Anda di halaman 1dari 32

MATERI PERTEMUAN KE VI

Strategi Pembelajaran
A. Pengertiaan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang digunakan
oleh guru di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Dalam pola
tersebut tentu terkandung bentuk- bentuk rangkaian perbuatan atau kegiatan
guru dan siswa yang mengarah pada tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran 
(Raka Joni, 1980).
B. Strategi, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Seorang yang berperan dalam mengatur
strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan,
ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik
dilihat dari kuantitas maupun kua- litas; misalnya kemampuan setiap personal,
jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya, dan lain sebagainya.
Selanjutnya ia juga akan mengumpulkan informasi tentang kekuatan lawan,
baik jumlah prajuritnya maupun keadaan persenjataannya. Setelah semuanya
diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan apa yang harus
dilakukannya, baik tentang siasat peperangan yang harus dilakukan, taktik dan
teknik peperangan, maupun waktu yang untuk melakukan suatu serangan, dan
lain sebagainya. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu
memperhitungkan berbagai fáktor, baik ke dalam maupun ke luar.
Dari ilustrasi tersebut dapat kita simpulkan, bahwa strategi digunakan
untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan untuk mencapai
tujuan.Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or
series of activities designed to achieves a particular educa goal( J.R. David,
1976), Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai

1
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama,
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan
demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan, Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan
yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya
C. Prinsip - Prinsip Strategi Pembelajaran
1. Prinsip - Prinsip Pemilihan Strategi Pembelajaran IPS SD
Prinsip-prinsip ini merupakan suatu landasan dalam memilih strategi
seperti apa yang akan kita gunakan dalam proses belajar mengajar. Karena
dalam menentukan sebuah strategi pembelajaran IPS SD kelas awal ini
harus memperhatikan apa-apa saja yang berhubungan dengan siswa.
 Bermakna (meaningful).
 Integratif (integrative).
 Berbasis nilai (value based).
 Menantang (challenging).
 Aktif (Active).
 Pengembangan berbagai potensi dasar siswa SD.
 Dorongan ingin tahu (sense of curiosity).
 Minat-perhatian (sense of ineterst).

2
 Dorongan membuktikan kenyataan (sense of reality).
 Dorongan menemukan sendiri (sense of discovery).
 Dorongan bertualang (sense of adventure).
 Dorongan menghadapi tantangan (sense of challen).
 Keberagaman latar belakang lingkungan social siswa.
2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks
Standar Proses Pedidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah yang
harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip
umum penggunaan strategi pembelajararan adalah bahwa tidak semua
strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan
semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Killen (1998): "No teaching strategy is
better than others in all rumtances, so you have to be able to use a variety
of teaching strategies and make rational decisions about when each of the
teaching strategies is terampil- teri pem- itu me- pelajari Bely to most
effective. Apa yang dikemukakan Killen itu jelas bahwa guru harus
mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh
sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan
strategi pembelajaran sebagai berikut :
1. Berorientasi pada Tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang
utama. Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab
mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan
suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan belajar
siswa mencapai tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran dapat
menentukan suatu strategi yang digunakan guru. Hal ini sering

3
dilupakan guru. Guru yang senang berceramah, hampir setiap tujuan
menggunakan strategi Penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa
segala jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yang demikian. Hal ini
tentu saja keliru. Apabila kita menginginkan siswa terampil
menggunakan alat tertentu, katakanlah trampil menggunakan
termometer sebagai alat pengukur suhu badan, tidak mungkin
menggunakan stra nyampaian (bertutur). Untuk mencapai tujuan yang
demikian siswa harus berpraktik secara langsung. Demikian juga halnya
kita menginginkan agar siswa dapat menyebutkan hari dan proklamasi
kemerdekaan suatu negara, tidak akan efektif kalau menggunakan
strategi pemecahan masalah (diskusi), Untuk mengejar tujuan yang
demikian cukup guru menggunakan strategi bertutur (ceramah) atau
pengajaran secara langsung
2. Aktivitas Integriltas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi.
Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajarn harus
dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas
pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat
psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini.
Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif
padahal sebenarnya tidak
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
siswa.Mengejar adalah usaha mengembangkan setiap individu
siswa.Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada
hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap
siswa. Sama seperti seorang dokter. Dikatakan seorang dokter yang itu

4
dan profesional manakala ia menangani 50 orang pasien, seluruhnya
sembuh; dan dikatakan dokter yang tidak baik manakala ia menangani
50 orang pasien, 49 sakitnya bertambah parah atau malah mati.
Demikian juga halnya dengan guru, dikatakan guru yang baik dan
profesional manakala ia menangani 50 orang siswa seluruhnya berhasil
mencapai tujuan; dan sebaliknya, dikatakan guru yang tidak baik atau
tidak berhasil manakala ia menangani 50 orang siswa, 49 tidak berhasil
mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dilihat dari segi
jumlah siswa sebaiknya standar ke berhasilan guru ditentukan setinggi-
tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka
semakin berkualitas proses pembelajaran.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh
pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kognitif saja,
akan tetapi juga meliputi pengembangan kemampuan afektif dan aspek
psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara terintegrasi.
Penggunaan metode diskusi, contohnya, guru harus dapat merancang
strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan
aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa
berkembang secara keseluruhan, misalkan mendorong agar siswa
dapat menghargai pendapat orang lain,menndorong siswa agar berani
mengeluarkan gagasan atau ide- orisinil, mendorong siswa untuk
bersikap jujur, tenggang rasa dan lain sebagainya.
Di samping itu, Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

5
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada sejumlah
prinsip khusus dalam pengelolaan pengelolaan belajar,sebagai berikut:
 Interaktif
 Menyenangkan (emjeyful learning)
 Menantang
 Motivasi
3. Jenis-jenis strategi pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan
Rowntree (1974) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian
penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi
pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau
groups-individusl learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa
dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut.
Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung
(direct instruction). Mengapa dikatakan strategi pembelajaran
langsung? Sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu
saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk mengolahnya Kewajiban
siswa adalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian, dalam
strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
Berbeda dengan strategi discovery. Dalam strategi ini bahan pelajaran
dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas,
sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing

6
bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga
dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.
Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri,
Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat
ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan
pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar
sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar lalui
modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio. Berbeda dengan
strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara
beregu. sekelompok siswa diajar oleh guru. Bentuk belajar kelompok
itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran
klasikal atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil
se-macam buzz group. Strategi kelompok tidak memerhatikan
kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh
karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki
kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai
kemampuan biasa-biasa saja; sebaliknya siswa yang memiliki
kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai
ke mampuan tinggi.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran
deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran
deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan
mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari
kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran yang dipelajari
dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan
menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi
pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi

7
induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal
yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan
siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini
kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk
membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran di-
tekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).Ada beberapa
asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa.
Pertama,asumsi filosofis tentang pendidikan.Pendidikan merupakan
usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik
kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewa- saan moral. Oleh
karena itu, proses pendidikan bukan hanya me- ngembangkan
intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak
didik. Dengan demikian, hakikat pendidikan pada dasarnya adalah: (a)
interaksi manusia; (b) pembinaan dan pengem- bangan potensi
manusia; (c) berlangsung sepanjang hayat; (d) ke- esuaian dengan
kemampuan dan tingkat perkembangan siswa: (e keseimbangan antara
kebebasan subjek didik dan kewibawaan guru dan (f) peningkatan
kualitas hidup manusia.Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang
didesain guru harus ber- orientasi pada aktivitas siswa.
a. Konsep dan Tujuan PBAS
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pem-
belaiaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal ntuk
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang
Dari konsep tersebut ada dua hal yang harus dipahami.
Pertama, pandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan

8
kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBAS menghendaki
keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan
aktivitas intelektual. Oleh karena itu, kadar PBAS tidak hanya bisa
dilihat dari aktivitas saja akan tetapi juga aktivitas mental dan
intelektual. Seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja,
tidak berarti memiliki kadar PBAS yang rendah dibandingkan dengan
seseorang yang sibuk mencatat. Sebab, mungkin saja yang duduk itu
secara mental ia aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam
pikirannya, dan menginternalisasi nilai dari setiap infornasi yang
disampaikan. Sebaliknya, siswa yang sibuk mencatat tak bisa
dikatakan memiliki kadar PBAS yang tinggi jika yang bersangkutan
hanya sekadar secara fisik aktif mencatat, tidak diikuti oleh aktivitas
mental dan emosi.
Kedua, dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki
hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Artinya,
dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan
rangka dalam proses pembelajaran. PBAS tidak menghendaki pen-
bentukan siswa yang secara inteketual cerdas tanpa diimbangi oleh
sikap dan keterampilan. Akan tetapi, PBAS bertujuan membentuk
siswa yang cerdas sekaligus siswa yang memiliki sikap positif secara
motorik terampil, misalnya kemampuan menggeneralisasi,kemampuan
mencari data,untuk menemukan, menganalisis, mengomunikasikan
hasil penemuan, dan lain sebagainya. Aspek-aspek semacam inlae
harapkan dapat dihasilkan dari pendekatan PBAS.
b. Peran Guru dalam implementasi PBAS
Kekeliruan yang kerap muncul adalah adanya anggapan bahwa
PBAS peran guru semakin kurang. Anggapan semacam ini tentu saja

9
tidak tepat, sebab walaupun PBAS didesain untuk meningkatkan
aktivitas siswa, tidak berarti mengakibatkan kurangnya peran dan
tanggung jawab guru. Baik guru maupun siswa sama-sama harus
berperan secara penuh, oleh karena peran mereka sama- sama sebagai
subjek belajar. Adapun yang membedakannya hanya terletak pada
tugas apa yang harus dilakukannya. Misalnya, ketika siswa
melaksanakan diskusi kelompok atau mengerjakan tugas, tidak berarti
guru hanya diam dan duduk di kursi sambil membaca koran, akan
tetapi secara aktif guru harus melakukan kontrol dan memberi bantuan
kepada siswa yang memertiukannya. Dalam implementasi PBAS, guru
tidak berperan sebagai satu- satunya sumber belajar yang bertugas
menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh
karena itu, penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan inovatif
sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya
dan karakteristik belajar siswa.
Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru di
antaranya adalah :
a. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang
harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Artinya,
tujuan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh guru. akan
tetapi diharapkan siswa pun terlibat dalam menentukan dan
merumuskannya.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa. Artinya, tugas- tugas
apa yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru akan tetapi melibatkan
siswa. Hal ini penting dilakukan untuk memupuk tanggung jawab
siswa. Biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan jenis

10
tugas dan batas akhir penyelesaianya siswa akan lebih bertanggung
jawab untuk mengerjakannya
c. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan. Dengan pemberitahuan rencana pembelajaran, maka
siswa akan semakin paham apa yang harus.Hal ini dapat
mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif
d. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yan,g
merlukannya .Guru perlu menyadari bahwa siswa memiliki
kemampuan yang sangat beragam. Oleh karena keragamanya
itulah guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani
setiap siswa terutama siswa yang dianggap lambat dala dalam
belajar .
e. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, bimbing,
dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan- pertanyaan.
Dalam PBAS pertanyaan tidak semata-mata ber fungsi untuk
menguji kemampuan siswa, akan tetapi lebih dari itu. Melalui
pertanyaan, guru dapat mendorong agar siswa ter motivasi untuk
belajar; atau melalui pertanyaan pula guru dapat membimbing
siswa berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, kemampuan yang
berhubungan dengan berbagai keterampilan.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan. Dalam
implementasi PBAS, guru tidak menyimpulkan sendiri pokok
bahasan yang telah dipelajarinya. Proses dan kesimpulan apa yang
dapat ditarik sebaiknya diserahkan kepada siswa. Guru berperan
hanya sebagai pembantu dan pengarah dalam merumuskan
kesimpulan .
2. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

11
Strategi pembelajaran langsung dirancang untuk mengenalkan siswa
terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin
tahu dan merangsang mereka berpikir. Siswa tidak bisa berbuat apa – apa
jika pikiran mereka tidak dikembangkan guru. Banyak guru membuat
kesalahan mengajar, yakni sebelum siswa merasa terlibat dan siap secara
mental guru langsung memberikan materi pelajaran. Penggunaan beberapa
strategi berikut ini akan mengoreksi jecenderungan ini.
Menurut Silbernam(dalam Suryanti dkk,2008:35),strategi
pembelajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif
merupakan cara mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan
diajarkan. Guru dapat menggunakannya untuk menilai tingkat
pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini
cocok pada segala ukuran kelas dengan materi pelajaran apa pun.
 Strategi Pembelajaran Langsung Memiliki Ciri – Ciri Seperti Berikut
 Tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk
prosedur penilaian hasil belajar.
 Fase atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
 Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan
agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan
berhasil.
 Fase – Fase Pengajaran Langsung :
Setiap model pengajaran memiliki fase – fase pengajaran yang berbeda
satu model dengan model lain. Model pengajaran langsung memiliki lima
fasepenting.
 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
 Menjelaskan tujuan.
 Menyiapkan siswa.
 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

12
 Menyampaikan informasi dengan jelas.
 Melakukan Demonstrasi.
 Menyediakan latihan terbimbing.
 Menganalisis pemahaman dan memberikan umpan balik.
 Memberikan kesempatan latihan mandiri.
3. Strategi Pembelajaran Ekspositori
a) Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi Pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
manekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan
strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung
(direct insruction). Mengapa demikian? Karena dalam strategi ini materi
pelajaran disampaikan langsung oleh Guru.Siswa tidak dituntut untuk
menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh
karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur,
maka sering juga di namakan istilah strategi "chalk and talk"
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori. Pertama, stretgi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara
verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya
dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan
adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-
konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk
berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan
materi pelajaran itu sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir
siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat
mengungkapkan materi yang telah diuraikan.

13
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered pproach).
Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang
sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi
pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi
ini adalah kemampuan akademik. siswa. Metode pembelajaran dengan
kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori. strategi pembelajaran
ekspositori akan efektif manakala:
 Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitanya dengan
yang akan dan harus dipelajari siswa (overview). Bahan atau materi
baru itu diperlukan untuk ke khusus, seperti kegiatan pemecahan
masalah atau melakukan proses tertentu.
 Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model
intelektual tertentu,misalnya agar siswa bisa mengingat bahan
pelajaran sehingga ia akan dapat mengungkapkanya kembali manakala
diperlukan.
 Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk
dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi
pelajäaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat
dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru, misalnya
materi pelqajaran hasil,penelitian berupa data-data khusus.
 Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.
Misalnya, materi pelajaran yang bersifat pancingan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
 Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau
prosedur tertentu untuk kegiatan praktik. Prosedur tersebut biasanya

14
merupakan langkah baku atau langkah standar yang harus ditaati
dalam melakukan suatu proses tertentu.
 Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama . sehingga
guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa .
 Apabila guru akan mengajar pada sekolompok siswa yang rata- rata
memiliki kemampuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian (Ross &
Kyle, 1987) strategi ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan untuk anak-anak yang memiliki kemampuan kurang (low
achieving students)
 Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang
berpusat pada siswa, misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang
dibutuhkan
 Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
b) Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip
tersebut dijelaskan di bawah ini.
a. Berorientasi pada Tujuan dipahami Walaupun penyampaian materi
pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran
ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pem- belajaran; justru tujuan itulah
yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi
ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu, guru
harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.
Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan
dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting

15
untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa
mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses
komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari
seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang
(penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah
materi pelajaran yang diorganisir.dan disusun sesual dengan tujuan
yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi sebagai sumber pesan
dan siswa berfungsi sebagi penerima pesan
c. Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, "kesiapan" merupakan
salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa
setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus
manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak
mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul
manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita
tarik dari hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima
informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita
harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa
untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran
bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu
selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses
penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan

16
(disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
c) Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori
 Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran
yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini
memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
 Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol
urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia
dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan
pelajaran yang disampaikan.
 Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila
materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara
itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
 Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat
mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi
pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksanaan demonstrasi).
 Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan
untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
 Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga me
miliki kelemahan, di antaranya.
 Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap
siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak
secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti
itu perlu digunakan strategi yang lain.

17
 Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap
individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan,
minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
 Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka
akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal
kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampaan
berpikir kritis
 Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung
kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan,
rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan
kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan
proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
 Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak
terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan
untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembalajaran
akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah
bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas
pada apa yang diberikan guru.
4. Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang
biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu
materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi pembelajaran
Cooperative Learning  mulai populer akhir-akhir ini. Melalui
Cooperative Learning   siswa didorong untuk bekerja sama secara
maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini
dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling bantu. Yang cepat

18
harus membantu yang lambat karena penilaian akhir ditentukan oleh
keberhasilan  kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan
kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan
kelompok.Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung
jawab penuh terhadap kelompoknya. Beberapa penulis seperti Slavin,
Johnson, & Johnson, mengatakan ada komponen yang sangat penting
dalam strategi pembelajaran cooperative  yaitu kooperatif dalam
mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif dalam memberikan dorongan
atau motivasi.  Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat
bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa
perspektif, yaitu perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif
dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi, artinya bahwa
penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap
anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian
keberhasilan setiap indivindu pada dasarnya adalah keberhasilan
kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok
untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.  Perspektif sosial
artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu
dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok
memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi
keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di
mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh
keberhasilan.Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan
adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan
prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi
kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami
dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya.
5. Strategi pembelajaran inkuiri

19
a) Pengertiaan strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegia
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
diłakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal
dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran
inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi
inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses
pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran
melalui penjelasan guru secara verbal tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan.Sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri.Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis logis,
dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi
pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi
yang dimilikinya.

20
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered
approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
b) Langkah Pelaksanaan SPI
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
 Orientasi
Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina
suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini
guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Berbeda dengan tahapan preparation dalam strategi
pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk
mengondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, pada langkah
orientasi dalam SPI, guru merangsan siswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan SPI sangat tergantung pada kemauan
siswa untuk beraktivitas mengunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah: tanpa kemauan dan kemampuan itu tak
mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dal tahapan orientasi ini adalah
 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa.
 Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan
langkah- langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari
langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan

21
 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal iní
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
 Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan
masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada
jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang
tepat. Proses men- cari jawaban itulah yang sangat penting dalam
strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
 Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatupermasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban semntara , hipotesis perlu duji
kebenarannya kemampuan atau potensi individu untuk berpikit
pada dasarnyasudah dimilki setiap individu itu lahir. Potensi
berpikir itu dimulai dari setiap kemampaun individu untuk
menebak atau menira-ngira (berhipotesis dari sutau permasalahan)
 Mengumpulkan data
Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas
menjaring informasi dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan
data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan dalam potensi. Oleh

22
sebab itu, dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.
 Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam
mengu hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga
berarti mengem- bangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggung jawabkan.
 Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temu-
an yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumus- an kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses
pembelajaran Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang
diperoleh, menye- babkan kesimpulan yang dirumuskan tidak
fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu,
untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
c) Keunggulan dan Kelemahan SPI
 Keunggulan
SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan
oleh karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya
a. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara

23
seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap
lebih bermakna
b. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka
c. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman
d. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
 Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, SPI juga mempunyai
kelemahan, di antaranya:
a. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya
dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit di-
implementasikan oleh setiap guru.
6. Strategi Pembelajaran Problem Solving atau berbasis masalah
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan
pemecahan masalah sebagai suatu strategi pembelajaran.Mengajar
memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana siswa memecahkan

24
suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika.Sedangkan
strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu
siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan
menggunakan strategi pemecahan masalah.Dengan demikian perbedaan
keduanya terletak pada kedudukan pemecahan masalah itu. Mengajar
memecahkan masalah berarti pemecahan masalah itu sebagai isi atau
content  dari pelajaran, sedangkan pemecahan masalah adalah sebagai
suatu strategi. Jadi, kedudukan pemecahan masalah hanya sebagai suatu
alat saja untuk memahami materi pembelajaran. Ada beberapa ciri strategi
pembelajaran dengan pemecahan masalah:
 Siswa bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil.
 Pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung
persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan
yang banyak kemungkinan cara pemecahanya.
 Siswa mnggunakan banyak pendekatan dalam belajar
 Hasil dari pemecahan maslah adalah tukar pendapat (sharing) di antara
semua siswa.
Dalam strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan diantaranya adalah sebagai berikut:
 Keunggulan
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup baik untuk
memahami isi pelajaran.
2. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan yang baru bagi siswa.
3. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4. Dapat membantu siswa bagaimana mengtransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dan kehidupan nyata.
5. Dianggap lebih menyenangkan dan disukai oleh siswa.

25
6. Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus
belajar pada pendidikan formal maupun non formal.
 Kelemahan
1. Manaka siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit 8untuk
dipecahkan,maka mereka merasa enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving
membutuhkan waktu yang cukup lama.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari,maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.
7. Strategi Pembelajaran Kemampuan Berpikir
Penanaman konsep merupakan penunjang kemampuan berpikir
siswa,Konsep merupakan keadaan  lingkungan ( abstraksi ) dari kesamaan
dari jumlah benda atau fenomena. Contoh konsep yakni tanah, sungai,
gunung, uang, cuaca dan lain-lain. Pengajaran konsep mengembangkan
kemampuan kognitif dari yang terendah sampai tingkat tinggiPengajaran
konsep dapat dilakukan melalui dua pendekatan:
 Pendekatan induktif dilakukan dengan mengkaji fenomena- fenomena
sosial untuk mendapatkan informasi yang selanjutnya dikembangkan
menjadi fakta.Fakta-fakta tersebut dirangkai sehingga menunjukkan
adanya suatu kategori atau kesamaan tertentu.
 Pendekatan deduktif pengajaran dimulai dengan pemberian konsep
dan diteruskan untuk menemukan fakta-fakta yang menjadi bagian
konsep.Pembelajaran kemampuan berpikir termasuk juga didalamnya
yaitu suatu kajian terhadap peristiwa, kejadian, fenomena atau situasi (

26
studu kasus) tertentu yang terjadi di tempat tertentu dan berhubungan
dengan aspek-aspek kehidupan manusia di masa lalu, masa kini atau
masa yang akan datang (S. Hamid Hasan, 1996:192). Sebuah peristiwa
dapat dikatakan sebuah kasus atau kejadian karena peristiwa itu unik
serta terbatas pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tersebut dan
tidak terulang di tempat yang lain. Contohnya, peristiwa kelahiran.Isu
Kontroversial merupakan pembelajaran kemampuan berpikir bagi
siswa, yang mana Muessig (S. Hamid Hassan, 1996:202) menyatakan
bahwa isu kontroversial adalah sesuatu yang mudah diterima oleh
seseorang atau kelompok tetapi juga mudah ditolak oleh orang atau
kelompok lain. Isu kontroversial lahir dari perbedaan pendapat dan isu
kontroversial pun mengakibatkan perbedaan pendapat. Perbedaan
pendapat muncul dari perbedaan  pandangan seseorang terhadap
sebuah fakta.
8. Strategi Pembelajaran Kemampuan Proses
a. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dalam pengajaran IPS SD kelas di persekolahan guru dapat
mendorong siswa untuk belajar memecahkan masalah dengan
menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah(problem
solving). Dengan cara pendekatan akan  terjalin sebuah
komunikasi yang baik antara guru dengan siswa sehingga antara
guru dan siswa tidak ada pembatas. Yang mana jika tidak ada
pembatas antara guru dan siswa akan dengan mudah untuk mencari
atau mengetahui jalan keluar dari suatu permasalahan.
b. Inkuiri
Inkuiri ialah siswa mampu menemukan jawaban sendiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang timbul.Pengajaran inkuiri merupakan
bentuk pengajaran yang mengenalkan konsep-konsep secara

27
induktif.Perbedaaan yang mendasar antara pengajaran inkuiri
dengan pemecahan masalah yakni pengajaran inkuiri lebih
menekankan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah
yang terbatas pada disiplin ilmu bukan pada masalah yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Portofolio                                                   
Kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan
terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.
Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang
siswa.Tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara
keseluruhan yang bekerja secara kooperatif.
9. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif pembelajaran yang menghendaki siswa
belajar secara bersama-sama, saling membatu satu sama lain dalam belajar
dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau
tugas yang telah ditentukan sebelumnya.
Salah satu strategi pembelajaran dari model pembelajaran kelompok
adalah strategi pembelajaran koperatif.SPK merupakan strategi pembelajaran
kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian yang dianjurkan para ahli
pendidikan untuk digunakan .Slavin (1995)mengemukakan dua
alasan,pertama,beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa pengunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,menumbuhkan sikap
menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga
diri.kedua,pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa
dalam belajar berpikir,memecahkan masalah,dan mengintergasikan
pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut,maka

28
pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat
memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil,yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik,jenis kelamin,ras,atau suku yang berbeda (heterogen).

29
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Rudy.2011.Pendidikan IPS Filosofi,Konsep,Aplikasi,


Bandung:ALFABETA
Sanjana Wina.2006.Strategi pembelajaran.Jakarta:Kencana.
Sunaryo.1989.Strategi Belaja-Mengajar ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL.Malang:IKIP MALANG
https://laskarcharles.wordpress.com/2011/06/12/strategi-pembelajaran-berorientasi-
aktivitas-siswa/
http://hariannetral.com/2014/12/pengertian-strategi-menurut-beberapa-ahli.html

http://www.google.co.id/search?aq=f&sourceid=chrome&ie=UTF-
8&q=Strategi+pembelajaran

www.google.co.id/search?aq=f&sourceid=chrome&ie=UTF-
8&q=pengertian+Strategi

30
Pertanyaan
1. Strategi pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang
digunakan oleh guru di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar?
Merupakan pendapat menurut
a. Mansur, 1999
b. Gagne, 2003
c. Raka Joni, 1980
d. Jaka, 1987
Jawaban : c. Raka Joni, 1980
2. Dalam menentukan sebuah strategi pembelajaran IPS SD kelas awal
ini harus memperhatikan apa-apa saja yang berhubungan dengan
siswa. Kecuali....
a. Bermakna (meaningful).
b. Integratif (integrative).
c. Berbasis nilai (value based).
d. Aktif
Jawaban : d. aktif
3. Yang termasuk Jenis-jenis strategi pembelajaran?
a. Sistem pembelajaran
b. Problem Solving atau berbasis masalah
c. Strategi pembelajaran berorientasi pada siswa
d. Orientasi pembelajaran
Jawaban : b. Problem Solving atau berbasis masalah
4. Langkah langkah pelaksanaan SPI adalah....
a. Orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan
kesimpulan
b. Orientasi, pengumpulan data, kesimpu;an

31
c. Orientasi, mencari hipotesis, menguji hipotesis, kesimpulan
d. Orientasi, merumuskan msalah dam kesimpulan
Jawaban : a. Orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji
hipotesis, merumuskan kesimpulan

32

Anda mungkin juga menyukai