EMBRIOLOGI MANUSIA
“Cakram Mudigah”
DISUSUN OLEH:
Dina Taufia
1820332003
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................iii
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Cakram Mudigah Bilaminar..........................................................................4
1. Hari ke-8................................................................................................5
2. Hari ke-9................................................................................................6
3. Hari ke-11 dan 12..................................................................................7
4. Hari ke-13............................................................................................10
B. Cakram Mudigah Trilaminar......................................................................12
1. Pembentukan Notokorda.....................................................................16
2. Pembentukan Sumbu Tubuh................................................................18
3. “Peta Nasib” yang Terbentuk Selama Gastrulasi................................21
4. Pertumbuhan Diskus Embrional..........................................................21
5. Perkembangan Trofoblas Lebih Lanjut...............................................22
BAB III KESIMPULAN........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.
Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami
pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan
pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel
embriogenik. Embrio manusia memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk
mencapai maturasi (pemasakan).
Masa kehidupan intrauterin manusia secara umum dibagi menjadi dua
tahap yaitu pertama masa embrional yang meliputi masa pertumbuhan
intrauterin sampai dengan usia kehamilan 8 minggu, di mana ovum yang
dibuahi (zygote) mengadakan pembelahan dan diferensiasi sel-sel menjadi
organ-organ yang hampir lengkap sampai terbentuk struktur yang akan
berkembang menjadi bentuk manusia. Yang kedua masa fetal Meliputi masa
pertumbuhan intrauterin antara usia kehamilan minggu ke 8-12 sampai
dengan sekitar minggu ke-40 (pada kehamilan normal / aterm), di mana
organisme yang telah memiliki struktur lengkap tersebut melanjutkan
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sampai pada keadaan yang
memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar (ekstrauterin).
Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas proses gametogenesis,
ovulasi sampai fertilisasi hingga akhirinya membentuk zigot yang terus
membelah hingga mencapai stadium tiga puluh dua sel (morula). Morula
tersebut akan memasuki endometrium (implantasi) kira-kira hari ke-6 setelah
pembuahan. Pada saat itu sel-sel pada morula membentuk rongga blastokel,
massa sel dalam (embrioblas) yang akan berkembang menjadi embrio dan
massa sel luar (trofoblas) yang akan membentuk plasenta. Pada hari ke-8
sampai hari ke-9, massa sel dalam (embrioblas) akan berdiferensiasi menjadi
epiblas dan hipoblas (cakram mudigah bilaminer). Epiblas akan membentuk
rongga amnion, sedangkan hipoblas akan membentuk rongga eksoselom
1
(kantung kuning telur primitif). Dan pada hari ke-16, terjadi peristiwa
gastrulasi, di mana epiblas berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal,
yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
2
3
Pada makalah ini akan dibahas tahap selanjutnya dari proses embriologi
setelah embrio membentuk blastokis dimana mulai terbentuk cakram
mudigah (diskus germinativum) bilaminer dan selanjutnya akan terus
berkembang menjadi trilaminer.
B. Tujuan
Untuk mengetahui proses perkembangan mudigah pada :
1. Cakram mudigah bilaminar
2. Cakram mudigah triilaminar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
1. Hari ke-8
Pada hari kedelapan perkembang blastokista sudah berada dan
terbenam di dalam stroma endometrium. Didaerah di daerah embrioblas,
trofoblas telah berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu :
a. Sitotrofoblas yaitu lapisan dalam berupa sel mononukleus
b. Sinsitiotrofoblas yaitu zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang
jelas.
Gambaran mitotic ditemukan pada sitotrofoblas tetapi tidak pada
sinsitiotrofoblas. Karena itu sel sel di sitotrofoblas tempat sel-sel ini
menyatu dan kehilangan membran sel masing masing. Sel-sel di massa
sel dalam atau embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan
yaitu :
a. Lapisan Hipoblas : lapisan sel kuboid kecil disamping rongga
blastokista
b. Lapisan Epiblas : lapisan sel silindris tinggi disamping rongga
amnion.
6
2. Hari ke-9
7
4. Hari ke-13
Pada hari ke 13 perkembangan, defek permukaan di endometrium
biasanya telah pulih. Meskipun demikian,kadang, terjadi perdarahan di
tempat implantasi akibat peningkatan aliran darah ke dalam ruang-ruang
lacuna. Karena terjadi pada hari ke-28 siklus haid, perdarahan ini dapat
disangka perdarahan haid biasa dan karenanya dapat menyebabkan
kesalahan perkiraan tanggal kelahiran.
Trofoblas ditandai oleh struktur terbentuk vilus. Sel-sel
sitotrofoblas berproliferasi secara lokal dan menembus kedalam
sinsitiotrofoblas, membentuk kolom-kolom sel yang dikelilingi oleh
sinsitium. Kolom-kolom sel dengan selubung sinsitium ini dikenal
sebagai vilus primer.
Sementara itu, hipoblas menghasilkan bagian dalam membrane
eksoselom. Sel-sel ini akan berproliferasi dan secara bertahap akan
membentuk suatu rongga baru didalam rongga elsoselom. Rongga baru
ini dikenal sebagai yolk sac sekunder atau yolk sac definitif. Yolk sac ini
jauh lebih kecil daripada rongga eksoselom semula, atau yolk sac
primitif. Selama pembentukannya sebagian besar rongga eksoselom
terlepas. Bagian ini diwakili oleh kista eksoselom yang sering ditemukan
di selom ekstraembrional atau rongga korion.
11
Gambar 9. Pembentukan
Cakram Trilaminar
13
Gambar 13. Setelah tiba di daerah garis primitif, sel-sel menjadi berbentuk botol,
terlepas dari epiblast dan terselip di bawahnya.
16
1. Pembentukan Notokorda
Sel-sel prenotokorda yang mengalami invaginasi di lubang
primitif bergerak ke arah kranial sehingga mencapai lempeng prekorda.
Sel-sel prenotokorda ini kemudian terselip di hipoblas sedemikian
sehingga untuk waktu yang singkat, garis tengah mudigah terdiri dari dua
lapisan sel yang membentuk lempeng notokorda. Sewaktu hipoblas
digantikan oleh sel-sel endoderm, sel-sel lempeng notokord
berproliferasi dan terlepas dari endoderm. Kemudian sel-sel ini kemudian
membentuk korda sel yang padat, notokorda defenitif yang terletak di
tabung saraf dan berfungsi sebagai dasar untuk tulang aksial.
17
27
DAFTAR PUSTAKA
28