Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD (PDGK4204)

Tutor : Ibu Maryatin, S.Pd.,M.Pd.


Nama : Rini Lestari
NIM : 855711917

UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA KOTA SORONG


2021
TUGAS 3
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA di SD PDGK 4204
1. Menurut Anda, materi menulis surat pribadi seharusnya diberikan atau dilatih
pada kelas berapa? Berikan alasan disertai argumentasi dan referensi yang kuat
mendukung pendapat Anda!
Jawab :
Menurut saya materi menulis surat pribadi seharusnya diberikan atau dilatih pada kelas V
Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi Surat Pribadi di kelas
V guru harus memperhatikan karakteristik siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Dengan memperhatikan karakteristik siswa, guru dapat mengetahui tingkat
pemahaman siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam
memberikan materi surat pribadi guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dengan menggunakan metode
pembelajaran siswa kelas V akan lebih mudah memahami pembelajaran Menulis Surat
Pribadi yang disampaikan oleh guru

2. Jelaskan beberapa teknik dalam pembelajaran menulis menurut Henry Guntur


Tarigan (1986) serta berikan contohnya!
Jawab :
Menurut pendapat (Morsey dalam Henry Guntur Tarigan, 1986: 4) mengemukakan
bahwa : “Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/ merekam,
meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruh, dan maksud serta tujuan
seperti itu hanya dapat dicapai dengan mengutarakan dengan jelas, kejelasan ini
tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat”.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan oleh seseorang untuk menuangkan gagasan, ide-ide, pikiran yang dimiliki
kedalam bentuk huruf, lambang dan simbol sehingga seseorang mampu memahami
makna yang telah dituangkan.
Teknik pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan)
bahan-bahan pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek ketrampilan
menulis. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis:
a. Teknik pancingan kata kunci
Salah satu upaya inovatif dalam mengemas pembelajaran menulis puisi adalah dengan
aplikasi teknik pancingan kata kunci.
b. Teknik 3M
Teknik 3M merupakan singkatan dari mengamati, meniru, dan menambahi. Teknik
3M ini sesungguhnya bukanlah hal yang sangat baru. Teknik ini biasanya diterapkan
dalam menulis teks berita.
c. Teknik Field Trip
Field trip ialah teknik belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru
mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Hal ini sangat
sesuai untuk meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi.
d. Teknik pengandaian 180o berbeda
Teknik ini adalah teknik yang membantu siswa dalam menulis cerita khususnya
narasi. Teknik ini dinamakan dengan pengandaian 180o karena cara yang digunakan
adalah membalikkan tokoh cerita yang sudah ada atau lazim dimasyarakat. Misalnya
cerita Malin Kundang yang menjadi tokoh jahat adalah Malin. Dengan teknik ini
siswa menulis dengan tokoh jahatnya adalah Ibu Malin.
e. Teknik kancing gemerincing
Teknik kancing gemerincing adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan
keterampilan menulis dalam melengkapi cerita rumpang. Teknik ini menggunakan
kancing sebagai alat perantara untuk membantu pembelajaran

3. Jelaskan pengertian beserta contoh kasus dari istilah berikut ini!


a. Pembelajaran
b. Mendengar
c. Mendengarkan
d. Menyimak

Jawab :

a. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik, di mana guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik. Dalam hal ini, pembelajaran menunjukkan adanya
interaksi yang baik antara pengajar dengan peserta didik.
Contoh : Ibu Lestari sedang mengajar di kelas V tentang muatan pelajaran
Matematika Pecahan dan para siswa menyimak dengan baik materi yang disampaikan
olehnya. Setelah menjelaskan materi belajar, siswa mengerjakan soal latihan dan
berdiskusi kelompok dengan aktif dan sesuai kesepakatan bersama.
b. Mendengar
Mendengar adalah dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga. Sadar atau tidak,
kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi
tersebut. Kita mendengar suara itu tanpa ada unsur kesengajaan.
Contohnya : Ibu Rini mendengar adanya bunyi ledakan kompor gas di rumah
tetangga sebelahnya sehingga secara spontan langsung berlari keluar rumah untuk
melihat kejadian yang didengarnya tersebut.
c. Mendengarkan
Mendengarkan adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan tingkat
pemahamannya belum dilakukan
Contoh : Siswa kelas V mendengarkan gurunya sedang menjelaskan materi tentang
perkembangan makhluk hidup.
d. Menyimak
Menyimak adalah mendengarkan dengan pemahaman atau pengertian dan sampai ke
tingkat apresiasi dan dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang
disampaikan pembicara. Pada saat penyimak mendengar bunyi bahasa, pada saat itu
pula mental seseorang aktif bekerja, mencoba memahami, menafsirkan apa yang
disampaikan pembicara dan memberinya respon.
Contoh : Mahasiswa UT selalu menyimak materi inisisasi yang diberikan oleh tutor
dengan baik sehingga mampu menanggapi dan merespon setiap diskusi yang
dilaksanakan.

