DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. SHEIRA FIRDA RUMANDA (RSA1C115001)
2. LUKITA SARI (RSA1C115002)
3. FRANDI MARDIANSYAH (RSA1C115010)
4. TESA PRATAMA PUTRA (RSA1C115015)
5. ROSTALINDA RUMAPEA (RSA1C115022)
6. CHRISYANTO NAMORA A. (RSA1C115028)
7. LILIS NURHAYATI (RSA1C115029)
8. WINDI PUJIWATI (RSA1C115032)
Dosen Mata Kuliah: Drs. Fuldiaratman, M.Pd
Tim penyusun
Daftar isi
Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
I.3 Tujuan............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Minat.............................................................................................................. 2
II.2 Bakat.............................................................................................................. 3
II.3 Minat dan Bakat..............………………...................................................... 4
II.4 Motivasi..................................……….......................................................... 6
BAB III PENUTUP
IV.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 10
IV.2 Kritik dan saran………………………………………………………….…. 10
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setiap individu hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang
secara optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, bakat, minatnya, latar belakang dan
lingkungan fisik. Setiap individu dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat setiap
individu tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya banyak faktor-faktor yang
mendukung bakat setiap individu akan mudah terarah.
Sukses bertumpu pada dua hal yaitu kemampuan dan kemauan. Sukses belajar misalnya
sangat tergantung pada ketrampilan belajar yang dimiliki dan seberapa kuat
ia maumenggunakannya. Tingkat kemauan (atau motivasi) orang berbeda-beda. karena alasan
(motif) yang berkait dengan kebutuhan untuk kegiatan yang sama, dapat berbeda-beda. Motivasi
memang berhubungan upaya memenuhi kebutuhan. Makin besar kebutuhan makin besar pula
dorongan dalam diri seseorang untuk mau melakukan sesuatu. Karena itu peran motivasi untuk
menunjang keberhasilan sangat penting.
Sukses adalah gabungan dari kemampuan dan kemauan. Hal itu juga ditunjukkan
pada “rumus” : P = f (a.m), yang artinya : Performance adalah fungsi dari
ability dan motivation. Pintar saja tidak cukup, harus ada kemauan-motivasi untuk menggunakan
kepintarannya. Kecerdasan intelektual (IQ), masih sangat memerlukan kecerdasan emosional
(EQ) untuk dapat menuai sukses. Kita tahu kepintaran, kemampuan, ketrampilan (ability) dapat
ditingkatkan.
Berbagai pelatihan, kuliah, seminar, workshop, ditujukan terutama untuk keperluan
peningkatan kemampuan. Namun, tidak otomatis, bahwa kemampuan tinggi membawa
kemauan yang besar. Banyak faktor memberi pengaruh pada beser-kecilnya motivasi. Tujuan
utama meningkatkan motivasi adalah untuk meningkatkan kinerja (performance). Kinerja
memang dipengaruhi oleh motivasi. Ingat bahwa, Performance merupakan
fungsi dari Compenent danCommitment. Sedangkan komitmen yang merupakan gabungan dari
konfiden (percaya diri) dan motivasi.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian minat?
2. Apa pengertian bakat?
3. Bagaimana mengembangkan minat dan bakat?
4. Apa pengertian motivasi?
3. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan pengertian minat
2. Untuk menjelaskan dan bakat
3. Untuk menjelaskan dan mengetahui cara mengembangkan minat dan bakat
4. Untuk menjelaskan pengertian motivasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. MINAT
1. Pengertian Minat
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau
menyenangi sesuatu objek.Misalnya, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau hobi.Dalam
menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Manusia memberi
corak dan menentukan sesudah memilih dan mengambil keputusan. sesuatu hasil pengalaman
yang tumbuh pada dan dianggap bernilai oleh individu adalah kekuatan yang mendorong
seseorang itu untuk berbuat sesuatu. Jadi pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor
yang turut membuat minat pada diri individu. Pengalaman memberikan motivasi serta kekuatan
pada diri individu untuk melakukan sesuatu.
Karateristik minat :
1. Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek.
2. Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu objek itu.
3. Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
1. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan
jasmani dan kejiwaan.
2. Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial
yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian
terhadap sesuat kegiatan atau objek tertentu.
3. Proses terbentuknya minat dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari uraian tersebut dengan adanya minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar
dari objek yang bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang kuat.
4. Jenis-jenis minat
1. Minat vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan.
Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akuntansi,
kesekretariatan dan lain – lain.
2
Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain.
2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi.
B. Bakat
1. Pengertian bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang
dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.Contoh seorang yang berbakat melukis akan
lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
2. Jenis-jenis bakat
Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya
setiap orang memiliki.
Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang
memiliki
Macam-macam Bakat Khusus:
Bakat Verbal, merupakan bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata –
kata.
Bakat Numerika, merupakan bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka.
Bakat Skolastik, merupakan Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan
dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis,
mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat
rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton,
Einstein, dsb.)
Bakat Abstrak, merupakan bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola,
rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
Bakat mekanik, merupakan bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas
dan alat – alat lainnya.
Bakat Relasi Ruang (spasial), merupakan Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi
atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas,
serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Bakat kecepatan ketelitian klerikal, merupakan bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu
untuk laboratorium, kantor dan lain – lainnya.
Bakat bahasa (linguistik), merupakan bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra)
misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya.
3
C. Minat dan bakat
Faktor yang mendukung untuk menggembangkan minat dan bakat
1. Faktor Intern
a. Faktor Bawaan (Genetik)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan
bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam
segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang
tuanya.
b. Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak
tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri.
2. Faktor Ekstern
a. Faktor lingkungan
- Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak
memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling penting
bagi anak.
- Lingkungan sekolah
Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif yang
bersifat formal. Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena
di lingkungan ini minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.
- Lingkungan sosial
Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini
anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat.
5
4. Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat dan cara mengatasinya.
D. Motivasi
1. Pengertian motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau alasan. Istilah dalam
pengertian motivasi berasal dari perkataan bahasa inggris yakni motivation. Motif merupakan
tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri
manusia, yang menyebabkan manusia bertindak atau melakukan sesuatu. Motivasi merupakan
tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Pengaruh
motivasi terhadap seseorang tergantung seberapa besar motivasi itu mampu membangkitkan
motivasi seseorang untuk bertingkat laku. Dengan motivasi yang besar, maka seseorang akan
melakukan sesuatu pekerjaan dengan lebih memusatkan pada tujuan dan akan lebih intensif pada
proses pengerjaannya.
2. Fungsi Motivasi
Sebagai pendorong untuk berbuat sesuatu dari setiap aktifitas yang dilakukan.
Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin dicapai.
Menyeleksi perbuatan.
Pendorong usaha untuk mencapai prestasi.
Motivasi adalah sesuatu yang paling mendasar yang harus ada dalam proses belajar karena hasil
belajar akan optimal bila ada motivasi.
Motivasi selalu bertalian dengan suatu tujuan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri individu)
1. Persepsi individu mengenai diri sendiri
Seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses
kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan
mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak.
2. Harga diri dan prestasi
Harga diri dan prestasi mendorongatau mengarahkan individu (memotivasi) untuk berusaha agar
menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status
tertentu dalam lingkungan masyarakat, setra dapat mendorong individu untuk berprestasi.
3. Harapan;
Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan
perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4. Kebutuhan
Manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara
penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan
mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon
terhadap tekanan yang dialaminya.
6
5. Kepuasan kerja
Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri individu)
1. Jenis dan sifat pekerjaan
Dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan
yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang
akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki
oleh objek pekerjaan dimaksud.
2. Kelompok kerja dimana individu bergabung
Kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau
mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan
kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, kebajikan, serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan
kiprahnya dalam kehidupan sosial.
3. Situasi lingkungan pada umumnya
Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi
secara efektif dengan lingkungannya.
4. Sistem imbalan yang diterima
Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh
seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu
objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar
4. Hal yang perlu dilakukan untuk selalu termotivasi
1. Catat perkembangan kita.
Semakin kita mengetahui sampai dimana kita, apa perkembangan yang sudah kita hasilkan,
maka semakin motivasi diri kita meningkat. Sekali lagi, kejelasan membangun motivasi.
Perkembangan yang kita catat juga merupakan perkembangan yang positif, karena kita perlu
melihat hasilnya. Bandingkan dengan tujuan akhir kita.
2. Tahan diri kita.
Banyak orang yang sangat termotivasi melakukan sesuatu dan langsung jor-joran
melakukannya. Misalnya fitness, hari pertama fitness langsung kerja keras dan akhirnya
kelelahan, besok tidak mau melakukannya lagi. Ini adalah pendekatan yang salah. Mulailah
langkah demi langkah, buat jadi kebiasaan. Berhentilah saat kita merasakan kenikmatan. Karena
itu akan membuat kita kembali dan kembali lagi.
3. Berkumpul dengan orang yang membangun motivasi kita.
4. Letakkan gambar yang mewakili impian kita di tempat-tempat yang bisa kita lihat dengan
mudah. Di meja belajar kita, di mobil, di kulkas
5. Carilah partner kerja atau seseorang yang yang juga sedang termotivasi mengejar sesuatu.
6. Mulailah.
7
Kita tidak perlu bisa melihat semua perjalanan sampai tujuan untuk memulai melangkah.
Bayangkan seperti mobil di malam hari. Sama seperti lampu mobil saat berjalan di malam hari,
mungkin kita hanya bisa melihat jarak 10 meter ke depan, majulah, mulailah, dan kita akan
melihat 10 meter yang lebih jauh. Kita akan tahu apa apa yang harus dilakukan selanjutnya. Kita
tidak perlu melihat keseluruhan tangga untuk mulai ambil langkah pertama kita. Diam saja
sambil menunggu melihat semua proses akan membuat kita suatu hari mengatakan, sayang ya,
orang lain sudah duluan. Mungkin kita duluan menyadari hal itu, tapi kita menunggu, dia tidak.
7. Jadikan kegiatan itu menyenangkan.
Berikan makna dalam kegiatan kita. Salah satu hal yang membuat kita menunda dan tidak
tidak memiliki motivasi untuk menjalankannya adalah kita merasa kegiatan itu sulit dan
membosankan. Berikan makna dan kesenangan di dalamnya.
8. Bersabarlah.
Segala hal membutuhkan waktu untuk terwujud. Jika kita memaksakan diri kita hanya
membuat energi dan membuat prosesnya jelek, dan hasilnya tidak sesuai keinginan kita.
Bayangkan jika kita tidak sabar dan membelah kepompong sebelum masanya tiba, kita tidak
akan melihat kupu-kupu yang indah.
9. Pecahkan menjadi langkah kecil.
Tujuan kita mungkin sangat besar dan berpikir untuk langsung mencapainya bisa jadi
menjatuhkan mental dan motivasi, jadikan langkah-langkah kecil sehingga kita bisa membuat
kemajuan. Perasaan membuat kemajuan jauh lebih bermakna dari pada merasa tidak ada merasa
tidak ada kemajuan karena patokan golnya terlalu jauh dan terlalu besar.
10. Berikan kita penghargaan, sesering mungkin.
11. Carilah inspirasi.
Memang inspirasi terbaik adalah dari dalam diri. Namun, kita juga memerlukan dari luar.
Bukan sebagai sumber utama, namun sebagai penambah yang bisa memanasi mental dan
motivasi kita, dan merasa jika orang itu bisa kita juga bisa.
12. Belajar dan terus bertumbuh
13. Memiliki alasan yang kuat.
Tuliskan dan pastikan ini adalah end value, bukan mean value. Kita akan lebih termotivasi
jika kita mengetahui end value kita. Dan pastikan kita selalu bisa melihat dan mengingatnya.
14. Sadari dorongan yang membuat kita ingin berhenti, dan bersiaplah menghadapinya.
15. Buat aturan untuk tidak pernah melompati 2 hari tanpa melakukan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai goal kita, untuk membangun kebiasaan.
16. Bayangkan goal kita.
8
17. Catatlah semua perkembangan kita, sudah sampai sejauh apa, pembelajaran apa yang kita
dapatkan, kesalahan apa yang telah kita lakukan,apa yang bisa kita lakukan untuk
meningkatkannya.
18. Berkompetisi dengan positif dalam lingkungan kerja kita
19. Buatlah komitmen publik.
Katakan pada orang lain apa yang ingin kita lakukan. Motivasi tidak akan pernah bertahan
lama tanpa komitmen. Dan komitmen public adalah yang terkuat, karena kita tidak mau malu
tidak bisa melakukannya.
20. Selalu melihat hal yang baik.
9
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau
menyenangi sesuatu objek. Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo
yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Motivasi adalah
sesuatu yang paling mendasar yang harus ada dalam proses belajar karena hasil belajar akan
optimal bila ada motivasi. Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa minat, bakat,
motivasi saling berhubungan. Misalnya ketika kita ingin mengembang kan minat dan bakat kita ,
pasti nya kita mempunyai motivasi tersendiri misalkan saja motivasi yang berasal dari dalam
diri, dan motivasi yang berasal dari luar diri.
10
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II pasal 3 tertulis Pendidikan n
asional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Kemudian pada bab V pasal 12 ayat 1 point b tertulis setiap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.
Banyak remaja maupun dewasa yang tidah tahu akan bakat, maupun minatnya. Bila mereka tahu
akan bakat dan minatnya sejak dini mereka mampu menjadikan bakat tersebut sebagai kekuatan, maka
Insya Allah dewasa nanti mereka bisa menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai fasilitator
pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa sebaiknya dapat mengenali bakat
apa yang dimiliki oleh siswanya. Selanjutnya guru berusaha mengembangkan bakat yang dimiliki oleh
anak agar kebanyakan dilema yang terjadi di masyarakat tidak terjadi lagi. Oleh karena itu penulis
merasa tertarik mengkaji bagaimana cara mengenali, mengembangkan dan menyalurkan bakat anak
usia dini mengingat usia dini merupakan usia yang sangat penting.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Dengan diselesaikannya makalah ini diharapkan dapat memeberikan manfaat berupa pengetahuan
tentang pentingnya pengembangan bakat pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian bakat
Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang
telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Bakat
bukanlah sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk
bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga
mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga akan menjadi
kemampuan yang latent.
b. Renzulli berpendapat bahwa seseorang bias dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan di atas
rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakn tugasnya.
Adapun menurut Leider dan Shapiro, bakat merupakan kecenderungan khusus yang ada sejak lahir.
Mengekspresikan bakat adalah sesuatu yang kita lakukan secara alami, dengan mudah, dan tanpa
pamrih. Sedangkan bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami
adalah kelebihan/keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita
dengan orang lain.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa bakat adalah kemampuan terhadap
sesuatu yang menunjukkan kemampuan di
atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih
(Sumber: http://desisafitri.wordpress.com/2009/09/16/karya-tulis-pengembangan-bakat-pada-anak/)
Untuk dapat mengenali bakat anak tidaklah mudah, sebagai orang tua haruslah paham akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada anak. Sekecil apapun perubahan yang timbul dari anak bisa saja
merupakan tanda-tanda dari bakat anak.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengenali bakat anak adalah sebagai berikut:
Orang tua dapat melihat kecenderungan perilaku anak untuk melihat bakat anaknya. Dengan begitu,
orang tua dapat membimbing anak-anaknya pada bidang pendidikan maupun ekstra kurikuler yang
diminati. Namun orang tua jangan memaksakan kehendak kepada sang anak. Karena anak akan merasa
tidak senang dan tidak nyaman dalam melakukannya, sehingga hasil yang didapatkan tidak optimal.
b. Tes bakat
Dari hasil penelitian para ilmuwan di bidang dermatoglyphics, diketahui bahwa setiap individu di dunia
memiliki sidik jari yang berbeda-beda.
Karakter sidik jari manusia juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak.
1) Melihat tingkah laku anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya? Anak lebih berminat pada hal-hal
apa?
3) Memberikan berbagai macam stimulus atau rangsangan kepada anak, misalnya dengan memberikan les
atau permainan yang variatif.
4) Melakukan tes psikologi (tes bakat) untuk melihat kelebihan dan kelemahan anak. Tes ini bisa dilakukan
saat anak berusia 7 tahun atau saat masuk sekolah. Pada usia tersebut sudah terlihat bakat serta minat
anak.
(Sumber:http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/10/08065762/
Cara.Mengenali.dan.Mengasah.Bakat.Anak. )
Salah satu cara untuk mengenali potensi dan bakat anak adalah melalui analisis sidik jari (finger print
analysis). Dengan menganalisis pola sidik jari yang berhubungan dengan sistem hormon pertumbuhan
pada sel otak, kini kita dapat mendeteksi potensi kecerdasan alamiah anak sehingga para orang tua
dapat menentukan metode simulasi yang tepat dalam memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak.
Analisa sidik jari juga bisa digunakan untuk mengetahui minat, bakat, kecerdasa, bahkan gaya belajar,
potensi bakat sampai analisa karakter anak.
Sedikit pengetahuan tentang tes sidik jari. Dari hasil penelitian para ilmuwan di bidang dermatoglyphics,
diketahui bahwa setiap individu di dunia memiliki sidik jari yang berbeda-beda.
Karakter sidik jari manusia juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak.
1) Ibu jari: memiliki jalinan ke otak depan dan motif garis ibu jari itu bisa menunjukkan karakter seseorang.
2) Telunjuk: memiliki hubungan dengan otak depan yang posisinya lebih atas. Motif garis telunjuk tersebut
dapat menunjukkan pemikiran logis dan kreativitas seseorang.
3) Jari tengah: memiliki keterkaitan dengan otak bagian atas. Motif jari tengah itu dapat menunjukkan
kontrol pergerakan minor dan mayor seseorang.
4) Jari manis: memiliki jalinan dengan otak yang berada di belakang telinga. Motif jari manis itu kerap
dikaitkan dengan kontrol pendengaran.
5) Jari kelingking: memiliki hubungan dengan otak belakang. Motif jari kelingking itu dapat menunjukkan
tingkat konsentrasi maupun penglihatan sesorang.
Jari-jari tangan sebelah kanan seseorang mewakili fungsi otak sebelah kiri. Otak kiri berfungsi untuk
melihat perbedaan angka, urutan, tulisan, hitungan, dan logika.
Sedangkan jari-jari tangan sebelah kiri sesorang mewakili fungsi otak sebelah kanan. Otak kanan
berfungsi untuk melihat persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk ruang, emosi, musik, dan warna.
(Sumber: http://intuisiblog.com/2010/07/cara-mengetahui-potensi-diri-dan-bakat-terpendam-pada-
balita/)
1. Macam-macam bakat
Ada banyak sekali pendapat mengenai macam-macam bakat. Berdasarkan sumber yang penulis
temukan di internet yaitu ada 34 bakat.
Bakat-bakat tersebut adalah:
Achiever
Memiliki stamina tinggi dan juga seorang pekerja keras. Mendapat kepuasan dari kesibukan dan
produktivitas.
Activator
Mampu merealisasikan ide-ide atau gagasan menjadi suatu tindakan nyata. Cenderung tidak sabar.
Adaptibility
Cenderung bisa mengikuti arus, mampu menjadi orang masa kini maupun menyiapkan untuk masa
mendatang.
Analytical
Cenderung mencari penjelasan dan sebab sesuatu terjadi. Punya kemampuan mencari tahu faktor-
faktor yang mempengaruhi situasi.
Arranger
Terorganisasi, tetapi juga fleksibel. Senang berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang ada agar
menghasilkan produktivitas maksimal.
Belief
Memiliki nilai-nilai atau prinsip yang cenderung menetap, dalam mencapai tujuan hidupnya.
Command
Communication
Mampu menyampaikan gagasan melalui kalimat yang mudah dipahami seorang lawan bicara dan
presenter yang baik.
Competition
Selalu mengukur kemajuan dirinya dengan performa orang lain, berusaha menjadi nomor satu.
Connectedness
Memiliki keyakinan dalam hubungannya dengan segala hal, meyakini bahwa kebetulan hanya sebagian
kecil, setiap kejadian ada penyebabnya.
Consistency
Context
Deliberative
Sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan atau menentukan pilihan mengantisipasi kesalahan.
Developer
Mengenali potensi orang lain, memperhatikan perkembangan walaupun kecil, dan memperoleh
kepuasan darinya.
Discipline
Empathy
Mampu merasakan perasaan orang lain , membayangkan dirinya berada diposisi orang lain.
Focus
Bekerja dengan tujuan, melakukan tindakan selama masih dalam koridor tujuan, membuat prioritas lalu
bertindak.
Futuristic
Terinspirasi oleh apa yang akan terjadi di masa mendatang, dan apa yang bisa dilakukan. Menginspirasi
orang lain dengan visinya itu.
Harmony
Ideation
Includer
Mudah menerima orang lain, menunjukkan kepedulian terhadap orang yang merasa diasingkan dan
berusaha mengguyubkan.
Individualization
Input
Learner
Maximizer
Cenderung fokus pada kekuatan untuk mendorong orang ataupun kelompok lebih maksimal, berusaha
merubah sesuatu yang kua tmenjadi super.
Positivity
Relator
Menikmati hubungan dekat dengan orang lain, mendapat kepuasan mendalam dengan bekerja keras
bersama teman dalam mencapai tujuan.
Responsibility
Merasa apa yang dikatakan adalah apa yang akan dikatakannya, komitmen pada nilai-nilai seperti
kejujuran dan kesetiaan.
Restorative
Self-assurance
Percaya diri pada kemampuannya dalam mengatur hidupnya sendiri, yakin bahwa dirinya telah
membuat keputusan yang tepat.
Significance
Ingin menjadi orang yang penting di mata orang lain, cenderung mandiri dan ingin dikenal.
Strategic
Membuat solusi alternatif atau antisipasi, dapat dengan cepat mengetahui hubungan dan isu-isu yang
relevan.
Woo
Senang berhadapan dengan orang-orang, dan menjadi pusat perhatian. Memperoleh kepuasan dari
memulai hubungan dengan orang lain.
(sumber: http://sumber-kearifan.blogspot.com/2009/04/34-jenistema-bakat.html)
Ternyata ada banyak sekali macam bakat yang ada, namun setelah diteliti ternyata seluruh bakat
tersebut bila disederhanakan kembali ada kaitannya dengan 7 kecerdasan. Hal ini di dukung oleh
pendapat Gardner, masing-masing dari kita memiliki sebuah kombinasi dari 7 kecerdasan. Setiap orang
mempunyai kekuatan relatif dari tiap kecerdasan di atas sedemikian rupa sehingga orang tersebut
cenderung menentukan pilihan aktifitas apapun yang dia sukai tanpa keterpaksaan. Kita menyebutnya
sebagai bakat.
Di dalam buka Frames of mind yang terbit tahun 1983, seorang psikolog bernama Howard
Gardner menyimpulkan hasil risetnya yang mengatakan bahwa sedikitnya ada tujuh jenis
kecerdasan (Howard Gardner, 1983:78):
a. Kecerdasan linguistik, berkaitan dengan kemampuan bahasa dan penggunaannya. Orang-orang yang
berbakat dalam bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik
dengan suara, arti dan narasi. Mereka seringkali mengeja dengan baik dan mudah mengingat tanggal,
tempat dan nama.
b. Kecerdasan musikal, berkaitan dengan musik, melodi, ritme dan nada. Orang-orang ini pintar membuat
musik sendiri dan juga sensitif terhadap musik dan melodi. Sebagian bisa berkonsentrasi lebih baik jika
musik diperdengarkan. Banyak dari mereka seringkali menyanyi atau bersenandung sendiri atau
menciptakan lagu serta musik.
c. Kecerdasan logis-matematis, berhubungan dengan pola, rumus-rumus, angka-angka dan logika. Orang-
orang ini cenderung pintar dalam teka-teki, gambar, aritmatika dan memecahkan masalah matematika.
Mereka seringkali menyukai komputer dan pemrograman.
d. Kecerdasan spasial, berhubungan dengan bentuk, lokasi dan membayangkan hubungan di antaranya.
Orang-orang ini biasanya menyukai perancangan dan bangunan, disamping itu pintar membaca peta,
diagram dan bagan.
e. Kecerdasan tubuh-kinestetik, berhubungan dengan pergerakan dan keterampilan olah tubuh. Orang-
orang ini adalah para penari dan aktor, para pengrajin dan atlet. Mereka memiliki bakat mekanik tubuh
dan pintar meniru mimik serta sulit untuk duduk diam.
f. Kecerdasan interpersonal, berhubungan dengan kemampuan untuk bisa mengerti dan menghadapi
perasaan orang lain. Orang-orang ini seringkali ahli berkomunikasi dan pintar mengorganisasi, serta
sangat sosial. Mereka biasanya baik dalam memahami perasaan dan motif orang lain.
g. Kecerdasan intrapersonal, berhubungan dengan mengerti diri sendiri. Orang-orang ini seringkali mandiri
dan senang menekuni aktifitas sendirian. Mereka cenderung percaya diri dan punya pendapat, dan
memilih pekerjaan di mana mereka bisa memiliki kendali terhadap cara mereka menghabiskan waktu.
2. Ciri-ciri bakat
Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan ketika menentukan bakat mana yang harus
dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimilki oleh anak. Untuk mengembangkan bakat anak
kita harus tahu terlebih dahulu ciri-ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan mengetahui ciri-ciri
bakat anak sebagai calon guru, kita akan lebih mudah untuk menilai bakat mana yang
patut dikembangkan oleh anak.
Hal ini berfungsi untuk menghindari agar tidak terjadi salah paham terhadap bakat anak. Adapun ciri-
cirinya adalah sebagai berikut:
a. Tidak merasa terpaksa untuk melakukan suatu hal bahkan lebih cenderung untuk senang melakukannya
dan ada perasaan bahagia yang terpancar ketika melakukan, melihat atau bahkan hanya dengan
mendengarnya saja.
d. Anak sudah mahir terhadap hal tersebut meski belum mendapatkan pelajaran khusus dari sekolah
maupun dari rumah.
e. Setelah diberi pelajaran khusus, anak tersebut dapat dengan mudah menguasainya atau mudah
menangkap apa yang diajarkan padanya tentang hal tersebut.
(Sumber: http://desisafitri.wordpress.com/2009/09/16/karya-tulis-pengembangan-bakat-pada-anak/ )
Banyak orang tua yang kurang memperhatikan bakat yang ada pada anak, padahal bakat merupakan
modal yang sangat penting untuk anak ketika beranjak dewasa nanti.
Ahli psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa yang terlahir dalam diri anak pada suatu saat akan
timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius. Karena itulah, bakat perlu
perhatian serius dan jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan
sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila anak sudah dibimbing pengembangan bakat
sejak kecil. Sebagai calon guru yang bertanggungjawab untuk perkembangan bakat anak didiknya harus
bisa mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat anak.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat anak:
a. Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem
pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cermatilah barbagai
kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada masing-masing anak.
b. Motivasi
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Tanamkan
rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
c. Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu memberi dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka
untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai
kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
d. Pengetahuan
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di bidang tersebut.
e. Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untuk perkembangan bakat anak agar bakat yang dimiliki semakin
matang. Apalagi anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau memberi kegiatan yang lebih sesuai
dengan bakatnya agar anak terus melatih bakatnya tersebut.
f. Penghargaan
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
g. Sarana
h. Lingkungan
Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat
dengan lingkungan yang mendukung bakat anak.
i. Kerjasama
Kerjasama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah
hanya sedikit dan waktu luang anak di rumah lebih banyak.
Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan
anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak
berbakat dalam bidang catur, dsb.
Di bawah ini cara orang tua untuk dapat membantu anak mengembangkan bakat anak antara lain:
Setiap anak sesungguhnya memiliki bakat yang dibawa secara genetik ataupun minat yang ditimbulkan
oleh faktor lingkungan. Sebagai orang tua ataupun pendidik hendaknya memberikan kesempatan
kepada anak dan memberikan kepercayaan kepada anak bahwa ia mapu untuk melakukannya.
b. Kreatifitas
Kreatifitas tidak serta merta bisa datang begitu saja. Untuk mengembangkannya dibutuhkan dukungan
orang tua atau pendidik guna memfasilitasi karyanya tersebut.
c. Arahan/petunjuk
Mengembangkan bakat yang baik dan positif tentunya dibutuhkan arahan dan petunjuk yang benar dari
orang tua. Sehingga pengembangan bakatnya bisa lebih matang.
d. Trust/kepercayaan
Berikan kepada anak kita kepercayaan bahwa ia pasti mampu melakukannya. Memberi kepercayaan
sangatlah penting guna mengoptimalkan bakat dan kemampuanya.
e. Rewad/penghargaan
Orang tua jangan pernah lupa untuk memberikan reward kepada si buah hati jika ia melakukan bakatnya
dengan baik. Reward tidak hanya berupa hadiah yang berupa benda, kalimat pujian pun dapat
memberikan nilai positif bagi anak.
f. Relationship/hubungan
Hubungan yang dekat antara orang tua dengan anak dapat berpengaruh positif bagi anak dalam
mengembangkan bakatnya.
(Sumber:http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/15709/Kunci-untuk-Mengembangkan-
Bakat-Anak)
Menurut Shapiro (Arya, 2008:34) peran orang tua dalam memotivasi bakat dan minat anak antara lain
dapat dilakukan dengan cara:
Dari berbagai penelitian diperoleh hasil bahwa sikap orang tua yang memupuk potensi anak adalah:
d. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba anak.
Sikap orang tua yang tidak menunjang pengembangan potensi anak, adalah:
g. Orang tua tidak memberi saran-saran yang spesifik tentang penyelesaian tugas.
(Sumber:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM%20di%20TK%20Pedagogia.pdf )
C. Menyalurkan bakat
Ketahuilah bahwa sebenarnya, setiap anak terlahir di dunia ini memiliki bakat dan potensi yang jika
diasah dan dikembangkan akan menghasilkan prestasi yang luar biasa. Untuk itu, orang tua hendaknya
menyadari hal itu, kemudian menyalurkannya sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
Dinny H.A.Rully, psikolog yang banyak mengupas masalah anak mengatakan bahwa merupakan tugas
orang tua untuk menyalurkan bakat dan potensi yang dimiliki anak ketika mereka mengetahuinya.
Dengan demikian anak dan orang tua tidak akan kehilangan masa emas itu.
Bakat dan potensi yang bisa disalurkan sangat beragam, misalnya anak yang suka membaca dan
menulis sejak kecil, bisa diarahkan dengan memberinya berbagai bacaan menarik dan bermanfaat.
Begitupun anak-anak yang punya bakat melukis, menyanyi, mewarnai, menari bisa diarahkan ke
sanggar-sanggar atau les privat.
1. Sulitnya menemukan/menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang
sesungguhnya dimilki oleh anak.
2. Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.
3. Perubahan sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses belajar dilain
pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda perkembangan bakat anak.
4. Intervensi sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu pemerataan terhadap semua siswa
dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun tidak diminati anak.
5. Ketidak seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan berdasarkan skor IQ.
Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga seseorang. Sekolah sering kali
menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak yang memperoleh nilai pelajaran yang baik.
6. Akibatnya sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang tidak terukur
oleh standar IQ.
(Sumber: http://wrm-indonesia.org/content/view/1232/1/)
BAB III
A. Kesimpulan
1. Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang telah
ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal.
2. Cara untuk mengenali bakat anak bisa dilakukan dengan observasi perilaku sehari-hari, tes bakat dan
tes sidik jari.
3. Adapun bakat yang dimilki anak meliputi bakat lingistik, bakat musikal, bakat logis-matematis, bakat
spasial, bakat kinestetik, bakat interpersonal, bakat intrapersonal.
4. Ciri-ciri anak yang berbakat pada suatu hal adalah senang melakukan hal tersebut, dapat berkonsentrasi
dalam melakukan hal tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi dan memiliki kemampuan yang tinggi pada
bidang itu.
5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat anak yaitu perhatian, motivasi,
dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan, sarana, lingkungan, kerjasama dan teladan yang baik.
6. Peran orang tua dalam mengembangkan bakat anak adalah dengan memberi kesempatan, kreatifitas,
arahkan, kepercayaan, reward dan relationship.
7. Sedangkan cara untuk menyalurkan bakat anak adalah dengan mengikutsertakan anak pada kegiatan-
kegiatan yang mendukung bakatnaya.
B. Saran
Berikut ini saran-saran yang dapat penulis sampaikan kepada para pembaca pada umumnya, khususnya
kepada calon guru diantaranya:
1. Guru tidak melakukan sistem pendididikan pola penyeragaman karena ini kurang efektif dalam
pengembangan bakat anak mengingat bakat yang dimiliki setiap anak berbeda-beda.
2. Selalu jalin hubungan antara guru dengan orang tua untuk memantau perkembangan bakat anak.