Pendidikan Nilai
Pendidikan Global
A. Pengertian pendidikan nilai
Pendidikan nilai terdiri atas dua kata yaitu “Pendidikan” dan “nilai”.
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Sedangkan nilai adalah konsep yang menunjuk pada hal hal yang
dianggap berharga dalam kehidupan manusia, yaitu tentang apa yang dianggap baik,
layak, pantas, benar, penting, indah, dan dikehendaki oleh masyarakat dalam
kehidupannya. Sebaliknya, hal-hal yang dianggap tidak pantas, buruk, salah dan tidak
indah dianggap sebagai sesuatu yang tidak bernilai.
Pendidikan nilai menurut para ahli:
1) Satraprateja (kaswardi, 1993) memberikan definisi pendidikan nilai adalah
penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang.
2) Mardimadja (1986) mendifinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap
peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya
secara integral dalam keseluruhan hidupnya.
3) Kohlberg et all (Djahiri, 1992 : 27) Pendidikan nilai adalah rekayasa ke arah: (1)
Pembinaan dan pengembangan struktur dan potensi atau komponen pengalaman
afektual (affective component experiences) atau “jati diri” atau hati nurani
manusia atau suara hati (al-qolb) manusia dengan perangkat tatanan nilai-moral-
norma. (2) Pembinaan proses pelakonan dan atau transaksi / interaksi dunia
afektif seseorang sehingga terjadi proses klarifikasi nilai-moral-norma atau
pengendalian nilai-moral-norma.
4) Mulaya (2004) mengartikan pendidikan nilai sebagai penanaman dan
pengembangan nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam
keseluruhan hidupnya. Pendidikan nilai tidak hanya merupakan progam khusus
yang diajarkan melalui sejumlah mata pelajaran, akan tetapi mencakup
keseluruhan progam pendidikan.
1
5) Soelaeman (1987: 14) menambahkan bahwa Pendidikan Nilai adalah bentuk
kegiatan pengembangan ekspresi nilai-nilai yang ada melalui proses sistematis
dan kritis sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki kualitas
kognitif dan afektif peserta didik.
Dari beberapa pengertian pendidikan nilai diatas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Nilai adalah proses bimbingan melalui suri tauladan pendidikan yang
berorientasi pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang didalamnya mencakup nilai
agama, budaya, etika, dan estetika menuju pembentukan pribadi peserta didik yan
memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang utuh,
berakhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat dan negara.
2
didik. Pembelajaran nilai bukan hanya tanggungjawab guru agama tetapi
merupakan tanggungjawab semua guru.
Hal terpenting dalam tujuan pendidikan adalah bagaimana mengangkat
derajat manusia menjadi bermartabat, bermoral dan mempunyai nilai. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan tidak hanya menciptakan
manusia berakal, kompeten dan berguna, melainkan insan kamil seutuhnya. Oleh
karena itu pendidikan nilai sangatlah dibutuhkan.
Berbagai macam aktivitas pembelajaran berdasarkan nilai yang ada
dalam Living Values dirancang untuk memotivasi murid dan mengaak peserta
didik untuk memikirkan dirinya sendiri, orang lain, seluruh dunia, dan nilai-nilai
yang saling berkaitan. Hal ini bertujuan untuk merasakan pengalaman di dalam
diri sendiri/ yang pernah dialami dan untuk membangun sumber daya diri dan
juga bertujuan untuk memperkuat, memancing potensi, kreativitas, dan bakat-
bakat tiap murid.
Dalam proses pembelajaran pendidikan nilai Para peserta didik diajak
untuk berefleksi, berimajinasi, berdialog, berkomunikasi, berkreasi, menulis,
menyatakan diri lewat seni, dan bermain-main dengan nilai-nilai yang diajarkan.
Dalam prosesnya, akan berkembang keterampilan pribadi, social, dan emosional,
sejalan dengan keterampilan social yang damai dan penuh kerja sama dengan
orang lain. Nilai-nilai ini telah disusun sedemikian rupa sehingga menyediakan
serangkaian keterampilan yang dibangun satu di atas yang lain. Latihan-latihan
yang ada termasuk membangun keterampilan menghargai diri sendiri,
keterampilan komunikasi sosial yang positif, keterampilan berpikir kritis, dan
menyatakan diri lewat seni dan drama.
Dalam teori nilai terdapat enam orientasi nilai yang sering dijadkan rujukan
oleh manusia dalam kehidupannya. Dalam pemunculannya, enam nilai tersebut
cenderungmenampilkan sosok yang khas terhadap pribadi seseorang. Keenam nilai
tesebut adalah sebagai berikut :
1) Nilai Agama
2) Nilai teori
3) Nilai Ekonomis
4) Nilai Estetika
3
5) Nilai Sosial.
6) Nilai Politik
Spranger melihat bahwa pada sisi nilai inilah kesatuan filsafat hidup dapat
dicapai. Diantara kelompok manusia yang memiliki orientasi kuat terhadap nilai ini
adalah para nabi, imam, atau orang-orang saleh. Dari beberapa klasifikasi nilai diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa pemaknaan terhadap nilai itu sendiri tergantung pada
perspektif masing-masing orang yang membuatnya dan menjalaninya. Tetapi diantara
keenam klasifikasi nilai diatas, nilai yang paling tertinggi adalah nilai agama.
Menurut Max Scheller dalam kaelan menyebutkan klasifikasi nilai tersebut terdiri
atas:
1) Nilai kenikmatan, yaitu nilai yang mengenakan atau tidak mengenakan,
berkitan dengan indra manusia yang menyebabkan manusia senang atau
menderita.
2) Nilai kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan
3) Nilai kejiwaan, yaitu nilai yang tidak bergantung pada keadaan jasmani
maupun lingkungan.
4) Nilai kerohanian, yaitu maralitas nilai dari yang suci dan tidak suci.
Di Indonesia klasifikasi pendidikan nilai terdiri dari:
a).Nilai dasar (dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai daasr ontologisme)
yaitu merupakan hakikat, esensi, itisari, atau makna yang terdalam dari nilai-
nilai tersebut. Nilai daar ini bersifat universal karena menyangkut hakikat
kenyataan objektif segala sesuatu, misalnya hakikat Tuhan, manusia, atau
yang lainnya.
b).Nilai instrumental, merupakan suatu pedoman yang dapat diukur atau
diarahkan. Nilai instrumental merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.
c).Nilai praksis, pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai
instrumental dalam suatu kehidupan nyata.
Selain istilah di atas ada juga yang dinamakan dengan klarifikasi nilai, yaitu
upaya mengembangkan nilai siswa dengan menekankan proses penilaian itu sendiri
daripada membicarakan apahaikat nilai itu ketika menelaah sebuah nilai. Tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai mereka sendiri.[5]Nilai ini
Sangat tergantung dari sudut pandang mana si penilai menilai. Misalnya orang
materialis, akan meletakkan nilai-nilai materi pada tingkat yang paling tinggi, dan
4
begitu juga sebaliknya pada orang religius akan menempatkan nilai-nilai religius pada
tingkatan yang paling tinggi, dan seterusnya.
5
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Guru sebagai aktor yang
terlibt langsung dalam proses pendidikan bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-
nilai kepada siswanya.
Mengingat bahwa nilai berkembang melalui tahapan-tahapan perkembangan
anak dan lingkungan, maka hendaknya penanaman nilai diberikan sejak dini dan
selalu setiap waktu, metode untuk menanamkan nilai-nilai kepada anak dapat
dilakukan dengan contoh atau teladan. Disamping keteladanan, sebagai seorang guru
penanaman nilai di sekolah juga perlu mengunakan metode pembelajaran yang
menyentuh emosi dan keterlibatan para siswa seperti metode cerita, permainan,
simulasi atau imajinasi. Dengan metode yang digunakan tersebut anak akan lebih
mudah dalam menangkap konsep noilai yang terkandung di dalamnya.
6
Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan global di atas dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan Global adalah upaya untuk menanamkan
suatu pandangan (prespective) tentang dunia kepada siswa dengan
memfokuskan bahwa terdapat saling keterkaitan antar budaya, umat manusia
dan kondisi planet bumi. Tujuan pendidikan setiap mata pelajaran untuk
kondisi saat ini menekankan pada kemampuan siswa dalam berfikir kritis,
namun ada hal yang unik dalam pendidikan global, yakni fokus substansinya
yang berasal dari hal-hal yang mendunia yang semakin bercirikan pluralisme.
G. Tujuan pendidikan global
1) Mendorong siswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah
yang berkaitan dengan masalah global.
2) Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan
masalah lintas budaya.
3) Mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun pengembangan profesinya.
4) Mengembangankan pengertian keberadaan mereka membentukmasyarakat
bahwa mereka merupakan anggota masyarakat manusia.
5) Mendidik siswa agar mampu hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab,
sebagai individu, umat manusia, penghuni planet bumi, dan sebagai anggota
masyarakat global.
Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif global adalah selain untuk
menambah wawasan juga untuk menghindarkan diri dari cara berpikir sempit,
terkotak oleh batas-batas subyektif, primordial (lokalitas) seperti perbedaan warna
kulit, ras, nasionalisme yang sempit, dsb. Dengan demikian pentingnya (urgensi)
wawasan perspektif global dalam pengelolaan pendidikan ialah sebagai langkah
upaya dalam peningkatan mutu pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan seperti
yang telah dituliskan sebelumnya, dengan wawasan perspektif global kita dapat
menghindarkan diri dari cara berpikir sempit dan terkotak-kotak oleh batas
subyektif sehingga pemikiran kita lebih berkembang. Kita dapat melihat sistem
pendidikan di negara lain yang telah maju dan berkembang. Dapat
membandingkannya dengan pendidikan di negara kita, mana yang dapat
diterapkan dan mana yang sekerdar untuk diketahui saja. Kita bisa mencontoh
7
sistem pendidikan yang baik di negara lain selama hal itu tidak bertentangan
dengan jati diri bangsa Indonesia.
Selain tujuan pendidikan global di atas, adapun manfaat pendidikan global adalah:
1) Meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan siswa bahwa kita bukan
hanya penghuni satu daerah tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang
lain di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan
“ sikap ketergantungan” tersebut.
2) Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat
megikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan
iptek.
3) Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general,
sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
4) Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia
dengan segala aspeknya.
1. Memperhatikan hakikat dasar mental yang melekat pada diri tiap individu
siswa yang meliputi:
8
Dari yang mudah ke arah yang makin sukar
Dari yang sederhana ke arah yang makin kompleks
Dari yang dekat ke arah yang makin jauh
Dari yang konkret ke arah yang makin abstrak
9
Penerapan metode tugas, kegiatan ini dapat dilakukan terhadap
siswa secara individual maupun kelompok. Tugas individual
memenuhi strategi pengembangan keterampilan motorik dan
intelektual masing-masing siswa, sedangkan tugas kelompok
mengembangkan strategi keterampilan sosial.
10
melakukan tugas kualitas informasi bahan dan barang yang
dikumpulkan dan sikap para siswa melaksanakan tugas ( senang
hati, merasa sebagai kebutuhan, keterpaksaan ).
Para pelaksana karyawisata dekat atau jauh evaluasi meliputi
aspek yang cukup luas mulai dari penilaian kemampuan observasi,
kerja sama, pemenuhan tugas sampai kepada sikap yang tercermin
dari perilaku siswa pada saat dan sesudah karyawisata itu
dilaksanakan. Penilaian baik kuantitatif maupun kualitatif
disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan sifat serta
tingkat karyawisata yang bersangkutan ( berapa persen piknik,
berapa persen pengetahuan, berapa persen tugas ). Karena
berkaitan dengan proses pembelajaran, bobot penilaian pada
pengetahuan dan tugas lebih diutamakan.
Evaluasi tertulis Anda lakukan sesuai dengan pertimbangan yang
matang, apakah dua kali atau satu kali. Apabila dilakukan dua kali,
berarti di tengah-tengah perjalanan proses satu kali. Apabila hanya
satu kali, berarti dilakukan pada akhir proses. Pilihan tadi
bergantung pada luasnya pokok bahasan yang menjadi materi.
Pilihan bentuk evaluasi, bergantung pada pertimbangan rasional
anda. Hanya harus dipahami betul keunggulan dan kelemahannya,
apakah ter uraian (essai) atau tes objektif.
Keseluruhan hasil penilaian, kuantitatif (dengan angka) ataupun
kualitatif (baik,sedang,buruk) dari segala aspek dipadukan. Dengan
cara ini Anda dapat mengharapkan memperoleh kesimpulan
meneluruh tentang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.
Dari evaluasi secara menyeluruh tersebut, bukan hanya tingkat
penguasaan siswa terhadap hasil beajarnyaa yang dapat dinilai,
melainkan lebih jauh lagi sebagai “umpan balik” kinerja Anda juga
dapat dinilai.
11
Nilai-nilai universal ini berasal dari beragam tradisi budaya,nasional dan
nilai-nilai agama. Namun betapa pun ada perbedaan tradisi, semua bangsa
telah mendukung nilai-nilai yang sama tanpa memerdulikan waktu ataupun
letak geografis. Namun pelaksanaanya di tiap Negara akan berbeda-beda
karena disesuaikan dengan kondisi Negara masing-masing. Usaha ini masih
dirasakan baru sehingga tingkat pastisipasinya pun masih terbatas.
2. Perbedaan Nilai Manusia
Perbedaan-perbedaan budaya merupakan manifestasi dari adanya
keragaman nilai dan perspektif diantara umat manusia. Perbedaan ini tercemin
dalam perasaan, pilihan, sikap, gaya hidup dan pandangan dunia tiap
masyarakat. Perbedaan ini pun merupakan hasil dari adaptasi evolusi
masyarakat dengan lingkungannya yang cukup unik dalam rangka memenuhi
sejumlah kebutuhan bersama
Kajian tentang Sistem Global
Sistem Ekonomi
12
Sistem Ekologi
Dari semua spesies yang membangun kehidupan ini, umat manusia adalah
aktor yang paling kritis dalam sitem ekologi karena kemampuannya untuk
mengelola dan mengeksploitasi, memelihara atau merusak. Pendidikan global
akan mengajak para siswa menyadari bahwa ada hubungan simbiotis dan
saling ketergantungan dengan makhluk hidup maupun dengan makhluk
nonhidup dan bahwa kita sebagai makhluk manusia berperan banyak dalam
ekologi ini.
Sistem Teknologi
Teknologi modern bukan hanya mengubah cara hidup individu, bekerja dan
berhubungan dengan individu lain maupun dengan lingkungan. Pengaruhnya
secara dramatis mengubah geopolitik, fungsi ekonomi dunia, dan sistem
ekologi global. Banyak saling keterkaitan antar bangsa yang menjadi ciri
dunia modern disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat cepat
khususnya dalam transportasi dan komunikasi sebagai cara utama kontak
manusia
Kajian tentang Masalah-masalah dan Isu-Isu Global
Setiap hari, sebagian dari hidup kita dibombardir oleh masalah-
masalah dan isu-isu internasional. Apabila para remaja memahami tentang
dunianya, maka pendidikan harus dikaitkan dengan hasil penelitian tentang
sebab-sebab, akibat-akibat dan kemungkinan penyelesaian tentang isu-isu
global saat ini. Seperti dalam kajian sistem, para siswa harus
mengetahuibagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masalah-
masalah dan isu-isu ini. Sehingga, mereka berhak mengetahui bagaimana
mereka dapat menjadi bagian dari isu-isu dan masalah-masalah global dan
bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi dalam proses penyelesaian
itu.
Pertama, ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari
masalahnya melintasi lebih dari satu negara. Kedua, isu-isu dan masah-
masalah hanya dapat diselesaikan melalui tindakan multilateral: penyelesaian
dan perbaikan tidak dapat dicapai hanya oleh tindakan satu negara.
13
Realitas ini mengantarkan pada karakteristik isu global ketiga, yakni bahwa
tingkat konflik itu ada di dalam ciri pertama maupun ciri kedua. Konflik ini
berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab masalah, dalam
membedakan nilai dan tujuan tentang hakikat dan sebab masalah, dalam
membedakan nilai dan tujuan tentang hasil dan cara, dan dalam kesulitan
menemukan tindakan yang tepa yang diperlukan untuk menjamin hasil yang
diharapkan. Keempat, masalah dan isu-isu ini mempunyai sifat terus-menerus
(persistence). Masalah dan isu ini telah berkembang sebagai masalah dan isu
yang berkelanjutan. Kelima, isu dan maslah ini terkait dengan hal lain. Pada
umumnya, penyelesaian pada satu masalah akan mempunyai pengaruh pada
beberapa faktor lainnya.
2.pendekatan kognitif
14
DAFTAR PUSTAKA
http://penonme.blogspot.com/2015/04/makalah-pendidikan-nilai.html
http://prakarsa-jatim.com/pentingnya-pendidikan-nilai-dalam-proses-pembelajaran/
http://edhakidam.blogspot.com/2014/10/pendidikan-globalisasi.html
http://thenewmebysr.blogspot.com/2013/03/makalah-pendidikan-global_1940.html
https://belajarmenjadilebih.wordpress.com/2012/04/16/integrasi-pendidikan-nilai-dalam-
membangun-karakter-siswa-di-sekolah-dasar-dalam-dalam-pembelajaran-ips-sd/
https://instructionalsupervision.wordpress.com/2015/03/13/pendekatan-pendidikan-nilai-dan-
karakter/
http://nurkartikaaa.blogspot.com/2016/10/b-pembelajaran-ips-dalam-era.html
https://www.afdhalilahi.com/2015/05/hakikat-dan-tujuan-pendidikan-nilai.html
http://gadonano.blogspot.com/2015/09/dimensi-manfaat-tujuan-masalah.html
15
Pertanyaan
16
2. Kajian yang dianggap esensial dan mendasar bagi pendidikan global?
a. Kajian tentang nilai ensensional
b. Kajian tentang nilai tradisi
c. Kajian tentang nilai kebudayaan
d. Kajian tentang nilai manusia
Jawaban : D. Kajian tentang Nilai Manusia
3. Hal terpenting dalam tujuan pendidikan adalah bagaimana mengangkat derajat
manusia agar menjadi manusia yang
a. mandiri
b. bermartabat, bermoral dan mempunyai nilai.
c. Disiplin
d. Menghormati antar sesama
Jawaban : b. bermartabat, bermoral dan mempunyai nilai.
4. Yang termasuk Dalam teori nilai yang terdapat dalam orientasi nilai yang
sering dijadkan rujukan oleh manusia dalam kehidupannya adalah....
a. Nilai Agama, teori, Ekonomis
b. Nilai Estetika, budaya, rasional
c. Nilai Sosial, ekonomi, praktis
d. Nilai Politik, sosialbudaya, teoritis
Jawaban : a. Nilai agama, teori, ekonomis
5. salah satu fungsi pendidikan di sekolah adalah untuk memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai. Pengembangan nilai dalam kurikulum di sekolah
dapat dilakukan dengan....
a. permainan
b. pembelajaran
c. keterampilan
d. kebersamaan
jawaban : b. Pembelajaran
17
d. Menambah pengetahuan pendidikan kebudayaan
Jawaban : c. menambah wawasan
7. Kajian yang dianggap esensial dan mendasar bagi pendidikan global?
a. Kajian tentang nilai ensensional
b. Kajian tentang nilai tradisi
c. Kajian tentang nilai kebudayaan
d. Kajian tentang nilai manusia
Jawaban : d. Kajian tentang Nilai Manusia
8. Tujuan pendidikan global adalah....
a. Mendorong siswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan
masalah yang berkaitan dengan masalah global.
b. Mendorong para guru untuk tidak mempelajari masalah yang berkaitan
dengan lintas budaya.
c. membuat siswa agar mampu hidup secara boros
d. mempengaruhi siswa agar mengikuti perkembangan zaman
e. jawaban : a. Mendorong siswa untuk mempelajari lebih banyak
tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah
global.
18