Sub Materi
a. Hakekat pendidikan moral
b. Pendekatan dalam pendidikan moral
Pertemuan ke 10 - 12
Tujuan khusus pembelajaran :
Setelah menyelesaikan pertemuan ini, mahasiswa mampu
1. Mendeskrispikan makna pendidikan moral
2. Menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam pendidikan moral
3. Menerapkan pendekatan pendidikan moral dalam pembelajaran
A. Ringkasan Materi
16
latihan selama pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal bagi
masa depannya, agar memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta
menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan
terhadap sesama makhluk, sehingga terbentuk pribadi seutuhnya yang
tercermin pada perilaku berupa ucapan, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan,
kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma dan moral
luhur bangsa.
Pendidikan budi pekerti memiliki esensi dan makna yang sama dengan
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan
warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga
masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau
bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak
dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.
Hakikat dari Pendidikan Budi Pekerti dalam konteks pendidikan di Indonesia
adalah merupakan pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang
bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina
kepribadian generasi muda.
Pendidikan moral dapat disebut sebagai pendidikan nilai atau pendidikan
afektif. Dalam hal ini hal-hal yang disampaikan dalam pendidikan moral
adalah nilai-nilai yang termasuk domain afektif. Nilai-nilai afektif tersebut
antara lain, meliputi : perasaan, sikap, emosi, kemauan, keyakinan, dan
kesadaran
17
b. Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development
approach),
Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitif karena
karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan
perkembangannya. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif
tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan
moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai
perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari
suatu tingkat yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi
Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini ada dua hal yang utama.
Pertama, membantu siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih
kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, mendorong
siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika memilih nilai dan
posisinya dalam suatu masalah moral.
Proses pengajaran nilai menurut pendekatan ini didasarkan pada dilemma
moral, dengan menggunakan metoda diskusi kelompok. Proses diskusi
dimulai dengan penyajian cerita yang mengandung dilemma. Dalam diskusi
tersebut, siswa didorong untuk menentukan posisi apa yang sepatutnya
dilakukan oleh orang yang terlibat, apa alasan-alasannya. Siswa diminta
mendiskusikan tentang alasan-alasan itu dengan teman-temannya.
18
Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini ada tiga. Pertama, membantu
siswa untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri serta
nilai-nilai orang lain; Kedua, membantu siswa, supaya mereka mampu
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang lain, berhubungan
dengan nilai-nilainya sendiri; Kedua, membantu siswa, supaya mereka
mampu menggunakan secara bersama-sama kemampuan berpikir rasional dan
kesadaran emosional, untuk memahami perasaan, nilai-nilai, dan pola tingkah
laku mereka sendiri Dalam proses pengajarannya, pendekatan ini
menggunakan metoda: dialog, menulis, diskusi dalam kelompok besar atau
kecil, dan lain-lain
19
pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga, pendidikan budi pekerti
terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran.
B. Kegiatan Pembelajaran
C. Referensi
20