Anda di halaman 1dari 5

JURNAL BIOMOLEKULER DAN ILMU KESEHATAN 2018 APRIL VOL 1 (01)

20

ARTIKEL ASLI

Usia sebagai Faktor Risiko yang Mempengaruhi


Peningkatan Derajat Prolaps Rahim

Shervil Kagayaita Sayko1, Delapan Puluh Mardiyan Kurniawati2, Pudji Lestari3*

1Program Pendidikan Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia


2Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia
3Departemen Kesehatan Masyarakat dan Pengobatan Pencegahan, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia

SENI I CLE I NFO ABSTRAK

Sejarah artikel: Perkenalan: Prolaps uteri merupakan masalah ginekologi yang sering dialami wanita dengan
Diterima 28 April 2018 Diterima prevalensi 50% dan diprediksi 30 tahun ke depan akan meningkat 45% seiring dengan
dalam bentuk revisi 17 Mei 2018 meningkatnya usia harapan hidup. Prolaps uteri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
mendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor
Diterima 17 Mei 2018 tersebut dengan derajat prolaps uteri.
Tersedia online 30 April 2018 Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Jumlah sampel 65 pasien
prolaps uteri di Poliklinik Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2015-2017.
Kata kunci: Untuk mengetahui tingkat signifikansi, data yang terkumpul akan diuji dengan statistik
Osteoartritis lutut, Fisher Exact Test pada taraf signifikansi = 0,05.
Usia, Hasil: Dari total 65 paten, kasus terbanyak adalah prolaps uteri derajat 4 dari 27 kasus
Jenis kelamin, (41,5%). Trend kejadian prolaps uteri terjadi pada usia 50 tahun dan paritas 4. Ada
Sistem penilaian Kellgren-Lawrnce, perbedaan bermakna antara derajat prolaps uteri dengan faktor usia (p = 0,016) dan
indeks keparahan osteoartritis lutut. obesitas (p = 0,041). Tidak ada perbedaan bermakna antara faktor paritas dengan
derajat prolaps uteri (p = 0,508).
* ) Penulis yang sesuai:
Kesimpulan: Usia merupakan faktor utama yang mempengaruhi derajat prolaps uteri, melemahnya jaringan dasar
pules30@yahoo.com
panggul dan otot pada wanita lanjut usia merupakan penyebab utama.

tidak pasti. Kejadian prolaps uteri di Poliklinik Ginekologi RSUD


pengantar Dr. Soetomo tahun 2007 – 2011 cukup tinggi dan merupakan
Prolaps uteri adalah suatu bentuk prolaps organ kasus POP terbanyak yaitu 66,30%.(5) Insiden POP termasuk
panggul (POP) yang ditandai dengan turunnya uterus ke prolaps uteri sangat tinggi pada wanita dan telah
dalam vagina yang disebabkan oleh kelemahan ligamen memperkirakan bahwa selama 30 tahun ke depan permintaan
endopelvik, terutama ligamen transversum.(1, 2) untuk manajemen akan meningkat sebesar 45% seiring dengan
POP adalah salah satu indikasi paling umum dari meningkatnya harapan hidup. (6) Karena kelainan ginekologi
operasi ginekologi. (3) Studi Women's Health Initiative sering terjadi pada wanita dan manajemennya membutuhkan
(WHI) menyatakan bahwa kejadian POP di Amerika biaya yang tinggi, maka pemahaman tentang POP terutama
Serikat adalah 41% wanita berusia 50-79 dan prolaps prolaps uteri menjadi penting. 7)
uteri menempati urutan ketiga (14% penderita POP). (4) Faktor risiko terjadinya prolaps uteri sangat beragam
Angka kejadian prolaps uteri di Indonesia masih dan saling mendukung satu sama lain. Beberapa studi

Jurnal Ilmu Biomolekuler dan Kesehatan


Tersedia di https://e-journal.unair.ac.id/BHSJ; DOI:10.20473/bhsj.v1i1.8210

Karya ini berlisensi di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0.
JURNAL ILMU BIOMOLEKULER DAN KESEHATAN 2018 APRIL, 01 (01) 21

menunjukkan bahwa usia, paritas, obesitas, dan status pada identitas, faktor anamnesis yang mempengaruhi
menopause merupakan faktor risiko yang berperan dalam prolaps uteri, pemeriksaan fisik, diagnosis dan regimen
meningkatkan insiden dan keparahan prolaps uteri.(8, 9) prolaps uteri). Kriteria eksklusi meliputi pasien prolaps
Terjadinya prolaps uteri tidak menyebabkan mortalitas uteri dengan diagnosis tambahan lain yang dapat
atau morbiditas yang berat. Namun kejadian prolaps uteri memperburuk dan membuat diagnosis bias prolaps
sangat berpengaruh terhadap kehidupan wanita baik sosial, uteri, seperti karsinoma serviks; tumor dan/atau kelainan
psikis maupun fisik. Masalah atau gangguan fisik yang ganas pada rahim, adneksa, jaringan ikat, dan rongga
terjadi pada penderita prolaps dapat menurunkan kesehatan panggul; kelainan bawaan (rahim), adneksa, vagina dan
reproduksi wanita, seperti 44,57% wanita merasa tidak genitalia eksterna; riwayat sembelit kronis; riwayat
nyaman karena adanya massa yang keluar masuk alat penyakit paru-paru kronis; riwayat operasi dan riwayat
kelamin.(5) Dalam penelitian lain disebutkan bahwa prolaps radiasi. Selain itu, pasien dengan derajat prolaps uteri
uteri juga sangat berpengaruh. dalam kehidupan seksual meningkat atau berpindah dalam periode sampling juga
misalnya penurunan orgasme, keinginan, lubrikasi dan termasuk dalam kriteria eksklusi.
menyebabkan penurunan kepuasan dan kualitas hubungan Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
seksual. (6) Sedangkan menurut Shrestha et al, gangguan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan
yang disebabkan oleh prolaps uteri meliputi masalah buang untuk melihat karakteristik atau deskripsi dan distribusi
air besar sebesar 71% dan perasaan tidak nyaman. panas frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti. Data
saat buang air kecil sebesar 59%. Hal ini tentu menurunkan kategori ini akan disajikan dengan ukuran penyajian atau
kualitas hidup seorang wanita.(10) proporsinya. Analisis bivariat dilakukan untuk
Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah mengetahui pengaruh faktor usia, paritas dan oberitas
dalam pencegahan faktor risiko yang meningkatkan terhadap derajat prolaps uteri di Poliklinik Ginekologi
kejadian prolaps uteri. Hal ini dilakukan dalam rangka RSUD Dr. Soetomo
meningkatkan kualitas hidup manusia di Indonesia yang Surabaya. Analisis bivariat dilakukan dengan
telah diagendakan dalam Nawa Cita poin ke-5. Salah satu menggunakan Fisher Exact Test menggunakan program
programnya adalah Program Indonesia Sehat (11) SPSS. (SPSS.Inc., Chicago, IL) melalui Fisher Exact Test
Program Indonesia Sehat sendiri dilaksanakan dengan dengan = 0,05, jika<0,05 maka ada hubungan dan jika >
menegakkan tiga pilar utama, salah satunya adalah: 0,05 tidak ada hubungan. Keeratan hubungan antara
penerapan paradigma sehat. Penerapan paradigma variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan dalam
sehat dilakukan dengan mengarusutamakan strategi koefisien kontingensi.
kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta Hasil
pemberdayaan masyarakat. (12) Populasi dalam penelitian ini berjumlah 121 penderita
Beberapa penelitian telah meneliti hubungan prolaps uteri. Kemudian dilakukan penelusuran rekam medis
berbagai faktor risiko prolaps uteri. (8, 9, 13, 14) tetapi dan ditemukan hanya 65 rekam medis yang lengkap dan
tidak ada penelitian yang meneliti hubungan faktor- memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dengan demikian,
faktor ini dengan derajat prolaps uteri. Berdasarkan latar sampel penelitian dalam penelitian ini adalah
belakang di atas, peneliti ingin mengkaji faktor-faktor 65. (Tabel 1) Dari 65 kasus prolaps uteri terlihat bahwa
yang mempengaruhi derajat penderita prolaps uteri di kasus prolaps uteri terbanyak di Poliklinik Ginekologi
Poliklinik Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya. RSUD Dr.Soetomo dari tahun 2015-2017 adalah prolaps
uteri derajat 4 dari 27 kasus (41,5%). ) sehingga
penanganan yang dilakukan paling banyak adalah
Metode tindakan operasi yaitu 32 kasus (49,2%). Trend kejadian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross prolaps uteri terjadi pada usia 50 tahun dan paritas 4.
sectional analitik. Variabel bebas adalah umur, paritas, Tren untuk mayoritas BMI adalah normal.
dan obesitas, sedangkan variabel terikatnya adalah
derajat prolaps uteri. Populasi adalah data rekam medis Tabel 1 Karakteristik dan Tindakan Pada Pasien Prolaps
rawat jalan di Poliklinik Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Uterus di Poliklinik Ginekologi RSUD Dr. Soetomo
Surabaya periode Januari 2015 Desember 2017 dengan Surabaya Tahun 2015-2017

diagnosis prolaps uteri dan telah mendapat persetujuan n = 65


etik dari komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Sampel Derajat Prolaps Rahim
diperoleh dengan teknik Consecutive sampling dari 1 derajat prolaps uteri 8 (12,3%)
populasi terjangkau penelitian sesuai kriteria inklusi
2 derajat prolaps uteri 3 15 (23,1%)
meliputi pasien yang berobat ke Poliklinik Ginekologi derajat prolaps uteri 4 15 (23,1%)
RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada bulan Januari 2015 – derajat prolaps uteri 27 (41,5%)
Desember 2017 dengan diagnosis prolaps uteri dan Prosedur
rekam medis lengkap (termasuk data Operasi 32 (49,2%)
Pesarium 22 (33,8%)
Lainnya 11 (16,9%)
JURNAL ILMU BIOMOLEKULER DAN KESEHATAN 2018 APRIL, 01 (01) 22

Usia cedera pada fasia endopelvis dan laserasi otot, terutama


Usia 50 59 (90,8%) otot levator ani..(8) Persalinan dapat mempengaruhi
Usia < 50 6 (9,2%) prolaps uteri seperti persalinan tidak standar, melakukan
Keseimbangan kristeler, meneran sadapan sebelum pembukaan
Paritas 4 40 (61,5%) lengkap dan manajemen kala III yang tidak dilakukan
Paritas < 4 25 (47,5%) dengan baik.
BMI Kecenderungan yang terjadi pada penderita prolaps
Berat badan kurang 3 (4,6%) uteri adalah tidak obesitas. Meskipun banyak teori yang
Normal 33 (50,8%) menyatakan bahwa obesitas berpengaruh terhadap
Kegemukan 26 (40,0 %)
peningkatan kejadian prolaps uteri, dalam hal ini terjadinya
Gendut 3 (4,6%)
prolaps uteri dapat terjadi karena faktor berat badan
lainnya. Mengingat bahwa penelitian sebelumnya dilakukan
Variabel yang memiliki perbedaan bermakna pada tipe A (fas level 3).
dengan peningkatan derajat prolaps uteri adalah Tindakan yang dilakukan pada pasien prolaps uteri didasarkan
variabel umur (p = 0,016) dan variabel IMT (p = 0,0373) pada jenis, keparahan gejala, usia, keadaan umum pasien, kebutuhan
karena signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). fungsional seksual, fertilitas, serta faktor risiko kekambuhan. Tujuan
Sedangkan untuk variabel paritas tidak terdapat tindakan operatif ini secara umum adalah untuk memperbaiki
perbedaan yang bermakna dengan peningkatan derajat anatomi vagina, memperbaiki atau mempertahankan fungsi kandung
prolaps uteri karena signifikansi atau nilai p lebih besar kemih, memperbaiki atau memelihara fungsi usus dan memperbaiki
dari 0,05 (p>0,05). Kuatnya hubungan antara derajat atau mempertahankan fungsi seksual.(1) Prolaps uteri terbesar yang
prolaps uteri dengan variabel usia (koefisien kontingensi ditemukan pada penelitian ini adalah uteri grade IV prolaps, sehingga
= 0,372) dan obesitas (koefisien kontingensi = 0,373) sebagian besar penatalaksanaannya adalah pembedahan.
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat
antara keduanya (Tabel 2). Hasil Fisher Exact Test menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara derajat prolaps uteri
Diskusi dengan faktor usia dan memiliki hubungan yang kuat antara
keduanya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa bertambahnya
Jumlah kasus prolaps uteri menunjukkan bahwa kasus usia membuat jaringan fasia lebih kaku dan mudah pecah.
prolaps uteri meningkat seiring dengan meningkatnya usia Fasia dasar panggul juga akan melemah seiring
harapan hidup seorang wanita. Hal ini dipengaruhi oleh bertambahnya usia, sehingga jaringan dasar panggul tidak
berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lain, dapat menahan organ-organ yang terdapat di dalamnya..(15)
sehingga meningkatkan kasus prolaps uteri itu sendiri. Selain itu, pada usia lebih dari 40 tahun hingga sebelum
Kejadian prolaps uteri cenderung terjadi pada wanita usia menopause dimulai, kadar estrogen semakin menurun. Estrogen
lanjut (≥ 50 tahun), karena pada usia ini banyak terjadi berfungsi untuk merangsang kulit untuk meningkatkan sintesis
penurunan fungsi pada tubuh wanita terutama fungsi hidroksiprolin dan prolin sebagai jaringan kolagen.
reproduksi. Penurunan fungsi reproduksi ini mempengaruhi Berkurangnya jaringan kolagen menyebabkan kelemahan pada
kekuatan otot dasar panggul sehingga terjadi peningkatan otot dasar panggul yang biasanya terjadi 5-10 tahun setelah
kejadian prolaps uteri.15 Sedangkan pada wanita usia <50 menopause.16
tahun kejadian prolaps uteri dapat dipicu oleh beberapa
faktor lain, karena prolaps uteri bersifat multifaktorial.
penyakit.
Trend atau kecenderungan kejadian prolaps uteri terjadi
pada ibu dengan paritas tinggi. Paritas tinggi dikaitkan dengan
pengiriman. Multi paritas menyebabkan persalinan progresif
Tabel 2 Hubungan Faktor-Faktor Terhadap Derajat Prolaps Urat di Poliklinik Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2015-
2017
Prolaps Rahim Lanjut
Faktor tidak p Ngency
1st Gelar 2dan Gelar 3rd Gelar 4ini Gelar
koefisien

Usia
Usia 50 5 (8,9%) 13 (22,0%) 15 (25,4%) 26 (44,0%) 59
0,016 0,372
Usia < 50 3 (50,0%) 2 (33,3%) 0 (0,0%) 1 (16,6%) 6
Keseimbangan

Paritas 4 5 (12,5%) 7 (17,5%) 9 (22,5%) 19 (47,5%) 40


0,508 -
Paritas < 4 3 (12,0%) 8 (32,0%) 6 (24,0%) 8 (32,0%) 25
BMI
Kegemukan 0 (0,00%) 0 (0,00%) 3 (100%) 0 (0,00%) 3
0,041 0,373
Tidak Obesitas 8 (12,90%) 15 (24,19%) 12 (19,36%) 27 (43,55 %) 62
JURNAL BIOMOLEKULER DAN ILMU KESEHATAN 2018 APRIL VOL 1 (01)
23

prolaps. Hal ini dikarenakan trend atau kecenderungan


penderita prolaps uteri dengan obesitas hanya 4,6%.
Di Rumah Sakit Umum Dr. Kariadi (RSUD Dr. Kariadi) Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa prolaps uteri
Semarang, 97,6% prolaps uteri derajat III dan IV derajat III akan cenderung meningkat dengan meningkatnya tekanan
terjadi pada wanita di atas 50 tahun.(8) Artinya, penuaan dan intraabdomen.20 Peningkatan tekanan intraabdomen
menopause juga berperan dalam peningkatan derajat uteri. memberikan beban yang berlebihan pada otot dasar
prolaps. Hal ini juga didukung oleh sebuah penelitian yang panggul sehingga mengakibatkan kelemahan otot dasar
menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap panggul. Dalam penelitian Women's Health Initiative (WHI)
peningkatan kadar POP, termasuk prolaps uteri (p<0,001).(9) disebutkan bahwa wanita dengan IMT 25-30 kg/m2
Menurut peneliti, usia merupakan faktor utama yang meningkatkan risiko prolaps uteri sebesar 31-39%,
mempengaruhi derajat prolaps uteri. Menurunnya fungsi sedangkan wanita dengan IMT >30 kg/m2 risikonya
seksual dan reproduksi pada wanita yang lebih tua meningkat sebesar 40-75 % 8. Penelitian lain menunjukkan
tentunya berdampak besar pada kesehatan wanita itu bahwa ada hubungan antara wanita obesitas dengan
sendiri, salah satunya melemahnya jaringan dan otot kejadian POP, termasuk prolaps uteri (p = 0,004). (21)
dasar panggul yang bertugas menopang rahim untuk Namun, ini konsisten dengan Kim et al. penelitian
tetap pada tempatnya. Semakin tua usia, semakin parah yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
kelemahan jaringan basal dan otot panggul, sehingga derajat IMT dan POP (termasuk prolaps uteri)..(9)
derajat prolaps uteri yang diderita pasien akan semakin Penelitian lain juga menyatakan tidak ada hubungan
tinggi. antara obesitas dengan derajat POP, termasuk prolaps
Hasil Fisher Exact Test menunjukkan bahwa tidak uteri, namun obesitas dapat mempengaruhi gejala
ada hubungan yang signifikan antara faktor paritas gangguan dasar panggul seperti inkontinensia urin dan
dengan derajat prolaps uteri. Hal ini tidak sesuai dengan inkontinensia urin.. (22) Penelitian lain juga menunjukkan
teori bahwa multiparitas akan mengakibatkan cedera bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara POP,
persalinan progresif pada fasia endopelvis dan laserasi termasuk prolaps uteri, dengan terjadinya prolaps uteri
otot, terutama otot levator ani, yang dapat menyebabkan berdasarkan skor POP-Q.(23)
prolaps uteri.(8, 17) Fakta ini menunjukkan bahwa ada faktor berat badan lain
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang 97,6% prolaps uteri yang mempengaruhi derajat prolaps uteri di RSUD Dr. Soetomo.
derajat III dan IV terjadi pada wanita multipara. Jadi paritas Mengingat RSUD Dr. Soetomo merupakan pelayanan kesehatan
juga berperan dalam meningkatkan derajat prolaps uteri. tersier, dimana pasien yang dirujuk di sini harus memiliki faktor
Demikian pula menurut Kim et al. penelitian yang berat badan yang tidak dapat ditangani di pelayanan kesehatan
menyatakan bahwa paritas 3 berpengaruh terhadap sekunder. Dengan demikian, obesitas bukan satu-satunya faktor
peningkatan kadar POP termasuk prolaps uteri (p = 0,005).(9) yang memicu peningkatan derajat prolaps uteri.
Memang pasien prolaps uteri di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya tahun 2011-2017 memiliki paritas mayoritas 4 Kesimpulan
sebesar 61,5%. Namun dilihat dari derajat prolaps uteri Prolaps uteri merupakan penyakit multifaktorial. Namun seiring
tidak ada perbedaan bermakna antara prolaps uteri bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi organ, salah
derajat 1, 2, 3 atau satunya ligamen dan otot dasar panggul yang tidak dapat lagi
4. Inilah sebabnya mengapa paritas tidak memiliki hubungan menopang isi panggul. Sehingga dapat meningkatkan derajat
dengan derajat prolaps uteri. Meskipun paritas tidak memiliki prolaps uteri. Dapat disimpulkan bahwa usia merupakan faktor
perbedaan yang signifikan terhadap derajat prolaps uteri, tren yang paling berpengaruh untuk meningkatkan derajat prolaps
menunjukkan bahwa paritas menyebabkan peningkatan insiden uteri, tanpa mengabaikan faktor lain yang dapat memperberat
prolaps uteri itu sendiri. kondisi tersebut.
Hal ini dapat terjadi karena paritas juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti: jenis persalinan sebelumnya, persalinan
Konflik kepentingan
dengan tindakan, usia saat pertama kali melahirkan, berat lahir
Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan
anak sebelumnya dan juga kelainan selama persalinan (seperti
distosia bahu atau kala 2 memanjang).( 18) Dalam penelitian lain
disebutkan bahwa ada sebagian kecil kasus prolaps uteri yang Referensi
1. Prasetyo AT, al e. Kapita Selekta Uroginekologi. Yogyakarta: Bagian
terjadi pada nulipara, suatu kejadian langka yang perlu diteliti
Obstetri Ginekologi FK UGM; 2011.
lebih lanjut.(19) 2. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Meskipun hasil analisis Fisher Exact Test faktor Sarwono Prawirohardjo; 2010.
obesitas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang 3. Zaki A, Kurniawati EM, Mustokoweni S. Peningkatan Ketebalan
Serat Elastin Dinding Vagina pada Prolapsus Organ Pelvis
signifikan angka kejadian prolaps uteri antara pasien
Anterior. Majalah Obstetri & Ginekologi. 2016;24(1):31-6.
obesitas dan non obesitas. Namun, tidak ada bukti 4. Yoga K, Pratiwi M, Putra IGM. Prolaps Organ Panggul. E-Jurnal
bahwa obesitas mempengaruhi derajat rahim Medika Udayana. 2013;2(4):709-36.
JURNAL ILMU BIOMOLEKULER DAN KESEHATAN 2018 APRIL, 01 (01) 24

5. Nizomy IR, Prabowo RP, Hardianto G. Hubungan Faktor Risiko 14. Cessaria DE, Manoe IM, Molejono ER. Ekspresi Elastin adalah Faktor
dengan Prolaps Organ Panggul di Poliklinik Rawat Jalan Risiko Terkuat untuk Mengembangkan Prolaps Organ Panggul.
Ginekologi RSUP Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2007-2011. Indones J Obstet Ginekologi. 2013;1(4):204-8.
Majalah Obstetri & Ginekologi. 2013;21(2):61-6. 15. Buku Teks Obstetri & Ginekologi Edmonds D. Dewhurst.
6. Kuhn A, Bapst D, Stadlmayr W, Vits K, Mueller MD. Fungsi seksual dan organ Inggris: Wiley-Blackwell;; 2012.
pada pasien dengan prolaps simtomatik: apakah pessarium membantu? 16. Buku Ajar Konar H. Ginekologi. New Delhi: Penerbit Medis
Kesuburan dan kemandulan. 2009;91(5):1914-8. Jaypee Brothers; 2013.
7. Richter H, Varney R. Prolaps Organ Panggul. California: Ginekologi 17. Obstetri & Ginekologi Smith R. Netter. AS: Saunders Elsevier;
Berek dan Novak; 2007. 2008.
8. Hardianti BC, Pramono BA. Faktor-faktor yang Berhubungan 18. Karatayli R, Gezginc K, Kantarci AH, Acar A. Keberhasilan
dengan Kejadian Prolapsus Uteri di RSUP Dr. Kariadi Semarang. pengobatan prolaps uteri dengan histeropeksi perut yang
Medika Media Muda. 2015;4(4):498-508. dilakukan selama operasi caesar. Arsip ginekologi dan
9. Kim CM, Jeon MJ, Chung DJ, Kim SK, Kim JW, Bai SW. Faktor kebidanan. 2013;287(2):319-22.
Risiko Prolaps Organ Panggul. Jurnal Internasional 19. Kim JO, Jang SA, Lee JY, Yun NR, Lee SH, Hwang SO. Prolaps
Ginekologi dan Obstetri. 2007;98(1):248-51. uteri pada wanita primigravida. Ilmu kebidanan &
10. Shrestha B, Onta S, Choulagai B, Poudya A, Pahari DP, Uprety A, dkk. kandungan. 2016;59(3):241-4.
Pengalaman Wanita dan Praktik Pencarian Perawatan Kesehatan 20. Callahan T, Caughey A. Cetak Biru Obstetri & Ginekologi.
dalam Hubungannya dengan Prolaps Rahim di Distrik Bukit Nepal. Cina: Lippincott Williams &Wilkins; 2013.
Kesehatan Wanita BMC. 2014;14(20)::1-9. 21. Whitcomb EL, Lukacz ES, Lawrence JM, Nager CW, Luber KM. Prevalensi
11. RI P. No. 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan derajat gangguan dari gangguan dasar panggul pada wanita
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: obesitas. Jurnal uroginekologi internasional dan disfungsi dasar
Kementerian Kesehatan, 2016. panggul. 2009;20(3):289-94.
12. Kemenkes-RI. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan 22.Washington BB. Hubungan antara obesitas dan stadium II atau
Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan 2016. prolaps yang lebih besar. Jurnal obstetri dan ginekologi Amerika.
13. Silitonga IR, Sukarsa MRA, Pohan LR, Armawan E, Handono B. 2010;201:1-4.
Perbandingan Kerapatan Kolagen Ligamentum Sakrouterina pada 23. Ermawati, Syafrianto, Bachtiar H. Hubungan Antara Usia, Paritas,
Pasien dengan dan tanpa Prolaps Uteri. MKB. 2015;47(4):212-7. Pekerjaan dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Prolaps
Organ Panggul Berdasarkan Skor Kuantifikasi Prolaps Organ
Panggul. Dapatkan Emas. 2014;3(17):29-34.

Anda mungkin juga menyukai