Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi

Pielonefritis merupakan penyakit saluran kemih bawah yang pada mulanya berawal dari
infeksi saluran kemih bawah. Pielonefritis disebabkan oleh infasi bakteri pada saluran
kemih seperti bakteri : E.coli yang secara normal terdapat pada saluran
pencernaan, dan secara tidak sengaja dapat menginfeksi atau terbawa ke saluran
kemih karena pola kebersihan yang salah. Disamping E.coli bakteri lain yang dapat
menyebabkan pielonefritis adalah klabsiella, streptococcus. Factor lain sebagai predisposisi
Pielonefritis seperti : kehamilan, kondisi imun yang menurun, obstruksi saluran
kemih, VUR, diabetes. Pielonefritis terjadi berawal dari invasi bakteri ke dalam
saluran kemih bagian bawah, kondisi tubuh dengan imun yang rendah, obstruksi
saluran kemih, VUR dapat menghambat eleminasi bakteri kedalam urine sehingga bakteri
dapat berkembang biak dan menginfeksi mukosasaluran kemih, di samping itu pada
penderita diabetes dengan kadar gula yang tinggi mengakibatkan glukosa yang lolos
dalam filtrasi hanya dapat direabsorbsi sebesar nilai maksimal reabsorbsi glukosa
yaitu 220, sisa glukosa yang tidak dapat direabsorbsi lagi akan terbawa dan
terkandung dalam urine, hal tersebut mengakibatkan bakteri dapat berkembang biak
secara cepat dalam saluran kemih dan menginfeksi saluran kemih. Kehamilan, pada
saat kehamilan hormone estrogen meningkat sehingga akan mengakibatkan
vasodilatasi pada pembuluh darah, vasodilatasi mengakibatkan peningkatan
permeabilitas kapiler yang akhirnya akan mengakibatkan kebocoran protein plasma ke
dalam interstitial dan menarikcairan plasma ikut bersamanya, hal tersebut akan mengakibatkan
tingginya tekanan onkotik plasma pada filtrasi glomelurus yang akan mengakibatkan cairan
berpindah dari kapsula bowment ke kapiler glomelurus melawan gaya filtrasi, disamping itu
pada kehamilan terjadi penekanan pada vesika dan saluran kemih yang akan
menghambat aliran urine dan mengakibatkan penurunan eleminasi bakteri bersama
urine. Dari mekanisme diatas, akan terjadi infeksi pada saluran kemih bawah dan
apabila tubuh tidak mampu mengatasi fluktuasi bakteri dalam saluran kemih, maka
bakteri tersebut akan naik ke saluran kemih bagian atas yang mengakibatkan peradangan-
infeksi diparemkin ginjal ( Pielonefritis ). Pielonefritis merupakan kondisi yang sudah terjadi
infeksi dalam paremkim ginjal sehingga dapat diangkat diagnose PK: infeksi. Pada
pielonefritis terjadi reaksi radang dan pengikatan antara antigen dan antibody, pengikatan
tersebut mengakibatkan tubuh akan melepaskan mediator-mediator kimia yang dapat
menimbulkan gejala inflamasi. Mediator EP ( endogen pirogen ) dapat mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh karena EP merangsang prostaglandin untuk meningkatkan
thermostat tubuh di hipotalamus dengan gejala ini dapat diangkat diagnose
keperawatan hipertermi. Kalekrein juga dapat menimbulkan rasa nyeri pada pinggang
akibat peradangan atau kerusakan jaringan parenkim ginjal karena saat radang
mediataor ini dilepas untuk merangsang pusat sensori nyeri, dengan demikian dapat
diangkat diagnose keperawatan nyeri akut. Disamping itu akibat kelainan pada medulla
ginjal yang mengakibatkan gangguan dalam pemekatan urine ditambah lagi
peningkatan GFR akibat mekanisme radang pada ginjal mengakibatkan timbulnya
poliuri sehingga dapat diangkat diagnose keperawatan Gangguan eleminasi urine.
Kehilangan cairan yang berlebih baik ekstrasel maupun intrasel akibat gangguan
dalam proses reabsorbsi mengakibatkan sel-sel tubuh mengalami dehidrasi sehingga
dapat diangkat diagnose keperawatan kekurangan cairan tubuh.

2.4       Patofisiologi
        Bakteri naik ke ginjal dan pelvis ginjal melalui saluran kandung kemih dan uretra. Flora
normal fekal seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis,  Pseudomonas aeruginosa,
dan Staphilococus aureus adalah bakteri paling umum yang menyebabkan pielonefritis
akut. E. Coli menyebabkan sekitar 85% infeksi. Organisme juga dapat sampai ke ginjal melalui
aliran darah atau aliran getah bening, tetapi cara ini jarang sekali terjadi (Naber, 2004).
Obstruksi aliran kemih dan refluks vesikoureter dapat menjadi faktor predisposisi dalam
perkembangan infeksi saluran kemih. Obstruksi saluran kemih dapat mengakibatkan penimbunan
cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal tersebut dapat mengakibatkan atrofi pada
parenkim ginjal, di samping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai
refluks vesikoureter dan infeksi pada ginjal. Aliran balik (refluks) dari kemih yang terinfeksi
memasuki parenkim ginjal mengakibatkan terjadinya jaringan parut ginjal (Price, 2013).
Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi
fungsi ginjal. Abses dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada
akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi. Kerusakan pada ginjal akan
menyebabkan meregangnya kapsul ginjal (dipersarafi medulla spinalis segmen Thorakal 11
sampai Lumbal 2) yang menimbulkan rasa nyeri disekitar bagian pinggang atau flank
pain (Snell, 2006).
Demam terjadi diawali oleh adanya infeksi atau invasi mikroorganisme (misalnya bakteri atau
virus) ke dalam tubuh hingga ke sistema peredaran darah. Keberadaan mikroorganisme dalam
tubuh memacu aktivasi makrofag yang merupakan usaha pertahanan tubuh terhadap masuknya
benda asing. Makrofag kemudian menghasilkan suatu zat kimia, pyrogen endogen, yang
nantinya akan melepaskan prostaglandin di hypothalamus. Peningkatan jumlah prostaglandin ini
mengubah set point  suhu normal tubuh yang diatur oleh hypothalamus sebagai thermoregulator
menjadi lebih tinggi daripada normal (Sherwood, 2004)

Anda mungkin juga menyukai