4. Jelaskan dan berikan contoh perbedaan pembelajaran secara formal dan


nonformal!
Jawab :
a. Pendidikan Formal
Sebagai jalur pendidikan paling umum di Indonesia, sifatnya adalah formal dan
lulusannya sudah diakui baik secara nasional atau internasional. Tujuan pendidikan
formal adalah untuk membentuk sumber daya manusia yang dewasa, baik secara jasmani
dan rohani. Karakteristik pendidikan formal antara lain :
- Kurikulum sudah jelas
- Memiliki syarat tertentu untuk seluruh peserta didik
- Memiliki materi pembelajaran akademis
- Proses pendidikan terbilang lama
- Tenaga pengajar harus sesuai klasifikasi
- Penyelenggaraan pendidikan dari pemerintah atau swasta
- Peserta didik harus mengikuti ujian
- Terdapat administarsi seragam
- Ijazah dan lainnya sangat penting untuk menerima siswa dalam jenjang pendidikan
berikutnya
b. Pendidikan Non Formal
Jalur pendidikan ini berlaku secara terstruktur dan juga berjenjang. Tujuannya adalah
untuk memenuhi pendidikan para peserta didik, sehingga dapat memperoleh informasi,
pengetahuan, bimbingan, dan juga latihan. Diharapkan, melalui pendidikan tersebut akan
membantu peserta didik menjadi pribadi bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan juga
negara. Jenis pendidikan yang satu ini seringkali ditawarkan saat usia dini, contohnya
adalah kursus musik, bimbingan belajar Bahasa Inggris, dan lainnya.
Jika dilihat dari faktor tujuan pendidikan non formal, maka lembaga penyelenggara
memiliki tanggung jawab untuk memenuhi berbagai tujuan yang luas, seperti cakupan,
level, dan jenis tujuannya. Pendidikan ini sendiri seringkali menjadi pilihan bagi siapapun
yang memiliki tujuan tertentu. Karakteristik pendidikan non formal antara lain:
- Agar peserta didik memperoleh keterampilan yang dapat langsung digunakan.
Sehingga, pendidikannya lebih mengarah pada belajar fungsional sesuai kebutuhan
para peserta didik.
- Lebih menekankan pada usaha belajar peserta didik. Seluruh lembaga non formal
meminta peserta didik belajar mandiri, sehingga harus memiliki inisiatif dan kontrol
dalam kegiatan belajar.
- Memiliki waktu penyelenggaraan singkat dan tidak ada kesinambungan.
- Kurikulum yang digunakan dalam lembaga pendidikan ini bersifat fleksibel, dapat
ditentukan sesuai tujuan peserta didik, dan dapat dirundingkan dengan terbuka.
- Metode pembelajaran partisipatif, dengan konsep belajar mandiri.
- Hubungan antara tenaga pendidik dengan peserta didik mendatar. Pendidik
merupakan fasilitator, sehingga tidak mengggurui. Sedangkan hubungan antara dua
pihak adalah informal atau akrab.
- Menggunakan sumber-sumber dari lokal yang digunakan secara optimal.
- Ijazah dan lainnya tidak selalu memberikan pengaruh dalam penerimaan siswa.
Pendidikan non formal memberikan keterampilan dan pelatihan sesuai bakat atau minat.
Kamu juga dapat memperoleh teman baru, pengalaman, kemampuan bekerja sama, dan
lainnya di luar jam belajar sekolah. Tidak hanya itu, pendidikan non formal memberikan
kesempatan bagi pelajar untuk keberanian serta kecakapan dalam berbicara di depan
publik.

5. Jelaskan pengertian pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus berbicara!


Mengapa penting diterapkan terutama pada era saat ini! Berikan argumentasi
Anda beserta referensi pendukung!
Jawab :
Ketrampilan berbicara akan diperoleh secara maksimal apabila pembicara banyak
membaca. Dari membaca kita dapat memperoleh informasi sehingga kita dapat
mengemukakan kembali secara lisan ketika kita berbicara dengan orang lain. Akan tetapi
terkadang kita lupa apa yang telah kita baca karena pertimbangan latar belakang
pengetahuan yang belum dipahami ketika kita membaca, sehingga pada waktu kita
melakukan pembicaraan kita hanya menggunakan kata-kata yang telah kita kenal dan
dirasa sudah kita pahami dengan baik.
Berbagai kegiatan keterpaduan dengan fokus berbicara :
Adapun kegiatan yang dapat dipadukan antara kegiatan membaca dengan kegiatan
berbicara, misalnya membaca puisi kemudian diikuti dengan kegiatan berbicara tentang
tema perasaan, amanat, nada dan suasana.Lalu membaca dongeng dengan disertai
berbicara tentang tema, amanat, tokoh, karakter, alutr, sudut pandang dan
mendiskusikannya. Membaca puisi dan berbicara tenang tema puisi, perasaan, amanat,
nada dan suasana.
Pembelajaran kosakata selalu dipadukan dengan keterampilan berbahasa. Untuk
mengajarkan kata-kata baru, bacalah sebuah puisi kemudian ditanggapi dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar tema, amanaat, perasaan, nada dan suasana. Setelah itu
kata-kata yang disiapkan untuk diajarkan dibicarakan atau didiskusikan maknanya,
sinonimnya, dan sebagainya. Setelah itu kata-kata tersebut dapat kita gunakan dalam
sebuah kalimat secara tertulis. Membaca cerita dan bercerita tentang tema, amanat, tokoh,
karakter, alur, sudut pandang, dan latar.
Berbicara tentang sebuah tema, amanat, tokoh karakter, alur, sudut pandang, dan
latar cerita biasanya tidak mungkin dapat dilakukan jika tidak membaca cerita tersebut.
Untuk itu setelah membaca cerita atau tulisan-tulisan yang lain dan membacakan
ringkasan hasil bacaan masing-masing maka kita dapat mengapresiasi cerita tersebut.
Dengan cara-cara itu terjadi pemaduan antara membaca dan bercerita.

Membaca dengan diskusi


Dengan membaca kita akan menemukan kata-kata yang mungkin asing bagi kita,
maka untuk memahaminya kita harus mendiskusikannya dengan orang lain yang lebih
mengerti. Dari sinilah terjadinya pemaduan antara membaca dan berdiskusi.

Berbicara
Keterampilan berbicara pada umumnya dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi
berbicara yang terampil hanya sebagian orang mampu melakukan. Berbicara secara
umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat
dipahami oleh orang lain (Depdikbud, 1984:3/1985:7).
Keterampilan berbicara merupakan salah satu komponen dalm pembelajaran bahasa
Indonesia yang harus dimiliki oleh pendidik dan peserta didik di sekolah. Terampil
berbicara menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya. Seperti yang
diungkapkan oleh Supriyadi (2005:179) bahwa sebagian besar siswa belum lancar
berbicara dalam bahasa Indonesia. Siswa yang belum lancar berbicara tersebut dapat
disertai dengan sikap siswa yang pasif, malas berbicara, sehingga merasa takut salah dan
malu, atau bahkan kurang berminat untuk berlatih berbicara di depan kelas.
Guru harus mampu menumbuhkan minat berbicara para siswa ketika di dalam kelas.
Ajaklah mereka untuk mempraktikkan teks pidato, puisi, berdrama, dsb. Sehingga
mereka bisa mengalami.
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, pesan, dan informasi
yang tertanam dalam pikiran, media penyampaiannya bisa melalui lisan atau tulisan.
Bahasa juga memiliki peran sentral demi terciptanya masyarakat yang santun dan
beradab. Seseorang dikatakan santun atau tidak ditentukan oleh sikap berbahasanya
meliputi nada dan makna yang disampaikan.
Oleh karena itulah, menurut pendapat saya sangatlah penting pembelajaran bahasa
Indonesia dengan focus bicara untuk diajarkan kepada peserta didik pada era saat ini
sebahai bentuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju.
Sumber Referensi :

Haryadi. 2010. Model Pembelajaran. Semarang: Unnes


Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sapani, Suardi, dkk. 1997. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.
http://athaanakcerdas.blogspot.com/2016/03/ketrampilan-berbahasa-indonesia.html
https://www.universitas123.com/blog/begini-perbedaan-pendidikan-formal-dan-non-
formal/
www.budimeeong.files.wordpress.com
www.pustaka.ut.ac.id
www.roeangkelas.blogspot.com
www.s1pgsd.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai