Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAKAT PESERTA DIDIK

Kelompok VIII :
Adila Roswita Sari (21101857)
Parmita Perdana (2110

Dosen Pembimbing :
Dasmita, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP NASIONAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Bakat Peserta
Didik” Kami juga menyadari dengan Baik meskipun banyak kekurangan didalam-Nya. Dan
kami juga berterima kasih Kepada Ibu Dasmita selaku Dosen mata kuliah Pengembangan
peserta didik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Pariaman, 20 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bakat
B. Jenis-jenis Bakat
C. Hubungan Bakat dengan Prestasi
D. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Perkembangan Bakat
E. Memahami Bakat Anak Sekolah Dasar

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakat, yang dalam beberapa tahun terakhir seringkali disamakan dengan talenta,
memiliki kedekatan definisi dengan kemampuan. Bakat (dalam bahasa Inggris disebut
aptitude) lazim didefinisikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(potential ability) yang masih perlu untuk dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud
(Semiawan dan Munandar dalam Sobur, 2011: 180). Adapun kemampuan (ability)
merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan
pelatihan (Sobur, 2011: 180).
Namun, banyak ahli psikologi menyimpulkan bahwa bakat sebenarnya berperan
tidak lebih dari 30 persen dalam menentukan kesuksesan hidup seseorang. Bakat tidak
akan menjelma menjadi kemampuan dan keunggulan yang mengantarkan seseorang
meraih prestasi dan kesuksesan jika tidak dikelola dan dikembangkan dengan cara yang
tepat. Faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengembangan bakat, antara lain,
motivasi, tekat, lingkungan, sarana, serta pendidikan dan pelatihan. Tak sedikit sosok
berbakat besar dalam berbagai bidang hanya menjadi orang biasa atau bahkan menjadi
pribadi yang gagal akibat keliru dalam mengelola, menyalurkan, atau mengembangkan
bakatnya. Maka dari itu makalah ini berisi tentang bagaimana bakat peserta didik dan
bagaimana kaitannya dengan prestasi. Makalah ini disusun mengenai Bakat Peserta
Didik.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami akan menyajikan berbagai pokok Permasalahan yang akan
dibahas di dalam makalah ini, antara lain:
1. Pengertian Bakat
2. Jenis-jenis Bakat
3. Hubungan Bakat dengan Prestasi
4. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Perkembangan Bakat
5. Memahami Bakat Anak Sekolah Dasar

C. Tujuan Penulisan
Dari pokok permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka Diharapkan mahasiswa
mampu untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, Yaitu:
1. Pengertian Bakat
2. Jenis-jenis Bakat
3. Hubungan Bakat dengan Prestasi
4. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Perkembangan Bakat
5. Memahami Bakat Anak Sekolah Dasar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Bakat umum
apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum. Misalnya bakat
intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan bersifat khusus.
Misalnya bakat akademik, sosial, dan seni kinestetik. Bakat khusus biasanya disebut
talent sedangkan bakat umum (intelektual) biasanya disebut gifte. Guildford (Sunaryo,
2004) mengemukakan bahwa terdapat tiga dimensi yang terkandung dalam bakat, yaitu
sebagai berikut:
1. Dimensi perseptual, yaitu kemampuan di dalam melakukan persepsi yang mencakup
kepekaan indra, perhatian, orientasi ruang dan waktu serta kecepatan persepsi.
2. Dimensi psikomotor, mencakup kekuatan, impuls, kecepatan gerak, kecermatan dan
Koordinasi Ingatan,
3. Dimensi intelektual, mencakup pengenalan, berpikir dan evaluatif.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 93), bakat diartikan sebagai
dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Adapun menurut Alex
Sobur (2011: 181), bakat merupakan kemampuan alamiah untuk mendapatkan
pengetahuan atau keterampilan, yang relatif dapat bersifat umum (contohnya, bakat
intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Menurut Arthur Schopenhauer,
karena sifatnya bawaan sejak lahir, bakat tidak mudah terpengaruhi oleh lingkungan dan
perasaan serta cenderung permanen. Kajian terhadap bakat manusia melahirkan berbagai
definisi tentang potensi yang satu ini. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian dan
pendapat seputar bakat.
1. Kartini Kartono (1979) menyatakan, bakat mencakup segala faktor yang terdapat pada
individu sejak awal pertama dari kehidupannya yang kemudian menumbuhkan
perkembangan keahlian, kecakapan, dan keterampilan khusus tertentu. Bakat bersifat
laten potensial; dalam arti dapat mekar dan berkembang.
2. Suganda Pubakawatja (1982) mengatakan, bakat sebagai benih dari suatu sifat baru
akan tampak nyata jika mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.
3. Wijaya (1988: 66) menyatakan bahwa bakat adalah suatu kondisi pada seseorang
yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan, dan keterampilan khusus, seperti kemampuan berbahasa, kemampuan
bermain musik, dan sebagainya.
4. Menurut William B. Michael, bakat adalah kemampuan individu dalam melakukan
tugas, yang sedikit sekali dipengaruhi atau tergantung pada latihan (yang dilakukan
sebelumnya).
5. Menurut Bingham, bakat adalah kondisi, kualitas, atau seperangkat sifat yang
dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan (respons).
6. Crow menyatakan, bakat merupakan kualitas yang dimiliki oleh semua orang dalam
tingkat yang beragam.
7. Woodworth dan Marquis menyatakan, bakat adalah prestasi yang dapat diramalkan
dan dapat diukur melalui tes khusus.
8. Guilford mengatakan, bakat adalah kemampuan kinerja yang mencakup dimensi
perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual.
Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Prestasi menjadi
perwujudan dari bakat dan kemampuan seseorang. Orang yang memiliki bakat besar
dalam bidang tertentu, misalnya, dalam sepak bola, diperkirakan akan mampu meraih
prestasi besar dalam cabang olahraga ini. Secara kolektif, ia dapat membawa tim yang
dibelanya menjadi juara dalam berbagai turnamen, sementara secara individual, ia dapat
terpilih menjadi pemain terbaik serta meraih banyak penghargaan. Prestasi yang tinggi
dalam bidang tertentu mengindikasikan bakat dan kemampuan yang unggul dalam bidang
yang bersangkutan.
B. Jenis-jenis Bakat
1. Berdasarkan aspek jiwa raga yang terlibat dalam berbagai jenis prestasi, bakat
dibedakan menjadi empat, yakni bakat yang lebih berdasarkan psikofisik, bakat
kejiwaan yang bersifat umum, bakat kejiwaan yang khas dan majemuk, serta bakat
yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan (Noesyirwan dalam Sobur,
2011: 189–190).
a. Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik. Bakat ini berakar pada jasmaniah
sebagai dasar dan fundamen bakat, seperti kemampuan pengindraan; ketangkasan
dan ketajaman pancaindra; kemampuan motorik; kekuatan tubuh; kelincahan fisik;
serta keterampilan jari-jemari, tangan, dan anggota badan.
b. Bakat kejiwaan yang bersifat umum. Bakat ini berupa kemampuan ingatan, daya
khayal (imajinasi), dan inteligensi. Daya ingat ialah kemampuan menyimpan isi
kesadaran pada saat tertentu serta membawanya kembali ke permukaan pada saat
yang lain. Dalam ingatan jiwa manusia bersifat menerima dan reproduktif.
Imajinasi atau daya khayal merupakan isi kesadaran yang berasal dari dunia dalam
diri manusia sendiri, yang berupa gambar khayalan dan gagasan-gagasan kreatif
sehingga jiwa manusia bersikap spontan dan produktif. Inteligensi merupakan
kemampuan menyesuaikan diri pada keadaan dengan menggunakan alat
pemikiran yang berbeda dengan penyesuaian diri karena kebiasaan atau sebagai
akibat pelatihan (drill) dan coba-coba (trial and error). Penyesuaian diri karena
kebiasaan, pelatihan, dan coba-coba bersifat mekanis, kadangkala secara
kebetulan memerlukan banyak waktu. Penyesuaian diri dengan pemikiran terjadi
karena pengertian, pendapat pemahaman, pencarian makna dan hubungannya
yang terlihat dalam pemecahan dan penguasaan keadaan baru dari kesulitan yang
dihadapi. Inteligensi dapat diuraikan sebagai kemampuan menangkap, memahami,
menjelaskan, menguraikan, memadukan, serta menyimpulkan arti hubungan dan
sangkut paut makna. Setiap orang memiliki isi, proses, dan cara berpikir yang
berbeda-beda.
c. Bakat kejiwaan yang khas dan majemuk. Bakat yang khas atau bakat dalam
pengertian sempit adalah bakat yang sejak awal sudah ada dan terarah pada suatu
bidang yang terbatas, seperti bakat bahasa, bakat melukis, bakat musik, bakat seni,
dan bakat ilmu. Dalam pada itu, bakat majemuk berkembang lambat laun dari
bakat produktif ke arah yang sangat tergantung pada keadaan di dalam dan di luar
individu, seperti bakat filsafat, bakat hukum, bakat mendidik, bakat psikologi,
bakat kedokteran, bakat ekonomi, dan bakat politik.
d. Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan. Bakat ini sangat
terkait dengan watak, seperti kemampuan untuk melakukan kontak sosial,
kemampuan menyayangi, kemampuan menghayati perasaan orang lain.

2. Berdasarkan sifat prestasinya, bakat dapat diklasifikasikan menjadi bakat reproduktif,


bakat aplikatif, bakat interpretatif, dan bakat produktif (Noesyirwan dalam Sobur,
2011: 190).
a. Bakat reproduktif. Bakat reproduktif merupakan kemampuan untuk memproduksi
hasil pekerjaan orang lain serta menguraikan kembali dengan tepat pengalaman-
pengalaman sendiri. Bakat ini sangat terkait dengan daya ingat seseorang.
b. Bakat aplikatif. Bakat aplikatif adalah kemampuan memiliki, mengamalkan,
mengubah, dan menerangkan, pendapat, buah pikiran, dan metode yang berasal
dari orang lain.
c. Bakat interpretatif. Bakat interpretatif adalah kemampuan menangkap dan
menjelaskan hasil pekerjaan orang lain sehingga selain sesuai dengan maksud
penciptanya, penjelasan tersebut juga mencerminkan pendapat atau pendirian
pribadi.
d. Bakat produktif. Bakat produktif merupakan kemampuan menciptakan hal-hal
baru sebagai sumbangan dalam ilmu pengetahuan, pembangunan, dan bidang
kehidupan lain yang berharga.

3. Dalam diri manusia terdapat lima jenis bakat yang masing-masing terkait dengan
bidang-bidang tertentu. Kelima bakat tersebut adalah bakat akademik khusus, bakat
kreatif-produktif, bakat seni, bakat psikomotorik, dan bakat sosial.
a. Bakat akademik khusus. Bakat akademik khusus merupakan kemampuan untuk
memahami konsep yang berkaitan dengan angka-angka (numeric), logika bahasa
(verbal), dan sejenisnya.
b. Bakat kreatif-produktif. Bakat kreatif-produktif adalah bakat dalam menciptakan
atau menghasilkan hal baru, seperti menciptakan program komputer baru, teori
baru dalam bidang tertentu, model arsitektur baru, dan karya sastra dengan gaya
pengungkapan baru.
c. Bakat seni. Bakat seni merupakan bakat dalam menghasilkan karya seni atau
melakukan aktivitas seni, seperti mengaransemen musik, membuat patung,
menciptakan lukisan, menulis puisi, dan menghasilkan koreografi tari.
d. Bakat psikomotorik. Bakat ini adalah bakat yang terkait dengan kemampuan atau
keterampilan fisik, seperti bermain sepak bola, bermain sulap, dan membuat
kerajinan tangan.
e. Bakat sosial. Bakat ini merupakan bakat dalam melakukan kontak atau hubungan
dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat, seperti melakukan negosiasi,
menawarkan suatu produk, berkomunikasi dalam organisasi, dan menjadi
pemimpin dalam kelompok.
4. Bakat manusia terdiri atas bakat umum dan bakat khusus. Bakat umum merupakan
kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, yang dimiliki oleh setiap
orang. Adapun bakat khusus merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus
yang tidak dimiliki oleh semua. Bakat khusus terbagi menjadi bakat verbal; bakat
numerikal; bakat bahasa (linguistik); bakat kecepatan, ketelitian, dan klerikal; bakat
relasi ruang (spasial); bakat mekanik; bakat abstrak; serta bakat skolastik.
a. Bakat verbal. Bakat verbal merupakan bakat mengungkapkan konsep dalam
bentuk kata-kata.
b. Bakat numerikal. Bakat ini merupakan bakat memahami konsep dalam bentuk
angka.
c. Bakat bahasa (linguistik). Bakat ini adalah bakat dalam melakukan penalaran dan
penguasaan bahasa.
d. Bakat kecepatan, ketelitian, dan klerikal. Bakat ini adalah bakat yang terkait
dengan kegiatan tulis-menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, pekerjaan
kantor, dan kegiatan kerohanian.
e. Bakat relasi ruang (spasial). Bakat relasi ruang merupakan bakat untuk mengamati
dan menjelaskan pola dua dimensi atau berpikir dalam tiga dimensi.
f. Bakat mekanik. Bakat mekanik adalah bakat untuk menguasai prinsip-prinsip
umum mengenai pengetahuan alam, tata kerja mesin, serta perkakas dan peralatan
lainnya.
g. Bakat abstrak. Bakat abstrak adalah bakat untuk menguasai pola, rancangan,
diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk, dan posisi-posisinya.
h. Bakat skolastik. Bakat skolastik merupakan bakat untuk menguasai kombinasi
kata-kata (logika) dan angka-angka, termasuk di dalamnya kemampuan dalam
penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis,
mencari keteraturan konseptual atau pola numerik.

C. Hubungan Bakat Dengan Prestasi

Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar
1992), karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang
memiliki bakat matematika diprediksi mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam
bidang matematika. Prestasi yang menonjol merupakan cerminan dari bakat. Bakat yang
memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh
fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisai dalam bentuk prestasi unggul.
Contoh konkret bakat yang tidak memperoleh kesempatan maksimal untuk berkembang
adalah hasil penelitian yaumil agoes akhir (1999) yang menemukan bahwa sekitar 22%
siswa SD dan SLTP menjadi anak yang Underachiever. prestasi belajar yang mereka
peroleh berada dibawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki.
Bakat memang sangat menentukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana itu akan
terwujud menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang menentukan.
Dengan adanya bakat, seseorang dapat mencapai prestasi tertentu, tetapi
diperlukan latihan, pengalaman, pengetahuan dan dorongan atau kesempatan untuk
menggembangkannya. Misalnya, orangtua menyadari bahwa anak mempunyai bakat
menggambar. Maka orang tua mengusahakan agar anaknya mendapatkan pengalaman
sebaik-baiknya untuk mengembangkan bakatnya, selain itu anak tersebut juga minat
untuk mengikuti pendidikan menggambar. Maka anak itu dapat mencapai prestasi yang
unggul, bahkan bisa menjadi pelukis terkenal. Keunggulan dalam salah satu bidang
tertentu merupakan hasil interaksi bakat yang dibawa sejak lahir dengan factor
lingkungan yang menunjang.

D. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Bakat


Untuk membina dan mengembangkan bakat siswa tidak bisa terlepas dari
pembinaan dan kemampuan yang dimiliki siswa. Sebab, untuk menjadi siswa yang
memiliki bakat, tentunya harus mampu melihat bakat pada diri siswa tersebut. Oleh
karena itu, kita harus dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi bakat siswa,
yaitu:
1. Faktor Intern
a. Faktor kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan bakat
siswa, bila seseorang kesehatannya terganggu misalkan sakit pilek, demam,
pusing, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah
dan tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Demikian halnya jika kesehatan
rohani (Jiwa) seseorang kurang baik, misalnya mengalami perasaan kecewa
karena putus cinta atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi
semangat. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap
orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan
bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.
b. Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya
bisa memengaruhi minat, siswa yang cacat minat dan bakatnya juga terganggu.
Sebenarnya jika hal ini terjadi hendaknya anak atau siswa tersebut dilembagakan
pendidikan khusus supaya dapat menghindari atau mengurangi kecacatannya itu.

2. Faktor Psikologis
a. Perhatian
Untuk mencapai hasil minat dan bakat yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi pelajaran
tidak menjadi perhatian siswa, maka minat dan bakat yang timbul pun akan
rendah, jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah, dan bisa jadi
siswa tidak lagi suka dengan bahan yang dipelajarinya.
b. Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever adalah, Prepanednesto Responsd or Reach.
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respons atau bereaksi kesediaan itu
timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena
kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar mengajar, seperti halnya jika kita mengajar ilmu
filsafat kepada anak- anak yang baru duduk di bangku sekolah menengah, anak
tersebut tidak akan mampu memahami atau menerimanya. Ini Disebabkan
Jadi menganjurkan sesuatu itu berhasil jika tarif pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk
menerima karena jika siswa atau anak yang belajar itu sudah ada kesiapan, maka
hasil minat dan bakatnya itupun akan lebih baik dari pada anak yang belum ada
kesiapan.

3. Faktor Ekstern
a. Faktor keluarga
Minat dan bakat siswa bisa dipengaruhi oleh keluarga seperti cara orang tua
mendidik, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Akan diuraikan sebagai
berikut:
1) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar
anak. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo yang menyatakan bahwa
keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Jika orang tua tidak
memperhatikan pendidikan anaknya (acuh Tak acuh terhadap belajar anaknya)
seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak
memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, semua ini berpengaruh pada
semangat belajar anaknya, bias jadi anaknya tersebut malas dan tidak bersemangat
belajar. Hasil yang didapatkannya pun tidak memuaskan bahkan mungkin gagal
dalam studinya. Mendidik anak tidak baik jika terlalu dimanjakan dan juga tidak
baik jika mendidik terlalu keras. Untuk itu, perlu adanya bimbingan dan
penyuluhan yang tentunya melibatkan orang tua, yang sangat berperan penting
akan keberhasilan bimbingan tersebut.
2) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering
terjadi di dalam keluarga, di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang
gaduh, ramai dan semrawut tidak memberi ketenangan kepada anaknya yang
belajar. Biasanya ini terjadi pada keluarga yang besar dan terlalu banyak
penghuninya,

E. Memahami Bakat Anak Sekolah Dasar


Untuk mengenali karakteristik anak-anak berbakat dapat dilihat beberapa segi
diantaranya sebagai berikut :
1. Potensi
Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak berbakat memiliki potensi
yang unggul. Potensi bisa disebabkan oleh faktor keturunan, seperti studi yang
dilakukan U. Branfenbrenner (1972) dan Scarr Salaptek (1975) yang menyatakan
secara tegas bahwa tidak ada keraguan bahwa factor genetika mempunyai andil besar
terhadap kemampuan mental seseorang (Kitano, 1986).
2. Cara menghadapi masalah
Cara menghadapi masalah disini adalah keterlibatan seluruh aspek psikologis dan
biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan dengan masalah tersebut.
Langkah awal dapat dilihat bahwa setiap anak berbakat mempunyai keinginan yang
kuat untuk mengetahu banyak hal (Gearheart, 1980) kemudian mereka akan
melakukan ekspedisi dan eksplorasi terhadap pengukuran saja. Setelah berfikir
dengan baik, mereka akan memunculkan hasil pemikiran dalam bentuk dan tingkah
laku.
3. Prestasi
Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik, dan sosial.
Prestasi fisik yang dapat dicapai anak-anak adalah memiliki daya tahan tubuh yang
prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959). Berdasarkan prestasi
akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki system saraf pusat (otak dan spinal
cord) yang prima. Oleh karena itu, mereka dapat mencapai tingkat kognitif yang
tinggi.

L
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Prestasi menjadi
perwujudan dari bakat dan kemampuan seseorang. Orang yang memiliki bakat besar
dalam bidang tertentu, misalnya, dalam sepak bola, diperkirakan akan mampu meraih
prestasi besar dalam cabang olahraga ini. Secara kolektif, ia dapat membawa tim yang
dibelanya menjadi juara dalam berbagai turnamen, sementara secara individual, ia dapat
terpilih menjadi pemain terbaik serta meraih banyak penghargaan. Prestasi yang tinggi
dalam bidang tertentu mengindikasikan bakat dan kemampuan yang unggul dalam bidang
yang bersangkutan. Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami
Munandar 1992), karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang.
Orang yang memiliki bakat matematika diprediksi mampu mencapai prestasi yang
menonjol dalam bidang matematika. Prestasi yang menonjol merupakan cerminan dari
bakat.
B. Saran
Para mahasiswa diharapkan agar mengetahui proses belajar mengajar pada mata
kuliah belajar dan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari dan untuk lebih memahami
dan mampu menjelaskan dalam dunia pendidikan.

.
DAFTAR PUSTAKA
Magdalena,dkk.psikologi pendidikan dalam perspektif pendidikan guru sekolah dasar.2021.
Jakarta: CV jejak
Parnawi afi,dkk. Psikologi pengembangan. 2021. Deepublish
Syahrizal irvan,dkk.psikologi pendidikan sekolah dasar. 2022. Get press

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai