Anda di halaman 1dari 19

JAWABAN TAKE HOME UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester (UTS)
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Biologi
Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd

Disusun Oleh :
Nurul Syiam
14121620645
Tadris IPA Biologi C/VI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI Cirebon
2015
Soal !

1. Coba Anda jelaskan hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen seperti
pada gambar di bawah ini:

2. Apa yang Anda ketahui tentang :


a. Taksonomi Bloom Revisi
b. Taksnomi Marzano
c. Perbedaan Taksonomi Bloom dan Taksnomi Marzano
3. Buatlah kisi-kisi soal untuk soal tes pilihan ganda pada soal nomor 4, mengacu pada
kurikulum 2013 atau KTSP !
4. Buatlah soal pilihan ganda materi biologi SMA, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tipe soal C2 (Memahami) sebanyak 3 soal
b. Tipe soal C3 (Menerapkan) sebanyak 2 soal
c. Tipe soal C4 (Menganalisis) sebanyak 2 soal
d. Tipe soal C5 (Mengevaluasi) sebanyak 2 soal
e. Tipe soal C6 (Mencipta) sebanyak 1 soal
5. Buatlah soal essay sebanyak 3 (tiga) soal lengkapi dengan jawaban dan prosedur
penskorannya !
6. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan bagi seorang guru dalam proses
pengembangan alat evaluasi agar diperoleh instrumen yang valid dan reliable !
7. Apa yang Anda ketahui tentang teori tes klasik dan teori tes modern ? Jelaskan !
Jawaban :
1. Hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen :
Untuk mengetahui hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen,
sebelumnya akan dikemukakan terlebih dahulu definisi dari masing-masing point tersebut
sesuai dengan gambar. Menurut Wulan tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam
bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target
penilaian. Lalu pengukuran (measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa
saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan,
dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan
merasakan. Kemudian asesmen (assessment) merupakan penilaian proses, kemajuan, dan
hasil belajar siswa (outcomes). Dan evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui asesmen dan
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui hubungan antara tes, pengukuran, dan
evaluasi berdasarkan gambar tersebut adalah sebagai berikut : evaluasi belajar baru dapat
dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya
merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena informasi tentang hasil belajar
tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes
seperti observasi, skala rating, dan lain-lain. Guru mengukur berbagai kemampuan siswa,
apabila guru melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran
tersebut dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar
pertimbangan tertentu, maka kegiatan guru tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi
evaluasi, (Zainul : 2001). Untuk mengungkapkan hubungan antara asesmen dan evaluasi,
Gabel (1993) mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian
terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui asesmen. Sementara itu menurut Wilda
(2010) hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi adalah siswa dapat diukur
kemampuannya melalui tes yang sesuai dengan jenjang atau tingkat kemampuan serta
perkembangan dari proses pembelajaran yang telah dialami siswa tersebut. Setelah
kemampuan siswa diukur dan dinilai, mereka dapat dievaluasi berdasarkan data-data dari
pengukuran dan penilaian tersebut. Penilaian dapat dilakukan baik secara formal maupun
secara informal. Semua tes adalah penilaian formal, tetapi tidak semua penilaian formal
merupakan tes.
Daftar Pustaka :
Gabel, D.L. 1993. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York :
Maccmillan Company.
Wilda, A. 2010. http://wildaalbeta.blogspot.com/2010/04/hubungan-pengukuran-penilaiantes
dan.html. Diakses pada tanggal 7 April 2015 Pukul 16.00 WIB.
Wulan, AR. Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, dan Pengukuran.
Bandung : FPMIPA Universitass Pendidikan Indonesia.
Zainul & Nasution. 2001. Penilaian Hasil belajar. Jakarta : Dirjen Dikti.

