Semester : VI (enam)
Disusun oleh :
Nimah Alwi
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASY-SYUKRIYYAH
TANGERANG BANTEN
1438 H/2017
1
DAFTAR ISI
COVER .. . 1
A. Latar Belakang .. 3
B. Pengertian . 4
C. Permasalahan . 6
A. Media Pembelajaran .. 7
B. Tugas Guru .. 10
C. Peran Seorang Guru 11
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA . 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang maju tidak bisa lepas dari peran serta guru sebagai pemegang
kunci keberhasilan. Guru menjadi fasilitator yang melayani, membimbing, membina
dengan piawai dan mengusung siswa menuju gerbang keberhasilan. Hidup dan mati
sebuah pembelajaran bergantung sepenuhnya kepada guru. Guru mempunyai tanggung
jawab menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa, yakni
rencana yang cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar,
mau belajar, dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari pelajaran.
Oleh sebab itu, guru harus memperolah tempat yang layak dalam pembangunan
karakter bangsa serta menghargai dan sekaligus memberdayakan guru dalam konteks
reformasi pendidikan adalah wajib hukumnya. Sebab, profesionalitas guru merupakan hal
paling utama bagi keberhasilan suatu sistem pendidikan. Guru harus dihargai dan
diberdayakan sesuai dengan prestasi yang dicapainya.
Namun pada kenyataannya tidak mudah menjadi seorang guru yang mampu
menjadikan siswanya manusia yang berkualitas dan berakhlak karimah menuju arah
kehidupan yang lebih baik, tentu saja membutuhkan beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Sejumlah syarat yang yang dapat menjawab tantangan dan peluang pembelajaran serta
menyusun strategi pembelajaran yang unggul dan profesional. Profesionalisme keguruan
bukan hanya memproduksi siswa menjadi pintar dan skilled, akan tetapi bagaimana
3
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa menjadi aktual. Di sinilah kepribadian
profesional guru diidamkan.
Media pembelajaran sebagai salah satu unsur penunjang dalam mengajarkan ilmu
di sekolah yang memiliki tujuan memberikan nilai tambah bagi seorang guru, sehingga
membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral,
banyak memuat materi sosial dan bersifat hapalan, sehingga pengetahuan dan informasi
yang diterima siswa sebatas produk hapalan, disamping materi sosial, pengetahuan peta
pada siswa sering juga membuat mereka cenderung bosan dan tidak menarik. Sehingga
timbal permasalahan bagi nilai siswa disetiap akhir pembelajaran.
Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk
mendengarkan, menyajikan media yang da[pat dilihat, memberikan desempatan untuk
menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan , sehingga terjadi dialog imteraktif.
Situasi belajar sepaerti ini akan dapat tercipta melalui penggunaan pendekatan
partisipatoris.
B. Pengertian
4
Berikut beberapa pernyataan yang bisa membantu terbentuknya komunitas belajar
di sekolah;
Komunitas merupakan hal yang sangat penting, menjadi tugas sekolah yang sangat
penting untuk membawa siswa dan guru bersama-sama kedalam sebuah komunitas yang
mendukung pertumbuhan guru dan siswa sebagai pribadi maupun kelompok. Banyak
tempat yang bisa menjadi ladang persemaian hal ini, di kelas, dirumah maupun lewat
dunia maya.
berpikir kritis- Sekolah sedapat mungkin membuat siswa dan guru berpikir secara kritis,
dengan seringnya mempertanyakan diri sendiri misalnya dengan pertanyaan, mengapa
kita mengajar apa yang kita ajarkan?
Mengambil resiko sekolah secara aktif membuat siswa dan guru mau mengambil
resiko dalam kaitan pencarian terhadap hal yang paling penting dalam kehidupan mereka
sebagai pembelajar. Denga demikian masukan aspek refleksi siswa dalam kegiatan
pembelajaran dikelas.
Berpusat pada siswa - Sekolah sedapat mungkin menyiram guru dan siswa dengan
gagasan-gagasan serta informasi, membuat guru dan siswa mau terus mencari
pengetahan dengan cara yang tidak harus sama. Tentu saja dikarenakan sebagai pribadi
tiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda tetapi semuanya diupayakan agar
punya pengaruh positif pada komunitas di sekolah
Keberagaman- Sekolah sebagai lembaga, punya peran aktif dalam membuat suasana
yang nyaman dari sisi komunikasi sehingga sekolah bisa dengan cepat menerima beragam
masukan. Hal ini berarti pihak yang memberi masukan juga akan senang hati
memberikannya pada pihak sekolah sambil berpikir bahwa masukan yang akan
diberikannya akan ditindak lanjuti.Maklum unsur sekolah biasanya terdiri dari beragam
unsur dan beragam pula latar belakangnya, baik sosial maupun pengetahuan.Hal yang
paling praktis adalah mengadakan pelatihan singkat bagi tenaga pendukung di sekolah
dari tenaga pembersih samai satpam, sampaikan apa yang sekolah harapkan dari peran
mereka.
Berinovasi- Dengan menyertakan semua unsur dalam institusi, sekolah berusaha terus
melakukan inovasi dalam hal teknologi serta hal lain yang sejalan dengan kemajuan jaman.
Sekolah yang baik meluluskan orang yang baik pula- Sekolah selalu berusaha untuk
mengajarkan siswa mereka perduli dan menghargai amal baik serta mau berpartisipasi
5
dalam masyarakat lewat program yang dirancang dengan baik pula misalnya program
community service.
C. Permasalahan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau
pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang
pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) media adalah
segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan
pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah media adalah alat bantu apa
saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran.
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian
informasi dan pesan pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula
dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat sifat media tersebut. Sampai saat
ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga
ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana
mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani
(1997 : 16) yaitu :
1) Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau
overhead proyektor.
2) Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak
bersuara.
4) Televisi
7
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai
berikut :
1) Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual
dan media Audio Visual.
2) Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya
liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan
tempat dan media pengajaran individual.
4) Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi),
media tiga dimensi, dan media elektronik.
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran
adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang
gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan
pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan
media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama
materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata katanya, tetapi
tidak tahu maksudnya):
2) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi
sikap pasif siswa.
8
1) Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran
darah.
2) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
6) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan.
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing masing, maka dari itulah guru
diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran,
yaitu :
1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat
umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi,
apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK,
SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan
ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut
perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau
pembelajaran pembedahan (kedokteran).
3) Alternatif Pilihan.
Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran
menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu: Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta
didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya. Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa
tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau
permasalahan secara tuntas.
B. Tugas Guru
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian.
Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke
dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang
diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam
belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam
dalam diri siswa.
Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa
sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya
semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan
kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang
dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah
masyarakat.
10
C. Peran Seorang Guru
Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar signifikan
dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi
banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler,
eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling
dominan dan klasifikasi guru sebagai:
1) Demonstrator
2) Manajer/pengelola kelas
3) Mediator/fasilitator
4) Evaluator
b. Dalam Pengadministrasian
2) Wakil masyarakat
c. Sebagai Pribadi
1) Petugas social.
3) Orang tua.
4) Teladan
5) Pengaman
d. Secara Psikologis
11
2) Relationship.
3) Catalytic/pembaharu.
Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memilki pendidikan formal
tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik dalam KBM serta landasan-
landasan kependidikan seperti tercantum dalam kompetensi guru dalarn uraian
selanjutnya. Dalam melakukan kewenangan profesionalismenya, guru dituntut memiliki
seperangkat kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam. Namun sebelum sampai
pada pembahasan kompetensi ada beberapa syarat profesi yang harus dipahami terlebih
dahulu.
Mengingat tugas guru yang demikian kompleksnya, maka profesi ini memerlukan
persyaratan khusus sebagai berikut:
12
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya.
Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memenuhi
panggilan tugasnya, baik berupa in-service training (diklat/penataran) maupun pre-service
training (pendidikan keguruan secara formal).
3. Jenis-jenis Kompetensi
4. Kompetensi Profesional
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian berupa karya ilmiah yang telah penulis lakukan
penjelasan di bab terdahulu maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :
Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa
sejak dahulu.
B. Saran
2) Guru hendaknya lebih kreatif dan jelih melihat persoalan yang dihadapi siswa
terutama dalam hal pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
3) Guru hendaknya lebih banyak berinteraksi dengan siswa untuk mengetahui lebih
dalam mengenai kesulitan belajar siswa.
15