SUSAH BERKEMIH
MATA KULIAH SISTEM UROGENITALIA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
KETUA KELOMPOK Vivi Aprilia Fadila
Najdwah Emilia
Apriani
NurulHuda Mursalim
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Problem
Based Learning (PBL) modul “Susah Berkemih” tepat pada waktunya.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada tutor kami yang telah membantu dan membimbing kami,
serta kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penyusunan dan penulisan laporan PBL ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat positif sangat
kami butuhkan untuk perbaikan pembuatan laporan PBL selanjutnya.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari laporan PBL ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi kepada
pembaca.
Kelompok II
| Susah Berkemih ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
| Susah Berkemih ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Laki-laki 48 ahun
| Susah Berkemih ii
1.4. LEARNING OBJECTIVE
5 | Susah Berkemih
BAB II
PEMBAHASAN
6 | Susah Berkemih
Urin yang terbentuk pada penyaringan terkumpul dalam pelvis renalis,
yaitu sebuah rongga yang terletak di tengah ginjal. Ginjal memiliki: 2
a. Dua extremitas, yakni ekstremitas superior dan ekstremitas inferior
b. Dua margo, yakni margo medialis (concave) dan margo lateralis
(convex)
c. Dua facies, yakni facies anterior dan facies posterior
Pada margo medialis terlihat suatu bangunan pintu yang arahnya
vertikal dan membuka dalam satu ruangan. Pintu tadi disebut hilus
renalis dan merupakan tempat masuknya pembuluh-pembuluh darah,
lymphe, saraf dan ureter. Umumnya susunan pembuluh darah pada hilus
renalis ini, berturut-turut dari ventral ke dorsal dijumpai : v. Renalis, a.
Renalis, dan ureter. Ruangan tadi disebut sinus renalis dan di dalamnya
terdapat juga pembuluh-pembuluh darah, saraf, lymphe dan pelvis
renalis. 2
Selubung ginjal :
a. Capsula renalis : jaringan ikat fibrosa yang langsung berhadapan
dengan parenkim renal
b. Capsula adiposa : jaringan lemak diluar jaringan ikat
c. Fascia renalis : kondensasi jaringan ikat yang terletak diluar capsula-
capsula adiposa serta meliputi ren dan glandula suprarenalis
d. Corpus adiposa suprarenal : diluar fascia renalis membentuk
sebagian lemak retroperitoneal.
Sturktur ginjal: 2
a. Cortex renalis
Terlihat agak pucat dan lunak serta konsistensinya granulair.
Terletak langsung di bawah capsula renalis dan melingkungi basis
pyramis renalis. Subtantia ini sebagian melanjutkan dia antara
pyramis renalis sampai sinus renalis. Bagian ini disebut columna
renalis. Cortex renalis di tempati oleh: 2
• Corpusculi renalis
• Tubuli concerti
7 | Susah Berkemih
• Bagian permulaan dari tubuli collective
b. Medulla renalis
Tersusun atas beberapa bangunan berbentuk pyramid disebut
pyramidesrenalis. Apex pyramis menghadap sinus renalis disebut
papillae renalis. Papilla ini diterima oleh satu calyx minor. Beberapa
calyx minor bersatu menjadi calyx major. Beberapa calyx major
bersatu menjadi satu bangunan seperti corong disebut pelvis renalis.
Pelvis renalis ini melanjut sebagai ureter. Medulla renalis ditempati
oleh: 2
• Ansa henle dan sebagian pars ascendens dan descendens tubuli
honle
• Sebagian besar tubuli collective.
Vaskularisasi Ren
8 | Susah Berkemih
Arteri renalis memasuki ginjal melalui hilum dan kemudian
bercabang- cabang secara progresif membentuk arteri interlobaris, arteri
arkuarta, arteri interlobularis, dan arteriol aferen yang menuju ke kapiler
glomerulus tempat sejumlah besar cairan dan zat terlarut difiltrasi untuk
pembentukan urin. Ujung distal kapiler pada setiap glomerulus
bergabung untuk membentuk arteriol eferen, yang menuju jaringan
kapiler kedua, yaitu kapiler peritubulus yang mengelilingi tubulus ginjal.
Kapiler peritubulus mengosongkan isinya ke dalam pembuluh sistem
vena, yang berjalan secara paralel dengan pembuluh arteriol secara
prorgesif untuk membentuk vena interlobularis, vena arkuarta, vena
interlobaris, dan vena renalis, yang meninggalkan ginjal di samping
arteri renalis dan ureter.
Inervasi Ren
Saraf ginjal dan ureter berasal dari renal nerve plexus dan terdiri dari
serat saraf simpatis, parasimpatis, dan visceral aferen. Plexus nervus
renalis disuplai oleh serat dari nervus splanchnic abdominopelvic, renal,
abdominal aortic, and superior hypogastric plexuses. Celiac plexus and
abdominopelvic (greater, lesser, and least) splanchnic nerves.
Saraf ginjal dan ureter berupa serat saraf simpatis presinaptik yang
bermielin, berasal dari cornu lateral medulla spinalis dan melewati
ganglia paravertebral dan prevertebral, tanpa sinaps, kemudian
didistribusikan ke sel kromafin pada medulla suprarenal.
9 | Susah Berkemih
Histologi Ginjal3
10 | Susah Berkemih
lapisan tipis jaringan ikat dan otot polos di bawah epitel ini kemudian
menyatu dengan jaringan ikat sinus renalis. 3
Di sinus renalis terdapat cabang-cabang arteri dan vena renalis yang
disebut arteri interlobaris dan vena interlobaris. Pembuluh darah arkuata
membentuk arteri interlobularis dan vena-vena interlobularis yang lebih
kecil berjalan secara radial kedalam korteks ginjal untuk membentuk
arteri aferen glomerulus untuk selanjutnya membentuk kapiler
glomerulus.3
Fisiologi Ginjal4
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah
lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama
elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian
mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul
dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Hasil akhir yang kemudian
diekskresikan disebut urin.4
1. Mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula
dan vitamin) dan berbahaya(misalnya obat-obatan, bakteri dan zat
warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan
kelebihan asam atau basa
2.2.2 Ureter2
11 | Susah Berkemih
Gambar 3. Anatomi ureter. 5
12 | Susah Berkemih
Perdarahan ureter terbagi 2, ureter atas oleh A. Renalis sedangkan
ureter bawah oleh A. Vesicalis Inferior. Untuk persarafan dilakukan oleh
plexus hypogastricus inferior T11-L2 melalui neuron simpatis.
