Anda di halaman 1dari 18

MATERI PERTEMUAN KE VI

Pendidikan Nilai Dan Pendidikan Global

 Pendidikan Nilai
 Pendidikan Global
A. Pengertian pendidikan nilai

Pendidikan nilai terdiri atas dua kata yaitu “Pendidikan” dan “nilai”.
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Sedangkan nilai adalah konsep yang menunjuk pada hal hal yang
dianggap berharga dalam kehidupan manusia, yaitu tentang apa yang dianggap baik,
layak, pantas, benar, penting, indah, dan dikehendaki oleh masyarakat dalam
kehidupannya. Sebaliknya, hal-hal yang dianggap tidak pantas, buruk, salah dan tidak
indah dianggap sebagai sesuatu yang tidak bernilai.
Pendidikan nilai menurut para ahli:
1) Satraprateja (kaswardi, 1993) memberikan definisi pendidikan nilai adalah
penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang.
2) Mardimadja (1986) mendifinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap
peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya
secara integral dalam keseluruhan hidupnya.
3) Kohlberg et all (Djahiri, 1992 : 27) Pendidikan nilai adalah rekayasa ke arah: (1)
Pembinaan dan pengembangan struktur dan potensi atau komponen pengalaman
afektual (affective component experiences) atau “jati diri” atau hati nurani
manusia atau suara hati (al-qolb) manusia dengan perangkat tatanan nilai-moral-
norma. (2) Pembinaan proses pelakonan dan atau transaksi / interaksi dunia
afektif seseorang sehingga terjadi proses klarifikasi nilai-moral-norma atau
pengendalian nilai-moral-norma.
4) Mulaya (2004) mengartikan pendidikan nilai sebagai penanaman dan
pengembangan nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam
keseluruhan hidupnya. Pendidikan nilai tidak hanya merupakan progam khusus
yang diajarkan melalui sejumlah mata pelajaran, akan tetapi mencakup
keseluruhan progam pendidikan.

1
5) Soelaeman (1987: 14) menambahkan bahwa Pendidikan Nilai adalah bentuk
kegiatan pengembangan ekspresi nilai-nilai yang ada melalui proses sistematis
dan kritis sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki kualitas
kognitif dan afektif peserta didik.
Dari beberapa pengertian pendidikan nilai diatas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Nilai adalah proses bimbingan melalui suri tauladan pendidikan yang
berorientasi pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang didalamnya mencakup nilai
agama, budaya, etika, dan estetika menuju pembentukan pribadi peserta didik yan
memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang utuh,
berakhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat dan negara.

B. Tujuan Pendidikan Nilai


1) Tujuan pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS adalah sebagai berikut:
 Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan
melalui pemehaman terhadap nlai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
 Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode
yang diadaptasi dari ilmu sosial yng kemudian digunakan untuk memecahkan
masalah sosial.
 Mampu menggunakan modeldan proses berpikir serta membuat keputusan
untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
 Perhatian terhadap isu dan masalah sosial serta mampu membuat analisis
yang kritis serta mampu megambil tindakan yang tepat.
 Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri
sendiri agar bertanggung jawab membangun masyarakat.

C. Pentingnya pendidikan nilai

Kemajuan teknologi yang pesat memudahkan kehidupan manusia,


disisi lain mempunyai pengaruh negatif bagi eksistensi nilai-nilai yang
berkeembang dalam masyarakat. Berbagai macam fenomena yang sebeumnya
dianggap tabu, kini telah menjadi tren di masyrakat, hal ini bisa dibuktikan
dengan dengan maraknya kekerasan, pelecehan seksual , kurangnya nilai
kesopanan terhadap orang tua dan berbagai masalah lainya. pembelajaran yang
diperoleh di kelas sangat berpengaruh terhadap pola ikir dan cara pandang peserta

2
didik. Pembelajaran nilai bukan hanya tanggungjawab guru agama tetapi
merupakan tanggungjawab semua guru.
Hal terpenting dalam tujuan pendidikan adalah bagaimana mengangkat
derajat manusia menjadi bermartabat, bermoral dan mempunyai nilai. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan tidak hanya menciptakan
manusia berakal, kompeten dan berguna, melainkan insan kamil seutuhnya. Oleh
karena itu pendidikan nilai sangatlah dibutuhkan.
Berbagai macam aktivitas pembelajaran berdasarkan nilai yang ada
dalam Living Values dirancang untuk memotivasi murid dan mengaak peserta
didik untuk memikirkan dirinya sendiri, orang lain, seluruh dunia, dan nilai-nilai
yang saling berkaitan. Hal ini bertujuan untuk merasakan pengalaman di dalam
diri sendiri/ yang pernah dialami dan untuk membangun sumber daya diri dan
juga bertujuan untuk memperkuat, memancing potensi, kreativitas, dan bakat-
bakat tiap murid.
Dalam proses pembelajaran pendidikan nilai Para peserta didik diajak
untuk berefleksi, berimajinasi, berdialog, berkomunikasi, berkreasi, menulis,
menyatakan diri lewat seni, dan bermain-main dengan nilai-nilai yang diajarkan.
Dalam prosesnya, akan berkembang keterampilan pribadi, social, dan emosional,
sejalan dengan keterampilan social yang damai dan penuh kerja sama dengan
orang lain. Nilai-nilai ini telah disusun sedemikian rupa sehingga menyediakan
serangkaian keterampilan yang dibangun satu di atas yang lain. Latihan-latihan
yang ada termasuk membangun keterampilan menghargai diri sendiri,
keterampilan komunikasi sosial yang positif, keterampilan berpikir kritis, dan
menyatakan diri lewat seni dan drama.

D. Klasifikasi pendidikan nilai

Dalam teori nilai terdapat enam orientasi nilai yang sering dijadkan rujukan
oleh manusia dalam kehidupannya. Dalam pemunculannya, enam nilai tersebut
cenderungmenampilkan sosok yang khas terhadap pribadi seseorang. Keenam nilai
tesebut adalah  sebagai berikut :
1) Nilai Agama
2) Nilai teori
3) Nilai Ekonomis
4) Nilai Estetika

3
5) Nilai Sosial.
6) Nilai Politik
Spranger melihat bahwa pada sisi nilai inilah kesatuan filsafat hidup dapat
dicapai. Diantara kelompok manusia yang memiliki orientasi kuat terhadap nilai ini
adalah para nabi, imam, atau orang-orang saleh. Dari beberapa klasifikasi  nilai diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa pemaknaan terhadap nilai itu sendiri tergantung pada
perspektif masing-masing orang yang membuatnya dan menjalaninya. Tetapi diantara
keenam klasifikasi nilai diatas, nilai yang paling tertinggi adalah nilai agama.
Menurut Max Scheller dalam kaelan menyebutkan klasifikasi nilai tersebut terdiri
atas:
1) Nilai kenikmatan, yaitu nilai yang mengenakan atau tidak mengenakan,
berkitan dengan indra manusia yang menyebabkan manusia senang atau
menderita.
2) Nilai kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan
3) Nilai kejiwaan, yaitu nilai yang tidak bergantung pada keadaan jasmani
maupun lingkungan.
4) Nilai kerohanian, yaitu maralitas nilai dari yang suci dan tidak suci.
Di Indonesia klasifikasi pendidikan nilai terdiri dari: 
a).Nilai dasar (dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai daasr ontologisme)
yaitu merupakan hakikat, esensi, itisari, atau makna yang terdalam dari nilai-
nilai tersebut. Nilai daar ini bersifat universal karena menyangkut hakikat
kenyataan objektif segala sesuatu, misalnya hakikat Tuhan, manusia, atau
yang lainnya.
b).Nilai instrumental, merupakan suatu pedoman yang dapat diukur atau
diarahkan. Nilai instrumental merupakan suatu  eksplisitasi dari nilai dasar.
c).Nilai praksis, pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai
instrumental dalam suatu kehidupan nyata.

Selain istilah di atas ada juga yang dinamakan dengan klarifikasi nilai, yaitu
upaya mengembangkan nilai siswa dengan menekankan proses penilaian itu sendiri
daripada membicarakan apahaikat nilai itu ketika menelaah sebuah nilai. Tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai mereka sendiri.[5]Nilai ini
Sangat tergantung dari sudut pandang mana si penilai menilai. Misalnya orang
materialis, akan meletakkan nilai-nilai materi pada tingkat yang paling tinggi, dan

4
begitu juga sebaliknya pada orang religius akan menempatkan nilai-nilai religius pada
tingkatan yang paling tinggi, dan seterusnya.

E. Pengintegrasian pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS SD

Proses penanaman nilai berlangsung secara bertahap. Ada 5 fase proses


penanaman nilai yaitu: (1) knowing, yaitu mengetahui nilai-nilai, (2) comprehending
yaitu memahami nilai-nilai, (3) accepting yaitu menerima nilai-nilai, (4) internalizing
yaitu menjadikan nilai sebagai sikap dan keyakinan, (5) implementing yaitu
mengamalkan nilai-nilai (zubaedi,2008).
salah satu fungsi pendidikan di sekolah adalah untuk memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai. Pengembangan nilia dalam kurikulum di sekolah
bukanlah suatu hal yang baru karen asetiap komponen mata pelajaran memuat nilai-
nilai sebagai integrasi dari mata pelajaran dengn kehidupa sosial. Melalui
pembelajaran dilakukan penanaman nilai-nilai pada siswa.
Drake (2007:1) mengemukakan bahwa untuk mencapai penanaman nilai,
dibutuhkan proses pendidikan yaitu dengan menciptakan etos budaya, suasana atau
lingkunagn belajar di sekolah dimana nilai menjadi titik buat pelaksanaan sekolah
tersebut. Inti pendidikan nilai adalah bagaimana suatu nilai dipercaya dan kemudian
diimplementasikan dalam seluruh aspek kehidupan.
Integrasi nilai-nilai dalam pembelajaran IPS membantu siswa menjadi
manusia yang baik dalam kehidupan interaksi sehari-hari dalam kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran IPS seharusnya diupayakan
memuat nilai-nilai yang berguna bagi pembentukan kepribadian anak sebagai bekal
hidup di dalam masarakat.
Sekolah merupakan rumah kedua setelah rumah keluarga. Untuk
mengintegrasikan nilai-nilai sekolah dapat menjadi jembatan untuk menghantarkan
siswa memiliki kepribadian yang baik. Menurut Hurlock, sekolah sangat berpengaruh
dalam perkembangan kepribadian siswa, baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun
dalam berperilaku karena sekolah memberikan pengaruh kepada siswa secara dini
seiring dengan masa perkembangan konsep dirinya. Sekolah merupakan substansi dari
keluarga dan guru sebagai orang tua.
Mengingat sangat pentingnya sekolah sebagai pengembangan nilai-nilai pada
peserta didik, maka seluruh stakeholder yang ada seperti guru, kepala sekolah, orag
tua dan pihak=pihak yang terkait harus megoptimalkan tugas pokok masing-masing

5
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Guru sebagai aktor yang
terlibt langsung dalam proses pendidikan bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-
nilai kepada siswanya.
Mengingat bahwa nilai berkembang melalui tahapan-tahapan perkembangan
anak dan lingkungan, maka hendaknya penanaman nilai diberikan sejak dini dan
selalu setiap waktu, metode untuk menanamkan nilai-nilai kepada anak dapat
dilakukan dengan contoh atau teladan. Disamping keteladanan, sebagai seorang guru
penanaman nilai di sekolah juga perlu mengunakan metode pembelajaran yang
menyentuh emosi dan keterlibatan para siswa seperti metode cerita, permainan,
simulasi atau imajinasi. Dengan metode yang digunakan tersebut anak akan lebih
mudah dalam menangkap konsep noilai yang terkandung di dalamnya.

F. Pengertian Pendidikan global

Adapun pengertian global menurut para ahli adalah sebagai berikut:


1) Menurut L. Tucker dalam Sriartha (2004:2) perspektif global adalah
pendidikan yang diarahkan pada pengembangan wawasan global yang
mempersiapkan anak didik generasi muda menjadi manusiawi, rasional,
sebagai warga negara yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan dunia yang
semakin menunjukkan saling ketergantungan.
2) National Coucil for the Social Studies (NCSS) dalam Sriartha (2004:2) adalah
pendidikan global berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan wawasan
generasi muda tentang dunia dengan penekanan pada saling hubungan antar
budaya,antar individu dan bumi sebagai tempat hunian manusia.
3) American Association of Colleges for Teacher Education dalam Sriartha
(2004:2) pendidikan global adalah proses untuk membekali peseta didik
tentang wawasan global sehingga mampu menjelaskan berbagai peristiwa
global yang mangkin meningkat ketergantungannya baik ketergantungan antar
negara dan antar budaya.
4) Seriartha dkk, (2004,4) persepektif global pada hakikatnya adalah upaya
pendididkan unuk menanamkan pada diri anak didik tentang wawasan global,
dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yng dibutuhkan
untuk secara efektif di dalam dunia yang memiliki sumberdaya terbatas,
keanekaragaman etnik, kemajemukan budaya, interaksi dan interdipendensi
yang makin meningkat

6
Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan global di atas dapat
disimpulkan bahwa  Pendidikan Global adalah upaya untuk menanamkan
suatu pandangan (prespective) tentang dunia kepada siswa dengan
memfokuskan bahwa terdapat saling keterkaitan antar budaya, umat manusia
dan kondisi planet bumi. Tujuan pendidikan setiap mata pelajaran untuk
kondisi saat ini menekankan pada kemampuan siswa dalam berfikir kritis,
namun ada hal yang unik dalam pendidikan global, yakni fokus substansinya
yang berasal dari hal-hal yang mendunia yang semakin bercirikan pluralisme. 
G. Tujuan pendidikan global
1) Mendorong siswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah
yang berkaitan dengan masalah global.
2) Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan
masalah lintas budaya.
3) Mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun pengembangan profesinya.
4) Mengembangankan pengertian keberadaan mereka membentukmasyarakat
bahwa mereka merupakan anggota masyarakat manusia.
5) Mendidik siswa agar mampu hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab,
sebagai individu, umat manusia, penghuni planet bumi, dan sebagai anggota
masyarakat global.
Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif global adalah selain untuk
menambah wawasan juga untuk menghindarkan diri dari cara berpikir sempit,
terkotak oleh batas-batas subyektif, primordial (lokalitas) seperti perbedaan warna
kulit, ras, nasionalisme yang sempit, dsb. Dengan demikian pentingnya (urgensi)
wawasan perspektif global dalam pengelolaan pendidikan ialah sebagai langkah
upaya dalam peningkatan mutu pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan seperti
yang telah dituliskan sebelumnya, dengan wawasan perspektif global kita dapat
menghindarkan diri dari cara berpikir sempit dan terkotak-kotak oleh batas
subyektif sehingga pemikiran kita lebih berkembang. Kita dapat melihat sistem
pendidikan di negara lain yang telah maju dan berkembang. Dapat
membandingkannya dengan pendidikan di negara kita, mana yang dapat
diterapkan dan mana yang sekerdar untuk diketahui saja. Kita bisa mencontoh

7
sistem pendidikan yang baik di negara lain selama hal itu tidak bertentangan
dengan jati diri bangsa Indonesia.

Selain tujuan pendidikan global di atas, adapun manfaat pendidikan global adalah:

1) Meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan siswa bahwa kita bukan
hanya penghuni satu daerah tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang
lain di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan
“ sikap ketergantungan” tersebut.
2) Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat
megikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan
iptek.
3) Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general,
sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
4) Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia
dengan segala aspeknya.

H. Pengintegrasian pendidikan global dalam pembelajaran ips sd

Cara pengintegrasian pendidikan global dalam pembelajaran ips sd yaitu :

1. Memperhatikan hakikat dasar mental yang melekat pada diri tiap individu
siswa yang meliputi:

 Dorongan ingin tahu yang harus dilayani dan dikembangkan


 Minat terhadap sesuatu, khususnya terhadap pokok bahasan yang
disajikan yang juga harus dilayani, dipertahankan dan
dikembangkan
 Dorongan ingin membuktikan sendiri apa yang dipelajari dalam
kenyataan di lapangan
 Dorongan ingin menemukan sendiri hal-hal yang dipelajari di
lapangan, dalam kehidupan praktis

2.    Memperhatikan asas-asas pembelajaran yang meliputi:

 Dari yang telah diketahui ke arah yang akan diketahui

8
 Dari yang mudah ke arah yang makin sukar
 Dari yang sederhana ke arah yang makin kompleks
 Dari yang dekat ke arah yang makin jauh
 Dari yang konkret ke arah yang makin abstrak

3.    Kegiatan proses belajar-mengajar

 Selaku guru IPS mengajukan pertanyaan “apakah anak-anak”


sudah mengetahui adanya kontroversional di lingkungan tempat
tinggal mereka. Fenomena kontroversial antara lain kemiskinan di
satu pihak dan kemewahan di pihak lain, kekumuhan dan
kekotoran di satu pihak dan kebersihan
  Dari tanya jawab tersebut, selaku guru IPS membawa minat dan
perhatian murid ke lingkup yang lebih jauh tentang fenomena
kontroversional yang telah diketahui oleh para siswa. Dalam hal
ini, penggunaan peta Indonesia atau peta dunia sangat membantu
citra penjelajahan para siswa
  Melalui ceramah dan tanya jawab, informasi dan tentang
fenomena kontroversional itu terus dikembangkan. Tingkat
kemampuan siswa sesuai dengan asas pembelajaran, tetap harus
menjadi pegangan
 Dengan menerapkan asas evaluasi yang berlanjut dan
berkesinambungan, dalam proses penyampaian informasi melalui
ceramah guru mengajukan pertanyaan untuk mengecek para siswa
tentang pemahaman materi yang dibahas
  Tidak semua materi pembelajaran diproses melalui kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, siswa dapat ditugaskan berupa
observasi di lingkungan sekitar siswa. Penerapan metode tugas ini
dapat mengembangkan strategi keberanian bertanya,
berkomunikasi dan keterampilan dalam berbagai aspek
  Siswa digiring keterampilannya untuk mengumpulkan guntingan
dari media cetak tentang pemberitaan masalah-masalah yang
kontroversial.

9
 Penerapan metode tugas, kegiatan ini dapat dilakukan terhadap
siswa secara individual maupun kelompok. Tugas individual
memenuhi strategi pengembangan keterampilan motorik dan
intelektual masing-masing siswa, sedangkan tugas kelompok
mengembangkan strategi keterampilan sosial.

4.    Pengembangan Teknik Evaluasi

 Pada proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPS merupakan


kegiatan puncak. Namun demikian, pelaksanaannya tidak hanya
dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan
secara bertahap berkesinambungan sesuai dengan proses
pembelajaran . Oleh karena itu, apa yang harus dirumuskan dalam
model pembelajaran dapat Anda terapkan melalui tahap-tahap
sebagai berikut.
 Pada tahap awal pada waktu Anda bertanya apakah anak-anak
sudah mengetahui adanya fenomena yang controversial di
lingkungan tempat mereka, berarti Anda melakukan evaluasi
kepada para siswa tentang apa yang mereka sudah ketahui dan apa
yang belum diketahuinya.
 Selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, pada saat
tanya jawab Anda juga melakukan evaluasi baik berkenaan dengan
jawaban mereka maupun mengenai pertanyaan ysng mereka
ajukan. Dari jawaban yang mereka ajukan, Anda dapat menilai
berapa jauh mereka telah memahami apa yang termasuk ke dalam
fenomena dan masalah controversial. Dari pertanyaan yang mereka
ajukan juga Anda dapat menilai apakah sudah mampu mereka
menangkap apa yang dibahas, dan Anda juga dapat menilai
keraguan-keraguan serta kepastian para siswa menangkap makna
yang menjadi pembahasan. Proses ini juga menjdi umpan balik
bagi Anda sendiri untuk menilai apakah sudah benar Anda
melaukan proses kegiatan belajar mengajar itu.
  Dalam menerapkan metode tugas, banyak hal yang dapat Anda
evaluasi mulai dari kepatuhan dan ketepatan waktu (disiplin)

10
melakukan tugas kualitas informasi bahan dan barang yang
dikumpulkan dan sikap para siswa melaksanakan tugas ( senang
hati, merasa sebagai kebutuhan, keterpaksaan ).
  Para pelaksana karyawisata dekat atau jauh evaluasi meliputi
aspek yang cukup luas mulai dari penilaian kemampuan observasi,
kerja sama, pemenuhan tugas sampai kepada sikap yang tercermin
dari perilaku siswa pada saat dan sesudah karyawisata itu
dilaksanakan. Penilaian baik kuantitatif maupun kualitatif
disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan sifat serta
tingkat karyawisata yang bersangkutan ( berapa persen piknik,
berapa persen pengetahuan, berapa persen tugas ). Karena
berkaitan dengan proses pembelajaran, bobot penilaian pada
pengetahuan dan tugas lebih diutamakan.
  Evaluasi tertulis Anda lakukan sesuai dengan pertimbangan yang
matang, apakah dua kali atau satu kali. Apabila dilakukan dua kali,
berarti di tengah-tengah perjalanan proses satu kali. Apabila hanya
satu kali, berarti dilakukan pada akhir proses. Pilihan tadi
bergantung pada luasnya pokok bahasan yang menjadi materi.
Pilihan bentuk evaluasi, bergantung pada pertimbangan rasional
anda. Hanya harus dipahami betul keunggulan dan kelemahannya,
apakah ter uraian (essai) atau tes objektif.
 Keseluruhan hasil penilaian, kuantitatif (dengan angka) ataupun
kualitatif (baik,sedang,buruk) dari segala aspek dipadukan. Dengan
cara ini Anda dapat mengharapkan memperoleh kesimpulan
meneluruh tentang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.
Dari evaluasi secara menyeluruh tersebut,  bukan hanya tingkat
penguasaan siswa terhadap hasil beajarnyaa yang dapat dinilai,
melainkan lebih jauh lagi sebagai “umpan balik” kinerja Anda juga
dapat dinilai.

I. Kajian yang dianggap esensial dan mendasar bagi pendidikan global

 Kajian tentang Nilai Manusia


1. Nilai-nilai Universal

11
        Nilai-nilai universal ini berasal dari beragam tradisi budaya,nasional dan
nilai-nilai agama. Namun betapa pun ada perbedaan tradisi, semua bangsa
telah mendukung nilai-nilai yang sama tanpa memerdulikan waktu ataupun
letak geografis. Namun pelaksanaanya di tiap Negara akan berbeda-beda
karena disesuaikan dengan kondisi Negara masing-masing. Usaha ini masih
dirasakan baru sehingga tingkat pastisipasinya pun masih terbatas.
2. Perbedaan Nilai Manusia
     Perbedaan-perbedaan budaya merupakan manifestasi dari adanya
keragaman nilai dan perspektif diantara umat manusia. Perbedaan ini tercemin
dalam perasaan, pilihan, sikap, gaya hidup dan pandangan dunia tiap
masyarakat. Perbedaan ini pun merupakan hasil dari adaptasi evolusi
masyarakat dengan lingkungannya yang cukup unik dalam rangka memenuhi
sejumlah kebutuhan bersama
 Kajian tentang Sistem Global

Sistem Ekonomi

Ekonomi global merupakan sistem yang sangat kompleks yang menimbulkan


saling ketergantungan lebih jauh dari sekedar hubungan sebab akibat antara
konsumen dan produsen pada wilayah yang berbeda. Kekuatan ekonomi
tersebut akan selalu mengatur pelaku-pelaku ekonomi untuk mengimpor
barang-barang yang bukan hanya lebih murah melainkan kualitasnya pun lebih
baik.

Sistem Politik Global

Sistem yang banyak didominasi oleh negara-negara berdaulat ini merupakan


jalan untuk menggunakan pengaruh (influence) dan kekuasaan (power), dan
bahkan mungkin lebih dari sistem politik dalam negeri dipengaruhi oleh
kepentingan ekonomi yang berkaitan dengan distribusi sumber-sumber alam.
Sistem ini hanya mempunyai badan hukum yang terbatas dan mekanisme
paksaan serta pelaksanaan yang tidak resmi. Oleh karena itu, organisasi ini
sangat berperan dalam politik dunia yang sejajar dengan peran kelompok-
kelompok penekan (pressure groups) dalam politik dalam negeri suatu
Negara. 

12
Sistem Ekologi

Dari semua spesies yang membangun kehidupan ini, umat manusia adalah
aktor yang paling kritis dalam sitem ekologi karena kemampuannya untuk
mengelola dan mengeksploitasi, memelihara atau merusak. Pendidikan global
akan mengajak para siswa menyadari bahwa ada hubungan simbiotis dan
saling ketergantungan dengan makhluk hidup maupun dengan makhluk
nonhidup dan bahwa kita sebagai makhluk manusia berperan banyak dalam
ekologi ini.

Sistem Teknologi

Teknologi modern bukan hanya mengubah cara hidup individu, bekerja dan
berhubungan dengan individu lain maupun dengan lingkungan. Pengaruhnya
secara dramatis mengubah geopolitik, fungsi ekonomi dunia, dan sistem
ekologi global. Banyak saling keterkaitan antar bangsa yang menjadi ciri
dunia modern disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat cepat
khususnya dalam transportasi dan komunikasi sebagai cara utama kontak
manusia
 Kajian tentang Masalah-masalah dan Isu-Isu Global
            Setiap hari, sebagian dari hidup kita dibombardir oleh masalah-
masalah dan isu-isu internasional. Apabila para remaja memahami tentang
dunianya, maka pendidikan harus dikaitkan dengan hasil penelitian tentang
sebab-sebab, akibat-akibat dan kemungkinan penyelesaian tentang isu-isu
global saat ini. Seperti dalam kajian sistem, para siswa harus
mengetahuibagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masalah-
masalah dan isu-isu ini. Sehingga, mereka berhak mengetahui bagaimana
mereka dapat menjadi bagian dari isu-isu dan masalah-masalah global dan
bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi dalam proses penyelesaian
itu.
 Pertama, ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari
masalahnya melintasi lebih dari satu negara. Kedua, isu-isu dan masah-
masalah hanya dapat diselesaikan melalui tindakan multilateral: penyelesaian
dan perbaikan tidak dapat dicapai hanya oleh tindakan satu negara.

13
 Realitas ini mengantarkan pada karakteristik isu global ketiga, yakni bahwa
tingkat konflik itu ada di dalam ciri pertama maupun ciri kedua. Konflik ini
berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab masalah, dalam
membedakan nilai dan tujuan tentang hakikat dan sebab masalah, dalam
membedakan nilai dan tujuan tentang hasil dan cara, dan dalam kesulitan
menemukan tindakan yang tepa yang diperlukan untuk menjamin hasil yang
diharapkan. Keempat, masalah dan isu-isu ini mempunyai sifat terus-menerus
(persistence). Masalah dan isu ini telah berkembang sebagai masalah dan isu
yang berkelanjutan. Kelima, isu dan maslah ini terkait dengan hal lain. Pada
umumnya, penyelesaian pada satu masalah akan mempunyai pengaruh pada
beberapa faktor lainnya.

J. Pendekatan-pendekatan pendidikan nilai

Adapun pendekatan-pendekatan nilai pendidikan dalam pembelajaran IPS


yaitu sebagai berikut:

1.Pendekatan penanaman nilai

2.pendekatan kognitif

3.pendekatan analisis nilai

4.pendekatan klarifikasi nilai

5.pendekatan pembelajaran berbuat

14
DAFTAR PUSTAKA

Rachmah,Huriah.2014.Pengembangan profesi pendidiksn ips.Bandung:Alfabeta,cv

http://penonme.blogspot.com/2015/04/makalah-pendidikan-nilai.html

http://prakarsa-jatim.com/pentingnya-pendidikan-nilai-dalam-proses-pembelajaran/

http://edhakidam.blogspot.com/2014/10/pendidikan-globalisasi.html

http://thenewmebysr.blogspot.com/2013/03/makalah-pendidikan-global_1940.html

https://belajarmenjadilebih.wordpress.com/2012/04/16/integrasi-pendidikan-nilai-dalam-
membangun-karakter-siswa-di-sekolah-dasar-dalam-dalam-pembelajaran-ips-sd/

https://instructionalsupervision.wordpress.com/2015/03/13/pendekatan-pendidikan-nilai-dan-
karakter/

http://nurkartikaaa.blogspot.com/2016/10/b-pembelajaran-ips-dalam-era.html

https://www.afdhalilahi.com/2015/05/hakikat-dan-tujuan-pendidikan-nilai.html

http://gadonano.blogspot.com/2015/09/dimensi-manfaat-tujuan-masalah.html

15
Pertanyaan

A. Pendidikan IPS sebagai pendidikan nilai


1. Pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan
mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam
keseluruhan hidupnya. Merupakan pendapat dari....
a. Mardimadja
b. Mulaya
c. Soeleman
d. KBBI
Jawaban : a. Mardimadja
2) Tujuan pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS adalah sebagai berikut,
Kecuali...
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan melalui pemehaman terhadap nlai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan
metode yang diadaptasi dari ilmu sosial yng kemudian digunakan
untuk memecahkan masalah sosial.
c. Mampu menggunakan modeldan proses berpikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
d. cuek terhadap isu dan masalah sosial serta mampu membuat analisis
yang kritis serta mampu megambil tindakan yang tepat.
Jawaban : d. cuek terhadap isu dan masalah sosial serta mampu
membuat analisis yang kritis serta mampu megambil tindakan
yang tepat.
B. Pendidikan IPS sebagai pendidikan global
1. Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif global adalah?
a. Menambah pengetahuan
b. Menambah pendidikan
c. Menambah wawasan
d. Menambah pengetahuan pendidikan kebudayaan
Jawaban : C. menambah wawasan

16
2. Kajian yang dianggap esensial dan mendasar bagi pendidikan global?
a. Kajian tentang nilai ensensional
b. Kajian tentang nilai tradisi
c. Kajian tentang nilai kebudayaan
d. Kajian tentang nilai manusia
Jawaban : D. Kajian tentang Nilai Manusia
3. Hal terpenting dalam tujuan pendidikan adalah bagaimana mengangkat derajat
manusia agar menjadi manusia yang
a. mandiri
b. bermartabat, bermoral dan mempunyai nilai.
c. Disiplin
d. Menghormati antar sesama
Jawaban : b. bermartabat, bermoral dan mempunyai nilai.
4. Yang termasuk Dalam teori nilai yang terdapat dalam orientasi nilai yang
sering dijadkan rujukan oleh manusia dalam kehidupannya adalah....
a. Nilai Agama, teori, Ekonomis
b. Nilai Estetika, budaya, rasional
c. Nilai Sosial, ekonomi, praktis
d. Nilai Politik, sosialbudaya, teoritis
Jawaban : a. Nilai agama, teori, ekonomis
5. salah satu fungsi pendidikan di sekolah adalah untuk memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai. Pengembangan nilai dalam kurikulum di sekolah
dapat dilakukan dengan....
a. permainan
b. pembelajaran
c. keterampilan
d. kebersamaan
jawaban : b. Pembelajaran

B. Pendidikan IPS sebagai pendidikan Global

6. Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif global adalah?


a. Menambah pengetahuan
b. Menambah pendidikan
c. Menambah wawasan

17
d. Menambah pengetahuan pendidikan kebudayaan
Jawaban : c. menambah wawasan
7. Kajian yang dianggap esensial dan mendasar bagi pendidikan global?
a. Kajian tentang nilai ensensional
b. Kajian tentang nilai tradisi
c. Kajian tentang nilai kebudayaan
d. Kajian tentang nilai manusia
Jawaban : d. Kajian tentang Nilai Manusia
8. Tujuan pendidikan global adalah....
a. Mendorong siswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan
masalah yang berkaitan dengan masalah global.
b. Mendorong para guru untuk tidak mempelajari masalah yang berkaitan
dengan lintas budaya.
c. membuat siswa agar mampu hidup secara boros
d. mempengaruhi siswa agar mengikuti perkembangan zaman
e. jawaban : a. Mendorong siswa untuk mempelajari lebih banyak
tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah
global.

18

Anda mungkin juga menyukai