Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN MUTU SEKOLAH DALAM MENGGUNAKAN


MEDIA PEMBELAJARAN

Program studi : Pendidikan Agama Islam

Mata Kuliah : Media Pembelajaran

Dosen Pengampu : Sapari S.Pd,M.Pd,MM

Semester : VI (enam)

Disusun oleh :

Nimah Alwi
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASY-SYUKRIYYAH

TANGERANG BANTEN

1438 H/2017

1
DAFTAR ISI

COVER .. . 1

DAFTAR ISI ........................ .................. 2

BAB I PENDAHULUAN ... 3

A. Latar Belakang .. 3

B. Pengertian . 4

C. Permasalahan . 6

BAB II PEMBAHASAN . ........................ 7

A. Media Pembelajaran .. 7
B. Tugas Guru .. 10
C. Peran Seorang Guru 11

D. Kompetensi Dan Profesionalisme Guru 12

BAB III PENUTUP .. 15

A. Kesimpulan 15

B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA . 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa yang berkualitas adalah bangsa yang maju pendidikannya. Karena


pendidikan adalah penentu sebuah bangsa menjadi berkembang dan berkualitas. Kiranya
komitmen dan cara pandang seperti inilah yang seharusnya dimiliki dan tertanam dalam
pikiran semua orang dalam suatu bangsa. Karena pendidikan merupakan sesuatu yang
sangat vital bagi pembentukan karakter sebuah peradapan dan kemajuan yang
mengiringnya. Karena itu, sebuah peradapan yang memperdayakan akan lahir dari suatu
pola pendidikan dalam skala luas yang tepat guna dan efektif bagi konteks dan mampu
menjawab segala tantangan zaman.

Pendidikan yang maju tidak bisa lepas dari peran serta guru sebagai pemegang
kunci keberhasilan. Guru menjadi fasilitator yang melayani, membimbing, membina
dengan piawai dan mengusung siswa menuju gerbang keberhasilan. Hidup dan mati
sebuah pembelajaran bergantung sepenuhnya kepada guru. Guru mempunyai tanggung
jawab menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa, yakni
rencana yang cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar,
mau belajar, dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari pelajaran.

Sebagai tenaga pendidik yang memiliki kemampuan kualitatif, guru harus


mneguasai ilmu keguruan dan mampu menerapkan strategi pembelajaran untuk
mengantarkan siswanya pada tujuan pendidikan, dalam hal ini pendidikan agama misalnya,
yaitu terciptanya generasi mukmin yang berkepribadian Ulul Albab dan insan kamil.
Banyak model pembelajaran di sekolah yang bisa diaplikasikan oleh guru. misalnya, model
pembelajaran secara terpadu, baik dengan pusat-pusat pendidikan -orang tua, masyarakat,
dan sekolah-, maupun terpadu dengan materi lain.

Oleh sebab itu, guru harus memperolah tempat yang layak dalam pembangunan
karakter bangsa serta menghargai dan sekaligus memberdayakan guru dalam konteks
reformasi pendidikan adalah wajib hukumnya. Sebab, profesionalitas guru merupakan hal
paling utama bagi keberhasilan suatu sistem pendidikan. Guru harus dihargai dan
diberdayakan sesuai dengan prestasi yang dicapainya.

Namun pada kenyataannya tidak mudah menjadi seorang guru yang mampu
menjadikan siswanya manusia yang berkualitas dan berakhlak karimah menuju arah
kehidupan yang lebih baik, tentu saja membutuhkan beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Sejumlah syarat yang yang dapat menjawab tantangan dan peluang pembelajaran serta
menyusun strategi pembelajaran yang unggul dan profesional. Profesionalisme keguruan
bukan hanya memproduksi siswa menjadi pintar dan skilled, akan tetapi bagaimana
3
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa menjadi aktual. Di sinilah kepribadian
profesional guru diidamkan.

Media pembelajaran sebagai salah satu unsur penunjang dalam mengajarkan ilmu
di sekolah yang memiliki tujuan memberikan nilai tambah bagi seorang guru, sehingga
membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral,
banyak memuat materi sosial dan bersifat hapalan, sehingga pengetahuan dan informasi
yang diterima siswa sebatas produk hapalan, disamping materi sosial, pengetahuan peta
pada siswa sering juga membuat mereka cenderung bosan dan tidak menarik. Sehingga
timbal permasalahan bagi nilai siswa disetiap akhir pembelajaran.

Sifa media pembelajaran tersebut membawa konsekwensi terhadap proses belajar


mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris , terutama guru yang
menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif.
Dalam metode ceramah terjadi dialog imperatif, padahal dalam proses belajar
mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan secara
menyeluruh baik pikiran, penglihatan, pendengaran, dan psikomotorik (keterampilan
salah satunya sambil menulis).

Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk
mendengarkan, menyajikan media yang da[pat dilihat, memberikan desempatan untuk
menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan , sehingga terjadi dialog imteraktif.
Situasi belajar sepaerti ini akan dapat tercipta melalui penggunaan pendekatan
partisipatoris.

Dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan mutu pendidikan


di negara kita, disamping itu pula dapat meningkatkan kemampuan guru sehingga dapat
menjadi guru yang profesional, sehingga korelasi ini dapat diharapkan terwujud sesuai
dengan yang diamatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.

B. Pengertian

Upaya mewujudkan guru menjadi pendidik yang profesional sebagai tempat


komunikasi belajar bisa dibilang sulit tapi juga bisa menjadi mudah. Mudah dikarenakan
pendidik sebagai tempat persemaian ilmu pengetahuan dan tempat dimana ide-ide serta
impian dijalankan. Dengan demikian ide untuk menjadikan sekolah sebagai komunitas
pembelajar sangat relevan.Hal utama yang perlu dipahami adalah siapa saja yang terlibat
dalam komunitas belajar. Mereka adalah siswa, guru, orang tua bahkan tata usaha
sekolah. Jadi anggapan selama ini di masyarakat yang mengatakan bahwa sekolah
merupakan tempat belajar hanya bagi bagi siswa tidaklah benar.

4
Berikut beberapa pernyataan yang bisa membantu terbentuknya komunitas belajar
di sekolah;

Komunitas merupakan hal yang sangat penting, menjadi tugas sekolah yang sangat
penting untuk membawa siswa dan guru bersama-sama kedalam sebuah komunitas yang
mendukung pertumbuhan guru dan siswa sebagai pribadi maupun kelompok. Banyak
tempat yang bisa menjadi ladang persemaian hal ini, di kelas, dirumah maupun lewat
dunia maya.

berpikir kritis- Sekolah sedapat mungkin membuat siswa dan guru berpikir secara kritis,
dengan seringnya mempertanyakan diri sendiri misalnya dengan pertanyaan, mengapa
kita mengajar apa yang kita ajarkan?

Mengambil resiko sekolah secara aktif membuat siswa dan guru mau mengambil
resiko dalam kaitan pencarian terhadap hal yang paling penting dalam kehidupan mereka
sebagai pembelajar. Denga demikian masukan aspek refleksi siswa dalam kegiatan
pembelajaran dikelas.

Berpusat pada siswa - Sekolah sedapat mungkin menyiram guru dan siswa dengan
gagasan-gagasan serta informasi, membuat guru dan siswa mau terus mencari
pengetahan dengan cara yang tidak harus sama. Tentu saja dikarenakan sebagai pribadi
tiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda tetapi semuanya diupayakan agar
punya pengaruh positif pada komunitas di sekolah

Keberagaman- Sekolah sebagai lembaga, punya peran aktif dalam membuat suasana
yang nyaman dari sisi komunikasi sehingga sekolah bisa dengan cepat menerima beragam
masukan. Hal ini berarti pihak yang memberi masukan juga akan senang hati
memberikannya pada pihak sekolah sambil berpikir bahwa masukan yang akan
diberikannya akan ditindak lanjuti.Maklum unsur sekolah biasanya terdiri dari beragam
unsur dan beragam pula latar belakangnya, baik sosial maupun pengetahuan.Hal yang
paling praktis adalah mengadakan pelatihan singkat bagi tenaga pendukung di sekolah
dari tenaga pembersih samai satpam, sampaikan apa yang sekolah harapkan dari peran
mereka.

Menumbuhkan semangat pembelajar- Sekolah sedapat mungkin membuat siswa, guru ,


administrasi dan orang tua agar mau terus tumbuh dan belajar. Libatkan tata usaha dan
orang tua dalam workshop pendidikan disekolah merupakan ide yang brilyan.

Berinovasi- Dengan menyertakan semua unsur dalam institusi, sekolah berusaha terus
melakukan inovasi dalam hal teknologi serta hal lain yang sejalan dengan kemajuan jaman.

Sekolah yang baik meluluskan orang yang baik pula- Sekolah selalu berusaha untuk
mengajarkan siswa mereka perduli dan menghargai amal baik serta mau berpartisipasi
5
dalam masyarakat lewat program yang dirancang dengan baik pula misalnya program
community service.

C. Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas permasalahan dunia pendidikan kita adalah bagaimana


meningkatkan mutu pendidikan melalui media pembelajaran, karena guru merupakan
agen pembelajaran di sekolah dan diharapkan ditangan guru inilah akan
melahirkan generasi-generasi yang berkualitas yang mampu mengemban tugas negara di
masa yang akan datang.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau
pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang
pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) media adalah
segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan
pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah media adalah alat bantu apa
saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran.

Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.

b. Jenis Jenis Media Pembelajaran.

Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian
informasi dan pesan pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula
dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat sifat media tersebut. Sampai saat
ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga
ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana
mereka memandang dan menilai media tersebut.

Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani
(1997 : 16) yaitu :

1) Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau
overhead proyektor.

2) Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak
bersuara.

3) Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.

4) Televisi

5) Benda benda hidup, simulasi maupun model.

6) Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).

7
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai
berikut :

1) Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual
dan media Audio Visual.

2) Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya
liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan
tempat dan media pengajaran individual.

3) Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media


sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.

4) Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi),
media tiga dimensi, dan media elektronik.

c. Manfaat Media Pembelajaran.

Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran
adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang
gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan
pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan
media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama
materi pembelajaran yang rumit dan komplek.

Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada


satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi
dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi
pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa,
apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.

Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :

Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata katanya, tetapi
tidak tahu maksudnya):

1) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

2) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi
sikap pasif siswa.

3) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :

8
1) Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran
darah.

2) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.

3) Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.

1) Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.

2) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.

3) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.

4) Membangkitkan motivasi belajar

5) Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.

6) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan.

7) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang).

8) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

d. Prinsip Prinsip Memilih Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing masing, maka dari itulah guru
diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran,
yaitu :

1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.

Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat
umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi,
apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK,
SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan
ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut
perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau
pembelajaran pembedahan (kedokteran).

2) Karakteristik Media Pembelajaran.


9
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki
guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan
kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara
bervariasi.

3) Alternatif Pilihan.

yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan.


Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang
akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.

Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran
menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu: Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta
didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya. Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa
tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau
permasalahan secara tuntas.

B. Tugas Guru

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian.
Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke
dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang
diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam
belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam
dalam diri siswa.

Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa
sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya
semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan
kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang
dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah
masyarakat.

10
C. Peran Seorang Guru

a. Dalam Proses Belajar Mengajar

Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar signifikan
dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi
banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler,
eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling
dominan dan klasifikasi guru sebagai:

1) Demonstrator

2) Manajer/pengelola kelas

3) Mediator/fasilitator

4) Evaluator

b. Dalam Pengadministrasian

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat


berperan sebagai:

1) Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan.

2) Wakil masyarakat

3) Ahli dalam bidang mata pelajaran

4) Pelaksana administrasi pendidikan

c. Sebagai Pribadi

Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:

1) Petugas social.

2) Pelajar dan ilmuwan.

3) Orang tua.

4) Teladan

5) Pengaman

d. Secara Psikologis

Peran guru secara psikologis adalah:

1) Ahli psikologi pendidikan.

11
2) Relationship.

3) Catalytic/pembaharu.

4) Ahli psikologi perkembangan

D. Kompetensi Dan Profesionalisme Guru

1. Pengertian Kompetensi dan Profesionalisme

Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan


profesi keguruannya. Profesional adalah suatu bidang pekerjaan yang memerlukan
beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan
bagi kepentingan umum. Dengan kata lain sebuah profesi rnemerlukan kemampuan dan
keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Pekerjaan yang bersifat profesional
adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan
untuk itu.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka pengertian guru profesional


adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimaI.
Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik
serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.

Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memilki pendidikan formal
tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik dalam KBM serta landasan-
landasan kependidikan seperti tercantum dalam kompetensi guru dalarn uraian
selanjutnya. Dalam melakukan kewenangan profesionalismenya, guru dituntut memiliki
seperangkat kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam. Namun sebelum sampai
pada pembahasan kompetensi ada beberapa syarat profesi yang harus dipahami terlebih
dahulu.

2. Syarat Profesi Seorang Guru

Mengingat tugas guru yang demikian kompleksnya, maka profesi ini memerlukan
persyaratan khusus sebagai berikut:

a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori


ilmu pengetahuan yang mendalam.

b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan


bidang profesinya.

c. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

12
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya.

e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya.

Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memenuhi
panggilan tugasnya, baik berupa in-service training (diklat/penataran) maupun pre-service
training (pendidikan keguruan secara formal).

3. Jenis-jenis Kompetensi

a. Kompentensi Pribadi Mengembangkan Kepribadian.

1) Bertqwa kepada Allah SWT.

2) Berperan akkif dalam masyarakat.

3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru

b. Berinteraksi dan Berkomunikasi.

1) Berinteraksi dengan rekan sejawat demi pengembangan kemampuan


professional.

2) Berinteraksi dengan masyarakat sebagai pengemban misi pendidikan.

c. Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan.

1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar.

2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus

d. Melaksanakan Administrasi Sekolah.

1) Mengenal administrasi kegiatan sekolah.

2) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah.

e. Melaksanakan penelitian Sederhana Untuk Keperluan Pengajaran.

1) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah.

2) Melaksanakan penelitian sederhana

4. Kompetensi Profesional

a. Menguasai landasan kependidikan.

1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional.

2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.


13
3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan
dalam proses belajar mengajar.

b. Menguasai bahan pengajaran.

1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dari menengah

2) Menguasai bahan pengajaran.

c. Menyusun program pengajaran

1) Menetapkan tujuan pembelajaran.

2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.

3) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai.

4) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

d. Melaksanakan program pengajaran

1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat.

2) Mengatur ruangan belajar.

3) Mengelola interaksi belajar mengajar

e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.

2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengadakan penelitian berupa karya ilmiah yang telah penulis lakukan
penjelasan di bab terdahulu maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :

Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa
sejak dahulu.

Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin


terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan peserta dalam pembelajaran.

Media pembelajaran sangatlah penting dalam melaksanakan kegiatan proses belajar


mengajar karena dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, beberapa hal yang sebaikanya dilakukan


oleh seorang dalam menigkatkan kwalitas pembelajaran khususnya meningkatkan
kebiasaan sholat lima waktu yaitu :

1) Perlunya memilih media pembelajaran melaksanakan tugas sebagai seorang guru


yang profesional

2) Guru hendaknya lebih kreatif dan jelih melihat persoalan yang dihadapi siswa
terutama dalam hal pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

3) Guru hendaknya lebih banyak berinteraksi dengan siswa untuk mengetahui lebih
dalam mengenai kesulitan belajar siswa.

15

Anda mungkin juga menyukai