Hitologi Ureter3
13 | Susah Berkemih
dengan jaringan ikat fibroelastik dan jaringan adiposa sekitar, yang
mengandung banyak arteriol, venula, dan saraf kecil.
Fisiologi Ureter
Sebagaia saluran untuk mengalirkan urin dari ginjal ke vesica
urinaria
14 | Susah Berkemih
Terdapat di sebelah ventral setinggi tepi cranial symphisis pubica.
Dari apex ini terbentang sisa urachus ke umbilicus medianum.
Sepanjang ligamentum ini terlihat lipatan peritoneum parietale
disebut plica umbilicalis mediana.
c. Facies superior :
Berbentuk segitiga, di sebelah lateral dibatasi oleh dua margo
lateralis dan di sebelah dorsal oleh margo posterior. Pertemuan
margo lateralis dengan margo posterior disebut angulus postero
superior dan merupakan tempat masuknya ureter. Facies superior ini
diliputi seluruhnya oleh peritoneum dan sedikit facies inferior. Oleh
karena itu maka di sebelah lateral margo lateralis terlihat lekukan
peritoneum disebut fossa paravesicalis. Facies ini menghadap ke
cranial dan pada pria berhadapan dengan colon sigmoideum dan
lengkung-lengkung ileum. Pada wanita berhadapan dengan corpus
uteri.
d. Facies inferior :
Bagian ini menghadap ke caudal dan sebagian besar tidak diliputi
oleh peritoneum tetapi diliputi oleh fascia endopelvina (lamina
visceralis fascia pelvis).
Vaskularisasi Vesica urinaria
15 | Susah Berkemih
Vesica Urinaria mendapatkan persarafan simpatik dari plexus
hipogastricus inferior yaitu : serabut post ganglioner simpatis glandula
para vertebralis L1-2 dan serabut preganglioner parasimpatis N. cervicalis
2,3,4 melalui N. Splancnicus dan plexus hypogastricus inferior mencapai
dinding vesica urinaria. Persarafan ini memberikan fungsi untuk
menggiatkan m. spinchter interna dan menginhibisi m. detrussor serta
menghantarkan rasa nyeri dari vesica urinaria. Selain itu vesica urinaria
juga mendapatkan persarafan parasimpatik dari n. splanchnicus pelvicus
segmen sacral II-IV. Persarafan ini memberikan fungsi untuk merelaksasi
sfingter interna, menggiatkan m.detrussor, menghantarkan peregangan
dinding vesica urinaria dan mengosongkan vesica urinaria.
16 | Susah Berkemih
terdiri dari tiga lapisan otot yang tidak berbatas tegas dan terlihat sebagai
berkas-berkas otot polos yang terpotong dalam bidang longitudinal dan
transversal.3
2.2.4 Urethra2
17 | Susah Berkemih
atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai
saluran ekskresi.2
Vaskularisasi dan Inervasi Urethra
Vaskularisasi urethra wanita berasal dari internal pudendal artery dan
vaginal arteries, vena mengikuti arteri dan memiliki nama yang serupa,
sebagian besar pembuluh limfe dari urethra melewati sacral and internal
iliac lymph nodes. Sebagian kecil mengalir ke inguinal lymph nodes.
Persarafan Urethra di urus oleh cabang – cabang N. Pudendus ke N.
Dorsalis penis.
Histologi Urethra2
18 | Susah Berkemih
2. Urethra Pars Membranasea : Merupakan bagian urethra yang
terbentang dari prostat sampai bulbus penis dan saluran ini
menembus membran perinealis, panjang urethra pars
membranasea ini sekitar 1 cm, mukosanya dilapisi oleh sel
kolumnair atau epitel bertingkat, lapisan ototnya dibentuk oleh
otot skelet dan pada daerah membran perinealis otot skelet ini
akan membentuk sfingter urethra eksternum yang dibawah
kesadaran, sedangkan sfingter urethra internum terbentuk oleh
lapisan sirkuleer otot polos pada urethra pars prostatika yang tidak
dibawah kemauan.
3. Urethra Pars Spongiosa : Urethra pars spongiosa ini terbagi dua
yaitu : urethra pars bulbaris dan urethra pars pendulosa, kedua
bagian urethra ini berjalan sepanjang korpus spongiosa
penis.Mukosa urethra pars spongiosa ini dilapisi oleh epitel
bertingkat atau kolumnair sampai fossa avikularis dan pada fossa
ini mukosa dilapisi oleh epitel berlapis gepeng yang akan
berhubungan langsung dengan jaringan epitel dipermukaan luar,
sepanjang urethra pars spongiosa ini terdapat kelenjar Littre yang
merupakan kelenjar intraepitelial yang bersifat mukous, kelenjar
ini paling banyak terdapat pada pars pendulosa urethra.
Fisiologi Urethra
Sebagai saluran urin keluar urin yang diekskresikan oleh
tubuh melalui, ginjal, ureter dan vesicaurinaria.
2.2.5. Prostat
19 | Susah Berkemih
Gambar 7. Anatomi prostat dan Penis. 5
20 | Susah Berkemih
suatu pleksus vena. Kelenjar limfe regionalnya ialah kelenjar limfe
hipogastrik, sacral, obturator, dan iliaka eksterna.5
Histolgi Prostat3
21 | Susah Berkemih
Gambar 11. Histologi kelenjar prostat. 3
Secara histologi, prostat terdiri dari kelenjar yang dilapisi dua lapis
sel, bagian basal adalah epitel kuboid yang ditutupi oleh lapisan sel
sekretori kolumnar. Pada beberapa daerah dipisahkan oleh stroma
fibromuskular. Hormon androgen testis berfungsi untuk mengontrol
pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel-sel prostat.
22 | Susah Berkemih
kelenjar. Prostat dikelilingi suatu simpai fibroelastis dengan otot polos.
Septa dari simpai ini menembus kelenjar dan membaginya dalam lobus-
lobus yang tidak berbatas tegas pada orang dewasa. Seperti halnya
vesikula seminalis, struktur dan fungsi prostat bergantung pada kadar
testosterone.
Fisiologi Prostat
Kelenjar prostat menyekresi cairan encer, seperti susu, yang
mengandung kalsium, ion sitrat, ion fosfat, enzim pembekuan, dan
profibrinolisin. Selama pengisian, simpai kelenjar prostat berkontraksi
sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer seperti susu
yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah jumlah semen lebih
banyak lagi. Sifat cairan prostat yang sedikit basa mungkin penting untuk
keberhasilan fertilisasi ovum, karena cairan vas deferens relative asam
akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma, dan
sebagai akibatnya, akan menghambat fertilisasi sperma. Selain itu, secret
vagina bersifat asam (pH 3,5−4). Sperma tidak dapat bergerak optimal
sampai pH sekitarnya meningkat menjadi 6−6,5. Akibatnya, cairan
prostat yang sedikit basa mungkin dapat menetralkan sifat asam cairan
seminalis lainnya selama ejakulasi, dan juga meningkatkan motilitas dan
fertilitas sperma.4
23 | Susah Berkemih
saraf eferen berupa sistem parasimpatik, simpatik, dan somatik.
Spincter urethra external dan otot dasar panggul berada di bawah
kontrol volunter yang diperantarai oleh N. pudendus, sedangkan m.
detrusor vesicae dan spinchter urethra interna berada dibawah control
sistem saraf otonom, yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak.
Pada fase pengisian (penyimpanan), akan timbul sensasi berkemih
pertama kali yang biasanya timbul pada saat volume vesica urinaria
terisi antara 150-350 ml dari kapasitas normal sekitar 300-600 ml.
Pada keadaan ini, serabut aferen dari dinding vesica urinaria
menerima impuls regangan ( stretch receptor ) yang dibawa oleh N.
pelvicus ke corda spinalis S2-4 (Nucleus intermediolateralis cornu
lateralis medulla spinalis/NILCLMS S2-4) dan diteruskan sampai ke
pusat saraf cortikal dan subcortikal (ganglia basalis dan cerebellum)
melalui tractus spinothalamicus. Sinyal ini akan memberikan
informasi kepada otak tentang volume urin dalam vesica urinaria.
Pusat subcortikal menyebabkan m. detrusor vesica urinaria
berelaksasi dan m. spinchter uretra interna berkontraksi akibat
peningkatan aktivitas saraf simpatis yang berasal dari NILCLMS
Th10-L2 yang dibawa oleh N. Hipogastricus sehingga dapat mengisi
tanpa menyebabkan seseorang mengalami desakan berkemih.
Ketika pengisian vesica urinaria berlanjut, rasa pengembangan
vesica urinaria disadari, dan pusat cortical (pada lobus frontalis)
bekerja menghambat pengeluaran urin.
Pada saat vesica urinary terisi penuh dan timbul keinginan
untuk berkemih, dimulailah fase pengosongan, timbul stimulasi
sistem parasimpatik yang berasal dari NILCLMS S2-4 dan di bawa
oleh N. eregentes, menyebabkan kontraksi otot m. detrusor vesicae.
Selain itu terjadi inhibisi sistem simpatis yang menyebabkan
relaksasi spinchter urethra interna. Miksi kemudian terjadi jika
terdapat relaksasi spinchter urethra externa akibat penurunan
24 | Susah Berkemih
aktivitas serabut saraf somatik yg dibawa oleh N. pudendus dan
tekanan intra vesical melebihi tekanan intraurethra.6,7
25 | Susah Berkemih
darah di glomerulus dan filtrasi turun. Kedua hal tersebut
mengurangi volume urin.
• Konsentrasi darah
Konsentrasi air dan larutan dalam darah berpengaruh
terhadap produksi urin. Jika kamu tidak minum air seharian maka
konsentrasi air di darah menjadi rendah. Hal ini merangsang
hipofisis mengeluarkan ADH. Hormon ini meningkatkan
reabsorpsi air di ginjal sehingga volume urin turun.
• Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan
volume urin. Contohnya, jika kamu stres atau gugup, maka kamu
akan sering buang air kecil. Hal ini disebabkan, karena hormon
adrenalin meningkat di dalam darah. Hormon ini
akan meningkatkan kinerja ginjal sehingga urin yang dihasilkan
meningkat pula.
26 | Susah Berkemih
• Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan
kebutuhan eliminasi, dalam kaitannya dengan ketersediaan
fasilitas toilet.
• Stres psikologis
Meningkatnya stres dapat mengakibatkan seringnya frekuensi
keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas
untuk keinginan berkeinginan berkemih dan jumlah urine yang
dihasilkan.
• Tingkat aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang
baik untuk fungsi sfingter. Hilangnya tonus otot vesika urinaria
menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan
kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.
• Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan dapat
mempengaruhi pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan
pada anak, yang lebih memiliki kecenderungan untuk mengalami
kesulitan mengontrol uang air kecil. Namun dengan
bertambahnya usia kemampuan untuk mengontrol buang air
kecil semakin meningkat.
• Kondisi penyakit
Kodisi penyakit tertentu seperti diabetes melitus, ginjal dan
lain-lain dapat memengaruhi produksi urine.
• Sosiokultural
Budaya dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi
urine, seperti adanya kultur masyarakat yang melarang buang air
kecil di tempat tertentu
• Kebiasaan seseorang
27 | Susah Berkemih
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di toilet dapat
mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urinal atau
pot urine bila dalam keadaan sakit.
• Tonus otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu
proses berkemih adalah kandung kemih, otot abdomen, dan
pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontaksi pengontrolan
pengeluara urine.
• Pengobatan
Efek pengobatan menyebabkan peningkatan atau penurunan
jumlah urine. Misalnya pemberian diuretik hormon dapat
menigkatkan jumlah urine
sedangkan pemberian obat antikolinergik atau anti hipertensi
dapat menyebabkan retensi urine.
1. Obstruksi
Obstruksi saluran kemih bisa disebabkan oleh berbagai sebab,
yakni karena penyakit bawaan (congenital) atau didapat
(acquired). Obstruksi pada saluran kemih bawah dapat terjadi
akibat faktor intrinsik, maupun faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik berasal dari sistem saluran kemih dan bagian yang
mengelilinginya seperti pembesaran prostat jinak, tumor buli-
buli, striktur uretra, fimosis, parafimosis, dan lainnya.
Sedangkan faktor ekstrinsik, sumbatan berasal dari sistem
organ lain. Contohnya jika terdapat massa di saluran cerna
28 | Susah Berkemih
yang menekan leher buli-buli, maka hal ini akan
menyebabkan keluhan sulit berkemih.
2. Infeksi
Pada proses infeksi, terjadi perdangan yang mana akan
menyebabkan terjadinya edema. Hal ini akan menyebabkan
penyempitan lumen uretra. Reaksi radang paling sering
terjadi adalah prostatitis akut, yaitu peradangan pada kelenjar
prostat dan menimbulkan pembengkakan pada kelenjar
tersebut. Penyebab lainnya adalah uretritis, infeksi herpes
genitalia, vulvovaginitis, dan lain-lain.
3. Farmakologi
Medikasi yang menggunakan bahan anti kolinergik, seperti
trisiklik antidepresan dapat membuat retensi urine dengan
cara menurunkan kontraksi otot detrusor pada buli-buli. Obat-
obat simpatomimetik, seperti dekongestan oral, juga dapat
menyebabkan retensi urine dengan meningkatkan tonus
alpha-adrenergik pada prostat dan leher bulibuli. Dalam studi
terbaru obat anti radang non steroid ternyata berperan dalam
pengurangan kontraksi otot detrusor lewat inhibisi mediator
prostaglandin.
4. Neurologi
Secara neurologi retensi urine dapat terjadikarena adanya lesi
pada saraf perifer, otak, atau sumsum tulang belakang. Lesi
ini bisa menyebabkan kelemahan otot detrusor dan
inkoordinasi otot detrusor dengan sfingter pada uretra.
5. Trauma
Penyebab lain yang menyebabkan terjadinya keluhan susah
berkemih ialah akibat trauma atau komplikasi pasca bedah.
Trauma yang paling sering ialah straddle injury, yaitu cedera
dengan kaki mengangkang, biasanya pada anak-anak yang
naik sepeda dan kakinya terpeleset dari pedalnya, sehingga
29 | Susah Berkemih
jatuh dengan uretra pada bingkai sepeda. Selain itu, tidak
jarang juga terjadi cedera pasca bedah akibat kateterisasi atau
instrumentasi.
30 | Susah Berkemih
b. Pemeriksaan obyektif, yaitu melakukan pemeriksaan fisis terhadap
pasien untuk mencari data-data yang objektif mengenai keadaan
pasien.
c. Pemeriksaan penunjang, yaitu mampu memilih berbagai
pemeriksaan yang dapat menunjang diagnosis, di antaranya adalah
pemeriksaan laboratorium, pencitraan (imaging). Pada beberapa
keadaan mungkin diperlukan pemeriksaan penunjang yang lebih
bersifat spesialistik, yakni uroflometri atau urodinamika,
elektromiografi, endourologi, dan laparoskopi.
Anamnesis
31 | Susah Berkemih
4.) Riwayat penggunaan obat-obatan
- Apakah sedang mengonsumsi obat-obatan saat ini? (obat yang
bisameningkatkan retensi urin misalnya antidepresan trisiklik)
berikut:
Pemeriksaan fisik
32 | Susah Berkemih
pemeriksaan colok dubur ini dapat diperkirakan adanya pembesaran
33%.
1.) Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis dapat mengungkapkan adanya
leukosituria danhematuria. BPH yang sudah menimbulkan
komplikasi infeksi saluran kemih, batu buli-buli atau penyakit lain
yang menimbulkan keluhan miksi, di antaranya: karsinoma buli-
buli in situ atau striktura uretra,
pada pemeriksaan urinalisis menunjukkan adanya kelainan. Untu
k itu pada kecurigaan adanya infeksi saluran kemih perlu
dilakukan pemeriksaan kultur urine, dan kalau terdapat kecurigaan
adanya karsinoma buli-buli perlu dilakukan
pemeriksaan sitologi urine. Pada pasien BPH yang
33 | Susah Berkemih
sudahmengalami retensi urine dan telah memakai kateter,
pemeriksaan urinalisis tidak banyak manfaatnya karena seringkali
telah ada leukosituria maupun eritostiruria akibat pemasangan
kateter.
2.) Pemeriksaan fungsi ginjal
Obstruksi infravesika akibat menyebabkan gangguan pada
traktusurinarius bawah ataupun bagian atas. Dikatakan bahwa
gagal ginjal akibat BPH terjadi sebanyak 0,3-30% dengan rata-
rata 13,6%. Gagal ginjal menyebabkan resiko terjadinya
komplikasi pasca bedah (25%) lebih seringdibandingkan dengan
tanpa disertai gagal ginjal (17%), dan mortalitasmenjadi enam kali
lebih banyak. Pasien LUTS yang diperiksa
ultrasonografididapatkan dilatasi sistem pelvikalises 0,8% jika
kadar kreatinin serumnormal dan sebanyak 18,9% jika terdapat
kelainan kadar kreatinin serum.Oleh karena itu pemeriksaan faal
ginjal ini berguna sebagai petunjuk perlutidaknya melakukan
pemeriksaan pencitraan pada saluran kemih bagianatas.
3.) Pemeriksaan PSA (Prostate Spesific Antigen)
PSA disintesis oleh sel epitel prostat dan bersifat organ specific
tetapi bukan cancer specific. Serum PSA dapat dipakai untuk
meramalkan
perjalanan penyakit dari BPH; dalam hal ini jika kadar PSA tingg
i berarti:
(a) pertumbuhan volume prostat lebih cepat,
(b) keluhan akibat BPH/laju pancaran urine lebih jelek, dan (c) lebi
h mudah terjadinya retensi urine akut. Pertumbuhan volume
kelenjar prostat dapat
diprediksikan berdasarkan kadar PSA. Dikatakan oleh Roehrborn
et al (2000) bahwa makin tinggi kadar PSA makin cepat laju
pertumbuhan prostat. Laju pertumbuhan volume prostat rata-rata
setiap tahun pada kadar PSA 0,2- 1,3ng/dl laju adalah 0,7
34 | Susah Berkemih
mL/tahun, sedangkan pada kadar PSA 1,4-3,2 ng/dl sebesar 2,1
mL/tahun, dan kadar PSA 3,3-9,9 ng/dl adalah 3,3
mL/tahun19.Kadar PSA di dalam serum dapat mengalami
peningkatan pada keradangan, setelah manipulasi pada prostat
(biopsi prostat atau TURP), pada retensi urine akut, kateterisasi,
keganasan prostat, dan usia yang makin tua. Sesuaiyang
dikemukakan oleh Wijanarko et al (2003) bahwa serum PSA
meningkat pada saat terjadi retensi urine akut dan kadarnya
perlahan-lahanmenurun terutama setelah 72 jam dilakukan
kateterisasi. Rentang kadarPSA yang dianggap normal
berdasarkan usia adalah:
a.) 40-49 tahun: 0-2,5 ng/ml
b.) 50-59 tahun:0-3,5 ng/ml
c.) 60-69 tahun:0-4,5 ng/ml
d.) 70-79 tahun: 0-6,5 ng/ml
Meskipun BPH bukan merupakan penyebab timbulnya karsinoma
adanya karsinoma prostat.Oleh karena itu pada usia ini pemeriksaan PSA
prostat.
dengan usia pasienatau usia harapan hidup pasien. Usia sebaiknya tidak
35 | Susah Berkemih
sehingga jika memangterdiagnosis karsinoma prostat tindakan radikal
Epidemiologi 14
Etiologi15
36 | Susah Berkemih
dihydrotestosterone (DHT) dan proses penuaan. Beberapa hipotesis
yang diduga sebagai penyebab timbulnya hyperplasia prostat.
c. Interaksi stroma-epitel
37 | Susah Berkemih
Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan
pertumbuhan sel epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh
sel-sel stroma melalui suatu mediator (growth factor). Setelah sel
stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol, sel-sel
stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya
mempengaruhi sel stroma itu sendiri, yang menyebabkan terjadinya
proliferasi sel-sel epitel maupun stroma.
