Anda di halaman 1dari 31

Pengembangan Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 4

a. Ciri Khas Anak Masa Kelas Tinggi

Sebelum merancang strategi pembelajaran, guru sebaiknya memahami terlebih dahulu bagaimana
karateristik umum siswa khususnya kelas tinggi yang pemikirannya semakin komplek. Sehingga
dalam mengimplikasikan strategi tersebut guru dapat dengan mudah memilih strategi apa yang
cocok digunakan dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Berikut adalah ciri-ciri siswa pada
masa kelas tinggi :

1. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari

2. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis

3. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus

4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah

5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka
membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

b. Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 4

Dalam menyampaikan materi, guru perlu menggunakan strategi yang cocok agar siswa dapat
memahaminya dengan mudah. Ada banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru. Pada
kurikulum 2013 ini, pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Sesuai dengan ciri khas siswa pada kelas tinggi, maka strategi yang cocok digunakan oleh guru pada
kelas 4 adalah strategi Contextual Teaching Learning.

Pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching and Learning) merupakan pendekatan yang


menekankan konsep belajar untuk membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Dalam
konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan
bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti.
Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk
hidupnya nanti.

Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya
itu mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. Prinsip pembelajaran kontekstual
adalah aktivitas murid, murid melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat.[6]

c. Pengembangan Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 4 Melalui Permainan Tradisional

Setelah dijelaskan tentang pengertian strategi dan metode dalam pembelajaran tematik di kelas 4,
selanjutnya akan dicontohkan bagaimana mengembangkannya ke dalam pembelajaran tematik
yaitu pada kelas 4 tema 1 tentang Indahnya Budaya Bangsaku subtema 1 Keberagaman Budaya
Bangsaku melalui permainan tradisional yaitu permainan dakon. Dalam permainan tradisional ini,
strategi CTL sangat cocok digunakan karena menyangkut kehidupan sehari-hari dan juga metode
yang dapat di terapkan yaitu demonstrasi.
Dakon merupakan salah satu jenis permainan yang dapat dimainkan oleh anak-anak laki-laki mapun
perempuan. Permainan ini membutuhkan biji dakon. Biji dakon ini bisa menggunakan biji sawo kecil
atau sawo manila, atapun kelereng kecil. Permainan dakon di tanah biasanya menggunakan batu-
batu kecil sebagai bijinya.[7]

Permainan ini dilakukan di halaman sekolah. Jumlah pemain disesuaikan dengan jumlah siswa. Cara
bermain :

1. Sebelum bermain, siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai teks permainan Dakon.
Siswa menulis ringkasan dari penjelasan guru mengenai teks dakon di lembaran yang diberikan guru.
Kegiatan menulis sudah termasuk dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kemudian, permainan
Dakon atau dakon ini menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2 lubang besar
yang berada di ujung kiri dan kanan. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi
kananya dianggap sebagai milik sang pemain. Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh 2 orang.

2. Cara bermain Dakon awalnya setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Salah seorang
yang memulai (biasanya melakukan suite untuk menentukan siapa yang lebih dulu) dapat memilih
lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke tiap-tiap lubang di sebelah kanannya dan
seterusnya. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut
dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia mendapatkan kesempatan
khusus dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila ternyata habis di lubang kecil di sisinya maka ia
berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di
sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Kegiatan mengisi lubang kecil dengan
biji Sawo dapat dikaitkan dengan pelajaran Matematika, penjumlahan.

3. Permainan dianggap selesai apabila salah satu pemain sudah tidak ada biji lagi yang dapat
diambil (seluruh biji ada di lobang besar disisi kanan dan kiri pemain). Pemenang ditentukan dengan
yang mendapatkan biji terbanyak. Peraturan dari permainan dakon ini, mengajarkan kepada siswa
untuk bersikap disiplin dan taat dalam melakukan permainan. Kedisiplinan siswa untuk mengakui
kekalahan dan kemenangan termasuk dalam pelajaran PPKn.[8]

Melalui permainan ini, secara tidak langsung semua muatan pelajaran (Bahasa Indonesia,
Matematika, PPKn) tersampaikan dengan baik tanpa harus dijelaskan secara langsung oleh guru.
Dan sesuai dengan prinsip pembelajaran kontekstual yaitu murid melakukan dan mengalami, tidak
hanya menonton dan mencatat.

D. Pengembangan Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 5

1. Ciri-ciri khas anak kelas 5

a. Segi Psikomotor

Pada umumnya tinggi dan berat badan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Selain itu, umumnya anak perempuan tampil lebih tinggi daripada laki-laki, meskipun
pada perkembangan selanjutnya, anak laki-laki akan biasanya akan jauh lebih tinggi dibandingkan
anak perempuan. Pada usia ini juga anak-anak akan sangat suka melakukan aktivitas atau olahraga di
luar ruangan. Anak pada usia ini sangat aktif dan karenanya, untuk membatasi permintaannya akan
aktifitas luar ruang sementara proses belajar mengajar berlangsung, sebagai seorang pengajar
hendaknya membuat syarat untuk memenuhi permintaannya.

b. Segi kognitif
Selanjutnya, dari segi kognitif, tidak seperti anak pada usia sebelumnya, anak kelas 5 SD umumnya
sudah mampu menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah konkrit dan mampu
mengetahui sebuah objek berdasarkan dimensi. Anak usia ini juga sudah mampu menggunakan
bahasa untuk menjelaskan keinginannya dengan lebih jelas dan sudah mampu memahami adanya
sebab akibat. Kemudian, anak pada usia ini juga dapat memperhatikan sesuatu dengan durasi yang
lebih lama atau dapat terfokus pada satu hal dengan waktu yang lebih lama dan suka
bereksperimen.

2. Strategi pembelajaran tematik kelas 5

Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, sebaiknya menggunakan strategi yang tepat agar
siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran yang diajarkan. Guru harus memahami
karakteristik anak pada usia kelas 5 SD, Pada usia ini juga anak-anak akan sangat suka melakukan
aktivitas atau olahraga di luar ruangan.

Salah satu strategi yang tepat dalam pembelajaran khususnya kelas 5 yaitu strategi pembelajaran
berbasis masalah. Seorang guru sebaiknya menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks
pembelajaran. Melalui dunia nyata yang terjadi di sekitar mereka, maka siswa dapat belajar
mengembangkan cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta memperoleh
pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran.

Richard I. Arend (2008) mengemukakan langkah-langkah melaksanakan pembelajaran berbasis


masalah sebagai berikut : [9]

Fase

Kegiatan

Perilaku Guru

Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa

1. Guru membahas tujuan pelajaran

2. Guru mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik

3. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pemecahan
maslah.

Mengorganisir siswa untuk meneliti

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisikan tugas-tugas belajar yang terkait
dengan permasalahannya.

Membantu investigasi mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa mendapat informasi yang tepat, melaksanakan ekperimen dan memberi
penjelasan dan solusi.

4
Mengembangkan dan mempresentasikan arteifak dan exhibit

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artifak dan exhibit yang tepat seperti
laporan, rekaman video dan model-model Guru membantu siswa
menyampaikan/mempresentasikan kepada orang lain.

Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang
mereka gunakan.

3. Pengembangan strategi pembelajaran tematik kelas 5 melalui permainan Terlalu banyak solusi?

Disini akan dijelaskan bagaimana pengembangan strategi pada tematik kelas V tema 3 tentang
makanan sehat subtema 1 tentang bagaimana tubuh mengolah makanan. Dalam strategi
pembelajaran berbasis masalah sangat cocok digunakan karena menyangkut kehidupan sehari-hari
dan juga dapat diterapkan 2 metode yaitu problem solving dan diskusi. Dalam strategi pembelajaran
berbasis masalah sangat cocok dikembangkan dengan permainan

Permainan ini dilakukan di dalam kelas dengan jumlah siswa per kelompok 5-7 orang sesuai jumlah
siswa di kelas. Cara bermainnya :

a. Bagi peserta menjadi tim yang terdiri 5-7 peserta.

b. Berikan sebuah masalah kepada tim untuk diskusi yaitu Membaca buku kelas 5 tema 3 subtema
1 bagaimana tubuh mengolah makanan

c. Guru memberi tugas untuk mengisi lembar gambar makanan sehat seperti, bagaimana kriteria
makanan yang sehat?, sebutkan contoh-contoh makanan yang menurutmu sehat!” kepada setiap
kelompok

d. Msing-masing tim harus memilih seorang juru tulis, juru bicara. Juru tulis ini harus menggali ide
sebanyak mungkin dari anggota timnya selama 10-15 menit. Tida ada diskusi pendapat selama 10-15
menit tersebut.

e. Juru tulis diminta untuk mendorong anggota timnya mengeluarkan idenya mengenai makanan
yang sehat.

f. Setelah 10-15 menit habis, masing-masing tim harus mengevaluasi setiap ide yang dihasilkan
timnya. Lalu memutuskan tiga ide terbaik. Setelah memeproleh kesepakatan, masing-masing juru
bicara harus mempresentasikan hasil yang diperoleh timnya kepada seluruh peserta.

g. Setelah masing-masing tim mempresentasikan idenya, seluruh peserta kemudian harus


memutuskan satu ide terbaik yang disebutkan dengan bimbingan guru.

E. Strategi Pengembangan Pembelajaran Kelas 6

1. Ciri-ciri Siswa Pada Kelas 6:


a) Sudah mulai mandiri

b) Sudah ada rasa tanggung jawab pribadi

c) Penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari
diri orang lain

d) Sudah menunjukkan sikap yang kritis dan rasional.

2. Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 6

Strategi pembelajaran yang cocok diterapkan pada anak kelas 6 yaitu Inkuiri merupakan salah satu
azas dari model pembelajaran konstektual yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan
analitis untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir
itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara siswa dan guru. Strategi inkuiri ini
menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri.[10]

Inquiry (menemukan) merupakan kegiatan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL.
Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh anak bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan
menemukan apapun materi yang diajarkannya

3. Pengembangan Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 6 Memalui Permainan Lempar Point

Setelah mengetahui metode serta strategi yang tepat di gunakan untuk kelas 6, kemudian akan di
jelaskan bagaimana pengembangannya ke dalam pembelajaran tematik pada kelas 6 tema 2
tentang persatuan dan perbedaan melalui permainan lempar poin. Dalam permainan ini strategi
inquiry dapat di gunakan karena permainan ini dapat mencakup metode-metode dalam strategi
inquiry.

Berikut adalah langkah-langkah dalam permainan lempar point.

a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 8
orang. Di sesuaikan dengan jumlah siswa

b) Guru memberi tugas untuk berdiskusi tentang materi kelas 6 tema 2 subtema 1 tentang
persatuan dan perbedenaan.

c) Perwakilan kelompok mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok

d) Guru memberi pertanyaan kelompok tercepat berhak menjawab pertanyaan. Pertanyaan


dengan jawaban benar mendapat point 100

e) Kelompok yang berhasil menjawab berhak menunjuk 1 orang dari kelompok lain untuk
menjawab soal. Jika benar maka nilai 100 jika salah, kelompok yang memberi pertanyaan akan
mendapat point 50.

f) Permainan selesai jika soal yang di berikan guru telah habis.[11]

Artikel
Monday, May 18, 2015

IMPLIKASI DAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN TEMATIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan komponen pendidikan yang dijadikan acuan bagi segenap pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan program atau setiap satuan pendidikan, baik itu oleh pengelola maupun
penyelenggara khususnya oleh guru dan kepala sekolah.

Kurikulum 2013 (tematik) sebagai pengganti kurikulum lama yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan kurikulum lama dan diharapkan pelaksanaannya
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja implikasi pembelajaran tematik ?

2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran tematik ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk menjelaskan implikasi pembelajaran tematik

2. Untuk menjelaskan langkah-langkah pembelajaran tematik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Implikasi Pembelajaran Tematik

Pemerintah pada beberapa tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang otonomi daerah.
Kebijakan ini antara lain memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya
sekolah dasar dalam mengelola sumber daya yang ada, dengan cara mengalokasikan seluruh potensi
dan prioritas sehingga mampu melakukan terobosan-terobosan sistem pembelajaran yang lebih
inovatif dan kreatif. Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan
kurikulum berbasis kompetensi di sekolah dasar adalah melakukan pembelajaran tematik.
Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini
menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-
hari. Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar tentunya memberikan berbagai
implikasi baik dari segi guru, siswa, sarana dan prasarana sampai kepada proses pembelajarannya.[1]

1. Implikasi Bagi Guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan atau
pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.

2. Implikasi Bagi Siswa

Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik memberikan peluang untuk pengembangan
kreativitas. Hal ini disebabkan, pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan
kemampuan analitik terhadap konsep-konsep yang dipadukan. Aktivitas pembelajaran lebih banyak
berpusat kepada siswa sehingga menuntut siswa untuk lebih aktif. Siswa harus siap untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara
individual, berpasangan, kelompok ataupun klasikal. Siswa juga harus memiliki kesiapan untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok,
mengadakan penelitian sederhana dan pemecahan masalah.[2]

3. Implikasi Terhadap Sarana, Prasarana, Sumber Belajar dan Media

Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun
kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik
dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana
belajar. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain
secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang
tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). Pembelajaran ini juga perlu
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar
masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran
dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang
terintegrasi.[3]

4. Implikasi Terhadap Pengaturan Ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana
belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:

a. Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.

b. Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan


pembelajaran yang sedang berlangsung

c. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar atau karpet.
d. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.

e. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan
sebagai sumber belajar.

f. Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik
untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.[4]

5. Implikasi Terhadap Pemilihan Metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu
disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan,
bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

B. Langkah-Langkah Pembelajaran Termatik

Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD)


merupakan suatu hal yang relatif baru, sehingga dalam implementasinya belum sebagaimana yang
diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik ini.
Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang
pembelajaran tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan
pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran/bidang studi. Walaupun begitu, tetapi
guru dituntut untuk dapat melakukan yang terbaik untuk peserta didiknya, karena guru bertugas
sebagai model dalam suatu pembelajaran. Jadi keberhasilan murid juga tergantung pada guru.

Sebelum menginjak langkah-langkah pembelajaran tematik maka guru karus


merencanakannya terebih dahulu sehingga guru dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran
tematik menjadi terarah.. Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) model pembelajaran tematik sama
dengan sintak dalam setiap model pembelajaran pada umumnya. Secara umum, penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dilakukan menggunakan tiga tahapan pelaksanaan yang saling
berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Di antaranya adalah tahap pembukaan atau
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.[5] Adapun alokasi waktu untuk setiap tahapan
pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1. Tahapan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit)

2. Tahapan kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit )

3. Tahapan penutup memerlukan waktu satu jam pelajaran (1 x 35 menit )

Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing tahapan penerapan pembelajaran tematik :

1. Tahap pendahuluan

Pada tahapan ini, guru harus berupaya menciptakan suasana belajar yang kondusif agar para peserta
didik bisa memusatkan konsentrasi mereka terhadap kegiatan pembelajaran tematik. Artinya
tahapan ini tidak ubahnya sebagai pengondisian awal para peserta didik agar mereka dapat fokus
mengikuti proses pembelajaran tematik dengan baik dan benar.
Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah pertama, untuk menarik perhatian siswa, yang
dapat dilakukan dengan cara seperti meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang
akan dilakukan berguna untuk dirinya, melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, melakukan
interaksi yang menyenangkan. Kedua, menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan
dengan cara seperti membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa
dan berkomunikasi secara kekeluargaan; menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa
untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan, mengaitkan materi atau
pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Ketiga, memberikan acuan atau
rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan cara seperti
mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
hubungannya dengan pencapian tujuan.

Tahapan pembukaan juga bisa disebut sebagai tahapan pemanasan dalam pembelajaran tematik.
Tetapi, dalam tahapan ini, guru tidak hanya mengondisikan para peserta didik dalam arti duduk rapi,
tidak ramai, atau sekedar melihat ke depan. Lebih dari itu, dalam tahapan pembukaan, guru juga
harus menggali pengalaman para peserta didik mengenai tema yang akan dipelajari. Misalnya, jika
guru ingin menyajikan tentang tema keluarga, maka guru harus bertanya atau memberi kesempatan
kepada peserta didik mengenai pengalaman hidup berkeluarga.[6]

Tetapi, biasanya anak kelas 1 dan 2 SD/MI masih malu mengungkapkan pengalamannya seputar
dunia keluarga. Atas dasar itu, guru harus mempunyai kreativitas agar bisa menggali pengalaman
peserta didik mengenai tema yang akan disajikan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara
sebagi berikut:

a. Bercerita

b. Kegiatan fisik/jasmani

c. Menyanyi

d. Membaca puisi tentang keluarga

e. Menampilkan gambar yang menceritakan tentang keluarga, dll

Dengan cara-cara semacam itu, maka para peserta didik akan mudah terpancing untuk bertanya,
bercerita, dan memberi tanggapan. Kemudian dari sanalah guru akan mampu menggali pengalaman
para peserta didiknya mengenai pengalaman seputar tema.[7]

2. Tahap kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan
pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan
multi metode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Pada
waktu penyajian dan pembahasan tema, guru dalam penyajiannya sehendaknya lebih berperan
sebagai fasilitator. Selain itu guru harus pula mampu berperan sebagai model pembelajar yang baik
bagi siswa. Artinya guru secara aktif dalam kegiatan belajar berkolaborasi dan berdiskusi dengan
siswa dalam mempelajari tema atau sub tema yang sedang dipelajari. Peran inilah sebagai suatu
aktivitas mengorganisasi dan mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan
anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian pada langkah kegiatan inti guru
menggunakan strategi pembelajaran dengan upaya menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa
agar murid aktif mempelajari permasalahan berkenaan dengan tema atau subtema.
Pembelajaran dalam hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan agar siswa mengalami,
mengerjakan, memahami atau disebut dengan belajar melalui proses. Untuk itu maka selama proses
pembelajaran siswa mengamati obyek nyata berupa benda nyata atau lingkungan sekitar,
melaporkan hasil pengamatan, melakukan permainan, berdialog, bercerita, mengarang, membaca
sumber-sumber bacaan, bertanya dan menjawab pertanyaan, serta bermain peran. Selama proses
pembelajaran hendaknya guru selalu memberikan umpan agar anak berusaha mencari jawaban dari
permasalahan yang dipelajari. Umpan dapat diberikan guru melalui pertanyaan-pertanyaan
menantang yang membangkitkan anak untuk berfikir dan mencari solusi melalui kegiatan belajar.

Pada tahapan ini pula, guru mulai menyajikan tema pembelajaran kepada para peserta didiknya.
Guru dapat menggunakan berbagai strategi atau metode yang bervariasi. Bahkan dalam penyajian
tema pembelajaran, ia juga bisa melakukannya secara kelompok kecil, individual(perorangan), atau
klasikal.[8]

3. Kegaiatan Penutup

Tahapan yang terakhir yang harus dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tematik adalah penutup.
Dalam tahapan ini, tugas guru adalah menenangkan para peserta didiknya yang telah mengikuti
semua proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman
sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pembelajaran adalah
meninjau kembali dan mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Dalam kegiatan meninjau
kembali dapat dilakukan dengan merangkum inti pelajaran atau membuat ringkasan. Sedangkan
dalam kegiatan evaluasi, guru dapat menggunakan bentuk-bentuk mendemontrasikan keterampilan,
mengaplikasikan ide-ide baru pada situasi lain, mengekspresikan pendapat murid sendiri atau
mengerjakan soal-soal tertulis.

Tidak hanya itu para peserta didiknya yang tidak kalah pentingnya dalam tahapan penutup adalah
guru harus melakukan beberapa hal pokok berikut:

a. Menyimpulkan pembalajaran yang telah dilakukan dari awal hingga akhir, baik dari jalannya
pembelajaran, kendala, maupun hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

b. Mengungkapkan hasil pembelajaran tematik apa adanya, kurang atau pun lebih, baik dalam
bentuk angka-angka, nilai, maupun pandangan guru secara lisan.

c. Memberi kesempatan kepada para peserta didiknya untuk mengomentari seputar


pembelajaran tematik yang telah dilakukan bersama mengungkapkan segala keluhannya, atau
pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan pembelajaran yang baru saja dilakukannya.

d. Memberi nasihat dan pesan-pesan moral kepada peserta didik, bukan hanya yang berkaitan
dengan tema pembelajaran, tetapi juga hal lain yang dianggap penting, seperti anjuran rajin belajar,
nasihat menjadi anak yang baik, rajin menabung, patuh kepada guru dan kedua orang tua, dan lain
sebagainya. Kemudian jika masih ada waktu, guru bisa menisi tahapan dengan memberikan hiburan
bagi peserta didik, seperti bercerita atau menyuruh salah seorang peserta didiknya untuk bercerita,
membacakan cerita dari buku, pantonim, dan lain sebagainya.
Jika semua tahapan itu dilakukan dengan baik dan benar, maka kegiatan pemebelajaran tematik
akan berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Namun yang harus diingat
adalah rencana pembelajaran tematik dapat diterapkan dengan baik jika diiringi dengan banyak
dukungan di lingkungan sekolah.[9]

Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dimaksudkan agar
pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran tematik ini memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajarinya, karena pembelajarannya lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman
langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran
dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.[10]

Secara terperinci langkah-langkah pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.

1. Membuka pelajaran dengan cara yang menarik perhatian siswa, seperti membacakan cerita,
bertanya jawab, bernyanyi, melakukan permainan, demonstrasi, pemecahan masalah dan
sebagainya.

2. Menginformasikan tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat mengorganisir informasi yang


disampaikan (apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan).

3. Menggali pengetahuan siswa yang diperoleh sebelumnya agar siswa bisa mengaitkan
pengetahuan terdahulu dengan yang akan dipelajari.

4. Memberi tugas yang bertahap guna membantu siswa memahami konsep.

5. Memberi tugas yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

6. Memberi kesempatan untuk melatih keterampilan atau konsep yang telah dipelajari.

7. Memberi umpan balik yang akan menguatkan pemahaman siswa.[11]


BAB III

PENUTUP

Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar tentunya memberikan berbagai


implikasi, Implikasi pembelajaran tematik yaitu meliputi:

1. Implikasi bagi guru

2. Implikasi bagi siswa

3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

4. Implikasi Terhadap Sarana, Prasarana, Sumber Belajar dan Media

5. Implikasi Terhadap Pemilihan Metode

Langkah-langkah pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.

1. Tahap pendahuluan guru harus berupaya menciptakan suasana belajar yang kondusif agar para
peserta didik bisa memusatkan konsentrasi mereka terhadap kegiatan pembelajaran tematik.

2. Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai
kegiatan belajar dengan menggunakan multi metode dan media sehingga siswa mendapatkan
pengalaman belajar yang bermakna.

3. Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Assagaf , Lubna, dkk. 2013. Kegiatanku : buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Atif , Dede. Implikasi Pembelajaran Tematik, Dalam http://.blogspot.com/2014/04/.html

Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Kurikulum Lengkap Tematik. Jogjakarta: Diva pres.

Indrono, Luky. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Dalam http://www..com/2013/01/.html.

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: IKAPI.


Madjid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2014).

Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. 2005. Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang:
Bayumedia Publishing.

[1] Abdul Madjid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 35

[2] Ibid., 36

[3] Sutirjo dan Sri Istuti Mamik, Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2005), h. 126

[4] Dede Atif, Implikasi Pembelajaran Tematik, Dalam http://.blogspot.com/2014/04/.html diakses


tgl 15 Maret 2015 jam 09:02

[5] Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik, (Bandung: IKAPI, 2014), h.66

[6] Luky Indrono, Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, dalam http://www..com/2013/01/.html.


Diakses tgl 15 Maret 2015 jam 12:33

[7] Ibid.

[8] Ibid.

[9] Ibnu hajar, Panduan Kurikulum Lengkap Tematik, (Jogjakarta: Diva pres, 2013), h.88

[10] Ibid., h. 89

[11] Lubna Assagaf, dkk, Kegiatanku : buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. 4

Unknown at 11:33 PM

Share

No comments:

Post a Comment

Home

View web version

About Me
Unknown

View my complete profile

Powered by Blogger.

BERBAGI ILMU

type to search

Home › PENDIDIKAN

Strategi Pembelajaran Tematik

Tuesday, 17 April 2018 Add Comment

Strategi Pembelajaran Tematik

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Tematik

Strategi pembelajaran tematik adalah perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi
pelajaran dan siswa-siswi, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Related

12 Asas-asas Dalam Bimbingan Konseling

Model-Model Pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skill)

Tujuan Pembelajaran HOTS (High Order Thinking Skill)

Kemp (1995): Mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.

Kozma (Sanjaya, 2007): Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran
tertentu.
Gerlach dan Ely (1990): Strategi merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya mereka menjabarkan bahwa
strategi pembelajaran dimaksudkan meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang
dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.

Gropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998): Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas
berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mereka
menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan.

Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007): Strategi Pembelajaran terdiri atas seluruh komponen
materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam
rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran
bukan hanya sebatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga
pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Raka Joni (1980): Pola umum perbuatan guru siswa didalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar
yang menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada rentetan perbuatan guru-siswa tersebut.

B.Klasifikasi Strategi Pembelajaran Tematik

Strategi pembelajaran berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara kongkrit yang harus
dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk
menguasai kompetensi dasar dan indikator, dan kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan,
inti dan penutup.

Wina Senjaya mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan


pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.

J.R David menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan,
artinya bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang
akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Dick dan Carey (1985) mengemukakan bahwa suatu strategi pembelajaran menjelaskan komponen-
komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan
bersama bahan-bahan tertentu untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik.
Komponen set bahan dan prosedur yang akan dalam pembelajaan, Dick dan Carey (1995)
menyebutkan lima komponen utama yaitu:

1. Kegiatan pembelajaran,

2. Penyajian informasi,

3. Pertisipasi mahasiswa ,

4. Tes, dan

5. Tindak lanjut.

Sedangkan Gagne dan Briggs (1979) menyebutkan sembilan urutan kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian,

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada mahasiswa,

3. Mengingatkan kompetensi prasyarat,

4. Memberi stimulus yang behubungan dengan masalahtopik, konsep,

5. Memberi petunjuk cara mempelajari,

6. Menimbulkan penampilan mahsiswa,

7. Memberi umpan balik,

8. Menilai penampilan mahasiswa, dan

9. Memberi kesimpulan.

Senada dengan pendapat diatas, Suciati dan Irawan (1993: 45) mengajukan sembilan peristiwa
pembelajaran untuk membantu proses belajar dalam peserta didik, sebagai berikut:

a. Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru,
aneh, kontradiksi atau kompleks.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat memahami apa yang diharapkan dari
dirinya.

c. Mengingat kembali konsep/prinsip atau informasi yang sebelumnya pernah dipelajari untuk dapat
mempelajari matei baru dengan baik.

d. Menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan untuk menunjukan


perbedaan atau bagian yang penting, bik secara verbal maupun non verbal.

e. Memberikan bimbingan belajar melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses atau


berpikir siswa.

f. Memperoleh unjuk kerja siswa terhadap apa yang dipelajari.


g. Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas.

h. Mengukur mengevaluasi hasil belajar siswa melalui pemberian tugas atau melakukan suatu tugas.

i. Memperkuat restensi dengan berkali-kali berlatih menggunakan prinsip yang dipelajari dalam
konteks yang berbeda, dan transper belajar dengan meningkatkan perbedaan antara situai waktu
belajar dengan situasi transfer.

Pendapat lain yang juga berkaitan dengan strategi pembelajaran, dikemukakan oleh turney. Turney
(1981) mengklasifikasi 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam
kebrhasilan kegiatan belajar mengajar. Kedelapan keterampilan dasar mengajar tersebut adalah:
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.

Dari pandangan beberapa ahli seperti yang dikemukakan di atas, nampaknya mereka sepakat bahwa
strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan
pembelajaran secara sistematis, sehingga isi pelajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan
efisien. Di dalamnya terkandung empat pengertian sebagai berikut:

1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran
kepada siswa.

2. Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar
terjadi proses belajar secara efektif dan efisien.

3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar dan siswa
dalam kegiatan pembelajaran.

4. Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam
keggiatan pembelajaran.

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi
pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Urutan kegiatan secara garis besar terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup.
Masing-masing kegiatan akan digunakan serangkaian metode pembelajaran. Ada beberapa alternatif
yang dapat digunakan pada pembelajaran kelas awal, artinya pada usia dan kondisi anak kelas awal.
Alternatif maetode antara lain dapat diklarifikasiakan sebagain berikut:

a. Pembelajaran langsung, dengan metode ceramah,tanya jawaab, demontrasi, latihan dan drill.

b. Pembelajaran tidak langsung dengan inkuiri, studi kasus,pemecahan masalah ,peta konsep.
c. Pembelajaran interaksi dengan metode diskusi kelas,diskusi kelompok kecil atau projek, kerja
berpasangan.

d. Pembejaran mandiri, dengan metode pekerjaan rumah, projek penelitian, belajar berbasis
komputer.

e. Belajar belajar melalui pengalaman, dengan bermain peran, observasi/survey,simulasi

Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan
beberapa metode berada dalam strategi yang berfariasi, artinya penetapan metode dapat
divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang dicapaai dan konten proses
yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

Mengingat yang akan dikembangkan adalah pembelajaran PAKEM, maka metode yang akan diplih
adalah metode yang dapat memotivasi siswa siswi untuk aktif dan kreatif dengan asih
dipertimbangkan keefektifan an dalam suasana yang menyenangkan. Untuk supaya siswa siswi
banyak mengingat apa yang telah dipelajari, maka siswa siswi diberi banyak kesempatan untuk
membaca, mendengar, melihat, mempraktekkan dan mendiskusikan materi pembelajaran.

Untuk menyusun strategi yang benar maka harus dikenal beberapa spesifikasi Pembelajaran Tematik
sebagai berikut, diantaranya

1. Ciri-Ciri

Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental siswa pembelajaran pada tahap ini haruslah
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, diantaranya:

a. Berpusat pada anak

b. Memberikan pengalamana langsung

c. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran

d. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat , dan kebutuhan anak

C. Pemilihan Strategi Pembelajaran Tematik

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa strategi pembelajaran merupakan perpaduan
berbagai kegiatan, melibatkan penguna media dan pengaturan tahapan dari setiap tahap
untuksetiap langkah. Oleh karena itu, menentukan strategi pembelajaran perlu dilakukan
pemilihandan disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Pemilihan strategi pembelajaran paling tidak didasarkan pada dua argumentasi. Pertama, strategi
yang disusun didukung dengan teori-teori psikologis dan teori pembelajaran. Kedua, strategi yang
disusun menunjukan efektifitas dalam membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran seperti yang
telah ditetapkan. Argumentasi ini diperlukan karena didalam pembelajaran dipahami bahwa: “tidak
semua materi cocok dengan metode, tidak semua metode cocok untuk semua media, tidak semua
pembelajaran memerlukan seluru urutankegiatan pembelajaran tergantung pada karakteristik siswa
dan jenis perilaku yang ada dalam tujuan pembelajaran”. Dengan demikian dalam menentukan
strategi pembelajaran diperlukan pemilihan,dan sedapat mugkin disusun berdasarkan alasan-alasan
yang bersifat rasional.

Dalam pemilihan strategi perlu memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan metode danfaktor-faktor


dalam menentukan metode. Prinsip-prinsip penggunaan metode antara lain: efektif dan efesiens,
digunakan secara bervariasi, digunakandengan memadukan metode. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam menentukan metode pembelajaran, antara lain:

1. Tujuanpembelajaran/indikator dan kopentensi dasar

2. Tema pembelajaran

3. Kondisi siswa ( kemampuan siswa siswai, jumlah siswa siswi )

4. Waktu

5. Fasilitas yang ada.

6. Penentuan metode juga ditentukan pada kegiatan mana metode tersebuat akan digunakan. Hal
ini disebabkan karena masing-masing kegiatan mempunyai tujuan yangberbeda. Kegiatann awal
bertujuan untuk:

7. Memfokuskan perhatian siswa siswi dan menciptakan ketertarikan

8. Merangsang pemikiran siswa siswi

9. Mengungkapkan pengalaman awal yang dimiliki siswa siswi

10. Memotivasi siswa siswi mempelajari materi

11. Memahami tujan pembelajaran

D. Pengertian Metode Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan wajib yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan guna
mencetak generasi bangsa yang berilmu pengetahuan tinggi. Untuk mewujudkan tujuan ini
diperlukan pembelajaran efektif. Namun untuk pelaksanaannya tentu tidaklah mudah oleh
karenanya para pendidik sangat membutuhkan metode pembelajaran yang tepat untuk membuat
pembelajaran menyenangkan, efektif dan efisien.

Metode merupakan satu kata yang murujuk pada cara yang akan digunakan untuk mencapai sebuah
tujuan yang diharapkan. Dan jika dikaitkan dengan proses pembelajaran, maka definisi metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang dipilih oleh pendidik untuk mengoptimalkan
proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Metode pembelajaran ini memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran, selain agar
proses belajar mengajar tidak membosankan, peserta didik juga akan semakin mudah mencerna
materi yang diberikan. Untuk itulah ketika memilih sebuah metode pendidik harus memperhatikan
karakteristik peserta didik. Pendidik dapat menggunakan metode yang berbeda untuk tiap kelasnya
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.

E. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Ada beberapa jenis metode pembelajaran yang umum digunakan dalam proses pembelajaran.
Metode yang paling umum digunakan adalah metode ceramah. Namun terkadang metode ini
menjadi cukup membosankan apabila tidak disertai oleh kemampuan manajemen kelas yang kurang.
metode ceramah biasanya dibarengi dengan metode tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan.

Metode pembelajaran selanjutnya adalah metode diskusi. Metode ini dilakukan dengan menyajikan
sebuah materi untuk kemudian dianalisis secara terbuka hingga ditemukan sebuah penyelesaian
masalahnya. Metode ini akan lebih efektif jika melibatkan seluruh peserta didik. Selain itu pendidik
juga dapat mengkolaborasikan metode ini dengan metode pemberian tugas baik secara individu
ataupun kelompok yang selanjutnya dipresentasikan dan didiskusikan secara terbuka di kelas.

Selanjutnya ada metode eksperimen, yang merupakan sebuah metode yang akan memberikan
kesempatan peserta didik untuk melakukan uji coba terhadap sebuah materi yang telah
dipelajarinya. Melalui metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengamati, menganalisis
dan membuktikan sendiri teori yang telah dipelajarinya.

Metode pembelajaran yang kelima adalah metode demonstrasi, metode ini juga sangat umum
dilakukan dalam proses pembelajaran. Dilakukan dengan memperagakan atau menunjukkan proses
ataupun cara kerja dari materi yang sedang dipelajari untuk selanjutnya ditirukan oleh peserta didik.
Dan terakhir adalah metode tutorial. Dalam proses pembelajaran metode ini dapat sesekali
dilakukan baik secara kelompok ataupun individu.

Namun sebelumnya pendidik harus menjelaskan mengenai materi secara umum, untuk selanjutnya
dikerjakan oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Pada metode pembelajaran tematik ini
mempunyai pengertian yaitu sebuah metode yang memadukan antara satu pokok bahasan yang
sedang dipelajari dari beberapa ilmu yang dikemas dengan bentuk tema. Dengan pembelajaran
model tematik ini peran guru adalah sebagai fasilitator siswa dimana guru akan menyatukan
pemahaman pada siswa terhadap beberapa materi tanpa kita terbatasi oleh suatu mata pelajaran
lainnya.

Dengan ini juga dapat meminimalkan semua pengontakan akan antara mata pelajaran lainnya. Salah
satu contoh soal dari metode pembelajaran tematik yaitu pada soal mengenai stek. Mungkin pada
pembahasan yang menyangkut masalah bagaimana cara bercocok taman dengan menggunakan
metode stek, yang nantinya akan memunculkan ide - ide lain dari siswa. Dalam hal ini, sebaiknya
para siswa juga terjun langsung dan mempraktekkannya.
Cara belajar tidak hanyalah melalui pada metode belajar yang berfokus pada teori saja. Namun teori
juga dibutuhkan didalalam rangka mengajar standar kurikulum tersebut dibutuhkan juga media
untuk belajar yang bisa membuat para siswa menjadi lebih mengerti. Dengan memikirkan
kenyamanan serta hal-hal yang membuat siswa lebih semangat di dalam belajar maka secara
otomatis juga akan membantu para siswa untuk memahami dengan cepat materi.

F. Metode Pembelajaran Tematik Integratif

Metode pembelajaran integratif adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan atau


menintegrasikan berbagai macam pelajaran kedalam sebuah tema yang ditentukan. Denganharapan
siswa dapat lebih luas dalam mengembangkansuatu materi atau masalah yang diberikan sesuai
dengan kehidupannya sehari-hari. Pengintegrasian yang dimaksud dapat dilakukan dalam tiga cara
yakni secara sikap (afektif), keterampilan (psikomotorik), dan pengetahuan kognitif.

Sebagai contoh jika kita mengunakan tema bermain diligkunganku, kitabisa mengintegrasikan mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam untuk mengambarkan keadaan alam dan mengintergasikan ilmu
pengetahuan sosial utnuk mengambarkan hubungan sosial masyarakat yang ada dilingukungan ku
seperti yang dimaksudkan tema. Dalam pembelajaran pun bisa dimasukan materi penjaskes dengan
menceritakan pengalaman bermain sepak bola dilingkunganku.kemudian perhitungan matematika
yang mengambarkan waktu bermain sepak bola dapat menjadi muatan materi metematika. Begitu
pula jika kita menghubungkan permainan sepak bola dengan prestasi timnas Indonesia yang bisa
menigkatkan jiwa nasionalisme yang diajarkan dalam PPKN. Mata pelajaran bahasa Ibdonesia
tentuakan sangat mudah diterapkan pada berbagai topik yang disampaikan.

Dengan mengunakan metode tematik integratif ini pembelajaran tidak diberikan berdasarkan mata
pelajaran tertentu melainkan dengan menghubungkan materi pelajaran yang satudenganyang
lainnya membentuk sebuah topik yang bisa direfleksi dengan mudah oleh siswa sesuai dengan yang
ada pada RPP.

Daftar Pustaka

https://atibilombok.blogspot.co.id/2014/06/makalah-strategi-pembelajaran-tematik.html (Diakses :
Minggu,15 April 2018 )

http://thelon3r.blogspot.co.id/2012/05/strategi-pembelajaran-tematik.html (Diakses : Minggu,15


April 2018 )

http://www.asikbelajar.com/2015/04/definisi-strategi-pembelajaran-menurut-ahli.html (Diakses :
Minggu,15 April 2018 )

http://artikel-az.com/pengertian-metode-pembelajaran/

(Diakses : Minggu,15 April 2018 )


http://www.areabaca.com/2014/04/menerapkan-pembelajaran-dengan-metode.html (Diakses :
Minggu,15 April 2018 )

SHARE THIS POST

RELATED POSTS

Kebijakan pendidikan

PENGERTIAN BERPIKIR

PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR

PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Pendekatan Open-Ended

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Pembelajaran Kooperatif tipe GI

Pengelolaan lingkungan belajar

0 Response to "Strategi Pembelajaran Tematik"

Silahkan berkomentar jika masih ada yang kurang jelas atau jika hendak memberi saran dan kritik

Admin: WA: 0852 1537 5248

Newer PostOlder Post


Hanya dengan 50.000 dapat blog murah gratis Template Premium

Postingan Terbaru

Memahami Perbedaan Rapid Test Corona dan Swab Test Corona

Cara Download Video Ruang Guru untuk Ditonton Secara Offline

Cara Perpanjang Langganan Ruangbelajar Ruang Guru

Jual Susu Pemutih KFS [Harga, Review Produk dan Testimoni]

Daftar Paket Kelas Prakerja Skill Academy Ruang Guru

Cara Mengatasi Jika Lupa Kata Sandi Akun Ruang Guru

Cara Pesan Guru Privat di Ruang Guru

6 Tips Agar Kuat Berpuasa Selama Bulan Ramadhan

Kategori

About Contact Privacy Policy Disclaimer

Copyright 2019 BERBAGI ILMU

igunakan sebagai contoh menyusun strategi untuk persiapan ketika mengajar setingkat mahasiswa.
Hanya saja konten sajian kali ini menyangkut materi IPS Sekolah Dasar sehingga saya beri judul
demikian.

Untuk definisi strategi pembelajaran bila dibutuhkan bisa dibaca pada artikel saya sebelumnya yang
berjudul “Memahami dengan Mudah Istilah Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Taktik
Pembelajaran”…

Adapun format yang digunakan untuk membuat strategi pembelajaran adalah modifikasi dari model
strategi instruksional dalam Model Pengembangan Instruksional (MPI) oleh Atwi Suparman.

Istilah strategi pembelajaran menurut Beliau dikatakan sebagai strategi instruksional yang berarti
pendekatan dalam mengelola isi dan proses instruksional secara komprehensif untuk mencapai
satu/sekelompok tujuan instruksional. Namun menurut saya pribadi sesunggunya kedua istilah itu
memiliki makna yang sama. Ini hanya perbedaan penggunaan istilah dari sudut pandang masing-
masing.
Lalu Apa Saja Komponen Strategi Pembelajaran ?

Adapun komponen dalam konsep strategi pembelajaran yang dimaksud memuat:

Urutan Kegiatan Intsruksional (Tahap Pendahuluan, Tahap Penyajian dan Tahap Penutup)

Garis Besar Isi/Materi

Metode

Media dan Alat

Waktu Belajar (dalam menit)

Dalam menyusun strategi pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Baik terdiri dari
satu atau beberapa tujuan yang ingin dicapai. Atau dapat juga kita susun sesuai tujuan pembelajaran
dalam bentuk satu pokok bahasan atau satu tema sekaligus. Kembali kepada kebutuhan masing-
masing pendidik.

Baca Juga:

Memahami Tiga Langkah-langkah Pembelajaran dengan Mudah

Memahami Unsur-unusr Pokok dalam Penyusunan Tujuan Instruksional Khusus

Berikut Contoh Sederhana Membuat Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar!

Mata Pelajaran / Kelas & Semester : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) / IV Semester 1

Topik Pembelajaran : Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi

Related

Contoh Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Sekolah Dasar

Apa Perbedaan Fakta, Peristiwa, Konsep, dan Generalisasi?

Pendidikan IPS Selalu Mengalami Perubahan dan Berkembang Mengikuti Zaman

Urutan Kegiatan Pembelajaran


Garis Besar Isi

Metode

Media &

Alat

Waktu Belajar

(dalam Menit)

PENDAHULUAN

Deskripsi singkat Isi/ menyampaikan pokok bahasan secara umum

Penjelasan secara global tentang isi pelajaran “Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi” yang
berhubungan dengan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dengan cara yang menarik.

Ceramah

Buku referensi,

Gambar /ilustrasi

LCD & Leptop

5 Menit

Relevansi dan Manfaat/

Memotivasi siswa belajar

Menyampaikan manfaat mata pelajaran yang akan diajarkan terkait dengan dunia kerja anak
kedepannya atau pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Hal yang bisa disampaikan pada bagian ini
misalnya memberikan pemahaman kepada siswa bahwa untuk mencapai cita-cita yang diinginkan
maka butuh keseriusan belajar, sekaligus mengajak siswa agar menjadi antusias dalam belajar.

o Dengan mempelajari sumber daya alam dan kegiatan ekonomi berarti kita sudah mencintai
Karunia Tuhan sebab Tuhanlah yang menciptakan seluruh sumber daya alam di bumi dan kita
manusia hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam itu untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari disebut kegiatan ekonomi.

Ceramah

Gambar/ ilustrasi
(Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi)

LCD & Leptop

5 Menit

Penyampaian tujuan pembelajaran instruksional (TIK)/Mengarahkan siswa fokus pada materi

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang mencakup tanda-tanda yang jelas dalam bahasa yang
sesuai perkembangan peserta didik dalam mengantarkan peserta didik pada penyiapan motivasi dan
strategi untuk mengarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran tentang:

1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian sumber daya alam.

2. Siswa diharapkan dapat menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis sumber daya alam.

3. Siswa diharapkan dapat menyebutkan contoh-contoh sumber daya alam.

4. Siswa diharapakan dapat menyebutkan dan menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi


sebagai pemanfaatan sember daya alam.

Ceramah

LCD & Leptop

5 Menit

PENYAJIAN
Uraian

Menjelaskan konsep yang sedang dibahas tentang:

1. Pengertian sumber daya alam

2. Jenis-jenis sumber daya alam

3. Contoh-contoh sumber daya alam

4. Bentuk-bentuk kegiatan ekonomi sebagai pemanfaatan sumber daya alam

Ceramah dan penugasan

Bahan ajar dan buku paket

LKS

Gambar Ilustrasi

LCD & Leptop

30 Menit

Contoh dan Non Contoh

Pemberian contoh-contoh dan non-contoh materi:

o Guru menjelaskan kepada siswa mengenai contoh-contoh yang ada di sekitar siswa termasuk
disajikan dalam bentuk gambar-gambar ilustrasi atau video termasuk kaitannya dengan memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari yang disebut dengan kegiatan ekonomi.

o Guru perlu juga memberikan penjelasan non-contoh dalam arti penyimpangan atau kekeliruan
pemahaman siswa dari konsep yang ada. Sehingga siswa benar-benar paham pemaknaan konsep
yang sesungguhnya.

Ceramah dan diskusi

Vidio/Gambar-gambar (sehubungan dengan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi), LKS, Buku
Referensi

LCD & Leptop

35 Menit

Latihan
Membantu siswa memecahkan masalah dengan menerapkan konsep atau prisinsip atau prosedur
yang dipelajarinya.

o Guru mengetes pemahaman siswa terkait materi yang sudah dijelaskan

Tanya Jawab

Seputar materi yang sedang dipelajari

10 Menit

Tes Formatif

Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah digariskan dalam desain awal
pembelajaran.

o Guru memberikan tes kepada siswa

Tes

Daftar pertanyaan Essay 5 butir, Tes Pilihan Ganda 15 butir

LCD & Leptop

20 Menit

PENUTUP

Umpan Balik Hasil Tes Formatif

Memberikan penilaian terhadap hasil tes formatif dan mengidentifikasi kesulitan siswa dalam
mengerjakan tes termasuk sehubungan dengan latihan.

Diskusi dan Tanya jawab

25 Menit

Tindak Lanjut

Penugasan dengan melibatkan orang tua atau anggota masyarakat lainnya


Penugasan

5 Menit

Jumlah Alokasi Waktu

140 Menit

Untuk penggunaan metode bisa saja lebih dari satu metode dalam satu pembelajaran sepanjang
membantu mencapai suatu kompetensi siswa. Penggunaan metode juga tidak akan selalu sama
antara kelas yang satu dengan yang lainnya. Berhubung karakteristik siswa yang berbeda-beda.
Olehnya itu penyusunan strategi ini perlu dipertimbangkan sesuai dengan karakteristik materi,
karakteristik siswa atau kemampuannya serta kondisi sarana pembelajaran.

Demikian contoh sederhana membuat strategi pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya materi
yang menyangkut IPS. Hasil pengembangan strategi pembelajaran di atas bukan sesuatu yang real
bahwa itulah yang benar dan harus dijadikan patokan. Ini hanya sebagai contoh kecil. Masih bisa
dikembangkan lagi. Semoga bermanfaat.

Terima kasih…

Sumber:

Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional Modern, Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan.
Jakarta: Erlangga, 2014. p. 259-303.

SHARE THIS POST

1 Response to "Contoh Sederhana Membuat Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar"

cintyaMarch 20, 2019 at 7:59 PM

permisi ya

mau numpang promosi bo kelinci99

menyediakan 18 live game dan 4 pasaran togel ya bos


untuk Diskon 2D: 29%, 3D: 59%, dan 4D: 66%

Hadiah 4D x 3000, 3D x 400, 2D x 70, 2D Depan&Tengah x 65

pelayanan yang cepat dan ramah

untuk cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos

silahkan kunjungi www.kelinci99.casino ya

BBM : 2B1E7B84

Reply

Mohon Berkomentar Sesuai Topik Artikel dan Bahasa yang Sopan

Newer PostOlder Post

Blog Archive

April 2020 (4)

March 2020 (2)

April 2019 (1)

March 2019 (7)

February 2019 (14)

January 2019 (28)

December 2018 (10)

Follow by Email

Email address...

Labels

AGAMA DENGAN ILMUKESEHATANLEGENDA BHETENO NE TOMBULAPENDIDIKANPENDIDIKAN DI


SDTIPS MENYIKAPI KEHIDUPANTRADISI MASYARAKAT MUNATUTORIAL BLOG

Postingan Populer

Apa Perbedaan Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

Kesempatan ini saya coba berbagi informasi bagaimana melihat perbedaan antara Definisi
Konseptual dan Definisi Operasioanal. Istilah i...
Bagaimana Melakukan Perawatan Wajah Flek Hitam Di Natasha Skin Care Clinic?

Kali ini saya coba berbagi pengalaman ketika saya mencoba melakukan perawatan wajah flek hitam
di Natasha Skin Care Clinic (Klinik Perawata...

Cara Membuat Profil Blogger Bagi Pemula dengan Mudah

Membuat Profil Blogger mudah didengar. Tetapi akan sulit jika kita yang baru mulai mengenal dunia
blog. Olehnya itu saya pun ikut berbagi p...

Cara Menghubungkan Akun Adsense Ke Situs Blog dan Memasang Kode Iklan Otomatis

Kesempatan ini saya berbagi pengalaman cara menghubungkan akun Adsense ke Situs Blog dan
memasang kode iklan otomatis. Prosesnya sangat mud...

Profil Saya

Sarnely Uge

View my complete profile

Artikel Terbaru

Contoh Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Sekolah Dasar

Bagaimana Mengintegrasikan Muatan Life Skill dalam Pembelajaran

Apa Peran Pemuda Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0?

Apa Perbedaan Fakta, Peristiwa, Konsep, dan Generalisasi?

Konsep Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi Contoh-contoh

About Contact Privacy Policy Disclaimer Terms of Service

Copyright 2019 dinelyku.com

Anda mungkin juga menyukai