Anda di halaman 1dari 5

Home > Komunikasi dan Konseling > Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi


May 04, 2009 22 Comments by lusa

Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang
diharapkan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi komunikasi diantaranya :

1. Latar belakang budaya.


2. Ikatan kelompok atau group.
3. Harapan.
4. Pendidikan.
5. Situasi.

Latar Belakang Budaya

Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,
sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka
komunikasi semakin efektif.

Ikatan Kelompok atau Group

Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.

Harapan

Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan
yang diharapkan.

Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan
yang disampaikan.

Situasi

Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor situasi ini adalah:

1. Faktor ekologis (iklim atau kondisi alam).


2. Faktor rancangan dan arsitektural (penaataan ruang).
3. Faktor temporal, misal keadaan emosi.
4. Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara.
5. Teknologi.
6. Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu.
7. Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.
8. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
Referensi
Christina, dkk., 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.
massofa.wordpress.com/2008/03/26/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-dalam-
berkomunikasi// diunduh 27 Maret 2009.
Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya.
Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.
Hambatan Komunikasi di Kelas
Written by Suhartono, S.Pd. Kepala Sekretariat   
Monday, 02 March 2009 17:43
Guru selalu melakukan proses komunikasi di dalam kelas. Ketika Anda akan mengajar, Anda
sadar bahwa Anda akan membangun komunikasi dengan peserta didik. Anda sudah tentu akan
mempersiapkan bahan-bahan pembelajaran. Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan agar
isi pembelajaran Anda dapat dipahami oleh mereka. Apa itu? Memahami hambatan
komunikasi. Menurut Husaini Usman (2008:396) terdapat 18 hambatan komunikasi. Nah,
coba Anda kenali satu persatu. Siapa tahu, ada diantaranya yang menjadi jawaban mengapa
peserta didik saya belum memahami materi yang Anda sampaikan.

1. komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami.

Pastikanlah guru menggunakan bahasa pengantar yang bisa dipahami oleh peserta didik.
Hindari menggunakan istilah yang tidak diketahui peserta didik. Jika ingin menggunakan
istilah, jelaskanlah padanannya dengan bahasa yang mudah dipahami. Kadangkala guru akan
mudah menjelaskan materi jika dibantu dengan bahasa ibu peserta didik. Untuk mengecek
apakah kendala ini tidak ada pada Anda, bisa digunakan pengajuan pertanyaan “ Apakah
penjelasan saya mudah dipahami?”

2. perbedaan persepsi akibat latar belakang yang berbeda. Setiap guru dan peserta didik
memiliki latar belakang yang berbeda. Itu adalah wajar dan real. Yang perlu dilakukan adalah
kesepakatan antara guru dengan peserta didik bahwa inilah tujuan pembelajaran yang ingin
kita raih. Oleh karena itu, sampaikanlah tujuan pembelajaran tersebut kepada peserta didik.

3. terjemahan yang salah. Ada kalanya dalam pembelajaran terdapat istilah asing yang belum
diketahui oleh guru. Guru jangan merasa malu jika memang belum tahu. Ambillah kamus
bahasa Indonesia atau kamus istilah umum atau istilah dalam bidang studi tertentu sebagai
sahabat dalam menerjemahkan kata atau istilah yang tidak diketahui.

4. kegaduhan. Noises. Dapat saja ini menjadi faktor penentu materi ajar Anda tidak dipahami.
Anda terus menyampaikan materi sementara kegaduhan pun Anda biarkan. Buatlah aturan
yang disepakati agar kegaduhan tidak berlangsung tanpa kendali. Tidak apa-apa ada
kegaduhan. Namun, jangan dibiarkan terlalu lama. Gaduh untuk jangka waktu 1 menit.
Setelah itu, fokus lagi dalam pembelajaran.

5. gangguan fisik (gagap, tuli, buta). Allah SWT menakdirkan bahwa ada hamba-hamba-Nya
yang tidak sempurna fisik. Ada yang gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya. Terimalah
mereka apa adanya. Mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang perlu digali. Anda harus
siap menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi
misalnya dengan cara belajar “bahasa” yang mereka dapat pahami.

6. semantik yaitu pesan bermakna ganda. Anda pastilah mengetahui bahwa ada kemungkinan
pesan yang dikirim bermakna ganda, lebih dari 1 arti. Inilah salah satu penyebab
miscommunication. Contoh “Untuk memahami materi pelajaran tadi, kerjakanlah 10 soal
pada buku yang kamu pegang.” Informasi perintah ini tidak jelas. Buku yang mana yang
dimaksud? Halaman berapa? Hindari penggunaan kalimat bermakna ganda.

7. belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam. Penyampaian materi pembelajaran Anda
agar maksimal perlu ditunjang dengan pelaksanaan budaya yang baik di dalam kelas.
Tumbuhkan kebiasaan bahwa ketika Anda menjelaskan, peserta didik memperhatikan. Ketika
Anda meminta mereka menjawab, mereka memberikan respons jawaban. Ketika seorang
peserta didik sedang menjawab, peserta didik lain diminta menyimak. Jangan sampai
sebaliknya, ketika Anda sedang menjelaskan, para peserta didik justru saling berbicara. Ketika
mereka disuruh bertanya, tidak satu pun bertanya. Â Bahkan Anda dapat menumbuhkan
budaya saling koreksi jawaban antarpeserta didik dapat dilakukan di bawah bimbingan guru.

8. kecurigaan. Agama kita melarang suudzhon atau berburuk sangka pada sesama.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka apakali semua peserta didik kita adalah muslim dan
muslimat. Guru hendaklah berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami peserta
didik. Guru curiga pada anak akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.

9. teknik bertanya yang buruk. Ternyata guru yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak
akan sanggup menggali pemahaman peserta didik, tidak sanggup mengetahui apa yang
dirasakan anak-anak. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada peserta
didik. Tipe pertanyaan “ Sudah mengerti anak-anak?” adalah teknik bertanya yang
buruk karena tidak mengukur sejauhmana pemahaman peserta didik. Ingat! Bahwa setiap
peserta didik memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.

10. teknik menjawab yang buruk. Nah, bisa jadi kesulitan anak-anak memahami materi yang
disampaikan karena sang guru tidak mampu menjawab dengan baik. Pertanyaan bukannya
dijawab, melainkan dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab tidak tepat. Salah satu teknik
menjawab yang buruk adalah guru tidak memberikan kesempatan peserta didik
menyelesaikan pertanyaan lalu langsung di jawab oleh guru.

11. tidak jujur. Karakter dasar guru mestilah ditampilkan selama pembelajaran berlangsung
dan juga di luar pembelajaran. Guru harus jujur. Jangan bohong. Jujurlah jika memang tidak
tahu. Jangan belaga tahu segalanya. Ilmu itu sangat banyak. Sarana memperoleh ilmu pun
sangat beragam. Guru adalah salah satu wasilah saja. Oleh karena itu, janganlah menjadi guru
kebetulan. Kebetulan guru, maka saya mengajar. Jangan!

12. tertutup. Jika ada guru yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi guru. Cari profesi lain sebab mana mungkin guru
bersikap tertutup selama proses pembelajaran. Padahal dalam proses itu diperlukan kerjasama,
keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.

13. destruktif. Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi. Cegahlah sedini
mungkin oleh guru. Jika sikap destruktif itu muncul dari siswa, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku di sekolah.

14. kurang dewasa. Guru memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran.
Bedakan ketika Anda mengajar di kelas TK, SD, SMP, atau SMA. Contoh keliru adalah
ketika Anda mengajar di tingkat SMA kelas 12, Anda menggunakan bahasa seperti ini “
Baik, anak-anakku! Sudah selesai tugasnya?” Tentu panggilan “…anak-anakku!”
tidaklah tepat karena menganggap peserta didik SMA kelas 12 adalah anak-anak. Coba jika
Anda panggil dengan “ Bagaimana sahabat! Sudah selesai tugasnya?”

15. kurang respek. Kurang menghormati. Belajarlah dengan kondisi realitas yang ada. Bahwa
peserta didik adalah manusia yang perlu diakui potensinya, perlu diapresiasi kemampuannya
sekecil apa pun, perlu diselamatkan dari upaya penghakiman di hadapan rekan-rekannya. Â
Dapat saja terjadi, peserta didik tidak mampu memahami pembelajaran bukan karena tidak
mampu, tetapi ada hambatan psikologi bahwa Anda telah ‘melukai’ perasaannya.

16. kurang menguasai materi. Ini faktor yang sangat jelas. Begitu Anda tidak menguasai
materi, itulah hambatan komunikasi Anda. Kompetensi profesional salah satu maknanya
adalah Anda menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi, meluas.

17. kurang persiapan. Salah satu kewajiban guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.
Bagaimana mungkin pembelajaran dapat optimal jika Anda tidak menyiapkan perencanaan
dengan baik. Oleh karena itu, pastikan bahwa Anda telah merencanakan pembelajaran.

18. kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar yang buruk. Semua ada ilmunya. Menjadi
guru profesional, ada ilmunya. Menjadi guru yang sukses dunia akhirat, ada ilmunya. Menjadi
pembicara dan pendengar yang baik pun, ada ilmunya. Oleh sebab itu, jadilah guru yang
selalu belajar. Termasuk belajar menjadi pembicara yang baik dan pendengar yang baik.

Demikianlah hambatan-hambatan komunikasi yang mungkin terjadi. Banyak memang.


Namun, kenalinya. Siapa tahu ada satu atau beberapa faktor yang selama ini menjadi
penghambat komunikasi di kelas. Selamat mempelajari dan menemukenali. (Suhartono)

Anda mungkin juga menyukai