Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

Dosen Pembimbing : Sapari, S.Pd., MM.,

Disusun Oleh :
Waan Jurusan Penjaskes (15102045003CB)

i|Page

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4
2.1. Perkembangan Bakat ................................................................ 4
2.1.1. Pengertian Bakat ............................................................ 4
2.1.2. Jenis Bakat ...................................................................... 5
2.1.3. Karakteristik Anak Berbakat ........................................... 6
2.1.4. Perbedaan Individual dalam Bakat ................................ 8
2.2. Perkembangan Bakat Khusus .................................................. 9
2.2.1. Pengertian Bakat Khusus ............................................... 9
2.2.2. Jenis Bakat Khusus ......................................................... 10
2.2.3. Hubungan antara Bakat dan Prestasi .............................. 12
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan
Bakat Khusus ................................................................. 12
2.2.5. Perbedaan Individu dalam Bakat Khusus ....................... 13
2.2.6. Upaya

Pengembangan

Bakat

Khusus

Remaja

dan

Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan ........... 15

2.3. Peranan Keluarga dalam Mengembangkan Bakat dan


Kreativitas Anak ........................................................................ 16
2.3.1. Karakteristik Keluarga yang kreatif ............................... 16
2.3.2. Hubungan antara Latar Belakang Keluarga danKinerja
Anak ................................................................................ 17
2.3.3. Orang Tua sebagai Pendukung Program Anak Berbakat
......................................................................................... 18
2.4 Peranan Masyarakat dalam Mengambangkan Bakat ............... 19
2.4.1. Bentuk Kerjasama dengan Masyarakat .......................... 19
2.4.2 Memanfaatkan sumber dalam Masyarakat ..................... 21
2.4.3 Peran serta Masyarakat di Indonesia ............................... 22

ii | P a g e

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 25


3.1. Kesimpulan................................................................................ 25
3.2. Saran ....................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

iii | P a g e

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Paradigma tentang bakat sudah saatnya dirombak. Menyedihkan,
tatkala,seseorang terdiskreditkan karena alasan tidak berbakat. Kesempatan
untuk mencoba pun lenyap, yang tertinggal hanya pemahfuman terpaksa dan
menyerah pada nasib, dan tidak mau berusaha.
Bisa berkembang, syukur, tidak pun tak apa, toh memang tidak
berbakat. Aduh, kasihan betul. Dalam hal ini bakat dibedakan dari
spesialisasi, termasuk yang berkaitan dengan pemosisian yang berlaku dalam
dunia kerja pada umumnya.
Contoh konkret tersebut tak terkecuali juga melanda dunia pendidikan.
Berapa persen siswa suatu sekolah punya kesempatan mengeksplorasi bakatbakatnya? Paling-paling tak lebih dari 10 hingga 25 persen, selebihnya
dipendam atau mengembangkan dengan cara sendiri yang belum tentu terarah
dengan baik, hingga manfaatnya jugatidak terasa.
Definisi bakat yang ditegakkan dalam koridor gugus utama umumnya
mengacu pada dua pemahaman. Bakat adalah bawaan, given from God, dan
bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum memahami beberapa definisi dan
pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya kita
yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini
telah memiliki bakat berupa anugerah cuma-cuma dari Sang Maha Kuasa.
Kita mengenal "Empat Karunia Ilahi" (4 Human Endowment), atau
bakat

alami,

yakni

kesadaran

diri

(self

awareness),

imajinasi

(creativeimagination) , hati nurani (conscience), dan kehendak bebas


(independent will). Tanggung jawab utama manusia sebagai penerima mandat
itu adalahmemberdayakan keempat bakat alami atau talenta atau karunia
tersebut secara maksimal dan optimal, agar berguna bagi limgkungan sosial.
Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik,
antara lain aptitude, talent/talenta, intelligence/inteligensi/kecerdasan,

1|Page

gifted/giftedness,

dan

sebagainya.

Pada

dasarnya

istilah-istilah

tersebutmembawa makna bakat yang berkembang sesuai kebutuhan dan


kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsur bakat bawaan dan
latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan
gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan
keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan kreatifitas dan tanggung jawab.
Kecerdasan, beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan peranti
atautes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf
inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika
abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numerik,
kemampuan dasar teknik dan daya ingat/ memori.
Kreativitas, menurut Guilford (1956), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude
seperti kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri nonaptitude, antara lain temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan
tugas dengan baik dan cermat.
Dalam hal ini bakat merupakan interseksi dari faktor bawaan dan
pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat
khusus, jika dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan
dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa
pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna.
Bakat adalah penggalian terus- menerus dan pemanfaatan seluruh
kapasitas otak secara bertanggung jawab untuk mewujudnyatakan berbagai
hal yang tidak itu-itu saja, atau sesuatu yang sudah telanjur dicap sebagai
bakat yang terbatas dan tidak mau berusaha.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Bakat dan Bakat Khusus?
2. Apa yang dimakud perkembangan Bakat Khusus?
3. Adakah Peran Keluarga dalam Pengembangan Bakat Khusus?
4. Adakah Peran Sekolah dalam Pengembangan Bakat Khusus?
5. Adakah Peran Masyarakat dalam Pengembangan Bakat Khusus?

2|Page

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari Penulisan makalah ini adalah :
1.3.1. Untuk mengetahui bakat dan bakat khusus secara mendalam, ciri-ciri,
jenis bakat khusus, hubungan antara bakat khusus dengan prestasi,
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus dan
perbedaan individual dalam bakat khusus. Diharapkan dengan
mengetahui bakat khusus secara mendalam maka, individu yang
memiliki bakat khusus akan mampu berprestasi secara optimal baik
didalam

keluarga,

lingkungan,

maupun

di

sekolah.

Dengan

memberikan dukungan secara maksimal kepada individu untuk


mengembangkan bakat khusus tersebut.
1.3.2. Untuk mengetahui apakah ada peran dari Keluarga, Sekolah, dan
masyarakat

3|Page

dalam

perkembangan

bakat

khusus.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Bakat


Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa
yang ingin ia lalukan dan apa yang mampu ia lakukan. Dengan pengenalan
bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membantu remaja
untuk dapat menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk
dapat mencapai tujuan-tujuannya.
2.1.1 Pengertian Bakat
Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan
yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih
(Semiawan, dkk, 1984:1). Tes bakat adalah tes yang mengukur
prestasi atau kapasitas yang dapat dicapai seseorang dimasa depan,
sedangkan tes prestasi yaitu tes yang mengukur kemampuan untuk
berprestasi saat ini (Chaplin, 1989:35).
Wijaya (1988:66) menyatakan bahwa bakat adalah suatu kondisi
pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus,
misalnya: berupa kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik,
dan lain sebagainya. Dalam hal ini seseorang yang berbakat musik,
misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak
berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan musik
tersebut.
Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakansebagai
hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa
suatu

tindakan

dapat

dilakukan

sekarang,

sedangkan

bakat

memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat


dilakukan dimasa yang akan datang.
Kapasitas

dapat

digunakan

sebagai

sinonim

untuk

kemampuandan biasanya diartikan sebagai kemampuan yang dapat


dikembangkan

4|Page

sepenuhnya dimasa mendatang apabila latihan dilakukan secara


optimal.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bakat adalah
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan yang bersifat umum ataupun khusus.
Namun bakat juga harus disertai dengan latihan khusus untuk
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.
2.1.2 Jenis Bakat
Beberapa ahli cenderung membedakan bakat atas bakat umum
dan bakat khusus. Berbakat atau gifted, diartikan sebagai memiliki
bakat intelektual (baik umum atau khusus) dan talent sebagai bakatbakat khusus, misalnya dalam seni musik atau seni rupa.
Bakat-bakat tersebut, baik yang masih sebagai potensi maupun
yang sudah terwujud, meliputi:
a. Kemampuan intelektual umum.
b. Kemampuan akademik khusus.
c. Kemampuan berpikir secara kreatif-produktif.
d. Kemampuan dalam salah satu bidang seni.
e. Kemampuan psikomotorik/kinestik.
f. Kemampuan psikososial atau bakat kepemimpinan.
Anak berbakat intelektual umum, biasanya mempunyai taraf
inteligensi yang tinggi dan menunjukkan prestasi sekolah yang
menonjol. Sedangkan anak yang mempunyai bakat akademik khusus,
menunjukkan prestasi yang menonjol dalam mata pelajaran tertentu,
misalnya matematika atau bahasa.
Ada anak yang inteligensinya mungkin tidak terlalu tinggi, tetapi
unggul dalam kemampuan berpikir kreatif-produktif. Ada pula anak
bakatnya dalam bidang olahraga, atau dalam salah satu bidang seni,
seperti seni lukis atau musik. Ada anak yang di sekolah tidak termasuk
anak yang pandai, tetapi ia menonjol dalam keterampilan teknik.
Dikenal juga anak yang oleh teman-temannya atau oleh gurunya

5|Page

selalu dipilih atau ditunjuk sebagai pemimpin, bakat mereka terletak


dalam bidang psikososial.
Berkaitan dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
jenis bakat dapat berupa bakat umum atau bakat khusus yang meliputi
kemampuan intelektual umum, kemampuan berpikir kreatif-produktif,
kemampuan

dalam

bidang

seni,

kemampuan

psikomotorik,

kemampuan psikososial (bakat kepemimpinan). Biasanya, setiap anak


yang berbakat akan menunjukkan bakat yang menonjol yang
dimilikinya.
2.1.3 Karakteristik Anak Berbakat
Menurut Terman (dalam Semiawan, dkk, 1984:22), karakteristik
anak berbakat intelektual, antara lain unggul atau menonjol
dalam:
a. Kesiagaan mental.
b. Kemampuan pengamatan (observasi).
c. Keingina untuk belajar.
d. Daya konsentrasi.
e. Daya nalar.
f. Kemampuan membaca.
g. Ungkapan verbal.
h. Kemampuan menulis.
i. Kemampuan

mengajukan

pertanyaan. Disamping itu, adalah:


a. Menunjukkan minat yang tinggi.
b. Berambisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.
c. Mandiri dalam memberikan pertimbangan.
d. Dapat memberi jawaban yang tepat dan langsung ke sasaran.
e. Mempunyai rasa humor yang tinggi.
f. Melibatkan diri sepenuhnya dan ulet menghadapi tugas yang
diminati.

6|Page

Daftar yang disusun oleh Seagoe yang kemudian dikutip oleh


Martinson (dalam Semiawan, dkk, 1984:23) menunjukkan bahwa ciriciri tertentu anak berbakat dapat atau mungkin mengakibatkan
masalah-masalah tertentu, antara lain:
a. Kemampuan berpikir kritis dapat mengarah ke sikap ragu-ragu
dan sikap kritik baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
orang lain.
b. Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal baru
bisa menyebabkan anak-anak berbakat tidak menyukai atau
cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin.
c. Perilaku ulet dan terarah pada tujuan yang sering tampak pada
anak berbakat dapat menjurus ke arah lingkungan untuk
memaksakan atau mempertahankan pendapatnya.
d. Kepekaan dari anak-anak berbakat dapat menyebabkan anak
mudah tersinggung.
e. Semangat yang tinggi, kesiagaan mental, dan prakarsanya dapat
membuatnya kurang sabar atau kurang toleran jika tidak ada
kegiatan atau kurang tampak kemajuan dalam kegiatan-kegiatan
yang sedang berlangsung.
f. Dengan kemampuan dan minatnya yang beranekaragam, anakanak berbakat membutuhkan keluwesan dan dukungan untuk
dapat mengembangkan minatnya.
g. Keinginan anak berbakat untuk mandiri dalam belajar serta
bekerja, kebutuhannya akan kebebasan, dapat menimbulkan
konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk
terhadap tekanan orangtua atau teman sebaya. Ia juga dapat
merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik anak berbakat akan terlihat menonjol dalam hal
kesiagaan mental, kemampuan pengamatan, daya konsentrasi, daya
nalar, ungkapan verbal, dan menunjukkan minat yang tinggi. Tetapi

7|Page

dari

karakteristik

anak

berbakat

tersebut

mungkin

dapat

mengakibatkan masalah tertentu, misalnya seperti kemampuan kreatif


dan minat untuk melakukan hal-hal baru bisa menyebabkan anak-anak
berbakat tidak menyukai atau cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin.
Namun, tidak semua anak yang berbakat mengalami hal tersebut.
2.1.4 Perbedaan Individual dalam Bakat
Perbedaan individual dalam bakat adalah kenyataan bahwa tidak
ada dua anak yang dilahirkan dengan bawaan fisik dan mental yang
seluruhnya sama. Oleh karena itu tidak ada dua anak yang akan
mengembangkan bakat yang identik. Sebaliknya, masing-masing anak
akan merupakan seorang individu yang berbeda dengan individu
lainnya.
Selain itu, sebagaimana telah dipaparkan terdahulu, bahwa bakat
baru muncul atau tampil bila memperoleh kesempatan untuk
dikembangkan oleh lingkungannya melalui proses belajar. Dengan
kata lain, meskipun ada potensinya, tetap bakat tidak akan
berkembang dengan baik, bila lingkungan tidak mendukungnya. Lagi
pula minat, motivasi, nilai, dan kepribadian juga sangat berpengaruh
terhadap berkembangnya bakat seseorang.
Perbedaan lingkungan tempat mereka tinggal, juga perbedaan
minat, motivasi, nilai, dan kepribadian akan mengakibatkan
perkembangan bakat yang berbeda, sehingga mudah dipahami bahwa
tidak ada dua anak yang memiliki bakat dan kemampuan yang sama
persis. Katakanlah sama-sama berbakat musik, dikarenakan perbedaan
lingkungan,

minat,

motivasi,

dan

kepribadian,

kemampuan

memainkan musiknya pun akan berbeda. Diantara mereka yang


berbakat musik, mungkin ada yang sangat cekatan, dan mungkin
hanya biasa-biasa saja.
Itulah sebabnya setiap anak yang berbakat, berbeda antara yang
satu dengan lainnya, khususnya dalam hal kualitas penampilan atau
kamampuannya.

8|Page

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang


individu tidak ada yang dilahirkan dengan bawaan fisik dan mental
yang seluruhnya sama dengan individu lainnya. Selain itu, bakat baru
akan muncul apabila memperoleh keseempatan untuk dikembangkan
oleh lingkungannya melalui proses belajar.

2.2 Perkembangan Bakat Khusus


Pada saat sekarang ini memang perkembangan bakat khusus sangat
mempengaruhi perkembangan diri, prestasi, maupun sosial setiap anak.
Perkembangan bakat khusus juga berperan penting dalam kehidupan seharihari. Ada beberapa jenis bakat khusus, faktor dan implementasinya dalam
penyelenggaraan

pendidikan.

Berikut

ini

adalah

faktor-faktor

yang

mempengaruhi perkembangan bakat khusus.


2.2.1. Pengertian Bakat Khusus
"Bakat" atau "aptitude" berbeda dengan istilah kemampuan atau
"ability", Bakat menunjuk pada kemampuan bawaan yang merupakan
potensi ("potential ability") yang masih perlu pengembangan dan
latihan lebih lanjut. Sedangkan kemampuan menunjuk pada daya
untuk melakukan sesuatu scbagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Bakat merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih
agar dapat terwujud (Munandar, 1992:17).
Bakat juga berbeda dengan istilah kapasitas atau "capasity".
Kapasitas digunakan sebagai sinonim untuk "kemampuan" yang dapat
dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan
secara optimal (Semiawan, 1987:1). Bakal masih merupakan suatu
potensi yang akan muncul setelah memperoleh pengembangan dan
latihan, sedangkan kemampuan dan kapasitas sudah merupakan suatu
tindakan yang dapat dilaksanakan atau akan dapat dilaksanakan.
Dengan bakat seseorang berkemungkinan untuk mencapai
prestasi dalam bidang tertentu. Tctapi untuk mewujudkan bakat ke
dalam suatu prestasi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman,

9|Page

dan motivasi (Semiawan, 1987:2). Seorang yang mempunyai bakat


musik

tetapi

tidak

pernah

memperoleh

kesempatan

untuk

mengembangkan secara baik, niscaya bakat musik tersebut tidak akan


terwujud. Sebaliknya seorang yang memperoleh fasilitas dan
pendidikan musik secara baik, tetapi tidak memiliki bakat musik,
maka orang tersebut tidak akan pemah mencapai prestasi memadai
dalam bidang musik. Lain halnya seorang anak yang memiliki bakat
musik, orang tuanya menyadari dan mcngusahakan agar anak ini
memperoleh pengalaman untuk mengembangkan bakatnya, serta
didukung oleh minat anak melatih kemampuannya, maka anak ini
akan sangat mungkin untuk berprestasi dalam bidang musik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa "bakat"
adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
Disebut bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut
bcrsifat umum, misalnya dalam bakat intelektual secara umum.
Disebut bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi
tersehut bersifat khusus, misalnya dalam bakat akademik, sosial, seni,
kinestetik, dan sebagainya. Apabila bakat khusus tersebut dapat
dikembangkan dengan baik maka dia akan berprestasi dengan bakat
khusus tersebut dan apabila bakat khusus tersebut dibiarkan begitu
saja maka bakat tersebut akan sia-sia.

2.2.2 Jenis Bakat Khusus


Bakat khusus atau "talent" adalah kemampuan bawaan yang
berupa potensi khusus yang akan muncul sebagai kemampuan khusus
dalam bidang tertentu sesuai potensi tersebut. Individu yang memiliki
bakat khusus dalam bidang matcmatika, apabila memperoleh
kesempatan untuk mengembangkan secara optimal disertai dengan
minat yang tinggi terhadap bidang matematika, pada suatu saat

10 | P a g e

individu bersangkutan memiliki kemampuan khusus yang lebih dan


akan mencapai prestasi menonjol dalam bidang matematika ini.
Dalam kaitan ini jenis atau ragam bakat khusus baik yang masih
berupa potensi maupun yang sudah terwujud, menurut Semiawan
(1987:5) dan Munandar (1987:21) diklasifikasikan dalam lima bidang
kemampuan, yaitu bidang akademik khusus, berpikir kreatifproduktif, seni, kinestetik, psikomotorik, dan sosial. Termasuk bakat
khusus dalam akademik misalnya bakat untuk bckcrja dalam angkaangka ("numeric"), logika bahasa, dan yang sejenis. Bakat khusus
dalam bidang kreatif-produktif bakat artinya bakat dalam menciptakan
sesuatu yang baru dan memberikan hasil tertentu, misalnya para
arsitek dalam bidangnya, dan sebagainya. Bakat khusus dalam salah
satu bidang seni, misalnya musik, lukis, tari, sastra, dan sebagainya.
Bakat khusus, dalam kinestetik atau psikomotor, misalnya bakat
dalam olahraga, keterampilan teknik, dan scbagainya. Sedangkan
bakat khusus sosial termasuk di dalamnya adalah bakat-bakat dalam
hal hubungan sosial, komunikasi, kepemimpinan, dan scbagainya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Jenis Bakat
Khusus dibagi ke dalam lima bidang yaitu; bidang akademik khusus,
berpikir kreatif-produktif, seni, kinestetik, psikomotorik, dan sosial.
Bakat bidang akademik khusus untuk bekerja dalam angkaangka(numeric), Logika bahasa, dan sejenisnya.
Bakat khusus dalam bidang kreatif produktif artinya bakatdalam
menciptakan sesuatu yang baru misalnya menghasilkan rancangan
arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan lainnya.
Bakat

khusus

dalam

bidang

seni,

misalnya

mampumengaransemen musik dan sangat dikagumi, menciptakan lagu


hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah
dala m waktu singkat dan sejenisnya.
Bakat

khusus

kinestetik

psikomotorik,

misalnya

bakat

dalambidang sepak bola, bulu tangkis, tennis, dan keterampilan


teknik.

11 | P a g e

2.2.3. Hubungan antara Bakat dan Prestasi


Perwujudan dari bakat dan kemampuan adalah prestasi
(Munandar: 1992:18). Bakat dan kemampuan mcnentukan prestasi
seseorang.

Orang

yang

memiliki

bakat

matematika

dapat

diperkirakan/diharapkan untuk mencapai prestasi menonjol dalam


bidang matematika, dan prestasi yang menonjol dalam suatu bidang
(matematika) dapat merupakan cerminan dari bakat yang dimiliki
untuk bidang tersebut.
Tetapi karena bakat masih mcrupakan potensi, orang yang
berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam
bidangnya. Demikian halnya orang yang menunjukkan prestasi
menonjol dalam bidang tertentu, selalu merupakan perwujudan dari
bakat khusus yang dimiliki. Hanya bakat khusus yang memperoleh
kesempatan untuk berkembang sejak dini melalui latihan, didukung
olch fasilitas, dan disertai oleh minat yang tinggi sehingga akan
terealisasikan dalam kemampuan dan mcnghasilkan prestasi yang
unggul.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bakat
memang sangat menentukan prestasi seseorang. Tetapi sejauh mana
bakat itu akan terwujud dan menghasilkan suatu prestasi, masih
banyak variabel yang turut menentukan.

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus


Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu
"performance" yang dapat dilakukan sekarang. Bakat sebagai potcnsi
masih memerlukan latihan dan perdidikan agar suatu "performance"
dapat dilakukan pada masa yang akan datang (Semiawan, 1987:2;
Munandar, 1992:18). Hal ini memberikan pemahaman bahwa bakat
khusus sebagai "potential ability", untuk dapat terwujud sebagai
"perormance" atau perilaku nyata dalam bentuk suatu prestasi yang
menonjol, masih memerlukan latihan dan pcngembangan lebih lanjut.

12 | P a g e

Sehubungan dengan itu ada scjumlah faktor atau variabel yang


turut menentukan bagi perkembangan bakat khusus tersebut. Faktor
atau variabel yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus ini
dapat dibedakan atas faktor Intra-individual dan faktor ekstraindividual. Faktor intra individual, yaitu faktor atau variabel
yangbersumber pada

diri

individu,

meliputi

minat,

motivasi

berprestasi, dan keuletan dalam mengatasi kesulitan atau tantangan


yang mungkin timbul. Sedangkan faktor ekstra individual adalah
variabel lingkungan dimana individu tumbuh dan berkembang,
meliputi kesempatan, sarana dan prasarana, dukungan dan dorongan
orang tua/keluarga lingkungan tcmpat tinggal dcsa- kota, dan
sebagainya.
Suatu bakat khusus yang dalam perkembangannya memperoleh
dukungan dari kedua belah pihak dan individu memiliki minat yang
tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya, memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki daya juang tinggi,
memperoleh dukungan lingkungan yang memadai, yaitu adanya
kesempatan untuk mengembangkan bakat khusus secara optimal,
maka bakat khusus tersebut akan muncul dalam suatu kemampuan
yang unggul dengan prestasi menonjol dalarn bidang terkait.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Individu
yang memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal
maupun eksternal, yaitu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang
yang menjadi bakat khususnya, memiliki motivasi berprestasi yang
tinggi, memiliki daya juang tinggi, dan ada kesempatan maksimal
untuk mengembangkan bakat khusus, maka akan muncul kemampuan
berprestasi.

2.2.5 Perbedaan Individu dalam Bakat Khusus


Sesuai dengan prinsip "individual differences", maka setiap
individu berbeda satu dengan yang lain. Demikian juga dalam hal
bakat khusus, setiap orang memiliki bakat khususnya masing-masing.

13 | P a g e

Perbedaan bakat khusus ini dapat terletak pada jenis atau ragam,
tetapi juga pada tingkat atau derajat kepemilikan bakat khusus tertentu
(Semiawan, 1987:3; Munandar, 1992:14). Perbedaan dalam jenis;
misalnya Anto memiliki bakat khusus untuk bekerja dengan angka,
Ani mcmiliki bakat khusus dalam bahasa, sementara Windi merniliki
bakat khusus dalam bidang musik. Scdangkan perbedaan dalam
tingkat atau derajat kcpemilikan, artinya antara individu satu dengan
yang lain mungkin memiliki bakat khusus yang sama tetapi dalam
taraf kepemilikan yang berbeda. Budi dan Anto sama-sama memiliki
bakat khusus untuk bekerja dengan angka tetapi Anto ternyata
memiliki kemampuan yang lebih tinggi (unggul) dibandingkan dengan
kemampuan yang ditampilkan Budi.
Perbedaan individu termasuk perbedaan dalam hal bakat khusus
ini merupakan fakta universal, suatu kenyataan dalam perkemhangan
(Hurlock, 1986:7). Secara biologis dan genetis setiap orang bcrbeda
satu dengan yang lain, termasuk kembar identik sekalipun. Perbedaan
individu ini akan meningkat dengan bertambahnya usia. Semakin
bertambah usia seseorang tidak hanya semakin kompleks dari usia
sebelumnya tetapi juga semakin bcrbeda dengan individu lain
(Neugarten, 1976:79).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Perbedaan
bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya.
Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan.
Misalnya, seseorang memiliki bakat khusus bekerja dengan angka
yang lain lebih menonjol dalam berbahasa sementara yang lainnya
memiliki bakat yang menonjol dalam bidang musik. Sedangkan
perbedaan dalam kualitasnya mengandung makna bahwa di antara
individu satu dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama,
tetapi kualitasnya berbeda. Misalnya antara orang yang sama-sama
memiliki bakat khusus bekerja dibidang angka. Orang pertama

14 | P a g e

mimiliki kemampuan yang lebih unggul dibanding kemampuan orang


kedua.
2.2.6. Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dun Implikasinya
dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Pada distribusi normal dan kemampuan belajar, anak/remaja
berbakat khusus berada dalam kelompok di atas normal. Mereka
mcmiliki kemampuan lcbih dibandingkan dengan kemampuan ratarata anak remaja seusia. Dengan bakat khusus yang dimiliki, mereka
akan

menunjukkan

kemampuannya

yang

unggul

dan

akan

memberikan prestasi yang tinggi dalam bidangnya.


Mereka para pemilik bakat khusus itu mcmerlukan program
pendidikan khusus atau luar biasa agar dapat mewujudkan bakat-bakat
dan kemampuannya secara optimal. Mereka ruernbutuhkan program
pcndidikan yang berdiferensi/ pelayanan di luar jangkauan program
pendidikan biasa pada umumnya, agar dapat merealisasikan bakatbakat dan kemampuannya secara optimal baik untuk pengembangan
diri maupun untuk dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
kemajuan masyarakat dan negara (Semiawan, 1987:5; Munandar,
1992:21).
Disamping

program

pendidikan

khusus,

mereka

juga

membutuhkan dukungan lingkungan yang memberikan kesempatan


seluas-luasnya bagi perkembangan bakat-bakat khususnya. Dukungan
lingkungan

yang bersifat psikologis seperti minat, motivasi,

berprestasi, dukungan moral dari orang tua, sangat besar pengaruhnya


terhadap perkembangan bakat khusus seseorang di samping
lingkungan pergaulan dari lingkungan fisik seperti dalam dukungan
sarana dan prasarana.
Dalam kaitan itu untuk menunjang perkembangan bakat khusus
secara optimal di kalangan anak dan remaja perlu dilakukan langkahlangkah antara lain:

15 | P a g e

a) Dikembangkan suatu situasi dan kondisi yang memberikan


kesempatan bagi anak dan remaja untuk mengembangkan bakat
khususnya dengan mengusahakan dukungan baik psikologis
maupun fisik.
b) Dilakukan usaha penumbuhkembangan minat dan motivasi
berprestasi yang tinggi serta kegigihan dalam mclakukan usaha
di kalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang terkait.
c) Dikembangkan program pendidikan berdiferensi di lingkungan
lembaga pendidikan formal (sekolah) guna memberikan
pclayanan secara lebih efektif kepada anak dan remaja yang
memiliki bakat khusus.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bila semua
aspek diatas dapat terpenuhi maka, pengembangan anak yang
mempunyai bakat khusus akan bisa berkembang secara optimal, dan
memberikan prestasi yang memuaskan terhadap orang tua, lingkungan
sosial serta lingkungan pendidikan.

2.3. Peran keluarga dalam mengembangkan Bakat dan kreativitas anak


2.3.1 Karakteristik keluarga yang kreatif.
Dacey

(1989)melakukan

penelitian

di

Inggris

terhadap

kehidupan keluarga yang berbeda dari keluarga biasa. Penelitian ini


meliputi pengetesan terhadap sempel remaja, dilanjutkan dengan
wawancara

terhadap

anggota

keluarga

tentang

berbagai

topikmengenai gaya hidup keluarga.


Empat jenis kreativitas, sesuai dengan empat bidang konten
struktur intelek Guilford (1975), yaitu figural, simbolis, sematis dan
sosial (perilaku). Contoh dari produk kreativitas yang figural adalah
seni pahat/ukir, arsitekstur. Simbolis adalah dalam bidang matematika,
musik, balet. Bidang sematis adalah dalam bidang jurnalistik, menulis

16 | P a g e

naskah dan sosial (menyangkut perilaku) adalah dalam bidang


psikologi, pendidikan.
a. Vaktor genetis versus lingkungan
b. Aturan perilaku
c. Humor
d. Gaya hidup orang tua
Dapat disimpulkan bahwa Keluarga yang kreatif tidak lepas dari
keterbukaan antara anggota keluarga dimana anak di beri kepercayaan
dan kebebasan yang tentunya dalam pengawasan yang tidak otoriter.
Di dalam keluarga tidak banyak aturan tetapi mampu mengikat anak
tersebut untuk tidak berbuat yang tidak baik.
2.3.2.Hubungan antara latar belakang keluarga dan kinerja anak
Pada umumnya tampak bahwa makin tinggi tingkat pendidikan
orang tua, makin baik prestasi anak. Yang menarik adalah bahwa
pendidikan ibu lebih jelas dan positif hubungannya dengan prestasi
anak, dari pada pendidikan ayah.
Bahasa apa yang dipakai di rumah, apakah bahasa indonesia,
bahasa daerah atau bahasa campuran, tidak tampak ada hubungan
dengan kinerja anak.
Pada tingkat SD kecenderungannya adalah bahwa perhatian dan
pengawasan orang tua terhadap pekerjaan rumah anak menunjukan
hubungan yang positif terhadap kinerja anak, akan tetapi pada tingkat
SMP, anak tidak memerlukan pengawasan orang tua untuk berprestasi
baik. Bahkan tampak kecenderungan bahwa antara pengawasan yang
ketat dan kinerja anak ada hubungan yang terbalik.
Sehubungan dengan sikap orang tua dalam pendidikan, data
menunjukkan bahwa perhatian merupakan determinan yang positif
dari kinerja kreatif seorang anak, akan tetapi bahwa pendekatan
otoriter mempunyai dampak sebaliknya terhadap kinerja anak. Terlalu
banyak ikut campur dari pihak orang tua, misalnya terhadap cara
berbicara anak, minat anak terhadap membaca, dalam menentukan

17 | P a g e

peraturan di rumah, tidak menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada


kreativitas.
Dapat disimpulkan bahwa setiap anak berbakat pasti lahir dari
latar belakang keluarga yang berbeda. Pastinya keluaraga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak dan kinerja anak. Apabila
orang tua bisa memahami kondisi anak, tentu anak akan mampu
mengembangkan kemampuannya dan menghasilkan kinerja yang
baik. Hal tersebut mungkin akan terbalik apabila orang tua tidak
memahami karakteristik dari anak tersebut. Biasanya pendidikan dari
orang tua juga berpengaruh, apabila orang tua anak tersebut
berpendidikan tinggi pastinya ilmu yang di dapat anak atau yang di
berikan kepada anak tersebut lebih banyak dan hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kinerja anak.

2.3.3. Orang tua sebagai pendukung program anak berbakat


Program pendidikan anak berbakat saat ini belum memasyarakat
di Indonesia, masih ada orang yang menentangnya atau kurang
melihat kegunaannya. Sehubungan dengan ini orang tua anak berbakat
dapat melakukan banyak sebagai kelompok pendukung yangberperan
serta aktif dalam perencanaan dan pengadaan kegiatan belajar anak
berbakat.
Guru anak berbakat hendaknya mengakui peran penting dari
dukungan orang tua dan tidak melihat orang tua sebagai ancaman,
misalnya karena terlalu mau ikut campur. Kelompok orang tua dapat
membantu menyadarkan orang tua lain akan masalah dan kebutahan
anak berbakat dan kesempatan pendidikan yang dapat diberikan
kepada mereka. Kelompok orang tua dapat membantu mengorganisasi
kegiatan pengayaan bagi anak berbakat, seperti program akhir minggu
atau program mentor. Orang tua yang memiliki keahlian atau
keterampilan khusus dapat membantu mengajar seni, musik, dan
komputer.

18 | P a g e

Dapat disimpulkan bahwa anak berbakat pastinya tidak lepas


dari dukungan orang tua, orang tua yang selalu memberi motivasi,
memberi pengarahan. Orang tua yang mempunyai kemampuan atau
keterampilan khusus pastinya lebih menunjang dalam pengembangan
kemampuan anak berbakat atau program anak berbakat.

2.4 Peranan Masyarakat Dalam Mengembangkan Kreativitas


2.4.1. Bentuk Kerja Sama dengan Masyarakat
Kelompok peminat di dalam masyarakat merupakan unsur yang
kuat dalam pengadaan program untuk siswa berbakat, terutama di
negara yang sistem sekolahnya belum melayani kebutuhan pendidikan
anak berbakat. Di Perancis misalnya, National Association for Gifted
Children, Society for Artistic, Literary and ScientificTalents, dan
organisasi serupa menawarkan berbagai program kegiatan termasuk
summer camp untuk anak berbakat dan lokakarya untuk yang berbakat
sains. Di Jerman ada Deutsche Gesellschaft fur das Hochbegabte kind
(Perhimpunan Jerman untuk Anak Berbakat), yang didirikan pada
tahun 1978 oleh kelompok peminat orang tua, menyelenggarakan
kursusb matematika untuk siswa kelas 3 & 4, astronomi untk anak
umur 12 tahun, sejarah seni untuk umur 11 tahun, bahasa jepang untuk
umur 8-10 tahun,dan sains untuk umur 8-10 tahun. Pada kegiatan yang
mengajar bisa guru-guru yang sukarela, tetapi biasanya dibina oleh
anggota masyarakat yang memiliki kualifikasi khusus dan berminat
untuk berkerja dengan anak berbakat.
Banyak

negara

lainnya

melaporkan

bahwa

masyarakat

merupakan sumber penunjang utama, bahkan negara-negara yang


sudah melayani anak berbakat disekolah biasa, masyarakat tetap
merupakan sumber yang bermakna untuk memberikan pengayaan
kepada anak ber bakat istimewa. Di Indonesia pada tahun 1993

19 | P a g e

didirikan Yayasan Indonesia untuk Pendidikan dan Pengembangan


Anak Berbakat (YIPPAB).
Program anak berbakat cukup banyak pula yang merupakan
kerja sama antara bisnis dan industri dengan sekolah. Hal ini dapat
berupa kunjungan ke tempat kerja, dengan sebelumnya ada pelajaran
persiapan dan sesudahnya pelajaran tindak lanjut.
Sekarang dengan kebijaksanaan Departemen Pendidik dan
Kebudayaan untuk meliburkan hari Sabtu, dapat didirikan klab hari
Sabtu seperti sudah banyak dilakukan di luar negeri dan biasanya
merupakan prakarsa orang tua, dengan mengajarb orang-orang
profesional yang menawarkan jasanya secara sukarela.
Kemungkinan lain adalah bahwa para ahli atau spesialis dalam
bidang tertentu datang ke sekolah untuk memberikan ceramah,
memberi demonstrasi dari pekerjaan mereka dengan memberikan
peralatan dan sebagainya. Yang enting ialah bahwa program tersebut
direncanakan sedemikian sehingga betl-betul memberi pengalaman
yang merupakan tantangan dan pengayaan.
Diperlukan kerjasama antara pendidik profesional dan orangorang bisnis dan industri untuk menyusun dasar-dasar kerja sama yang
bertujuan memupuk perkembangan bakat dan talenta siswa yang
berkemampuan luar biasa. Sebagaimana dinyatakan oleh Frank (1985)
the community becomes the classroom. Siswa dapat magang
bekerja di beberapa perusahaan atau pabrik. Hubungan mentor dengan
orang-orang bisnis dapat memupuk perkembangan keterampilan,
sikap, nilai, dan citra diri.
Di Canada telah diselenggarakan program bagi siswa SMP
selama 4 Minggu yang bertujuan untuk merangsang siswa berbakat
dalam mengembangkan kreativitas, prakarsa , dan kepercayaan diri.
Dampak yang diharapkan adalah masyarakat akan menarik manfaat
dari kemampuan dan dorongan semangat yang tinggi dari calon
mahasiswa.

20 | P a g e

Dapat disimpulkan bahwa kurang adanya kerjasama dengan


masyarakat, terutama dalam hal pengembangan bakat anak. Dan di
Indonesia sendiri jarang ada guru yang sukarelawan menyalurkan
tenaganya demi perkembangan kreativitas anak.
Penulis menyarankan agar pemerintah memperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan perkembangan kreativitas anak bangsa.

2.4.2 Memanfaatkan Sumber dalam Masyarakat


Program anak berbakat dapat memanfaatkan sumber dalam
masyarakat sebagai proses belajar. Koordinator dapat merencanakan
kegiatan sebagai berikut:
-

Menyediakan bus untuk membawa siswa ke lapangan sebagai


pngalaman dalam sains, geografi ,sosial, bahasa, matematika dan
hubungan antar pribadi

Menghubungi orang-orang yang sudah pensiun untuk dijadikan


sebagai mentor

Menghubungi orang-orang yang dapat mengajar dalam bidang


mereka. Mereka dapat mengajak untuk mengunjungi ke tempat
kerjanya.

Memanfaatkan fasilitas perusahaan (perusahaan farmasi, pabrik,


rumah sakit dll)

Mengunjungi perusahaan telepon, melihat peralatan yang ada


atau melihat kegiatan yang sedang berlangsung.

Mengunjungi stasiun televisi, museum, dan tempat bersejarah.


Siswa dapat dimintai saran-saran mengenai tempat yang

menarik di kunjungi. Sebelum melakukan kunjungan, dibicarakan


dulu tujuan, topik yang akan diteliti, dan mempersiapkan pertanyaan
yang akan diajukan.
Salah satu anak berbakat adalah mempunyai minat seperti orang
dewasa, peduli terhadap masalah-masalah sosial dan sering

21 | P a g e

menunjukkan derajat idealisme tinggi. Jika dimungkin dapat


menggunakan kemampuan untuk merencanakan perubahan dalam
masyarakat. Kegiatan tersebut akan memupuk komitmen di masa
depan terhadap tujuan masyarakat.
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan, sebagai berikut:
-

Melakukan survay di sekolah/ masyarakat.

Membuat halaman/ taman sekolah yang indah.

Bekerja dengan kelompok masyarakat untuk melakukan kegiatan


yang bermanfaat bagi lingkungan.

Merencanakan proyek pengumpulan dana untuk masyarakat yang


mengalami musibah.
Dapat

disimpulkan

bahwa

dalam

pemanfaatan

sumber

masyarakat kurang karena disekolah-sekolah sendiri tidak ada bus


untuk membawa ke lapangan. Tapi untuk pemanfaatan fasilitas
persahaan, sudah ada yang melakukannya seperti SMK, STM, dan
sekolah kejuruan lainnya. Siswa yang bersekolah disekolah kejuruan
setiap tahunnya diberi waktu untuk magang ke pabrik,ke sekolahsekolah, dan ke perusahaan-perusahaan lainnya. Tetapi kebanyakan
anak-anak sekolah dan generasi penerus bangsa kurang mempunyai
minat dan kesadaran diri untuk mengembangkan kreativitasnya.
Padahal, jika semua siswa ada minat untuk mengembangkan
kreativitas, pasti semuanya mempunyai bakat atau talenta tersendiri
dan hal itu akan memajukan Negaranya sendiri sekaligus bisa
mempertahankan budaya yang ada di Negaranya masing-masing.

2.4.3. Peranserta Masyarakat di Indonesia


Dari 6 bidang bakat, menurut defisini USDE sudah ada wadah
yang menampung dan membina bakat dalam bidang seni visualdan
pertunjukan. Demikian pula dalam bidang psikomotor seperti
olahraga. Bahkan akhir-akhir ini banyak diadakan kursus untuk
ketrampilan.

22 | P a g e

Sanggar yang pertama kali didirikan di Indonesia dengan tujuan


memupuk kemampuan berfikir kretif anak adalah Sanggar Kreativitas
Anak (1980).
Sanggar ini didirikan atas dasar pertimbangan bahwa:
1. Setiap anak memiliki bakat kreatif yang perlu di pupukdan
dikembangkan agar dapat terwujud dalam sikap dan perilaku
kreatif.
2. Bakat kretif ini sebaiknya dikembangkan sejakm usia dini,yaitu
pada masa pra-sekolah, yang merupakan masa subur untuk
pengembangan kreativitas. Makin dini kreativitas anak mulai
dirangsang, makin dimungkinkan bakat-bakatnya berkembang
secara optimal.
3. Banyak orang tua belum menyadari pentingnya kreativitas anak
dikembangkan dan/ atau belum memahami cara-cara memupuk
kretivitas anak. Banyak pula orang tua yang kurang mempunyai
waktu untuk bersibuk diri secara kreatif bersama anak.
4. Pendidikan formal masih kurang memberi kesempatan kedapa
siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, mungkin karena
kulikulum yang terlalu padat dan lebih menekankan pada
penerimaan bahan pengetahuan, fungsi ingatan, dan penalaran
menuju satu jawaban tunggal yang benar.
5. Sanggar pengembangan kreativitas anak yang didirikan pada
tahun 1980 sangat bermanfaat, baik bagi perwujudan diri
sepenuhnya, maupun bagi masyarakat dan negara, karena masa
depan kita bergantung pada urunan pikiran dan perilaku kretif,
produktif, dan inovatif dari warga negaranya.
Dengan demikian pada awal tahun 1985 Sanggar Kreativitas
Anak dibuka untuk anak usia pra-sekolah dan sekolah dasar diJakarta,
dengan tujuan:
1. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengungkapan
kreativitasnya dengan bersibuk diri secra kreatif.

23 | P a g e

2. Membina anak untuk menggunakan waktu luangnya dengan


melakukan kegiatan yang menarik baginya dan sekaligus
bermanfaat.
3. Memberi pengalaman kepada para orang tua dan pendidik
mengenai cara-cara berinteraksi dengan anak yang bersifat
meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
Secara berkala, orang tua memperoleh laporan perkembangan
anak, kemajuannya, kekuatan dan kelemahannya, minat-minatnya dan
orang tua dapat membantu. Jika orang tua ada masalah dengan
anaknya, dapat berkonsultasi dengan sanggarnya.Akhir-akhir ini,
banyak wadah yang didirikan dengan tujuan mengembangkan bakat
dan talenta anak,meskipun byom merata. Untuk itu, perlu dipikirkan
masalah pendanaannya dan personalia profesional agar sarana dapat
tercapai.Yang perlu digalakkan di Indonesia adalah peran serta
masyarakat dalam pengadaan program pendidikan anak berbakat yang
merupakan kerja sama antar sekolah dan keluarga.
Dapat disimpulkan di Indonesia kurang menyebar luas adanya
sanggar-sanggar untuk mengembangkan talenta dan seharusnya setiap
desa/ setiap kota dibentuk sanggar untuk mengembangkan bakat /
talenta anak. Selain diadakan sanggar disetiap kota/ desa disekolahpun
harus di bentuk sanggar-sanggar agar semua siswa mempunyai bakat
tertentu.

Selain

pentingnya

peranserta

masyarakat,peranserta

pemerintahanpun penting demi mengembangkan kretivitas anak


bangsa. Tapi, dalam kenyataannya pemerintah kurang memperhatikan
hal itu. Dan seharusnya pemerintah harus menyediakan dana untuk
membentuk sanggar-sanggar untuk mengembangkan kreativitas anak
bangsa.

24 | P a g e

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Disebut bakat
khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus,
misalnya bakat akademik, social, seni, kinestetik, dan sebagainya. Bakat
khusus disebut talent, sedang bakat umum (intelektual) disebut gifted.
Setiap anak berbakat pasti lahir dari latar belakang keluarga yang
berbeda. Pastinya keluaraga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
anak dan kinerja anak. Apabila orang tua bisa memahami kondisi anak, tentu
anak akan mampu mengembangkan kemampuannya dan menghasilkan
kinerja yang baik. Hal tersebut mungkin akan terbalik apabila orang tua
tidak memahami karakteristik dari anak tersebut. Biasanya pendidikan dari
orang tua juga berpengaruh, apabila orang tua anak tersebut berpendidikan
tinggi pastinya ilmu yang di dapat anak atau yang di berikan kepada anak
tersebut lebih banyak dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja
anak.
Lingkungan sekolahpun dapat ikut serta dan berperan aktif dalam
mengembangkan bakat khusus anak yang berprestasi, dengan melengkapi
sarana dan prasarana yang ada dilingkunagan sekolah guna mengoptimalkan
bakat yang dimiliki oleh para murid, dan juga memberikan beaseiswa
kepada murid yang berbakat dan juga berprestasi, baik dalam tingkat local
maupun nasional.

25 | P a g e

Masyarakat dapat memberikan apresiasi kepada anak yang berbakat


dengan mengadakan lomba-lomba bagi mereka yang berbakat dan diberikan
penghargaan bagi mereka yang berprestasi.

3.2. Saran
Bakat khusus seharusnya dikembangkan dengan maksimal agar anak
bisa berprestasi dalam segala bidang sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Diharapkan orang tua jeli dalam melihat bakat khusus yang dimiliki
oleh anak mereka, serta mereka mendukung secara optimal pengembangan
bakat khusus tersebut, dengan memberikan sarana dan prasarana yang
memadai untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal.
Diharapkan lingkungan sosial juga memberikan dukungan yang
positif kepada anak yang berbakat dengan memberikan pelitan-pelatihan
khusus sesuai dengan bakat nya tersebut, dan juga lingkungan memberikan
apresiasi kepada anak yang berbakat dengan mengadakan lomba-lomba bagi
mereka yang berbakat dan diberikan penghargaan bagi mereka yang
berprestasi.
Lingkungan sekolah juga diharapkan ikut serta dan berperan aktif
dalam mengembangkan bakat khusus anak yang berprestasi, dengan
melengkapi sarana dan prasarana yang ada dilingkunagan sekolah guna
mengoptimalkan bakat yang dimiliki oleh para murid, dan juga memberikan
beaseiswa kepada murid yang berbakat dan juga berprestasi, baik dalam
tingkat local maupun nasional.
Dengan demikian maka anak yang memiliki bakat khusus akan
mencapai titik tertinggi dalam mengembangkan bakat khususnya tersebut,
sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang tua, lingkunagan
sosial,

26 | P a g e

maupun

lingkungan

sekola

27 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai