DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………….
C. TUJUAN PENELITIAN ………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………
B. SARAN …………………………………………………………………
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan hingga akhir
makalah ini.
Tak lupa pula kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atasan
limpahan rahmat dan hidayat-Nya, berupa kesehatan dalam menyelesaikan
makalah dari mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan tema “ Bakat”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak serta merta
sempurna dikarenakan terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan sebuah kritikan dan saran dari
pembaca yang kiranya bersifat membangun.
Penulis
“ BAKAT ”
DISUSUN OLEH
1. AFIFAH NUR . HN
2. SYAMSUL RIJAL
FAKULTAS TARBIYAH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah titipan Tuhan yang harus di jaga dan di didik agar ia menjadi manusia
yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan
kesempatan unutk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Namun
seringkali kita melihat perkembangan prestasi anak yang ternyata tergolong memiliki bakat
istimewa.
Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa
lansung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang
dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam
mengembangkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bakat ?
2. Apa dimensi-dimensi pokok bakat ?
3. Bagaimanakah cara kita mengenal bakat seseorang ?
4. Bagaimana cara kita untuk mengembangkan bakat ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penyajian materi mengenai “Bakat” itu sendiri yaitu untuk
memberikan dan menyampaikan pengetahuan kepada setiap individu, mengenai pengertian
bakat, dimensi-dimensi bakat, cara kita mengenal bakat seseorang, cara kita mengembangkan
bakat, serta factor dalam pengembangan bakat .
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bakat
Bakat adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dimana kemampuan
tersebut sudah melekat dalam dirinya dan dapat digunakan untuk melakukan hal-hal tertentu
dengan lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan orang biasa.
a. M. Ngalim Purwanto
Bakat itu ialah Aptitude / kecakapan pembawaan
b. William B. Michael
Bakat adalah suatu kapasitas yang ada dalam diri seseorang yang mana dalam
melakukan tugas serta melakukannya dipengaruhi oleh latihan yang sudah
dijalaninya.
c. Kartini kartono
Bakat adalah hal yang mencakup segala faktor yang ada di dalam diri individu yang
dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian menumbuhkan
perkembangan keahlian, keterampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat ini sifatnya
laten potensial, sehingga masih bisa tumbuh dan dikembangkan.
d. Suganda Pubakawatja
Bakat adalah benih yang berasal dari suatu sifat yang mana baru akan tampak nyata
jika seseorang tersebut mendapat sebuah kesempatan dan kemungkinan untuk dapat
mengembangkannya.
e. S.C Utami Munandar
Bakat adalah sebuah kemampuan bawaan dari seseorang yang mana sebagai potensi
yang masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut dan dilatih agar dapat mencapai
impian yang ingin diwujudkan.
B. Dimensi-Dimensi Pokok Bakat
1. Dimensi Perseptual
Faktor-faktor yang meliputi ;
a. Kepekaan indera
b. Perhatian
c. Orientasi waktu
d. Luasnya daerah persepsi
e. Kecepatan persepsi
2. Dimensi Psikomotor
Mencakup 6 faktor, yaitu
a. Faktor Kekuatan
b. Faktor Impuls
c. Faktor Kecepatan gerak
d. Faktor Ketelitian / ketepatan, terdiri dua macam;
Faktor Kecepatan statis, yang menitikberatkan pada posisi
Faktor Ketepatan dinamis, yang menitikberatkan pada gerakan
e. Faktor Koordinasi
f. Faktor Keluwesan ( flexibility)
3. Dimensi Intelektual
Meliputi 5 faktor, yaitu ;
a. Faktor ingatan
Mencakup ,
Ingatan mengenai substansi
Ingatan mengenai relasi
Ingatan mengenai system
b. Faktor Pengenalan
Mencakup,
Pengenalan terhadap keseluruhan informasi
Pengenalan terhadap golongan
Pengenalan terhadap hubungan-hubungan
Pengenalan terhadap bentuk dan struktur
Pengenalan terhadap kesimpulan
c. Faktor Evaluatif
Mencakup ,
Evaluasi mengenal identitas
Evaluasi mengenal relasi-relasi
Evaluasi terhadap system
Evaluasi terhadap penting tidaknya problem ( kepekaan terhadap problem
yang dihadapi).
d. Berpikir Konvergen (memusat)
Mencakup ,
Untuk menghasilkan nama-nama
Untuk menghasilkan hubungan-hubungan
Untuk menghasilkan sistem-sistem
Untuk menghasilkan transformasi
Untuk menghasilkan implikasi-implikasi yang unik.
e. Berpikir Divergen (bercabang / menyebar)
Mencakup ,
Faktor untuk menghasilkan unit-unit
Faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan
Faktor kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan
Faktor untuk menghasilkan sistem
Faktor untuk transformasi divergen
Faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka
C. Cara Kita Mengenal Bakat Seseorang
Menurut sejarahnya usaha pengenalan bakat itu mula-mula terjadi pada bidang
kerja/jabatan, tetapi kemudian juga dalam bidang pendidikan. Bahkan dewasa ini dalam
pendidikanlah usaha yang paling banyak dilakukan. Dalam praktiknya hampir semua ahli
yang menyusun test untuk mengungkap bakat bertolak dari dasar fikiran analisis faktor.
Pendapat Guilford yang telah disajikan diatas itu merupakan salah satu contoh dari pola
pemikiran yang sedemikian itu. Apa yang dikemukakan Guidford itu adalah hal (materi) yang
ada pada individu, yang diperlukan untuk aktifitas apa saja. Jelasnya, untuk setiap aktifitas
diperlukan berfungsinya faktor-faktor tersebut. Pemeberian nama terhadap jenis-jenis bakat
biasanya dilakukan berdasar atas dalam lapangan apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat
matematika, bakat bahasa, bakat olahraga, dan sebagainya. Dengan demikian, maka
macamnya bakat akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan dimana seseorang
individu hidup. Mungkin penamaan itu bersangkutan dengan bidang stud, mungkin pula
dalam bidang kerja.
Sebenarnya setiap bidang studi atau bidang kerja dibutuhkan berfungsinya lebih dari
satu faktor bakat saja. Bermacam-macam faktor mungkin diperlukan berfungsinya untuk
suatu lapangan studi atau lapangan kerja tertentu. Suatu contoh misalnya bakat untuk belajar
di fakultas teknik akan memerlukan berfungsinya faktor-faktor mengenai bilangan, ruang,
berpikir abstrak, bahasa, mekanik, dan mungkin masih banyak lagi. Karena itu ada
kecenderungan diantara para ahli sekarang untuk mendasarkan pengukuran bakat itu pada
pendapat, bahwa pada setiap sebenarnya terdapat semua faktor-faktor yang diperlukan untuk
berbagi macam lapangan, hanya dengan kombinasi, konstelasi, dan intensitas yang berbeda-
beda. Karena itu biasanya dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan
mengenai berbagai bakat pada setiap individu.
a. Melakukan analisis jabatan atau analisis lapangan studi untuk menemukan faktor-
faktor apa saja yang diperlukan supaya orang dapat berhasil dalam lapangan
tersebut.
b. Dari analisis itu dicabut pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi.
c. Dari pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi itu diketahui
persyaratan apa yang harus dipenuhi supaya individu dapat lebih berhasil dalam
lapangan tersebut.
d. Dari persyaratan itu sebagai landasan disusun alat pengungkapnya (alat
pengungkap bakat), yang biasanya berwujud test.
Dengan jalan fikiran seperti yang digambarkan diatas itulah yang pada umumnya test
bakat itu disusun. Sampai sekarang boleh dikatakan belum ada test bakat yang cukup luas
daerah pemakaiannya (seperti misalnya test inteligensi). Hal ini disebabkan karena test bakat
sangat terikat kepada konteks kebudayaan dimana test itu disusun, sedangkan macam-
macamnya bakat juga terikat kepada konteks kebudayaan dimana klasifikasi bakat itu dibuat.
Karakteristik belajar
Belajar lebih cepat dan lebih mudah
Menyukai tugas dan tantangan yang kompleks
Mengetahui banyak hal dimana anak lainnya tidak mengetahuinya
Memmiliki kosakata yang sangat maju, dan kemampuan berbahasa sangat baik
Sudah dapat membaca pada usia yang sangat awal
Terampil dalam memecahkan masalah
Sering mengajukan pertanyaan yang kritis dan tidak terduga
Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal
Karakteristik motivasi
Senang mengerjakan tugas secara independen, hanya sedikit memerlukan
pengarahan
Komitmen kuat pada tugas yang dipilihnya
Karakteristik krreativitas
Sensitif terhadap estetika
Suka bereksperimen, sering menemukan cara baru dalam mengerjakan tugas
Spontan dalam mengekresikan rasa humor
Banyak ide ketika menghadapi tantangan/problem
Karakteristik sosial-emosional
Memiliki rasa percaya diri yang kuat
Lebih menyukai teman yang lebih tua usianya dan memiliki kesamaan minat
Cenderung perfeksionis
Mudah menyesuaikan diri pada situasi baru
D. Cara Kita Mengembangkan Bakat
Tidak ada seorang pun yang tidak berbakat, yang membedakan ialah ada tidaknya
minat untuk mengembangkannya. Bakat merupakan potensi bawaan yang dimiliki manusia,
sedangkan minat nggi tercipta karena adanya ketertarikan kuat atas sesuatu. Kedua hal ini
seringkali dikaitkan dengan faktor kecerdasan dan kesusksesan seseorang. Orang cerdas itu
orang yang mampu mengembangkan dan mendayagunakan bakatnya untuk kepentingan dan
kebahagiaan hidupnya, dan orang sukses ialah orang yang mampu hidupnya. Sukses bisa saja
karena bakat, tetapi sering juga karena minat. Jika demikian, bavgaimana bakat itu muncul
dan terbentuk dari diri kita ? bagaiman kita bisa mengembangkan keduanya ?
Keberadaan minat merupakan faktor utama bagi penegembangan bakat karena tanpa
minat, bakat tidak akan berdayaguna. Minat yang tinggi akan membuat kita mampu
melalukan sesutau sekalipunkita tidak berbakat, sebaliknya berbakat tanpa minat akan sulit
mengembangakan bakat tersebut. Karena itu, ketika kita mengenali dan memahami bakat
kita, tumbuhkanlah dan peliharalah minat kita agar minat kita agar bakat yang kita punya
terjaga. Minat bisa diciptakan tetapi bakat merupakan bawaan yang tidak bisa kita ciptakan
dengan tiba-tiba. Semua orang bisa melakukan hal sama dengan kita, tetapi yang berbakat
bisa meghasilkan kualitas yang lebih baik.
1) Stimulasi. Faktor stimulant bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan
yang utama ialah kesadaran akan potensi diri, dan terus belajar, konsentrasi dan focus
dengan kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat pada kelemahan,
karena waktu kita akan tebuang, sehingga bakat pun ikut terpendam dan minat
menjadi melempem.
2) Berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan dari sapa saja.
Kreativitas akan menuntun jalaan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat,
menumbuhkembangkan minat, sehingga kita bisa mengembangkannya untuk hidup
kita.
3) Peliharalah kejujuran dan ketulusan. Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki
sekalipun tidak begitu kita minati. Ketulusan mensyukuri bakat dapat menumbuhkan
minat meskipun perlu proses dan waktu. Bakat alami itu akan tetap ada, bisa
dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan kekuatan minat. Misalnya,
kita semua bisa menulis, tetapi yang berbakat bisa menghasilkan tulisan yang lebih
baik daripada yang lainnnya. Ketika bakat itu disertai dengan minat yang kuat, maka
bakat itu akan berkembang lebih pesat dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang
kerinduan untuk melakukannya kembali, seperti mensuplai kebutuhan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan salah satu metode
pikir. Bakat itu menjadi jelas karena pengalaman, akan tetapi lita hanya condong
kepada sebagian saja dari sekumpulan aspek-aspek kegiatan yang kita alami dan
lakukan. Terbentuknya bakat manusia terhadap macam-macam kegiatan yang
dilakukannya atau tidak terbentuknya bakat itu ditentukan oleh banyak faktor.
Sering kali bakat dan kemampuan berjalan seiring, hanya saja ada keadaan-
keadaan dimana keduanya muncul serentak. Jadi kemampuan dan bakat adalah
dua fatktor yang berbeda dan terpisah antara satu bidang dengan bidang yang
lainnya.
2. Menurut Guilford bakat itu mencakup tiga dimensi pokok, yaitu
Dimensi preseptual
Dimensi psiko-motor
Dimensi intelektual
3. Ada kecenderungan diantara para ahli sekarang untuk mendasarkan pengukuran
bakat itu pada pendapat, bahwa pada setiap sebenarnya terdapat semua faktor-
faktor yang diperlukan untuk berbagai macam lapangan, hanya dengan
kombinasi,konstelasi, dan intensitas yang berbeda-beda. Karena itu biasanya
dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan mengenai
berbagai bakat pada setiap individu.
4. Untuk mengembangkan bakat dan minat, diperlukan beberapa faktor berikut.
Stimulasi. Faktor stimulant bakat dan minat bisa internal atau eksternal.
Stimulan yang utama ialah kesadaran akan potensi diri, dan terus belajar,
konsentrasi dan focus dengan kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan
selalu melihat pada kelemahan, karena waktu kita akan tebuang, sehingga
bakat pun ikut terpendam dan minat menjadi melempem.
Berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan dari
sapa saja. Kreativitas akan menuntun jalaan kita menuju pengenalan dan
pemahaman bakat, menumbuhkembangkan minat, sehingga kita bisa
mengembangkannya untuk hidup kita.
Peliharalah kejujuran dan ketulusan. Kita harus jujur mengakui bakat yang
kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati. Ketulusan mensyukuri bakat
dapat menumbuhkan minat meskipun perlu proses dan waktu. Bakat alami itu
akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan
kekuatan minat. Misalnya, kita semua bisa menulis, tetapi yang berbakat bisa
menghasilkan tulisan yang lebih baik daripada yang lainnnya. Ketika bakat itu
disertai dengan minat yang kuat, maka bakat itu akan berkembang lebih pesat
dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang kerinduan untuk melakukannya
kembali, seperti mensuplai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/Reddyprayudie/psikologi-pendidikan-tentang-bakat
http://www.davishare.com/2015/01/makalah-bakat-psikologi-pendidikan.html
https://sajakpenaanakdesa.blogspot.com/2017/02/makalah-psikologi-pendidikan.html?m=1