Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN SGD LBM 1

BLOK UROGENITAL I

Disusun oleh :

NAMA : Mahida Rina Susanti


NIM : 019.06.0056
KELAS :B
KELOMPOK: VIII
TUTOR : dr. Rizki Mulianti, S.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Tutorial LBM 1 Blok Urogenital I ini.
Dalam penyusunan Laporan Tutorial LBM 1 ini, saya menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan didalam penyajiannya. Hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki, saya menyadari bahwa
tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklah mungkin Laporan
Hasil Tutorial LBM 1 ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan dengan baik
2. dr. Rizki Mulianti, S.Ked selaku tutor SGD Kelompok 7 yang telah
memfasilitaskan kami, baik arahan serta masukan.
3. Seluruh anggota kelompok SGD 7 yang telah memberikan masukkan dalam
penyusunan laporan ini.
Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan
kepada kami mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta Laporan
Tutorial LBM 1 ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 21 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL HALAMAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
BAB III KESIMPULAN................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Skenario
WARNA URINE
Rino seorang mahasiswa beberapa minggu yang lalu Rino banyak duduk
dan sering menahan kencing. Ia merasa kaget karena warna urinenya lebih kuning
dan pekat dari biasa. Rino merasa bingung dan berusaha mengingat kembali
semalam makan atau minum apa yang sekiranya membuat urinnya agak berbeda
hari ini. Hal tersebut mengingatkan ia tentang kejadian beberapa hari yang lalu.
Hari itu urinenya tampak merah dan dikira darah karena sebelumnya
mengkonsumsi buah naga. Saat menceritakan pengalamannya tersebut ke salah satu
sahabatnya di kampus, ia mendapatkan penjelasan bahwa urine itu merupakan hasil
penyaringan darah oleh ginjal. Bagaimana rincian dari proses tersebut.
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan
darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan
oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). System
urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat
langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang,
jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan
pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita. Adapun fungsi dari
ginjal antara lain sebagai berikut:

a. Mempertahankan keseimbangan air (H2O) di tubuh


b. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai, terutama melalui
regulasi keseimbangan H2O. Fungsi ini penting untuk mencegah fluks-fluks
osmotik masuk atau keluar sel, yang masing-masing dapat menyebabkan
pembengkakan atau penciutan sel yang merugikan.

1
c. Mengatur jumlah dan kosentrasi sebagian besar ion CES, termasuk natrium,
idorida, kalium, kalsium, sulfat dan magnesium. Fluktasi kecil konsentrasi
sebagian elektrolit ini dalam CES bahkan dapat berpengaruh besar. Sebagai
contoh, perubahan konsentrasi kalsium CES dapat menyebabkan disfungsi
jantung yang dapat mematikan.
d. Mempertahankan volume plasma yang tepat, yang penting dalam pengaturan
jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran
regulatorik ginjal dalam keseimbangan garam dan air.
e. Menghasilkan eritropoietin, suatu hormon yang merangsang produksi sel
darah merah.
f. Menghasilkan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu suatu reaksi
berantai yang penting dalam koservasi garam oleh ginjal.
g. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
h. Membantu mempertahankan kesimbangan asam-basa tubuh yang tepat
dengan menyesusaikan pengeluaran H dan HCO3.
Ginjal memiliki banyak fungsi terutama dalam pembentukan urine. Tahapan dari
pembentukan urine dimulai dari filtrasi didalam glomerulus, reabsorpsi atau
penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat digunakakan dan terakhir adalah
augmentasi. Dalam scenario diatas didapati bahwa urine Rino tampak berwarna
merah, hal ini disebabkan jika dilihat dari pewarnaan urin bahwa factor konsumsi
makanan dapat mengubah warna urine. Diketahui juga sebelumnya Rino sempat
mengkonsumsi buah naga. Untuk lebih jelas mengenai materi LBM I tentang
“Warna Urine” akan dibahas pada Bab Pembahasan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Embriologi Sistem Urinari

Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius dan
sistem genitalia. Dimana sistem urinarius dibagi menjadi traktus urinarius bagian
atas dan bagian bawah. Traktus urinarius bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis
renalis dan ureter, sedangkan traktus urinarius bagian bawah terdiri dari vesika
urinaria dan uretra. System urinarius dan genetalia berkaitan erat dalam anatomis
dan embriologi. Keduanya berasal dari satu mesodermal ridge (mesoderm
intermediet) di sepanjang dinding posterior rongga abdomen, dan pada mulanya,
saluran ekskresi kedua sistem masuk ke rongga yang sama, kloaka.
Ada 2 macam perkembangan sistem urinarius yaitu organogenesis ginjal
dan maturasi ginjal. Organogenesis ginjal terdiri melalui 3 tahapan secara berurutan
yaitu : pronefros, mesonefros, dan metanefros.

Usia Organogenesis
Minggu
3 • Sistem pertama yaitu bentuk pronefros dan duktusnya.
• Pronefros perlahan akan berdegenerasi dan duktusnya akan menjadi duktus
Wolfii dan bagian kaudal dari mesonefros.
4 • Sistem pronefros mengalami regresi, saluran ekskresi mesonefros pertama mulai
tampak. 17 - Saluran-saluran ekskresi memanjang dengan cepat, membentuk
gelung huruf S (simpai Bowman) dan terdapat glomerulus pada ujung medial,
keduanya membentuk korpuskulus mesonefrikus(renalais).
• Pembentukan glomerulus berasal dari vesikel-vesikel yang terbagi menjadi 3
segmen : bawah membentuk epitel viseral dan parietal kapsula Bowman, tengah
tubulus proksimal dan ansa Henle, atas tubulus distalis.
3 • Perkembangan dari sistem metanefros (ginjal tetap), berawal dari tunas ureter
yang berkembang dari tonjolan saluran mesonefros di dekat muaranya ke kloaka.
• Tunas ureter ini menembus jaringan metanefros, yang menutup ujung distalnya
sebagai topi - melebar membentuk pelvis renalis primitif - terbagi kranial dan
kaudal - kaliks mayor.
• Tiap-tiap kaliks membentuk 2 tunas baru yang akan membelah terus hingga 12
generasi atau lebih.
• Generasi ketiga dan keempat menjadi kaliks minor. Generasi seterusnya menjadi
piramida ginjal.
7-8 Dimulainya nefrogenesis sampai 34-36 minggu. Kemudian nefron berkembang terus
dan ukurannya bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran ginjal dan
perkembangan fungsinya.

3
12-14 Pembentukan pelvis renalis serta kaliks mayor dan minor selesai sebelum masa
gestasi ini.

Maturasi ginjal, perkembangan dari nefron dimulai pada dasar juksta


medular sehingga daerah inilah yang kemudian menjadi lebih dulu matang. Pada
waktu lahir, nefron juksta medular lebih matang daripada nefron superfisial. Pada
bayi prematur, nefrogenesis akan terus berlangsung setelah lahir. Perkembangan
ginjal mulanya terjadi dalam rongga pelvis, kemudian bermigrasi kearah kranial di
fossa renalis dan bersamaan dengan ini pelvis renalis dan ureter berotasi pada posisi
anterior ke medial.

Anatomi dan Vaskularisasi Sistem Urinaria

GINJAL
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama dengan jumlah sepasang yang
terdapat pada rongga perut dekat tulang pinggang. Bentuk ginjal seperti kacang
ercis dan berwarna merah kecoklatan. Berat total dari ginjal lebih kurang 1% dari
berat badan makhluk hidup. Ginjal bagian kiri lebih besar dari ginjal pada bagian
kanan, hal ini dikarenakan ginjal bagian kanan lebih rendah yang terdesak oleh hati.

4
Struktur Ginjal :

1. Korteks (Kulit Ginjal). Sebagai tempat filtrasi (penyaringan darah tahap


pertama di glomerolus). Pada korteks terdapat nefron yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah. Nefron berfungsi sebagai regulator air
dan zat terlarut dalam tubuh dengan cara menyaring darah, lalu
mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Sebuah
nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut Badan
Malphigi dan Tubulus.
a. Badan Malphigi. Badan Malphigi terdiri dari Glomerulus dan
Kapsul Bowman. Glomerulus berfungsi untuk menyaring darah
(mengandung urea yang diekskresikan dari hati) yang masuk
melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat pada glomerulus,
sedangkan kapsula Bowman berfungsi untuk menampung hasil
filtrasi yang berbentuk urine primer.
b. Saluran-Saluran (Tubulus)
1. Tubulus kontroktus proksimal berperan penting dalam proses
penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna.
2. Lengkung Henle, saluran yang berbentuk setengah lingkaran dan
berfungsi untuk mengatur lalu lintas urine agar tidak kembali ke
tubulus kontroktus proksimal.
3. Tubulus kontroktus distal berfungsi untuk menerima zat - zat
yang tidak dibutuhkan lagi (proses augmentasi) dan menyerap
kelebihan air. Dari sini urine sesungguhnya terbentuk.

5
4. Tubulus kolektivus (bagian medula) berfungsi untuk
mengumpulkan urine yang telah diproses di nefron.
2. Medula (Sumsum Ginjal). Di daerah medula antara tubulus kontertus
proksimal dengan kontertus tubulus kontertus distal dihubungkan oleh
lengkung henle. Lengkung henle adalah saluran panjang berdinding tipis
yang terdiri dari : Lengkung henle ascendence dan Lengkung henle
descendence
3. Pelvis Renalis (Rongga Ginjal). Merupakan tempat penampungan urine
sementara. Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal,
berbentuk corong lebar. Filtrat hasil saringan darah dilalirkan ke pelvis
untuk dibawa keluar ginjal, menuju ureter.

URETER

Ureter merupakan saluran penghubung antara parenkhim ginjal dan vesica


urinaria. Terdapat dua ureter berupa dua pipa saluran yang masing-masing terdapat
pada ginjal kanan dan ginjal kiri. Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang
diproduksi oleh ginjal ke dalam kandung kemih. Bila ada batu disaluran ini akan
menggesek lapisan mukosa dan merangsang reseptor saraf sensoris sehingga akan
timbul rasa nyeri yang amat sangat dan menyebabkan penderita batu ureter akan
berguling-gulung, keadaan ini dikenal sebagai kolik ureter.

6
Panjang kira-kira 35 sampai 40 sentimeter. Ureter mulai berjalan ke bawah
melalui rongga abdomen masuk kedalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara
kedalam sebuah posterior kandung kemih. Struktur Ureter terdiri dari dinding ureter
terdiri atas tiga lapisan, yaitu : lapisan dalam berupa lapisan mukosa. Lapisan
tengah berupa lapisan muscular. Lapisan luar

VESIKA URINARIA

Vesica urinaria bekerja sebagai penampung urine. Vesika Urinaria


berbentuk seperti buah pir, letaknya didalam rongga pelvis, didepan simfisis pubis.
Pada bagian ini terdapat daerah segitiga yang dibentuk antara dua lubang ureter dan
uretra disebut trigonum vesica urinarius. Vesika urinaria berfungsi untuk tempat
penyimpanan urin. Dua fungsi kandung kemih adalah sebagai tempat penyimpanan
kemih dan mendorong kemih keluar dari tubuh melalui uretra. Kandung kemih
dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang
simfisis pubis di dalam ronga panggul, Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat.
Struktur Vessika Urinaria
1. Fundus yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian
ini terpisah dari rectum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan
ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostat.
2. Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.

7
3. Verteks yaitu bagian yang runcing ke arah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
URETHRA

Uretra merupakan saluran yang berjalan dari leher kandung kencing


kelubang luar. Uretra dilapisi oleh membran mukosa yang bersambung dengan
membran yang melapisi vesica urinaria
. Pada wanita, uretra lebih pendek daripada pria. Panjang ureter pada wanita
kira-kira 2,5sampai 3,5 sentimeter, dan pada pria sekitar 17 sampai 22,5 sentimeter.
Fungsi uretra pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada laki-laki. Pada laki-
laki, uretra digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sistem reproduksi
(keluarnya sperma). Pada wanita berfungsi sebagai tempat penyaluran urine
kebagian luar tubuh. Pada Urethra terdapat Sfingter yang bersifat volunter sehingga
kita dapat menahan kemih dan berhenti pada waku berkemih.
Vaskularisasi
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteri arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri
renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata.
Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler
membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini

8
dikelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan
pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi
vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Histologi Sistem Uinarius

1. Ginjal mempunyai fungsi yang sangat komplek, yakni sebagai filtrasi,


absorpsi aktif maupun pasif, resorpsi dan sekresi. Total darah ke dua ginjal
dapat mencapai 1200 cc/menit atau sebesar 1700 liter darah / hari. Semua
ini akan difiltrasi oleh glomeruli dimana setiap menit dihasilkan 125 cc
filtrat glomeruli atau 170 liter filtrat glomeruli setiap 24 jam pada ke dua
ginjal. Dari jumlah ini beberapa bagian di resorpsi lagi keluar dari tubulus.
Pada tubulus konvulatus proksimalis dan distalis terjadi proses
resorpsi dan ekskresi, dimana beberapa bahan seperti : glukosa dan sekitar
50 % natrium klorida dan sejumlah air di resorpsi oleh sel tubulus melalui
absorbsi aktif yang memerlukan energi, sedangkan air berdifusi secara pasif.
Selanjutnya filtrat glomeruli yang tidak mengalami resorpsi diteruskan ke
distal sampai tubulus kolektivus.Pada daerah ini terjadi pemekatan urin atau
pengenceran terakhir tergantung dari keadaan cukup tidaknya anti-diuretik
hormon (ADH).Hormon ini berpengaruh terhadap permeabilitas tubulus
kolektivus terhadap air.
a. Pelvis Renalis
Pada hilus renalis terdapat pelvis renalis yang menampung urin dari
papila renalis. Pada ginjal yang multi-piramid urin pertama ditampung
oleh kaliks renalis kemudian dari sini baru ke pelvis renalis. Bangun
histologinya adalah sebagai berikut : Mukosa memiliki epithel peralihan
dengan sel payung, mulai dari kaliks renalis, tebal epithel hanya 2 sampai
3 sel. Dengan mikroskop cahaya tidak tampak adanya membran basal
tetapi dengan EM tampak membrana basalis yang sangat tipis. Propria
mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dan pada kuda terdapat kelenjar
yang agak mukus. Bentuk kelenjar adalah tubulo-alveolar. Tunika
muskularis terdiri atas otot polos, jelas pada kuda, babi dan sapi.Lapis

9
dalam tersusun longitudinal dan lapis luar sirkuler. Pada hewan lain otot
relatif sedikit, pada kalises renalis otot relatif sedikit, tetapi pada daerah
permulaan ureter membentuk semacam sphinter. Tunika adventitia
terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel lemak, pembuluh
darah, pembuluh limfe serta saraf.
2. Ureter
Ureter adalah saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis renalis
menuju vesika urinaria (kantong air seni).Mukosa membentuk lipatan
memanjang dengan epithel peralihan, lapisan sel lebih tebal dari pelvis
renalis.Tunika propria terdiri atas jaringan ikat dimana pada kuda terdapat
kelenjar tubulo-alveolar yang bersifat mukous, dengan lumen agak
luas.Tunika muskularis tampak lebih tebal dari pelvis renalis, terdiri dari
lapis dalam yang longitudinal dan lapis luar sirkuler, sebagian lapis luar ada
yang longitudinal khususnya bagian yang paling luar. Dekat permukaan
pada vesika urinaria hanya lapis longitudinal yang nampak jelas.Tunika
adventisia terdiri atas jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saraf, ganglia sering terdapat didekatnya. Selama urine
melalui ureter komposisi pokok tidak berubah, hanya ditambah lendir
saja.Dinding ureter terdiri atas beberapa lapis, yakni:
1. Tunika mukosa : lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut :
Epithelium transisional : pada kaliks dua sampai empat lapis, pada
ureter empat sampai lima lapis, pada vesica urinaria 6-8 lapis.
Tunika submukosa tidak jelas
2. Lamina propria beberapa lapisan Luar jaringan ikat padat tanpa
papila, mengandung serabut elastis dan sedikit noduli limfatiki kecil,
dalam jaringan ikat longgar.Kedua-dua lapisan ini menyebabkan tunika
mukosa ureter dan vesika urinaria dalam keadaan kosong membentuk
lipatan membujur.
3. Tunika muskularis : otot polos sangat longgar dan saling dipisahkan
oleh jaringan ikat longgar dan anyaman serabut elastis. Otot
membentuk tiga lapisan : stratum longitudinale internum, stratum

10
sirkulare dan stratum longitudinale eksternum. Tunika adventisia
: jaringan ikat longgar
3. Vesica Urinaria
Kantong air seni merupakan kantong penampung urine dari kedua
belah ginjal Urine ditampung kemudian dibuang secara periodik.
Struktur histologi :
Mukosa, memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri atas lima
sampai sepuluh lapis sel pada yang kendor, apabila teregang (penuh urine)
lapisan nya menjadi tiga atau empat lapis sel.Propria mukosa terdiri atas
jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang terlihat limfonodulus atau
kelenjar. Pada sapi tampak otot polos tersusun longitudinal, mirip muskularis
mukosa.Sub mukosa terdapat dibawahnya, terdiri atas jaringan ikat yang
lebih longgar.Tunika muskularis cukup tebal, tersusun oleh lapisan otot
longitudinal dan sirkuler (luar), lapis paling luar sering tersusun secara
memanjang, lapisan otot tidak tampak adanya pemisah yang jelas, sehingga
sering tampak saling menjalin. Berkas otot polos di daerah trigonum vesike
membentuk bangunan melingkar, mengelilingi muara ostium urethrae
intertinum.Lingkaran otot itu disebut m.sphinter internus.Lapisan paling luar
atau tunika serosa, berupa jaringat ikat longgar (jaringan areoler), sedikit
pembuluh darah dan saraf
4. Uretra
Berupa saluran yang menyalurkan urine dari kantong seni keluar
tubuh. Pada hewan jantan akan mengikuti penis, sedangkan pada hewan
betina mengikuti vestibulum.Sistem Urinaria pada Unggas Beberapa
perbedaan dengan mamalia tampak jelas antara lain :Bentuk ginjal yang
agak komplek, terdiri atas tiga sampai empat lobus Tidak memiliki vesika
urinaria dan urethra jadi urine dari ureter langsung masuk kloaka (urodeum)
Urine yang dihasilkan agak kental, sedangkan pada mamalia bersifat lebih
cair. Pada ayam terdapat sepasang ginjal multilober yang erat hubungannya
dengan kilumna vertebralis dan ilia, terletak pada bagian kaudal dari paru-

11
paru. Warnanya kecoklatan dan konsistensinya lunak sehingga mudah rusak
pada proses pengeluaran dari tempatnya.

Mekanisme Pembentukan Urine


Ginjal merupakan salah satu organ yang berperan dalam system ekskresi.
Ekskresi adalah pengeluaran zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh. Ginjal
merupakan tempat yang digunakan untuk membuang zat sisa metabolism dalam
bentuk urine.
Urine adalah cairan sisa hasil metabolisme yang dieksresikan oleh ginjal.
Sebagai sisa hasil metabolisme urine harus dikeluarkan dari tubuh karena apabila
tidak maka akan mengakibatkan keracunan. Kandungan urine terdiri dari bahan
terlarut yang merupakan sisa metabolism seperti urea, garam terlarut, dan materi
organik. Pembentukan urine terdiri dari tiga proses yaitu Filtrasi, Reabsorbsi, dan
Augmentasi.
1. Filtrasi (Penyaringan). Tahap filtrasi merupakan tahapan pertama
pembentukan urine. Proses filtasi terjadi ketika darah memasuki glomerulus
sampai ke kapsula bowman dengan menembus membran-membran filtrasi.
Membran filtrasi terdiri dari lapisan selendotelium glomerulus, membrane
basiler, dan epitel kapsula bowman. Sel-sel kapiler glomerulus memiliki struktur
yang berpori, bertekanan dan permeabilitas yang tinggi sehingga akan
mempermudah proses filtrasi.
Darah dari arteriol akan memasuki glomerulus melewati membrane filtrasi
hingga akhirnya sampai kekapsula bowman. Proses filtrasi tersebut
menyebabkan keping darah dan protein plasma akan tertahan dan tidak dapat
melewati membrane filtrasi. Namun, komponen-komponen dengan ukuran lebih
kecil yang terlarut di dalam plasma darah seperti glukosa, asam amiono, natrium,
kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati membrane filtrasi tersebut
Hasil dari filtrasi di glomerulus di sebut urine primer atau filtrate glomerulus.
Urine primer atau filtrat glomerulus mengandung asam amino, glukosa, natrium,
kalium, dan garam-garam lainnya.

12
2. Reabsorbsi (Penyerapan kembali). Setelah mengalami tahap filtrasi,
selanjutnya filtrat glomerulus atauurine primer akan memasuki tahap reabsorbsi.
Reabsorbsi merupakan suatu tahap dimana zat-zat yang masih berguna untuk
tubuh diserap kembali. Zat-zat yang masih diperlukan di dalam filtrat
glomerulus atau urin primer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal
sampai lengkung henle.Diserapnya kembali zat-zat yang masih dibutuhkan pada
tubulus ini melalui dua cara; gula dan asam amino akan diserap kembali melalui
proses difusi, sedangkan air akan diserap kembali melalui proses osmosis.
Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Sehingga
dengan itu dapat diketahui, zat-zat yang masih berguna pada urine primer dan
akan diserap kembali pada tahap reabsorsi adalah glukosa, asam amino, dan air.
Glukosa dan asam amino akan dikembalikan ke darah. Setelah dilakukan
penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna, maka akan menghasilkan urine
skunder atau filtrate tubulus.
3. Augmentasi merupakan tahapan akhir dalam pembentukan urine dimana
terjadinya proses penambahan zat sisa dan urea. Urine skunder atau filtrate
tubulus yang telah melewati lengkung henle menuju tubulus kontortus distal dan
mengalami tahapan augmentasi.
Pada proses augmentasi akan terjadi penambahan zat-zat sisa oleh darah
yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh seperti ion H+, K+, NH3, dan kreatinin.
Pengeluaran ion H+ dilakukan untuk menjaga pH darah. Proses augmentasi
menghasilkan urine sesungguhnya dan mengandung sedikit air. Urine
sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia, sisa pembongkaran
protein, dan zat-zat berlebihan dalam darah (vitamin, obat-obatan,hormon,
garam mineral).
Dari tubulus kontortus distal, urine akan menuju tubulus
kolektivus untuk dibawa menuju pelvis, selanjutnya menuju vesikaurinaria
melalui ureter. Apabila vesikaurinaria telah penuh terisi urin, dinding
vesikaurinaria akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urine
akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra

13
adalah air,garam, urea dan sisasubstansilain, misalnya pigmen empedu yang
berfungsimemberiwarna dan bau pada urin.
Pembentukan Urin Pekat Dan Encer
Pembentukan Urin Pekat
Jika asupan air rendah atau pengeluaran air tinggi (misalnya waktu
berkeringat banya), ginjal harus menghemat air selagi mengeluarkan zat sisa dan
kelebihan ion. Di bawah pengaruh ADH, ginjal menghasilkan urine yang sangat
pekat dalam jumlah kecil, Urine dapat dipekatkan empat kali lipat (hingga 1200
mOsm/ltr) disbanding plasma darah atau filtrat glomerulus (300 mOsm/ltr).
Pembentukan Urine Encer
Filtrat glomerulus memiliki rasio air dan partikel zat terlarut sama seoerti
darah; osmolaritasnya adalah sekitar 300 mOsm/liter, Seperti telah disebutkan,
cairan yang meninggalkan tubulus kontortus proksimal masih isotonic terhadap
plasma. Jika yang dibentuk adalah urin encer, osmolaritas cairan di lumen tubulus
meningkat seiring dengan mengalirnya cairan tersebut menuruni pars desendens
ansa Henle, menurun sewaktu mengalir ke pars asendens, dan terus menurun
sewaktu mengaliri bagian nefron sisanya dan duktus koligentes. Perubahan pada
osmolaritas ini disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut di sepanjang perjalanan
cairan tubulus:
1. Karena osmolaritas cairan interstisial medula ginjal meningkat secara
progresif, semkain banyak air direabsorpsi oleh osmosis sewaktu cairan
tubulus mengalir di sepanjan pars desendens ansa Henle menuju ujung
lengkung (Sumber gradien osmotic medula ini akan segera dijelaskan).
Akibatnya, cairan di lumen menjadi semakin pekat.
2. Sel-sel yang melapisi bagian tebal pars asendens ansa Henle memiliki
simporter yang secara aktif mereabsorpsi Natrium, Kalium, dan klorida dari
cairan tubulus. Ion-ion mengalir dari cairan tubulus ke sel-sel bagian tebal
pars asendens, lalu ke dalam cairan interstisial, dan akhirnya sebagian
berdifusi ke dalam darah di dalam vasa rekta.

14
Faktor yang Mempengaruhi Warna Urin dan Urine Normal
1. Faktor hidrasi. Salah satu faktor yang dapat membedakan warna urine
adalah faktor hidrasi, yaitu jumlah asupan cairan yang dikonsumsi dalam
satu hari. Orang-orang yang memiliki kebiasaan baik mengonsumsi cairan
secara cukup setiap harinya tentu memiliki warna urine yang lebih jernih.
Sementara orang yang memiliki kebiasaan kurang minum air tentu warna
urine yang dihasilkan akan lebih pekat. Misalnya kuning atau kuning pekat.
Urine Berwarna Kuning pekat juga sering dijadikan pertanda bahwa
tubuh sedang kekurangan hidrasi atau cairan. Maka dari itu, jika memiliki
urine dengan warna yang kuning pekat, ada baiknya mulai membiasakan
diri untuk memperbanyak asupan cairan di tubuh. Hal ini juga akan baik
untuk kesehatan jangka panjang.
2. Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi. Jenis makanan dan
minuman yang dikonsumsi baru-baru ini. Makanan dan minuman memiliki
pigmen warna tersendiri yang bisa jadi tidak bisa diserap oleh sistem
metabolisme tubuh. Sehingga zat warna akan ikut dikeluarkan melalui
urine.
3. Faktor obat-obatan yang dikonsumsi. Obat-obatan tertentu yang
mempengaruhi warna urine berubah. Obat sama halnya dengan makanan.
Obat yang dikonsumsi memang sedikit banyak akan berpengaruh terhadap
metabolisme tubuh sehingga bisa jadi mempengaruhi warna urine. Obat
antibiotik rifampin, beberapa jenis obat pencahar, serta pyridium bisa
mempengaruhi urine menjadi warna merah atau oranye. Selain itu beberapa
jenis obat kemoterapi dan anti-inflamasi juga bisa mengubah warna urine
menjadi oranye. Dan masih ada obat lainnya yang bisa mempengaruhi
warna urine menjadi cokelat atau hijau.
4. Faktor aktivitas dan fisik. Salah satu faktor yang menyebabkan urine
berubah warna adalah aktivitas dan kondisi fisik seseorang. Orang yang
melakukan olahraga secara berlebihan bisa jadi memiliki warna urine yang
menjadi merah. Hal serupa bisa juga terjadi kepada orang yang cedera atau

15
baru saja dipukuli. Warna urine bisa berubah menjadi merah. Kondisi ini
disebut dalam dunia medis sebagai mioglobinuria.
5. Keracunan. Penyebab urine berbeda warna juga bisa terjadi dikarenakan
seseorang keracunan. Orang yang mengalami keracunan merkuri atau
keracunan timah bisa jadi memiliki warna urine yang merah.
6. Penyakit. Faktor perbedaan warna urine selanjutnya bisa terjadi karena
faktor penyakit. Memang ada beberapa jenis penyakit yang dapat
mempengaruhi warna urine. Penyakit yang berhubungan dengan ginjal dan
saluran kemih, seperti infeksi saluran kemih dan gangguan ginjal bisa
membuat urine berwarna pekat, seperti warna cokelat tua. Selain itu,
penyakit seperti batu ginjal, kanker, dan batu saluran kemih bisa membuat
urine berwarna merah karena bercampur dengan darah (hematuria).
Komposisi urine normal
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang
menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai100 gram protein dalam 24 jam,
jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah Air 96% dan Benda padat 4%
(terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%). Komposis urin yang lain
adalah:
1. Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino
yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan
diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal
adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah
normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
2. Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg
setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke
dalam urine.
3. Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain
mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat.
4. Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida,
diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.

16
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem urinaria
adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara
bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan
dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). System urinaria terdiri dari
ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Dalam pembentukan urin terjadi tiga
tahapan yaitu filtrasi, resbsorpsi dan augmentasi. Terdapat beberapa factor yang
dapat menentukan warna urine yaitu factor hidrasi, makanan dan minuman,
konsumsi obat, keracunan, penyakit dan aktivitas fisik.

17
DAFTAR PUSTAKA
Eroschenko, V. P., 2012, Atlas Histologi difiore, Penerbit buku kedokteran (EGC)
Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis – Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Ganong, W. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Guyton & Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi revisi berwarna ke 12.
Elsevier : Singapore.

Langman. 2016. Embriologi Kedokteran. Ed-12. Jakarta: EGC

Sherwood, Lauralee. 2018. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed-9 ; alih
bahasa, Lydia I. Mandera, H.H. Pendit ; editor edisi bahasa Indonesia, Miranti
Iskandar. Jakarta: EGC

18

Anda mungkin juga menyukai