Anda di halaman 1dari 11

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 5 :Membangun


Karakter Keindonesiaan
Guru Ppkn Dan Peserta
Didik
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karakteristik peserta didik
dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan
intelektual
2. Karakteristik Etika Profesi
Guru Dan Aplikasinya
Dalam Pembelajaran PPKn
3. kualifikasi dan regulasi
profesionalisme guru PPKN
4. Pengembangan kemampuan
profesional guru ppkn

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang KB Karakteristik peserta didik dari aspek
dipelajari fisik, moral, sosial, kultural, emosional
dan intelektual
1. Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui pembelajaran PPKn harus
dioptimalkan. Guru yang harus
berhadapan dengan peserta didik dari
berbagai latar belakang, dan karakteristik,
maka ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang guru yaitu sebagai
berikut:

 Mengetahui tujuan pendidikan


 Mengenal anak didiknya
 Mengetahui prinsip dan penggunaan
alat pendidikan
 Memiliki sikap bersedia membantu
peserta didik
 Melakukan interaksi dengan peserta
didik.
2. beberapa aspek perbedaan
karakteristik peserta didik
 Aspek Fisik
Aspek fisik meliputi
perubahan-perubahan dalam
tubuh seperti pertumbuhan
otak, sistem saraf, organ-
organ indrawi, pertambahan
tinggi dan berat badan,
hormon, dan lain-lain, dan
perubahan-perubahan dalam
cara-cara individu untuk
menggunakan tubuhnya
seperti: perkembangan
keterampilan motorik dan
perkembangan seksual, serta
perubahan dalam
kemampuan fisik seperti:
penurunan fungsi jantung,
penglihatan dan sebagainya

 Aspek Moral
Pada hakekatnya aspek
moral adalah ukuran-ukuran
yang telah diterima oleh
suatu komunitas, sedang
etika lebih dikaitkan dengan
prinsip-prinsip yang
dikembangkan pada suatu
profesi. Moral selalu
mengacu pada baik buruk
manusia, sehingga moral
adalah bidang kehidupan
manusia dilihat dari
kebaikan manusia.

 Aspek Sosial
Aspek sosial mempunyai arti
kemampuan untuk
berperilaku sesuai dengan
harapan-harapan kelompok
sosialnya, dan ini
merupakan keterampilan
berpikir baru yang dimiliki
remaja. Dalam hal ini ada
dua aspek nilai menjadi
perhatian utama para remaja
yaitu nilai keadilan dan
kejujuran yang lebih
cenderung dimiliki oleh pria
dan kesejahteraan yang
dimiliki oleh wanita baik
dalam keluarga, teman
sebaya, maupun pada
masyarakat.

 Aspek Kultural
Aspek kultural merupakan
yang berhubungan dengan
kebudayaan, suatu cara
hidup yang berkembang, dan
dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan
diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk
dari beberapa unsur yang
membangunnya yaitu sistem
bahasa, sistem pengetahuan,
sistem kekerabatan, sistem
peralatan hidup, sistem
ekonomi, sistem religi, dan
sistem kesenian.

 Aspek Emosional
Aspek kecerdasan emosional
sebagai kemampuan peserta
didik untuk dapat
memotivasi diri sendiri dan
tekun dalam menghadapi
frustasi, mengontrol
dorongan-dorongan
impulsive dan mampu
menunda pemuasannya,
mengatur suasana hati
sehingga tidak
mempengaruhi kemampuan
berfikir, dan berempati.
Mengenal karakteristik
peserta didik melalui
kematangan tingkat reaksi
dan pengendalian emosional
peserta didik dalam
merespon keadaan atau
peristiwa yang dialaminya.

 Aspek Intelektual
Aspek Intelektual disebut
juga tingkat kecerdasan
peserta didik yang diukur
dari kemampuan kognitif
dalam menyelesaikan
masalah, menalar dan
berpikir logika berdasarkan
faktual dan empirisnya
dengan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu
pengetahuan, tingkat
pengertian atau kesadaran,
terutama yang menyangkut
pemikiran dan pemahaman.

Hurlock (1990) menjelaskan empat


pokok utama yang dipelajari dalam
membentuk moral seseorang yaitu;

 belajar apa yang diharapkan


kelompok dari anggotanya dalam
bentuk hukum, kebiasaan dan
peraturan.
 mengembangkan hati nurani
sebagai kendali internal bagi
perilaku individu.
 pengembangan rasa bersalah dan
rasa malu.
 mempunyai kesempatan
melakukan interaksi dengan
anggota kelompok sosial.

3. Mengembangkan integrasi
pendidikan yang holistik, komite
sekolah dan sekolah harus
membangun hubungan yang efektif
dengan orangtua sehingga ada
keselarasan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Selain itu juga
hendaknya ada kerja sama yang
dilakukan sekolah dengan lembaga-
lembaga di masyarakat yang
memiliki kepedulian untuk
mengembangkan potensi remaja
seperti dari lembaga keagamaan,
lembaga kesehatan, dan LSM yang
bergerak dalam pencegahan
penyalahgunaan narkoba dan
sebagainya.
4. Emosi merupakan suatu keadaan
afektif secara sadar mengalami
perasaan seperti kegembiraan (joy),
kesedihan, ketakutan, benci, dan
cinta. Sangat berbeda bila emosi
dipandang sebagai aspek kognitif,
dimana emosi merupakan sebuah
keinginan yang disadari (Djaali,
2014).

KB Karakteristik Etika Profesi Guru Dan


Aplikasinya Dalam Pembelajaran PPKn

1. Guru profesional memiliki beberapa


aspek (Suprihatinigrum, 2014), yaitu:
 Komitmen tinggi; Guru profesional
harus memiliki komitmen yang kuat
pada pekerjaan yang dilakukannya,
termasuk bagaimana usaha guru
untuk menghantarkan siswa pada
kesuksesan membutuhkan komitmen
yang muncul dari dalam hati.
 Tanggung jawab; Guru profesional
harus bertanggung jawab penuh
terhadap pekerjaan yang dilakukannya.
Tanggung jawab berarti menanggung
seluruh pekerjaan dan akibat dari
pekerjaan sendiri dan tidak melibatkan
orang lain.
 Berpikir sistematis; Guru profesional
harus mampu melakukan
pekerjaannya secara sistematis untuk
melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran yang sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah disusun. Keahlian dalam
mengelola kelas memahami siswa
membutuhkan pengalaman serta
waktu yang dapat membuat guru
bertambah pengalaman melalui
aktivitas mengajar.
 Penguasaan materi; Guru profesional
harus menguasai materi secara
mendalam sebelum melakukan
aktivitas belajar mengajar. Penguasaan
materi dapat dilakukan dengan
berbagai kegiatan, seperti studi lanjut,
membaca dan menulis artikel ilmiah,
serta selalu memperbaharui materi
pembelajaran yang akan diajarkan
kepada peserta didik.
 Menjadi bagian dari masyarakat
profesional; Guru seharusnya aktif
dalam wadah organisasi profesi.
Aktivitas dalam organisasi profesi akan
mengembangkan kompetensi guru
melalui berbagai kegiatan yang
dilaksanakan.
 Autonomy (mandiri dalam
melaksanakan tugasnya); Seorang guru
profesional secara mandiri
melaksanakan tugas utamanya, yaitu
merencanakan, melaksanakan, dan
melakukan penilaian terhadap aktivitas
belajar siswa dan mengevaluasinya.
Guru seharusnya tidak bergantung
pada orang lain, tetapi secara
berkolaborasi dan berkoordinasi
dengan teman sejawat untuk
mengembangkan kompetensinya.
 Teacher research; Saat ini mulai
diperkenalkan teaching by research.
Guru profesional dituntut untuk selalu
melaksanakan kegiatan penelitian,
minimal penelitian tindakan kelas pada
kelas yang diampunya. Dari penelitian,
guru akan memiliki keterampilan
dalam menemukan masalah,
menganalisis dan melakukan
perbaikan dan penyelesaian masalah
dalam pembelajaran.
 Publication; Selain meneliti, guru
profesional juga dituntut untuk
menulis karya ilmiah, baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan. Karya ilmiah yang
dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan
buku akan meningkatkan citra guru
sebagai guru profesional.
 Professional organization; Guru
profesIonal adalah guru yang juga aktif
dalam organisasi profesinya. Dalam
wadah organisasi profesinya, guru
biasanya akan ikut membahas
berbagai perkembangan dunia guru
dan pendidikan. Aktivitas tersebut
tentunya dapat menambah
perbendaharaan ilmu guru.

2. Kode Etik Guru Indonesia merupakan


pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi
terhormat, mulia, dan bermartabat yang
dilindungi undang-undang (Pengurus
Besar Persatuan Guru Republik
Indonesia, 2017). Kode etik guru adalah
norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia
sebagai pedoman sikap dan perilaku
dalam melaksanakan tugas profesi
sebagai pendidik, anggota masyarakat,
dan warga negara (Suprihatinigrum,
2014).
3. sifat-sifat atau karakteristik-karakteristik
profesi seperti berikut ini.

 Kemampuan intelektual yang


diperoleh melalui pendidikan.
 Memiliki pengetahuan spesialisasi.
 .

 Memiliki pengetahuan praktis yang


dapat digunakan langsung oleh orang
lain atau klien..
 Memiliki teknik kerja yang dapat
dikomunikasikan atau communicable.
 Memiliki kapasitas
mengorganisasikan kerja secara
mandiri atau selforganization..
 Mementingkan kepentingan orang
lain (altruism).
 Memiliki kode etik. Kode etik ini
merupakan norma-norma yang
mengikat guru dalam bekerja.
 Memiliki sanksi dan tanggung jawab
komunitas.
 Mempunyai sistem upah.
 Budaya professional.
4. Guru harus mampu mengembangkan
aktivitas dan pengalaman yang sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa.
Karena itu terlebih dahulu guru harus
memahami karakteristik peserta didik
dan perkembanganya. Mengembangkan
model dan media pembelajaran yang
melibatkan peserta didik sebagai pusat
pembelajaran (student center learning).

KB kualifikasi dan regulasi profesionalisme


guru PPKN

1. Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (selanjutnya UU
Sisdiknas) yang terdiri dari 22 Bab dan
77 pasal merupakan perwujudan dari
salah satu tuntutan reformasi tahun
1998. Pasal 2 UU Sisdiknas disebutkan
bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 3 UU tersebut menjelaskan bahwa
pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Pasal 3 UU
Sisdiknas).
2. Regulasi guru mengenai perubahan
mendasar yang dituangkan dalam UU
Sisdiknas adalah diusungnya prinsip
demokrasi, berkeadilan, kesetaraan,
pembudayaan dan pembudayaan
serta peran aktif masyarakat dalam
pendidikan. Pendidik memiliki tugas
untuk melaksanakan pembelajaran.
Pendidik sebagai tenaga profesional
melekat hak dan kewajiban padanya.
Pendidik ditempatkan berdasarkan
kebutuhan satuan pendidikan formal
berdasarkan kebutuhan daerah. Oleh
karena itu, ditetapkan standar
kualifikasi, promosi, penghargaan,
dan sertifikasi bagi guru. Oleh karena
itu, lahirnya UU Sisdiknas
merupakan usaha untuk
meningkatkan standar mutu
pendidikan, khususnya guru sebagai
pendidik profesional. Selanjutnya
regulasi guru sebagai jabatan
profesional telah ditetapkan adalah
sebagai berikut ini.
3. Kualifikasi pendidik diatur dalam
Pasal 42 UU Sisdiknas yaitu sebagai
berikut:
 Pendidik harus memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
 Pendidik untuk pendidikan formal
pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan tinggi
dihasilkan oleh perguruan tinggi
terakreditasi.
KB PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL GURU PPKn
1. PKB adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalismenya. Guru
memelihara, meningkatkan, dan
memperluas pengetahuan dan
keterampilan guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
Pembelajaran menjadi berkualitas
sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman peserta didik. Kegiatan
PKB ini mencakup kegiatan
pengembangan diri, publikasi ilmiah,
dan/atau karya inovatif
2. Pengembangan Diri pada kegiatan
PKB dalam Buku 4 Pedoman
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan dan Angka Kreditnya,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan 2019,
menjelaskan bahwa pelaksanaan
pengembangan diri bagi guru
bertujuan untuk mencapai
kompetensi dasar yang disyaratkan,
untuk pendalaman dan pemutakhiran
pengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan kompetensinya
sebagai guru, peningkatan
keterampilan dan kemampuan guru
untuk menghasilkan publikasi ilmiah
dan/atau karya inovatif, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan untuk
melaksanakan tugas-tugas tambahan
yang menunjang pengembangan karir
guru, dan juga untuk memenuhi
kegiatan lainnya sesuai dengan
kondisi serta kebutuhan guru saat ini
dan tentu saja mempersiapkan
kebutuhan guru di masa yang akan
datang.
3. Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan
guru dalam mengikuti kegiatan
pertemuan ilmiah atau mengikuti
kegiatan bersama yang dilakukan
guru baik di sekolah maupun di luar
sekolah (seperti KKG/MGMP,
KKKS/MKKS, asosiasi profesi guru
lainnya) yang bertujuan untuk
meningkatkan keprofesian guru yang
bersangkutan.

2 Daftar materi yang sulit 1. Hubungan guru dengan organisasi profesi


dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering 1. Karakteristik  Peserta Didik dari  Aspek
mengalami miskonsepsi Intelektual

Anda mungkin juga menyukai