PENYUSUN
NAMA:
RANITA
HAMZAH
MIDAROJAH
NIM:
15.S1.06.0046
15.S1.06.0035
15.S1.06.0036
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada suatu negara yang sedang berkembang, peranan para wirausahawan tidak
dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan
berkembang lebih cepat apabila memiliki para wirausahawan yang dapat berkreasi
serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasan-gagasan baru
menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya.Indonesia sebagai salahsatu
negara yang sedang berkembang berusaha dengan giat untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya. Salah satu peran penting dalam meningkatkan taraf hidup rakyatnya
adalah melalui pendidikan.Hal ini karena,pendidikan merupakan salah satu prasyarat
untuk mempertahankan martabat manusia serta memiliki kesempatan dalam
mengembangkan kemampuan dan membina kehidupannya dalam masyarakat antara
lain melalui pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. menjelaskan konsep dasar anak usia dini ?
2. menjelaskan alasan programpendidikan kewirausahaan sejak
usia dini ?
3. contoh pembelajaran berwawasan kewirausahaan ?
C.Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep dasar anak usia dini
Karakter seorang anak dibangun melalui apa yang didengarkan, apa yang dilihat dan apa yang
dirasakan. Pendengaran dan penglihatan adalah pintu masuk pelajaran sebelum masuk menempa
hati nuraninya. Melalui seluruh indera yang manusia miliki inilah, akan muncul pembelajaran
yang kuat terkait dengan apa-apa yang diterima oleh indera. Bila anak terbiasa dengan dunia
wirausaha sejak kecil, maka karakter inilah yang akan muncul kelak ketika anak dewasa.
Pembelajaran kewirausahaan (entrepreneurship) lebih mengarah pada perubahan
mental. Mien Uno berpendapat bahwa untuk menjadi wirausahawan handal dibutuhkan karakter
unggul yang meliputi ; pengenalan terhadap diri sendiri, kreatif, mampu berpikir kritis, mampu
memecahkan permasalahan, dapat berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai
lingkungan, menghargai waktu, mampu berbagi dengan orang lain, mampu mengatasi stres, bisa
mengendalikan emosi dan mampu membuat keputusan.
Hal lain yang juga penting adalah dukungan dari orang tua kepada
anak. Dukungan tidak hanya dapat berupa finansial tapi juga motivasi agar
anak mau berpikir kritis untuk mengeluarkan ide. Bentuk motivasi itu
antara lain bisa berwujud ucapan selamat ketika tanaman yang dipelihara
anak dapat tumbuh dan anak dapat memetik hasilnya atau dorongan
semangat untuk pantang menyerah. Pengakuan dan dukungan dari orang
tua akan menentukan perkembangan minat dan percaya diri anak. Sekolah
sebagai wadah bagi anak mendapatkan ilmu dan menerapkan ilmunya
untuk mengembangkan pembelajaran kewirausahaan anak, sedangkan
orang tua sebagai motivator bagi anak dalam mewujudkan segala hal
tersebut. Sekolah dan orang tua merupakan kunci sukses dari program
kewirausahaan pada anak usia dini.
Penumbuhan
pembelajaran
kewirausahaan perlu ditumbuhkan sejak dini,
bukan hanya dalam dataran pembentukan
kognitif dengan memberitahu anak tentang
definisi kewirausahaan, manfaatnya dan
caranya.
Tetapi
kewirausahaan
dapat
diintegrasikan dalam tema pembelajaran
melalui kurikulum yang telah ada. Hal ini dapat
dilakukan oleh guru secara kreatif pada saat
pemberian materi pembelajaran yang dilakukan
seraya bermain.
Menanamkan jiwa kewirausahaan kepada anak sejak dini, akan membentuk individu
yang memiliki beberapa keterampilan, antara lain :
1. Managerial skill (ketrampilan manajerial),
2. Conceptual skill (merumuskan tujuan),
3. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi),
4.
Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil
keputusan),
5. Time managerial skill (keterampilan mengatur dan menggunakan waktu).
Jika anak sejak usia dini sudah diajarkan tentang kewirausahaan, anak akan memiliki
keterampilan-keterampilan tersebut. Sehingga hal ini akan membuat anak menjadi pribadi
yang tangguh dalam menghadapi kehidupannya di masa depan.
Menurut psikolog anak, Dr. Seto Mulyadi, cara yang mudah untuk dilakukan
orangtua adalah dengan cara bercerita. Misalnya saja, orangtua bisa menceritakan
kisah tentang teman yang dulu sejak kecil sudah bisa mencari uang dengan berbisnis
kecil-kecilan. Selain itu, orang tua juga bisa bercerita soal kisah sukses dan masa
kecil para pengusaha ternama. Setelah bercerita, yakinkan pula pada sang anak,
bahwa dirinya juga bisa sukses seperti itu. Sehingga, anak akan menjadi tertantang
untuk mengikuti kisah sukses itu.
8. Mengajak anak berkunjung ke produsen pembuatan kue pada saat libur sekolah
Saat ini mulai banyak produsen kue bermunculan membuat progam trip di
dapur produksi mereka yang dikhususkan untuk anak-anak, seperti yang sering
dilakukan Pizza Hut. Anak-anak diajak ke dapur produksi, sehingga anak-anak akan
mengetahui proses pembuatan kue, mulai dari pengolahan kue sampai pengemasan
kue. Mereka akan mengetahui langsung proses pembuatan kue tersebut. Hal ini
merupakan pengalaman baru bagi mereka, sehingga anak akan tertarik dan terkesan.
Rasa tertarik dan terkesan ini akan terbawa ke alam bawah sadar anak, sehingga
kelak anak akan merasa tidak asing lagi dengan proses produksi, dan bahkan dapat
menumbuhkan minat dan motivasi anak dalam membuka suatu lapangan kerja atau
bentuk usaha baru pada saat anak dewasa nanti. Kunjungan seperti ini diharapkan
akan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan kepada anak-anak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menanamkan jiwa berwirausaha pada anak dapat pula dilakukan dari hal
yang paling kecil dan sedrhana yang dekat dengan kehidupan anak.
Dengan mengandalkan hobi, kreativitas, imajinasi dan ketekunan anak,
anak dapat membuat suatu buku bergambar atau buku catatan kecil
dengan bahan-bahan yang sederhana, yang kemudian dijual kepada
teman-teman bermainnya. Kegiatan ini tentunya memerlukan dukungan
dan bimbingan dari orangtua, agar anak dapat lebih terarah dalam
menciptakan suatu hal yang dapat bermanfaat bagi oranglain dan
menguntungkan bagi dirinya sendiri. Uang hasil berjualan buku cergam
atau buku catatan kecil ini kemudian ditabung untuk membeli kebutuhan
pribadi anak sendiri nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Pekerti, Anugrah. 1997. Mitos dan Teori dalam
Pengembangan Kewirausahaan(Makalah
dalam Lokakarya Kewirausahaan PT). Jakarta: DP3M
Dikti.
Depnaker RI. 1999. Situasi Kerja dan Kesempatan Kerja
Di Indonesia (Suatu tinjauan yang dilaksanakan pada
tahun 1998). Jakarta
Instruksi Presiden RI No.4. 1995. Tentang Gerakan
Nasional Memasyarakatkan Kewirausahaan. Jakarta
Martaja. 2009. Kaderisasi Wirausaha Sejak Dini.
http//www2.ilmci.com/. Akses Januari 2010
Apa Ada
Pertanyaan.....?
??