Anda di halaman 1dari 18

Pembelajaran PKn Di SD

Modul II Dan modul III :


Karakteristik PKn Sebagai Pendidikan Nilai Dan Moral
&
Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan IPS
Dan Mata Pelajaran Lain

Drs. SUHADAK, M.Pd


TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM DAN KHUSUS
Tujuan Instruksional Umum :

Setelah menpelajari matakuliah ini mahasiswa dapat menganaliss secara menyeluruh


,tentang pembelajaran pkn di SD serta dapat memahami materi ,menerapkan dan
mensimulasikan dalam praktek pembelajaran di SD.

Tujuan Intruksional Khusus :

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan


1 Dapat menjelaskan pendekatan PKN Sebagai pendidikan nilai ndan moral dalam PKN SD
dan hubungan interaktif dalam nilai dan moral.
2. Dapat mennggambarkan keterkaitan materi IPS dan PKN di SD.
Modul II
Karakter PKn Sebagai Pendidikan Nilai Dan Moral

KB I KB II KB III

Pendekatan PKn Sebagai Pendidikan Pendidikan Nilai Dan Moral Dalam Hubungan Interaktif Pengembangan
Nilai Dan Moral Di SD Standar Isi PKn Di SD Nilai Dan Moral Dalam PKn

1. Nilai keagamaan 1. Membentuk warga negara cerdas,


2. Nilai demokratis yang sila pertama Program dan proses pendidikan yang
terampil dan berkarakter.
3. Nilai sosial kulttur yang mengembangkan niilai dan sikap
2. Hak dan kewajiiban
berbhineka

1. Persatuan dan kesatuan bangsa


2. Norma hukum dan peradilan
3. HAM
4. Kebutuhan warga negara
5. Konstitusi negara
6. Kekuasaan dan politik
7. Pancasila dan globalisasi
MODUL 2
Kegiatan Belajar 1
Pendekatan PKn Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral di SD

Dalam latar kehidupan masyarakat, proses pendidikan nilai sudah berlangsung dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi.
Sebagai salah satu unsur kebudayaan , kesenian pada dasarnya merupakan produk budaya masyarkat yang melukiskan
penghayatan tentang nilai yang berkembang dalam lingkungan masyarakat pada masing-masing zamannya

Dikemukaakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab

Secara umum yang dimaksud pembudayaan adalah proses pengembangan nilai, norma dan moral dalam diri individu melalui proses perlibatan
peserta didik dalam proses pendidikan yang merupakan bagian integral dari proses kebuayaan bangsa Indonesia.
Secara konseptual pendidikan nilai merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan nilai secara substansif melekat
kedalam semua dimensi tujuan tersebut yang memusatkan perhatian pada nialai akidah keagamaan, nilai social keberagaman, nilai kesehatan jasmani rohani,
nilai kreatifitas, nilai demokratis yang bertanggungjawab.
Pendidikan nilai memiliki dimensi pedagogis praktis yang jauh lebih komplek dari pada dimensi terotisnya karena terkait pada kontek social kultural.
Pendidikan nilai di Indonesia bersifat tidak sekuler karena Negara tidak melepaskan pendidikan nilai keagamaan dari tanggungjawabnya, maka pendikdikan
nilai-niai di Indonesia mencakup nilai moral keagamaan dan nilai moral social dan nilai sosioestetika.
Secara konstitusional demokarsi Indonesia demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa, oleh karena itu pendidikan nilai bagi Indonesia seyogyanya
berpijak pada nilai keagamaan, nilai demokrasi yang berketuhanan yang maha esa dan nilai kultural yang berbineka tunggal Ika.
Di Indonesia pendidikan nilai secara kurikuler terintegrasi antar lain dalam pendidikan agama, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, pendidikan bahasa
dan seni.
Kegiatan Belajar 2
Pendidikan Nilai Dan Moral Dalam Standar Isi Pkn Di SD
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang menitik beratkan pada pembentukan Warga Negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter
sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945.
Secara garis besar tujuan PKn adalah agar siswa/peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1.Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.


2.Partisipasi aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti-korupsi
3.Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4.Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
dari empat rumusan tersebut, terdapat rumusan kualitas perilaku yang di dalamnya melekat sejumlah nilai dan moral. Kualitas perilaku

Mata pelajaran PKn secara umum meliputi substansi tambahan yang di dalamnya mengandung nilai dan moral antara lain:
1.Persatuan dan Kesatuan Bangsa,
2.Norma, hukum dan peratu
3.Hak Asasi Manusia, meliputi
4.Kebutuhan warga Negara,
5.Konstitusi Negara, meliputi.
6.Kekuasaan Politik,
7.Pancasila,
8.Globalisasi
Kegiatan Belajar 3
Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai Moral Dalam Pkn Sd
Hubungan interaktif proses pengembangan nilai dan moral di sekolah harus dilihat dalam paradigma pendidikan nilai secara konseptual dan operasional.
Konsep-konsep dari para ahli pendidikan barat, seperti konsep “values education, moral education, education for virtues” ole dan beberapa konsep dari ahli
lain menjadi landasan bahwa pendidikan bertujuan tidak hanya mengembangkan pikiran tetapi juga sikap. Pendidik di dunia Barat berkeyakinan bahwa
pendidikan nilai, moral sangat penting sebagai sarana sosiopedagogis dalam menjamin kelangsungan hidup masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan moral
sangatlah penting bagi perkembangan dan berhasilnya kehidupan demokrasi. Berdalandaskan pemikiran-pemikiran tersebut, sekolah diharapkan berperan
aktif untuk merancang dan melaksanakan nilai moral yang bersumber dari kebijakan dan keadaban demokrasi.
Piaget berpendapat bahwa pendidikan nilai berdasarkan pada perkembangan kognitif anak dalam memahami aturan yang berasal dari luar dirinya. Tingkat
perkembangan moral pada anak 6-12 tahun adalah heteronomy dan autonomi. Secara teoritik nilai moral berkembang secara psikologis dalam diri individu
mengikuti perkembangan usia dan konteks social, Piaget merumuskan perkembangan kesadaran dan pelaksanaan aturan dan membaginya menjadi beberapa
tahapan dalam dua domain yaitu kesadaran mengenai aturan dan pelaksanaan aturan.
Pendidikan nilai menurut teori Piaget adalah pendidikan nilai moral atau nilai etis yang dikembangkan berdasarkan pendekatan psikologi perkembangan
moral kognitif yang menitikberatkan pada perkembangan perilaku moral yang dilandasi oleh penalaran moral yang dicapai dalam konteks kehidupan
masyarakat.
Bertentangan dengan Piaget, Lawrence Kohlberg mengajukan postulat atau anggapan bahwa anak membangun cara berpikir melalui pengalaman termasuk
pengertian konsep moral seperti keadilan, hak, persamaan dan kesejahteraan manusia. Ia menolak pendidikan nilai/karakter tradisonal yang berdasarkan
pemikiran bahwa ada seperangkat kebajikan/keadaban (bag of virtues) seperti kejujuran, budi baik, kesabaran, ketegaran yang menjadi landasan nilai moral.
Oleh karena itu tugas guru adalah mengajarkan kebajikan itu melalui percontohan dan komunikasi langsung, keyakinan serta memfasilitasi peserta didik untuk
melaksanakan kebajikan itu serta memberikan penguatan.
Kedua pendekatan pendidikan nilai moral ini memiliki focus yang sama yaitu terhadap perilaku moral yang dilandasi oleh penalaran moral, namun berbeda
dalam pembelajarannya, dimana Piaget menitikberatkan pada pengembangan kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah, sedangkan
Kohlberg menitikberatkan pada pemilihan nilai yang dipegang terkait dengan alternatif pemecahan terhadap suatu dilema moral melalui klarifikasi bernalar.
Kedua teori perkembangan moral ini menjadi landasan dan kerangka berpikir pendidikan di dunia barat yang jelas menitikberatkan pada peran pikiran
manusia dalam mengendalikan perilaku moralnya dan mengabaikan pertimbangan bahwa di dunia ini ada nilai religious yang melandasi kehidupan individu.
Modul III
Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan
IPS Dan Mata Pelajaran Lainnya

KB I KB II KB III

Hubungan Bidang studi Pendidikan


1. Gambaran Umum
Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Mata
2. Karakter Pendidikan Kewarganegaraan
Kewarganegaraan Dengan IPS Pelajaran Lainnya.
3. Mata Pelajaran IPS dan Mata Pelajaran
Lainnya Di SD
Gambaran umum dan karakter pendidikan kewarganegaraan
sejak munculnya kurikullum 75 di berlakukan yang tujuanya menjadikan warga negara
yang baik dalam perkembanganya menjadikan bidang studi pendidikan kewarganegaraan ,
yang penekananya pada nilai nilai moral pancasila / p4, dalam perkembangan selanjutnya
berubah menjadi pendidikan pancasila dan kewargaan negara berdasarkan UU NO 2 TH
1989, sekdiknas , berdasarkan UU N0 20TH 2003 berubah lagi menjadi Pendidikan
kewarganegaraan ,sebab rentang terhadab politik namun pendekatan dan sistim
penyampaianya tidak berubah
Adapun tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan kemampuan
berfikir kritis, rasional ,kreatif, aktif bertanggung jawab serta bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat berbangsa dan bernegara .
,berkembang secara positif demokratis , ber interaksi dengan bangsa lainn dalam
percaturan dunia secara langsung ataupun tidak langsung
Hakekat bidang stidi Pendidikan kewarganegaraan
Mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa yang menjadi jatidiri bangsa dng demikian dapat di simpulkan bahwa peddk
kewarganegaraan pembentukanndiriyang beragam segi agama , sosial kultur, bahasa usia
Karakteristik Bidang Studi
Karakteristik Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan
kewarganegaraan dengan paradigma baru yaitu bahwa
Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu kajian ilmiah dan program pendidikan di
sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia
yang dilaksanakan melalui berikut ini : 310
1. Civic intelegence ( Kecerdasan dan daya nalar)
2. Civic responsibility ( Kesadaranhak dan kewajiban )
3. Civic participation ( Partisipasi )
Sejalan dgn itu kopetensi kopetensi yang hendak di wujutkan melalui mata pelajaran
kewarganegaraan melalui . 3.10
a, Kopetensi untuk mengetahui kewarganegararaan
b. Kopetensi untuk menguasai kewarganegaraan
c. Kopetensi untuk menguasai karakter warganegara
MODUL 3
Kegiatan Belajar 2
Keterkaitan Antara Pendidikan Kewarganegaraan Dan IPS Serta Bagaimana Keterkaitan Itu Terjadi

Sebelum menjadi bidang studi Pendidikan kewarganegaraan yang menurut kurikulum tahun 1994
diberi nama bidang studi pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan adalah bagian dari bidang studi IPS, pkn matarinya erat pancasila dan UUD 45
Yang menyangkut warga negara, pemerintahan dll itu semua juga
ada dalam bidang studi IPS menurut kurikullum 1975 dan 1984 menurut versi kurikullum ini erat sekali
dengan pancasila dan UUD 45
Dalam kurikullum 2006 muncul kembali tentang pendidikan kewarganegaraan ini menunjukan bahwa erat
sekali kaitanya bidang studi IPS dengan bidang studi Pendidikan kewarganega ,
kata moral tidak dimuncul kan Alasanya

1 karena bahan kajian itu sediri itu tidak lagi di munculkan walaupun kandungan subtansinya pada moral
yaitu nilai moral pancasia
2. Karena kata moral pada bidang studi PMP merupakan beban psykhologis berat bagi para guru PKN yang
harus berbuat lebih semporna
Konsep Pembelajaran Terpadu
Merupakan Konsep korelasi seperti yang dimaksud oleh pendekatan pembelajaran
terpadu namun kemampuan menggunakan konsep korelasi dalam pembelajaran dapat
merupakan permulaan yang baik untuk mampu melaksanakan program pembelajaran
terpadu. karena korelasi adalah upaya menghubungkan dua mata pelajaran atau lebih
sedangkan pembelajaran terpadu lebih luas daripada mengintegrasi beberapa mata
pelajaran atau konsep-konsep dari beberapa mata pelajaran sekaligus.
tujuan dari pendekatan ini tidak lain adalah agar pengajaran yang disampaikan dapat lebih
menarik bagi siswa menumbuhkan kreativitas mengajar guru bahkan dapat menumbuhkan
kerjasama antara siswa juga antara guru dengan siswa sehingga dengan demikian siswa
dapat mempelajari fakta-fakta dan konteks yang bermakna serta dapat belajar lebih utuh dan
bermakna melalui kegiatan-kegiatan yang lebih nyata dan konkret.
Karakteristik pembelajaran terpadu

1. Menberikan pengalaman langsung pada anak


2. Hasil pembelajaran dapat di sesuaikan dgn
kebutuhan anak
3.Pemisahan antar bidang studi tidak terlalu jelas

suatu proses belajar


4. Pembelajaran berpusat pada anak
5.Dapat menyajikan konsep dari berbagai bidang
studidalam suatu proses pembelajaran
MODUL 3
Kegiatan Belajar 3
Hubungan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan dengan Mata Pelajaran Lainnya

untuk melaksanakan keterkaitan tersebut ada berbagai pendekatan yang


dapat digunakan, namun pada kesempatan ini contoh-contoh pendekatan
pendekatan yang dikemukakan hanyalah beberapa diantaranya pendekatan
yang bersifat intra atau connected dan pendekatan yang bersifat antar, inter
atau lintas (webbed dan integrated).
Pelaksanakannya harus dilakukan perancangan dan penyusunan atau
pengembangan satuan pelajaran sebagaimana lazimnya suatu pembelajaran
atau menyusun skenario pembelajaran. Satuan pelajaran tersebut mencakup
normal mata pelajaran kelas dan cawu, tema atau topik serta pokok-pokok
bahasan atau konsep, waktu atau pertemuan.
Kemudian dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian baik
menyangkut proses maupun produk sebagaimana juga dilakukan dalam
pembelajaran lainnya.
Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pembelajaran
Terpadu
Dalam pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya telah
terdapat sifat keterpaduan dengan lain pendekatan materi
Pendidikan kewarganegaraan dapat saja menggunakan
pembelajaran terpadu dalam pengajarannya. hal itu misalnya
akan lebih jelas bila dihubungkan dengan hakikat
pembelajaran terpadu khususnya tentang dasar-dasar
pertimbangan pengembangan program pembelajaran
terpadu.
pembelajaran terpadu yang tepat di kembangkan di sekolah
1. Webbed / laba laba
2. Connected/ keterhubungan
3. Integreted /keterpaduan
Ke tiga model tersebut di usahakannuntuk menghubungkan konsep ,topik ,ketrampilan tugas
bahkan ide ide yang di pelajari satu bidang studi

Prinsip pembelajaran terpadu


4. Tema tidak terlaluluas dan mempunyai makna / bermakna
5. Sesuiai dgn tingkat perkembangan siswa
6. .Dikembangkan untuk membantu minat siswa
7. Mempertimbangkan kesediaan sumber belajar
8. Membantu anak untuk memperoleh pegth secara utuh dan bermakna
9. Lebih banyak melibatkan anak / mengaktifkan anak
10. Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
11. Anak dapat mengembangkan pengalaman sensoriknya guna membentuk kemampuan dasar
anak
Forum Diskusi
Kerjakan/ diskusikan serta cermati soal dibawah ini dengan kelompokmu dan
tayangkan hasil dari diskusi diforum .
Soal :
1. Antara pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dengan pendidikan
kewarganegaraan terdapat suatu hubungan yang jelas ,jelaskan kedua hubungan
tersebut
2. Jelaskan hakeket dan karakteristik bidang studi pendidikan kewarganegaraan
tersebut menurut anda
3. Jelaskn keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan bidang studi yang lain
seperti IPS sebutkan mata pelajaran apa dan mengapa
4. Bentuk bentuk keterkaitan apa saja yang dapat dilakukan dalam mewujutkan
keterkaitan antara pendidikan kewargaan negara dengan yang lainya jelaskan
Quiz

1. Sebutkanlah dan berikan penjelasan pendekatan pembelajaran yang pernah


anda ketahui
2. Pada prinsipnya langkah langkah pembelajaran terpadu tidak berbeda dengan
langkah langkah penyiapan yang lainya sebutkan
3. Pendidikan nilai dalam pengertian sebagai valueeducation mempunyai misi
pokok mengembangkan ..sebutkan
4. Pendidikan nilai moral yang berpijak pada teoriPiagetdan Kohlbergmenitik
beratkan pada ..sebutkan
5. Paradigma pendidikan nilai di indonesia yang secara filosofis perlu
dikembangkan adalah mengacu pada prinsip .. Sebutkan .
Selamamat untuk sukses ,terus semangat pantang menyerah belajar okey kuliah okey

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai