf akan
lebih mudah mengaktifkan refleks (kalau dalam kasus ini adalah keinginan utk
kencing), jadi lebih mudah merasa ingin kencing padahal sebenarnya
bladder(kandung kemih) masih bisa lebih banyak menampung urine), selain itu
pada saat tubuh dalam kondisi stes atau cemas ginjal akan lebih banyak
memproduksi urine, jadi pengisian urine di bladder lebih cepat >lebih cepat ingin
kencing.
Penyimpanan dan pengumpulan urin dimana Sistem kemih manusia
membantu tubuh menyaring dan mengeluarkan produk sisa (limbah). Saluran
ureter menghubungkan ginjal ke kandung kemih. Lalu urine akan disimpan di
dalam kandung kemih, yang dimana fungsi dari kantung kemih sebagai
penampung urin untuk sementara waktu.secara periodik urin dikosongkan dari
kandung kemih dan keluar melalui saluran lain,yaitu uretra akibat dari kontraksi
kanduung kemih. Yang dimana fungsi dari uretra tersebut sebagai tempat
keluarnya urin,jadi bagian-bagian sistem kemih diluar ginjal hanya berfungsi
sebagai “saluran” untuk mengangkut urin keluar.

Urine yang menerlibatkan akan proses miksi, proses miksi


merupakan proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih
terisi. Banyak faktor yang mempengaruhi volume serta kualitas urin serta
kemampuan klien untuk berkemih, yaitu diet dan asupan makanan, respon

14
keinginan awal untuk berkemih, gaya hidup, stress psikologis, tingkat aktivitas,
tingkat perkembangan serta kondisi penyakit.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Buang Air Kecil (BAK) yang merupakan proses
pengeluaran urine juga pengosongan akan vesica urinaria atau disebut dengan
proses Miksi. Embriologi dari gentetalia maskulina pria yang memerlukan
kromosom Y untuk penentu testis berama SRY (sexdetermining region on Y).
Diferensiasi organ genitalia pria juga distimulasi oleh 2 faktor yaitu sel leydig yang
memproduksi testosterone yang menstimulasi perkembangan ductus wolfii menjadi
organ genitalia interna pada pria dan Sel Sertoli memproduksi AMH (Anti
Mullerian Hormone) yang menyebabkan regresi dari ductus mulleri.

Anatomi dari ureter memiliki sepanjang 25 – 35 cm di orang dewasadan


memanjang secara vertikal sepanjang otot psoas menuju ke pelvis. Pada vesika
urinaria memiliki 5 bagian yaitu apex, body, fundus, neck, dan uvula. Lalu pada
uretra yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior, juga
genetalia maskulina yang memiliki vaskularisasi dan inervasi masing-masing.

Histologi ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia,


lalu vesika urinaria terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia.
Pada uretra yang berlapis silindris atau bertingkat hingga berlapis gepeng di
bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa
dengan ureter dan genetalia maskulina seperti penis pada glans penis terdiri dari
lapisan epitel, lamina propria, korpus spongiosum, tunika albugenia dan korpora
kavernosa.
Penyimpanan dan pengumpulan urine di vesica urinaria akan berkontraksi
bila mendapatkan sinyal dari otak dan medulla spinalis untuk kencing atau miksi
lalu dikeluarkan melalui ureter. Pada saat cemas dan stress akan sering ingin
berkemih dikarenakan adanya hormone adrenalin yang dimana vesica urinaria
sebenarnya masih bisa menampung tetapi sinyal dari otak dan adanya hormone
tersebut membuat keinginan kencing semakin sering. Terdapat beberapa faktor

16
yang mempengaruhi miksi iet dan asupan makanan, respon keinginan awal
untuk berkemih, gaya hidup, stress psikologis, tingkat aktivitas, tingkat
perkembangan serta kondisi penyakit.

17
Daftar Pustaka

Sherwood, L 2020, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 9, Jakarta,


Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

PPT Slide Kuliah Dr. dr. I Gusti Ayu Widianti, M. Biomed., Tentang
“Anatomi dan Embriologi Organ Genitalia Maskulina”, Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.

Anthony L.Mescher. Histologi Dasar Junqueira text dan atlas. Edisi 12.
Jakarta:EGC 2012

dr. Hadi Sarosa, M.Kes. 2017. Sistema Urinaria. Fakultas Kedokteran


Universitas Muhamaddiyah Semarang.

18

Anda mungkin juga menyukai