Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

“Keterampilan Dasar Mengajar”


Dosen Pengampu : A. Syachruroji, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 2 :


1. Hendrawan (2227230087)
2. Andy Bayu Jatmiko (2227230091)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan materi “Energi Bunyi” ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak A. Syachruroji, M.Pd.
Selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar IPA II yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Tidak lupa juga semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas
makalah ini.
Tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen di mata kuliah
Konsep Dasar IPA II. Kami tahu bahwa tugas yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan tugas ini. Akhir kata, semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca.

Serang, 23 Februari 2024

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengajar adalah salah satu tugas utama seorang guru, dosen, instruktur, atau
widyaiswara dalam proses pembelajaran. Mengajar adalah kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan oleh pengajar dalam mengatur dan mengelola lingkungan belajar
untuk mendorong aktivitas belajar siswa atau peserta didik. Mengajar juga
merupakan proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari pengajar kepada
siswa atau peserta didik dengan cara yang efektif, efisien, dan profesional.
Untuk dapat mengajar dengan baik, seorang pengajar harus memiliki
keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh pengajar agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara optimal. Keterampilan dasar mengajar meliputi
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas,
serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
Keterampilan dasar mengajar sangat penting dan relevan untuk dikuasai oleh
pengajar, karena keterampilan ini berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar, seorang pengajar
dapat meningkatkan motivasi, partisipasi, pemahaman, dan prestasi belajar siswa
atau peserta didik. Selain itu, keterampilan dasar mengajar juga dapat membantu
pengajar dalam mengatasi berbagai tantangan dan masalah yang mungkin muncul
dalam proses pembelajaran, seperti perbedaan karakter, gaya, dan kecepatan belajar
siswa atau peserta didik.
Namun, kenyataannya tidak semua pengajar memiliki keterampilan dasar
mengajar yang memadai. Banyak pengajar yang masih mengajar dengan cara yang
monoton, membosankan, dan tidak menarik. Banyak pengajar yang hanya
mengandalkan metode ceramah, buku teks, atau media konvensional lainnya. Banyak
pengajar yang tidak mampu menyesuaikan materi, metode, dan media dengan
kebutuhan, minat, dan kondisi siswa atau peserta didik. Banyak pengajar yang tidak
mampu memberikan umpan balik, bimbingan, atau hukuman yang tepat dan efektif.
Banyak pengajar yang tidak mampu mengelola kelas dengan baik dan mengatasi
gangguan atau konflik yang terjadi.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menulis makalah yang membahas
tentang strategi pembelajaran yang berjudul "Keterampilan Dasar Mengajar". Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat
bagi pengajar, khususnya yang ingin meningkatkan keterampilan dasar mengajar
mereka. Penulis juga berharap makalah ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi
bagi pengajar untuk terus belajar dan berkembang dalam profesi mereka.

B. Tujuan
1. Apa pengertian keterampilan dasar mengajar?
2. Apa saja jenis-jenis keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh
pengajar?
3. Bagaimana cara menguasai keterampilan dasar mengajar yang efektif dan
efisien?
4. Apa saja manfaat keterampilan dasar mengajar bagi pengajar dan peserta
didik?
5. Apa saja tantangan dan solusi dalam menguasai keterampilan dasar
mengajar?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar


Seringkali istilah "mengajar" dikaitkan dengan istilah "belajar", atau
sebaliknya, belajar selalu dikaitkan dengan mengajar, sehingga menjadi satu kata
majemuk "kegiatan belajar-mengajar (KBM), atau proses belajar mengajar (PBM).
Untuk menyebut kedua istilah ini, mereka sekarang disatukan menjadi
"pembelajaran". Dengan demikian, istilah "pembelajaran" dimaksudkan untuk
menunjukkan proses kegiata Mengajar adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
oleh guru, instruktur, instruktur, atau widyaiswara dalam mengatur dan mengelola
lingkungan belajar untuk mendorong aktivitas belajar siswa.
Sementara belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan siswa
merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan. Tulisan ini sebagian besar
berfokus pada elemen mengajar, dan beberapa elemen belajar hanya dibahas untuk
memperjelas dan mempertegas pembahasan mengajar.
Mengajar memiliki banyak arti, mulai dari yang tradisional sampai yang
kontemporer. Mengajar secara deskriptif didefinisikan sebagai proses menyampaikan
informasi atau pengetahuan dari guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara kepada
siswa atau pebelajar. Merujuk pada definisi ini, inti dari mengajar adalah proses
menyampaikan (transfer), atau memindahkan. Dalam praktiknya, mengajar
melibatkan proses menyampaikan atau memindahkan dari guru, dosen, instruktur,
atau widyaiswara kepada siswa atau pebelajar. Meskipun demikian, memindahkan
air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain tidak sama dengan memindahkan
air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain; volume air akan tetap sama bahkan
jika proses penguapan terjadi, yang mengakibatkan volume air berkurang (menyusut)
dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses
menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan, memperkaya”
pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi siswa/pebelajar
secara maksimal.
Menanamkan pengetahuan, perspektif, dan keterampilan merupakan definisi
tambahan dari mengajar sebagai proses menyampaikan, yang mencakup selain
menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar siswa dan pebelajar, juga
upaya untuk menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan. Menanam satu pohon
mangga akan menghasilkan banyak cabang dan ranting, dan kemudian banyak
mangga akan keluar dari pohon. Menurut ilustrasi tersebut, mengajar didefinisikan
sebagai proses "transfer", yang berarti memberikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sehingga potensi berfikir (pengetahuan), sikap, keterampilan,
kebiasaan, dan kecakapan siswa/pebelajar akan berkembang secara optimal
(mengajar adalah memberikan pengetahuan atau keterampilan) Smith 1987.
Salah satu perkembangan berikutnya dalam definisi mengajar adalah "suatu
proses mengatur atau mengelola lingkungan belajar agar berinteraksi dengan
siswa/pebelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran". Inti dari definisi mengajar
tradisional dan kontemporer sama: mengubah.
perilaku siswa/pebelajar, yang berarti mereka memiliki dan memperluas
pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan keterampilan atau kecakapan, atau, dengan kata
lain, perubahan pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perbedaannya terletak
pada bagaimana upaya dilakukan untuk mengubah tingkah laku tersebut. Pandangan
lama tentang proses transfer, yang kadang-kadang disalahartikan sempit, hanya
terbatas pada penyebaran atau pemindahan pengetahuan dan keterampilan; namun,
dalam interpretasi baru, perubahan perilaku dilakukan dengan "mengelola
lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa/pebelajar."
Semua guru, instruktur, instruktur, atau widyaiswara harus memiliki dua
kemampuan utama dalam mengajar: 1) pengetahuan tentang materi atau bahan ajar
yang akan diajarkan (what to teach) dan 2) pengetahuan tentang metodologi atau
pendekatan pembelajaran. Termasuk dalam aspek nomor 2, yaitu cara mengajar
siswa, keterampilan dasar mengajar harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru,
instruktur, guru, atau widyaiswara. Ini karena mengajar mencakup pembinaan sikap,
emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai selain sekadar menyampaikan
pengetahuan.
Menurut Glicman (1991), keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan
atau keterampilan yang mendasar dan melekat yang harus dimiliki oleh guru, dosen,
instruktur, atau widyaiswara agar mereka dapat melaksanakan tugas mengajar secara
efektif, efisien, dan profesional.

B. Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar


1. Keterampilan Menyusun Skenario Pembelajaran
Keterampilan menyusun skenario pembelajaran dimaksudkan adalah
keterampilan dalam menyusun tahap/langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
(pendahuluan, penyajian (inti), serta penutup dan tindak lanjut), ururtan
kegiatan pembelajaran yang akandilaksanakan, menentukan estimasi waktu,
dalam rangka memfasilitasi peserta didik agar mendapatkan kemudahan
dalam proses belajarnya. Penyusunan skenario pembelajaran bertujuan
untuk :
a. Nlemberikan pedoman tentang tahap/langkah-langkah urutan
kegiatan pembelajaran.
b. lMemberikan panduan tentang uraian kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan baik oleh pengajar maupun
peserta didik
c. Memberikan pandLran tentang strategi, teknik, metode, media
dan alatyanq akan digunakanselama proses pembelajaran
berlangsung.
d. Memberikan panduan tentangestimasi penggunaan waktu pada
setiap kegiatan Pembelajara.
Komponen Keterampilan Menyusun Skenario Pembelajaran :
a. Menetapkan tahap/langkah-langkah urutan kegiatan
pembelajaran.
b. Menetapkan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan baik oleh pengajar maupun peserta didik.
c. Memilih metode dan strategi yang tepat.
d. Membuat rencana proses pembelajaran.
e. Mengelola kelas agar kelas dinamis, aktif interaktif, dan
partisipatif.
f. Mengorganisasi kelas secara klasikal, individu, maupun
kelompok.
g. Menetapkan estimasi penggunaan waktu pada setiap kegiatan
pembelajaran.
h. Memberi konsultasi kepada peserta didik (peran guru sebagai
fasilitator).
2. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
a. Pengertian
Kegiatan membuka pembelajaran didefinisikan sebagai alat atau
proses yang memasukkan peserta didik ke dalam keadaan penuh perhatian
dan belajar. (Brown' '1991:98). Dengan demikian secara teknis, kegiatan
membuka pembelaiaran diartikan sebagai aktivitas pengajar untuk
menciptakan suasana siap rnental dan menimbulkan perhatian peserta didik
agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari.
Sedangkan kegiatan menutup pembelajaran dapat dideflnisikan
sebagai pengarahan perhatian peserta didik ke pada penyelesaian tugas
tertentu atau urutan kegiatan pembelaiaran. Secara teknis kegiatan membuka
pembelajaran dimaksudkan adalah kegiatan yang dilakukan pengajar unluk
mengakhiri kegiatan pembelajaran Kegiatan menutup pembelajaran
merupakan kegiatan memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
dipelajari peserta didik mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan
tingkat keberhasilan pengajar dalam proses pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kegiatan membuka dan
menutup pembelajaran tidak mencakup kegiatan rutin yang dilakukan
pengajar seperti: menunggu tanda bel, mengucapkan salam, mengecek
kehadiran peserta didik menyiapkan alat peraga, dan sebagainya, tetapi
merujuk pada kegiatan yang terkait langsung dengan perubahan perilaku
(behavior) peserta didik.
b. Tujuan Membuka Pembelajaran :
1) Memusatkan perhatian dan membangkitkan motivasi peserta
didik terhadap tugas-tugas yang harus dilakukan.
2) Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan
batas-batas tugas yang akan dikerjakan peserta didik.
3) Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan-
pendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
4) Melakukan apresiasi, yakni mengaitkan materi yang telah
dipelajari dengan materi yang akan dipelajari.
c. Tujuan Menutup Pembelajaran :
1) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam
pencapaian kompetensi.
2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3) Membuat rantai kompetensi antara kompetensi antara
kompetensi yang sekarang sedang dipelajari dan kompetensi
serta materi pada kegiatan yang akan datang.
4) Menjelaskan hubungan antara pengalaman belajar yang telah
dialami dengan pengalaman baru yang akan dialami/dipelajari
pada kegiatan yang akan datang.
d. Komponen Membuka Pembelajarab :
1) Menarik perhatian peserta didik. Beberapa cara yang
digunakan pengajar untuk menarik perhatian peserta didik
antara lain dengan variasi gaya mengajar. Penggunaan alat
bantu mengajar dan pola interaksi yang bervariasi.
2) Membangkitkan motivasi peserta didik. Cara yang dapat
dilakukan antara lain dengan menunjukan kehangatan dan
antusiasme, menimbulkan rasa ingin tahu (curiosity),
mengemukakan ide-ide yang menantang (Challenge) dan
memperhatikan minat (interest) peserta didik.
3) Memberi acuan. Usahanya dilakukan dengan memberikan
gambaran kepada peserta didik mengenai yang akan dipelajari
dengan cara mengemukakan sec. Spesifik dan singkat. Antara
lain dengan: mengemukakan kompetensi dasar. indikator hasil
belar.
4) Melakukan apresiasi (apperception) : artinya mengaitkan
antara kompetensi terdahulu dengan yang akan dipelajari.
Apresiasi ini sangat penting digunakan pada saat pengajar
ingin memulai pembelajaran. Apersepsi dapat dilakukan
antara lain dengan cara menjelaskan kaitan antara pengetahuan
yang dimiliki peserta didik, kemudian membandingkan atau
mempertentangkan antara pengetahuan yang telah diketahui
peserta didik tersebut dengan pengetahuan, konsep atau
kompetensi baru yang akan dipelajari atau harus dikuasai oleh
peserta didik.
e. Komponen Menutup Pembelajaran :
1) Peninjauan kembali materi yang telah dipelajari peserta didik,
dengan cara membe kan rangkuman atau inti pembelajaran.
2) Melakukan penilaian, dengan berbagai jenis serta teknik,
misalnya mendemonstrasikan keterampilan, meminta peserta
didik mengaplikasikan ide baru dalam situasi yang lain,
mengekspresikan pendapat peserta didik sendiri, dan
memberikan soalsoal tertulis serta mengekspresikan ide baru
dalam situasi lain' soaltertulis.
3) Memberi dorongan psikologis atau social. lnteraksi pengajar
dengan peserta didik saling menghargai dan memberikan
dorongan psikologi dan sosial dengan: memuji hasil yang
dicapai, mengingatkan pentingnya materi, memberi harapan
positif, meningkatkan percaya dirj pese(a didik atas
potensidirinya.
4) Memberikan tugas-tugas yang relevan yang bertujuan untuk
meningkatkan penguasaan/pemahaman konsep yang dikaji.
(sesuai, bermakna, dan bermanfaat).

Anda mungkin juga menyukai