Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : RUDI IRAWAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 858922592

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDK4005/Profesi Keguruan

Kode/Nama UPBJJ : 76/JEMBER

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA

SOAL
1. Diberikan suatu kasus dalam pembelajaran berikut. Bu Manda adalah guru
matematika yang mengajar di sebuah kelas dengan kemampuan siswa yang
heterogen. Setelah dilakukan survey terhadap minat dan bakat siswa, ternyata
5 dari siswa Bu Manda menyatakan matematika adalah mata pelajaran yang
paling mereka tidak sukai. Dalam proses pembelajaran di kelas, Bu Manda focus
kepada siswa yang memiliki minat dalam bidang matematika dalam rangka
memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa-siswa tersebut. Berikan analisis
kalian terkait tugas guru sebagai pendidik terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan Bu Manda!
2. Diberikan suatu kasus dalam pembelajaran berikut. Pak Jeri adalah seorang
guru bahasa Inggris yang mengajar di kelas dengan siswa yang mayoritas
memiliki gaya belajar auditori, sehingga kemampuan literasi siswa kurang baik.
Hal ini tentu saja berimbas pada hasil ujian siswa yang kurang memuaskan.
Berdasarkan kondisi tersebut, berikan analisis kalian mengenai tugas guru
sebagai pendidik dan berikanlah rekomendasi yang tepat untuk peningkatan
pembelajaran di kelas Pak Jeri!
3. Diberikan suatu kasus dalam pembelajaran berikut. Anda adalah seorang guru
bimbingan konseling yang sedang menjaring minat dan bakat siswa SMA terkait
dengan rencana mereka dalam meneruskan pendidikannya. Siswa A menuliskan
bahwa Ia ingin menjadi seorang Polisi. Siswa A memang memiliki tinggi badan
177 cm, namun memiliki berat badan yang kurang ideal. Selain itu, kemampuan
akademis siswa A juga masih di bawah rata-rata. Berdasarkan kondisi tersebut,
berikan analisis kalian mengenai tugas guru sebagai pembimbing dan
berikanlah rekomendasi yang tepat untuk membantu siswa A!
4. Seorang siswa bernama Rehan memiliki kecenderungan untuk melanggar
aturan sekolah. Hal ini disebabkan Rehan berasal dari keluarga di mana kedua
orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga Rehan merasa kurang
diperhatikan. Untuk memerbaiki potensi moral yang dimiliki Rehan, buatlah
sebuah rencana kegiatan/pembelajaran yang dapat diterapkan!
5. Seorang guru yang telah bekerja selama 5 tahun mengikuti sebuah seminar
mengenai tes PISA yang dilakukan oleh OECD, dimana siswa Indonesia selalu
menempati peringkat bawah. Dari seminar tersebut, beliau sangat tertarik
untuk memfokuskan pembelajarannya di kelas menjadi ke arah soal-soal PISA.
Buatlah rencana pengembangan kemampuan professional guru tersebut agar
Ia dapat menerapkan pembelajaran berbasis PISA tersebut dengan sukses!
JAWABAN

1. Kelas heterogen memiliki keunggulan di mana guru bisa mendapatkan


"asisten" dari siswa yang mempunyai kemampuan lebih. Proses pembelajaran
tidak berpusat semata-semata hanya pada guru semata. Kelemahannya,
sebagian murid seperti halnya guru merasa lebih nyaman bekerja sama dengan
murid yang mempunyai kemampuan sama, apalagi di atas rata-rata.
Sementara murid yang "dipaksa" untuk menjadi "asisten guru" atau berperan
membantu murid dengan kemampuan di bawah mereka, merasa harus
memperlambat proses belajar, di mana seharusnya mereka sudah melangkah
untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Siswa berkemampuan
kurang bisa dianggap sumber persoalan yang memperlambat proses belajar
mengajar, timbul stigma yang menyebabkan percaya diri hilang dari siswa
berkemampuan rendah. Para guru harus lebih mengenal kemampuan dan
potensi peserta didiknya. Tentu ini tak mudah dalam praktiknya, terutama guru
bidang studi di banyak sekolah, yang harus mengajar di beberapa kelas dengan
jumlah murid yang dihadapi ratusan. Sibuknya guru dalam mengajar, dari
ruang kelas satu ke kelas yang lain, seakan-akan menunjukkan seperti tak ada
waktu untuk melakukan refleksi serta melaksanakan penelitian-penelitian kecil
untuk mengembangkan proses pembelajaran.
Bu manda bisa menggunkan strategi dalam mengajar dengan cara
Differentiated learning adalah pendekatan atau strategi pembelajaran yang
dapat diterapkan ketika mengajar di dalam kelas dengan siswa-siswa yang
memiliki kemampuan berbeda-beda. Setiap siswa tentunya memiliki tingkat
kecerdasan, cara belajar, keaktifan dalam kelas hingga kemampuan untuk
menerima informasi yang berbeda-beda. Pendekatan ini dapat dijadikan
sebagai salah satu alternative untuk pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar yang maksimal. Walaupun, di
dalam kelas tersebut terdapat keragaman sifat, minat dan cara belajar siswa.
Oleh karena itu, ketika ingin mengajar dikelas, sebelumnya guru harus
mengetahui kemampuan dan profil siswanya, serta menciptakan rancangan
belajar, sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang maksimal sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa.
Pendapat saya dalam matematika untuk siswa heterogen

2. Salah satu tugas guru sebagai pendidik adalah mengenal peserta didiknya yang
meliputi kebutuhan, kemampuan, cara belajar, dan gaya belajar peserta
didiknya. Pak Edwin sudah menunjukkan perannya sebagai pendidik. Dimana
dia telah mengenal gaya belajar peserta didiknya yang auditori, sehingga dia
lebih fokus dalam melatih kemampuan siswa melalui rekaman suara dan video
pembelajaran. Dengan menggunakan rekaman suara dan video pembelajaran,
diharapkan kemampuan siswa akan meningkatkan pemahamannya dalam
pembelajaran Bahasa Inggris. Selain itu, Pak Edwin juga sudah memiliki
pengetahuan mengenai media dan metode pembelajaran. Sehingga dia mampu
menentukan media pembelajaran yang cocok untuk siswa yang auditori. Ini juga
menunjukkan bahwa Pak Edwin sudah melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
dengan baik.
Tugas guru juga dapat diartikan memberikan pelajaran kepada para siswa
supaya dapat memahami ilmu yang disampaikan. Adapun jika siswa mengalami
hambatan dalam melakukan pemahaman dalam materi maka guru yang baik
adalah menemukan metode yang pas supaya para siswa dapat menerima
pelajaran dengan baik
Setiap individu memiliki kecenderungan kepada salah satu cara atau gaya
belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari alam dan pengaruh lingkungan.
Gaya belajar bisa diturunkan secara genetik, dan bisa juga karena adanya
stimuli tertentu yang selalu datang dalam periode yang sangat panjang.2 Ada
beberapa tipe gaya belajar yaitu visual (belajar melalui apa yang dilihat atau
diamati), auditorial (belajar melalui apa yang didengar) dan kinestetik (belajar
dengan bergerak atau melakukan sesuatu). Perbedaan gaya belajar itu
menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa
menyerap sebuah informasi dari luar dirinya tugas utama seorang guru adalah
menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.
Hal yang perlu dilakukan seorang guru adalah mengenali dan memahami gaya
belajar seluruh siswa yang diampunya dan menentukan model pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
gaya belajar VAK(Visual, Auditori, dan Kinestetik). Berikut adalah macam-macam
gaya belajar VAK:
a. Gaya belajar Visual (Belajar dengan cara melihat) Gaya belajar visual adalah
gaya belajar yang mengandalkan pengelihatan untuk memahami suatu materi
pelajaran. Orang-orang yang bertipe visual bisa belajar dengan sangat baik
hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya mereka ini menyukai
penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang
dikatakan oleh guru selama pelajaran , mereka biasanya diam dan jarang
terganggu oleh kebisingan.Cirinya adalah lirikan ke atas bila berbicara,
berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang
memegang peranan.
1) Ciri-ciri gaya belajar visual
a) Bicara agak cepat
b) Mementingkan penampilan dalam berpakaian / presentasi
c) Tidak mudah tergangguoleh keributan
b. Gaya Belajar Auditori (Belajar dengan cara mendengar) Belajar auditori
adalah gaya belajar yang mengandalkan pendengaran dalam menerima suatu
informasi. Peserta didik yang auditori biasanya tidak sungkan-sungkan untuk
memperlihatkan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan. Mereka
mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama
pelajaran mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya
oleh suara atau kebisingan.
Ciri-Ciri Gaya Belajar Auditorial
a) Saat bekerja suka bicara pada diri sendiri
b) Penampilan rapi
c) Mudah terganggu oleh keributan
3. Mengidentifikasi Bakat dan Minat dalam Diri Siswa

Hal pertama yang harus seorang guru lakukan untuk mengidentifikasi bakat dan minat siswa adalah
dengan cara mengobservasi. Observasi ini dilakukan secara terus menerus sehingga guru dapat
menemukan pola yang sering dilakukan anak dan dengan mudah menyimpulkan potensi apa yang
harus dikembangkan dalam diri setiap siswa. Guru Pintar dapat menganjurkan siswa untuk
mengikuti tes-tes bakat yang telah banyak beredar. Salah satunya tes bakat dan minat siswa yang
ada di akupintar.id. Guru tidak boleh memukul rata kemampuan siswa hanya karena tidak ingin
melakukan effort lebih. Seorang guru wajib menanamkan pada dirinya bahwa setiap anak itu unik.

Memberikan Wawasan

Salah satu usaha guru untuk membantu siswa dalam belajar sesuai dengan potensinya adalah
dengan membuka wawasan. Ada kalanya seorang siswa itu belum memiliki wawasan akan suatu hal
sehingga potensi yang terpendam dalam dirinya tidak tergali. Misalnya siswa hanya tahu tentang
jenis olahraga yang umum seperti sepak bola, bola basket, bola volley, dan cabang olahraga umum
lainnya. Guru dapat mengenalkan berbagai jenis cabang olahraga lain yang mungkin belum siswa
ketahui seperti polo, lempar lembing, dan lain sebagainya. Jika wawasan siswa telah terbuka, maka
akan memantik rasa untuk mencoba. Dengan demikian lebih mudah bagi siswa mengidentifikasi
bakat dan minat yang tersimpan dalam dirinya.

Memberikan Motivasi

Motivasi adalah faktor penting dalam kesuksesan siswa. Setelah Guru Pintar mengidentifikasi bakat
dan minat yang dimiliki siswa, Guru Pintar harus memberikan motivasi yang baik pada siswa. Guru
Pintar dapat memberitahu bahwa bakat dan minat siswa tersebut memiliki peran yang besar pada
proses belajar mengajar. Selain itu bakat dan minat siswa juga dapat menunjang kesuksesan karir
mereka di masa depan. Menstimulasi dan Memfasilitasi dengan sarana pengembangan bakat. Guru
Pintar dapat memberikan stimulasi-stimulasi untuk mengasah bakat dan minat siswa yang telah
diidentifikasi. Bagaimana caranya? Dengan cara memberikan latihan-latihan atau memberikan
kesempatan pada siswa untuk menunjukkan kebolehannya. Akan lebih baik lagi jika Guru Pintar
dapat menyediakan sarana dan prasarana di kelas supaya siswa dapat menggali potensi yang
dimilikinya. Sarana yang harus disediakan tidak harus yang mahal dan canggih. Bahkan Guru Pintar
dapat mengajak siswa untuk bersama-sama membuat sarana yang dapat digunakan bersama-sama.

Bekerjasama dengan Orang Tua

Guru Pintar tidak harus bekerja sendiri dalam mengusahakan perkembangan minat dan bakat siswa.
Guru Pintar dapat menggandeng orang tua untuk melejitkan bakat dan minat yang dimilikinya.
Bentuk kerjasamanya dapat bermacam-macam. Mulai dari bantuan penyediaan sarana dan prasara,
perhatian, atau juga motivasi pada saat siswa berada di rumah.

Mengikutsertakan Siswa pada Perlombaan yang Sesuai dengan Potensinya

Dengan mengikutsertakan siswa pada perlombaan-perlombaan, siswa tidak hanya akan merasa
termotivasi untuk berlatih dan mengasah bakatnya. Mereka juga akan tumbuh rasa optimis dan
percaya diri. Perlombaan akan memberikan pengalaman yang luar biasa. Siswa dapat mengamati
peserta lain dan tidak jarang memetik pelajaran berharga dari pengalaman yang telah dilaluinya.
Mengingat bakat dan minat sangat penting bagi siswa untuk menyongsong masa depannya, Guru
Pintar jangan malas untuk selalu mencoba berbagai cara mengembangkan bakat siswa. Karena
sejatinya kebahagiaan seorang guru adalah kesuksesan siswa-siswanya.
4. Rehan begitu syulit
Untuk memerbaiki potensi moral yang dimiliki Rehan, buatlah sebuah rencana
kegiatan/pembelajaran yang dapat diterapkan!
Pertama tama kita berikan sanksi terlebih dahulu kepada rehan, akan
mendapatkan sanksi yaitu teguran terhadap siswa, pemanggilan orang tua
siswa oleh guru BK, skorsing dari sekolah, siswa akan dikeluarkan dari sekolah.
Lalu apa yang terjadi jika kita tidak dapat mematuhi aturan-aturan sekolah
telah tercantum dalam Tata Tertib sekolah tersebut. Tentu saja kita akan
mendapatkan sanksi yang telah tercantum juga pada peraturan sekolah. Jika itu
hanya pelanggaran ringan dan sedang seperti terlambat masuk sekolah atau
tidur di kelas pada saat pelajaran maka murid akan mendapatkan point
ganjaran pelanggarannya. Sedangkan untuk pelanggaran yang berat seperti
tawuran, menggunakan narkoba, membawa senjata tajam ke sekolah, dan
masih banyak lagi, tentunya murid tersebut akan mendapatkan pelanggaran
yang sangat berat bahkan dapat dikeluarkan dari sekolah sebagai sanksinya.
Salah satu cara untuk membuat jera anak yang nakal dan tidak patuh
aturan, yaitu dengan memberi mereka hukuman. Kata "hukuman" di sini
bukan berarti Anda tidak sayang dan berbuat seenaknya, tetapi
memberikan hukuman yang membuat jera sekaligus mendidik murid.
7 Jenis Hukuman yang Membuat Jera Sekaligus Mendidik
Jika guru tidak memberi hukuman pada siswa yang tidak disiplin atau tidak
mematuhi aturan, perilaku mereka akan semakin parah dan terbiasa untuk
melakukan kesalahan tersebut. Mereka juga bisa menganggap bahwa
peraturan di sekolah sepele dan untuk dilanggar sehingga tidak ada rasa
takut untuk melanggarnya. Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa memberikan
hukuman yang sepadan dan membuat jera siswa. Tidak semua bentuk
hukuman bersifat negatif, tetapi ada pula hukuman yang mendidik dan
tetap membuat jera. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Mengerjakan Soal di Papan Tulis. Biasanya hukuman ini diberikan oleh guru untuk murid
yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas. Biasanya karena
murid ketahuan mengobrol atau tidur. Hukuman ini rasanya masih cocok dan relevan
untuk diterapkan untuk murid dari tingkat SD sampai SMA. Murid akan dipanggil ke
depan kelas untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal. Guru juga bisa
menyuruh murid menjelaskan kembali apa yang baru dijelaskan oleh guru.

b. Menulis Beberapa Halaman Permintaan Maaf di Dalam Buku. Mungkin saat SD, semua dari
kita pernah mengalaminya. Dihukum oleh guru dan disuruh menulis kata maaf dan
berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan sebanyak beberapa lembar di dalam buku
atau kertas bolak-balik. Biasanya dilakukan oleh guru untuk murid yang tidak
mengerjakan PR atau terlambat datang ke sekolah. Hukuman ini tentunya melelahkan jari-
jari tangan murid. Akhirnya, tangan jadi pegal karena menulis pernyataan maaf berkali-kali.
Memang tidak menyakitkan, tetapi hukuman ini selain memberi efek jera kepada murid
juga bisa mengajarkan murid tentang pentingnya mengucapkan maaf dan bertanggung
jawab atas kesalahan setelah berbuat salah

c. Memberikan Tugas Tambahan untuk Murid yang Melanggar Aturan. Hukuman ini bisa
diberikan kepada murid yang melanggar aturan, seperti tidak mengerjakan PR, tidak
mengerjakan PR secara lengkap, atau telat masuk kelas setelah istirahat. Ada
bermacam-macam bentuk hukuman yang dapat dipilih. Guru biasanya memberi PR
tambahan untuk pertemuan selanjutnya atau memberi soal tambahan yang harus
dikerjakan sebelum pulang sekolah. Hukuman seperti ini juga pastinya harus dikerjakan
sendiri tanpa bantuan teman. Bentuk yang lebih ekstrem biasanya murid disuruh guru
untuk membersihkan kelas, toilet, dan halaman sekolah. Hukuman ini bisa melatih
kedisiplinan murid, juga mengedukasi siswa untuk hidup tertib dan bersih. Contoh tugas
lain mungkin membuat makalah dengan materi yang cukup merepotkan.

d. Merangkum Materi Pelajaran. Kalau ini benar-benar hukuman yang mendidik murid.
Dengan hukuman merangkum materi pelajaran, murid jadi tambah pintar karena
hukuman ini akan memaksa siswa belajar dan membuka buku. Murid jadi memahami
materi secara menyeluruh. Seperti hukuman-hukuman lain, hukuman ini juga diberikan
karena biasanya murid tidak mengerjakan PR, tidak memperhatikan guru menjelaskan di
depan kelas, mengobrol dengan teman, atau ketahuan tidur di kelas. Memang kegiatan
merangkum ini tidak terlalu sulit. Namun, butuh kesabaran dalam memahami materi
dan menulis tulisan yang akan diringkas atau dirangkum di buku. Lebih-lebih, kalau
ternyata guru menyuruh merangkum satu buku penuh

e. Menyanyikan Lagu di Depan Kelas. Hukuman ini bisa membuat suasana kelas juga jadi
seru dan banyak yang tertawa. Murid yang mendapat hukuman akan disuruh
menyanyikan lagu, baik lagu kebangsaan, lagu daerah, lagu anak-anak, atau lagu apapun
yang mau dinyanyikan. Menyanyikan lagu kebangsaan juga sekaligus bisa
membangkitkan nasionalisme dan membuat banyak murid jadi lebih hafal lagu
kebangsaan. Ini juga merupakan upaya agar murid tidak hanya tahu dan hafal lagu-lagu
pop saja.

f. Membacakan Materi Pelajaran yang Telah Dihafal di Depan Kelas. Pasti ada saja murid yang
tidak serius dalam menghafal materi pelajaran. Saat guru bertanya, murid tersebut tidak
bisa menjawab. Murid tersebut juga tidak serius ketika mengikuti pembelajaran di kelas.
Pada akhirnya, guru memberikan hukuman untuk menghafal lagi materinya untuk
dibacakan di depan kelas. Sama dengan merangkum, keduanya sama-sama mendidik.
Dengan hukuman seperti ini, murid akan dituntut untuk belajar lebih sabar. Murid juga
lebih meningkat semangat belajarnya. Selain memberi efek jera, murid juga mendapat
pengetahuan yang bisa berguna bagi pembelajarannya atau bisa mengerjakan saat
ujian.

g. Membawa Murid ke Ruang Guru. Hukuman ini bisa membuat murid jadi jera dan lebih
taat kepada guru. Dengan membawa ke ruang guru, maka semua guru akan melihat
murid tersebut. Ada kemungkinan juga guru-guru lain akan menambah hukuman atau
menjahili murid tersebut. Ini juga bisa dilakukan setelah melakukan razia di sekolah,
misalnya kepada para murid laki-laki yang terkena razia rambut gondrong. Dengan
dibawa ke ruang guru, mereka bisa digunting rambutnya supaya mereka dapat
merapikan rambut setelah pulang sekolah.

5. Buatlah rencana pengembangan kemampuan professional guru tersebut agar


Ia dapat menerapkan pembelajaran berbasis PISA tersebut dengan sukses!
"PR kita adalah pemerataan jumlah guru, mutu guru, dan resources," ucap
Nadiem Anwar Makarim.
Kita bisa menggunakan merdeka mengajar .
Keuntungan merdeka belajar bagi peserta didik adalah mereka mampu
“mendidik diri sendiri”. Selama ini orientasi pendidikan di Indonesia
diorientasikan pada tujuan, hasil (produk), dan kompetensi. Namun, pendidikan
dalam liberal arts tidak diarahkan pada sebuah hasil (produk). Kebijakan ini
dirancang berdasarkan keinginan untuk memprioritaskan kebutuhan anak
sebagai peserta didik. Demi generasi masa depan yang dapat menjadi jawaban
atas kebutuhan masyarakat. Kemerdekaan merupakan sesuatu yang
diperjuangkan. Dengan adanya merdeka belajar bagaimana para guru, peserta
didik, serta orang tua dapat mendapat suasana yang bahagia. Merdeka belajar
itu bahwa proses pendidikan harus menciptakan suasana yang
membahagiakan. Bahagia untuk guru, bahagia untuk peserta didik, bahagia
untuk orang tua, dan bahagia untuk semua orang. Pendidikan yang
memerdekan merupakan pendidikan yang membahagiakan. Konsep Merdeka
Belajar patut didukung oleh semua pihak sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia, utamanya mengedepankan kompetensi dan
karakter. Namun begitu, strategi implementasi perlu dipetakan sejak dini agar
tidak menimbulkan kebingungan di kalangan pelaksana dan praktisi pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengaplikasikan
pentingnya membaca karya sastra. Medeka belajar adalah kemerdekaan
berpikir. Merdeka belajar mengimplikasikan kedudukan belajar, berpikir,
berfilsafat, dan mencari pengetahuan. Belajar harus didudukan dalam kerangka
sosio kultural tempat peserta didik belajar berpikir kritis. Namun, menekankan
pada penggunaan pengetahuan secara bermakna dan proses pembelajaran
lebih banyak diarahkan untuk meladeni pertanyaan atau pandangan peserta
didik. Aktivitas belajar lebih menekankan pada ketrampilan berfikir kritis,
analisis, membandingkan, generalisasi, memprediksi, dan menyusun hipotesis.
Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran yang memerdekakan menekankan
pada proses penyusunan makna secara aktif yang melibatkan ketrampilan
terintegrasi dengan menggunakan masalah dalam konteks nyata. Namun, untuk
membangun kemampuan manusia yang akan diubah sebagai upaya intelektual
termasuk berpikir kritis dan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan,
maupun secara tertulis (kritis dalam lisan dan tulisan).
Dengan cara itu pisa dapat terwujud

Anda mungkin juga menyukai