BAKAT KHUSUS
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji atas segala nikmat yang telah diberikan tuhan kepada kita semua termasuk
terselesaikannya makalah Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini mengambil judul
Perkembangan bakat khusus, sebagai amanat yang diberikan kepada kami didalam memenuhi
tugas Perkembangan Peserta Didik.
Sebuah penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu kita dapat
mengkaji kembali tentang bagaimana Perkembangan bakat khusus, yang pasti akan
bermanfaat menambah ilmu dan pengetahuan kita semua. Dalam kesempatan ini
perkenankan kami mengucapkan terimah kasih yang tak terhingga kepada dosen pengampu
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing kami.
Begitu pun kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk sumbang saran
maupun masukan sangat kami harapkan. Atas segala kekurangan tersebut, kami mohon
dibukakan pintu maaf seluas-luasnya. Demikian dari kami, semoga segala tujuan baik dengan
hadirnya makalah ini dapat tercapai.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................13
3.2 SARAN....................................................................................................................13.
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa manusia berbeda satu sama
lain dalam berbagai hal, antara lain dalam intelegensi, bakat, minat, kepribadian, keadaan
jasmani, dan perilaku social. Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan
dibandingkan dengan orang lain. Dalam bidang tertentu ia mungkin menunjukkan
keunggulannya dibandingkan dengan orang lan.
Tidak dapat dipungkiri pula bahwa ada perbedaan antara individu satu dengan yang
lain dalam tingkat kemampuan atau prestasi mereka dalam bidang music, seni, mekanik,
pidato, kepemimpinan, dan olahraga, serta bidang-bidang lain. Sejauh mana perbedaan-
perbedaan itu dibawa sejak lahir atau hasil dari latihan atau pengalaman, akan merupakan
topic yang menarik dan sangat penting.
Program pendidikan hendaknya dirancang tidak hanya memperhatikan kemampuan
untuk belajar tetapi juga perlu mempertimbangkan kecakapan khusus atau bakat yang
dimiliki siswa.
1.3. Tujuan
Untuk memahami pengertian dari bakat khusus
Untuk memahaim jenis-jenis bakat khusus
Untuk mengetahui kaitan antara bakat dan prestasi
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus
Untuk mengetahui perbedaan individu dalam bakat khusus
4
Untuk mengetahui upaya pengembangan bakat khusus remaja dan implikasi-implikasi dalam
penyelenggaraan pendidikan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bakat
Apakah bakat khusus itu ? untuk menjawab pertanyaan ini telah muncul bermacam-
macam pendapat yang satu sama lain mempunyai perbedaan-perbedaan. Menurut Willian B.
Michael (Sumadi Suryabrata, 1991: 168) bakat diartikan sebagai berikut:
“An aptitude may be defined as a person’s capacity, or nypothetical potential, for acquisition
of a certain more or less well defined pattern or behavior involved in the performance of a
task respect to which the individual has llad little or no previous training”.
Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu tugas tidak tergantung pada latihan sebelumnya.
Selanjutnya Bingham memberikan definisi bakat sebagai berikut:
“an aptitude…as a condition or set characteristics regarded as symptomatic of an
individual’s ability to acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set
of responses such as the ability to speak a language, to produce music, … etc. (Sumadi
Suryabrata, 1991: 168-169).
Dari definisi itu, Bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat-sifat
yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat
respon kemampuan berbahasa, music, dan sebagainya.
Guilford (Sumadi S., 1991: 169) mengemukakan bahwa bakat itu mencakup 3
dimensi psikologis, yaitu:
a. Dimensi perceptual
Dimensi perceptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan ini meliputi
factor-faktor anatar lain:
a) Kepekaan indra;
b) Perhatian;
c) Orientasi waktu;
d) Luasnya daerah persepsi;
e) Kecepatan persepsi, dan sebagaimya.
b. Dimensi psikomotor
Dimensi psikomotor ini mencakup enam factor, yaitu factor:
a) Kekuatan;
b) Impuls;
6
c) Kecepatan gerak;
d) Ketelitian, yang terdiri atas dua macam, yaitu:
(1) Factor kecepatan statis, yang menitikberatkan pada posisi,
(2) Factor ketepatan dinamis, yang menitikberatkan pada gerakan,
e) Koordinasi; dan
f) Keluwesan (flexibility).
c. Dimensi intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat sorotan luas, karena memang dimensi inilah yang
mempunyai implikasi sangat luas. Dimensi ini meliputi lima factor, yaitu:
a) Factor ingatan, yang mencakup factor ingatan yaitu mengenai:
(1) Substansi,
(2) Relasi, dan
(3) Sistem.
b) Factor ingatan, mengenai pengenalan terhadap:
(1) Keseluruhan informasi,
(2) Golongan (kelas),
(3) Hubungan-hubungan,
(4) Bentuk dan struktur, dan
(5) Kesimpulan.
c) Factor evaluative, yang meliputi evaluasi mengenai:
(1) Identitas,
(2) Relasi-relasi,
(3) Sistem, dan
(4) Penting tidaknya problem (kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
7
(3) kelancaraan dalam menghasilkan hubungan-hubungan,
(4) untuk menghasilkan sistem, seperti: expressional fluency,
(5) untuk transformasi divergen, dan
(6) untuk menyususn bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
Jadi, apakah sebetulnya yang dimaksudkan dengan istlah “bakat” (aptitude)? Apakah
bedanya dengan “kemampuan” (ablity), dan dengan “kapasitas” (capacity), serta “insting”?
Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential
ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan adalah daya untuk
melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan
menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dlaksanakan sekarang, sedangkan “bakat”
memerukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan
datang. Kapasitas sering digunakan sebagai sinonim untuk “kemampuan” dan biasanya
diartikan sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan sepenuhnya dimasa mendatang
apabila latihan dilakukan secara optimal. Dalam praktek, kapasitas sesesorang jarang
tercapai. Insting umumnya terdapat pada hewan, di mana dengan insting itu hewan dapat
melakukan sesuatu tanpa latihan sebelumnya.
8
1. Bakat akademik khusus
Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numerik), Logika
bahasa, dan sejenisnya
2. Bakat kreatif – produktif
Bakat khusus dalam bidang kreatif – produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang
baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan
lainnya.
3. Bakat seni
Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat
dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat
indah dala m waktu singkat dan sejenisnya.
4. Bakat kinestetik / psikomotorik,
Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola, bulu
tangkis, tennis, dan keterampilan tekink
5. Bakat sosial
Bakat khusus dalam bidang social misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir
berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.
9
Sebab atau factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus atau seseorang
tidak dapat mewujudkan bakat-bakatnya secara optimal, dengan kata lain prestasinya di
bawah potensinya dapat terletak pada anak itu sendiri (internal) dan lingkungan (eksternal).
Faktor – faktor internal tersebut adalah :
1. Minat
2. Motif Berprestas
3. Keberanian mengambil resiko
4. Keuletan dalam menghadapi tantangan
5. kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan
Adapun faktor eksternal atau faktor-faktor yang berasal dari lingkungan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
2. Sarana dan Prasarana
3. Dukungan dan dorongan dari orang tua / keluarga
4. Lingkungan tempat tinggal
5. Pola asuh orang tua
10
2.6. Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasi-Implikasi dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
Bakat anak dapat dikenali dengan observasi terhadap apa yang selalu dikerjakan anak,
kesungguhan bakat anak bermanfaat bagi orang tua agar mereka dapat memenuhi dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak. Dengan mengenal ciri-ciri anak berbakat, orang tua
dapat menyediakan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan bakat anak. Mereka dapat
membantu anak memahami dirinya agar tidak melihat bakat sebagai suatu beban tetapi
sebagai suatu anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan. Manfaat lain dari
kemampuan orang tua untuk mengenal bakat anak ialah agar orang tua dapat membantu
sekolah dalam prosedur pemanduan anak berabakat, dengan memberikan informasi yang di
butuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan anak mereka.
Sekolah mengirim daftar/ciri-ciri perilaku kepada orang tua dengan penjelasan bahwa
sekolah perlu mengetahui sifat-sifat siswa agar dapat merencanakan pengalaman pendidikan
yang sesuai bagianya. Sebaagia contoh, orang tua diminta memberi kerterangan tentang butir-
butir berikut ini:
hobi dan minat-minat anak yang khusus
jenis buku yang disenangi,
masalah dan kebutuhan khusus,
prestasi unggul yang pernah di capai,
pengalaman-pengalaman khusus,
kegiatan kelompok yang di senangi,
kegiatan mandiri yang di senangi,
sikap anak terhadap sekolah/guru, dan
cita-cita untuk masa depan.
Adapun kondsi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk bakat anak adalah
kemamapuan psikologis dan kebebasan psikologis. Anak akan merasa aman secara psikologis
apabia:
a. pendidik dapat menerimanya sebagai adanya , tanpa syarat dengan segala kekuatan dan
kelemahannya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia baik dan
mampu.
11
b. Pendidik mengusahakan suasana diman anak tidak merasa “dinilai” oleh orang lain. Memberi
penlaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga menimbulkan
kebutuhan akan pertahann diri.
c. Pendidkan memberikan pengertian dalan arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan
perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari sudut pandang
anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya,
Anak akan merasakan kebebasan psikologis apabila orang tua dan guru memberi
kesempatan padanya untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya.
Kecuali itu pendidikan hendaknya berfugsi mengembangkan bakat anak, jangan semata-mata
menyajikan kumpulan pengetahuan yang bersifat skolastik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengertian bakat khusus atau talent adalah seseorang yang mempunyai kemampuan bawaan
untuk bidang tertentu
Jenis-jenis bakat diantaranya: 1)Bakat akademik khusus; (2)Bakat kreatif – produktif;
(3)Bakat seni; (4) Bakat kinestetik / psikomotorik, (5)Bakat sosial
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi
Sebab atau factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus atau seseorang tidak
dapat mewujudkan bakat-bakatnya secara optimal, dengan kata lain prestasinya di bawah
potensinya dapat terletak pada anak itu sendiri (internal) dan lingkungan (eksternal).
Dalam aspek bakat khusus, setiap individu memiliki bakat khususnya masing-masing secara
berbeda. Perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya
Agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal peserta didik memerlukan progam
pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya yang biasa dikenal dengan istilah pendidikan
berdiferensi
3.2. Saran
Bakat khusus seharusnya dikembangkan dengan maksimal agar anak bisa berprestasi
dalam segala bidang sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Diharapkan orang tua dan
pendidik jeli dalam melihat bakat khusus yang dimiliki oleh anak mereka, serta mereka
mendukung secara optimal pengembangan bakat khusus tersebut, dengan memberikan sarana
dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sumadi, Suryabrata. 1991. Hubungan antara intelegensi non verbal dan prestasi belajar.
Sumber : e-book [30 September 2020)
Sunarto dan Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka
Cipta
14