Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KARAKTER PELAJAR

“PELAJAR PANCASILA”

Di susun oleh:
1. Fathul hakim ramadhan
2. M ilham ariana putra
3. Muhamad fahri
4. I kade adhi s.y
5. Bayu pramono

Kelas: X TBSM 1
Mata Pelajaran: P5BK
Kata pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pelajar pancasila sendiri adalah perwujudan pelajar indonesia
yang memiliki semangat belajar sepanjang hayat, memiliki
kopetensi global, dan berperilaku sesuai dengan nila-nilai
pancasila

1.1 PROFIL PELAJAR PANCASILA


Profil pelajar pancasila sesuai visi dan misi kementrian
pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tertuang dalam
dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2020 tentang rencana strategis
kementerian pendidikan dan kebudayaan tahun 2020-2024

 Pelajar pancasila
Perwujudan pelajar indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global
dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila,
dengan enam ciri utama yaitu:
1. Beriman
2. Bertaqwa kepada tuhan YME
3. Berakhlak mulia
4. Berkebinekaan global
5. Bergotong royong
6. Mandiri
7. Bernalar kritis
8. Kreatif

1.2 PENJABARAN

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak


mulia

Pelajr indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan


YME, dan berakhlak mulia adalah pelaaj yang berakhlak
dalam hubungannya dengan tuhan yang maha esa. Ia
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta
menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya
sehari-hari.

Ada 5 elemen
 Kunci elemen beriman
 Bertakwa kepada tuhan YME
 Berakhak kepada manusia
 Ahlak kepada alam
 Ahlak bernegara

2. Berkebinekaan global

Pelajar indonesia mempertahankan budaya luhur,


lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka
dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang
positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur
bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi
mengenaol dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan
sesama dan refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalam kebinekaan

3. Bergotong royong

Pelajar indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong,


uaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara
bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan,
Elemen-elemn dari bergotong royong adalh kolaborasi,
kepedulian dan berbagi

4. Mandiri
Pelajar indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar
yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya,
elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri
dan setiuasi yang dihadapi serta regulasi diri

5. Bernalar kritis

Pelejar yang bernalar kritis mampu secara objektif


memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif,
membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya, elemen-elemen dari bernalar kritis
adalah memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
merefleksi pemikiran dan porsisi berpikir, dan mengambil
Keputusan

6. Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan


menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan berdampak. Elemn kunci dari kreatif
terdiri dari menghasilkan gagasan yan orisinal serta
menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

Dalam rangka mempercepat perwujudan pelajar pancasila


di sekolah dasar direktori sekolah dasar meluncurkan
gerakan dan buku tunas pancasila
1.3 PENGEMBANGAN KARAKTER

Pengembangan atau pembentukan karakter diyakini perlu


dan penting untuk dilakukan oleh sekolah dan
staleholders-nya untuk menjadi pijkan dalam
penyelenggaran peididkan karakter di sekolah

Tujuan pendidikan karakter

Mendorong lahirnya anak-anak yang baik (insan


kamil). Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik
akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas
dan komitmennya untuk melakukan bebagai hal yang
terbaik dan melakukan segelanya dengan benar dan
memiliki tujuan hidup

 Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan


(knowing)
 Pelaksanaan (acting)
 Kebiasaan (habit)

Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter


yang baik (components of good character) yaitu moral
knowing, (pengetahuan tentang moral) moral feeling
(penguatan emosi) tentang moral, dan moral action atau
perbuatan bermoral.

Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga


sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan
tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan,
menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai kebajikan
(moral)

Dimensi-dimensi yang termasuk dalam moral knowing


yang akan mengisi ranah kognitif adalah kesadaran
moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-
nilai moral (knowing moral values), penentuan sudut
pandang (perspective taking), logika moral (moral
reasoning), keberanian mengambil sikap (decision
makinh) dan pengenalan diri (self knowledge)
Moral feeling merupakan penguatan aspek emosi
peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter.
Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap
yang harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran
akan jati diri (conscience), percaya diri (self esteem),
kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta
kebenaran (loving the good), pengendalian diri (self
control), kerendahan hati (humility).

Moral action merupakan perbuatan atau tindakan moral


yang merupakan hasil (outcome) dari dua komponen
karakter lainnya. Untuk memahami apa yang
mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act
morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter
yaitu kompetensi (competence), keinginan (will), dan
kebiasaan (habit).

Pengembangan karakter dalam suatu sistem pendidikan


adalah keterkaitan antara komponen-komponen
karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang
dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan
saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai
perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk
melaksanakannya, baik terhadap Tuhan YME, dirinya,
sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia
internasional

Kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa


manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar
menghargai pentingnya nilai karakter (valuing). Karena
mungkin saja perbuatannya tersebut dilandasi oleh rasa
takut untuk berbuat salah, bukan karena tingginya
penghargaan akan nilai itu. Misalnya ketika seseorang
berbuat jujur hal itu dilakukan karena dinilai oleh orang
lain, bukan karena keinginannya yang tulus untuk
mengharagi nilai kejujuran itu sendiri.

Oleh karena itu dalam pendidikan karakter diperlukan


juga aspek perasaan (domain affection atau emosi).
Komponen ini dalam pendidikan karakter disebut
dengan “desiring the good” atau keinginan untuk
berbuat kebaikan.

Pendidikan karakter yang baik dengan demikian harus


melibatkan bukan saja aspek “knowing the good” (moral
knowing), tetapi juga “desiring the good” atau “loving
the good” (moral feeling), dan “acting the good” (moral
action). Tanpa itu semua manusia akan sama seperti
robot yang terindoktrinasi oleh sesuatu paham.

Dengan demikian jelas bahwa karakter dikembangkan


melalui tiga langkah, yakni mengembangkan moral
knowing, kemudian moral feeling, dan moral action.
Dengan kata lain, makin lengkap komponen moral
dimiliki manusia, maka akan makin membentuk karakter
yang baik atau unggul/tangguh.
BUDAYA KERJA

1. Budaya kerka
a. Pengertian budaya
Dalam kamus besar bahasa indonesia budaya
(cultural) diartikan
sebagai: pikiran, adat istiadat, sesuatu yang
sudah berkembang, sesuatu yang
menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Dalam
pemakaian sehari-hari, orang
biasanya mensinonimkan pengertian budaya
dengan tradisi (tradition). Dalam
hal ini, tradisi diartikan sebagai ide-ide umum,
sikap dan kebiasaan dari
masyarakat yang nampak dari perilaku sehari-
hari yang menjadi kebiasaan
dari kelompok dalam masyarakat tersebut

b. Pengertian budaya kerja

Supriyadi dan Triguno (2006:15) menyatakan


bahawa:
“Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan
didasari
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang
menjadi sifat,
kebiasaan yang juga pendorong yang
dibudayakan dalam suatu
kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi
perilaku, citacita, pendapat, pandangan sera
tindangan yang terwujud
sebagai kerja.”
Menurut Hadari Nawawi (2003:65)
menyatakan bahwa :
“Budaya Kerja adalah kebiasaan yang
dilakukan berulangulang oleh pegawai dalam
suatu organisasi, pelanggaraan
terhadap kebiasaan ini memang tidak ada
sangsi tegas, namun
dari pelaku organisasi secara moral telah
menyepakati bahwa
kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang
harus ditaati
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan untuk
mencapai tujuan.”

c. Unsur-unsur budaya kerja

Taliziduhu Ndraha (2003:81) menyatakan


bahwa:
“budaya kerja dapat dibagi menjadi dua unsur,
yaitu (1) sikap
terhadap pekerjaan, yakni kesukaan akan kerja
dibandingkan
dengan kegiatan lain, seperti bersantai, atau
semata-mata
memperoleh kepuasaan dari kesibukan
pekerjaanya sendiri,
atau merasa terpaksa melakukan sesuatu
hanya untuk
kelangsungan hidupnya. (2) perilaku pada
waktu bekerja,
seperti rajin, berdedikasi bertanggung jawab,
berhati-hati,
teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk
mempelajari tugas
PENUTUP
KESIMPULAN
Pancasila adalah dasar negara indonsia dan sudah sepatutnya
menjadi dasar kehidupan berbangsa dan benegara bagi
seluruh masyarakat indonesia. Nilai-nilai pancasila
merupakan cakupan dari nilai, norma dan moral yan
gharusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat
indonesia sebab apabila bangsa indonesia mmapu
mengamalakan nilai nilai tersebut maka degradasi moral dan
kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak
langsung juga akan mengurangi kriminalitas di indonesia ,
meningkatakan kemanan dan kesejahteraan bangsa
indonesia

SARAN
Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tidak hanya ttidak
hanya sekedar mengetahuii saja namun melaksanakannya
dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan karater harus
ditanamkan sejak dini agar kelak nilai pancasila akan melekat
dalam karater dan kepribadian tiap individu dalam
bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa indonesia
yang dalam.

Anda mungkin juga menyukai