Anda di halaman 1dari 23

UJIAN TENGAH SEMESTER

UNSUR CROMIUM (Cr)

Disusun Oleh :
Muhammad Evan
06101381924041

Dosen Pengempuh
Drs. M.Hadeli L., M.Si. Ph.D

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Saya kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak M.Hadeli L. yang telah
memberikan arahan materi sebalumnya , sehingga makalah “Unsur Cromium” dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun dengan pendekatan problem Based Learning (PBL)
guna memenuhi tugas UJIAN TENGAH SEMESTER mata kuliah Kimia Unsur
Golongan Transisi yang diempuh langsung oleh Drs. M.Hadeli L., M.Si. Ph.D .
Makalah ini akan membahas mengenai unsur Cromium, sifat, keberadaan, cara
membuat, kegunaan dan pengarunya terhadap lingkungan serta contoh soal menegnai
cromium.
Saya menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Saya terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik.
Demikian yang dapat Saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Palembang, 9 Oktober 2021

Muhammad Evan
NIM:06101381924041

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................7
1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................................7
BAB II............................................................................................................................8
PEMBAHASAN...........................................................................................................8
2.1Unsur Cromium.......................................................................................................8
2.2Sifat Unsur Cromium..............................................................................................9
2.3Keberadaan Unsur Cromium..............................................................................12
2.4Proses Pembuatan unsur Cromium.....................................................................13
2.5Kegunaan Unsur Cromium............................................................................14
2.6Pengaruh Cromium Terhadap Lingkungan.......................................................16
BAB III........................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................................18
BAB IV........................................................................................................................19
CONTOH SOAL DAN KUNCI JAWABAN...........................................................19
4.1 Soal Unsur Golongan Transisi............................................................................19
4.2 Kunci Jawaban.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Image 1 Polusi zat hexavalent chromium di sukinda,india

Zat hexavalent chromium merupakan jenis logam yang dapat menyebabkan


dan meningkatkan resiko kanker. Sukinda, daerah di negara bagian India Orrisa
memiliki 97 persen cadangan bijih kromit terbesar di dunia. Kromit merupakan
sumber kromium. Daerah ini juga merupakan tambang kromit terbuka terbesar di
dunia.
Menurut Institute Blacksmith, pada tahun 2007 terdapat 12 tambang
beroperasi tanpa adanya rencana pengelolaan lingkungan. Mereka menyebarkan
limbahnya ke lingkungan sekitar termasuk sungai-sungai didaerah. Tak hanya itu,
penambang yang terbiasa terkena debu kromium dan air yang terkontaminasi
mengalami berbagai gangguan fisik seperti pendarahan, TBC, dan asma. Dalam
beberapa kasus, kandungan krom ini berada pada 20 kali di atas standar keamanan
internasional. Asosiasi Sukarelawan Kesehatan Orissa melaporkan bahwa 85 persen
kematian di daerah pertambangan dan industri di daerah itu berhubungan dengan
kromit.
Di Indonesia sendiri yang merupakan sebuah negara yang kaya dengan potensi
alamnya. Saat ini Indonesia juga sedang melakukan pembangunan negeri. Dalam
pembangunan ini, maka banyak muncul industri sebagai penguat ekonomi. Salah
satunya adalah industri pelapisan logam. Industri ini banyak memberikan manfaat,

4
tetapi juga meninggalkan banyak pencemaran lingkungan dan penyakit yang
menghinggapi para pekerjanya.
Logam Chromium (Cr) beracun bagi manusia. Pengaruh racun ini pada
awalnya juga diketahui di Jepang pada tahun 1960, dimana masyarakat yang tinggal
di daerah sekitar pabrik Kiryama, Nippon-Denko Concern di Pulau Hokkaido banyak
menderita penyakit kanker paru-paru. Awalnya penyakit ini tidak diketahui
penyebabnya, setelah melalui penelitian ternyata Kesehatan Lingkungan 2 of
5 penyakit tersebut diketahui sebagai akibat dari masyarakat menghirup limbah debu
Industri tersebut di atas yang mengandung Chromium Bervalensi IV (Cr+4) dan (Cr+6).
Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat menggolongkan
kromium sebagai suatu zat yang bersifat karsinogenik. Pekerja perusahaan yang
menggunakan proses pelapisan kromium berisiko tinggi terimbas pencemaran
kromium. Akumulasi uap yang terhirup saat proses pelapisan kromium bisa
menyebabkan sesak napas dan berujung pada kanker paru-paru. Bukan itu saja, kulit
yang terpapar kromium terus menerus akan menimbulkan ulserasi (borok),
ulserasi pada selaput lendir hidung, vascular effect (pembuluh darah pada aorta
rusak), anemia dan membuat tubuh lesu, menurunkan imunitas tubuh, gangguan
reproduksi dan gangguan ginjal. Sejak 1982, penyakit dermatitis telah menjadi salah
satu dari sepuluh besar penyakit akibat kerja (PAK) berdasarkan potensial insidens,
keparahan dan kemampuan untuk dilakukan pencegahan.
Kromium merupakan salah satu logam berat yang tidak ditemukan di alam
bebas. Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat
toksik, dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr 3+.
Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal. Jika
kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit
perut dan muntah. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar pencemar pada
perairan dilakukan melalui kombinasi proses biologi, fisika dan kimia. Pada proses
fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam bak penampung
yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Pada proses kimia, dilakukan
dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar
misalnya persenyawaan karbonat. Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan
kekurangan dapat menyebabkan kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan
diabetes. Tapi terlalu banyak penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan efek
kesehatan juga, misalnya ruam kulit.

5
Selain dampak negatif, logam kromium memiliki banyak manfaat diantaranya
dapat digunakan sebagai bahan pelapis (Plating) peralatan rumah tangga dan pelapis
mobil. Kromium dapat berikatan dengan logam lain membentuk alloy yang memiliki
banyak fungsi, misalnya kromium berikatan dengan besi akan menghasilkan baja anti
karat, kromium berikatan dengan molibdinum dapat berfungsi sebagai alat pemotong.
Logam kromium dapat dibentuk menjadi senyawa khromat dan dikhromat yang sering
digunakan oleh bidang litigrafi, tekstil, penyamakan, pencelupan, fotografi, zat warna
dan masih banyak manfaat lainnya.
PBL (Problem Based Learning) merupakan pembelajaran yang
diadministrasikan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka ruang dialog.
Tulisan ini mencoba membuat makalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL)
dalam penyelenggaraan tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Kimia Unsur
Transisi

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dengan pendekatan PBL, maka muncul
pertanyaan atau rumusan masalah sebagai berikut;
1. Apa itu unsur cromium?
2. Bagaimana Sifat unsur cromium?
3. Bagaimama keberadaan unsur croium di alam?
4. Bagaimana cara membuat unsur cromium?
5. Apa kegunaan unsur cromium?
6. Bagaimana pengaruh cromium terhadap lingkungan?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui apa itu unsur cromium
2. Memahamii bagaimana sifat unsur cromium
3. Mengetahui keberadaan unsur cromium
4. Memahami cara membuat unsur cromium
5. Mengetahui kegunaan unsur cromium
6. Memahami pengaruh unsur cromium terhadap lingkungan

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Unsur Cromium
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Khrom juga berwarna abu-abu, berkilau, keras
sehingga memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi. Khromium (Cr) adalah
metal kelabu yang keras. Khromium terdapat pada industri gelas, metal, fotografi, dan
elektroplating. Dalam bidang industri, khromium diperlukan dalam dua bentuk, yaitu
khromium murni dan aliasi besi-besi khromium yang disebut ferokromium sedangkan
logam khromium murni tidak pernah ditemukan di alam. Khromium sendiri
sebetulnya tidak toksik, tetapi senyawanya sangat iritan dan korosif. Inhalasi
khromium dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung. Di dalam paru-paru,
khromium ini dapat menimbulkan kanker. Sebagai logam berat, khrom termasuk
logam yang mempunyai daya racun tinggi. Daya racun yang dimiliki oleh khrom
ditentukan oleh valensi ionnya. Logam Cr6+ merupakan bentuk yang paling banyak
dipelajari sifat racunnya dikarenakan Cr6+ merupakan toxic yang sangat kuat dan
dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis.
Kromium menempati posisi ke empat dari dua puluh sembilan elemen biologi
yang penting dan berada pada posisi ke tujuh belas elemen non-gas. Kromium banyak
ditemukan dihampir semua makhluk hidup baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan,
selain itu kromium juga ditemukan di udara, air dan tanah (Committee on Biologic
Effects of Atmospheric Pollutants, 1974). Kromium berada pada golongan VIB pada
tabel periodik, memiliki bilangan oksidasi mulai dari divalent (Cr2+ ) sampai
hexavalent (Cr6+). Kecepatan oksidasi Cr2+ bersifat relatif tidak stabil dibandingkan
dengan Cr3+, hanya Cr3+ dan Cr6+ merupakan logam yang memiliki bilangan oksidasi
paling stabil yang ditemukan di alam. Khromium mempunyai konfigurasi electron
3d54s1, sangat keras, mempunyai titik leleh dan titik didih tinggi diatas titik leleh dan
titik didih unsur-unsur transisi deret pertama lainnya. Bilangan oksidasi yang
terpenting adalah +2, +3 dan +6. jika dalam keadaan murni melarut dengan lambat
sekali dalam asam encer membentuk garam kromium (II)

7
2.2 Sifat Unsur Cromium
A. Sifat fisika
Massa Jenis 7,15 g/cm3 (250C)

Titik Lebur 2180 K, 19070C, 3465 ° F

Titik Didih 2944 K, 26710C, 4840 ° F

Entalpi Peleburan 20,5 kJ mol -1

Panas Penguapan 339 kJ mol -1

Entalpi Atomisasi 397 kJ mol -1

Kapasitas Kalor (250C)   23,25 J/mol.K

Konduktivitas Termal 94 W m -1 K -1

Koefisien ekspansi termal linier 4,9 x 10 -6 K -1

Kepadatan 7,140 kg m -3

Volum Molar 7,23 cm 3

Sifat Resistivitas listrik 12,7 10 -8 Ω m

Karakteristik 24Cr
Massa atom relative 51,996
Jari-jari atom (nm) 0,117
Jari-jari ion(pm) M+2, M+3, M+4, M+5, M+6 
73, 61.5, 55, 49, 44
(Bilangan koordinasi 6)
Keelektronegatifan 1,6
Energi ionisasi (IE) kJ/mol-1 659
Kelimpahan (ppm) 122
Densitas (g cm-3) 7, 14
Potensial elektroda
M+2(aq)  +  2e             M(s) -0,56
M3+(aq)  +  e               M+2(aq)  -0,41
Konfigurasi elektronik [18Ar] 3d54s1

B. Sifat Kimia

8
Kromium adalah logam yang cukup aktif. logam ini tidak bereaksi dengan air,
tapi bereaksi dengan kebanyakan asam. Crom bergabung dengan oksigen pada suhu
kamar untuk membentuk oksida kromium (Cr2O3). Kromium oksida membentuk
lapisan tipis pada permukaan logam, melindunginya dari korosi lebih lanjut
(berkarat).
Reaksi Unsur Khromium
1. Reaksi kromium dengan udara
Logam kromium tidak bereaksi dengan udara atau oksigen pada suhu kamar.

2. Reaksi kromium dengan air


Logam kromium tidak bereaksi dengan air pada suhu kamar.

3. Reaksi kromium dengan halogen


a) Flourida
Kromium bereaksi langsung dengan fluorin, F2, pada suhu 400°C, dan
200-300 atmosfer untuk membentuk kromium (VI) fluorida, CrF6.
Cr (s) + 3F2 (g) → CrF6 (s) [kuning]
Di bawah kondisi ringan, kromium (V) bereaksi dengan fluorida,
membentuk CrF5
2Cr (s) + 5F2 (g) → 2CrF5 (s) [merah]
2Cr (s) + 3F2 (g) → 2CrF3 (s) [hijau]
Selain membentuk kromium heksafluorida, CrF6, kromium trifluorida,
CrF3 dan kromium pentafluorida, CrF5, reaksi kromium dengan fluorida juga
dapat membentuk kromium difluorida, CrF2, dan kromium tetrafluorida,
CrF4.

b) Klorida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3.
2Cr (s) + 3Cl2 (g) → 2CrCl3 (s) [merah-violet]
Selain membentuk kromium triklorida, CrCl3, reaksi kromium dengan
klorida juga dapat membentuk kromium diklorida, CrCl 2 dan kromium
tetraklorida, CrCl4
c) Bromida

9
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur bromida, Br2 membentuk CrBr3.
2Cr (s) + 3Br2 (g) → 2CrBr3 (s) [sangat hijau]
Selain membentuk kromium tribromida, CrBr3, reaksi kromium dengan
bromida juga dapat membentuk kromium dibromida, CrCl 2 dan kromium
tetrabromidaa, CrCl4

d) Iodida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur iodida, I2 membentuk CrI3
2Cr (s) + 3I2 (g) → 2CrI3 (s) [hijau gelap]
Selain membentuk kromium triiodida, CrI3, reaksi kromium dengan
iodida juga dapat membentuk kromium diiodida, CrI2 dan kromium
tetraiodida, CrI4

4. Reaksi kromium dengan asam


Logam kromium larut dalam asam klorida encer membentuk larutan Cr(II)
serta gas hidrogen, H2. Dalam keadaan tertentu, Cr(II) hadir sebagai ion kompleks
2+
[Cr(OH2)6] . Hasil yang sama terlihat untuk asam sulfat, tetapi kromium murni
tahan terhadap serangan. Logam kromium tidak bereaksi dengan asam nitrat,
HNO3. Contoh reaksi kromium dengan asam klorida:

Cr (s) + 2HCl (aq) → Cr 2+ (aq) + 2Cl - (aq) + H2 (g)


a) Oksida
Reaksi kromium dengan oksida dapat membentuk beberapa senyawa,
diantanya: Kromium dioksida, CrO2, Kromium trioksida, CrO3, Dikromium
trioksida, Cr2O3 dan Trikromium tetraoksida, Cr3O4.
b) Sulfida
Reaksi kromium dengan sulfida dapat membentuk beberapa senyawa,
diantanya: kromium sulfida, CrS dan dikromium trisulfida, Cr2S3
c) Nitrida
Reaksi kromium dengan nitrida dapat membentuk senyawa kromium
nitrida, CrN.

10
d) Karbonil
Reaksi kromium dengan karbonil dapat membentuk senyawa kromium
heksakrbonil, Cr(CO)6. Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur tertentu
membentuk senyawa kompleks, misalnya reaksi kromium dengan kompleks
nitrat membentuk nitrat hexaaquakromium trihidrat, [Cr(NO3)3.9H2O].

2.3 Keberadaan Unsur Cromium


Di alam kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas. Logam kromium relatif
jarang ditemukan dan kandungannya dalam kerak bumi diperkirakan hanya 0,0122 %
atau 122 ppm. Selain ditemukan dalam bijih kromit, kromium juga dapat ditemukan
dalam PbCrO4, yang merupakan mineral kromium dan banyak ditemukan di Rusia,
Brazil, Amerika Serikat, dan Tasmania. Selain itu, kromium juga dapat ditemukan di
matahari, meteorit, kerak batu dan air laut.
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia,
Selandia Baru, Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan
Filipina. Logam ini biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan
aluminum.
Kromium adalah elemen yang secara alamiah ditemukan dalam konsentrasi
yang rendah di batuan, hewan, tanaman, tanah, debu vulkanik dan juga gas. Kromium
terdapat di alam dalam beberapa bentuk senyawa yang berbeda. Bentuk yang paling
umum adalah kromium (0), kromium (III) dan kromium (VI). Kromium (VI) dan
kromium (0) umumnya dihasilkan dari proses industri.
Kromium (III) terdapat di alam secara alamiah dan merupakan salah satu unsur
nutrisi yang penting bagi manusia. Kromium (VI) dan kromium (0) umumnya
dihasilkan dari proses industri. Kromium adalah logam baja berwarna abu – abu,
ditambang dalam bentuk biji kromit, tidak berbau dan mengkilat. Kromium stabil
pada tekanan dan temperature normal. Kromium dalam konsentrasi tertentu bersifat
racun bagi manusia, hewan dan tumbuh – tumbuhan.

11
2.4 Proses Pembuatan unsur Cromium

Sekitar 28,8 juta metrik ton (MT) bijih kromit yang dipasarkan diproduksi pada
tahun 2013, dan yang diubah menjadi ferokromium sebanyak 7,5 MT.Menurut
John F. Papp, yang menulis untuk USGS: Ferokromium adalah ujung akhir
penggunaan bijih kromit, dan baja nirkarat adalah ujung akhir penggunaan
ferokromium.Produser terbesar bijih kromium pada tahun 201 adalah Afrika Selatan
(48%), Kazakhstan (13%), Turki (11%), India (10%) dengan beberapa negara
lainnya yang memproduksi sekitar 18% dari produksi dunia.
Dua produk utama pengolahan bijih kromium adalah ferokromium dan logam
kromium. Untuk produk-produk tersebut, proses peleburan bijih tersebut sangat
berbeda. Untuk produksi ferokromium, bijih kromit (FeCr2O4) direduksi dalam
skala besar dalam tungku busur listrik atau peleburan yang lebih kecil dengan baik
aluminium maupun silikon dalam suatu reaksi aluminotermik.
Untuk produksi kromium murni, besi harus dipisahkan dari kromium dalam dua
tahap proses pemanggangan dan pelindian (leaching). Bijih kromit dipanaskan
dengan campuran kalsium karbonat dan natrium karbonat dengan adanya udara.
Kromium dioksidasi menjadi bentuk heksavalennya, sementara besi membentuk
Fe2O3 yang stabil. Pelindian selanjutnya pada suhu yang lebih tinggi melarutkan
kromat dan meninggalkan oksida besi yang tidak larut. Kromat diubah menjadi
dikromat menggunakan asam sulfat.

Dikromat dikonversi menjadi kromium(III) oksida melalui reduksi dengan karbon


dan kemudian direduksi dalam suatu reaksi aluminotermik menjadi kromium.

Kromium juda dapat di hasilkan dari proses isolasi dilabolatorium, karena


kromium begitu mudah tersedia secara komersial. Seperti telah disebutkan

12
sebelumnya, bahwa sumber yang paling berguna dari komersial kromium adalah bijih
kromit, FeCr2O4. Oksidasi bijih ini melalui udara dalam cairan alkali memberikan
natrium kromat, Na2CrO 4 di mana kromium dalam oksidasi 6 negara. Ini dikonversi
menjadi Cr (III) oksida, Cr2O3 dengan ekstraksi ke dalam air, curah hujan, dan reduksi
dengan karbon. Oksida kemudian dikurangi lagi dengan aluminium atau silikon untuk
membentuk logam kromium.
Isolasi jenis lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan krom adalah
dengan proses elektroplating. Ini melibatkan pembubaran Cr 2O3 dalam asam sulfat
untuk memberikan suatu elektrolit yang digunakan untuk elektroplating krom.

2.5 Kegunaan Unsur Cromium


1. Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat
dan membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan
digunakan dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan
logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom
memberikan warna hijau emerald pada kaca. Industri refraktori menggunakan
khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit memiliki titik cair yang
tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan struktur kristal.

2. Beberapa senyawa kromium digunakan sebagai katalis. Misalnya Phillips


katalis untuk produksi polietilen adalah campuran dari kromium dan silikon
dioksida atau campuran dari krom dan titanium dan aluminium oksida.
Kromium (IV) oksida (CrO 2) merupakan sebuah magnet senyawa
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles
menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan
sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan,
seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti
emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan
emas putih.

3. Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan


karat. Kromium (IV) oksida digunakan untuk pembuatan pita magnetik
digunakan dalam performa tinggi dan standar kaset audio. Asam kromat

13
adalah agen oksidator yang kuat dan merupakan senyawa yang bermanfaat
untuk membersihkan gelas laboratorium dari setiap senyawa organik. Hal ini
disiapkan dengan melarutkan kalium dikromat dalam asam sulfat pekat, yang
kemudian digunakan untuk mencuci aparat. Natrium dikromat kadang-
kadang digunakan karena lebih tinggi kelarutan (5 g/100 ml vs 20 g/100 ml
masing-masing). Kalium dikromat merupakan zat kimia reagen, digunakan
dalam membersihkan gelas laboratorium dan sebagai agen titrating.

4. Dalam industri logam, kromium terutama digunakan untuk membuat


paduan (aliase) dengan besi, nikel, dan kobalt. Penambahan kromium
memberikan kekuatan dan kekerasan serta sifat tahan karat pada paduan
logam. Baja tahan karat (stainless steels) mengandung sekitar 14% kromium.
Oleh karena kekerasannya, paduan kromium dengan kobalt dan tungsten
(wolfram) digunakan untuk membuat mesin potong cepat. Kromium
digunakan dalam membuat berbagai macam pernik kendaraan bermotor
karena sangat mengkilap. Penggunaan kromium sebagai refraktori terutama
karena mempunyai titik leleh yang tinggi (1857°C), koefisien muai yang
tidak terlalu besar dan mempunyai bentuk kristal yang stabil.

5. Kromium digunakan untuk melapisi baja untuk variasi (pernik)


kendaraan bermotor dan untuk tujuan dekoratif lainnya. Pelapisan itu
dilakukan secara elektrolisis, yaitu dengan electroplating. Untuk tujuan itu
digunakan senyawa kromium dengan tingkat oksidasi +6. Dalam prosesnya,
kromium mula-mula direduksi menjadi Cr+ baru kemudian menjadi kromium.
Akan tetapi, jika larutan yang digunakan adalah Cr3+, ternyata pelapisan
tidak teijadi. Hal itu disebabkan ion Cr3* dalam air terikat sebagi ion
kompleks yang stabil, yaitu [Cr(H2O)6]3+. Ion kompleks ini tidak mudah
direduksi. Jika yang digunakan adalah Cr6+, maka ion Cr3"1" terbentuk dalam
suatu lapisan di permukaan logam dan tidak lagi bereaksi dengan air,
melainkan langsung direduksi menjadi unsur kromium (Cr).

2.6 Pengaruh Cromium Terhadap Lingkungan


 Ada beberapa jenis kromium yang berbeda dalam efek pada organisme. Kromium
memasuki udara, air dan tanah di krom (III) dan kromium (VI) bentuk melalui proses-

14
prosesalam dan aktivitas manusia. kegiatan utama manusia yang meningkatkan
konsentrasi kromium(III) yang meracuni kulit dan manufaktur tekstil. Kegiatan utama
manusia yang meningkatkan kromium (VI) konsentrasi kimia, kulit dan manufaktur
tekstil, elektro lukisan dan kromium (VI) aplikasi dalam industri. Aplikasi ini
terutama akan meningkatkan konsentrasi kromium dalamair. Melalui kromium
pembakaran batubara juga akan berakhir di udara dan melalui pembuanganlimbah
kromium akan berakhir di tanah.
            Sebagian besar kromium di udara pada akhirnya akan menetap dan berakhir di
perairanatau tanah. Kromium dalam tanah sangat melekat pada partikel tanah dan
sebagai hasilnya tidakakan bergerak menuju tanah. Kromium dalam air akan
menyerap pada endapan dan menjadi takbergerak. Hanya sebagian kecil dari kromium
yang berakhir di air pada akhirnya akan larut.Kromium (III) merupakan unsur penting
untuk organisme yang dapat mengganggu metabolisme gula dan menyebabkan
kondisi hati, ketika dosis harian terlalu rendah.Kromium (VI) adalah terutama racun
bagi organisme. Dapat mengubah bahan genetik danmenyebabkan kanker.
            Tanaman mengandung sistem yang mengatur kromium-uptake harus cukup
rendah tidak menimbulkan bahaya. Tetapi ketika jumlah kromium dalam tanah
meningkat, hal ini masih dapatmengarah pada konsentrasi yang lebih tinggi dalam
tanaman. Peningkatan keasaman tanah jugadapat mempengaruhi pengambilan
kromium oleh tanaman. Tanaman biasanya hanya menyerapkromium (III). Ini
mungkin merupakan jenis penting kromium, tetapi ketika konsentrasi melebihinilai
tertentu, efek negatif masih dapat terjadi.
            Kromium tidak diketahui terakumulasi dalam tubuh ikan, tetapi konsentrasi
tinggikromium, karena pembuangan produk-produk logam di permukaan air, dapat
merusak insangikan yang berenang di dekat titik pembuangan. Pada hewan, kromium
dapat menyebabkanmasalah pernapasan, kemampuan yang lebih rendah untuk
melawan penyakit, cacat lahir,infertilitas dan pembentukan tumor.

Toksiksitas Kromium

Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah besar dunia saat


ini. Persoalan spesifik logam berat di lingkungan terutama karena akumulasinya
sampai pada rantai makanan dan keberadaannya di alam, serta meningkatnya

15
sejumlah logam berat yang menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara dan air
meningkat. Proses industri dan urbanisasi memegang peranan penting terhadap
peningkatan kontaminasi tersebut. Suatu organisme akan kronis apabila produk yang
dikonsumsikan mengandung logam berat. Kromium (Cr) merupakan elemen
berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam kondisi oksida antara Cr(II)
sampai Cr(VI), tetapi hanya kromium bervalensi tiga dan enam memiliki kesamaan
sifat biologinya.
Kromium bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai
di alam dan dalam material biologis kromium selalu berbentuk tiga valensi, karena
kromium enam valensi merupakan salah satu material organik pengoksida tinggi.
Kromium tiga valensi memiliki sifat racun yang rendah dibanding dengan enam
valensi. Pada bahan makanan dan tumbuhan mobilitas kromium relatif rendah dan
diperkirakan konsumsi harian komponen ini pada manusia di bawah 100 µg,
kebanyakan berasal dari makanan, sedangkan konsumsinya dari air dan udara dalam
level yang rendah.
Kromium adalah zat gizi esensial untuk hewan dan mungkin untuk manusia.
Teloransi glukosa akan terganggu pada hewan yang kekurangan kromium, tetapi
suatu postulat tentang faktor teloransi glukosa belum diisolasikan atau dicirikan.
Konsumsi yang di anjurkan oleh Food and Nutition Board National Research Council
serta dianggap aman dan cukup adalah 50 sampai 200 µg per hari. Penentuan
kebutuhan kromium yang tepat untuk manusia, tetap merupakan pekerjaan yang sulit,
meliputi indentifkasi fungsi fisiologik khusus yang berhubungan dengan kadar
kromium, tidak terang-terangan melawan dan berpengaruh terutama terhadap fungsi-
fungsi tersebut dengan faktor-faktor yang berdampingan.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24
2. Kromium adalah logam aktif, tidak bereaksi dengan air, tapi bereaksi dengan
kebanyakan asam.
3. Logam kromium relatif jarang ditemukan dan kandungannya dalam kerak
bumi diperkirakan hanya 0,0122 % atau 122 ppm. Yang mana Bijih utama
khrom adalah khromit
4. Dua produk utama pengolahan bijih kromium adalah ferokromium dan logam
kromium.
5. Efek racun akan timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang
terkontaminasi, misalnya dalam pengelasan stainless steel, kromat atau
produksi pigmen krom, pelapisan krom, dan penyamakan kulit. Selain itu,
jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang mengandung kromium akan
menimbulkan efek keracunan. Efek toksik kromium dapat merusak dan
mengiritasi hidung, paru-paru, lambung, dan usus. Dampak jangka panjang
yang tinggi dari kromium menyebabkan kerusakan pada hidung dan paru-
paru.

3.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah, untuk


itu penulis berharap adanya masukan dan pengembangan ide dari pembaca untuk
meningkatkan mutu makalah.

17
BAB IV
CONTOH SOAL DAN KUNCI JAWABAN
4.1 Soal Unsur Golongan Transisi
1. Sifat-sifat unsur sebagai berikut.
1) Memiliki beberapa bilangan oksidasi
2) Pada suhu kamar, berbentuk gas
3) Membentuk senyawa berwarna
4) Sukar bereaksi (inert)
5) Memiliki energi ionisasi rendah
Sifat-sifat unsur transisi di tunjukkan oleh nomor ...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5

2. Beberapa sifat unsur sebagai berikut:


1) Titik didih tinggi
2) Titik lebur rendah
3) Dapat membentuk senyawa kompleks
4) Diamagnetik
5) Paramagnetik
Sifat unsur transisi periode 4 ditunjukkan oleh .....
a. 1,2,3
b. 1,3,5
c. 2,3,4
d. 2,3,5
e. 3,4,5

3. Jumlah ligan dan bilangan koordinasi ion pusat yang benar dari senyawa
komplek [Cu(I)4]2- adalah ...
a. 2,4
b. 2,3

18
c. 3,3
d. 4,4
e. 3,4

4. Muatan ion kompleks dari senyawa kompleks [Cu(H2O)4]2+ ......


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

5. Nama senyawa kompleks [Fe(NH3)6]3+ adalah ......


a. Ion heksaminabesi (III)
b. Ion amina besi (III)
c. Ion heksamina besi
d. Ion heksamina besi (II)
e. Ion amina besi (II)

6. Nama senyawa kompleks [Ag(CN)2]- adalah....


a. Ion sianoargentat (I)
b. Ion disianoargentat (I)
c. Ion disianida argentat
d. Ion Trisianoargentat
e. Ion disianidaargentum (I)

7. Ligan berikut yang tidak termasuk ligan kuat adalah


a. NO2
b. NH3
c. OH-
d. CN-
e. H2O

8. Ion kompleks berikut yang namanya tidak tepat adalah ….


a. [Ni(CN)4]2– : ion tetrasianonikelat(II)

19
b. [Ag(NH3)2]+ : ion diaminaperak(I)
c. [Co(H2O)6]3+ : ion heksaaquokobalt(III)
d. [Pt(Cl)6]2– : ion heksakloroplatinat(IV)
e. [Co(NH3)4Cl2]+ : ion diklorotetraminakobalat(III)

9. Tabel berikut berisi data nama unsur serta proses pegolahannya.


No Unsur Nama Proses
1 Titanium Kontak
2 Kromium Goldschmidt
3 Besi Tanur tiup
4 Tembaga Hall-heroult
Pasangan data yang keduanya berhubungan dengan tepat di tunjukkan oleh
nomor ...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4

10. Suatu senyawa kompleks terdiri atas logam kromium, anion fluorida, molekul
air, dan anion klorida, dengan data tambahan berikut. Bilangan oksidasi atom
pusat = +3 Bilangan koordinasi atom pusat = 6 Muatan kompleks = 1+
Senyawa kompleks tersebut adalah ….
a. [CrF2(H2O)6]Cl
b. [Cr(H2O)4]F2Cl
c. [CrCl2(H2O)4]Cl
d. [CrClF(H2O)4]Cl
e. [CrCl2(H2O)4]F

20
4.2 Kunci Jawaban
1. Jawaban : B
Sifat unsur transisi periode 4 sebagai berikut :
a. Penghantar listrik dan panas yang baik
b. Dapat membentuk ion kompleks
c. Umumnya bersifat paramagnetik (sedikit di tarik magnet)
d. Titik leleh/titik didih relatif tinggi
e. Bersifat logam
f. Berwujud padat pada suhu ruang, kecuali Hg (raksa) berwujud cair

2. Jawaban : B
Sifat unsur transisi periode 4 sebagai berikut :
a. Penghantar listrik dan panas yang baik
b. Dapat membentuk ion kompleks
c. Umumnya bersifat paramagnetik (sedikit di tarik magnet)
d. Titik leleh/titik didih relatif tinggi
e. Bersifat logam
f. Berwujud padat pada suhu ruang, kecuali Hg (raksa) berwujud cair

3. Jawaban : C
Senyawa kompleks [Cu(I)4]2 , ligannya adalah iodium (I), jumlah ligan I-nya
adalah 4 dan bilangan koordinasi nya adalah 4.
Lugan adalah atom, molekul, atau ion yang terikat pada atom pusat dalam
molekul atau ion kompleks. Ligan mendonorkan pasangan elektron bebas pada
atom pusat untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Jumlah ligan selalu sama dengan bilangan koordinasi dari ion kompleks. Jadi,
bilangan koordinasi pada ion kompleks menunjukkan jumlah ligan atau
jumlah atom donor yang terikat pada ion pusat.

4. Jawaban : B
Muatan ion kompleks [Cu(H2O)4]2+ adalah +2
Cu2+ + 4H2O  [Cu(H2O)4]2+
Ketentuan untuk muatan ion kompleks adalah :

21
a. Apabila ligan merupakan molekul maka muatan dari ligan sama dengan
nol, sehingga muatan ion kompleks sama dengan muatan ion pusatnya.
b. Apabila ligan berupa ion negatif maka muatan ion kompleks merupakan
jumlah muatan ion pusat dengan muatan ligannya.

5. Jawaban : A
Nama ion kompleks [Fe(NH3)6]3+ adalah ion heksaminabesi(III)
Pemberian nama ion kompleks yang bermuatan positif adalah di mulai dengan
nama ligan kemudian di ikuti dengan nama ion logamnya (atom pusat) dan
hanya satu kata.
Bilangan oksidasi dari atom pusat di tulis dengan bilangan romawi dalam
tanda kurung

6. Jawaban : B
Nama ion kompleks [Ag(CN)2]- adalah ion diasianoargentat (I)
Pemberian nama ion kompleks yang bermuatan negatif dimulai dengan nama
ligannyakemudian di ikuti oleh nama atom pusat yang di tambah dengan
akhiran at dan hanya satu kata. Bilangan oksidasi dari atom pusat di tulis
dengan bilangan romawi dalam tanda kurung.

7. Jawaban : C
OH-

8. Jawaban : E
Nama ion kompleks [Co(NH3)4Cl2]+ adalah ion tetraminadiklorokobalt (III)
klorida

9. Jawaban : C
Titanium : Reduksi
Tembaga : pemanggangan, elektrolisis

10. Jawaban : E

22
DAFTAR PUSTAKA

Apriliani,Dkk. 2014.Makalah Kimia Logam Berat Kromium. (Online).


https://www.academia.edu/9187316/Makalah_Kimia_Logam_Berat_Kromium_
DOSEN_PEMBIMBING_GANIS_FIA_SARTIKA_UNIVERSITAS_RIAU_FAKU
LTAS_MATEMATIKA_DAN_ILMU_PENGETAHUAN_ALAM. (Diakses pada
tanggal 9 oktober 2021).

Asmadi,Dkk. 2009. PENGURANGAN CHROM (Cr) DALAM LIMBAH CAIR


INDUSTRI KULIT PADA PROSES TANNERY MENGGUNAKAN
SENYAWA ALKALI Ca(OH)2, NaOH DAN NaHCO3 (STUDI KASUS PT.
TRIMULYO KENCANA MAS SEMARANG). Jurnal JAI. Vol 5:1. (Diakses
pada tanggal 9 oktober 2021).

Jannah.A.N, Dkk. 2021. MAKALAH KIMIA UNSUR GOLONGAN TRANSISI UNSUR


GOLONGAN VI B. Palembang: Program studi Pendidikan Kimia.

Kaffa.F, 2019. Kumpulan Soal Unsur-Unsur Golongan Transisi Periode 4. (Online).


https://www.academia.edu/30273464/SOAL_UNSUR_TRANSISI_PERIODE_4_
BESERTA_PEMBAHASAN. (diakses pasa tanggal 10 oktober 2021).

23

Anda mungkin juga menyukai