Nim : 858643679
Bagaimana ciri khas kegiatan yang dilakukan, kelebihan, kekurangan, dan setting ruangan
dari masing-masing model pengembangan kegiatan di lembaga pendidikan anak usia dini
berikut ini !
1. Klasikal
2. Kelompok
3. Area
4. Sentra (BCCT)
5. Tematik berpusat pada anak (Student Center)
JAWAB
1. Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang
sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas (secara klasikal).
Model pembelajaran ini merupakan model yang paling awal digunakan dipendidikan
pra sekolah, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta
kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan
pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.
A. Kelebihan metode Pembelajaran klasikal yaitu nilai ekonomis yang tinggi karena
dengan metode ini siswa di dalam satu kelas dapat berjumlah 10 hingga 45 orang.
Selain itu, jika materi atau ilmu yang disampaikan adalah sesuatu yang baru bagi
siswa, maka siswa lebih mudah mendapatkan informasi tersebut. Keuntungan
lainnya yaitu manajemen kelas yang teratur karena guru memegang kendali kelas,
seperti memberi soal, menyuruh siswa untuk mencatat dan lain-lain.
B. Kekurangan
Karena titik berat pengajaran ini adalah pada pengajar atau guru, maka
kerugiannya ada pada siswa yaitu menjadi lebih pasif. Kekurangan lainnya yaitu
siswa lekas bosan karena aktifitasnya hanya mendengarkan dan memperhatikan
pengajar. Tuntutan untuk mendengarkan materi yang disampaikan dapat menjadi
kerugian bagi siswa yang tidak terbiasa memahami materi dengan mendengarkan
(misalkan membutuhkan metode diskusi untuk memahami).
1. Melibatkan kegiatan fi sik yang dipilih sendiri oleh anak atau ide awalnya
dimulai oleh guru
2. Menggunakan berbagai macam bahan dan alat pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bereksplorasi menggunakan semua indra dan
berkreasi 3.
3. Anak dapat menyalurkan kemampuan berdasarkan pengalaman dan
pemikirannya sendiri
4. Guru melakukan tanya jawab dan meminta anak untuk memberikan
pendapatnya tentang apa yang dilakukannya
5. Guru bersama anak mengumpulkan dan mendeskripsikan hasil karya yang
dibuat serta guru mencatat pengalaman belajar masing-masing anak
a. Sentra Balok
Sentra balok memfasilitasi anak bermain ten tang konsep bentuk, ukuran,
keterkaitan ben tuk, kerapihan, ketelitian, bahasa, dan krea tivitas. Bermain balok
selalu dikaitkan dengan main peran mikro, dan bangunan yang diba ngun anak
digunakan untuk bermain peran. Alat dan bahan main:
b. Sentra Main Peran Kecil (mikro) Main peran kecil mengembangkan kemampuan
berpikir abstrak, kemampuan berbahasa, sosial-emosional, menyambungkan
pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru dengan menggunakan
alat main peran berukuran kecil.
c. Sentra Main Peran Besar Sentra main peran mengembangkan ke mam puan
mengenal ling kungan sosial, me ngembangkan kemampuan bahasa, ke matangan
emosi dengan menggunakan alat main yang berukuran besar sesuai dengan ukuran
sebenarnya.
e. Sentra Seni
Sentra seni dapat dibagi dalam seni musik, seni tari, seni kriya, atau seni pahat.
Penentuan sentra seni yang dikembangkan tergantung pada kemampuan satuan
PAUD. Disarankan minimal ada dua kegiatan yang dikembangkan di sentra seni
yakni seni musik dan seni kriya. Sentra seni mengembangkan kemampuan
motorik halus, keselarasan gerak, nada, aspek sosial-emosional dan lainnya.
Contoh kegiatan sentra seni •
Sentra bahan alam kental dengan pe ngeta huan sains, matematika, dan seni.
Sentra ba han alam diisi dengan berbagai bahan main yang berasal dari alam,
seperti air, pasir, be batuan, daun. Di sentra bahan alam anak me miliki
kesempatan menggunakan bahan main dengan berbagai cara sesuai pikiran dan
gagasan masing-masing dengan hasil yang berbeda. Gunakan bahan dan alat yang
ada disekitar. Perhatikan keamanannya. Bahan dan alat yang digunakan harus
bebas dari ba han beracun atau binatang kecil yang mem bahayakan. Contoh
kegaitan main sentra bahan alam • Bermain mengocok air sabun • Bermain pasir
basah, pasir kering • Bermain air dengan busa karet • Bermain mengisi botol
dengan gelas besar dan kecil • Bermain menyortir biji-bijian • Mencuci
saputangan dll • Menyikat • Memeras • Merobek • Bermain playdough/plastisin •
Finger painting • Bermain sains sederhana 8.
h. Sentra Memasak
Sentra memasak kaya dengan pengalaman unik bagi anak mengenal berbagai
bahan makanan dan proses sain yang menyenangkan. Di sentra memasak anak
belajar konsep matematika, sains, alam, dan sosial sehingga menunjang
perkembangan kognitif, sosialemosional, bahasa, motorik, dan juga seni, serta
nilai agama. Contoh kegiatan di sentra memasak • Membuat karamel apel saos •
Membuat Puding susu • Merebus Pisang, jagung, ubi, singkong • Membuat
minuman: teh, susu, jus • Membuat sate buah, salad buah
Model Area Model ini dikembangkan oleh Highscope di Amerika Serikat dan
dikenalkan di Indonesia oleh Children Resources International. Inc. Model area
memfasilitasi kegiatan anak secara individu dan kelompok untuk pengembangan
semua aspek. Area ditata secara secara menarik. Setiap area memiliki beberapa
kegiatan yang menggunakan alat dan bahan yang berbeda. Semua anak dapat memilih
area mana yang paling sesuai dengan minatnya. Untuk semua area difasilitasi oleh
seorang guru. Guru mengawasi anak-anak yang bermain di semua area yang
dibukanya.
Victoria Brown dan Sara Pleydell menyatakan bahwa bermain drama penting
untuk anak usia dini sebagai proses melatih fungsi kognitif seperti; mengingat,
mengatur diri sendiri, mengembangkan kemampuan berbahasa, meningkatkan
kemampuan fokus atau konsentrasi, merencanakan, menentukan strategi,
menentukan prioritas, mengembangkan gagasan, dan keterampilan-keterampilan
lain yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan di sekolah nanti.
C. Area Seni
Area membaca bukan berarti mengajarkan anak untuk membaca dan menulis
seperti layaknya kegiatan membaca dan menulis di sekolah dasar. Area membaca
dan menulis dimulai dengan mengenal simbol-simbol sederhana dari benda yang
ada di sekelilingnya, membuat coretan di atas kertas. Kegiatan melihat-lihat buku
atau membacakan cerita adalah kegiatan yang dilakukan di area ini.
Area pasir dan air lebih kepada pengembangan sensori-motorik. Namun, area ini
sangat kaya dengan konsep-konsep matematika dan sains. Anak belajar penuh-
kosong, berat-ringan, volume, dan sebagainya. Anak juga dapat belajar tentang
perubahan bentuk, perubahan warna, dan sebagainya.
Gerak dan musik untuk anak usia dini sangat penting untuk membangun
kesadaran akan gerakan diri sendiri, melatih kelenturan, mengikuti irama musik,
mengenal bunyi alat musik, mengeksplorasi alatalat sederhana menjadi alat musik
bebas. Kegiatan gerak dan lagu merupakan kebutuhan sehari-hari untuk anak usia
dini. Dengan berkegiatan yang menyenangkan di area gerak dan lagu, akan
berpengaruh pada: kemampuan berpikir dan berbahasa, kemampuan memecahkan
masalah, kemampuan fokus, membangun kesadaran spasial, mengembangkan rasa
percaya diri, melatih kekuatan, kelenturan, dan koordinasi fi sik, serta membangun
keterampilan sosial.
G. Area Sains Area Sains menyediakan banyak kesempatan bagi anak-anak untuk
menggunakan panca indera dan menyalurkan langsung minat mereka terhadap
kejadian-kejadian alamiah dan kegiatan-kegiatan manipulatif.
H. Area Sains juga dapat dilakukan di luar ruangan dengan tanaman, binatang, dan
benda-benda di sekitar .
I. Area Matematika
Area matematika sangat kental dengan kegiatan manipulatif. Di area ini anak
dapat belajar tentang bentuk, hitungan, angka, jumlah, pengelompokkan, ukuran,
pola, memasangkan. Di area ini juga anak belajar pengembangan bahasa, sosial,
emosional, dan aspek perkembangan lainnya.
J. Area Imtaq Di Indonesia ditambah dengan area imtaq. Area imtaq memfasilitasi
anak belajar tentang kegiatan ibadah sesuai dengan agama yang dianut anak.
1. Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada
hari itu.
2. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau tikar sesuai
dengan alat yang digunakan.
3. Pengaturan area memungkinkan penidik dapat melakukan pengamatan sehingga dapat
memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.
4. Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat mereka
melakukan kegiatan di area.
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari
pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah
model pembelajaran terpadu menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memebrikan pengalaman bermakna kepada siswa
(Depdiknas, 2006; 5)
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami
konsepkonsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh psikologi Gestalt, termasuk
piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi
pada kebutuhan dan perkembangan anak. 2) Pembelajaran tematik lebih menekankan
pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh
karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan
memengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukan
kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif
1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.
2. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar
akan dapat bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan social anak.
5. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik. Jika
pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja sama antar guru
bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,
peserta didik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar
dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.
6. Banyak materi-materi yang tertuang dalam beberapa mapel mempunyai keterkaitan
konsep, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyeluruh;
mempelajari sebuah topik secara mendalam dari berbagai segi.
7. Siswa mudah memusatkan perhatian karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema
yang sama.
8. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
beberapa mapel dalam tema yang sama.
kelemahan pembelajaran tematik, diantaranya:
1). Aspek guru, guru harus berwawasan luas, memilki integritas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan
mengembangkan materi
2). Aspek peserta didik, pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta
didik yang relative baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreatifitasnya,
karena model pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitis,
kemampuan asosiatif, kemampuan eksplorasi dan elaborative.
3). Aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan bahan
bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga
fasilitas internet
4). Aspek kurikulum, kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik, bukan pada pencapaian target penyampaian materi
5). Aspek penilaian, pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang
menyeluruh.
6). Aspek suasana pembelajaran, pembelajaran terpadu cenderung mengutamakan
salah satu bidang kajian dan tenggelamnya bidang kajian lain, tergantung pada latar
belakang pendidikan gurunya.
Pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik tentu diperlukan. Pada pelaksanaan
pembelajaran tematik suasana belajar dibuat menyenangkan. Ruangan ditata
disesuaikan dengan tema yang dilaksanakan. Selain itu, modifikasi bangku siswa
disesuaikan dengan kebutuhan belajar. Siswa tidak selalu duduk di bangku namun
bisa juga di karpet. Kegiatan belajar pun dapat dilakukan di dalam kelas maupun luar
kelas