38 | Susah Berkemih
Patofisiologi1
39 | Susah Berkemih
Manifestasi Klinis13
40 | Susah Berkemih
Diagnosis1
a. Pemeriksaan Fisik
41 | Susah Berkemih
• kelainan ginjal atau ureter (hidroureter atau hidronefrosis)
• memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan dengan
indentasi prostat (pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostat) atau
ureter bagian distal yang berbentuk seperti mata kail (hooked fish)
Penatalaksanaan16
42 | Susah Berkemih
uroflometri. Jika keluhan miksi bertambah buruk daripada
sebelumnya, mungkin dipikirkan untuk memilih terapi yang lain.
b. Medikamentosa
Tujuan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk mengurangi
resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik penyebab
obstruksi intravesika dengan obat-obatan penghambat adrenergik-α
(adrenergic α-blocker) dan mengurangi volume prostat sebagai
komponen statik dengan cara menurunkan kadar hormon
testosteron/dihidrotestosteron melalui penghambat 5α-reduktase.
Selain kedua cara di atas, sekarang banyak dipakai obat golongan
fitofarmaka yang mekanisme kerjanya masih belum jelas.
• Penghambat reseptor α-adrenergik
Fenoksibenzamin, yaitu penghambat alfa yang tidak selektif yang
ternyata mampu memperbaiki laju pancaran miksi dan mengurangi
keluhan miksi. Fenoksibenzamin mengikat reseptor alfa secara
kovalen, yang menimbulkan penyekatan irreversibel berjangka lama
(14−48 jam atau lebih lama). Obat ini cukup selektif terhadap
reseptor α1, tetapi lebih lemah dari prasozin. Obat ini juga
menghambat ambilan kembali norepinefrin yang dilepas oleh ujung
saraf presinaptik adrenergik. Fenoksibenzamin menyekat reseptor
histamin (H1), asetilkolin, dan serotonin seperti halnya reseptor α .
Obat ini diserap per oral, walaupun biovailabilitasnya rendah dan
sifat kinetiknya tidak diketahui dengan baik. Biasanya obat ini
diberikan per oral, dimulai dengan dosis rendah sebesar 10−20
mg/hari yang dapat dinaikkan sampai mencapai efek yang
diinginkan. Dosis kurang dari 100 mg/hari biasanya sudah cukup
untuk menyekat reseptor alfa secara adekuat (Katzung, 2012).
Banyak efek samping yang ditimbulkan terutama hipotensi postural
dan takikardi. Sumbatan hidung dan hambatan ejakulasi dapat pula
terjadi. Karena fenoksibenzamin memasuki sistem saraf pusat, obat
ini akan menimbulkan efek sentral yang kurang spesifik seperti
43 | Susah Berkemih
kelemahan, sedasi, dan mual. Obat ini dapat menimbulkan tumor
pada binatang, tetapi implikasi klinisnya belum diketahui.
Prasozin merupakan suatu piperazinyl quinazoline yang efektif pada
penanganan hipertensi. Obat ini sangat selektif terhadap reseptor α1
dan 1000 kali kurang kuat pada reseptor α2. Hal ini dapat
menjelaskan sebagian mengenai ketiadaan relatif takikardi pada
pemberian prasozin dibandingkan dengan pemberian fentolamin dan
fenoksibenzamin. Prasozin melemaskan otot polos arteri dan vena
serta otot polos di prostat akibat penyekatan reseptor α1.
Tamsulosin adalah suatu antagonis kompetitif α1 dengan struktur
yang agak berbeda dari struktur kebanyakan penyekat α1.
Biovailabilitasnya tinggi dan memiliki waktu paruh yang lama
sekitar 9−15 jam. Obat ini dimetabolisme secara ekstensif di hati.
Tamsulosin memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor α1A
dan α1D dibandingkan dengan subtipe α1B. Percobaan
mengindikasikan bahwa tamsulosin memiliki potensi yang lebih
besar dalam menghambat kontraksi otot polos prostat versus otot
polos vaskular dibandingkan dengan antagonis selektif α1 lain.
Selain itu, dibandingkan dengan antagonis lainnya, tamsulosin
memiliki efek yang lebih kecil terhadap tekanan darah pasien pada
kondisi berdiri.
• Penghambat 5α-reduktase (5-ARI)
Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan
dihidrotestosteron (DHT) dari testosteron yang dikatalis oleh enzim
5α-reduktase di dalam sel prostat. Menurunnya kadar DHT
menyebabkan sintesis protein dan replikasi sel prostat menurun.
Preparat yang tersedia mula-mula adalah finasteride, yang
menghambat 5α-reduktase tipe 2. Dilaporkan bahwa pemberian obat
ini 5mg sehari yang diberikan sekali setelah enam bulan mampu
menyebabkan penurunan prostat hingga 28%. Hal ini memperbaiki
keluhan miksi dan pancaran miksi. Saat ini telah tersedia preparat
44 | Susah Berkemih
yang menghambat enzim 5α-reduktase tipe 1 dan tipe 2 (dual
inhibitor), yaitu Duodart.
• Fitofarma
Beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dapat dipakai untuk
memperbaiki gejala akibat obstruksi prostat, tetapi data farmakologis
tentang kandungan zat aktif yang mendukung mekanisme kerja obat
fitofarma sampai saat ini belum diketahui pasti. Kemungkinan
fitofarma bekerja sebagai: antiestrogen, antiandrogen, menurunkan
kadar Sex Hormone Binding Globulin (SHBG), Inhibit Basic
Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Epidermal Growth Factor
(EGF), mengacaukan metabolisme prostaglandin, efek antiinflamasi,
menurunkan outflow resistance, dan memperkecil volume prostat.
Diantara fitoterapi yang banyak dipasarkan adalah Pygeum
africanum, Serenoa repens, Hypoxis rooperi, Radix urtica dan masih
banyak lainnya .
c. Intervensi
Penyelesaian masalah pasien BPH jangka panjang yang paling baik
saat ini adalah pembedahan, karena pemberian obat-obatan atau
terapi non-invasif lainnya membutuhkan jangka waktu yang sangat
lama untuk melihat hasil terapi.
Desobstruksi kelenjar prostat akan menyembuhkan gejala obstruksi
dan miksi yang tidak lampias. Hal ini dapat dikerjakan dengan cara
operasi TURP, atau Insisi Prostat Transurehtra (TUIP atau BNI).
Pembedahan direkomendasikan pada pasien BPH yang tidak
menunjukkan perbaikan setelah terapi medikamentosa, mengalami
retensi urin, infeksi saluran kemih berulang, hematuria, gagal ginjal,
dan timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi
saluran kemih bagian bawah.
• Pembedahan terbuka
Pembedahan terbuka dapat dilakukan melalui transvesikal,
retropubik atau perineal. Pada operasi melalui kandung kemih dibuat
45 | Susah Berkemih
sayatan perut bagian bawah, kemudian prostat dienukleasi dari dalam
simpainya. Keuntungan teknik ini adalah dapat sekaligus untuk
mengangkat batu buli-buli atau divertikelektomi apabila ada
divertikulum yang cukup besar.
Cara pembedahan retropubik dikerjakan melalui sayatan kulit perut
bagian bawah dengan membuka simpai prostat tanpa membuka
kandung kemih, kemudian prostat dienukleasi. Kedua cara
pembedahan tersebut masih kalah dibandingkan dengan cara TURP,
yaitu mordibitasnya yang lebih lama, tetapi dapat dikerjakan tanpa
memerlukan alat endoskopi yang khusus, dengan alat bedah baku.
Prostatektomi melalui sayatan perineal tidak lagi dikerjakan
(Katzung, 2012).
• Transurethra Resection of Prostate
Transurethral Resection of The Prostate adalah tatalaksana bedah
standar untuk pasien BPH. Cairan irigan (pembilas) non-konduktif
digunakan selama TURP untuk menjaga visibilitas yang baik dari
lapangan operasi selama tindakan berlangsung. Cairan ini tidak
mengandung elektrolit, dan penyerapan larutan hipotonik ini ke
dalam aliran darah dapat menyebabkan kelebihan cairan dan
hiponatremia, sehingga dapat menyebabkan efek kardiovaskular dan
sistem saraf yang merugikan. Sindrom TURP didefinisikan sebagai
tingkat natrium serum <125 mmol/L yang dikombinasikan dengan
gejala klinis kardiovaskular atau manifestasi neurologis. Namun,
manifestasi klinis juga dapat terjadi dengan tingkat natrium serum
>125 mmol/L .
Menurut The European Association of Urology Guidelines 2009,
TURP adalah pengobatan pilihan untuk prostat, namun memiliki
angka morbiditas pasca operasi yang signifikan. TURP dapat
mengakibatkan komplikasi seperti perdarahan pascaoperasi, striktur
uretra, inkontinensia urin, ejakulasi retrograde, dan sindrom TURP.
46 | Susah Berkemih
Komplikasi yang menyebabkan perdarahan membutuhkan transfusi
darah sesegera mungkin.
• Elektrovaporasi prostat
Cara ini sama dengan TURP, hanya saja teknik yang dilakukan
memakai roller ball yang spesifik dan dengan mesin diatermi yang
cukup kuat, sehingga mampu membuat vaporisasi kelenjar prostat.
Teknik ini cukup aman, tidak banyak menimbulkan perdarahan pada
saat operasi, dan masa rawat inap di rumah sakit lebih singkat.
Namun teknik ini hanya diperuntukkan pada prostat yang tidak
terlalu besar (<50 gram) dan membutuhkan waktu operasi yang lebih
lama.
• Laser prostatektomi
Energi laser mulai dipakai sebagai terapi BPH sejak tahun 1986,
yang dari tahun ke tahun mengalami penyempurnaan. Terdapat 4
jenis energi yang dipakai, yaitu: Nd:YAG, Holmium:YAG,
KTP:YAG, dan diode yang dapat dipancarkan melaui bare fibre, right
angle fibre, atau interstitial fibre. Kelenjar protat pada suhu 60−65 C
akan mengalami koagulasi dan pada suhu yang lebih dari 100°C akan
mengalami evaporasi .
Jika dibandingkan dengan pembedahan, pemakaian Laser ternyata
lebih sedikit menimbulkan komplikasi, dapat dikerjakan secara
poliklinis, penyembuhan lebih cepat, dan dengan hasil yang kurang
lebih sama. Sayangnya terapi ini membutuhkan terapi ulang sebesar
2% setiap tahun. Kekurangannya adalah tidak dapat diperoleh
jaringan untuk pemeriksaan patologi, sering banyak menimbulkan
disuria pasca-bedah yang dapat berlangsung sampai 2 bulan, tidak
langsung dapat miksi spontan setelah operasi, dan peak flow rate
yang lebih rendah dari pada pasca TURP.
• Transurethral Needle Ablation of Prostate (TUNA)
Teknik ini memakai energi dari frekuensi radio yang menimbulkan
panas sampai mencapai 100°C, sehingga menyebabkan nekrosis
47 | Susah Berkemih
jaringan prostat. Sistem ini terdiri atas kateter TUNA yang
dihubungkan dengan generator yang dapat membangkitkan energi
pada frekuensi radio 490 kHz. Kateter dimasukkan ke dalam uretra
melalui sistoskopi dengan pemberian anestesi topikal xylocaine
sehingga jarum yang terletak pada ujung kateter terletak pada
kelenjar prostat. Pasien sering kali masih mengeluh hematuria,
disuria, kadang-kadang retensi urin, dan epididimo-orkitis.
Komplikasi17
48 | Susah Berkemih
kandung kemih membentang dan melemahkan dan tidak
lagi berkontraksi dengan benar.
e.) Gangguan fungsi ginjal : BPH berat dapat menyebabkan air
seni kembali ke dalam dan merusak ginjal. Hidronefrosis,
uremia dan bahkan gagal ginjal bisa terjadi.
f.) Prostatitis, radang kelenjar prostat : Dipercaya bahwa BPH
tidak menyebabkan kanker, namun kedua kondisinya bisa
ada bersamaan.
Prognosis 6
2.8.2. Prostatitis
Definisi13
Epidemiologi18,19
49 | Susah Berkemih
Kanada lebih dari satu sepanjang tahun, dan menemukan bahwa
selama masa studi, lebih dari 9% peserta penelitian menderita gejala
prostatitis. Prevalance di wilayah lain, termasuk asia, amerika utara,
eropa ditemukan serupa, dan dapat berkisar hingga 16%. Oleh karena
itu, prostatitis merupakan masalah kesehatan utama pada pria di
seluruh dunia, dan manajemen dan perawatan yang tepat sangat
penting untuk mengurangi beban yang terkait dengannya.
Epidemiologi menunjukkan prostatitis merupakan penyebab
dari 8% kasus urologi.Prostatitis merupakan salah satu penyakit yang
umum terjadi di bidang urologi, data epidemiologi menunjukkan
prostatitis merupakan penyebab dari 8% kasus urologi.
Etiologi20
Klasifikasi18
50 | Susah Berkemih
National Institute of Health telah merilis klasifikasi baru
prostatitis mereka, di mana mereka mempertahankan klasifikasi lama
dari prostatitis bakteri kronis dan akut. Namun, mereka
menambahkan kategori baru dalam klasifikasi ini untuk yang disebut
prostatitis nonbakterial kronis / sindrom nyeri panggul kronis (CNP /
CPPS), dan kategori lain untuk kasus prostatitis tanpa gejala. Kami
di sini menghitung kategori sesuai dengan klasifikasi baru:
1. Kategori I (prostatitis bakteri akut): Pada jenis prostatitis ini, pasien
memiliki gejala berat prostat dan sistemik yang mengindikasikan
infeksi akut. Bakteri dapat diisolasi dalam kasus ini.
2. Kategori II (prostatitis bakteri kronis); Pada jenis prostatitis ini,
pasien mungkin atau mungkin tidak memiliki sistem infeksi prostat.
Namun, sebagian besar pasien akan mengalami infeksi saluran kemih
berulang yang disebabkan oleh bakteri yang sama yang
menyebabkan prostatitis.
3. Kategori III (prostatitis kronis / sindrom nyeri panggul kronis): Pada
jenis prostatitis ini, pasien akan menderita nyeri prostat, dan gejala
yang berkaitan dengan berkemih, tanpa adanya gejala infeksi
4. kategori IV (prostatitis imflamasi asimptomatik) pada jenis
prostatitis ini, pasien tidak memiliki gejala prostat infeksi saluran
kemih, meskipun terdapat peradangan yang sebenarnya pada prostat.
Patofisiologi13
Manifestasi Klinis18
51 | Susah Berkemih
• Acute bacterial prostatitis
• Demam, mengigil, malise, taralgia, myalgia, sakit pada perineal
prostat, disuria, adanya gejala seperti obstruksi pada traktus
urinarius termasuk frekuensi, urgensi, disuria, nokturia,
hesistansi, pancaran lemah, dan pengososngan yang inkomplit,
nyeri punggung bawah, nyeri perut bawah, keluarnya cairan
secara spontan melalui uretra
• Crhonic bacterial prostatitis
• Disuria intermitten, gejala seperti obstruksi pada traktus
urinarius intermitten, infeksi rekuren traktus urinarius, gejala
sistemik tidak spesifik
• Chronic prostatitis and chronic pain syndrom
• Nyeri pelvis atau rasa tidak nyaman diperineal, suprapubic,
coccygeal, rectal, urethra, dan nyeri pada scrotal selama kurang
lebih 3-6 bulan tanpa infeksi traktus urinarius dari uropatogen.
gejala obstruksi traktus urinarius termasuk frekuensi, disuria,
dan pengosongan inkomplit, nyeri ejakulasi, disfungsi erektil.
• Asymtomatic inflammatory prostatitis
• Kategori ini memiliki gejal yang kurang spesifik.
Diagnosis
- Anamnesis :
52 | Susah Berkemih
nyeri perut bawah, keluarnya cairan secara spontan
melalui uretra
• Crhonic bacterial prostatitis
• Disuria intermitten, gejala seperti obstruksi pada traktus
urinarius intermitten, infeksi rekuren traktus urinarius,
gejala sistemik tidak spesifik
• Chronic prostatitis and chronic pain syndrom
• Nyeri pelvis atau rasa tidak nyaman diperineal,
suprapubic, coccygeal, rectal, urethra, dan nyeri pada
scrotal selama kurang lebih 3-6 bulan tanpa infeksi
traktus urinarius dari uropatogen. gejala obstruksi traktus
urinarius termasuk frekuensi, disuria, dan pengosongan
inkomplit, nyeri ejakulasi, disfungsi erektil.
• Asymtomatic inflammatory prostatitis
kategori ini memiliki gejal yang kurang spesifik.
- Pememeriksaan fisik13 :
Pemeriksaan fisis dengan colok dubur didapatkan prostat
teraba membengkak,hangat dan nyeri. pada keadaan ini
tidak diperbolehkan melakukan masase prostat
mengakibatkan rasa sakit.
- Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan laboratorium
• complete blood count : dindikasikan pada kasus
pasien toksik secara akut atau pasien suspek
septicemia
• urinalisis : terdiri dari jumlah sel darah putih dan
bacterial, oval fat bodies, dan lipid-laden makrofag.
pemeriksaan ini untuk membedakan tipe-tipe
prostatitis
53 | Susah Berkemih
• kultur urin
• kimia : terdiri dari cairan elektrolit, termasuk kadar
BUN dan kretinin, pada pasien dengan retensi urin
atau obstruksi.
• prostate-spesific antigen determinasi : inflamasi
prostat dapat meningkatkan serum (PSA).21
• Stamey-Meares (uji 4 tabung) → Gold Standar (urin
inisial → menilai keadaan mukosa uretra, urin posisi
tengah → menilai keadaan mukosa vesika, sekret
prostat melalui masase prostat, urin paska masase
prostat.13
Penatalaksanaan18
Definisi1,22
54 | Susah Berkemih
kemih.Uretra pria dewasa berkisar antara 23-25 cm, sedangkan uretra
wanita sekitar 3-5 cm. Karena itulah uretra pria lebih rentan terserang
infeksi atau terkena trauma dibanding wanita. Beberapa faktor resiko
lain yang diketahui berperan dalam insiden penyakit ini, diantaranya
adalah pernah terpapar penyakit menular seksual, ras orang Afrika,
berusia diatas 55 tahun, dan tinggal di daerah perkotaan.
Epidemiologi1
Etiologi13
Patofisiologi1,22
55 | Susah Berkemih
kulit). Selain itu resiko terbentuknya batu buli-buli juga meningkat,
timbul gejala sulit ejakulasi dan gagal ginjal. Derajat penyempitan
lumen uretra dibagi menjadi 3 tingkatan. Termasuk tingkat ringan
jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen, tingkat
sedang jika terdapat oklusi mencapai 1⁄2 lumen uretra, dan tingkat
berat oklusi lebih dari 1⁄2 diameter lumen uretra.
Manifestasi klinis13
Diagnosis1,13,22
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisis
56 | Susah Berkemih
parut sepanjang uretra anterior pada ventral penis, jika ada
fistel kita pijat muaranya untuk mengeluarkan nanah di
dalamnya. Pemeriksaan colok dubur berguna untuk menyingkir
diagnosis lain seperti pembesaran prostat.Pemeriksaan fisik
dilakukan lewat inspeksi dan palpasi.
c. Pemeriksaan Penunjang
57 | Susah Berkemih
Tatalaksana
a. Dilatasi uretra
b. Uretrotomiinterna
Teknik bedah dengan derajat invasive minim, dimana
dilakukan tindakan insisi pada jaringan radang untuk
membuka striktur. Insisi menggunakan pisau otis atau
sasche. Otis dikerjakan jika belum terjadi striktur total,
sedangkan pada striktur lebih berat pemotongan
dikerjakan secara visual menggunakan kamera fiberoptik
dengan pisau sasche.Tujuan uretrotomi interna adalah
membuat jaringan epitel uretra yang tumbuh kembali di
tempat yang sbelumnya terdapat jaringan parut.
c. Pemasangan stent
58 | Susah Berkemih
Stent adalah benda kecil, elastis yang dimasukan pada daerah
striktur. Stent biasanya dipasang setelah dilatasi atau
uretrotomi interna. Ada dua jenis stent yang tersedia, stent
sementara dan permanen. Stent permanen cocok untuk
striktur uretra pars bulbosa dengan minimal spongiofibrosis.
Artinya:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat".
Dalam ayat ini dijelaskan perintah dari Allah Swt. yang
ditujukan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka
menahan pandangan matanya terhadap hal-hal yang diharamkan bagi
mereka. Oleh karena itu janganlah mereka melihat kecuali kepada apa
yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat, dan hendaklah mereka
menahan pandangannya dari wanita-wanita yang muhrim. Untuk itu
59 | Susah Berkemih
apabila pandangan mata mereka melihat sesuatu yang diharamkan tanpa
sengaja, hendaklah ia memalingkan pandangan matanya dengan segera
darinya.
Imam Muslim di dalam kitab sahihnya melalui hadis Yunus ibnu
Ubaid, dari Amr ibnu Sa'id, dari Abu Zar'ah ibnu Amr ibnu Jarir, dari
kakeknya Jarir ibnu Abdullah Al-Bajali r.a. yang menceritakan bahwa
ia pernah bertanya kepada Nabi Saw. tentang pandangan spontan, maka
beliau memerintahkan kepadanya agar menahan pandangan matanya,
yakni memalingkannya ke arah lain. Hal yang sama telah diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dari Hasyim, dari Yunus ibnu Ubaid dengan sanad
yang sama. Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, Imam Nasai telah
meriwayatkannya melalui jalur yang sama. Imam Turmuzi mengatakan
bahwa predikat hadis hasan sahih.
Surah Al-Baqarah Ayat 222
Artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh
itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan
diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir
abad 14 H
Pelajaran dari ayat:
60 | Susah Berkemih
Ø Keharaman menyetubuhi istri tatkala sedang haidh dan nifas karena
terdapat bahaya, berdasarkan firman Allah, “Oleh sebab itu hendaklah
kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci.
Ø Keharaman menyetubuhi istri tatkala sudah berhenti darah haidh atau
nifasnya namun belum bersuci (mandi), berdasarkan firman Allah
Ta’ala, “apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu.”
Perintah BerKhitan
Khitan secara etimologi artinya memotong dan secara
terminologis yaitu memotong kulit – mukosa preputium yang menutupi
alat kelamin lelaki, serta dalam bahasa arab khitan juga diartikan alat
kelamin laki-laki dan perempuan. Sejarah Khitan dimulai saat ajaran
Nabi Ibrahim As, yang ketika khtan nabi Ibrahim berusia 80 tahun dalam
sebuah hadist. Mengingat pentingnya khitan, islam mewajibkan khitan
bagi umatnya.
Artinya:
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah
agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-
orang yang mempersekutukan Tuhan.
Manfaat dari berkhitan
Ø Membuang bagian penis yang menjadi tempat bersarangnya kotoran,
virus, najis dan bau tidak sedap
Ø Ketika keluar melewati preputium, maka endapan kotoran sebagian
tertahan oleh kulit tersebut
61 | Susah Berkemih
Ø Mencegah terjadinya beberapa penyakit seperti: HIV-Aids, Kanker
Penis, Kanker Rahim, Balanitis, Balanopostitis, penyakit karena infeksi
mikrooraganisme dan beberapa penyakit pada penis.
Artinya :
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihatku kencing
sambil berdiri, kemudian beliau mengatakan, “Wahai Umar janganlah
engkau kencing sambil berdiri”. Umar pun setelah itu tidak pernah
kencing lagi sambil berdiri
BAB III
PENUTUP
3.1. TABEL DIAGNOSIS
62 | Susah Berkemih
3.2. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
63 | Susah Berkemih
11. Gleadle J. At a Glance Anamnesi dan Pemeriksaan Fisik. Penerbit
Erlangga;Jakarta, 2007.
12. Anonym. Pedoman Penatalaksanaan BPH di Indonesia. [internet]. [cited on
nov2017] Available from: http://www.iaui.or.id/ast/file/bph.pdf
13. Purnomo, Basuki. Dasar-dasar urologi Edisi kedua. CV. Sagung Seto.
Jakarta : 2003
15. A. Kapoor, “Benign prostatic hyper- plasia (BPH) management in the pri-
mary care setting,” Can. J. Urol., hlm. 8, 2012.
16. Katzung BG, Trevor AJ, Masters SB. Benign prostatic hyperplasia. In:
Katzung and Trevor’s Pharmacology. Sixth edition. USA: McGraw-Hill.
2012. p.483-86.
17. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Saluran kemih dan alat kelamin lelaki. Dalam:
Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ketiga. Jakarta: EGC. 2007; hlm. 899-903.
64 | Susah Berkemih
24. Arifin, Johar, “Studi ḥadīṡ-ḥadīṡ tentang Posisi Kencing Berdiri; Kajian
Mukhtalaf ḥadīṡ”. Jurnal Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau
65 | Susah Berkemih