Perlunya upaya pendidikan nilai moral yang dilakukan secara menyeluruh dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1.Pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan sosiokultural yang jelas dan mendesak
bagi kelangsungan kehidupan yang berkeadaban.
2.Pewarisan nilai antar generasi dan dalam satu generasi merupakan wahana
sosiopsikologis dan selalu menjadi tugas dari proses peradaban.
3.Peranan sekolah sebaagai wahana psikopedagogis dan sosiopedagogik yang
berfungsi sebagai pendidik moral menjadi semakin penting, pada saat dimana hanya
sebagian kecil anak yang mendapat pendidikan moral dari orang tuanya dan peranan
lembaga keagamaan semakin kecil.
4.Dalam setiap masyarakat sebagai terdapat landasan etika umum, yang bersifat
universal melintasi batas ruang dan waktu, sekalipun dalam masyarakat pluralistik yang
mengandung banyak potensi terjadinya konflik nilai.
PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILA
DAN MORAL DI SD
Perlunya upaya pendidikan nilai moral yang dilakukan secara menyeluruh
dengan pertimbangan sebagai berikut :
5. Demokrasi mempunyai kebutuhan khusus akan pendidikan moral karena inti dari
demokrasi adalah pemerintahan yang berakar dari rakyat dilakukan oleh wakil pembawa
amanah rakyat, dan mengusung komitmen mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
6. Pertanyaan yang selalu dihadapi baik individu maupun masyarakat adalah pertanyaan
moral. 7. Terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi pendidikan nilai sekolah.
8. Komitmen yang kuat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk menarik dan
membina guru-guru yang berkeadaban dan profesional.
9. Pendidikan nilai adalah pekerjaan yang dapat dan harus dilakukan sebagai suatu
keniscayaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat
global.
PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILA
DAN MORAL DI SD
Piaget merumuskan perkembangan kesadaran dan pelaksanaan aturan yang dibagi menjadi dua
domain yaitu sebagai berikut :
1.Tahapan Domain Kesadaran Mengenai Aturan Terdiri dari usia, 0-2 tahun, aturan dirasakan sebagai
susatu hal yang bersifat tidak memaksa, usia 2-8 tahun, aturan disikapi dengan hal yang bersifat
sacral dan diterima tanpa pemikiran, usia 8-12 tahun aturan diterima sebagai hasil kesepakatan.
2.Tahapan Domain Pelaksanaan Aturan Terdiri dari usia, 0-2 tahun, aturan dilakukan sebagai susatu
hal yang bersifa monorik saja, usia 2-6 tahun, aturan dilakukan sebagai perilaku yang lebih
berorientasi diri sendiri, usia 6-10 tahun diterima sebagai hasil kesepakatan.
3.Piaget menyimpulkan bahwa pendidikan sekolah seyogyanya menitik beratkan pada
pengembangan kemampuan mengambil keputusan (decision making skills) dan memecahkan
masalah (problem solving) dan membina pengembangan moral yang dilakukan dengan cara menutut
peserta didik untuk mengembangkan aturan berdasarkan keadilan (fairness).
HUBUNGAN INTERAKTIF PENGEMBANGAN NILAI DAN MORAL DALAM PKN D
SD
Koherlberg merumuskan adanya tiga tingkat / level yang terdiri atas enam
tahap/stage yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat I : Prakonvensional (Preconventional)
a.Tahap 1, Orientasi hukuman dan kepatuhan.
b.Tahap 2, Orientasi instrumental nisbi.
2. Tingkat II : Konvensioanal (Conventional)
a.Tahap 3, Orientasi kesepakatan timbal balik.
b.Tahap 4, Orientasi hokum dan ketertiban.
3. Tingkat III : Poskonvensional (Postconventional)
a.Tahap 5, Orientasi kontrak social lagalistik
b.Tahap 6, Orientasi prinsip etika universal
KETERKAITAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN
IPS DAN PELAJARAN LAIN
MODUL 3
GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SERTA MATA
PELAJARAN IPS DAN MATA PELAJARAN LAINNYA DI
SD
Walaupun sering mengalami perubahan nama, tetapi isi mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan secara umum tidak berubah yaitu menekankan pada pengetahuan untuk
mendorong siswa berpikir secara kritis, melalui pendekatan politis dan kekuasaan, dan proses
pembelajarannya menggunakan pembelajaran satu arah (verbalisme).
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Ekonomi
PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU