Anda di halaman 1dari 32

KARAKTERISTIK PKN

SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI


DAN MORAL DI SD
TUTOR PEMBIMBING:
FAJJIN AMIK, M.SI
HAYA HARARIT (857218878)
SAVITRI WIDYAWATI (857218885)
TETEN KUSNANDAR (857218892)
DWI PRIYO UTOMO SANTOSO (857221418)
SITI MARISAH (857223475)
MODUL 2
Pendekatan PKn sebagai pendidikan nilai dan moral di
SD

Pendidikan nilai dan moral dalam standar isi PKn di SD

Hubungan interaktif pengembangan nilai dan moral dalam


PKn di SD
PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILA
DAN MORAL DI SD

Herman ( 1972 ) mengemukakan suatu prinsip yang sangat


mendasar , yakni bahwa”...value is neither taugh nor cought, it
learned”, yang artinya bahwa substansi nilai, tidak semata – mata
ditangkap , diinternalisasi , dan dibakukan sebagai bagian melekat
dalam kualitas pribadi seseorang melalui proses belajar. Proses
pendidikan pada dasarnya merupakan proses pembudayaan atau
enkulturasi untuk menghasilkan manusia yang berkeadaban,
termasuk didalamnya yang berbudaya.
PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI
DAN MORAL DI SD

Perlunya upaya pendidikan nilai moral yang dilakukan secara menyeluruh dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1.Pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan sosiokultural yang jelas dan mendesak
bagi kelangsungan kehidupan yang berkeadaban.
2.Pewarisan nilai antar generasi dan dalam satu generasi merupakan wahana
sosiopsikologis dan selalu menjadi tugas dari proses peradaban.
3.Peranan sekolah sebaagai wahana psikopedagogis dan sosiopedagogik yang
berfungsi sebagai pendidik moral menjadi semakin penting, pada saat dimana hanya
sebagian kecil anak yang mendapat pendidikan moral dari orang tuanya dan peranan
lembaga keagamaan semakin kecil.
4.Dalam setiap masyarakat sebagai terdapat landasan etika umum, yang bersifat
universal melintasi batas ruang dan waktu, sekalipun dalam masyarakat pluralistik yang
mengandung banyak potensi terjadinya konflik nilai.
PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILA
DAN MORAL DI SD
Perlunya upaya pendidikan nilai moral yang dilakukan secara menyeluruh
dengan pertimbangan sebagai berikut :
5. Demokrasi mempunyai kebutuhan khusus akan pendidikan moral karena inti dari
demokrasi adalah pemerintahan yang berakar dari rakyat dilakukan oleh wakil pembawa
amanah rakyat, dan mengusung komitmen mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
6. Pertanyaan yang selalu dihadapi baik individu maupun masyarakat adalah pertanyaan
moral. 7. Terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi pendidikan nilai sekolah.
8. Komitmen yang kuat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk menarik dan
membina guru-guru yang berkeadaban dan profesional.
9. Pendidikan nilai adalah pekerjaan yang dapat dan harus dilakukan sebagai suatu
keniscayaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat
global.
PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILA
DAN MORAL DI SD

Lickona ( 1992 : 53-63 ) yang perlu


dikembangkan dalam rangka Moral
pendidikan nilai tersebut adalah nilai knowing
karakter yang baik ( good character )
yang di dalamnya mengandung tiga
dimensi nilai moral yaitu dimensi
wawasan moral, dimensi wawasan
nilai moral, dimensi perasaan moral Moral Moral
dan dimensi perilaku moral. action feeling
PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM STANDAR ISI PKN D
SD
Muatan isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamankan oleh Pancasila dan UUD 1945. Secara umum PKn diSD
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan:
1.Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2.Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.
3.Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri berdasarkan
karakterkarakter masyarakat Indoensia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya;
4.Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
HUBUNGAN INTERAKTIF PENGEMBANGAN NILAI DAN MORAL DALAM PKN D
SD

1.Konsep “values eduation, moral education, education for vitues”


sebagai program dan proses pendidikan yang tujuannya selain
mengembangkan pikiran, juga mengembangkan nilai dan sikap.
2.Lickona (1992:6-7) “pendidikan moral merupakan aspek yang esensial
bagi pekembangan dan berhasilnya kehidupan demokrasi” Yakni:
Menghormati hak orang lain Mematuhi hukum yang belaku, Partisipasi
dalam kehidupan masyarakat dan Peduli terhadap perlunya kebaikan
bagi umat.
3.Secara teoritik nilai dan moral berkembang secara psikologis dalam
diri individu mengikuti perkembangan usia dan konteks social.
HUBUNGAN INTERAKTIF PENGEMBANGAN NILAI DAN MORAL DALAM PKN D
SD

Piaget merumuskan perkembangan kesadaran dan pelaksanaan aturan yang dibagi menjadi dua
domain yaitu sebagai berikut :
1.Tahapan Domain Kesadaran Mengenai Aturan Terdiri dari usia, 0-2 tahun, aturan dirasakan sebagai
susatu hal yang bersifat tidak memaksa, usia 2-8 tahun, aturan disikapi dengan hal yang bersifat
sacral dan diterima tanpa pemikiran, usia 8-12 tahun aturan diterima sebagai hasil kesepakatan.
2.Tahapan Domain Pelaksanaan Aturan Terdiri dari usia, 0-2 tahun, aturan dilakukan sebagai susatu
hal yang bersifa monorik saja, usia 2-6 tahun, aturan dilakukan sebagai perilaku yang lebih
berorientasi diri sendiri, usia 6-10 tahun diterima sebagai hasil kesepakatan.
3.Piaget menyimpulkan bahwa pendidikan sekolah seyogyanya menitik beratkan pada
pengembangan kemampuan mengambil keputusan (decision making skills) dan memecahkan
masalah (problem solving) dan membina pengembangan moral yang dilakukan dengan cara menutut
peserta didik untuk mengembangkan aturan berdasarkan keadilan (fairness).
HUBUNGAN INTERAKTIF PENGEMBANGAN NILAI DAN MORAL DALAM PKN D
SD

Koherlberg merumuskan adanya tiga tingkat / level yang terdiri atas enam
tahap/stage yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat I : Prakonvensional (Preconventional)
a.Tahap 1, Orientasi hukuman dan kepatuhan.
b.Tahap 2, Orientasi instrumental nisbi.
2. Tingkat II : Konvensioanal (Conventional)
a.Tahap 3, Orientasi kesepakatan timbal balik.
b.Tahap 4, Orientasi hokum dan ketertiban.
3. Tingkat III : Poskonvensional (Postconventional)
a.Tahap 5, Orientasi kontrak social lagalistik
b.Tahap 6, Orientasi prinsip etika universal
KETERKAITAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN
IPS DAN PELAJARAN LAIN
MODUL 3
GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SERTA MATA
PELAJARAN IPS DAN MATA PELAJARAN LAINNYA DI
SD

KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS

HUBUNGAN BIDANG STUDI PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN DENGAN MATA PELAJARAN
LAINNYA
PETA KONSEP
GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN SERTA MATA PELAJARAN IPS
DAN MATA PELAJARAN LAINNYA DI SD
GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Pendidikan Kewarganegaraan sebgai salah satu bidang kajian (UU sistem pendidikan No. 20
Tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya, antara lain sebagai pendidikan
hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan sendiri yang tujuan umumnya adalah
membentuk warga negara yang baik.
Dalam perkembangannya Pendidikan kewaganegaaan mengalami peubahan nama:

Pend. Pancasila &


Pendidikan moral Pendidikan
Kewaganegaraan
pancasila (PMP) Kewarganegaraan
(PPKn)

Walaupun sering mengalami perubahan nama, tetapi isi mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan secara umum tidak berubah yaitu menekankan pada pengetahuan untuk
mendorong siswa berpikir secara kritis, melalui pendekatan politis dan kekuasaan, dan proses
pembelajarannya menggunakan pembelajaran satu arah (verbalisme).
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Untuk mengembangkan kemapuan-kemampuan sebagai berikut:


1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi dalam
isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak
secra cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
serta langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
HAKIKAT BIDANG STUDI PKN

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah


merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan diri yang beragam dari segi
agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku
bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
TUJUAN PKN SECARA UMUM

a. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila


yang benar dan sah.
b. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila ciri khas
serta watak ke-Indonesia-an.
c. Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik.
d. Menggugah kesadaran anak didik sebgai warga negara dan warga masyarakat
Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral
Pancasila untuk menghadapi arus globalisasi
e. Memberikan motivasi agar berperilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma
Pancasila.
f. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga negara yang baik,
bertanggung jawab serta mencintai bangsa dan negaranya.
KARAKTERISTIK BIDANG STUDI PKN

Landasan Konsep yang mendasari Pendidikan Kewarganegaraan yaitu manusia


sebagai Mahluk ciptaan Tuhan dan insan politik yang terorganisasi dengan tujuan
agar manusia Indonesia memiliki kemauan dan kemampuan untuk:

Melek hukum Melek politik

Insan Heroisme &


pembangunan Patriotisme
Karakteristik Pendidikan kewarganegaraan (Pendidikan Kewarganegaraan) dengan
paradigma baru, yaitu bahwa Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu bidang kajian
ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi
pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui berikut ini.
a. Civic Intelligence,
b. Civic Responsibility,
c. Civic Participation,
 Kompetensi-kompetensi yang hendak diwujudkan melalui mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Komptenesi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan
2. Komptensi untuk menguasai ketrampilan kewarganegaraan
3. Kompetensi untuk menguasai karakteristik kewarganegaraan
BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM
KURIKULUM S1 PGSD
Berdasarkan landasan konsep Pendidikan Kewarganegaraan, maka fungsi dan peran serta tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan secara umum adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan nilai dan moral Pancasila serta UUD 1945
Adalah pendidikan Nilai dan moral karena yang disampaikan sebagai substansi isi Pendidikan
Kewarganegaraan tersebut adalah nilai-nilai moral yang diperlukan oleh seorang warga negara
dalam berkehidupan sebagai warga negara dan masyarakat, yaitu suatu kehidupan yang
dikenal dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Sebagai Pendidikan Politik
Pendidikan yang memungkinkan siswa mengetahui apa yang menjadi hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya.
c. Sebagai Pendidikan Kewarganegaraan
Diharapkan menumbuhkan pengertian dan pemahaman siswa terhadap fungsi dan peran
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Sebgai Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan
Tidak hanya mendidik siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan terhadap apa yang
menjadi hak dan kewajibannya, namun dapat pula menggunakannya dalam menghadapi
persoalan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
KEGIATAN BELAJAR 2

KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS
PKn
• PMP
• PPKn

Geografi IPS Sejarah

Ekonomi
PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU

1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat


perhatian (center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-
gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang
studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang dan
kemampuan perkembangan anak.
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak
secara simultan.
4. Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang
studi yang berbeda, dengan harapan anak belajar dengan lebih baik dan
bermakna.
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU

 Karakteristik Pembelajaran Terpadu Sebagai suatu proses,


pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Berpusat pada anak (child centered)
2. Memberi pengalaman langsung kepada anak.
3. Pemisahan anatara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses
pembelajaran.
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan anak.
KELEBIHAN PEMBELAJARAN TERPADU

Relevan dengan tingkat perkembangan anak


Kegiatan bertolak dari minat dan kebutuhan
Kegiatan lebih bermakna  hasil bertahan lama
Mengembangkan keterampilan berfikir anak
Kegiatan bersifat pragmatis
Menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN
PEMBELAJARAN TERPADU
Dasar-dasar pertimbangan pengembangan program
pembelajaran terpadu:

1. Karakteristik anak SD.


2. Konsep disiplin ilmu.
3. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan
Indikator.
4. Lingkungan belajar anak.
5. Bahan/sumber-sumber penunjang
KEGIATAN BELAJAR 3

HUBUNGAN BIDANG STUDI


PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN
MATA PELAJARAN LAINNYA
Selain memiliki keterkaitan dengan bidang studi IPS,
Pendidikan Kewarganegaraan juga memiliki keterkaitan
dengan mata pelajaran atau bidang studi lainnya.
Model yang dapat digunakan dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang dihubungkan
dengan bidang studi lainnya yaitu
1. model webbed (jaring laba-laba) atau
2. model integrated (terpadu)
Model • melibatkan sebanyak mungkin konsep dari setiap disiplin
untuk mengkaji secara tuntas dan komprehensif tema
yang ditetapkan, yang tentu saja disesuaikan dengan
Webbed tingkat perkembangan siswa SD

• menekankan pada tema untuk dapat menunjukkan


Model keterhubungan mata pelajaran dalam menjelaskan tema
• pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang
Integrated berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah tema
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai