Anda di halaman 1dari 3

Resume modul 1 KB 1 hal 1.

7 paragraf 1 dan 2
Sekolah sebagai bagian internal dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat
pembudayaan dan pemerdayaan peserta didik sepanjang hayat yang mampu memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreaktivitas peserta didik dalam
proses pembelajaran demokratis.
Dalam kerangka semua itu mata pelajaran pkn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler
pengembangan karakter warga negara indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan persekolahan seyogianya dikembangkan sebagai wahana sosial kultural untuk
membangun kehidupan yang demokratis. Hal ini dapat diartikan bahwa sekolah harus
menjadi wahana pendidikan untuk mempersiapkan kewarganegaraan yang demokratis
melalui pengembangan kecerdasan spirutual, rasional, emosional, dan sosial warga negara
baik sebagai aktor sosial maupun sebagai pemimpin pada hari ini dan hari esok.

Resume modul 1 KB 3 hal 1.36 – 1.38


Bisa di lihat tabel contoh pengalaman belajar yang merupakan implikasi pedagogis dari
tuntutan pengembangan kompetensi dasar untuk kelas IV. Mulai dari semester 1 dan semester
2
Resume modul 1 KB 3 hal. 1.38 – 1.40
Pkn mengusang misi pendidikan nilai moral yaitu :
1. Materi pkn adalah konsep – konsep nilai pancasila dan UUD 1945
2. Sasaran belajar akhir pkn adalah perwujudan nilai – nilai pancasila dan UUD 1945
dalam prilaku nyata kehidupan sehari – hari
3. Proses pembelajarannya menuntut terlibatnya emosional, intelektual, dan sosial dari
peserta didik dan guru
Contoh untuk butir materi tenggang rasa pembelajaran pkn harus menyentuh ketiga aspek
yaitu :
1. Konsep moral
2. Sikap moral
3. Prilaku moral
Resume modul 2 KB 1 hal 2.12 – 2.16
Dilihat dari substansi dan prosesnya, menurut Lickona ( 1992 :53 – 56 )yang perlu
dikembangkan dalam rangka pendidikan nilai tersebut adalah nilai karakter yang baik
( good character ) yang di dalamnya mengandung 4 dimensi nilai moral yaitu :
1. Dimensi wawasan moral ( moral knowing ) yang mencakup :
Kesadaran moral ( moral awareness )
2. Wawasan nilai moral ( knowing moral values )
Kemampuan mengambil pandangan orang lain ( perspective taking )
Penalaran moral ( moral reasoning )
Mengambil keputusan ( decision – making )
Pemahaman diri sendiri ( self – knowledge )
3. Dimensi perasaan moral ( moral feeling ) yang mencakup :
Kata hati atau nurani ( conscience )
Harapan diri sendiri ( self – esteem )
Merasakan diri orang lain ( empathy )
Cinta kebaikan ( loving the good )
Kontrol diri ( self – control )
Merasakan diri sendiri ( humility )
4. Dimensi prilaku moral ( moral action ) yang mencakup :
Kompetensi ( competence )
Kemauan ( wiil )
Kebiasaan ( habit )

Dari semua dimensi wawasan moral tersebut satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan
substanstif dan fungsional. Artinya bahwa wawasan, perasaan atau sikap dan perilaku moral
merupakan 3 hal yang secara psikologis bersinergi. Contohnya, seseorang yang mengambil
keputusan untuk mengeluarkan zakat atau memberi sumbangan seyoganya dilandasi oleh
perasaan keikhlasan yang diwujudkan dalam kebiasaan kehidupan sehari – hari.
Modul 2 KB 3 hal 2.46 – 2.48

Hubungan interaktif pengembangan nilai dan moral dalam pkn SD


 Konsep “ values education, moral education, education for virtues “sebagai program
dan proses pendidikan yang tujuannya selain mengembangkan pikiran, juga
mengembangkan nilai dan sikap.
Oleh karena itu Jean piaget mengidentifikasi ada dua tingkat perkembangan moral pada anak
usia antara 6 -12 tahun yaitu heteronomi dan autonomi. Pada tingkat heteronomi segala
aturan oleh anak dipandang sebagai hal yang datang dari luar jadi bersifat eksternal dan
dianggap sakral karena aturan itu merupakan hasil pemikiran orang dewasa. Sedangkan pada
tingkat autonomi anak mulai menyadari adanya kebebasan untuk tidak sepenuhnya menerima
aturan itu sebagai hal yang datang dari luar dirinya. Pada tingkat ini anak menunjukkan
kemampuan untuk menfinisi aturan dan memiliki aturan yang tepat akan dasar kesepakatan
dan kerjasama kerja sama dengan lingkungannya.
Sifat heteronomi anak disebabkan oleh faktor kematangan struktur kognitif yang ditandai
sifat egosentrisme dan hubungan interaktif dengan orang dewasa dimana anak merasa kurang
dewasa . sedangkan sifat autonomi dipengaruhi oleh kematangan struktur kognitif yang
ditandai oleh kemampuan mengkaji aturan secara kritis dan menerapkannya secara selektif
yang muncul dari sikap resiprositas dan kerjasama.

Anda mungkin juga menyukai