Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN DALAM BERMAIN SAINS

Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran
Matematika dan Sains AUD

Dosen Pengampu: Faza Karimatul Akhlak, MA

Disusun Oleh:

Hilwa Ziyadah 20320063

Nisa Ali 20320071

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan


semesta alam, ataz izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, semoga syafa‟atnya mengalir pada
kita di hari akhir kelak.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada Mata Kuliah Pembelajaran Matematika dan Sains. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Faza Karimatul Akhlak,


MA selaku Dosen pada Mata Kuliah Pembelajaran Matematika dan Sains yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang sedang penulis tekuni. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat
dinantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tenggarong, 10 Februari 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Keterampilan Mengamati ............................................................................... 3
B. Keterampilan Membandingkan....................................................................... 3
C. Keterampilan Mengklasifikasi ........................................................................ 4
D. Keterampilan Mengukur ................................................................................. 5
E. Keterampilan Komunikasi .............................................................................. 5
F. Keterampilan Eksperimen ............................................................................... 6
G. Keterampilan Berkaitan, Menyimpulkan, Menerapkan ................................. 7
BAB III ................................................................................................................... 8
PENUTUP ............................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan anak usia dini bisa dicapai dengan cara mengoptimalkan
seluruh aspek perkembangan anak. Ada lima aspek perkembangan yang harus
dikembangkan oleh anak yaitu perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni (Permendikbud RI No. 137 tahun 2014). Dari
semua aspek yang ada, aspek utama yang bisa mempengaruhi aspek yang lain adalah
aspek kognitif. Menurut Permendikbud RI No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, di bidang pengembangan kognitif terdapat 3 hal pokok yaitu
yang pertama berhubungan dengan belajar dan pemecahan masalah; berfikir logis;
berfikir simbolik. Didalam aspek-aspek tersebut kompetensi yang harus dimiliki anak
adalah anak dapat mengenal konsep sederhana dan keterampilan proses sains, seperti
menunjukan aktivitas yang bersifat eksplorasi dan menyelidik, mengenal perbedaan
berdasarkan ukuran: “lebih dari”; “kurang dari”; dan “paling/ter”, mengenal sebab-akibat
tentang lingkungannya, dan lain sebagainya.

Pembelajaran sains itu sangat penting dikenalkan sejak dini karena pada usia dini
anak dalam perkembangan yang sangat pesat atau biasa disebut golden age, pada masa itu
perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak sedang berkembang dengan sangat
baik. Menurut Osborn, White, dan Bloom (dalam Widiyanti, 2016, hlm 3)
“perkembangan intelektual atau kecerdasan anak usia 0-4 tahun mencapai 50%, pada usia
0-8 tahun sudah mencapai 80%, dan baru pada usia 0-18 tahun perkembangannya
mencapai 100%”. Oleh karena itu, pada fase inilah waktu yang sangat tepat untuk
memberikan stimulus untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan keterampilan mengamati?
b. Apa yang dimaksud dengan keterampilan membandingkan?
c. Apa yang dimaksud dengan keterampilan mengklasifikasi?
d. Apa yang dimaksud dengan keterampilan mengukur?
e. Apa yang dimaksud dengan keterampilan komunikasi?
f. Apa yang dimaksud dengan keterampilan eksperimen?

1
g. Apa yang dimaksud dengan keterampilan berkaitan,
menyimpulkan, menerapkan?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
mengamati.
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
membandingkan.
c. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
mengklasifikasi.
d. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
mengukur.
e. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
komunikasi.
f. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
eksperimen.
g. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
berkaitan, menyimpulkan, menerapkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Mengamati
Menurut Patta Bundu, mengamati atau observasi adalah keterampilan yang
sangat penting untuk mengenal dunia luar yang menakjubkan. Keterampilan
mengamati merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang
dalam melakukan penyelidikan ilmiah.1 Manusia mengamati objek-objek dan
fenomena-fenomena alam dengan panca indra penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman, dan perasa. Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap
berbagai objek dan peristiwa menggunakan panca indra. Mengamati mempunyai
sifat-sifat utama, yakni:

a. Kualitatif, apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indra


untuk memperoleh informasi.
Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan belajar mengajar melalui proses
menentukan warna (penglihatan), mengenali suara jangkrik (pendengaran),
rasa manis dan asam (pengecapan), kasar dan halus (peraba), bau jahe dan
lengkuas (penciuman).
b. Kuantitatif, apabila pelaksanaannya selain menggunakan panca indra juga
menggunakan peralatan lain, yang memberikan informasi khusus dan
tepat.

B. Keterampilan Membandingkan
Setelah melakukan observasi anak menemukan beberapa informasi
mengenai benda atau hal yang di teliti sehingga secara tidak langsung anak sudah
mulai membandingkan dan membedakan. Membandingkan (comparing) adalah
kemampuan membandingkan pada anak dapat dilihat dari kemampuan anak dalam
melihat persamaan atau perbedaan dari suatu objek. Kegiatan membandingkan ini
bermanfaat untuk mengasah keterampilan anak dalam mengamati suatu objek.

1
Bundu, Patta (2006), Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains. Jakarta:Depdiknas. Hal 87

3
Membandingkan adalah proses pemeriksaan objek dan peristiwa dalam hal
kesamaan dan perbedaan. Ini biasanya melibatkan mengukur, menghitung,
mengukur, dan mengamati dengan seksama. Keterampilan membandingkan
penting karena anak-anak mengamati, misalnya, perilaku tikus dan marmut dan
kemudian menentukan apa yang sama dan berbeda tentang mereka.

Keterampilan dalam membandingkan ini mengasah kemampuan anak


untuk membuat perbedaan dengan cara membandingkan. Misalnya anak
menggunakan mencicipi berbagai macam gula untuk mencari perbedaan rasa
manis diantara gula tersebut.

C. Keterampilan Mengklasifikasi
Mengklasifikasikan adalah mengelompokan dan memilah suatu objek
berdasarkan kategori tertentu. Pada kegiatan mengklasifikasi anak tidak hanya
mengamati tapi berpikir untuk mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk,
warna, ukuran dan sebagainya.2 Klasifikasi juga merupakan keterampilan untuk
memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga
didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.

Untuk melakukan tahapan mengklasifikasi, anak harus membandingkan


bagian tertentu yang memiliki kesamaan ciri atau karakteristik tertentu yang
hanya dimiliki hal atau benda yang di teliti anak.

Contoh:

a. Siswa dapat melakukan kegiatan proses belajar dengan proses


mengklasifikasikan makhluk hidup: manusia, binatang dan
tumbuhan, membandingkan, membedakan, menyamakan dan
sebagainya.
b. Anak mengembangkan kemampuan mengklasifikasi benda
berdasarkan warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan berbagai ciri
lainnya. Misalnya anak mengelompokan daun berdasarkan warna.

2
Feldman, J.R. (1991). A survival guide for the preschool teacher. New York: The Center
for Applied Research in Education. Hal 125

4
D. Keterampilan Mengukur
Mengukur adalah kemampuan dalam mengkuantifikasi atau menghitung
hasil observasi dan dapat berupa angka, jarak, waktu, volume dan suhu. Maka
dapat dideskripsikan mengukur adalah kegiatan menghitung atau mendeskripsikan
jumlah berdasarkan pengamatan yang telah anak lakukan yang berupa angka,
jarak, waktu, volume dan suhu.

Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahapan ini untuk anak usia dini dapat
mengukur besar atau menghitung jumlah benda-benda yang anak temukan.
Keterampilan ini mengasah anak untuk membuat pengukuran dari ukuran tidak
baku (gelas, sendok, genggam, dsb) hingga ukuran baku (liter, kilogram, dsb).
Misalnya untuk membuat teh manis anak memerlukan berapa sendok gula.

E. Keterampilan Komunikasi
Keterampilan mengkomunikasikan adalah tahap ke lima dari serangkaian
tahapan pada pendekatan saintifik. Mengkomunikasikan melatih anak
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Berkomunikasi adalah keterampilan
proses dasar lainnya yang dapat dimiliki oleh anak. Anak-anak didorong untuk
berbagi pengamatan melalui berbagai cara kepada temannya. Mereka dapat
membicarakan temuan yang mereka dapatkan, kemudian membuat atau mewarnai
gambar yang mirip dengan temuan mereka serta membuat narasi sederhana
tentang apa yang telah mereka temukan.

Kegiatan mengkomunikasikan tidak hanya sebatas anak dapat


membicarakan penemuan yang mereka dapatkan, akan tetapi anak dapat
menanyakan apa yang mereka dapatkan kepada seorang pendidik, juga
dikategorikan sebagai proses komunikasi. Keberanian anak tersebut bertanya
sesuai fakta yang mereka temukan pada suatu obyek menjadi nilian tambah
pengetahuan dari proses yang sedang mereka lakukan. Proses komunikasi ini
menjadi hal yang sangat penting, karena anak-anak akan mulai memahami
bagaimana suatu pengetahuan mulai dibangun dari penemuan mereka sendiri

5
Mengkomunikasikan juga meliputi kegiatan menempatkan data-data ke
dalam beberapa bentuk yang dapat dimengerti oleh orang lain. Kegiatan ini
melibatkan kemampuan dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, grafik, dan
persamaan. ada beberapa komponen keterampilan mengkomunikasikan, yaitu:
mengutarakan suatu gagasan, mencatat kegiatan-kegiatan atau pengamatan yang
dilakukan, menunjukkan hasil kegiatan, mendiskusikan hasil kegiatan,
menggunakan berbagai sumber informasi, mendengarkan dan menanggapi
gagasan-gagasan orang lain, melaporkan suatu peristiwa atau kegiatan secara
sistematis yang jelas. Dari beberapa komponen tersebut ada beberapa komponen
yang dapat dilakukan oleh anak, yaitu mengutarakan suatu gagasan,
mendiskusikan hasil kegiatan, dan melaporkan suatu peristiwa atau kegiatan
secara sistematis yang jelas.3

F. Keterampilan Eksperimen
Keterampilan eksperimen adalah keterampilan untuk mengadakan
pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep dan prinsip ilmu
pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak
ide-ide itu. Keterampilan eksperimen adalah suatu cara pembelajaran dengan
menempatkan anak sebagai subjek yang aktif melakukan dan menemukan
pengetahuannya sendiri, serta untuk mengetahui kebenaran akan sesuatu.

Keterampilan eksperimen dalam pembelajaran sains merupakan suatu


proses cara belajar mengajar yang melibataktifkan anak dengan mengalami dan
membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Anak dapat melakukan kegiatan
bereksperimen dengan cara menanam tanaman yang terkena sinar matahari
langsung dan tidak langsung terkena sinar matahari.

Keterampilan eksperimen bertujuan agar anak mampu mencari dan


menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Contoh eksperimen sains yang dapat
dilakukan oleh anak usia dini salah satunya adalah bermain gelembung sabun,
percobaan sains dengan gelembung sabun dapat membantu anak mengerti seputar

3
Nugraha, Ali. (2005). Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Hal 125-128

6
konsep gaya dorong dan tarik, dan juga anak mencoba untuk mencampur berbagai
warna makanan menjadi warna yang berubah-ubah ke dalam gelas air ataupun
mencoba mendekatkan berbagai macam benda ke dekat magnet sehingga benda
tersebut memiliki tarikan atau tidak, akan menjadi percobaan sederhana yang
mengesankan bagi anak tersebut.

G. Keterampilan Menyimpulkan, dan Menerapkan


Menyimpulkan merupakan keterampilan memberikan penjelasan terhadap
suatu data yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman awal anak.
Sementara itu keterampilan menerapkan yakni menggunakan informasi dari
pengalaman untuk menciptakan, membuat, memecahkan masalah baru, dan
menentukan probabilitas. Anak-anak dapat terlibat dalam menerapkan
pengetahuan ilmiah tapi tidak dalam, pengertian analisis formal. Misalnya, jika
anak-anak dapat mengamati perilaku air ketika ia jatuh pada malam musim
dingin, mereka dapat menerapkan beberapa pengamatan ini untuk cairan lain dan
membuat prediksi tentang apa yang akan terjadi pada mereka dalam kondisi yang
sama. Hal ini tidak masuk akal, namun untuk mengharapkan anak-anak untuk
menganalisis hasil dan menerapkannya tanpa memberikan pengalaman konkret
untuk dipikirkan.

Pembelajaran sains yang menggunakan berbagai metode akan memberikan


suasana dan pengalaman baru bagi anak dalam mempelajari sains. Pelaksanaan
pembelajaran sains menggunakan metode demonstrasi bisa juga menjadi salah
satu alternatif dalam menyampaikan pembelajaran sains kepada anak. Pendidik
memperagakan kepada anak di depan kelas apa yang terjadi pada suatu obyek bila
mendapatkan suatu perlakuan. Misalnya pendidik memperagakan sebuah pensil
yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, pendidik mencoba memancing
pengalaman awal siswa dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana
kepada anak, sehingga anak akan menjawab dengan jawaban yang mereka
ketahui. Proses pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan intraksi kedua belah
pihak sehingga kemampuan anak menjadi terasah dan siswa merasa senang
dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Keterampilan mengamati merupakan keterampilan dasar yang harus
dimiliki oleh setiap orang dalam melakukan penyelidikan ilmiah.
Manusia mengamati objek-objek dan fenomena-fenomena alam
dengan panca indra penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman,
dan perasa.
b. Membandingkan (comparing) adalah kemampuan membandingkan
pada anak dapat dilihat dari kemampuan anak dalam melihat
persamaan atau perbedaan dari suatu objek.
c. Mengklasifikasikan adalah mengelompokan dan memilah suatu objek
berdasarkan kategori tertentu. Pada kegiatan mengklasifikasi anak
tidak hanya mengamati tapi berpikir untuk mengklasifikasikan benda
berdasarkan bentuk, warna, ukuran dan sebagainya.
d. Mengukur adalah kemampuan dalam mengkuantifikasi atau
menghitung hasil observasi dan dapat berupa angka, jarak, waktu,
volume dan suhu.
e. Berkomunikasi adalah keterampilan proses dasar lainnya yang dapat
dimiliki oleh anak. Anak-anak didorong untuk berbagi pengamatan
melalui berbagai cara kepada temannya. Mereka dapat membicarakan
temuan yang mereka dapatkan, kemudian membuat atau mewarnai
gambar yang mirip dengan temuan mereka serta membuat narasi
sederhana tentang apa yang telah mereka temukan.
f. Keterampilan eksperimen dalam pembelajaran sains merupakan suatu
proses cara belajar mengajar yang melibataktifkan anak dengan
mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan.
g. Berkaitan/Terkait adalah proses menggambar abstrak dari bukti
konkret. Misalnya, anak yang mengamati beku air mungkin tidak
mampu berhubungan pengamatan bahwa dengan ide abstrak yang
diberi cairan menjadi padatan pada suhu tertentu. Menyimpulkan

8
merupakan keterampilan memberikan penjelasan terhadap suatu data
yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman awal anak.
Sementara itu keterampilan menerapkan yakni menggunakan informasi
dari pengalaman untuk menciptakan, membuat, memecahkan masalah
baru, dan menentukan probabilitas.

B. Saran
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Baik dari cara penulisan, pembahasan, dan mengenai
referensi-referensi yang penulis gunakan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun agar dalam tugas
selanjutnya penulis dapat menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bundu, Patta (2006), Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains. Jakarta:Depdiknas

Feldman, J.R. (1991). A survival guide for the preschool teacher. New York: The
Center for Applied Research in Education

Nugraha, Ali. (2005). Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas

Rahayu, E., Susanto, H., & Yulianti, D. (2011). Pembelajaran Sains dengan
Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai