Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas hidayah-Nyalah paper
ini dapat diselesaikan. Paper ini penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Dasar dan
proses pembelajaran biologi Mengajar Ibu Mia Aina, S.Pd, M.Pd sebagai salah satu tugas
kelompok. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu yang telah berjasa
mencurahkan ilmu kepada penulis mengajar trategi Belajar Mengajar.

Penulis memohon kepada Ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila
menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya
maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Jambi, September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar.......................................5


B. Alasan Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar..........................7
C. Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar.......................................9
1. Keterampilan menjelaskan..........................................................9
2. Keterampilan bertanya................................................................9
3. Keterampilan menggunakan variasi stimulus.............................11
4. Keterampilan memberi penguatan..............................................11
5. Keterampilan membukan dan menutup pelajaran......................12
6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan...........13
7. Keterampilan mengelola kelas....................................................13
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil..................15

BAB III SIMPULAN.....................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18

BAB I

2
PENDAHULUAN

Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam rangka berlangsungnya suatu


pendidikan. Guru sebagai seorang pendidik hendaknya memiliki delapan keterampilan
dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan mengelola
kelas,dan terakhir keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Sari dari keterampilan dasar mengajar ini diambil dari berbagai sumber dimana
bahan ini digunakan untuk para mahasiswa yang melakukan praktek mengajar di sekolah
sebelum dia bekerja sepenuhnya sebagai seorang guru. Pada kenyataannya dewasa ini
banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-
keterampilan yang sangat mendasar ini.

BAB II
PEMBAHASAN

3
A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Istilah belajar sering digandengkan dengan mengajar, sehingga sudah menjadi satu
kalimat majemuk “kegiatan belajar mengajar” (KBM), proses belajar mengajar (PBM)
dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan “pembelajaran”.
Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan
yang melibatkan unsure:1) belajar; 2) mengajar.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah
lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara deskriptif
mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru,
dosen, instruktur atau widyaiswara kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar
tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan.
Memang dalam mengajar ada unsure menyampaikan atau transfer dari guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut
bukanseperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain.
Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama
bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang dipindahkan itu
akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya.
Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses 5 menyampaikan (transfer),
maknanya adalah “menyebarluaskan, memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga
dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Makna lain dari pengertian
mengajar sebagai proses menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan dan
memperkaya pengalaman belajar siswa ialah menanamka pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Menanamkan satu pohon mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa
cabang dan ranting dan dari situlah keluar mangga yang banyak. Dari ilustraasi tersebut
bahwa mengajar sebagai proses transfer adalah menanamkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan, sehingga potensi berfikir (pengetahuan), sikap, keterampilan, kebiasaan
dan kecakapan yang dimiliki siswa akan berkembang secara optimal.
Perkembangan berikutnya pengertian mengjar, yang kini banyak dianut yaitu suatu
proses mengatur dan mengelola lingkungan elajar agar berinteraksi dengan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal maupun
kontempoter) keduanya sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni dimiliki dan
terkembangkannya pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan keterampilan
atau kecakapan atau yang lebih popular perubahan berkenaan dengan: pengetahuan,
sikap dan keterampilan.

4
Perbedaanya terletak pada proses upaya merubah tingkah laku tersebut. Pandangan
lama melalui proses menyampaikan (transfer) yang kadang-kadang sering diartikan
sempit, hanya terbatas sebagai proses menyampaikan atau memindahkan pengetahuan
dan keterampilan saja, sedangkan pada pengertian yang baru, bahwa 6 perubahan
perilaku tersebut dilakukan dengan cara “mengelaola lingkungan pembelajaran agar
berinteraks dengan siswa.”
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan
(what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to
teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2 yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai
oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara, karena keterampilan dasar
mengajar bahwa mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan
tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter,
kebiasaan, dan nilai-nilai.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan
yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru,
dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara
efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar
berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar
dengan beberapa kemampuan atau keterampilan ayng bersifat mendasar dan melekat
harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur atau widyaiswara
dalam melakasanakan tugasnya.

B. Alasan Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar


Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1, guru

adalah   pendidik   profesional   dengan   tugas   utama   mendidik,   mengajar,   membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia   dini   jalur   pendidikan   formal,   pendidikan   dasar,   dan   pendidikan   menengah.

Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas

5
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga professional setara

dengan profesi lain. 

Yang dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran,   atau   kecakapan   yang   memenuhi   standar   mutu   atau   norma   tertentu   serta

memerlukan   pendidikan   profesi.   Karena   sebagai   tenaga   professional,   maka   seorang

pendidik harus mempunyai kompetensi tertentu disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud

adalah   seperangkat   pengetahuan,   keterampilan,   dan   perilaku   yang   harus   dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Menurut   UU   seorang   pendidik   harus   mempunyai   empat   kompetensi,   yaitu

pedagogis,   kepribadian,   sosial,   dan   professional.   Kompetensi   pedagogis   adalah

kemampuan   seorang   pendidik   mengelola   pembelajaran   peserta   didik,   kompetensi

kepribadian   adalah   kemampuan   kepribadian   yang   mantap,   berakhlak   mulia,   arif,   dan

berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama

pendidik,   teman   sejawat,   dan   masyarakat   sekitar,   sementara   kompetensi   profesional

adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 

Secara   eksplisit   empat   kompetensi   ini   agaknya   hanya   ditekankan   bagi   seorang

guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen. Bahwa siapa pun yang akan

menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya mempunyai empat kompetensi

di   atas.   Setiap   tenaga   pendidik   harus   mempunyai   kemampuan   menyampaikan   materi

yang dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep

pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga pendidik. 

Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui

keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami oleh peserta

didik. 

6
Ada   dua   kemungkinan   yang   menyebabkan   hal   ini,   yaitu   peserta   didik   yang   di

bawah   standar   atau   tenaga   pendidik   yang   tidak   memahami   audiens.   Dalam   ilmu

pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama. Bahwa seorang

tenaga   pendidik   seharusnya   lebih   mengenal   peserta   didik   dan   tahu   cara   bagaimana

menyampaikan   materi   secara   tepat.   Bertolak   dari   kasus   tersebut,   sudah   seharusnya

seorang tenaga pendidik dan calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis

agar   apa   yang   disampaikan   di   kelas   dapat   dipahami   oleh   peserta   didik   yang   pada

akhirnya dapat mencerahkan mereka. 

Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode

pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai

melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa

mengajar   adalah   bukan   sekedar   proses   penyampaian   atau   penerusan   pengetahuan.

Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara `integratif

sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. 

Pengintegrasian   keterampilan­keterampilan   yang   dimaksud   dilandasi   oleh

seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik

dalam   arti   secara   simultan   dipengarhi   oleh   semua   komponen   belajar­mengajar.

Komponen   yang   dimaksud   yaitu   tujuan   yang   ingin   dicapai,   pesan   yang   ingin

disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak pentingnya

keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang guru/dosen sebagai

pendidik. 

Kompetensi   dasar   mengajar   dalam   tulisan   ini   lebih   dimaksudkan   sebagai

pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik. Sebagai

sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu melakukan

inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang dihadapi adalah

manusia   dewasa   yang   sudah   mempunyai   pengetahuan   dan   kemandirian   berpikir

meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar. Untuk itu, semangat terus belajar

dan menambah wawasan tentang kependidikan harus dilakukan seorang tenaga pendidik,

7
apa pun pelajaran/matakuliah yang diampu dan apa pun latar belakang pendidikannya,

termasuk tenaga pendidik yang berlatar belakang kependidikan

C. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar


Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau pendidik
dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan dasar mengajar tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan
belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang
berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
b. Prinsip-prinsip menjelaskan
1) Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta
didik
2) Penjelasan harus diselingi tanya jawab
3) Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
4) Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
5) Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
6) Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan
dihubungkan dengan kehidupan
c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
1) Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
2) Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
3) Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
4) Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
5) Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan.

2. Keterampilan Bertanya

8
a. Pengertian keterampilan bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi,
termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan
ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk
memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.
b. Tujuan keterampilan bertanya :
1) Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
2) Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
3) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
4) Melatih peserta didik berfikir divergen
5) Mencapai tujuan belajar
c. Jenis-jenis pertanyaan
1) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu
peserta didik
2) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada
seluruh kelas
3) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
4) Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
5) Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan
kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
6) Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya
tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
d. Prinsip-prinsip bertanya
1) Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir
kepada peserta didik
2) Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang
sederhana
3) Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
4) Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
5) Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta
didik
6) Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question.
e. Teknik-teknik dalam bertanya
1) Tekhnik menunggu

9
2) Tekhnik menguatkan kembali
3) Tekhnik menuntun dan menggali
4) Tekhnik mekacak

3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus


a. Pengertian keterampilan menggunakan variasi
Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru
dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan
rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga
siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif.
b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar :
1) Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
2) Mempertahankan kondisi optimal belajar
3) Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
4) Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
c. Jenis-jenis variasi dalam mengajar
1) Variasi dalam penggunaan media
2) Variasi dalam gaya mengajar
3) Variasi dalam penggunaan metode
4) Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
1) Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
2) Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
3) Penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan
karakteristik peserta didik

4. Keterampilan Memberi Penguatan


a. Pegertian keterampilan memberi penguatan

10
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon
terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan
kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
b. Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :
1) Menimbulkan perhatian peserta didik
2) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
3) Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
4) Merangsang peserta didik berfikir yang baik
5) Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah
perilaku yang mendukung belajar
c. Jenis-jenis penguatan
1) Penguatan Verbal
2) Penguatan Gestural
3) Penguatan dengan cara mendekatinya
4) Penguatan dengan cara sambutan
5) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
6) Penguatan berupa tanda atau benda
d. Prinsip-prinsip penguatan
1) Dilakukan dengan hangat dan semangat
2) Memberikan kesan positif kepada peserta didik
3) Berdampak terhadap perilaku positif
4) Dapat bersifat pribadi atau kelompok
5) Hindari penggunaan respon negative

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


a. Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan
mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka
pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-
langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri
kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan
materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat
keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

11
b. Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :
1) Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran
yang akan dibicarakan
2) Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang
akan dibicarakan
3) Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam
pelajaran
4) Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
c. Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1) Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu
dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang
akan disampaikan
2) Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-
tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
3) Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan
menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta
didik.
6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
a. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani
kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta
didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap
kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau
pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan
ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan
memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta
didik.
b. Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan adalah :
1) Keterampilan dalam pendekatan pribadi
2) Keterampilan dalam mengorganisasi
3) Keterampilan dalam membimbing belajar
4) Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

12
7. Keterampilan Mengelola Kelas
a. Pengertian keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam
mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
b. Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik
memgembangkan kemampuannya secara optimal
2) Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat
merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
3) Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila
terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
4) Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
5) Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta
didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual
peserta didik dalam kelas.
c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
1) Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku
peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
2) Kehangatan dan keantusiasan
3) Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
4) Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
5) Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin
diri
6) Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan
konsentrasi pada hal negative
d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
1) Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan
kemampuannya dengan cara :
a) Memusatkan perhatian
b) Menunjukkan sikap tanggap
c) Menegur
d) Membagi perhatian
e) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
f) Memberi penguatan

13
2) Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan
keterampilan dengan cara :
a) Pengelolaan kelompok
b) Modifikasi tingkah laku
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola


kelas :
1) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
2) Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
3) Penyimpangan
4) Kesenyapan
5) Bertele-tele

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil


a. Pengertian
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam
kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji
konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat
penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
1) Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
2) Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
3) Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
4) Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
c. Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok
kecil :
1) Memperjelas permasalahan
2) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
3) Pemusatan perhatian
4) Menganalisa pandangan peserta didik
5) Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
6) Menutup diskusi

14
d. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
1) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik
2) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk
memikirkan pemecahan masalah
3) Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
4) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya
dengan topik pembicaraan
5) Membiarkan peserta didik tidak aktif Tidak merumuskan hasil diskusi dan
tiadak membentuk tindak lanjut

BAB III
SIMPULAN

15
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan
yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien
dan professional. Keterampilan dasar mengajar ada 8, yaitu:
1) Keterampilan Bertanya
2) Keterampilan Memberi Penguatan
3) Keterampilan Mengadakan variasi
4) Keterampilan Menjelaskan
5) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6) Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7) Keterampilan Mengelola Kelas
8) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan


atau keterampilan yang bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan atau keterampilan
ayng bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru,
dosen, instruktur atau widyaiswara dalam melakasanakan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

16
Sumantri, Mulyana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana

http://www.scribd.com

17

Anda mungkin juga menyukai