OLEH KELOMPOK 5 :
1. IKA WIDARTI (200411016)
2. IMA ROHAYA (200411017)
3. IRNI YUSNITA (200411020)
4. RABIATUL GUSMIAH (200411032)
5. RAHMATAN (200411033)
6. RAYHANAH (200411034)
KATA PENGANTAR
ii
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini.
Penulisan makalah berjudul “Selaput Ekstra Embrionik dan Plasenta”,
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Embriologi. Kami berharap makalah
ini bisa menambah pengetahuan pembaca tentang apa yang dimaksud dengan
selaput embrionik, proses pembentukan dan jenis-jenis dari selaput embrionik.
Harapan kami juga pembaca dapat mengetahui tentang plasenta, klasifikasi jenis
plasentadan fungsinya.
Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan,
terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca
demi penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi
(berkembang biak). Reproduksi bertujuan untuk melestarikan atau
mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu spesies tersebut.
Pembuahan didahului oleh peristiwa ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang
masak dari ovarium. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi
pembuahan/fertilisasi, peleburan inti menjadi zigot dan fertilisasi. Zigot
yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput dan bergerak menuju
uterus dengan mengalami serangkaian pembelahan kemudian akan
menempel di pada dinding endometrium uterus yang telah menebal.
Selama menempel pada uterus, zigot mengalami perkembangan mulai
dengan proses blastulasi yang akan menghasilkan blastula, dan
selanjutnya mengalami gastrulasi yang akan membentuk tiga lapisan
yang disebut dengan lapisan germinal embrio.
2
BAB II
SELAPUT EMBRIO
A. Pengertian
Selaput Embrio merupakan selaput pada bagian luar yang
membungkus embrio agar berada persis pada posisi normal di dalam organ
reproduksi betina yaitu tempat embrio berkembang, berfungsi sebagai
perlindungan agar embrio tidak terkontaminasi oleh antigen lain. Selaput
embrio berfungsi sebagai media perantara bagi pertukaran zat serta
perlindungan bagi embrio. Embrio dapat bertahan hidup sendiri selama
beberapa waktu dengan menyerap makanan dari kantung kuning telur.
4
1. Amnion
Berasal dari bahasa Yunani, amnion yang berarti membran fetus.
Seperti kantung tipis yang berasal dari somaotopleura, membentuk
suatu kantung menyelubungi embrio dan berisi dengan cairan.
Fungsi amnion antara lain sebagai alat pernapasan, menyelubungi
dan melindungi embrio dari tekanan fisik, dan tempat
mengambang, memungkinkan pergerakan tungkai dari tubuh
embrio. Cairan amnion selalu beredar lewat suatu mekanisme
tertentu diantaranya :
a) Cairan diambil oleh janin kemudian diarbsorbsi oleh darah
janin yang terdapat pada saluran pencernaan makanan, dan
selanjutnya dibuang ke dalam ginjal dan akhirnya masuk lagi
kedalam rongga amnion.
b) Cairan amnion akan masuk ke dalam plasma darah induk
melalui plasenta sebagai perantara dan decidua capeularis
pada endometrium dan kemudian masuk lagi ke kantong
amnion.
2. Kantung kuning telur (yolk)
Kantung kuning telur sangat erat fungsinya dalam nutrisi pada
embrio dan kuning telur bekerja dalam waktu yang cukup singkat
karena fungsi kerjanya dalam pertumbuhan berikutnya akan
dilanjutkan oleh allantois. Mencegah embrio dari kekeringan,
mengurangi resiko guncangan, dan menyerap putih telur (pada
ayam).
Mengangkut bahan makanan, gas, dan sisa metabolism lain.
Sebagai kantung urin embrional dan sebagai paruparu embrional.
Kuning telur dicerna oleh enzim yang dihasilkan kantung kuning
telur dan hasil cernaan itu dibawa ke embrio melalui pembuluh
darah kantung kuning telur.
3. Allantois
Allantois tumbuh dari saluran pencernaan belakang dan terletak
dibagian dalam dari korion seperti balon besar yang kempis. darah
5
dari embrio dialirkan ke luar masuk dalam allantois oleh pembuluh
allantois. Fungsi utamannya adalah sebagai tempat penampung dan
penyimpan urin dan sebagai organ pertukaran gas antar embrio dan
lingkunga luarnya. Peran allantois erat kaitannya dengan efisiensi
pertukaran yang berlangsung pada perbatasan fetus maternal.
4. Karion atau serosa
Berasal dari bahasa Yunani, chorion yang berarti kulit. Karion atau
serosa adalah membran embrio yang paling luar dan berbatasan
dengan cangkang atau jaringan induk, jadi merupakan tempat
pertukaran antara embrio dan lingkungan sekitarnya. Korion tidak
hanya berperan sebagai pembungkus dan respirasi saja tetapi juga
dalam nutrisi, ekskresi, filtrasi, dan sintesis hormon. Karion ini
sebenarnya terbentuk dari gabungan 2 jaringan yaitu trophoblast
dan jaringan ekstra embrionik mesoderm.
6
epiblast yang nantinya mengekspresikan faktor transkripsi Nanog dan sel-
sel hipoblas sehari penuh sebelum lapisan terpisah pada hari ke-4,5
(Gillbert,2010).
Epiblast dan hypoblast membentuk struktur yang disebut bilaminar
germ disc. Sel-sel hipoblas mengalami delaminasi dari massa sel bagian
dalam untuk melapisi rongga blastocoel, di mana mereka menimbulkan
ekstraembryonic endoderm, yang membentuk kantung kuning telur.
Lapisan sel epiblast dibagi oleh celah kecil yang akhirnya bersatu untuk
memisahkan epiblast embrionik dari sel epiblast lain yang melapisi rongga
amnion. Setelah lapisan amnion selesai, rongga amnion terisi dengan
sekresi yang disebut cairan amnion, yang berfungsi sebagai peredam kejut
untuk embrio yang sedang berkembang, sementara juga mencegahnya
mengering. Epiblast embrionik dianggap mengandung semua sel yang
akan menghasilkan embrio yang sebenarnya dan mirip dalam banyak hal
dengan epiblast unggas. Dengan melabelkan sel-sel individu epiblast
dengan horseradish peroxidase. Gastrulasi dimulai pada akhir posterior
embrio dan ini adalah tempat sel-sel dari simpul "muncul”. Seperti sel
epiblast pada perempuan, mesoderm mamalia dan endoderm bermigrasi
melalui 2 primitif beruntun.
7
merombak pembuluh darah rahim sehingga darah ibu menggenangi
pembuluh darah janin. Jaringan syncytiotrophoblast diperkirakan ada
perkembangan embrio ke dinding uterus dengan mencerna jaringan uterus.
Sitotrofoblast mensekresikan faktor parakrin yang menarik
pembuluh darah ibu dan secara bertahap menggantikan jaringan vaskular
mereka sedemikian rupa sehingga pembuluh menjadi dilapisi dengan sel-
sel trophoblast. Tak lama kemudian, jaringan mesodermal meluas keluar
dari embrio yang mengalami gastrulasi.
Penelitian pada manusia dan embrio monyet telah menunjukkan
bahwa kantung kuning serta sel-sel primitif beruntun berkontribusi pada
mesoderm ekstra embrionik. Mesoderm ekstra embryonic bergabung
dengan ekstensi trofoblas dan menimbulkan pembuluh darah yang
membawa nutrisi dari ibu ke embrio. Batang penghubung sempit
mesoderm ekstra embrionik yang menghubungkan embrio dengan
trofoblas akhirnya membentuk pembuluh tali pusar.
Organ ekstra embrionik yang berkembang penuh, yang terdiri dari
jaringan trofoblas dan mesoderm yang mengandung pembuluh darah,
adalah korion dan bergabung dengan desidua uterin dinding untuk
menciptakan plasenta. Jadi, plasenta memiliki bagian ibu (endometrium
uterus atau desidua yang dimodifikasi selama kehamilan) dan komponen
janin (korion). Chorion mungkin sangat mirip dengan jaringan ibu saat
masih mudah dipisahkan dari mereka atau mungkin sangat terintegrasi
dengan jaringan ibu yang keduanya tidak dapat dipisahkan tanpa merusak
ibu dan janin yang sedang berkembang (seperti plasenta gugur pada
manusia).
8
Gambar 2.3. pembuluh darah san sirkulasi dari plasenta ke janin.
9
Gambar 2.4. embrio, selaput embrio dan plasenta
10
BAB III
PLASENTA
A. Mekanisme Plasentasi
Plasenta adalah organ sementara yang menghubungkan ibu dan
fetus dan mengirim oksigen dan nutrisi-nutrisi dari ibu ke fetus. Plasenta
berbentuk cakram dan pada masa sepenuhnya berukuran kira-kira tujuh
inches dalam diameternya (garis tengahnya).
B. Fungsi Plasenta
1. Barrier(pencegah bercampurnya darah induk dan fetus)
2. Proteksi imun
3. Sebagai penghasil energy
Menghasilkan glikogen, kolesterol dan asam lemak untuk
memberi makan dan sumber energy awal embrio.
4. Sebagai alat transportasi
Material yang ditransportkan melalui plasenta meliputi gas,
makanan, hormone, antibody, sisa metabolism, obat dan
penyebab infeksi
5. Sebagai penghasil hormone
a. Hormone protein, yaitu hCG (human chorionic gonadotrophin) dan
hCS (human chorionic somatrorophin) atau hPL (human plasental
lactogen)
b. Hormone steroid, yaitu estrogen dan progesterone.
C. Klasifikasi Plasenta
Jenis-jenis plasenta berdasarkan bentuk mokriskopis dan
daerah perlengketan dengan endometrium.
1. Difusa
Memiliki vili-vili karion halus, menyerap merata dan
perlengketan dengan endometrium di seluruh korion.
2. Kotiledonaria
Memiliki vili-vili korion berkelompok (kotiledon) yang akan
berlekatan dengan karunkula endometrium yang biasa disebut
plasenton.
3. Zonaria
Pengelompokan vili-vili korion terdapat pada sepertiga tengah
korion seperti pita atau handuk yang menyelubungi permukaan
korion.
4. Diskoidal
Vili-vili korion membentuk cakram, dimana perlengketan korion
dengan endometrium pada daerah ini.
12
Gambar 4.1. klasifikasi plasenta
13
3. Hemokorial:darah induk langsung berhubungan dengan korion.
Contoh: manusia dan rodensia.
14
BAB IV
KESIMPULAN
1. Selaput ekstra embrio terdiri atas 4 macam yaitu kantong yolk, karion
(chorion), amnion, dan allantoie.
2. Proses terbentuknya plasenta setelah terjadinya proses implantasi embrio
pada endometrium induk. Tahapan, yaitu : multiplikasi daerah implantasi,
implantasi, peluruhan epitel, reaksi stroma, pembentukan placenta
maternal (histiotrof) pembentukan foetal placenta, vaskularisasi terbentuk
3 lapis trophoblast + (haemotrof) endotel (memisahkan darah induk dan
anak). Terdapat komponen plasenta, yaitu: a) 3 komponen dari fetus,
yaitu: endotel pembuluh darah korion / korioalantois, jaringan ikat di
korion, epitel dari korion (derivat trophoblast); b) 3 komponen dari induk,
yaitu: epitel endometrium, jaringan ikat endometrium, endotel pembuluh
darah endometrium.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, U., Tenzer, A., Handayani, N., dan Gofur, A. (2013). Struktur dan
Perkembangan Hewan II. Malang : Universitas Negeri Malang
17