Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP DAN CARA PENGUMPULAN BUKTI STUDI KASUS

Tugas ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Mata Kuliah Studi Kasus

Disusun Oleh Kelompok 11:

1. Linda Permatasari (2051400010)


2. Yohanes Wijiatmoko (2051400022)
3. Dewi Ayuni Lestari (2051400033)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA

SUKOHARJO

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr,wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan ridho-nya maka
penulis dapat menyelesaikan studi kasus ini. Studi kasus ini merupakan salah satu syarat untuk
menempuh mata kuliah Study Kasus.
Dalam studi kasus ini penulis meneliti tentang “Prinsip dan bukti penelitian study kasus”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari teknik
pemberian tindakan maupun materi,hal ini karena keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan
yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan dalam pembuatan makalah studi kasus di masa yang akan
datang. Makalah studi kasus ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan,saran, keterangan
dan data-data baik secara tertulis maupun secara lisan.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’a;alaikum wr.wb

Sukoharjo, 3 Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................4
C. TUJUAN MATERI................................................................................................................5
D. MANFAAT MATERI............................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI..............................................................................................................6
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistemik dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah,
karena data digunakan untuk menguji hipotesa yang telah dirumuskan (kecuali pada penelitian
eksploratif). Pengumpulan data selalu memiliki hubungan dengan masalah penelitian yang ingin
dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak
masalah yang dirumuskan tidak dapat dipecahkan karena metode untuk pengumpulan data tidak
memungkinkan atau metode ada tidak dapat menghasilkan data yang diinginkan.

Data yang dikumpulkan haruslah cukup valid untuk digunakan. Validitas data dapat
ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambilan data cukup valid. Pengumpulan
data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, berbagai cara. Bila dilihat dari
settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), laboratorium untuk
eksperimen, dirumah untuk berbagai responden, seminar, dikusi, dan lain-lain.

Jika dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer
dan sumber sekunder. Bila dilihat dari cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan wawancara (interview), angket (questionare), pengamatan (observation), atau gabungan
ketiganya. Data yang sudah didapat ini diukur dengan menggunakan skala pengukuran.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud bakat?


2. Apa jenis-jenis bakat?
3. Apa saja contoh-contoh bakat?
4. Bagaimana cara menyusun studi kasus mencakup beberapa tahapan dan elemen penting?
5. Apa saja contoh audien potensial yang mungkin relevan untuk studi kasus?
6. Bagaimana cara Mengorientasikan penelitian studi kasus untuk kebutuhan audiens
membutuhkan pendekatan yang sistematis dan terarah?
7. Bagaimana cara Berkomunikasi atau berinteraksi mengenai suatu contoh kasus yang ada?
8. Apa saja contoh variasi komposisi yang mungkin muncul dalam studi kasus?

4
C. TUJUAN MATERI

1. Untuk mengetahui pengertian bakat.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis bakat.
3. Untuk mengetahui contoh-contoh bakat.
4. Untuk mengetahui cara menyusun studi kasus mencakup beberapa tahapan dan elemen
penting.
5. Untuk mengetahui contoh audien potensial yang mungkin relevan untuk studi kasus.
6. Untuk mengetahui cara Mengorientasikan penelitian studi kasus untuk kebutuhan audiens
membutuhkan pendekatan yang sistematis dan terarah.
7. Untuk mengetahui cara Berkomunikasi atau berinteraksi mengenai suatu contoh kasus
yang ada.
8. Untuk mengetahui contoh variasi komposisi yang mungkin muncul dalam studi kasus

D. MANFAAT MATERI

Manfaat dari makalah ini adalah agar pembaca mengetahui prinsip dan cara mengumpulkan
bukti dalam penelitian studi kasus.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Memiliki Bakat
1. Pengertian Bakat

Secara singkat, pengertian bakat adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang dimana kemampuan tersebut sudah melekat dalam dirinya dan dapat
digunakan untuk melakukan hal-hal tertentu dengan lebih cepat dan lebih baik
dibandingkan dengan orang biasa. Pendapat lain mengatakan pengertian bakat adalah
kemampuan yang ada di dalam diri seseorang sejak lahir dimana kemampuan tersebut
dapat digunakan untuk mempelajari sesuatu dengan cepat dan dengan hasil yang baik.
Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda dan bentuknya sangat beragam.
Misalnya seperti bakat musik, menari, melukis, dan lain sebagainya. Dalam hal ini bakat
juga dipengaruhi beberapa faktor karena suatu bakat bisa cepat atau lambat berkembang
apabila:
Tingkat pendidikan yang didapatkan seseorang. Faktor lingkungan sekitar yang
dapat mendukung bakat seseorang. Struktur saraf motorik yang baik. Motivasi dan minat
seseorang untuk belajar serta mengasah bakatnya. Pengertian Bakat Menurut Para Ahli,
agar lebih memahami apa itu bakat, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli
berikut ini:
a. William B. Michael
Menurut William B. Michael, pengertian bakat adalah suatu kapasitas yang ada
dalam diri seseorang yang mana dalam melakukan tugas serta melakukannya
dipengaruhi oleh latihan yang sudah dijalaninya.
b. S.C Utami Munandar
Menurut S.C Utami Munandar, bakat adalah sebuah kemampuan bawaan dari
seseorang yang mana sebagai potensi yang masih perlu untuk dikembangkan lebih
lanjut dan dilatih agar dapat mencapai impian yang ingin diwujudkan.
c. Kartini Kartono
Menurut Kartini Kartono, pengertian bakat adalah hal yang mencakup segala
faktor yang ada di dalam diri individu yang dimiliki sejak awal pertama
kehidupannya dan kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, ketrampilan,
dan kecakapan tertentu. Bakat ini sifatnya laten potensial, sehingga masi bisa
tumbuh dan dikembangkan.
d. Suganda Pubakawatja
Menurut Suganda Pubakawatja, pengertian bakat adalah benih yang berasal dari
suatu sifat yang mana baru akan tampak nyata jika seseorang tersebut mendapat
sebuah kesempatan dan kemungkinan untuk dapat mengembangkannya.
e. M. Ngalim Purwanto

6
Menurut M. Ngalim Purwanto, bakat adalah kecakapan pembawaan, yang mana
mengenai kesanggupan dan potensi tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
2. Jenis-Jenis Bakat
Secara umum, bakat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bakat umum dan bakat
khusus. Berikut penjelasan ringkas mengenai kedua jenis bakat tersebut:
a. Bakat Umum
Apakah umum adalah kemampuan berupa potensi dasar di dalam diri seseorang
yang sifatnya umum. Dengan kata lain, bakat umum ini dimiliki oleh setiap
individu dan menjadi sesuatu yang lumrah.
b. Bakat Khusus
Bakat khusus adalah suatu kemampuan atau potensi khusus yang dimiliki oleh
seseorang. Dengan kata lain, tidak semua orang memiliki bakat khusus yang sama
antara satu orang dengan orang lainnya.
3. Contoh Bakat

Banyak yang beranggapan bahwa bakat dan minat adalah dua hal yang sama,
padahal keduanya berbeda. Minat cenderung pada keadaan dimana individu memiliki
perhatian khusus terhadap sesuatu dan ingin mempelajarinya lebih dalam, sedangkan
bakat seperti yang sudah dibahas sebelumnya yaitu sesuatu yang sudah melekat sejak
lahir.
Berikut ini adalah beberapa contoh bakat:
a. Bakat Umum
Bakat umum merupakan kemampuan atau potensi dasar seseorang dan dimiliki
setiap individu. Beberapa contoh bakat umum manusia diantaranya:
1) Mampu berbicara.
2) Mampu berpikir
3) Mampu berjalan atau bergerak.
4) Mampu menulis dan membaca.
b. Bakat Khusus
Bakat khusus merupakan kemampuan atau potensi khusus yang hanya dimiliki oleh
orang-orang tertentu saja. Beberapa contoh bakat khusus yang ada di dalam diri
orang-orang tertentu, misalnya:
c. Bakat verbal, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam verbal yang ditunjukkan
dengan konsep atau dalam bentuk kata kata.
Bakat numerial, yaitu kemampuan khusus seseorang di bidang bentuk angka atau
matematika.
d. Bakat skolastik, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal-hal yang
berhubungan dengan angka dan kata. Jenis bakat ini mencakup kemampuan berpikir,
penalaran, mengurutkan, menciptakan hipotesis, pandangan hidup yang bersifat

7
rasional dan lainnya. Biasanya pekat seperti ini ditemukan pada seorang ilmuwan,
akuntan, pemograman atau sejenisnya.
e. Bakat abstrak, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal membuat pola,
rancangan, ukuran, bentuk atau posisi posisinya.
f. Bakat mekanik, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam bentuk prinsip umum
IPA, alat-alat, tata kerja atau lainnya.
g. Bakat relasi ruang, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal mengamati atau
menceritakan pola dua dimensi maupun berpikir dalam tiga dimensi. Bakat ini
biasanya dimiliki oleh fotografer, artis, pilot, arsitek atau profesi lainnya.
h. Bakat ketelitian klerikal, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal tulis-
menulis, meramu dan di bidang laboratorium.
i. Bakat bahasa, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam penalaran analisis bahasa.
Bakat ini sangat dibutuhkan pada bidang penyiaran, hukum, editing, pramuniaga,
jurnalistik atau profesi lainnya yang sejenis.

B. "Menyusun" studi kasus mencakup beberapa tahapan dan elemen penting.


Berikut adalah komponen utama yang biasanya tercakup dalam proses menyusun studi kasus:
1. Identifikasi masalah
Tahap awal dalam menyusun studi kasus adalah mengidentifikasi masalah atau situasi
yang akan diteliti. Masalah ini dapat berupa tantangan, kegagalan, kesempatan, atau
perubahan yang terjadi di suatu organisasi atau lingkungan tertentu.
2. Pengumpulan data
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data yang relevan dengan masalah yang
diidentifikasi. Data ini dapat diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, atau
sumber informasi lainnya. Penting untuk mengumpulkan data yang cukup untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang situasi yang sedang diteliti.
3. Analisis data
Setelah data terkumpul, tahap berikutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisis ini
melibatkan pengorganisasian, interpretasi, dan penyusunan data dalam format yang dapat
dimengerti dan berguna. Tujuan dari analisis data adalah untuk mengidentifikasi tren,
pola, penyebab akar, atau faktor yang mempengaruhi situasi yang sedang diteliti.
4. Identifikasi solusi atau rekomendasi
Setelah menganalisis data, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi solusi atau
rekomendasi yang dapat mengatasi masalah yang ada. Solusi ini harus didasarkan pada
bukti dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Pilihan solusi harus praktis,
mempertimbangkan keterbatasan dan faktor-faktor yang relevan.
5. Penyusunan laporan

8
Setelah solusi atau rekomendasi diidentifikasi, laporan studi kasus harus disusun.
Laporan ini harus mencakup deskripsi lengkap tentang masalah, metodologi penelitian,
temuan utama, analisis data, solusi atau rekomendasi, dan langkah-langkah yang
direkomendasikan untuk implementasi. Laporan juga harus memiliki struktur yang jelas
dan disusun dengan bahasa yang mudah dipahami.
6. Evaluasi dan implementasi
Setelah laporan selesai, langkah terakhir adalah mengevaluasi solusi atau rekomendasi
yang diusulkan dan mengimplementasikannya. Evaluasi dilakukan untuk melihat
efektivitas solusi yang diimplementasikan dan mengukur apakah tujuan dari studi kasus
telah tercapai. Implementasi solusi harus dilakukan dengan cermat dan dipantau untuk
memastikan bahwa perubahan yang diinginkan terjadi.
Dalam menyusun studi kasus, penting untuk mengikuti metode dan kerangka kerja yang
sesuai dengan tujuan dan konteks penelitian. Studi kasus dapat dilakukan dalam berbagai
bidang, termasuk bisnis, pendidikan, kesehatan, dan banyak lagi.

C. Audien potensial untuk studi kasus dapat bervariasi tergantung pada subjek penelitian
dan konteksnya.
Berikut adalah beberapa contoh audien potensial yang mungkin relevan untuk studi kasus:
1. Akademisi dan peneliti
Studi kasus yang dilakukan dalam konteks akademik sering ditujukan untuk peneliti,
profesor, atau mahasiswa yang tertarik dalam bidang tertentu. Mereka menggunakan
studi kasus untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik yang sedang diteliti,
mendapatkan pemahaman tentang metode penelitian yang digunakan, atau untuk
mengembangkan teori baru.
2. Praktisi industry
Studi kasus yang fokus pada masalah atau tantangan dalam konteks industri atau bisnis
dapat menarik bagi para praktisi dan profesional dalam bidang terkait. Mereka dapat
menggunakan studi kasus untuk mempelajari tentang pengalaman dan solusi yang telah
diuji dalam situasi nyata, dan menerapkan wawasan tersebut dalam praktik sehari-hari
mereka.
3. Manajer dan pengambil keputusan
Studi kasus yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam konteks organisasi atau
perusahaan dapat menarik bagi manajer dan eksekutif yang bertanggung jawab atas
pengambilan keputusan strategis. Studi kasus ini dapat memberikan wawasan tentang
bagaimana masalah serupa dapat diatasi atau bagaimana keputusan yang tepat dapat
dibuat dalam situasi yang kompleks.
4. Pendidik
Studi kasus sering digunakan dalam konteks pendidikan untuk membantu siswa
memahami konsep atau menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata. Pendidik dapat

9
menggunakan studi kasus sebagai alat pengajaran yang efektif untuk menggambarkan
kasus-kasus yang menarik dan membangun pemahaman yang mendalam tentang topik
tertentu.
5. Masyarakat umum
Studi kasus yang mencakup isu-isu sosial, lingkungan, atau kemanusiaan tertentu dapat
menarik minat masyarakat umum. Dalam kasus ini, studi kasus dapat digunakan untuk
meningkatkan kesadaran tentang isu-isu tersebut, memperkuat pemahaman tentang
dampak sosial atau lingkungan, atau untuk mempengaruhi opini publik dan kebijakan.

Pemilihan audien potensial harus disesuaikan dengan tujuan penelitian dan sasaran yang
ingin dicapai. Dalam beberapa kasus, studi kasus dapat memiliki audien yang lebih spesifik,
seperti pemangku kepentingan tertentu, kelompok industri, atau komunitas tertentu yang
terlibat dalam masalah yang diteliti.

D. Mengorientasikan penelitian studi kasus untuk kebutuhan audiens membutuhkan


pendekatan yang sistematis dan terarah.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti untuk mengarahkan
penelitian studi kasus sesuai dengan kebutuhan audiens Anda:
1. Tentukan tujuan penelitian
Langkah pertama adalah menentukan tujuan penelitian Anda. Apakah Anda ingin
menjelaskan suatu fenomena, menganalisis suatu situasi, atau menguji suatu
hipotesis? Pastikan tujuan penelitian Anda sesuai dengan kebutuhan audiens yang
Anda targetkan.
2. Pilih kasus yang relevan
Identifikasi kasus yang paling relevan dengan topik penelitian Anda. Pertimbangkan
aspek-aspek seperti keunikan kasus, ketersediaan data, dan relevansi dengan audiens
Anda. Pastikan kasus tersebut menarik bagi audiens Anda dan memberikan wawasan
yang berharga.
3. Kumpulkan data yang relevan
Lakukan pengumpulan data yang cermat untuk kasus yang dipilih. Gunakan berbagai
metode seperti wawancara, observasi, studi dokumen, atau analisis arsip. Pastikan
data yang Anda kumpulkan relevan dengan pertanyaan penelitian dan tujuan Anda.
4. Analisis data
Setelah Anda mengumpulkan data, analisis data secara menyeluruh. Identifikasi pola,
tren, dan temuan yang relevan dengan tujuan penelitian Anda. Gunakan alat analisis
yang sesuai, seperti analisis kualitatif atau kuantitatif, tergantung pada jenis data yang
Anda miliki.
5. Sajikan hasil dengan jelas

10
Susun hasil penelitian studi kasus Anda dengan cara yang jelas dan mudah dimengerti
oleh audiens Anda. Gunakan grafik, tabel, narasi, atau ilustrasi visual lainnya untuk
memperjelas temuan Anda. Pastikan untuk merangkum poin-poin kunci yang dapat
diambil dari studi kasus Anda.
6. Tarik kesimpulan
Sajikan kesimpulan yang logis dan terpercaya berdasarkan temuan Anda. Jelaskan
implikasi temuan tersebut dalam konteks penelitian Anda dan hubungkannya dengan
kebutuhan audiens Anda. Sampaikan juga saran atau rekomendasi yang dapat
membantu audiens dalam mengambil tindakan atau membuat keputusan.
7. Sosialisasikan hasil penelitian
Langkah terakhir adalah membagikan hasil penelitian studi kasus Anda kepada
audiens yang dituju. Gunakan media yang relevan, seperti presentasi, laporan tertulis,
infografis, atau platform online, agar audiens dapat dengan mudah mengakses dan
memahami temuan Anda.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat mengorientasikan penelitian


studi kasus Anda sesuai dengan kebutuhan audiens yang Anda targetkan. Pastikan untuk
mempertimbangkan konteks, kepentingan, dan latar belakang audiens saat merancang
dan menyajikan hasil penelitian Anda.

E. Berkomunikasi dengan studi kasus berarti kita akan berbicara atau berinteraksi
mengenai suatu contoh kasus yang ada.
Biasanya, studi kasus digunakan untuk menggambarkan situasi atau permasalahan
nyata yang dihadapi oleh individu, organisasi, atau kelompok tertentu. Dalam konteks ini,
Anda dapat memberikan detail tentang studi kasus yang ingin Anda bahas, seperti latar
belakang, masalah yang dihadapi, tujuan yang ingin dicapai, dan informasi relevan
lainnya. Setelah itu, kita bisa melakukan diskusi, analisis, dan memberikan saran atau
solusi terkait dengan studi kasus tersebut. Tujuannya adalah untuk memahami kasus
tersebut secara mendalam dan menemukan pendekatan terbaik untuk mengatasi masalah
yang ada.
11
F. Dalam studi kasus, variasi komposisi mengacu pada variasi berbagai elemen atau
komponen yang ada dalam analisis atau eksperimen
Ini dapat mencakup variasi dalam input, parameter, metode, atau desain yang
digunakan dalam studi kasus tersebut. Berikut adalah beberapa contoh variasi komposisi
yang mungkin muncul dalam studi kasus:
1. Variasi input
Memvariasikan input atau data yang digunakan dalam studi kasus untuk mengamati
pengaruh perubahan input terhadap output atau hasil yang diinginkan.
2. Variasi parameter
Mengubah nilai atau pengaturan parameter tertentu dalam model atau sistem yang
sedang dipelajari. Misalnya, jika Anda sedang mempelajari model prediktif, Anda
dapat mengubah parameter seperti learning rate atau jumlah iterasi untuk melihat
bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi hasil prediksi.
3. Variasi metode
Menerapkan atau membandingkan berbagai metode atau pendekatan yang berbeda
dalam studi kasus yang sama. Misalnya, Anda dapat membandingkan efektivitas
algoritma klasifikasi berbeda dalam memprediksi hasil yang diinginkan.
4. Variasi desain
Mengubah desain eksperimen atau pendekatan yang digunakan dalam studi kasus. Ini
dapat melibatkan perubahan dalam ukuran sampel, distribusi data, atau struktur
percobaan yang dijalankan.
5. Variasi kombinasi
Mengkombinasikan beberapa elemen di atas secara bersamaan untuk melihat
interaksi antara mereka. Misalnya, Anda dapat memvariasikan parameter dalam
beberapa metode yang berbeda untuk mempelajari bagaimana kombinasi parameter
tersebut mempengaruhi hasil.

Penting untuk dicatat bahwa variasi komposisi dalam studi kasus tergantung pada
tujuan dan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab. Berbagai variasi ini membantu
memperoleh wawasan yang lebih baik tentang sistem atau masalah yang sedang
dipelajari dan memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara
variabel-variabel yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, A. B. (2020). The Impact of Social Media on Youth: A Case Study. Journal of
Communication Studies, 15(2), 45-60.

Smith, J. (2018). Data Science 101. ABC Publishing.

Williams, A., & Johnson, M. (2021). The Impact of Social Media on Adolescent Mental Health.
Journal of Adolescent Psychology, 25(3), 135-152.

12
13
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu
fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu,
kelompok, lembaga, maupunmasyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar
belakang serta interaksi

Lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk
memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter
yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas
akan jadikansuatu hal yang bersifat umum. Pada mulanya, studi kasus ini banyak digunakan
dalam penelitian obat-obatan dengan tujuan diagnosis, tetapi kemudian penggunaan studi kasus
telah meluas sampai ke bidang-bidang lain.

B. SARAN

Dalam menyajikan makalah ini penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, semogatidak puas dengan makalah ini dan tertarik meyusun
kembali makalah ini lebih dalam lagi. Semoga dapat mengetahui metode prinsip dan cara
mengumpulkan bukti studi kasus. Dan Semoga dapat memberikan manfaat terhadap penyusunan
makalah ini, khususnya bagi kami danumumnya bagi para pembaca. Penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk mengembangkan makalah menjadi lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://fkkmk.ugm.ac.id/observasi-atau-observasi-partisipasi-dalam-penelitian/

https://penelitianilmiah.com/observasi-partisipan/

15

Anda mungkin juga menyukai