Disusun Oleh:
1. Faktum Ni’am
2. Salsabila Azzahra
SEMESTER V (LIMA)
2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tenaga-Tenaga Pendorong Peserta Didik............................................... 3
B. Daya atau Alat-Alat Interaksi Peserta Didik .......................................... 5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interaksi belajar mengajar yang baik adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi
kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan
motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangan potensi dan kreativitasnya
melalui kegiatan belajar, oleh karena itu dalam pembelajarannya, faktor keaktifan sebagai
subyek belajar sangat menentukan. Pada saat kegiatan belajar itu aktif, siswa melakukan
sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan, mereka menggunakan otak mereka,
mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan apa yang
mereka pelajari.1
Siswa sebagai peserta didik yang baik memiliki karakter bersemangat tinggi dalam
memecahkan suatu masalah yang dihadapinya atau suatu masalah yang dimohonkan
kepadanya untuk dipecahkan, tidak harus ada pada siswa yang berotak cerdas/IQ tinggi.
Namun, bagi siswa yang berkemampuan ratarata sedang atau kurangpun dapat dilatih
untuk memiliki karakter yang mampu menyelesaikan masalah. Permasalahan pendidikan
selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa,
situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta
bekembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini merupakan salah
satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam
kelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan selera guru. Padahal pada
kenyataannya kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran tidak merata sesuai
dengan latar belakang pendidikan guru.2
Selain guru, dalam belajar setiap peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, yang
dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar
peserta didik yaitu dari orang tua, dari guru dan dari masyarakat. Faktor intern dibagi
menjadi tiga yakni faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Di dalam
faktor psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang mempengaruhi belajar antara
1
Silberman, Mel, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Jogyakarta : Pustaka Insan Madani,
2007)
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajran Berorientasi Standar Peoses Pendidikan (Jakarta:Prenada Media,2008),
1
lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Dan faktor-
faktor inilah yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik agar dapat mengendalikan dan
mengatur belajar agar dapat berlangsung efektif, terarah dan optimal.3
Maka dari itu penyusun bermaksud menuliskan makalah ini dengan pembahasan pada
bab selanjutnya.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja tenaga-tenaga pendorong peserta didik dalam berinteraksi dunia
luar.
2. Mengetahui dan menelaah Apa saja daya atau alat-alat interaksi peserta didik.
3
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam garis besarnya, dorongan nafsu itu dapat di bagi menjadi tiga golongan:
3
Nafsu vital itu mempunya dasar fisiologis atau biologis, sedangkan yang lainnya
berdasarkan kebutuhan psiko-fisis sekaligus, jadi dorongan nafsu yang di maksud di atas
tidak harus ada hubngan nya dengan jasmani / biologis.
Empat macam dorongan tersebut di atas, tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan satu
sama lain berhubungan erat dan satu sama lain saling berpengaruh mempengaruhi dalam
manusia sebagai individu yang bulat. Marilah kita uraikan 4 macam dorongan nafsu
tersebut di atas :
1) Dorongan nafsu vital : ialah daya pendorong dalam diri manusia yang di
arahkan pada tercapai nya nilai-nilai atau benda-benda yang berfaedah bagi
organisme (jasad). Jika nilai atau benda tersebut tak dapat di capai maka hidupnya
tidak dapat di langsungkan.
2) Dorongan nafsu egois : istilah ini jangan di kacaukan dengan istilah sehari-hari yang
berarti hasrat mementingkan diri sendiri nafsu egois ini di beri nama demikian karena
yang menjadi tujuan dari nafsu itu ialah perkembangan diri pribadi sebagai seseorang,
keinsyafan akan “kesadaran pribadi” . nafsu ini mendorong manusia akan
penghayatan akan kepercayaan pada diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin
dan perasaan tanggung jawab.
3) Dorongan nafsu sosial : nafsu ini menatakan akan kebutuhan sosial / pergaulan di
dalam hidup bersama penyesuaian diri dengan dan pengabdian diri kepada
masyarakat. Hidup dorongan nafsu sosial mendorong manusia berkempul dan
mengadakan kontak dengan manusia lain, berupa persahabatan, perkawinan dan
sebagai nya yang memungkinkan hidup bermasyarakat.
4) Dorongan nafsu supra sosial : pada hakikat nya manusia itu berbeda dengan
makhluk yang lain dorongan nafsu ini di arah kan kepada penghayatan atas
perhubungan dengan maha kuasa, sebagai asal segala yang ada. Di sini terletak segala
macam penghayatan religious (keagamaan) yang dapat menjelma menjadi
kepercayaan terhadap salah satu agama. Hidup nafsu ini membawa manusia kepada
penyerahan diri seluruhnya, sebagai tujuan manusia yang tinggi dan yang terakhir.
Yang menjadi dasar pembagian menjadi 4 macam dorongan nafsu itu ialah nilai-
nilai atau benda-benda yang hendak di capai (harus di capai agar dapat berkembang
kemanusiaan nya) yaitu :
a) Apa yang di butuh kan manusia guna mempertahan kan dan mengembangkan
jasad nya: nilai-nilai vital (hayati).
4
b) Apa yang di butuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala
nilai-nilai yang di butuhkan dan mengembangkan “aku sebagai manusia”
(sebagai individu).
c) Apa yang di butuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala
nilai-nilai yang mengembangkan “aku sebagai makhluk sosial”.
d) Apa yang di butuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala
nilai-nilai mengembangkan dan mempertahankan manusia sebagai makhluk yang
di ciptakan oleh Tuhan.
6
subyektif lebih khas atau unik. Perasaan adalah gema psikis yang biasanya selalu
menyertai setiap pengalaman dan setiap daya-daya psikis yang lain. Perasaan itu
biasanya berwujud senang atau pun tidak senang, gembira atau sedih, simpati atau
anti-pati, suka atau benci dan lain-lain.
Intensitas perasaan : kuat lemah nya perasaan yang di hayati seseorang tidak sama
dengan orang lain meskipun mungkin obyek nya sama. Perasaan selalu berubah-ubah
intensitasnya, kadang-kadang menjadi kuat, kadang-kadang menjadi lemah. Hal ini
tergantung kepada / di pengaruhi keadaan jasmani dan rohani kita dan bagaimana
situasi yang kita hadapi. Jika suatu perasaan pada seseorang menjadi sangat kuat
dalam psikologi di sebut “Afek”. Jadi afek ialah suatu perasaan yang sangat kuat /
hebat timbulnya hanya sebentar dan biasanya di sertai oleh gejala-gejala jasmaniah
yang hebat pula.
Wundt membedakan afek itu menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Afek yang di sertai perasaan senang atau tidak senang.
2. Afek yang menggiatkan atau melemahkan daya-daya jiwa.
3. Afek yang penuh dengan ketegangan jiwa dan kebalikannya.
Kant membedakan sebagai berikut :
1. Afek stenis, ialah yang dapat menimbulkan kekuatan dan menghebatkan
perbuatan-perbuatan seseorang, misalnya. Orang yang marah sekali.
2. Afek astenis, yang membawa perasaan kehilangan kekuatan pada diri seseorang,
misalnya orang yang sangat sedih.
Jenis-jenis perasaan :
Sebenarnya semua perasaan itu selau bersangkut paut satu sama lain. Juga
pembagian kedalam “perasaan jasmani” dan “perasaan rohani” sebenar nya tidak
tepat pula. jasmani dan rohani yang bertindak dan mereaksi dengan keseluruhan
pribadinya.
1) Perasaan intelek: ialah perasaan-perasaan yang kita hayati bila kita memperoleh
pengetahuan tentang sesuatu. Kita merasa senang : bila kita dapat mempelajari
dan mengerti sesuatu, dan merasa tidak senang apabila tidak dapat menyelesaikan
atau memecahkan sesuatu sesuatu yang ingin kita ketahui.
2) Perasaan estetis ( keindahan ) : ialah perasaan yang kita hayati di waktu kita
berpendapat bahwa sesuatu itu bagus atau jelek, indah atau tidak. Sesuatu norma /
7
ukuran yang ada pada diri seseorang untuk menilai sesuatu itu bagus atau jelek,
indah atau tidak, di sebut Cita Rasa.
3) Perasaan etis (kesusilaan) : ialah perasaan yang kita hayati di waktu menilai
sesuatu itu baik atau buruk, dalam arti susila. Norma atau ukuran untuk menilai
baik buruk nya sesuatu di sebut kata hati.
4) Perasaan sosial (kemasyarakatan) : Perasaan yang menyertai pendapat seseorang
tentang orang lain dan pengalaman-pengalaman seseorang dengan orang lain.
Perasaan-perasaan sosial dapat berupa benci, cinta,kasih sayang simpati, antipati,
perasaan solider, cinta tanah air dan sebagainya. Jelaslah pula bahwa perasaan
sosial itu ada yang positif dan ada pula yang negative.
5) Perasaan religious (keagamaan) : ialah perasaan yang kita hayati di waktu kita
merasa diri bersatu dengan alam semesta sedang menghadap kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa.
6) Perasaan harga diri : ialah perasaan yang kita hayati di waktu kita menilai tinggi
rendahnya diri kita terhadap orang lain di dalam pergaulan sehari-hari.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daya yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar itu agar
dapat melangsungkan dan mengembangkan hidupnya disebut dengan dorongan nafsu
(driften) yang di maksud dengan dorongan nafsu adalah kekuatan pendorong maju
yang memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang
berupa benda-benda atau pun nilai-nilai tertentu. Adapun daya-daya atau alat-alat
yang terpenting dalam inetraksi antara lain ialah : Pengamatan, tanggapan, ingatan,
fantasi, berpikir, perasaan dan kemauan.
B. Saran
Saran yang dapat penyusun sampaikan adalah hendaknya kita sebagai mahasiswa
dalam mengajarkan peserta didik untuk dapat lebih memahami mengapa pentingnya
dalam mempelajari faktor-faktor, dorongan, pendukung dan alat-alat dalam
berinterkasi dengan dunia luar nantinya agar tidak canggung ataupun kaku serta lebih
mudah dalam menanggapi interkasi yang ada.
9
DAFTAR PUSTAKA
10