2. a. Taksonomi Bloom Revisi


Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi
Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama
Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, Masing-masing
kategori masih diurutkan secara hirarkis dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada
ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis
saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena
Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada. Menurut
Anderson dan Krathwohl (Widodo : 2006) dimensi proses kognitif terdiri atas beberapa
tingkat yaitu:
C1 : Mengingat Mengingat adalah kemampuan memperoleh
kembali pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang. Kategori mengingat terdiri dari
proses kognitif Recognizing (mengenal
kembali) dan Recalling (mengingat).
C2 : Memahami Memahami adalah kemampuan merumuskan
makna dari pesan pembelajaran dan mampu
mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan,
tulisan maupun grafik. Kategori memahami
terdiri dari proses kognitif Interpreting
(menginterpretasikan), Exemplifying (memberi
contoh), Classifying (mengklasifikasikan),
Summarizing (menyimpulkan), Inferring
(menduga), Comparing (membandingkan), dan
Explaining (menjelaskan)

C3 : Mengaplikasikan Menerapkan adalah kemampuan menggunakan


prosedur untuk menyelesaikan masalah.
Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses
kognitif kemampuan melakukan (Executing)
dan kemampuan menerapkan (Implementing).
C4 : Menganalisis Menganalisis meliputi kemampuan untuk
memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian
dan menentukan bagaimana bagian-bagian
tersebut dihubungkan satu dengan yang lain
atau bagian tersebut dengan keseluruhannya.
Kategori Apply terdiri kemampuan
membedakan (Differentiating), mengorganisasi
(Organizing) dan memberi simbol (Attributing)
C5 : Mengevaluasi Menilai didefinisikan sebagai kemampuan
melakukan judgement berdasar pada kriteria dan
standar tertentu. Kriteria sering digunakan
adalah menentukan kualitas, efektifitas,
efisiensi, dan konsistensi, sedangkan standar
digunakan dalam menentukan kuantitas maupun
kualitas. Kategori menilai terdiri dari Checking
(mengecek) dan Critiquing (mengkritik).
C6 : Mencipta Mencipta didefinisikan sebagai
menggeneralisasi ide baru,

Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap
menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi
sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip didalamnya
adalah (1) Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih
dahulu, (2) Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu,
(3) Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai,
(4) Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui. Pentahapan
berpikir seperti itu bisa jadi mendapat sanggahan dari sebagian orang. Alasannya, dalam
beberapa jenis kegiatan, tidak semua tahap seperti itu diperlukan, (Anonim : 2014).
b. Taksonomi Marzano
Robert J. Marzano merupakan seorang peneliti pendidikan terkemuka berasal dari
Colorado, Amerika Serikat telah mengusulkan apa yang disebutnya “Sebuah Taksonomi
Baru dari Tujuan Pendidikan”. Dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari
taksonomi Bloom yang telah digunakan secara luas serta situasi terkini, model kecakapan
berpikir yang dikembangkan Marzano memadukan berbagai faktor yang berjangkauan
luas, yang mempengaruhi bagaimana siswa berpikir, dan menghadirkan teori yang
berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki kecakapan berpikir para siswanya.
Robert Marzano menstruktur dan mengkonsep kembali hirarki Bloom menjadi 6 kategori
yang berbeda. Berikut enam level yang dikemukakan oleh Robert Marzano (Anonim :
2012) :
Sistem Level Deskripsi
Kognitif 1. Retrieval Proses dari prosedur pengetahuan,
mengingat kembali atau melakukan, tanpa
pemahaman.
2. Comprehension Proses dari urutan atau struktur
pengetahuan, sintesis/lamgkah-langkah
dan gambarannya secara mendasar untuk
pemahaman dasar atau pemahaman awal.
3. Analisis Proses mengakses dan menguji
pengetahuan mengenai persamaan dan
perbedaan, hubungan pangkat atas dan
pangkat bawah, mendiagnosa kesalahan,
atau logika yang konsekuen, atau prinsip
yang dapat diduga.
4. Utilization Proses dalam penggunaan pengetahuan
darimana masalah bisa disikapi atau
dipecahkan, investigasi dapat
direncanakan, keputusan dan aplikasi
dapat diperoleh.
Metakognitif 5. Metakognisi Proses untuk memonitor apa dan
bagaimana pengetahuan yang baik bisa
dimengerti, pengujian yang secara sadar
terhadap proses-proses kognitif untuk
melihat apakah proses-proses tersebut
mempengaruhi tujuan-tujuan yang akan
dicapai.
Self-system 6. Self Proses mengidentifikasi respon/
rangsangan emosi, melatih persepsi,
motivasi, dan manfaatnya pada
kepercayaan terhadap pengetahuan awal.

Secara nyata, taksonomi ini bergerak : (a) dari cara yang sederhana ke proses yang
lebih komplit baik informasi atau prosedur-prosedurnya, (b) dari kesadaran yang kurang
ke kesadaran yang lebih tentang pengontrolan yang lebih terhadap proses pengetahuan dan
bagaimana menyusun atau menggunakannya, dan (c) dari kurangnya keterlibatan personal
atau komitmen terhadap kepercayaan yang besar secara terpusat dan refleksi dari identitas
seseorang. Enam tingkatan atau level tersebut juga berinteraksi dengan apa yang disebut
Marzano “tiga pengetahuan awal”, yaitu:
1. Informasi, mencakup: kosakata, isi secara lengkap atau prinsip.
2. Prosedur mental, mencakup: recalling, mengklasifikasikan secara umum, memonitor
metakognitif, dan sebagainya.
3. Presedur psikomotor, mencakup: keahlian dan kecakapan atau penampilan.
c. Perbedaan Taksonomi Bloom dan Taksnomi Marzano :
Secara umum perbedaan antara taksonomi bloom revisi dengan taksonomi
Marzano pada ranah kognitif menurut Anderson (2010) adalah sebagai berikut :
Pembeda Bloom Marzano
Dasar Pemikiran Dasar Proses Akademik Proses kognitif-metakognitif
Ranah Kognitif, afektif, Informasi,Prosedural mental,
Pengetahuan psikomotir prosedur psikomotor
Tingkatan atau Mengingat, memahami, Retrieaval, comprehension,
Hierarki menerapkan, Analys, knowledge utilization,
menganalisis, metacognision, self system
mengevaluasi dan thinking
mencipta

Daftar Pustaka :
Anderson, Lorin W et al. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen Revisi Taksonomi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anonim. 2012. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd


%2Fnoviarnigiant.files.wordpress.co%2011%2F03%2Fevaluasitaksonomimarzano.doc&ei.
Diakses pada Tanggal 7 April 2015 Pukul 16.08 WIB.

Anonim. 2014. http://www.aanchoto.com/perbedaan-taksonomi-marzano-dengan-taksonomi-


bloom-dan-cangelosi.html. Diakses pada Tanggal 7 April 2015 Pukul 16.30 WIB.

Widodo, A. (2006). Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik.
3(2), 18-29.
3. Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda (PG) Materi Sistem Pernafasan Kelas XI SMA Sederajat

No Kompetensi Dasar/ SKL Bahan Materi Indikator Bentuk Tes No Soal


Kelas/ Soal (Tertulis/Praktik)
Semester
1. SK 3 :  Perbedaan antara C2 Tertulis 1
Memahami penerapan konsep pernapasan eksternal
dasar dan prinsip-prinsip dengan pernapasan
hereditas serta implikasinya XI/2 C2 Tertulis 2
internal
pada salingtemas  Pernapasan dada C2 Tertulis 3
 Mekanisme pernapasan
2.  Mekanisme fase C3 Tertulis 4
KD 3.8 : XI/2 ekspirasi C3 Tertulis 5
Menganalisis hubungan antara  Fase inspirasi
struktur jaringan penyusun organ
3.  Studi kasus terjadinya C4 Tertulis 6
pada sistem respirasi dan
tersedak
mengaitkannya dengan XI/2
 Kelainan sistem C4 Tertulis 7
bioprosesnya sehingga dapat
pernafasan (asma)
menjelaskan proses pernapasan
4.
serta gangguan fungsi yang  Studi kasus keterkaitan C5 Tertulis 8
mungkin terjadi pada sistem antara rokok dengan
respirasi manusia melalui studi kesehatan paru-paru
XI/2
literatur, pengamatan,  Kelainan pada sistem C5 Tertulis 9
percobaan, dan simulasi. pernafasan (radang pada
pleura)
5. XI/2  Menit Ventilasi C6 Tertulis 10
4. Soal pilihan ganda (PG) materi biologi SMA Sistem Pernapasan, dengan ketentuan :

