Anda di halaman 1dari 15

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri – Modul 5 Profesional


Nama : Hartatik, S.Pd.

Judul Modul Membangun Karakter Ke-


Indonesiaan
Guru Ppkn Dan Peserta Didik
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karakteristik peserta didik dari
aspek
fisik,moral,sosial,kultural,emosi
onal dan intelektual
2. Karakterisik etika profesi guru
dan aplikasinya dalam
pembelajaran PPKN
3. Kualifikasi dan regulasi
profesionalisme guru PPKn
4. Pengembangan kemampuan
profesional guru PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1. Karakteristik Peserta Didik dari
dipelajari dalam modul ini aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional dan intelektual
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya (Pasal 1 Angka 1 UU
Sisdiknas). Pendidikan juga bisa diartikan
sebagai proses pembelajaran bagi peserta
didik untuk mengerti dan bisa membuat
manusia berpikir kritis.

2. Peserta didik yang dimaksud adalah


anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu (Pasal 1 Angka 4 UU Sisdiknas).

3. Hakikatnya Pendidikan Kewarganegaraan


(selanjutnya PKn, Civic Education) sebagai
embrio awal pengembangan PPKn sejalan
dengan tujuan pendidikan nasional
yang tertulis dalam UU Sisdiknas. PKn
bertujuan mengembangkan potensi warga
negara muda (peserta didik) menjadi
warga yang biasa diandalkan
(desirable personal qualities), memiliki
rasa tanggung jawab dan mampu
berpartisipasi dalam kehidupan yang
demokratis (Branson, 1998, 1999;
Setiawan & Yunita, 2017; Sumantri &
Winataputra, 2017).
4. Beberapa aspek perbedaan karakteristik
peserta didik
a. Aspek Fisik
Aspek fisik meliputi perubahan-
perubahan dalam tubuh seperti
pertumbuhan otak, sistem saraf,
organ-organ indrawi, pertambahan
tinggi dan berat badan, hormon, dan
lain-lain, dan perubahan-perubahan
dalam cara-cara individu untuk
menggunakan tubuhnya seperti:
perkembangan keterampilan motorik
dan perkembangan seksual, serta
perubahan dalam kemampuan fisik
seperti: penurunan fungsi jantung,
penglihatan dan sebagainya
b. Aspek Moral
aspek moral adalah ukuran-ukuran
yang telah diterima oleh suatu
komunitas, sedang etika lebih
dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang
dikembangkan pada suatu profesi.
Moral selalu mengacu pada baik buruk
manusia, sehingga moral adalah
bidang kehidupan manusia dilihat
dari kebaikan manusia.
c. Aspek Sosial
Aspek sosial mempunyai arti
kemampuan untuk berperilaku
sesuai dengan harapan-harapan
kelompok sosialnya, dan ini
merupakan keterampilan berpikir baru
yang dimiliki remaja. Dalam hal ini ada
dua aspek nilai menjadi perhatian
utama para remaja yaitu nilai
keadilan dan kejujuran yang lebih
cenderung dimiliki oleh pria dan
kesejahteraan yang dimiliki oleh wanita
baik dalam keluarga, teman sebaya,
maupun pada masyarakat.
d. Aspek Kultural
Aspek kultural merupakan yang
berhubungan dengan kebudayaan,
suatu cara hidup yang berkembang,
dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari beberapa unsur yang
membangunnya yaitu sistem bahasa,
sistem pengetahuan sistem
kekerabatan, sistem peralatan hidup,
sistem ekonomi, sistem religi, dan
sistem kesenian
e. Aspek Emosional
Aspek kecerdasan emosional sebagai
kemampuan peserta didik untuk dapat
memotivasi diri sendiri dan tekun
dalam menghadapi frustasi,
mengontrol dorongan-dorongan
impulsive dan mampu menunda
pemuasannya, mengatur suasana hati
sehingga tidak mempengaruhi
kemampuan berfikir, dan berempati.
Mengenal karakteristik peserta didik
melalui kematangan tingkat reaksi dan
pengendalian emosional peserta didik
dalam merespon keadaan atau
peristiwa yang dialaminya.
f. Aspek Intelektual
Aspek Intelektual disebut juga tingkat
kecerdasan peserta didik yang diukur
dari kemampuan kognitif dalam
menyelesaikan masalah, menalar dan
berpikir logika berdasarkan faktual
dan empirisnya dengan berpikiran
jernih berdasarkan ilmu
pengetahuan, tingkat pengertian atau
kesadaran, terutama yang
menyangkut pemikiran dan
pemahaman.

5. Multikultural didefinisikan sebagai


pendidikan tentang keberagaman
kebudayaan dalam merespon perubahan
demografis dan kultural lingkungan
masyarakat tertentu atau bahkan dunia
secara keseluruhan (global)
(Mahfud,2006).
6. Ciri-ciri Pendidikan multikultural menurut
Mahfud (2006):
a. Tujuannya membentuk
“manusia budaya” dan
menciptakan manusia
berbudaya (berperadaban).
b. Materinya mengajarkan nilai-
nilai luhur kemanusiaan, nilai-
nilai bangsa, dan nilai-nilai
kelompok etnis (kultural)
c. Metodenya demokratis, yang
menghargai aspek-aspek
perbedaan dan keberagaman
budaya bangsa dan kelompok
etnis (multikulturalisme)
d. Evaluasinya ditentukan pada
penilaian terhadap tingkah
laku anak didik yang meliputi
aspek persepsi, apresiasi, dan
tindakan terhadap budaya
lainnya.
1. Emosional adalah segala hal yang
berkaitan dengan emosi (Susiani,
Dantes, & Tika, 2013). Menurut
James-Lange, emosi adalah reaksi
perasaan terhadap perubahan-
perubahan yang telah melampaui
batas kewajaran dalam sistem fisiologi
tubuh (Nuryoto, 2014; Sarwono,
2010).

2. Hedlund & Sternberg (2000)


kecerdasan emosional sebagai
kemampuan individu untuk dapat
memotivasi diri sendiri dan tekun
dalam menghadapi frustasi,
mengontrol dorongan-dorongan
impulsif dan mampu menunda
pemuasannya, mengatur suasana
hati sehingga tidak mempengaruhi
kemampuan berfikir, dan berempati.

3. Kecerdasan umum (general


intelligence) atau kemampuan
intelektual merupakan kemampuan
mental umum yang mendasari
kemampuannya untuk mengatasi
kerumitan kognitif (Gunawan, 2006).
4. Secara umum intelektual dipahami
sebagai kemampuan mental, pikiran,
pemahaman dan kecerdasan individu.
5. Taksonomi Bloom dimensi proses
kognitif mempunyai enam proses
yaitu :
a. mengingat adalah mengingat
kembali informasi yang sesuai
dari ingatan jangka panjang.
b. Memahami adalah kemampuan
untuk memahami secara
mendalam dari bahan
pendidikan, seperti bahan bacaan
dan penjelasan guru
c. menerapkan, melibatkan kepada
pengguna prosedur yang telah
dipelajari baik dalam situasi yang
telah dikenal maupun pada
situasi yang baru.
d. menganalisis, terdiri dari memecah
pengetahuan menjadi bagian-
bagian kecil dan memikirkan
bagaimana bagian-bagian tersebut
berhubungan dengan struktur
keseluruhan
e. mengevaluasi adalah kemampuan
menilai manfaat suatu hal untuk
tujuan tertentu berdasarkan
kriteria yang jelas.
f. menciptakan ialah proses
kecakapan ini melibatkan usaha
untuk meletakkan berbagai
perkara secara bersama untuk
menghasilkan suatu pengetahuan
baru.
6. Keterampilan intelektual ini
meliputi:
1) Diskriminasi adalah membuat
respon-respon yang berbeda untuk
masing-masing peserta didik dengan
melihat dan mengamati berbagai
perbedaan esensial antara input yang
berbeda-beda tersebut serta
meresponnya dengan beragam pula
terhadap tiap-tiap input.
2) Konsep konkret disebut juga
belajar pembentukan konsep dimana
peserta didik belajar mengenal sifat
bersama dari benda-benda konkret,
atau peristiwa untuk
mengelompokkannya menjadi satu.
3) Penggunaan aturan, terbentuk
berdasarkan konsep-konsep yang
sudah dipelajari. Aturan merupakan
pernyataan verbal, misalnya adalah:
norma, kaidah, adat istiadat dan
kebiasaan. Dalam belajar
pembentukan aturan memungkinkan
anak untuk dapat menghubungkan
dua konsep atau lebih.
4) Pemecahan masalah (problem
solving) dimaksudkan bahwasanya
belajar memecahkan masalah adalah
tipe belajar yang lebih tinggi
tingkatnya dan lebih kompleks
KB 2. Karakteristik Etika Profesi Guru
dan Aplikasinya dalam Pembelajaran
PPKn
1. Mengajar merupakan seni untuk
mentransfer pengetahuan,
mengembangkan keterampilan, dan
sikap yang bersumber nilai-nilai
bangsa yang dipandu melalui
kurikulum. Maka dalam pembelajaran
guru harus mampu mengembangkan
suasana belajar memberikan
kesempatan kepada peserta didik
untuk mengkaji, mengekspresikan
ide-ide, dan kreativitasnya dalam
batasan norma-norma yang berlaku
(Suprihatinigrum, 2014).
2. Guru adalah Profesi, Vollmer & Mills
(1966) mengatakan bahwa profesi
adalah sebuah jabatan yang
memerlukan kemampuan intelektual
khusus, yang diperoleh melalui
kegiatan belajar dan pelatihan yang
bertujuan untuk menguasai
keterampilan atau keahlian dalam
melayani atau memberikan advis pada
orang lain, dengan memperoleh upah
atau gaji dalam jumlah tertentu.
3. Dalam melaksanakan tugasnya, guru
berpegang teguh pada prinsip ing
ngarso sung tulodho, ing madya
mangun karso, tut wuri handayani
(di depan memberi teladan, di tengah
memberi semangat dan di belakang
memberi dorongan).
4. Menurut Suprihatinigrum (2014) ada
lima ukuran seorang guru
dinyatakan profesional.
a. memiliki komitmen mendidik
siswa dalam proses pembelajaran.
b. menguasai materi ajar dan cara
mengajarkannya.
c. bertanggung jawab memantau dan
memastikan perkembangan
kemampuan siswa dari hasil
pembelajaran melalui berbagai
teknik evaluasi.
d. mampu berpikir sistematis dalam
menjalankan tugas.
e. menjadi bagian dari masyarakat
belajar di lingkungan profesinya.

5. Guru profesional memiliki beberapa


aspek (Suprihatinigrum, 2014), yaitu:
a. Komitmen tinggi; Guru profesional
harus memiliki komitmen yang
kuat pada pekerjaan yang
dilakukannya, termasuk
bagaimana usaha guru untuk
menghantarkan siswa pada
kesuksesan membutuhkan
komitmen yang muncul dari dalam
hati.
b. Tanggung jawab; Guru profesional
harus bertanggung jawab penuh
terhadap pekerjaan yang
dilakukannya. Tanggung jawab
berarti menanggung seluruh
pekerjaan dan akibat dari
pekerjaan sendiri dan tidak
melibatkan orang lain.
c. Berpikir sistematis; Guru
profesional harus mampu
melakukan pekerjaannya secara
sistematis untuk melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran
yang sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun. Keahlian dalam
mengelola kelas memahami
siswa membutuhkan pengalaman
serta waktu yang dapat membuat
guru bertambah pengalaman
melalui aktivitas mengajar.
d. Penguasaan materi; Guru
profesional harus menguasai
materi secara mendalam sebelum
melakukan aktivitas belajar
mengajar. Penguasaan materi
dapat dilakukan dengan berbagai
kegiatan, seperti studi lanjut,
membaca dan menulis artikel
ilmiah, serta selalu
memperbaharui materi
pembelajaran yang akan diajarkan
kepada peserta didik.
e. Menjadi bagian dari masyarakat
profesional; Guru seharusnya
aktif dalam wadah organisasi
profesi. Aktivitas dalam organisasi
profesi akan mengembangkan
kompetensi guru melalui
berbagai kegiatan yang
dilaksanakan.
f. Autonomy (mandiri dalam
melaksanakan tugasnya); Seorang
guru profesional secara mandiri
melaksanakan tugas utamanya,
yaitu merencanakan,
melaksanakan, dan melakukan
penilaian terhadap aktivitas
belajar siswa dan
mengevaluasinya.
g. Teacher research; Saat ini
mulai diperkenalkan teaching by
research. Guru profesional
dituntut untuk selalu
melaksanakan kegiatan penelitian,
minimal penelitian tindakan kelas
pada kelas yang diampunya.
h. Publication; Selain meneliti, guru
profesional juga dituntut untuk
menulis karya ilmiah, baik yang
dipublikasikan maupun yang
tidak dipublikasikan. .
i. Professional organization; Guru
profesIonal adalah guru yang juga
aktif dalam organisasi profesinya.
Dalam wadah organisasi
profesinya, guru biasanya akan
ikut membahas berbagai
perkembangan dunia guru dan
pendidikan.
6. Karakteristik Etika Profesi Guru
Kode Etik Guru Indonesia merupakan
pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi
terhormat, mulia, dan bermartabat yang
dilindungi undang-undang (Pengurus
Besar Persatuan Guru Republik
Indonesia, 2017).
Kode etik guru adalah norma dan asas
yang disepakati dan diterima oleh guru-
guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan
perilaku dalam melaksanakan tugas
profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara
(Suprihatinigrum, 2014).
Kode Etik Guru Indonesia merupakan
jiwa dari Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD NRI 1945).
7. Tujuan kode etik adalah untuk :
(1) menjunjung tinggi martabat profesi;
(2) menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota;
(3) meningkatkan pengabdian para
anggota profesi;
(4) meningkatkan mutu profesi, dan;
(5) meningkatkan mutu organisasi profesi
(Hermawan, 1979; Suprihatinigrum,
2014).

8. Guru wajib menjadi anggota organisasi


atau asosiasi profesi (Pasal 41 UU Guru
dan Dosen). Tujuanya adalah untuk
memajukan profesi, meningkatkan
kompetensi, karir, wawasan pendidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan, dan
pengabdian kepada masyarakat.

9. Menurut Arumsari peran guru dalam


pendidikan abad 21 terdapat tujuh
aspek;

(1) orang yang kreatif,


(2) pembicara yang baik,
(3) inovator,
(4) penyusunan rencana,
(5) pengguna teknologi,
(6) agen dari perubahan sosial,
(7) koordinator yang baik (Thamrin,
2018).

Arumsari memaparkan bahwa peran


guru dalam membentuk karakter
peserta didik memiliki empat peran
yaitu sebagai motivator,
fasilitator, role model, dan pendorong
kreativitas (Thamrin, 2018).
10. Hubungan Guru dengan Peserta didik
Hubungan guru dengan peserta didik
tercermin kalimat guru hendaknya
memberi contoh yang baik untuk peserta
didiknya, dapat mempengaruhi dan
mengendalikan peserta didiknya, dalam
hal ini, perilaku dan pribadi guru akan
menjadi instrumen ampuh untuk
mengubah perilaku peserta didik.

11.Hubungan Guru dengan Orang Tua/Wali


Peserta Didik
Etika hubungan guru dengan orang
tua/wali peserta didik adalah etika guru
dalam membangun hubungan dan
kerjasama yang baik dengan orang
tua/wali peserta didik. Etika tersebut
bertujuan agar orang tua/wali
mendukung peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah

Guru dalam mengaplikasi etika hubungan


guru dengan orang tua/wali siswa harus
secara maksimal menjalin hubungan
komunikasi kepada wali siswa baik lisan
maupun tulisan. Terlibatnya orang
tua/wali siswa dalam memajukan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran
PPKn.

12. Hubungan Guru dengan Masyarakat


Dalam membagun hubungan dengan
masyarkat guru juga dilekatkan Etik
Hubungan Guru dengan Masyarakat
sebagai pedoman guru dalam
menjalankan tugasnya.
Mengaplikasi hubungan guru dengan
masyarakat turut aktif dalam kegiatan
masyarakat untuk dapat mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat yang dapat dijadikan sebagai
permasalahan yang akan didiskusikan di
kelas atau menjadi sumber pembelajaran
PPKn.

13. Hubungan Guru dengan Sekolah dan


Rekan Sejawat
Hubungan yang harmonis perlu
diciptakan dengan mewujudkan perasaan
bersaudara yang mendalam antara
sesama rekan sejawat. Pentingnya
hubungan yang harmonis antara
seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial menunjukkan
bahwa guru berusaha menciptakan dan
memelihara hubungan antara sesama
guru dan lingkungan kerjanya/sekolah
dan sekaligus menciptakan dan
memelihara semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial di sekolah.

Mengaplikasikan hubungan guru


dengan sekolah dan rekan sejawat
diantaranya adalah dengan bersama-sama
menciptakan suasana kehidupan sekolah
sehingga siswa merasa betah untuk
belajar di sekolah. Sesama rekan sejawat
guru dapat saling membimbing dalam
upaya meningkatkan kinerja, prestasi,
dan reputasi sekolah, khususnya sesama
guru PPKn.

14. Hubungan Guru dengan Profesi


Aplikasi hubungan guru dengan profesi:
Pada penerapannya, guru sebagai sebuah
profesi yang dilakukan adalah
membelajarkan siswa dengan untuk
mewujudkan cita-cita bangsa yang
tertuang pada Pancasila dan UUD 1945
serta mengikuti peraturan yang tertuang
pada PGRI sebagai salah satu organisasi
guru.

15. Hubungan Guru dengan Organisasi


Profesi
Hubungan guru dengan organisasi profesi,
secara tegas mewajibkan kepada seluruh
anggota guru untuk selalu meningkatkan
mutu dan martabat profesi guru itu
sendiri.
Aplikasi hubungan guru dengan
organisasi profesi adalah dengan dalam
menjalankan peran sebagai bagian dari
organisasi keprofesian. Guru menjadi
anggota organisasi profesi guru dan
berperan serta secara aktif dalam
melaksanakan program-program
organisasi bagi kepentingan pendidikan.
Sebagai seorang guru Indonesia, guru ikut
menjadi anggota PGRI, KKG, MGMP PPKn
serta menjalankan peraturan yang ada di
dalamnya secara aktif.
16.Hubungan Guru dengan Pemerintah
Hubungan guru dengan pemerintah, guru
membantu program pemerintah untuk
mencerdaskan kehidupan yang
berbudaya. Berusaha menciptakan,
memelihara dan meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan pancasila dan UUD 194.
Mengaplikasikan etika hubungan guru
dengan pemerintah, seperti guru
memiliki komitmen dan berusaha untuk
mencapai tujuan pembangunan dalam
bidang pendidikan. Guru PPKn di setiap
jenjang pendidikan memegang peranan
dan bertanggung jawab mengembangkan
potensi peserta didik menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung
jawab sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional (Sumantri & Winataputra,
2017; Pasal 3 UU Sisdiknas;
Winataputra,2015).

KB 3. Kualifikasi dan Regulasi


Profesionalisme Guru PPKn
1. Menurut Mulyasa (2009) guru
memiliki peran penting dalam dunia
pendidikan dan dapat
diidentifikasikan minimal ada 19
peran guru yaitu; guru sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing,
pelatih, penasihat, pembaharu
(inovator), model dan teladan,
pribadi peneliti, pendorong,
kreativitas, pembangkit pandangan,
pekerja rutin, pemindah kemah,
pembawa cerita, aktor, emancipator,
evaluator, pengawet, dan sebagai
komulator.
2. Warga negara hipotetik adalah
warga negara muda, karenanya
peserta didik yang masih harus dididik
menjadi warga negara dewasa yang
sadar hak dan kewajibannya (Amik,
dkk., 2016).

3. Kualifikasi profesionalisme guru


merupakan pendidikan khusus untuk
memperoleh suatu keahlian, keahlian
yang diperlukan untuk melakukan
sesuatu (menduduki jabatan dan
sebagainya).
4. Kualifikasi akademik guru PPKn
yang dimaksud adalah guru yang
telah lulus minimal program sarjana
(S1) atau diploma empat (D-IV)
(Pasal 9 UU Guru dan Dosen).

5. Kualifikasi profesionalisme guru


merupakan pendidikan khusus untuk
memperoleh suatu keahlian, keahlian
yang diperlukan untuk melakukan
sesuatu (menduduki jabatan dan
sebagainya).

KB 4. Pengembangan Kemampuan
Profesional Guru PPKn
1. Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Regulasi merupakan suatu cara yang
digunakan untuk mengendalikan
masyarakat dengan aturan tertentu.
Regulasi guru merupakan segala aturan
yang digunakan untuk mengatur segala
yang berkaitan dengan guru.

PKB adalah pengembangan kompetensi


guru yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, bertahap, berkelanjutan
untuk meningkatkan profesionalismenya.

Kegiatan PKB ini mencakup kegiatan


pengembangan diri, publikasi ilmiah,
dan/atau karya inova

2. Manfaat Pelaksanaan PKB bagi guru,


yakni guru dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta
memiliki kepribadian yang kuat sesuai
dengan profesinya, sehingga selama
karirnya mampu menghadapi perubahan
internal dan eksternal dalam memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik untuk
menghadapi kehidupan di masa datang.

3. PKB dalam pengambangan profesi guru


merupakan salah satu dari unsur yang
diperlukan untuk memenuhi angka
kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan jabatan fungsional guru.

4. Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan
2019, menjelaskan bahwa pelaksanaan
pengembangan diri bagi guru bertujuan
untuk mencapai kompetensi dasar yang
disyaratkan, untuk pendalaman dan
pemutakhiran pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan
kompetensinya sebagai guru,
peningkatan keterampilan dan
kemampuan guru untuk menghasilkan
publikasi ilmiah dan/atau karya
inovatif, peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk melaksanakan
tugas-tugas tambahan yang menunjang
pengembangan karir guru, dan juga
untuk memenuhi kegiatan lainnya
sesuai dengan kondisi serta kebutuhan
guru saat ini dan tentu saja
mempersiapkan kebutuhan guru di
masa yang akan datang.

5. Pendidikan dan Latihan Fungsional


dan Teknis
Pendidikan dan pelatihan fungsional
adalah upaya peningkatan kompetensi
guru dan/atau pemantapan wawasan,
pengetahuan, sikap, nilai, dan
keterampilan yang sesuai dengan profesi
guru yang bermanfaat dalam
pelaksanaan tugas guru melalui
lembaga yang memiliki ijin
penyelenggaraan dari instansi yang
berwenang.

6. Kegiatan Kolektif Guru


Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan
guru dalam mengikuti kegiatan
pertemuan ilmiah atau mengikuti
kegiatan bersama yang dilakukan guru
baik di sekolah maupun di luar sekolah
(seperti KKG/MGMP, KKKS/MKKS,
asosiasi profesi guru lainnya) yang
bertujuan untuk meningkatkan
keprofesian guru yang bersangkutan.

7. Publikasi ilmiah adalah karya tulis


ilmiah yang telah dipublikasikan
kepada masyarakat. Publikasi juga
merupakan bentuk kontribusi seorang
guru terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah dan sebagai
pengembangan dunia pendidikan secara
umum.

8. Karya inovatif adalah karya hasil


pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni yang bermanfaat
bagi pendidikan dan/atau masyarakat,
yang terdiri dari :
(1) menemukan teknologi tepat guna;
(2) menemukan atau menciptakan karya
seni;
(3) membuat atau memodifikasi alat
pelajaran, peraga atau praktikum;
(4) mengikuti pengembangan atau
penyusunan standar, pedoman, soal, dan
sejenisnya.

9. Teknologi tepat guna adalah karya hasil


rancangan/pengembangan/ percobaan
sains dana tau teknologi yang dibuat
atau dihasilkan dengan menggunakan
bahan, sistem, atau metodologi
tertentu dan dimanfaatkan untuk
pendidikan atau masyarakat sehingga
pendidikan terbantu kelancarannya atau
masyarakat terbantu kehidupannya

10.Karya Seni adalah hasil budaya


manusia yang merefleksikan nilai- nilai
dan gagasan manusia yang
diekspresikan secara estetik dalam
berbagai medium seperti rupa, gerak
bunyi, dan kata yang bersifat transetal
dan edukatif baik spiritual maupun
intelektual bagi manusia dan
kemanusiaan.
11.Alat pelajaran/peraga adalah alat yang
digunakan untuk memperjelas konsep/
teori/ cara kerja tertentu yang
digunakan dalam proses pembelajaran
atau bimbingan. Alat pelajaran/peraga
mempunyai ciri memperjelas konsep/
teori/ cara kerja suatu alat dan ada
unsur memodifikasi/ inovasi bila
sebelumnya sudah pernah ada di
sekolah tersebut.
2 Daftar materi yang sulit 1. Kualifikasi dan regulasi profesionalisme
dipahami di modul ini guru PPKn
2. Pengembangan kemampuan profesional
guru PPKn

3 Daftar materi yang sering 1. Karakteristik peserta didik dari aspek


mengalami miskonsepsi fisik,moral,sosial,kultural,emosional dan
intelektual.
2. Karakterisik etika profesi guru dan
aplikasinya dalam pembelajaran PPKN

Anda mungkin juga menyukai