Disusun Oleh :
Muhammad Evan
06101381924041
Dosen Pengempuh
Drs. M.Hadeli L., M.Si. Ph.D
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Muhammad Evan
NIM:06101381924041
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................7
1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................................7
BAB II............................................................................................................................8
PEMBAHASAN...........................................................................................................8
2.1Unsur Cromium.......................................................................................................8
2.2Sifat Unsur Cromium..............................................................................................9
2.3Keberadaan Unsur Cromium..............................................................................12
2.4Proses Pembuatan unsur Cromium.....................................................................13
2.5Kegunaan Unsur Cromium............................................................................14
2.6Pengaruh Cromium Terhadap Lingkungan.......................................................16
BAB III........................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................................18
BAB IV........................................................................................................................19
CONTOH SOAL DAN KUNCI JAWABAN...........................................................19
4.1 Soal Unsur Golongan Transisi............................................................................19
4.2 Kunci Jawaban.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
tetapi juga meninggalkan banyak pencemaran lingkungan dan penyakit yang
menghinggapi para pekerjanya.
Logam Chromium (Cr) beracun bagi manusia. Pengaruh racun ini pada
awalnya juga diketahui di Jepang pada tahun 1960, dimana masyarakat yang tinggal
di daerah sekitar pabrik Kiryama, Nippon-Denko Concern di Pulau Hokkaido banyak
menderita penyakit kanker paru-paru. Awalnya penyakit ini tidak diketahui
penyebabnya, setelah melalui penelitian ternyata Kesehatan Lingkungan 2 of
5 penyakit tersebut diketahui sebagai akibat dari masyarakat menghirup limbah debu
Industri tersebut di atas yang mengandung Chromium Bervalensi IV (Cr+4) dan (Cr+6).
Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat menggolongkan
kromium sebagai suatu zat yang bersifat karsinogenik. Pekerja perusahaan yang
menggunakan proses pelapisan kromium berisiko tinggi terimbas pencemaran
kromium. Akumulasi uap yang terhirup saat proses pelapisan kromium bisa
menyebabkan sesak napas dan berujung pada kanker paru-paru. Bukan itu saja, kulit
yang terpapar kromium terus menerus akan menimbulkan ulserasi (borok),
ulserasi pada selaput lendir hidung, vascular effect (pembuluh darah pada aorta
rusak), anemia dan membuat tubuh lesu, menurunkan imunitas tubuh, gangguan
reproduksi dan gangguan ginjal. Sejak 1982, penyakit dermatitis telah menjadi salah
satu dari sepuluh besar penyakit akibat kerja (PAK) berdasarkan potensial insidens,
keparahan dan kemampuan untuk dilakukan pencegahan.
Kromium merupakan salah satu logam berat yang tidak ditemukan di alam
bebas. Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat
toksik, dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr 3+.
Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal. Jika
kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit
perut dan muntah. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar pencemar pada
perairan dilakukan melalui kombinasi proses biologi, fisika dan kimia. Pada proses
fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam bak penampung
yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Pada proses kimia, dilakukan
dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar
misalnya persenyawaan karbonat. Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan
kekurangan dapat menyebabkan kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan
diabetes. Tapi terlalu banyak penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan efek
kesehatan juga, misalnya ruam kulit.
5
Selain dampak negatif, logam kromium memiliki banyak manfaat diantaranya
dapat digunakan sebagai bahan pelapis (Plating) peralatan rumah tangga dan pelapis
mobil. Kromium dapat berikatan dengan logam lain membentuk alloy yang memiliki
banyak fungsi, misalnya kromium berikatan dengan besi akan menghasilkan baja anti
karat, kromium berikatan dengan molibdinum dapat berfungsi sebagai alat pemotong.
Logam kromium dapat dibentuk menjadi senyawa khromat dan dikhromat yang sering
digunakan oleh bidang litigrafi, tekstil, penyamakan, pencelupan, fotografi, zat warna
dan masih banyak manfaat lainnya.
PBL (Problem Based Learning) merupakan pembelajaran yang
diadministrasikan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka ruang dialog.
Tulisan ini mencoba membuat makalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL)
dalam penyelenggaraan tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Kimia Unsur
Transisi
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Unsur Cromium
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Khrom juga berwarna abu-abu, berkilau, keras
sehingga memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi. Khromium (Cr) adalah
metal kelabu yang keras. Khromium terdapat pada industri gelas, metal, fotografi, dan
elektroplating. Dalam bidang industri, khromium diperlukan dalam dua bentuk, yaitu
khromium murni dan aliasi besi-besi khromium yang disebut ferokromium sedangkan
logam khromium murni tidak pernah ditemukan di alam. Khromium sendiri
sebetulnya tidak toksik, tetapi senyawanya sangat iritan dan korosif. Inhalasi
khromium dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung. Di dalam paru-paru,
khromium ini dapat menimbulkan kanker. Sebagai logam berat, khrom termasuk
logam yang mempunyai daya racun tinggi. Daya racun yang dimiliki oleh khrom
ditentukan oleh valensi ionnya. Logam Cr6+ merupakan bentuk yang paling banyak
dipelajari sifat racunnya dikarenakan Cr6+ merupakan toxic yang sangat kuat dan
dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis.
Kromium menempati posisi ke empat dari dua puluh sembilan elemen biologi
yang penting dan berada pada posisi ke tujuh belas elemen non-gas. Kromium banyak
ditemukan dihampir semua makhluk hidup baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan,
selain itu kromium juga ditemukan di udara, air dan tanah (Committee on Biologic
Effects of Atmospheric Pollutants, 1974). Kromium berada pada golongan VIB pada
tabel periodik, memiliki bilangan oksidasi mulai dari divalent (Cr2+ ) sampai
hexavalent (Cr6+). Kecepatan oksidasi Cr2+ bersifat relatif tidak stabil dibandingkan
dengan Cr3+, hanya Cr3+ dan Cr6+ merupakan logam yang memiliki bilangan oksidasi
paling stabil yang ditemukan di alam. Khromium mempunyai konfigurasi electron
3d54s1, sangat keras, mempunyai titik leleh dan titik didih tinggi diatas titik leleh dan
titik didih unsur-unsur transisi deret pertama lainnya. Bilangan oksidasi yang
terpenting adalah +2, +3 dan +6. jika dalam keadaan murni melarut dengan lambat
sekali dalam asam encer membentuk garam kromium (II)
7
2.2 Sifat Unsur Cromium
A. Sifat fisika
Massa Jenis 7,15 g/cm3 (250C)
Karakteristik 24Cr
Massa atom relative 51,996
Jari-jari atom (nm) 0,117
Jari-jari ion(pm) M+2, M+3, M+4, M+5, M+6
73, 61.5, 55, 49, 44
(Bilangan koordinasi 6)
Keelektronegatifan 1,6
Energi ionisasi (IE) kJ/mol-1 659
Kelimpahan (ppm) 122
Densitas (g cm-3) 7, 14
Potensial elektroda
M+2(aq) + 2e M(s) -0,56
M3+(aq) + e M+2(aq) -0,41
Konfigurasi elektronik [18Ar] 3d54s1
B. Sifat Kimia
8
Kromium adalah logam yang cukup aktif. logam ini tidak bereaksi dengan air,
tapi bereaksi dengan kebanyakan asam. Crom bergabung dengan oksigen pada suhu
kamar untuk membentuk oksida kromium (Cr2O3). Kromium oksida membentuk
lapisan tipis pada permukaan logam, melindunginya dari korosi lebih lanjut
(berkarat).
Reaksi Unsur Khromium
1. Reaksi kromium dengan udara
Logam kromium tidak bereaksi dengan udara atau oksigen pada suhu kamar.
b) Klorida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3.
2Cr (s) + 3Cl2 (g) → 2CrCl3 (s) [merah-violet]
Selain membentuk kromium triklorida, CrCl3, reaksi kromium dengan
klorida juga dapat membentuk kromium diklorida, CrCl 2 dan kromium
tetraklorida, CrCl4
c) Bromida
9
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur bromida, Br2 membentuk CrBr3.
2Cr (s) + 3Br2 (g) → 2CrBr3 (s) [sangat hijau]
Selain membentuk kromium tribromida, CrBr3, reaksi kromium dengan
bromida juga dapat membentuk kromium dibromida, CrCl 2 dan kromium
tetrabromidaa, CrCl4
d) Iodida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur iodida, I2 membentuk CrI3
2Cr (s) + 3I2 (g) → 2CrI3 (s) [hijau gelap]
Selain membentuk kromium triiodida, CrI3, reaksi kromium dengan
iodida juga dapat membentuk kromium diiodida, CrI2 dan kromium
tetraiodida, CrI4
10
d) Karbonil
Reaksi kromium dengan karbonil dapat membentuk senyawa kromium
heksakrbonil, Cr(CO)6. Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur tertentu
membentuk senyawa kompleks, misalnya reaksi kromium dengan kompleks
nitrat membentuk nitrat hexaaquakromium trihidrat, [Cr(NO3)3.9H2O].
11
2.4 Proses Pembuatan unsur Cromium
Sekitar 28,8 juta metrik ton (MT) bijih kromit yang dipasarkan diproduksi pada
tahun 2013, dan yang diubah menjadi ferokromium sebanyak 7,5 MT.Menurut
John F. Papp, yang menulis untuk USGS: Ferokromium adalah ujung akhir
penggunaan bijih kromit, dan baja nirkarat adalah ujung akhir penggunaan
ferokromium.Produser terbesar bijih kromium pada tahun 201 adalah Afrika Selatan
(48%), Kazakhstan (13%), Turki (11%), India (10%) dengan beberapa negara
lainnya yang memproduksi sekitar 18% dari produksi dunia.
Dua produk utama pengolahan bijih kromium adalah ferokromium dan logam
kromium. Untuk produk-produk tersebut, proses peleburan bijih tersebut sangat
berbeda. Untuk produksi ferokromium, bijih kromit (FeCr2O4) direduksi dalam
skala besar dalam tungku busur listrik atau peleburan yang lebih kecil dengan baik
aluminium maupun silikon dalam suatu reaksi aluminotermik.
Untuk produksi kromium murni, besi harus dipisahkan dari kromium dalam dua
tahap proses pemanggangan dan pelindian (leaching). Bijih kromit dipanaskan
dengan campuran kalsium karbonat dan natrium karbonat dengan adanya udara.
Kromium dioksidasi menjadi bentuk heksavalennya, sementara besi membentuk
Fe2O3 yang stabil. Pelindian selanjutnya pada suhu yang lebih tinggi melarutkan
kromat dan meninggalkan oksida besi yang tidak larut. Kromat diubah menjadi
dikromat menggunakan asam sulfat.
12
sebelumnya, bahwa sumber yang paling berguna dari komersial kromium adalah bijih
kromit, FeCr2O4. Oksidasi bijih ini melalui udara dalam cairan alkali memberikan
natrium kromat, Na2CrO 4 di mana kromium dalam oksidasi 6 negara. Ini dikonversi
menjadi Cr (III) oksida, Cr2O3 dengan ekstraksi ke dalam air, curah hujan, dan reduksi
dengan karbon. Oksida kemudian dikurangi lagi dengan aluminium atau silikon untuk
membentuk logam kromium.
Isolasi jenis lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan krom adalah
dengan proses elektroplating. Ini melibatkan pembubaran Cr 2O3 dalam asam sulfat
untuk memberikan suatu elektrolit yang digunakan untuk elektroplating krom.
13
adalah agen oksidator yang kuat dan merupakan senyawa yang bermanfaat
untuk membersihkan gelas laboratorium dari setiap senyawa organik. Hal ini
disiapkan dengan melarutkan kalium dikromat dalam asam sulfat pekat, yang
kemudian digunakan untuk mencuci aparat. Natrium dikromat kadang-
kadang digunakan karena lebih tinggi kelarutan (5 g/100 ml vs 20 g/100 ml
masing-masing). Kalium dikromat merupakan zat kimia reagen, digunakan
dalam membersihkan gelas laboratorium dan sebagai agen titrating.
14
prosesalam dan aktivitas manusia. kegiatan utama manusia yang meningkatkan
konsentrasi kromium(III) yang meracuni kulit dan manufaktur tekstil. Kegiatan utama
manusia yang meningkatkan kromium (VI) konsentrasi kimia, kulit dan manufaktur
tekstil, elektro lukisan dan kromium (VI) aplikasi dalam industri. Aplikasi ini
terutama akan meningkatkan konsentrasi kromium dalamair. Melalui kromium
pembakaran batubara juga akan berakhir di udara dan melalui pembuanganlimbah
kromium akan berakhir di tanah.
Sebagian besar kromium di udara pada akhirnya akan menetap dan berakhir di
perairanatau tanah. Kromium dalam tanah sangat melekat pada partikel tanah dan
sebagai hasilnya tidakakan bergerak menuju tanah. Kromium dalam air akan
menyerap pada endapan dan menjadi takbergerak. Hanya sebagian kecil dari kromium
yang berakhir di air pada akhirnya akan larut.Kromium (III) merupakan unsur penting
untuk organisme yang dapat mengganggu metabolisme gula dan menyebabkan
kondisi hati, ketika dosis harian terlalu rendah.Kromium (VI) adalah terutama racun
bagi organisme. Dapat mengubah bahan genetik danmenyebabkan kanker.
Tanaman mengandung sistem yang mengatur kromium-uptake harus cukup
rendah tidak menimbulkan bahaya. Tetapi ketika jumlah kromium dalam tanah
meningkat, hal ini masih dapatmengarah pada konsentrasi yang lebih tinggi dalam
tanaman. Peningkatan keasaman tanah jugadapat mempengaruhi pengambilan
kromium oleh tanaman. Tanaman biasanya hanya menyerapkromium (III). Ini
mungkin merupakan jenis penting kromium, tetapi ketika konsentrasi melebihinilai
tertentu, efek negatif masih dapat terjadi.
Kromium tidak diketahui terakumulasi dalam tubuh ikan, tetapi konsentrasi
tinggikromium, karena pembuangan produk-produk logam di permukaan air, dapat
merusak insangikan yang berenang di dekat titik pembuangan. Pada hewan, kromium
dapat menyebabkanmasalah pernapasan, kemampuan yang lebih rendah untuk
melawan penyakit, cacat lahir,infertilitas dan pembentukan tumor.
Toksiksitas Kromium
15
sejumlah logam berat yang menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara dan air
meningkat. Proses industri dan urbanisasi memegang peranan penting terhadap
peningkatan kontaminasi tersebut. Suatu organisme akan kronis apabila produk yang
dikonsumsikan mengandung logam berat. Kromium (Cr) merupakan elemen
berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam kondisi oksida antara Cr(II)
sampai Cr(VI), tetapi hanya kromium bervalensi tiga dan enam memiliki kesamaan
sifat biologinya.
Kromium bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai
di alam dan dalam material biologis kromium selalu berbentuk tiga valensi, karena
kromium enam valensi merupakan salah satu material organik pengoksida tinggi.
Kromium tiga valensi memiliki sifat racun yang rendah dibanding dengan enam
valensi. Pada bahan makanan dan tumbuhan mobilitas kromium relatif rendah dan
diperkirakan konsumsi harian komponen ini pada manusia di bawah 100 µg,
kebanyakan berasal dari makanan, sedangkan konsumsinya dari air dan udara dalam
level yang rendah.
Kromium adalah zat gizi esensial untuk hewan dan mungkin untuk manusia.
Teloransi glukosa akan terganggu pada hewan yang kekurangan kromium, tetapi
suatu postulat tentang faktor teloransi glukosa belum diisolasikan atau dicirikan.
Konsumsi yang di anjurkan oleh Food and Nutition Board National Research Council
serta dianggap aman dan cukup adalah 50 sampai 200 µg per hari. Penentuan
kebutuhan kromium yang tepat untuk manusia, tetap merupakan pekerjaan yang sulit,
meliputi indentifkasi fungsi fisiologik khusus yang berhubungan dengan kadar
kromium, tidak terang-terangan melawan dan berpengaruh terutama terhadap fungsi-
fungsi tersebut dengan faktor-faktor yang berdampingan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24
2. Kromium adalah logam aktif, tidak bereaksi dengan air, tapi bereaksi dengan
kebanyakan asam.
3. Logam kromium relatif jarang ditemukan dan kandungannya dalam kerak
bumi diperkirakan hanya 0,0122 % atau 122 ppm. Yang mana Bijih utama
khrom adalah khromit
4. Dua produk utama pengolahan bijih kromium adalah ferokromium dan logam
kromium.
5. Efek racun akan timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang
terkontaminasi, misalnya dalam pengelasan stainless steel, kromat atau
produksi pigmen krom, pelapisan krom, dan penyamakan kulit. Selain itu,
jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang mengandung kromium akan
menimbulkan efek keracunan. Efek toksik kromium dapat merusak dan
mengiritasi hidung, paru-paru, lambung, dan usus. Dampak jangka panjang
yang tinggi dari kromium menyebabkan kerusakan pada hidung dan paru-
paru.
3.2 Saran
17
BAB IV
CONTOH SOAL DAN KUNCI JAWABAN
4.1 Soal Unsur Golongan Transisi
1. Sifat-sifat unsur sebagai berikut.
1) Memiliki beberapa bilangan oksidasi
2) Pada suhu kamar, berbentuk gas
3) Membentuk senyawa berwarna
4) Sukar bereaksi (inert)
5) Memiliki energi ionisasi rendah
Sifat-sifat unsur transisi di tunjukkan oleh nomor ...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5
3. Jumlah ligan dan bilangan koordinasi ion pusat yang benar dari senyawa
komplek [Cu(I)4]2- adalah ...
a. 2,4
b. 2,3
18
c. 3,3
d. 4,4
e. 3,4
19
b. [Ag(NH3)2]+ : ion diaminaperak(I)
c. [Co(H2O)6]3+ : ion heksaaquokobalt(III)
d. [Pt(Cl)6]2– : ion heksakloroplatinat(IV)
e. [Co(NH3)4Cl2]+ : ion diklorotetraminakobalat(III)
10. Suatu senyawa kompleks terdiri atas logam kromium, anion fluorida, molekul
air, dan anion klorida, dengan data tambahan berikut. Bilangan oksidasi atom
pusat = +3 Bilangan koordinasi atom pusat = 6 Muatan kompleks = 1+
Senyawa kompleks tersebut adalah ….
a. [CrF2(H2O)6]Cl
b. [Cr(H2O)4]F2Cl
c. [CrCl2(H2O)4]Cl
d. [CrClF(H2O)4]Cl
e. [CrCl2(H2O)4]F
20
4.2 Kunci Jawaban
1. Jawaban : B
Sifat unsur transisi periode 4 sebagai berikut :
a. Penghantar listrik dan panas yang baik
b. Dapat membentuk ion kompleks
c. Umumnya bersifat paramagnetik (sedikit di tarik magnet)
d. Titik leleh/titik didih relatif tinggi
e. Bersifat logam
f. Berwujud padat pada suhu ruang, kecuali Hg (raksa) berwujud cair
2. Jawaban : B
Sifat unsur transisi periode 4 sebagai berikut :
a. Penghantar listrik dan panas yang baik
b. Dapat membentuk ion kompleks
c. Umumnya bersifat paramagnetik (sedikit di tarik magnet)
d. Titik leleh/titik didih relatif tinggi
e. Bersifat logam
f. Berwujud padat pada suhu ruang, kecuali Hg (raksa) berwujud cair
3. Jawaban : C
Senyawa kompleks [Cu(I)4]2 , ligannya adalah iodium (I), jumlah ligan I-nya
adalah 4 dan bilangan koordinasi nya adalah 4.
Lugan adalah atom, molekul, atau ion yang terikat pada atom pusat dalam
molekul atau ion kompleks. Ligan mendonorkan pasangan elektron bebas pada
atom pusat untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Jumlah ligan selalu sama dengan bilangan koordinasi dari ion kompleks. Jadi,
bilangan koordinasi pada ion kompleks menunjukkan jumlah ligan atau
jumlah atom donor yang terikat pada ion pusat.
4. Jawaban : B
Muatan ion kompleks [Cu(H2O)4]2+ adalah +2
Cu2+ + 4H2O [Cu(H2O)4]2+
Ketentuan untuk muatan ion kompleks adalah :
21
a. Apabila ligan merupakan molekul maka muatan dari ligan sama dengan
nol, sehingga muatan ion kompleks sama dengan muatan ion pusatnya.
b. Apabila ligan berupa ion negatif maka muatan ion kompleks merupakan
jumlah muatan ion pusat dengan muatan ligannya.
5. Jawaban : A
Nama ion kompleks [Fe(NH3)6]3+ adalah ion heksaminabesi(III)
Pemberian nama ion kompleks yang bermuatan positif adalah di mulai dengan
nama ligan kemudian di ikuti dengan nama ion logamnya (atom pusat) dan
hanya satu kata.
Bilangan oksidasi dari atom pusat di tulis dengan bilangan romawi dalam
tanda kurung
6. Jawaban : B
Nama ion kompleks [Ag(CN)2]- adalah ion diasianoargentat (I)
Pemberian nama ion kompleks yang bermuatan negatif dimulai dengan nama
ligannyakemudian di ikuti oleh nama atom pusat yang di tambah dengan
akhiran at dan hanya satu kata. Bilangan oksidasi dari atom pusat di tulis
dengan bilangan romawi dalam tanda kurung.
7. Jawaban : C
OH-
8. Jawaban : E
Nama ion kompleks [Co(NH3)4Cl2]+ adalah ion tetraminadiklorokobalt (III)
klorida
9. Jawaban : C
Titanium : Reduksi
Tembaga : pemanggangan, elektrolisis
10. Jawaban : E
22
DAFTAR PUSTAKA
23