EMBRIOLOGI MANUSIA
Oleh
Dosen Pengampu :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
yang berjudul “Embriologi Manusia”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Sutrisno, SpOG (K) selaku
Dosen mata kuliah Biologi Reproduksi yang telah banyak memberikan ilmu
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1............................................................................Latar Belakang
..................................................................................................1
1.2.......................................................................Rumusan Masalah
..................................................................................................2
1.3..........................................................................................Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum........................................................... 2
1.3.2. Tujuan Khusus.......................................................... 3
1.4......................................................................................Manfaat
..................................................................................................3
2.2. Gametogenesis.......................................................................... 4
2.2.1. Spermatogenesis........................................................ 5
2.2.2. Oogenesis.................................................................. 7
2.3.1. Fertilisasi.................................................................... 9
2.3.4. Implantasi................................................................... 14
2
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 29
3.1.Kesimpulan................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi embriologi yaitu ilmu tentang pembentukan,
ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari bagaimana sel tunggal
manusia dewasa. Fertilisasi terjadi ketika sel sperma berhasil masuk dan menyatu
dengan sel telur (ovum). Bahan genetik dari sperma dan sel telur kemudian
bergabung membentuk sel tunggal yang disebut zigot dan berkembang ke tahap
pada awal minggu kesembilan embrio disebut janin. Embriologi manusia adalah
implantasi selesai dalam rahim. Tahap germinal memakan waktu sekitar 10 hari.
1
Selama tahap ini, zigot, yang didefinisikan sebagai embrio yang mengandung
materi genetik lengkap mulai membagi, dalam proses yang disebut pembelahan.
lapisan di bentuk dalam proses yang disebut histogenesis, dan proses neurulasi
Dibandingkan dengan embrio, janin memiliki fitur eksternal lebih dikenali, dan
hingga janin
embriogenesis.
2
1.4 Manfaat Penulisan makalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1. Definisi Embriologi
Sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi embriologi yaitu ilmu tentang pembentukan,
ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari bagaimana sel tunggal
1. Produksi dari embrio; 2. Perkembangan dari individu yang baru yang terjadi
secara seksual yaitu dari zigot. Secara umum, embriogenesis adalah proses
pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat
spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai
2.2. Gametogenesis
oogenesis yaitu proses pembentukan sel kelamin wanita (ovum) (Ferial, 2013).
4
2.2.1. Spermatogenesis
semineferus. Pria mulai memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15
tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Rata-
rata volume air mani untuk setiap ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata
Dalam duktus semineferus embrio laki-laki memiliki 2 sel, yakni sel induk
dan sel punca (stem cell) yang akan berpoliferasi secara mitosis membentuk
spermatogonia dan sel kecil yang belum berspesialisasi. Pada fase awal
spermatosit sekunder secara meiosis (Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada
dua, sama besar dan bersifat haploid (n = 23 kromosom). Melalui fase meiosis II,
spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang sama bentuk
spermiogenesis, sperma matang yang bersifat haploid (n). Setelah matang, sperma
menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama
kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses
5
Sperma yang sudah matang memiliki bagian-bagian yang terdiri dari :
1. Kepala, terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma,
4. Ekor yang berupa flagela, sebagai alat pergerakan sperma. Ekor terdiri dari
bagian utama dengan panjang 50µm dan bagian ujung dengan panjang sekitar
55µm.
6
2.2.2. Oogenesis
Primordial Germ Cell (PGC) mencapai gonad pada embrio wanita. PGC
oosit primer yang telah ada sejak masa bayi, tetapi tertahan perkembangannya
meningkat pesat, dan pada akhir bulan kelima jumlah oogenium mencapai 7 juta
dan mulai mengalami kematian. Menjelang kelahiran sebagian oosit primer (700-
2 juta) memulai profase meiosisi I, tetapi sel-sel ini tidak melanjutkan pembelahan
ke tahap metafase namun masuk ke tahap diplotene (tahap istirahat), karena oocit
belum matang (OMI/ Oocit Maturation Inhibition) yang di sekresikan oleh sel-sel
folikel. Jumlah total oocit primer pada saat lahir diperkirakan anatar 600.000-
800.000. Selama anak-anak, sebagain besar oosit menjadi atretik, hanya sekitar
400.000 yang pada awal pubertas dan > dari 500 akan diovulasikan. Saat pubertas,
setiap bulannya 15-20 folikel dipilih melalui 3 tahap : (1) dasar atau preantral, (2)
sekunder atau antral, (3) preovulasi 37 jam sebelum ovulasi (folikel graaf). Pada
7
saat oocit primer mulai tumbuh, sel-sel folikel berpoliferasi membentuk epitel
berlapis, yaitu sel granulosa dan unit yang terbentuk disebut folikel primer. Sel
granulosa terletak pada membran basalis yang memisahkan sel ini dari sel stroma
pelucida. Pada saat folikel terus bertumbuh, sel-sel teka folikuli tersusun
membentuk satu lapisan dalam sekretorik yaitu teka interna dan satu kapsul
fibrosa di bagian luar yaitu teka eksterna. Sel-sel folikel membentuk tonjolan-
tonjolan kecil yang menembus zona pelucida dan berjalan dengan mikrovilus dari
membran plasma oosit. Proses ini penting untuk transpor bahan dari folikuler ke
oosit.
sehingga terbentuk 2 sel anakan yaitu 1 sel oosit sekunder dan 1 polar body
8
dengan ukuran berbeda, masing-masing dengan 23 kromosom. Sel masuk ke
tahap meiosis II tetapi terhenti pada tahap metafase sekitar 3 jam sebelum ovulasi.
Meiosis II diselesaikan hanya jika terjadi fertilisasi dan akan mengahsilkan 1 oocit
dan 2 polar body. Jika tidak terjafi pembuahan maka akan berdegenerasi sekitar 24
2.3.1. Fertilisasi
9
Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan ovum dan sperma, terjadi
dibuahi. Dalam satu kali ejakulasi terdapat 200-300 juta spermatozoa yang
spermatozoa yang berhasil mencapai ampula dan hanya satu spermatozoa yang
akan membuahi ovum. Sebagaian besar sperma yang berjalan dari vagina menuju
uterus dan masuk ke tuba fallopi dihancurkan oleh mukus (lendir) di dalam uterus
fertilizin yang tersusun dari glikoprotein yang berfungsi untuk : (1). Mengaktifkan
sperma agar bergerak lebih cepat, (2) menarik sperma secara kemotaksis positif
yang membantu sperma dalam menembus ovum, yaitu (1) hialuronidase, enzim
yang dapat melarutkan hialuronid pada sel-sel korona radiata, (2) akrosin, enzim
protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan (3) anti
fertilizin, antigen terhadap ovum (oosit sekunder) sehingga sperma dapat melekat
pada ovum.
Tahap Fertilisasi :
1. Penetrasi Korona Radiata, oleh sperma dengan bantuan enzim hialurodinase
10
2. Penetrasi Zona Pelusida, oleh sperma dengan bantuan enzim akrosin untuk
suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh sperma lain. Proses ini
dan sel baru hasil peleburan ini disebut zygot (2n) (Soenardihardjo &
11
2.3.2. Cleavage (Pembelahan)
Cleavage adalah pembelahan zygot menjadi unit-unit yang lebih kecil
morula dan blastomer. Jika sudah mencapai stadium dua sel , zigot akan
ini semakin kecil pada setiap kali pembelahan dikenal sebagai blastomer. Sampai
stadium delapan sel , sel-sel ini berkumpul membentuk gumpalan. Namun setelah
suatu bola sel padat yang disatukan oleh taut erat. Proses ini pemadatan
akstensif melalui taut celah (gap junction) ddari sel-sel luar. Sekitar 3 hari setelah
sel). Sel dibagian dalam morula membentuk massa sel dalam (inner cell mass) dan
sel-sel disekitarnya membentuk massa sel luar. Massa sel dalam menghasilkan
12
jaringan mudigah yang sebenarnya dan massa sel luar membentuk trofoblas yang
menembus zona pelusida ke dalam ruang antarsel massa sel dalam. Secara
bertahap ruang antarsel menjadi konfulen dan akhirnya terbentuk sebuah rongga
yang disebut blastokel. Pada saat ini, mudigah disebut blastokista. Sel-sel di
massa sel dalam yang sekarang disebut embrioblas, terletak disuatu kutub sel-sel
di massa sel luar atau trofoblas menggepeng dan membentuk dinding epitel
dalam uterus.
13
Gambar. Morula Gambar. Blastokista
2.3.4. Impalntasi
Implantasi adalah perlekatan dan penetrasi berikutnya oleh telur yang telah
dibuahi (pada tahap blastokista) di dinding rahim, yang dimulai dari 5 sampai 7
saat kelenjar dan arteri uterus bergulung dan jaringan menjadi tebal-basah
bagian superfisial, lapisan spongiosum di tengah, dan lapisan basale yang tipis.
Hari ke-8
14
Pada hari ke-8 perkembangan, blastokista sudah setengah terbenam di
berdiferensiasi menjadi dua lapisan : (a) lapisan dalam berupa sel mononukleus
disebut sitotrofoblas dan (b) zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang jelas
disebut sinsitotrofoblas.
Hari ke-9
Setelah menyatu, vakuola-vakuola ini membentuk lakuna (danau) besar dan fase
kutub embrional, sel-sel gepeng yang mungkin berasal dari hipoblas membentuk
suatu membran tipis, membran ekselom (Heuser) yang melapisi permukaan dalam
dalam stroma endometrium dan epitel permukaan hampir menutupi seluruh defek
ke dalam stroma dan mengikis lapisan endotel kapiler ibu. Kapiler-kapiler ini
yang mengalami kongesti dan melebar, dikenal sebagai sinusoid. Lakuna trofoblas
15
di kutub embrional sudah berhubungan langsung dengan sunusoid ibu di stroma
Hari ke-13
Pada hari ke-13 defek permukaan di endometrium biasanya telah sembuh. Namun
aliran darah ke dalam ruang-ruang lakuna. Karena terjadi pada hari ke-28 siklus
haid, perdarahan ini dapat disangka perdarahan haid biasa karenya dapat
sel yang menembus ke dalam dan dikelilingi oleh sinsitum. Kolom ini disebut
vilus primer. Pada akhir minggu kedua blastokista sudah tertanam seluruhnya dan
16
2.4. Gastrulasi
Proses paling khas yang terjadi selama minggu ketiga kehamilan adalah
17
mesoderm, endoderm) pada mudigah. Gastrulasi diawali oleh pembentukan
primitive streak (garis primitif) dipermukaan epiblast. Pada awalnya garis ini
tidak terlalu jelas terlihat, tetapi pada mudigah berusia 15-16 hari, garis ini jelas
terlihat sebagai alur sempit dengan bagian yang sedikit menonjol dikedua sisi.
Ujung garis ini disebut primitive node (nodus primitif), terdiri dari daerah yang
sedikit meninggi yang mengelilingi primitive pit (lubang primitif) kecil. Di daerah
nodus dan garis tersebut, sel-sel epiblas bergerak ke arah dalam (invaginasi) untuk
membentuk lapisan sel baru, endoderm dan mesoderm. Sel yang tidak bermigrasi
melalui garis tetapi tetap di epiblas membentuk ektoderm. Karena itu, epiblas
bergerak maju sampai mencapai lempeng prekordal. Sel-sel ini terselip diantara
lempengan terlepas dari endoderm dan terbentuk suatu genjel (korda) solid,
notokord. Notokord suatu sumbu garis tengah yang akan berfungsi sebagai dasar
bagi kerangka aksial. Ujung sefalik dan kaudal mudigah ditentukan sebelum garis
pembentuk kepala.
Pada akhir minggu ketiga, tiga lapisan germinativum dasar yang terdiri
dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm telah terbentuk dibagaian kepala, dan
kaudal mudigah sampai akhir minggu keempat. Diferensiasi jaringan dan organ
18
telah dimulai, dan hal ini terjadi dalam arah sefalokaudal seiring dengan
memperoleh inti mesenkim tempat terbentuknya kapiler halus. Jika kapiler vilus
ini sudah berkontak dengan kapiler di lempeng korion dan tangkai penghubung,
sistem vilus telah siap menyalurkan nutrien dan oksigen kepada mudigah (Hartini,
2008).
2.5. Neurulasi
mempertahankan kontak dengan dunia luar : (a) sistem saraf pusat; (b) sistem
saraf tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidung dan mata; (d) kulit, ternasuk rambut
19
dan kuku; (e) hipofisis, kelenjar mamaria, kelenjar keringat serta email gigi.
Induksi lempeng saraf diatur oleh inaktivasi faktor pertumbuhan BMP4 (Bone
kordin dan folistatin yang disekresi oleh nodus, notokord dan mesoderm
prekordal. Inaktivasi BMP4 di daerah otak belakang dan korda spinalis dilakukan
oleh WNT3a dan FGF. Tanpa inaktivasi, BMP4 menyebabkan ektoderm menjadi
(jaringan otot), skleretom (tulang rawan dan tulang), dan dermatom (jaringan
subkutis kulit) yang semuanya adalah jaringan penunjang tubuh. Sinyal untuk
diferensiasi somit berasal dari struktur sekitar, termasuk notokord, tabung saraf
dan epidermis. Notokord dan lempeng lantai tabung saraf mengeluarkan sonic
hedgehog yang memicu sklerotom. Protein WNT dari tabung saraf dorsal
sementara BMP4, FGF (Fibroblas Growth Factor) dari mesoderm lempeng lateral
dan WNT dari epidermis menyebabkan bagian dorsolateral untuk membentuk otot
ektremitas dan dinding tubuh. Bagian tengah dorsal somit berubah menjadi dermis
20
pembuluh limfe, dan semua sel darah dan limfe. Selain itu mesoderm juga
bukan kandung kemih). Yang terakhir, limpa dan korteks kelenjar suprarenal juga
dalam saluran cerna, saluran napas, dan kandung kemih. Lapisan ini juga
membentuk parenkim tiroid, paratiroid, hati dan pankreas. Yang terakhir, lapisan
epitel kavitas timpani dan tuba auditiva berasal dari lapisan germanitivum
endoderm.
pusat, diskus embrional yang semula datar mulai melipat secara sefalokaudal,
membentuk lipatan kepala dan ekor. Diskus juga melipat secara transversal
(lipatan lateral) sehingga tubuh berbentuk bulat. Hubungan dengan yolk sac dan
(Langman, 2009).
21
2.6. Perkembangan Janin
14 Hari Pertama
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi
membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak
menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel
Hari ke 14-28
Pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh darah pada vili korion
beredar. Kepala embrio dapat dibedakan dari badannya. Tunas-tunas tungkai dan
lengan mulai tampak. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
Hari 28-42
22
Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir minggu ke 6. Lengan mulai
Minggu ke 8-10
Kepala fleksi ke dada dan mempunyai ukuran yang sama dengan tubuh. Leher
panjang sehingga tidak menyentuh dagu. Jari tangan dan kaki sudah terbentuk,
hidung dan telinga terbentuk. Kelopak mata terbentuk tetapi tertutup sampai
ubilikalis karena tidak cukup ruang abdomen. Insersi funikulis sangat rendah pada
abdomen.
Minggu ke 10-12
23
Berat janin 14 gram. Telinga terlihat jelas, sirkulasi fetal telah berfungsi, terdapat
refleks mengisap dan menelan. Traktus renalis mulai berfungsi, kelopaka mata an
Minggu ke 12-16
Berat janin 100 gram, genitalia lebih jelas terbentuk, kulit merah dan tipis
minggu ke 16, rambut dan lanugo mulai tumbuh, tungkai lebih panjang daripada
lengan.
Minggu ke 20-24
24
Kulit sangat berkeriput karena lemak di subkutan terlalu sedikit. Lanugo menjadi
Minggu ke 24-28
Semua organ telah tumbuh dengan baik, mata terbuka, alis dan bulu mata
Minggu ke 28-32
Lanugo mulai berkembang, tubuh mulai membulat karena ada simpanan testis,
25
Minggu 32-36
Sebagian besar lanugo terlepas, tetapi kulit masih tertutup vernix kaseosa. Tetstis
pada janin laki-laki sudah terdapat di skrotum. Ovarium pada janin perempuan
abdomen.
Minggu 36-40
Penulangan (osifikasi) tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini
Terdapat cukup jaringan lemak subkutan. Berat badan mencapai 1kg. Gerakan
26
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
dan perkembangan embryo. Sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi embriologi yaitu
perkembangan embrio. Embriologi atau ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8
27
dari perkembangan manusia (Langman, 2009) dengan beberapa tahap : (1)
Fertilisasi, (2) Cleavage, (3) Blastulasi, (4) Implantasi, (5) Embryonic disk.
DAFTAR PUSTAKA
Heffner, Linda & Schust Danny. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi. Jakarta:
Erlangga.
Soenardihardjo & Bambang, dkk. 2011. Buku Ajar Embriologi. Suarabaya: Pusat
2015.
28
29