Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAKAT KHUSUS

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dosen Pengampu: Erwita Ika Violina, S.Pd. M.Pd

Disusun oleh:

Nama :
Ananda Anugrah (4191111051)

Erni Riska Laoli (4191111026)

Lathifah Mawar Kholbi Siregar (4191111020)

Melisa Pasaribu (4191111059)

Ruth Indah Shentia (4191111036)

Kelas : Reguler Dik A 2019

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur akan kehadirat Allah SWT. Atas berkah, rahmat, dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Terima kasih kepada dosen pengampu, yang
telah memberikan kepercayaan untuk kami menyelesaikan tugas ini.
Apabila terdapat kesalahan kata atau penulisan, saya mohon maaf. Dan saya berharap
agar para pembaca dapat memberikan kritik yang bersifat positif dan memotivasi, agar kami
bisa lebih baik lagi dalam penulisan selanjutnya.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semoga Allah SWT selalu
memberikan kesehatan dan nikmat-Nya kepada kita semua.

Medan, 4 November 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……....………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………...……………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………… 1
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………………. 2
C. Manfaat Penulisan …………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN….…………………………………………………………… 3
A. Pengertian Bakat Khusus………………………………………………………. 3
B. Jenis-Jenis Bakat Khusus...…………………………………………………….. 4
C. Hubungan Antara Bakat dan Prestasi.…………………………………………. 5
D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus..………………….. 5
E. Perbedaan induviudal dalam bakat…………………………………………….. 6
F. Upaya pengembangan bakat khusus remaja dan implikasinya bagi pendidikan 7

BAB III PENUTUP…………………………...….……………………………………… 9


A. Kesimpulan ……………………………..……………………………………….. 9
B. Saran…………………………………………....………………………………… 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Paradigma tentang bakat sudah saatnya dirombak. Menyedihkan,


tatkala,seseorang terdiskreditkan karena alasan tidak berbakat. Kesempatan untuk
mencoba pun lenyap, yang tertinggal hanya pemahfuman terpaksa dan menyerah pada
nasib, dan tidak mau berusaha. Bisa berkembang, syukur, tidak pun tak apa, toh memang
tidak berbakat. Aduh, kasihan betul. Dalam hal ini bakat dibedakan dari spesialisasi,
termasuk yang berkaitan dengan pemosisian yang berlaku dalam dunia kerja pada
umumnya.
Contoh konkret tersebut tak terkecuali juga melanda dunia pendidikan. Berapa
persen siswa suatu sekolah punya kesempatan mengeksplorasi bakat-bakatnya? Paling-
paling tak lebih dari 10 hingga 25 persen, selebihnya dipendam atau
mengembangkandengan cara sendiri yang belum tentu terarah dengan baik, hingga
manfaatnya juga tidak terasa..

Definisi bakat yang ditegakkan dalam koridor gugus utama umumnya mengacu
pada dua pemahaman. Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu
yang dilatih. Sebelum memahami beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga
diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa
setiap insan di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah cuma-cuma dari
Sang Maha Kuasa.

Kita mengenal "Empat Karunia Ilahi" (4 Human Endowment), atau bakat


alami, yakni kesadaran diri (self awareness), imajinasi (creative imagination) , hati
nurani (conscience), dan kehendak bebas (independent will). Tanggung jawab utama
manusia sebagai penerima mandat itu adalah memberdayakan keempat bakat alami atau
talenta atau karunia tersebut secara maksimal dan optimal, agar berguna bagi limgkungan
sosial.

Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik, antara lain
aptitude, talent/talenta, intelligence/inteligensi/kecerdasan, gifted/giftedness, dan
sebagainya. Pada dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang
berkembang sesuai kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsur
bakat bawaan dan latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat
merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan
keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan kreatifitas dan tanggung jawab.

1
Kecerdasan, beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan peranti atautes
psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek
kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal,
pengertian sosial, kemampuan numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/
memori.

Kreativitas, menurut Guilford (1956), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti
kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non-aptitude, antara lain
temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas dengan baik dan cermat.

Dalam hal ini bakat merupakan interseksi dari faktor bawaan dan pengaruh
lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan
dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya
jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna.

Bakat adalah penggalian terus- menerus dan pemanfaatan seluruh kapasitas otak
secara bertanggung jawab untuk mewujudnyatakan berbagai hal yang tidak itu-itu saja,
atau sesuatu yang sudah telanjur dicap sebagai bakat yang terbatas dan tidak mau
berusaha.

B. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui bakat khusus secara mendalam, ciri-ciri, jenis bakat khusus,
hubungan antara bakat khusus dengan prestasi, factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bakat khusus dan perbedaan individual dalam bakat khusus.

C. MANFAAT PENULISAN
Diharapkan dengan mengetahui bakat khusus secara mendalam maka, individu
yang memiliki bakat khusus akan mampu berprestasi secara optimal baik didalam
keluarga, lingkungan, maupun di sekolah. Dengan memberikan dukungan secara
maksimal kepada individu untuk mengembangkan bakat khusus tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAKAT KHUSUS


Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan
potensi ( potential ability ) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut.
Karena sifatnya yang masih potensial atau masih laten, bakat memerlukan ikhtiar
pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud ( Utami
Munandar 1992 ). Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna
sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga
berbada dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat
dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal
(Conny Semiawan 1987 ).
Jadi, yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, baikyang bersifat umum maupun yang bersifat khusus
(Conny Semiawan 1987 ). Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut
bersifat umum. Misalnya bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila
kemampuan bersifat khusus. Misalnya bakat akademik, social, dan seni kinestetik. Bakat
khusus biasanya disebut talent sedangkan bakat umum (intelektual) biasanya disebut
gifted . Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang
dalam keterampilan tertentu, demikian menurut (Tedjasaputra, 2003). Menampilkan
bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih
segala sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan. (Gardner 1993) mengganti
istilah bakat dengan “ kecerdasan “ yang berupa kecerdasan umum maupun kecerdasan
khusus.
Sedikitnya ada sembilan kecerdasan atau bakat yang mungkin dimiliki seseorang,
yakni logical mathematical, linguistic/verbal, visual spatial, musical, bodily-kinesthetic,
interpersonal, intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori Gardner ini menjadi
pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda. Orang tidak dapat
dipaksa berprestasi di luar bakat bakat khusus yang dimilikinya.

3
B. JENIS-JENIS BAKAT KHUSUS
Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika
memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan
khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya .
Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis
bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima
bidang,

1. Bakat akademik khusus


2. Bakat kreatif – produktif
3. Bakat seni
4. Bakat kinestetik / psikomotorik,
5. Bakat sosial

 Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka


(numeric), Logika bahasa, dan sejenisnya.
 Bakat khusus dalam bidang kreatif – produktif artinya bakat dalam menciptakan
sesuatu yang baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan
teknologi terbaru dan lainnya.
 Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan
sangat dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis
dengan sangat indah dala m waktu singkat dan sejenisnya.
 Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola,
bulu tangkis, tennis, dan keterampilan tekink.
 Bakat khusus dalam bidang social misalnya sangat mahir melakukan negoisasi,
mahir berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.

4
C. HUBUNGAN ANTARA BAKAT DAN PRESTASI
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar
1992), karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang
memiliki bakat matematika diprediksi mampu mencapai prestsi yang menonjol dalam
bidang matematika. Prestasi yang menonjol merupakan cerminan dari bakat khusus.
Bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak
dini serta didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisai dalam
bentuk prestasi unggul. Contoh konkret bakat yang tidak memperoleh kesempatan
maksimal untuk berkembang adalah hasi penelitian yaumil agoes akhir (1999) yang
menemukan bahwa sekitar 22% siswa SD dan SLTP menjadi anak yang Underachiever.
Artinya, prestsi belajar yang mereka peroleh berada dibawah potensi atau bakat
intelektual yang sesungguhnya mereka miliki. Bakat memang sangat menentukan prestasi
seseorang, tetapi sejauh mana itu akan terwujud menghasilkan suatu prestasi, masih
banyak variabel yang menentukan.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS


Conny semiawan (1987) dan Utami munandar (1992) menegaskan bahwa berbeda
denagn kemampuan yang menunjukkan pada suatu kinerja (perfonmance) yang dilakukan
sekarang. Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu
kinerja dapat dilakuakan pada masa yang akan datang.
Ada sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang secra
garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu factor internal dan factor eksternal. Factor
internal adalah factor yang berasal dari dalam diri individu .

 Faktor – faktor tersebut adalah :


1. Minat
2. Motif Berprestasi
3. Keberanian mengambil resiko
4. Keuletan dalam menghadapi tantangan
5. kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan

5
Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan
individu tumbuh dan berkembang.
 Faktor – faktor tersebut adalah :
1. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
2. Sarana dan Prasarana
3. Dukungan dan dorongan dari orang tua / keluarga
4. Lingkungan tempat tinggal
5. Pola asuh orang tua
Individu yang memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun
eksternal, yaitu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat
khususnya, memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki daya juang tinggi, dan
ada kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus, maka akan muncul
kemampuan berprestasi.

E. PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM BAKAT KHUSUS


Dilihat dari aspek apapun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang
lainnya. Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individu memiliki bakat
khususnya masing-masing secara berbeda. Perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada
jenisnya dan juga pada kualitasnya. Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari kemampuan
yang ditunjukkan. Misalnya, seseorang memiliki bakat khusus bekerja dengan angaka
(numerical aptitude), yang lain lebih menonjol dalam berbahasa (verbal aptitude),
sementara yang lainnya memiliki bakat yang menonjol dalam bidang musik.
Sedangkan perbedaan dalam kualitasnya mengandung makna bahwa di antara
individu satu dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama, tetapi kualitasnya
berbeda. Misalnya antara orang yang sama-sama memiliki bakat khusus bekerja dibidang
angka. Orang pertama mimiliki kemampuan yang lebih unggul dibanding kemampuan
orang kedua.
Hal ini disebabkan tingkat kecerdasan antara anak yang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh gen dari orang tua mereka masing-masing.

6
Berikut daftar tabel tingkat kecerdasan / intelegensi Wechsler :
IQ Deskripsi Presentase
130 ke-atas Very superior 2.2
120 – 129 Superior 6.7
110 – 119 Bright normal 16.1
85 – 109 Average 50.0
70 – 84 Borderline 16.1
55 – 69 Midly mentally retarderd 2.1
40 – 54 Moderate mentally retarderd 0.1
25 - 39 Severely mentally retarderd 0.003
Di bawah 25 Profoundly mentally retarderd 0.0000005

F. UPAYA PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS REMAJA DAN IMPLIKASINYA


BAGI PENDIDIKAN
Dari sekian banyak pesrta didik, jika dituangkan kedalam kurva normal,
kemampuan individualnya akan membentuk distribusi normal. Artinya, sebagian besar
berada pada kemampuan rata-rata, sebagian kecil berda dibawah rata-rata, dan sebagian
kecil lagi berada diatas rata-rata. Dilihat dari perspektif ini, peserta didik yang memiliki
bakat khusus berada didalam kelompok diatas rata-rata.
Agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal mereka memerlukan
progam pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya yang biasa dikenal dengan istilah
pendidikan berdiferensi. Selain dengan progam tersebut, individu yang meiliki bakat
khusus juga memerlukan dukungan secara optimal dari lingkungan untuk
mengembangkan bakat khususnya tersebut.
Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan umtuk mengembangkan bakat khusus
individu, yaitu sebagai berikut :
1. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak
untuk mengembangkan bakat khususnya.
2. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi dikalangan
anak remaja, baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah.

7
3. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam
menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
4. Mengembangkan program pendidikan berdiferensi disekolah guna memberikan
pelayanan yang lebih efektif.
Bila semua aspek diatas dapat terpenuhi maka, pengembangan anak yang
mempunyai bakat khusus akan bisa berkembang secara optimal, dan memberikan prestasi
yang memuaskan terhadap orang tua lingkungan social serta lingkungan pendidikan.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Disebut bakat khusus apabila
kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus, misalnya bakat akademik,
social, seni, kinestetik, dan sebagainya. Bakat khusus disebut talent, sedang bakat umum
(intelektual) disebut gifted.
Ada lima jenis bakat khusus yaitu 1. bakat akademik khusus, 2. bakat berpikir
kreatif-produktif, 3. bakat seni, 4. bakat kinestetik / psikomotorik, dan 5. bakat sosial.
Perwujudan dari bakat adalah prestasi. Bakat dan kemampuan menentukan prestasi
seseorang.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus adalah,
minat, motif berprestasi, keberanian mengambil resiko, keuletan dalam menghadapi
tantangan, dan kegigihan / daya juang yang tinggi dalam menghadapi kesulitan yang
timbul.
Factor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus adalah,
kesempatam maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana yang memadai,
dukungan dan dorongan orang tua, lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh orang tua.

B. SARAN
Bakat khusus seharusnya dikembangkan dengan maksimal agar anak bisa
berprestasi dalam segala bidang sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Diharapkan orang tua jeli dalam melihat bakat khusus yang dimiliki oleh anak
mereka, serta mereka mendukung secara optimal pengembangan bakat khusus tersebut,
dengan memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan bakat
khusus tersebut secara optimal.
Diharapkan lingkungan sosial juga memberikan dukungan yang positif kepada
anak yang berbakat dengan memberikan pelitan-pelatihan khusus sesuai dengan bakat
nya tersebut, dan juga lingkungan memberikan apresiasi kepada anak yang berbakat

9
dengan mengadakan lomba-lomba bagi mereka yang berbakat dan diberikan penghargaan
bagi mereka yang berprestasi.
Lingkungan sekolah juga diharapkan ikut serta dan berperan aktif dalam
mengembangkan bakat khusus anak yang berprestasi, dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang ada dilingkunagan sekolah guna mengoptimalkan bakat yang dimiliki
oleh para murid, dan juga memberikan beaseiswa kepada murid yang berbakat dan juga
berpr4estasi, baik dalam tingkat local maupun nasional.
Dengan demikian maka anak yang memiliki bakat khusus akan mencapai titik
tertinggi dalam mengembangkan bakat khususnya tersebut, sehingga dapat bermanfaat
bagi dirinya sendiri, orang tua, lingkunagan sosial, maupun lingkungan sekolah.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.materi_bakat_khusus.com.id

http://www.perkembangan_peserta_didik.Erlangga.com.id

11

Anda mungkin juga menyukai