Disusun oleh :
Farhan Maulana -
1104622035
2022
1. POTENSI BELAJAR MASYARAKAT
A. Potensi
Dalam Bahasa inggris kata potensi berarti to potent yang berarti keras atau
kuat. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata potensi berarti kemampuan dan
kualitas seseorang namun belum digunakan secara maksimal. Dalam
pemahaman lain potensi berarti kekuatan, kemampuan dan daya baik yang
terwujud maupun belum tetapi belum optimal.
Dengan demikian potensi dapat diartikan sebagai kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan,
daya atau energi.
Pengertian potensi menurut para ahli :
5. Beirut (2002)
C. Ciri potensi
1. Suka belajar dan mau melihat kekurangan dirinya
2. Berani melakukan perubahan secara total untuk perbaikan
3. Tanggung jawab
4. Optimis dan tidak putus asa
2. HAKIKAT KEMAMPUAN
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa,sanggup)
melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan Berarti kesanggupan, kecakapan, dan
kekuatan. Menurut Robbins dan Judge kemampuan (ability) berarti kapasitas
atau kesanggupan seorang individu untuk melaksanakan dan menyelesaikan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan.Dapat disimpulkan bahwa kemampuan diri
adalah Karakteristik dalam diri individu yang menunjukan kapasitas Atau
kesanggupan individu memperoleh keterampilan Tertentu yang diperlukan untuk
melaksanakan dan Menyelesaikan beragam tugas dalam suatu pekerjaan
3. KEBERBAKATAN
A. Kemampuan menurut Robbin dan Judge (2008:57)
1. Kemampuan intelektual (intellectual ability)
Kemampuan Intelektual (Intellectual Ability) Kemampuan intelektual
merupakan kemampuan yang dibutuhkan individu untuk melakukan
berbagai aktivitas mental seperti berpikir, menalar, dan memecahkan
masalah.
2. Kemampuan Fisik (Physical Abilities) Kemampuan fisik merupakan
kemampuan yang dimiliki individu untuk melaksanakan tugas-tugas
yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik
serupa.
4. KONSEP BELAJAR
A. Definisi belajar menurut para ahli
- Menurut Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Harahap, Farida
Agus Setiawati, dan Siti Rohmah Nurhayati (2007: 74)
yaitu suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan
lingkungannya
- Menurut Winkel (1999:36)
yaitu suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif
antara seseorang dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan
dalam pengetahuan, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dan
nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.
- Menurut Supriawan (1994 :34)
Yaitu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri
individu yang sedang belajar baik potensi maupun actual
- Menurut Teori Asosiasi (Edward Lee Thorndike
1913) Belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon
B. Tujuan belajar
Peserta didik belajar berfikir untuk tahu, belajar untuk melakukan sesuatu,
belajar untuk menjadi sesuatu yg dicita citakan, dan belajar bagaimana
seharusnya belajar sehingga ia memiliki bekal pengetahuan, sikap yang tepat
dan skill yg efektif untuk dapat memenuhi tuntutan kehidupan yg terus
berkembang
C. Proses belajar
Dalam proses pembelajaran, pendidik melakukan transfer ilmu,
pengetahuan, keterampilan memberikan stimulus dan motivasi melalui
dialog, diskusi, keteladanan, nasihat, bimbingan, arahan, atau hal-hal yang
dapat ditanggap pancaindra peserta didik sehingga terjadi kegiatan belajar
pada peserta didik.
D. Hasil belajar
1. Ranah Afektif
penerimaan stimulus, stimulus respons, respons penilaian,penilaian
pengorganisasian, pengorganisasian dan karakterisasi diri
2. Ranah Kognitif
kecakapan pengetahuan, pemahaman, penggunaan, penggunaan analisis,
analisis sintesis, sintesis dan evaluasi terhadap suatu asas - asas dan
fungsi keilmuan
3. Ranah Psikomototik
skill/keterampilan mempraktekan pengetahuan dan sikap yang diyakini
sebagai hasil belajar.
5. PENDIDIKAN NONFORMAL
A. Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal muncul pertama kali pada tahu 1960-an. Ketika
Lembaga pendidikan yang terkonsolidasi harus menghadapi krisis Ekonomi
dan mendapat pertanyaan tentang kurangnya kemampuan Mereka untuk
beradaptasi dengan masyarakat baru. UNESCO mengadakan berbagai KTT
yang dipimpin oleh ahli, Philip H. Coombs, untuk menghadapi krisis dan
mengajukan solusi yaitu dengan Pengadaan pendidikan non-formal.
UNESCO menekankan Fleksibilitas pada pendidikan non-formal dan
pembelajaran yang lebih Personal untuk dikembangkan bagi setiap orang.
Faktanya, hal Tersebut justru menjadi model paling ideal bagi peserta didik.
- Menjaga komitmen, memiliki kemauan yang kuat dalam belajar dan tidak
mudah putus asa
- Menjaga motivasi intrinsik dalam belajar ; apa yang kita pelajari, kapan
kita belajar dan bagaimana cara kita belajar