OLEH
KELOMPOK 4
FANNY ELIVIA 22205029
MUHAMMAD NURHADI 22205030
NURHAYATI 22205031
DOSEN PENGMPU
Dr. ALI ASMAR, M.Pd.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan paradigma pendidikan behavioristik kekontruktivisik tidak hanya menuntut
adanya perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga perubahan dalam
melaksanakan penilaian (lindayani, 2014).
Perubahan paradigma inilah para pendidik merasa kebingungan dalam proses
pembelajaran dan penilaian. Penilaian seperti apa saja yang bisa mencangkup kedalam
beberapa aspek yang dapat memberikan gambaran yangseutuhnya mengenai sikap,
keterampilan, pengetahuan dan bagaimana peserta didik itu menjalani kehidupan sehari-hari
mereka dan mengaitkannya dengan apa yang mereka pelajari di sekolah serta bagaimana
format untuk format untuk mencangkup semua aspek tersebut.
Dalam pendidikan, penilaian atau asesmen di dasarkan padapengetahuan kita tentang
belajar dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita
ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu asesmen
dimana pendidik dapat menggunakannnya untuk kegiatan pendidik dan mengawasi hasil
belajar dan mengajar yang kompleks. Penelaian juga harus bersifat menyeluruh dari
berbagai aspek. Penilaian otentik adalah suatu bentuk penilaian yang meminta peserta didik
menerapkankonsep atau teori pada dunia nyata. Otentik berarti keadaan sebenarnya yaitu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dalam pembelajaran di sekolah,
salah satu bentukpenilaian otentik adalah peserta didik diberi kegiatan untuk menerapkan
pengetahuan yang dimilikipeserta didik dalam kehidupan sehari-hari atau duia nyata
(Baskoro & Wihaskoro,2016).
Adapun bagian dari penilaian ountetik yang akan menjadi pembahasan pada makalah
ini adalah observasi dan bertanya, jurnal, portofolio, proyek dan investigasi.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud penilaian autentik melalui observasi dan bertanya ?
b. Apa yang dimaksud penilaian autentik melalui jurnal ?
1
c. Apa yang dimaksud penilaian autentik melalui portofolio ?
d. Apa yang dimaksud penilaian autentik melalui proyek ?
e. Apa yang dimaksud penilaian autentik melalui investigasi ?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui penilaian autentik melalui observasi dan bertanya.
2. Untuk mengetahui penilaian autentik melalui jurnal.
3. Untuk mengetahui penilaian autentik melalui portofolio
4. Untuk mengetahui penilaian autentik melalui proyek
5. Untuk mengetahui penilaian autentik melalui investigasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Assesmen Observasi Dan Bertanya
1. Observasi
Pengamatan langsung mengenai tingkah laku siswa dalam kegiatan
pembelajaran sangat penting dalam melengkapi data asesmen. Walaupun secara
alami kita sering melakukannya, namun mengobservasi melalui perencanaan yang
matang dapat membantu meningkatkan keterampilan mengobservasi. Misalnya,
akan sangat bermanfaat apabila merencanakan apa yang akan diobservasi pada
kegiatan pembelajaran besok.. Bagaimanakah Tono bekerja dan sampai pada suatu
jawaban? Siswa yang mana yang belum paham? Apakah Joni mendengarkan
temannya berargumentasi? Apakah Doni berpartisipasi aktif dalam kelompok?
Bagaimana upaya Toto untuk sampai pada jawaban? Dari kegiatan observasi
semacam ini guru dapat memperoleh gambaran mengenai sikap dan disposisi
terhadap matematika. Pada saatnya nanti informasi seperti ini diperlukan untuk
mendorong siswa bekerja atas kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan mencoba
dan juga menyadari akan kelemahannya. Catatan guru mengenai hasil observasi
berguna bukan saja sebagai anecdotal records untuk keperluan asesmen dan
perencanaan pembelajaran, namun diperlukan dalam menentukan tindakan yang
harus dilakukan segera ketika guru mempresentasikan konsep baru.
2. Bertanya
Observasi adalah berkomplemen dengan bertanya. Mengajukan pertanyaan-
pertanyaan ketika mengobservasi pembelajaran akan memperlengkap informasi
yang diperlukan mengenai siswa. Misalnya ketika seorang siswa menunjukkan
dengan kalkulator bahwa 1/9 adalah sama dengan 0,11111, guru dapat
menggunakan teknik bertanya yang baik sehingga siswa itu dapat menyimpulkan
sendiri bahwa 1/9 tidak sama dengan 0,11111. Jika seorang siswa menghadapi
suatu keselitan pdahal ia diketahui oleh guru temasuk siswa yang percaya diri dan
memiliki kemampuan dalam matematika, maka guru dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi siswa itu menggunakan pertanyaan. Pertanyaan
langsung seperti “Apa yang tidak kamu pahami?”, tampaknya tidak akan banyak
membantu, namun serentetan pertanyaan yang sifatnya menggiring siswa untuk
mengemukakan argumentasi dan permasalahan akan lebih membantu dalam
melokalisasi jenis kesulitan yang dialaminya.
3
Contoh Lembar Observasi
FORMAT OBSERVASI
PEMBELAJARAN DI
KELAS DAN
OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Negeri
Padang
4
B. Assesmen Jurnal
Pengertian Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran baik di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik yang terkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku
peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif. Jurnal bisa dikatakan sebagai
catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi (Permendikbud No. 66, 2013).
1. Catatan atas pengamatan guru harus objektif atau sesuai dengan kenyataan.
2. Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah
kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda) karena apabila tertunda
akan mengurangi obyektifitas penilaian.
Cakupan Penilaian Jurnal
5
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
6
1. Menentukan kinerja dan sikap yang dinilai dalam satu pokok bahasan tertentu.
2. Menyusun indikator kinerja dan sikap berdasarkan kompetensi yang telah
dirumuskan. Penyusunan indikator harus sesuai dengan kompetensi yang telah
dirumuskan. Dalam konteks penilaian kinerja dan sikap, indikator merupakan
tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik, yang dapat diamati atau
diobservasi oleh guru sebagai representasi dari kinerja dan sikap yang dinilai.
3. Menentukan lamanya waktu pelaksanaan pengamatan
4. Merencanakan format jurnal yang akan digunakan untuk mencatat deskripsi kinerja
dan sikap peserta didik.
Berdasarkan panduan penilaian peserta didik yang diterbitkan oleh Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud tahun 2017 seberti berikut:
Jurnal
Nama Sekolah :……………..
Kelas/Semester : …………….
Tahun Pelajaran : …………….
Format jurnal tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan guru. Adapun
format yang dimodifikasi seperti berikut:
7
Jurnal
Nama Peserta Didik : ……………………….
Nomor peserta Didik : ………………………….
Tanggal : ………………………….
Aspek yang diamati : ………………………….
Guru:
……………..……………………………………………………………………….
……………..……………………………………………………………………….
……………..……………………………………………………………………….
Jurnal
Nama Peserta Didik : ………………..
Aspek yang diamati : ………………..
Jurnal
No Nama Tanggal Catatan Skor Tanggal Catatan Skor Tanggal Catatan Skor
8
8. Mencatat tampilan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik sesuai dengan
indikator yang akan dinilai
9. Mencatat sesuai urutan waktu kejadian dengan membubuhkan tanggal pencatatan
10. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik berdasarkan catatan peserta
didik
Pedoman Umum Penskoran
1. Penyekoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert. Sebagai
contoh skala 1 sampai 4.
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2. Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati.
3. Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati.
4. Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi
skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
5. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
6. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan.
7. Nilai sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K) ditentukan dengan cara
menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian.
Sesuai Permendikbud No. 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah:
Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,33 < 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor 2,33 < 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor 1,33 < 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 ≤ 1,33
Contoh:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 4
9
Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian kompetensi sikap dilakukan oleh pendidik setiap mata
pelajaran untuk dilaporkan kepada wali kelas yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai
laporan penilaian satuan pendidikan. Secara umum, pelaksanaan penilaian sikap sama
dengan penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan yaitu harus berlangsung
dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif,
adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan kriteria, dan akuntabel.
Tahap pelaksanaan penilaian kompetensi adalah sebagai berikut:
a. Pada awal semester, pendidik menginformasikan tentang kompetensi yang akan
dinilai sesuai dengan KI.
b. Pendidik mengembangkan instrumen penilaian sesuai dengan mata pelajaran yang
diampunya, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator kompetensi yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam RPP. Bentuk instrumen yang dikembangkan
disesuaikan dengan jenis aspek yang akan dinilai dengan demikian pendidik dapat
memilih salah satu dari empat bentuk instrumen yang direkomendasikan oleh
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan yaitu
observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal dinilai termasuk bentuk
instrumen yang akan digunakannya.
c. Memeriksa dan mengolah hasil penilaian dengan mengacu pada pedoman
penskoran dan kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya.
d. Hasil penilaian diinformasikan kepada masing-masing peserta didik pada setiap
akhir pekan dengan tujuan untuk (a) mengetahui perkembangan sikap dan
pengetahuan, (b) mengetahui kompetensi sikap dan pengetahuan yang belum dan
yang sudah dicapai sesuai kriteria yang ditetapkan, (c) memotivasi peserta didik
agar memperbaiki sikap dan pengetahuan yang masih rendah dan berusaha
mempertahankan yang telah baik, dan (d) menjadi bagian refleksi bagi pendidik
untuk memperbaiki strategi pengembangan sikap dan pengetahuan peserta didik di
masa yang akan datang.
e. Tindak lanjut hasil penilaian sikap dan pengetahuan setiap minggu dijadikan dasar
untuk melakukan proses pembinaan dan pengembangan yang disisipkan dalam
mata pelajaran yang bersangkutan tanpa harus memperhatikan pencapaian
kompetensi dasar terkait dari aspek kompetensi.
10
f. Pada akhir semester, setiap skor penilaian harian selama satu semester dibuat grafik
perkembangannya dan nilai akhir ditetapkan dari rata-rata nilai kompetensi. Grafik
perkembangan digunakan sebagai bahan refleksi proses pembelajaran dan
pembinaan. Rata-rata nilai kompetensi diserahkan kepada wali kelas oleh masing-
masing pendidik pengampu mata pelajaran sebagai nilai raport.
Pengolahan Penilaian
Penilaian dengan jurnal menggunakan instrumen berupa catatan pendidik. Pada
akhir semester, guru mata pelajaran dan wali kelas berkewajiban melaporkan hasil
penilaian, baik sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan secara
integratif. Laporan penilaian dalam bentuk nilai kualitatif dan deskripsi dari peserta
didik untuk mata pelajaran yang bersangkutan dan antarmata pelajaran. Nilai kualitatif
menggambarkan posisi relatif peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Konversi
nilai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan Permendikbud No. 81 A Tahun
2013:
Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4 4
SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33
B 3 3 B
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33
C 2 2 C
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33
D
D 1 1
11
Kurang mampu penggunakan penggarais dan jangka dalam melukis segitiga sama
sisi. (Pengetahuan)
Terampil dalam melukis jaring-jaring balok. (Keterampilan)
Sangat kerampil dan rapi ketika membentuk bangun ruang (Keterampilan)
Percaya diri ketika ditugaskan mempresentasikan hasil kinerja di depan kelas.
(Sikap)
12
Contoh Jurnal Penilaian dan Pengolahan Nilai
13
Soal Ulangan
2.
Diketahui segitiga siku-siku ABC, siku-siku di C, panjang a =
25
4, b = 3.
3 3
Diketahui Sin = , Tentukan nilai Sec , Csc , Cotg 25
5
4.
Dani ingin menentukan tinggi pohon, pada jarak 10 m dari 30
pohondengan sudut pandang 600, seperti gambar berikut.
Tentukan tinggi pohon tersebut. ( tinggi dani 155 cm)
600
10 m
Tinggi pohon
Tinggi dani
Skor 70
Contoh penilaian jurnal pengetahuan dari jawaban peserta di,dik melalui tes tertulis:
14
Jurnal
Nama Peserta Didik : Andi
Nomor peserta Didik : 2
Tanggal : 25 Maret 2019
Aspek yang diamati : Pemahaman
Guru:
Andi mampu mengkonfersi satuan sudut menjadi satuan radian, mampu menyelesaikan
masalah kontekstual yang berkaitan dengan trigonometri serta menyelesaikan persoalan
trigonometri. Agar lebih ditingkatkan lagi ketelitian dalam melakukan operasi pada
perhitungan.
15
C. Assesmen Portofolio
Pengertian Portofolio
Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report)
yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Pengertian portofolio
menurut pendapat para ahli:
a. (Erman S. A. 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007) bahwa, portofolio adalah
laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukannnya. Dimana Secara
umum portofolio merupakan kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga,
organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan
perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Collins, (1992)
Portofolio didefinisikan sebagai wadah yang berisi sejumlah bukti yang
dikumpulkan untuk tujuan tertentu.
c. Paulson, (1991)
Portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha,
perkembangan dan kecakapan mereka di dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan
itu harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, criteria seleksi, criteria
penilaian dan bukti refleksi diri.
d. David and Roger, (2002) (dalam Nonika, 2005)
Portofolio adalah kumpulan bukti atau keterangan mengenai para siswa atau
sekelompok siswa yang menunjukkan kemajuan akademik, prestasi, ketrampilan,
dan sikap. Dengan demikian portofolio sebagai asesmen adalah pengumpulan
informassi tentang siswa melalui bukti beberapa contoh pekerjaan siswa yang
berkelanjutan.
e. Glencoe, (1999)
Portofolio adalah kumpulan dari pekerjaan siswa yang representative yang
dikoleksi selama periode tertentu. Portofolio menggambarkan aktivitas siswa
dalam sains, yang berfokus pada pemecahan masalah, bernalar dan berpikir kritis,
komunikasi tertulis, dan pandangan siswa terhadap dirinya sendiri sebagai orang
yang belajar sains.
Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa portofolio adalah
kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang
ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai
tujuan belajar dan mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Atau
16
kumpulan (koleksi) pekerjaan siswa terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai
hasil kegiatan belajarnya pada suatu bidang (mata pelajaran) tertentu. Koleksi pekerjaan
siswa tersebut didokumentasikan secara baik dan teratur sehingga dapat mewakili suatu
sejarah belajar dan demonstrasi pencapaian sesuatu secara terorganisasi.
1. Karakteristik Portofolio
Kemp dan Toperoff (1998) menyebutkan beberapa karakteristik portofolio sebagai
berikut:
a. Portofolio merupakan model asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara siswa
dan guru.
b. Portofolio bukan sekedar koleksi tugas siswa, tetapi merupakan hasil seleksi dimana
siswa dilibatkan dalam memilih dan mempertimbangkan karya yang akan dijadikan
bukti dalam portofolio.
c. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang menunjukkan perkembangan
dari waktu ke waktu; koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan
refleksi sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada dirinya;
hasil refleksi tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan pada proses
pembelajaran berikutnya.
d. Isi criteria penyeleksian dan penilaian portofolio harus jelas bagi guru dan siswa
dalam proses pelaksanaannya.
2. Objek-objek Portofolio
Menurut Barton dan Collins (1992), semua objek portofolio dibedakan menjadi
empat macam, yaitu :
a. Hasil karya peserta didik (artifacts), yaitu hasil kerja peserta didik yang dihasilkan di
kelas.
b. Reproduksi (reproduction), yaitu hasil kerja peserta didik yang dikerjakan di luar
kelas.
c. Pengesahan (attestations), yaitu pernyataan dari hasil pengamatan yang dilakukan
oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik.
d. Produksi (production), yaitu hasil kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk
portofolio.
17
3. Fungsi, Tujuan dan Prinsip Portolio
Portofolio berfungsi untuk :
a. Mengetahui pekembangan dan pertumbuhan kemampuan peserta didik.
b. Melihat perkembangan tanggungjawab peserat didik dalam belajar.
c. Pembaharuan kembali proses belajar mengajar.
Portofolio dalam penilaian di kelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan
yaitu:
a. Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik
b. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
c. Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik
d. Meningkatkan efektivitas proses pengajaran
e. Bertukar informasi dengan orangtua/wali peserta didik dan guru
f. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif
g. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.
Prinsip Penilaian Portofolio yaitu:
a. Saling Percaya
Dalam penilaian portofolio, guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling
percaya. Mereka harus merasa sebagai pihak-pihak yang saling memerlukan dan
memiliki semangat untuk saling membantu.
b. Kerahasiaan Bersama
Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu dijaga dengan
baik, tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain, yang tidak berkepentingan.
c. Milik Bersama
Semua pihak, guru maupun peserta didik harus menganggap bahwa semua evidence
merupakan milik bersama yang dijaga secara bersama-sama pula.
d. Kepuasan dan Kesesuaian
Tidak semua evidence peserta didik dapat memuaskan guru maupun peserta didik.
Tetapi, hasil kerja portofolio seyogyanya berisi keterangan-keterangan dan atau
bukti-bukti yang memuaskan bagi guru dan peserta didik.
e. Penciptaan Budaya Mengajar
Penilaian portofolio akan efektif jika pengajarannya menuntut peserta didik untuk
menunjukan kemampuan yang nyata yang menggambarkan pengembangan aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada taraf yang lebih tinggi.
f. Refleksi Bersama
Portofolio secara jelas mencerminkan hasil peserta didik yang dirumuskan dan
diidentifikasikan dalam kompetensi dasar dan indicator yangdiharapkan dipelajari
oleh peserta didik.
g. Proses dan Hasil
Penilaian portofolio tidak sekedar menilai hasil akhir pembelajaran melainkan juga
perlu memberikan penilaian terhadap proses belajar.
18
4. Bentuk Portofolio
a. Tinjauan proses
Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana
perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu kewaktu. Pendekatan
ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk dari
draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi.
b. Tinjauan hasil
Portofolio ditinjau dari hasil adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil
terbaik yang telah dilakukan peserta didik tanpa memperhatikan bagaiaman proses
untuk mencapainya terjadi.
Contoh portofolio hasil adalah:
1) Portofolio dokumentasi
Penilaian portofolio dokumentasi adalah penilaian terhadap koleksi pilihan dari
sekmpulan evidence peserta didik selama kurun waktu tertentu.
2) Portofolio penampilan
Portofolio penampilan adalah bentuk yang digunakan untuk memilih evidence
yang paling baik yang dikerjakan oleh peserta didik maupun kelompok peserta
didik. Tidak seperti portofolio dokumentasi, portofolio penampilan hanya berisi
pekerjaan pesserta didik yang telah selesai, tidak mencakup proses pekerjaan,
perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan peserta didik.
19
Berisi koleksi artefak seluruh hasil karya siswa. Karya yang dipajang tidak hanya hasil
yang terbaik, tetapi semua karya yang pernah dihasilkan siswa.
6. Penilaian Portofolio
a. Instrumen Penilaian Portofolio
1) Instrumen penilaian kelengkapan isi
Instrumen untuk mengecek kelengkapan isi portofolio, yaitu jumlah tugas yang
telah diberikan dan yang berhasil dikerjakan siswa pada periode waktu yang telah
ditetapkan.
2) Instrumen penilaian kualitas isi portofolio
Instrumen penilaian kualitas isi portofolio yang pada intinya ialah bagaimana
siswa menguasai isi dari portofolio yang dibuatnya dan bagaimana ia menatanya.
Setiap komponen penilaian isi portofolio dapat dibuat kriteria Baik, Sedang dan
Kurang.
3) Instrumen penilaian usaha siswa
Usaha siswa dalam menyusun portofolionya patut dinilai. Kemampuan siswa di
kelas beragam, ada yang sangat tinggi, sedang dan kurang. Anak yang
berkemampuan kurang mungkin tidak mampu menghasilkan portofolio sebaik
anak yang berkemampuan tinggi. Oleh karena itu, penilaian portofolio juga
dilakukan dengan memperhatikan kemampuan tiap siswa dari segi usahanya. Jika
siwa telah berusaha secara maksimal dalam batas kemampuannya, siswa berhak
memperoleh nilai usaha yang baik. Usaha tersebut antara lain dilihat dari
kemampuannya untuk melengkapi, memperbaiki dan mengganti portofolionya
dengan cara belajar lebih giat lagi.
Berikut contoh format penilaian usaha siswa menyempurnakan portofolionya.
Jika indikator usaha muncul siswa memperoleh skor 1, jika tidak 0. Jumlah total
skor yang diperoleh siswa sebagai total skor.
Contoh bentuk portofolionya:
Usaha siswa dalam menyusun tugas Skor
i. Berusaha melengkapi isi tugas dengan sungguh- 1
sungguh
ii. Berusaha memperbaiki isi tugas dengan bekerja 1
ekstra
iii. Berusaha mengganti isi tugas dengan yang lebih 1
baik
Total Skor 3
20
4) Instrumen penilaian kompetensi
Dengan mempertimbangkan isi portofolio, dialog guru-siswa, dan penilaian diri
siswa terhadap isi portofolionya, berilah nilai perkembangan KD misalnya sangat
baik, baik, cukup dan cukup. Jika hasilnya sangat baik, berilah skor 3 , baik 2,
dan cukup 1.
b. Pengukuran (Penskoran)
c. Penentuan Nilai
Skor total siswa dihitung dengan cara menjumlahkan skor dari empat aspek yang
dinilai dalam portofolio.
Contoh bentuk portofolio:
Penilaian Lembar Kerja Siswa
No Kompetensi Indikator Skor Keterangan
1 Pemahaman Materi Akurat 2
2 Contoh Tepat 2
3 Penyimpulan Sesuai 3
4 Penampilan Rapi dan 3
Menarik
Jumlah Skor 10
Nilai 83.33
Padang,
Guru
(______________)
21
Contoh Penilaian Portofolio
No Aspek- Aspek Indikator Skor Keterangan
Penilaian
Nilai 100
Skor:
3 skor
maksimal
2 ada sedikit
kesalahan atau
ketidak
sesuaian
1 untuk nilai
minimum
Padang,
Guru,
(____________________)
22
7. Keuntungan dan Kelemahan Portofolio
a. Keuntungan menggunakan portofolio :
Menurut Gronlund (1998) dalam Rusoni (2001) penerapan portofolio sebagai
asesmen otentik memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
1) Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas
2) Menekankan pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat memberikan pengaruh
positif dalam belajar
3) Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi
yang lebih besar dari pada membandingkan dengan pekerjaan orang lain
4) Siswa dilatih keterampilan asesmen sendiri yang mengarah pada seleksi contoh
pekerjaan dan menentukan pilihan karya terbaik
5) Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu
6) Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada
siswa itu sendiri, orang tua dan pihak lain yang terkait.
b. Kelemahan menggunakan portofolio :
1) Membutuhkan waktu yang relative lama dan tenaga bagi guru untuk memilih
tugas portofolio, menyusun portofolio bersama siswa dan mengoreksi portofolio.
2) Portofolio mungkin tidak merupakan karya siswa sendiri, tentu juga ada bantuan
drai teman, saudara dan orangtua.
3) Banyaknya siswa dalam suatu kelas relative besar.
4) Respon siswa sulit dinilai.
5) Memerlukan biaya dan tempat untuk mengoleksi dan menyimpan portofolio
dengan baik.
23
D. Assesmen Proyek
Pengertian Penilaian Proyek
Proyek adalah tugas belajar yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis dan lisan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek merupakan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau
waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek
merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum
secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan
pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, penyelidikan dan menginformasikan siswa
pada mata pelajaran dan indikator/topik tertentu secara jelas.
Peranan guru dalam proyek matematika bukan hanya bertanggungjawab dalam
memperkenalkan konsep dan teori atau mendemonstrasikan keterampilan melalui contoh
masalah dan menilai pekerjaan siswanya, tetapi juga berperan sebagai pembimbing,
pengarah dan penggerak. Ketika siswa sedang dalam proses penyelesaian masalah, akan
lebih baik bagi guru untuk berjalan mengelilingi kelas, memberikan saran, memberikan
pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa untuk lebih memahami dan mengerti serta
memberikan motivasi dan apresiasi terhadapat hasil kerja siswa. Selain itu, guru juga
perlu untuk mengawasi dan mengamati apakah kerja sama dalam kelompok sudah
berjalan efektif. Pada akhir proyek akan dibuat semacam saling berbagi penyelesaian dan
hasil yang bisa disajikan baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini berguna agar siswa
dapat mendengarkan pendapat dari siswa lain, mempelajari metode dari siswa lain,
menyadari kendala dan hambatan yang dihadapi dan membangun rasa persahabatan dan
kebersamaan dalam pemecahan masalah.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan penilaian proyek,
ketiga hal tersebut adalah:
1. kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan guru dalam memilih indikator/topik,
mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan,
2. relevansi, yaitu guru harus dapat menyesuaikan tugas proyek dengan mata pelajaran dan
indikator/topik yang sedang dipelajari, serta mempertimbangkan tingkat pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan siswa dalam pembelajaran,
3. keaslian, yaitu proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karya
individu/kelompok, dengan mempertimbangkan kontribusi guru (dapat berupa petunjuk
atau dukungan terhadap proyek siswa).
24
Teknis Pelaksanaan dan Acuan Penilaian Proyek
25
3. Acuan Kualitas Instrumen Penilaian Proyek
Tugas-tugas untuk penilaian proyek harus memenuhi beberapa acuan kualitas
berikut.
a. Tugas harus mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
b. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
c. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari
pembelajaran mandiri.
d. Tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
e. Materi penugasan sesuai dengan cakupan kurikulum.
f. Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi).
g. Tugas mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
A. Contoh PenilaianProyek
1. Penilaian Proyek 2
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Kompetensi Dasar :
Indikator : 1. Menentukan rumus luas permukaan balok
2. Menggunakan konsep luas permukaan balok untuk
menyelesaikan masalah
Jenis Penilaian : Proyek
Soal/Tugas: Kerjakan tugas ini secara berkelompok!
Tugas A
1. Carilah benda (terbuat dari kardus/kertas) di sekitarmu yang berbentuk balok (2
buah).
2. Datalah ukuran benda tersebut.
3. Identifikasilah unsur-unsur balok tersebut (banyak sisi, bentuk sisi-sisinya)
26
4. Guntinglah benda tersebut menurut arah rusuknya sehingga jika direbahkan
pada bangun datar akan terbentuk jaring-jaring balok.
5. Hitunglah luas setiap sisi balok dan jumlah seluruh luas sisi-sisi balok (luas
jaring-jaring balok).
6. Gabungkanlah kembali jaring-jaring balok tersebut seperti bentuk semula.
7. Susunlah tugasmu dalam bentuk laporan.
8. Buatlah kesimpulan (rumus luas permukaan balok).
Tugas B
Bawalah kertas manila.
Buatlah balok dengan ketentuan
Kelompok A : p = 5 cm, t = 7 cm, luas permukaan = 210 cm2
Kelompok B : l = 8 cm, t = 5 cm, luas permukaan = 280 cm2
Kelompok C : p = 5 cm, l = 5 cm, luas permukaan = 225 cm2
Kelompok D : p = 7 cm, t = 9 cm, luas permukaan = 252 cm2
Kelompok E : l = 7 cm, t = 7 cm, luas permukaan = 276 cm2
Kelompok F : p = 5 cm, l = 6 cm, luas permukaan = 330 cm2
Kelompok G : p = 7 cm, t = 4 cm, luas permukaan = 280 cm2
27
Tahap Deskripsi Skor
a. Bekerja kelompok dengan kompak.
b. Menggunakan alat/bahan dengan tepat.
3
c. Mencatat data dengan kurang rapi, namun lengkap.
d. Mengelompokkan dan menghitung data dengan tepat.
Total Skor 10
28
E. Asesmen Investigasi
Pengertian Penilaian Investigasi
Dalam penilaian investigasi siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan
kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih
bermakna pada siswa. Menurut laporan dari Cockcroft (dalam Evans, 1987) bahwa
investigasi merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan kepada
siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan. Kegiatan
belajar dimulai dengan diberikan masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan
kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh
guru, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada berbagai teori investigasi.
Menurut Height (dalam Krismanto, 2004), investigasi berkaitan dengan kegiatan
mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi, investigasi adalah proses
penyelidikan yang dilakukan seseorang/kelompok, dan selanjutnya orang tersebut
mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan
orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan
kata lain bahwa investigasi adalah kegiatan menyebar (divergen activity) dimana para
siswa lebih diberikan kesempatan untuk memikirkan, mengembangkan, menyelidiki hal-
hal menarik yang mengusik rasa keingintahuan mereka.
Langkah-Langkah Pembelajaran Investigasi
Langkah-langkah pembelajaran investigasi menurut Vui (2001):
1. Pendahuluan dengan masalah.
Buatlah siswa tertarik dengan memotivasi yang baik dan membuat situasi yang dapat
membangkitkan semangat.
2. Mengklarifikasi masalah.
Gunakan pertanyaan untuk menggambarkan pertanyaan matematika yang pokok yang
terdapat dalam masalah.
3. Mendisain Investigasi.
Guru membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk memilih
pemecahan masalah yang tepat yang paling memuaskan. Contoh: Apa yang akan kita
cari dari masalah itu? Bagaimana kita dapat mencoba untuk memecahkan masalah?
Apa pemecahan masalah yang tepat yang mungkin berguna?
4. Melaksanakan investigasi.
29
Para siswa membuat dan menguji hipotesis, mendiskusikan dan guru harus memberi
pertanyaanpertanyaan untuk membimbing siswa.
5. Merangkum pembelajaran.
Para siswa membutuhkan waktu untuk mempresentasikan temuan mereka dan
menjelaskan beberapa teori yang dimiliki siswa mengenai temuannya.
Sedangkan menurut pendapat Hopkin (1996), langkah-langkah investigasi
matematika yang diterapkan adalah:
1. Pertama-tama siswa dihadapkan pada masalah yang problematis;
2. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan eksplorasi/kajian sebagai respon terhadap
masalah yang problematis itu;
3. Siswa merumuskan tugas-tugas belajar dan mengorganisasikan kegiatan belajarnya;
4. Siswa melakukan kegiatan belajar baik secara kelompok atau mandiri;
5. Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam belajar; dan
6. Siswa mengecek ulang hasil belajarnya agar dapat menarik simpulan atau mungkin
diperlukan kajian atau eksplorasi ulang.
Investigasi mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakana, artinya
siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari cara
penyelesaiannya, dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan
keterampilan pengetahuan sehingga pengetahuan dan pengelaman belajar mereka akan
tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
Oleh Setiawan (2006) menyatakan bahwa fase-fase yang harus ditempuh dalam
investigasi adalah:
1. Fase membaca, menerjemah dan memahami masalah,
2. Fase pemecahan masalah, dan
3. Fase menjawab dan mengkomunikasikan jawaban.
Berikut adalah beberapa saran yang dapat membantu guru untuk melaksanakan
pendekatan investigasi di dalam kelas:
1. Biasakan setiap mengajar untuk menghubungkan matematika dengan
kehidupan sehari-hari, dengan berbagai strategi mangajar yang bervariasi
2. Jelaskan tentang tujuan pengajaran yang diberikan
3. Selalu memberi dorongan
4. Hendaknya memulai pendekatan investigasi dari permasalahan yang mudah
dan sederhana
30
5. Selalu mendiskusikan jawaban-jawaban yang didapat oleh siswa, sehingga
siswa yang satu dapat memahami dan menghargai pendapat siswa lain.
Adapun peran guru adalah sebagai berukut:
1. Memberikan informasi dan instruksi yang jelas
2. Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali pengetahuan siswa yang
menunjang pada pemecahan masalah (buakan menunjukkan cara
penyelesaiannya)
3. Memberikan dorongan sehiongga siswa lebih termotivasi
4. Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa
5. Memimpin diskusi pada pengambilan keputusan akhir.
Menurut Lacy Snead dan Ed Dickey bahwa untuk membantu siswa memulai
penelitian, sebaiknya diberi pengarahan dalam penggunaan catatan mereka untuk
merumuskan, meneliti dan menampilkan hasilnya, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa sebaiknya menulis gambaran bersih dari penelitiannya
2. Siswa merencanakan langkah-langkah yang diambil dalam penelitian. Apakah
hipotesis perlu dinyatakan atau tidak, apakah pengumpulan data diperlukan,
perlukah sumber kepustakaan, perlukah mengadakan interview, apakah
computer diperlukan. Siswa sebaiknya menyatakan prosedur yang akan mereka
jalani dalam bekerja pada penelitian.
3. Siswa sebaiknya menyimpan arsip dari penelitian. Mereka sebaiknya menulis
tujuan proses dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Mereka juga harus
merekam pertanyaan yang muncul selama bekerja, menjaga data dan mencatat
pemikiran dan ide mereka. Mereka juga harus memutuskan cara terbaik untuk
mennyampaikan hasil: grafik, tabel dan lainnya
4. Siswa sebaiknya menulis simpulan, pertanmyaan, bukti atau apapun dari hasil
yang mereka ambil. Laporan akhir dapat disajikan tertulis ataupun tidak.
Sejalan dengan pendekatan investigasi secara ilmiah, maka bentuk tagihan yang
paling sesuai adalah soal menyangkut pemecahan masalah, sehingga langkah-langkah
pembuatan soal investigasi adalah sebagaimana langkah-langkah baku dalam pembuatan
soal pada umumnya, yaitu:
1. Menetapkan tujuan investigasi
2. Menetapkan ruang lingkup investigasi
31
3. Perumusan indikator investigasi
4. Penyusunan kisi-kisi
5. Penulisan butir soal investigasi
6. Merakit soal dalam bentuk instrumen tes dan penentuan pedoman pemarkaan
(rubrik)
7. Mengujikan tes pada siswa
8. Memeriksa tes yang sudah dikerjakan siswa
9. Menganalisis butir dan perangkat soal
10. Merevisi soal-soal dan mendokumentasikan soal.
32
Skor Description
- Presentasi kesimpulan sebagian besar benar tetapi tidak diperkuat
oleh studi
- Penulisan laporan sebagian besar efektif
- Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat sebagian besar akurat
tetapi kemungkinan tidak sesuai
- Memenuhi sebagian besar persyaratan dari pembelajaran yang
efektif.
0 - Menunjukkan sedikit atau tidak adanya pemahaman dari
(Tidak pertanyaan-pertanyaan dan konsep-konsep pembelajaran
Memuaskan) - Sering menggunakan strategi yang tidak sesuai dari investigasi
- Presentasi kesimpulan sebagian besar tidak benar
- Penulisan laporan kebanyakan tidak efektif
- Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat hampir
semua/sebagian besar/kebanyakan tidak akurat dan tidak sesuai
- Tidak memenuhi syarat/kebutuhan dari suatu pembelajaran yang
efektif.
33
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Kompetensi Dasar
3.7 Menjelaskan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring lingkaran,
serta hubungannya
Tujuan
Siswa dapat mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur
yang sama.
TUGAS:
Gambarlah sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang sama pada tiga
buah lingkatan dengan jati-jari berbeda. Gunting pasangan-pasangan sudut pusat dan
sudut kelilingnya. Hubungan apa yang dapat kamu peroleh?
Jika siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas proyek tersebut,
makaguru dapat memberikan petunjuk pada siswa melalui tahapan-tahapan tugas dalam
menyelesaikan proyek dan investigasinya, yaitu:
1. Gambar tiga buah lingkaran dengan jari-jari berbeda. Gambar sudut pusat dan sudut
keliling menghadap busur yangsama pada masing-masing lingkaran.
2. Gunting pasangan sudut pusat dan sudut keliling untuk lingkaran.
3. Lipat sudut pusat menjadi dua bagian yang sama, bandingkandengan sudut keliling
pasangannya.
4. Lakukan seperti langkah 4 untuk lingkaran-lingkaran yang lain.
5. Kesimpulan apa yang dapat kamu peroleh?
34
Tingakatan (Level) Kriteria Khusus Catatan
- Kesimpulannya benar
- Kesimpulannya benar
35
BAB III
PENTUPAN
A. Kesimpulan
Penilaian autentik yang dilakukan dengan observasi yaitu dengan cara melakukan
pengamatan dan bertanya kepada objek yang dituju.
Penilaian autentik yang dilakukan dengan jurnal yaitu dengan cara melihat dari
catatan harian dari pendidik baik didalam kelas maupun diluar kelas.
Penilaian autentik yang dilakukan dengan portofolio yaitu dengan cara melihat dan
mengumpulkan laporan lengkap dari pendidik terkait proses pembelajaran.
Penilaian autentik yang dilakukan dengan proyek yaitu dengan cara memperhatikan
dari tahapan proses lengkap dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
pengorganisasian, hasil dan evaluasi.
Penilaian autentik yang dilakukan dengan investigasi yaitu dengan cara melakukan
penyelidikan terhadap kegiatan.
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.
Kami tetap berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat bagi pembaca.
Namun, saran dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami
terima demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ana Ratna Wulan. Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi. FMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia.
BSNP. 2015. Laporan Pemantauan Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Badan
Standar Nasional Pendidikan.
Budimansyah, Dr. Dasim M.Si . 2002 . Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio .
Bandung : PT. Genesindo
Bundu, Patta. 2017. Asesmen Autentik dalam Pembelajaran. (Yogyakarta: Budi Utama).
Debi Shinta Dewi dan Dadan Rosana. 2017. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja untuk
Mengukur Sikap Ilmiah. Jurnal Kependidikan. Vol 1. No 1.
Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017. Panduan Penilaian
oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan SMA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
E. Gronlund, Norman & Waugh, C.Keith. 2009. Assesment of Student Activement. New Jersey:
Pearson Education,Inc.
Heris Hendriana dan Utari Soemarmo. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung:
PT Refika Aditama.
https://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi
36
Ibrahim, Prof. Dr. H. Muslimin. 2005. Assesmen berkelanjutan. Surabaya: Unesa University
Pres
Suprata, Dr. Sumarta dan Dr. Muhammad Hatta. 2000. Penilaian Portofolio. Bandung: Remaja
Rosdakarya
37