C2 1. Perbedaan antara pernapasan eksternal dengan pernapasan


(Memahami) internal adalah ….
b. Pernapasan eksternal adalah pertukaran O2 dan CO2 di paru-
paru, pernapasan internal pertukaran O2 dan CO2 di sel-sel
tubuh
c. Pernapasan eksternal terjadi pada sel tubuh, pernapasan
internal terjadi di paru-paru
d. Pernapasan eksternal ialah pertukaran O2 dan CO2 di arteri,
pernapasan internal pertukaran O2 dan CO2 di vena
e. Pernapasan eksternal adalah pertukaran O2 dan CO2 di
dalam pembuluh darah, pernapasan internal pertukaran O2 dan
CO2 di paru-paru
f. Pernapasan eksternal terjadi pertujaran udara pada hidung dan
mulut, pernapasan internal terjadi pertukaran O2 dan CO2 di
paru-paru
2. Pada pernapasan dada udara masuk ke paru-paru akibat
kontraksi...
a. Otot antartulang rusuk luar
b. Otot antartulang rusuk dalam
c. Otot diafragma
d. Otot perut
e. Otot lurik
3. Bagaimana oksigen diangkut dalam darah?
a. Terlarut dalam plasma
b. Terikat pada hemoglobin
c. Dalam bentuk CO2
d. Sebagai bikarbonat
e. Terlarut dalam air
C3 4. Sewaktu mengeluarkan napas, otot tulang rusuk berelaksasi,
(Menerapkan) tulang dada turun sehingga....
a. Rongga dada mengecil, berarti tekanan udara membesar dan
udara keluar dari paru-paru
b. Rongga dada membesar, berarti tekanan udara membesar
dan udara keluar dari paru-paru
c. Rongga dada mengecil, berarti tekanan udara mengecil dan
udara masuk ke paru-paru
d. Rongga dada membesar, berarti tekanan udara mengecil dan
udara keluar dari paru-paru
e. Rongga dada membesar, berarti tekanan udara membesar
dan udara masuk ke paru-paru
5. Inspirasi atau udara masuk ke paru-paru akan terjadi jika....
a. Otot dada relaksasi
b. Otot diafragma relaksasi
c. Otot perut kontraksi
d. Rongga dada membesar
e. Otot dada kontraksi
C4 6. Saat makan sambil berbicara dapat menyebabkan tersedak,
(Menganalisis) mengapa terjadi hal demikian....
a. Karena saat makan sambil berbicara, katup pada esofagus
dan trakea sama-sama tertutup, sehingga makanan dapat
masuk kedalam trakea
b. Karena saat makan sambil berbicara, katup pada esofagus
dan trakea sama-sama terbuka, sehingga makanan dapat
masuk kedalam trakea
c. Karena saat makan sambil berbicara, katup pada esofagus
dan trakea salah satunya terbuka, sehingga makanan dapat
masuk kedalam esofagus
d. Karena saat makan sambil berbicara, katup pada esofagus
dan trakea sama-sama terbuka, sehingga makanan tidak
dapat masuk kedalam trakea
e. Karena saat makan sambil berbicara, katup pada esofagus
dan trakea sama-sama tertutup, sehingga makanan dapat
masuk kedalam trakea
7. Pada saat suhu dingin penderita asma sering kambuh, mengapa
hal itu dapat terjadi....
a. Karena saat suhu dingin, pembuluh darah pada saluran nafas
melebar sehingga udara (O2) yang masuk kedalam paru-paru
banyak
b. Karena saat suhu dingin, pembuluh darah pada saluran nafas
melebar sehingga udara (CO2) yang masuk kedalam
diafragma banyak
c. Karena saat suhu dingin, pembuluh darah pada saluran nafas
menyempit sehingga udara (O2) yang masuk kedalam paru-
paru sedikit
d. Karena saat suhu dingin, pembuluh darah pada saluran nafas
melebar sehingga udara (O2) yang masuk kedalam paru-paru
sedikit
e. Karena saat suhu dingin, pembuluh darah pada saluran nafas
menyempit sehingga udara (CO2) yang masuk kedalam
difragma sedikit
C5 8. Rokok merupakan penyumbang devisa terbesar bagi negara
(Mengevaluasi) Indonesia, bagaimana keterkaitannya dengan kesehatan, terutama
paru-paru....
a. Rokok lebih banyak menimbulkan kerugian dibandingkan
manfaatnya, salah satunya pada kesehatan paru-paru seperti
kanker paru-paru dan radang-paru-paru
b. Rokok merupakan penyumbang devisa terbesar di Indonesia,
oleh karena itu sangat bermanfaat bagi manusia
c. Rokok sangat menguntungkan bagi manusia
d. Tidak hanya bermanfaat bagi negara, bagi manusiapun rokok
bermanfaat sebagai penenang
e. Rokok sering dimanfaatkan baik untuk manusia maupun
bagi negara
9. Pleurisy adalah suatu peradangan pada selaput pleura. Jelaskan
mengapa kondisi ini sangat menyakitkan, terutama ketika
seseorang mengambil napas dalam-dalam....
a. Ketika jaringan pada trakea meradang, itu berakibat pada
nyeri yang tajam pada dada yang memburuk dengan napas,
atau pleurisy. Gejala-gejala lain dari pleurisy dapat termasuk
batuk, kepekaan dada, dan sesak napas.
b. Serat-serat nyeri dari paru berlokasi pada pleura. Ketika
jaringan ini meradang, itu berakibat pada nyeri yang tajam
pada hidung
c. Ketika diafragma meradang, itu berakibat pada nyeri yang
tajam
d. Serat-serat nyeri dari paru berlokasi pada pleura. Ketika
jaringan ini meradang, itu berakibat pada nyeri yang tajam
pada dada yang memburuk dengan napas, atau pleurisy.
Gejala-gejala lain dari pleurisy dapat termasuk batuk,
kepekaan dada, dan sesak napas.
e. Nyeri pada diafragma menyebabkan pleurisy
C6 (Mencipta) 10. Menit ventilasi adalah keseluruhan jumlah udara yang berpindah
kedalam dan keluar dari tiap-tiap system pernafasan dan itu
dijumlahkan dengan waktu volume tidal dari kecepatan
pernafasan. Kecepatan pernafasan adalah jumlah dari tiupan
nafas yang diambil setiap menit. Berikan pendapat tentang
ventilasi menit dari orang yang beristirahat, Siapakah yang
memiliki volume tidal 500 ml dan kecepatan pernafasan 12
pernafasan/menit dan gerakan badan orang tsb, Siapakah yang
memiliki volume tidal 400ml dan kecepatan pernafasan 24
pernafasan/menit....
a. Orang yang sehabis beraktivitas penuh atau berolah raga
akan mengalami penurunan pernafasan daripada orang yang
dalam keadaan santai/refleks
b. Orang yang dalam keadaan rileks akan mengalami
peningkatan pernafasan daripada orang yang beraktivitas
penuh
c. Orang yang sehabis beraktivitas penuh akan lebih rileks
d. Orang yang sehabis beraktivitas penuh atau berolah raga
akan mengalami peningkatan pernafasan daripada orang
yang dalam keadaan santai/refleks. Sehingga yang memiliki
kecepatan 24 pernafasan/menit adalah orang yang sehabis
melakukan aktivitas dan yang memiliki kecepatan 12
pernafasan/menit adalah orang yang berada dalam keadaan
refleks/santai
e. Orang yang dalam keadaan santai/refleks memiliki
kecepatan 24 pernafasan/menit dibandingkan orang yang
sehabis beraktivitas yang memiliki kecepatan 12
pernafasan/menit.

5. Soal essay beserta jawaban dan prosedur penskorannya!


No Soal dan Score Jawaban
1. Sebutkan alat-alat  Rongga Hidung (Cavum Nasalis) Udara dari luar akan
pernapasan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
manusia beserta hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat
fungsinya ! kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat
(Score 40) (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap
benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain
itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara.
Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah
yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
 Faring (Tenggorokan) Udara dari rongga hidung masuk ke
faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan
saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.
 Tenggorokan (Trakea) Tenggorokan berupa pipa yang
panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis
dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada
bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan.
 Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki) Tenggorokan
(trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus
sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus
bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih
besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan
sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.
 Paru-paru (Pulmo) Paru-paru terletak di dalam rongga dada
bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk
dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan
(pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru
dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.
Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru
disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang
menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang
rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

2. Jelaskan Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam


mekanisme kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya,
pertukaran sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau
Oksigen dan pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan
Karbon dioksida tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah
alveolus ! (Score atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin
20) yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein.

3. Jelaskan 1. Pernapasan dada


mekanisme Pada pernapasan dada melibatkan otot antartulang
ekspirasi dan rusuk (interkortalis). Saat inspirasi (udara dihirup), otot
inspirasi interkostalis berkontraksi → tulang rusuk terangkat →
pernapasan dada rongga dada membesar → tekanan udara dalam dada
dan perut! (toraks) menurun → paru-paru mengembang → tekanan
(Score 40) udara dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan luar
sehingga udara masuk ke paru-paru.
Saat ekspirasi (udara diembuskan), otot
interkostalis berelaksasi → tulang rusuk turun → rongga
dada mengecil → tekanan udara dalam torak meningkat
→ paru-paru mengempis → tekanan udara dalam paru-
paru lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara luar
sehingga udara keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan perut
Dalam pernapasan perut, otot yang terlibat adalah
otot diafragma. Saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi
→ diafragma menjadi datar → rongga dada membesar →
paru-paru mengembang → tekanan udara dalam paru-paru
lebih rendah daripada tekanan udara luar sehingga udara
masuk ke paru-paru.
Saat ekspirasi, otot diafragma berelaksasi →
diafragma melengkung ke arah rongga dada → rongga
dada mengecil → paru-paru mengempis → tekanan dalam
paru-paru lebih tinggi dari tekanan udara luar sehingga
udara keluar dari paru-paru.

No Kriteria Penskoran Nilai


1.  31-40  Semua pertanyaan dijawab dengan baik,
sistematis, logis, relevan, sesuai dengan
pertanyaan dengan menyebutkan
 16-30  Jawaban kurang sistematis, namun sesuai
dengan pertanyaan
 1-15
 Hanya terdapat sedikit kesesuaian antara
jawaban dengan pertanyaan.
2.  15-20  Semua pertanyaan dijawab dengan baik,
sistematis, logis, relevan, sesuai dengan
pertanyaan
 Jawaban kurang sistematis, namun sesuai
 8-14
dengan pertanyaan
 1-7  Hanya terdapat sedikit kesesuaian antara
jawaban dengan pertanyaan.
3.  31-40  Semua pertanyaan dijawab dengan baik,
sistematis, logis, relevan, sesuai dengan
pertanyaan
 16-30  Jawaban kurang sistematis, namun sesuai
dengan pertanyaan
 Hanya terdapat sedikit kesesuaian antara
 1-15
jawaban dengan pertanyaan.

6. Langkah-langkah yang harus dilakukan bagi seorang guru dalam proses


pengembangan alat evaluasi agar diperoleh instrumen yang valid dan reliable yakni :
a. Tahapan persiapan,
Pada tahapan ini bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun alat evaluasi
dihimpun, bahan-bahan tersebut meliputi :
1) Tujuan Pengajaran. Yakni bentuk perilaku yang akan dievaluasi. Bila evaluasi
dilakukan secara formatif tujuan pengajaran di samping untuk kepentingan
evaluasi, juga dalam rangka pengembangan sistem pengajaran (system
instructional). Bila evaluasi dilakukan sebagai evaluasi sumatif atau untuk
kepentingan diagnostik maupun penempatan, maka perumusan tujuan disesuaikan
dengan maksud tertentu. Dalam perumusan tujuan perlu diperhatikan aspek yang
akan diukur berdasarkan klasifikasi taxonomi pendidikan.
2) Menentukan ruang lingkup dan urutan bahan berpedoman pada kisi-kisi yang
dibuat. Dalam hal ini perlu diperhatikan pula penggunaan sumber bahan yang
representatif, sehingga dalam mengambil sample bahan yang akan dievaluasikan
betul-betul mencerminkan tentang berbagai aspek yang akan diukur. Hal ini
terutama sekali berlaku bila bukan evaluasi formatif yang akan dilaksanakan.
3) Menuliskan butir-butir soal dengan bentuk sebagaimana direncanakan dan dibuat
dalam kisi-kisi.
4) Bila evaluasi dilaksanakan selain untuk kepentingan evaluasi formatif, soal yang
dibuat perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan.
b. Tahapan pelaksanaan
Melaksanakan evaluasi harus disesuaikan dengan maksud tertentu. Evaluasi
formatif dilaksanakan setiap kali dilakukan pengajaran terhadap satu unit pelajaran
tertentu. Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program, apakah semester atau kelas
terakhir (Evaluasi Belajar Tahap Akhir termasuk pula evaluasi sumatif). Evaluasi
diagnostik dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
c. Tahap pemeriksaan
Penentuan dan pengolahan angka atau skor. Dalam memeriksa pekerjaan hasil
evaluasi seharusnya digunakan kunci jawaban, baik untuk evaluasi dengan test essay
ataupun t6es obyektif. Hal ini disamping untuk mempermudah pemeriksaan juga untuk
menghindari unsur subyektif dalam memberikan angka.
Angka yang diperoleh dari hasil pemeriksaan masih dalam bentuk angka mentah.
Agar kita memperoleh angka masak (angka terjabar) perlu dilakukan pengolahan
dengan menggunakan aturan-aturan tertentu. Untuk menghasilkan angka terjabar ini
dasar penentuan angka disesuaikan dengan acuan yang digunakan, apakah aduan
petokan ataukah acuan norma.
Daftar Pustaka :
Anas Sudijono. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo.

7. Teori tes klasik dan teori tes modern


a. Teori Tes Klasik
Teori Tes Klasik adalah sebuah teori yang mudah dalam penerapannya serta model
yang cukup berguna dalam mendeskripsikan bagaimana kesalahan dalam pengukuran
dapat mempengaruhi skor amatan. Inti teori klasik adalah asumsi-asumsi yang
dirumuskan secara sistematis serta dalam jangka waktu yang lama. Dari
asumsi-asumsi tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa kesimpulan. Daya beda,
indeks kesukaran, efektifitas distraktor, reliabilitas dan validitas adalah formula penting
yang disarikan dari teori tes klasik. Terdapat tujuh macam asumsi yang ada dalam teori
tes klasik, yakni sebagai berikut:
1) Terdapat hubungan antara skor tampak (observed score) yang dilambangkan dengan
huruf X, skor murni (true score) yang dilambangkan dengan T dan skor kasalahan
(error) yang dilambangkan dengan E.
2) Skor murni (T) merupakan nilai harapan є (X).
3) Tidak terdapat korelasi antara skor murni dan skor pengukuran pada suatu tes yang
dilaksanakan (ρet = 0).
4) Korelasi antara kesalahan pada pengukuran pertama dan nol (ρe1e2 = 0).
5) Jika terdapat dua tes untuk mengukur atribut yang sama maka skor kesalahan pada
tes pertama tidak berkorelasi dengan skor murni pada tes kedua (ρelt2).
6) Menyajikan tentang pengertian tes yang pararel
7) Definisi tes yang setara (essentially t equivalent).
Asumsi-asumsi teori klasik di atas memungkinkan untuk dikembangkan dalam rangka
pengembangan berbagai formula yang berguna dalam melakukan pengukuran psikologis.
Daya beda, indeks kesukaran, efektifitas distraktor, reliabilitas dan validitas adalah
formula penting yang disarikan dari teori tes klasik.
b. Teori tes modern
Teori tes modern yaitu performance subjek dalam suatu tes yang dapat diprediksi
dari kemampuannya yang bersifat laten. Unsur teori dalam tes modern meliputi:
1) Butir (item tes)
2) Subjek (responnya)
3) Isi respon subjek
Asumsi-asumsi dalam tes modern:
1) Parameter butir soal dan kemampuan adalah Invariant. Artinya soal yang dibuat
memiliki korelasi positif dengan kemampuan yang diukur.
2) Unidimensionality, artinya 1 item mengukur satu kemampuan.
3) Local independence, artinya respon terhadap suatu item tidak akan berpengaruh
terhadap item lainnya.
Ukuran atau aturan-aturan yang digunakan untuk mengetahui mana soal yang valid (bisa
dipakai) dan mana soal yang tidak valid (tidak bisa dipakai). Aturannya ada 3 yakni daya
pembeda soal, taraf kesukaran soal, dan kebetulan menjawab benar.
Daftra Pustaka :
Homaidi. 2014. http://poetrasoeloeng.blogspot.com/2014/03/psikologi-teori-tes-klasik-
modern.html. Diakses pada Tanggal 7 April 2015 Pukul 16.45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai