Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingya CBR


Critical Book Review penting karena dengan meng kritik buku kita bisa tau kekurangan
buku, kelebihan buku, bahkan membuat suatu buku. Karena sebelum mengkritik suatu buku
kita harus mempelajari buku tersebut, membandingkan dengan buku lain sehingga kita dapat
mempelajari beberapa buku sekaligus
B.Tujuan penulisan CBR
Tujuan penulisan CBR selain menyelesaikan tugas kita juga menambah pengetahuan tentang
buku, meningkatkan prestasi belajar karena kita telah menguasai beberapa buku. Selain itu,
kita juga bisa menguatkan daya piker kita secara kritis terhadap suatu buku.
C.Manfaat CBR
Manfaat CBR untuk penulis adalah penulis dapat berpikir secara lebih kritis dalam menilai
sebuah buku
D.Identitas buku yang dilaporkan
Judul : DESAIN PEMBELAJARAN
Pengarang / (Editor, jika ada) : Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd.
Drs. Sempurna Perangin-angin, M.Pd.
Drs. Nono Sebayang, S.T., M.Pd.
Enny Keristiana Sinaga, S.Pd., M.Si.
Suhairiani, S.T., M.T.
Penerbit : Yayasan Al-Hayat
Kota terbit : Medan
Tahun terbit : 2017
ISBN : 978-602-51026-9-1
BAB II

RINGKASAN BUKU
2.1.RINGKASAN BUKU UTAMA
BAB III : MODEL DESAIN PEMBELAJARAN DICKAND CAREY

Desain pembelajaran adalah sebuah upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan pendekatan system.

Pada bab ini akan di bahas model pembelajaran Dick and Carey (2009). Model ini
memiliki sepuluh langkah/tahap yakni: (1) tahap mengidentifkasi kebutuhan instruksional
umum; (2)tahap melakukan analisis instruksional; (3) tahap mengidentifikasi perilaku dan
karakteristik awal peserta didik (4) tahap menulis tujuan instruksional khusus/performansi;
(5) tahap menulis tes acuan patokan; (6) tahap menyusun strategi instruksional; (7) tahap
mengembangan bahan instruksional; (8) tahap menyusun desain dan melaksanakan evaluasi
formatif; (9) tahap merevisi bahan pembelajaran, dan (10) tahap mendesain dan
melaksanakan evaluasi sumatif.

Tahap 1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pembelajaran dan Tujuan Umum Pembelajaran

1. Hakikat Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran

Suparman (2012:120) mengatakan bahwa proses mengidentifikasi kebutuhan dimulai


dari mengidentifikasi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang
diharapkan kemudian dilanjutkan sampai proses pelaksanaan pemecahan maslah dan
evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensinya. Hal tersebut belaku juga pada identifikasi
kebutuhan pendidikan.

Identifikasi kebutuhan pembelajaran dapat dilakukan oleh tiga kelompok orang yakni,
peserta didik, masyarakat (wali murid),dan pendidik.

2. Menulis Tujuan Umum Pembelajaran

Dick and Carey (1985) menyatakan bahwa “tujuan pengajaran adalah untuk
menentukan apa yang dapat oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran”.Rumusan tujuan pembelajaran menurut Dick and Carey (1985) harus jelas
dan dapat diukur, berbentuk tingkah laku.

Pandangan lain menyatakan rumusan pembelajaran yang baik adalah menggunakan


istilah yang operasional. Berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah laku, jelas hanya
mengukur satu tingkah laku. (Miarso, 1984). Pendapat lain dsampaikan Mudhofir(1990)
baha rumusan tujuan pembelajaran yang baik: (a) formulasi dalam bentuk yang
operasional; (b) bentuk produk belajar; (c) dalam tingkah laku si belajar; (d) jelas tingkah
laku yang ingin di capai; (e) hanya mengandung satu tujuan belajar (f) tingkat kesulitan
yang kesesuai; (g) rumusan kondisi pembelajaran jelas dan cantumkan standar tingkah
laku yang dapat di terima.

Degeng (1989) mengemukakan ada tiga komponen utama dari suatu rumusan tujuan
pembelajaran, yaitu perilaku, kondisi, dan derajat criteria keberhasilan.

3. Taksonomi Tujuan Pendidikan

Taksonomi tujuan pembelajaran Rana Kognitif

Benyamin S. Bloom (B. Uno, 2012;60) meliputi kawasan, kognitif, afektif, dan
psikomotor.

Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pemebelajaran yang


berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ketingkat
yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri dari enam tingkatan yang secara
hirarkis berurut yakni:

a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan meliputi perilaku-perilaku yang menekankan mengingat, seperti
mengingat ide, fenomena atau peristiwa, istilah dan fakta, rumus, dan sebagainya.
b. Pemahaman
Pemahaman merupakan perilaku menerjemahkan, menafsirkan,
menyimpulkan atau mengeksplorasi konsep dengan menggunakan kata kerja atau
symbol-symbol lain yang dipilihnya sendiri.
c. Penerapan
Penerapan melipitu penggunaan konsep atau ide, prinsip, teori, prosedur atau
metode yang telah dipahami peserta didik kedalam praktik memecahkan masalah atau
melakukan suatu pekerjaan.
d. Analisis
Analisis meliputi perilaku menjabarkan atau menguraikan konsep menjadi
bagian-bagian yang lebih rinci dan menjelaskan keterkaitan atau hubungan antara
bagian-bagian tersebut.
e. Sintesis
Sintesis berkaitan dengan kemampuan menyatuhkan bagian-bagian secara
terintegrasi menjadi suatu bentuk tertentu yang semula belum ada.

f. Evaluasi
Kemampuan mengevaluasi berarti membuat penilaian tentang nilai untuk
maksud tertentu.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran Rana Afektif

Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai inters,
apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan social. Tingkat afeksi ini ada ima, dari
yang paling sederhana ke yang paling kompleks:
a. Pengenalan
Kemauan menerima merupakan keingginan untuk memperhatikan suatu gejala
atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, dan lainnya.
b. Pemberian Respon
Kemampuan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjukkan pada
partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu
c. Penghagaan Nilai
Berkeyakinan dalam hal ini brkaitan dengan menerima system nilai tertentu
pada diri individu. seperti menunjukkan kepercayaan kepada sesuatu.
d. Mengorganisasi
Pengorganisasian berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai system
nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu system nilai yang lebih tinggi.
e. Pengalaman
Ini adalah tingkat afektif tertinggi. Pada tahap ini individu yang sudah
mempunyai system nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan system nilai
yang dipegangnya.
f. Pengalaman
Pada tahap ni individu yang sudah punya system nilai selalu menyelaraskan
perilakunya sesuai dengan system nilai yang dipegang ny, seperti bersikap objekrif
terhadap setiap hal.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran Rana Pisikomotor

Taksonomi tujuan pembelajaran rana psikomotor, meliputi enam jenjang mulai dari
tingkat yang paling rendah, ke tingkat yag paling tinggi.

a. Persepsi

Persepsi bekenaan dengan pengguaan indra dalam melakukan kegiatan.


Dimensi dari persepsi adalah sessori stimulasi, yakni berhubungan dengan sebuah
stiuli yang berkaitan dengan organ tubu, yaitu: auditori, visual,rasa,bau,dan kinestetik.

b. Kesiapan
Kesiapan merupakan perilaku yang siaga untuk kegiatan atau pengalaman
tertentu. Seperti kesiapan mental, kesiapan fisik atau kesiapan emosional.
c. Gerakan Terbimbing
Gerakan terbimbing adalah gerakan yang meniru suatu model dan terus
mencobanya hingga dapat menguasainya dengan benar.
d. Gerakan Terbiasa
Gerakan terbiasa adalah gerakan yang sudah dipelajari respond an sudah
menjadi kebiasaan .
e. Gerakan yang Kompleks
Gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang berada pada tingkat
keterampilan yang tinggi.
f. Penyesuaian dan keaslian.
Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil sehingga ia
sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi yang menuntut
persyaratan tertentu.
Tahap 2: Analisis Pembelajaran

Ahap kedua ini dari kegiatan pengembangan desain pembelajaran adalah melakukan
analisis pembelajaran. Dngan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan-
keterampilan bawaan (subordinate skills).

Analisi Pebelajaran adalah proses menjabarkan kompetensi umum menjadi


subkompetensi, kompetensi dasar atau kompetensi khusus yang tersusun secara logis dan
sistematik.

1. Pengertian Analisis Pembelajaran

Analisis Pembelajara adalah proses menjabarkan kompetensi umum menjadi


subkompetensi, kompetensi dasar atau kompetensi khusus yang tersusun secara logis dan
sistematis.

Tujuan analisis pembelajaran berkaitan dengan aktivitas menganalisis materi


pembelajaran dan strategi pembelajaran yang memberi kemungkinan pencapaian tujuan
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (B. Uno.
2006:26)menyatakan tujuan analisis pengajaran adalah untuk menentukan keterampilan-
keterampilan yang akan di jangkau oleh tujuan pembelajaran, serta memungkinkan untuk
membuat keputusan yang diperlukan dalam urutan pengajaran.

2. Jenis-jenis struktur pembelajran


a. Struktur Hierarkis
Struktur perilaku yang hierarkis adalah kedudukan dua perilaku yang
menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai
perilaku yang lain.
b. Struktur Prosedural
Struktur perilaku procedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang
menunjukkan suatu deri urutan penampilan perilaku, tetapi tidak ada yang
menjadika perilaku prasyarat untuk yang lain.
c. Struktur pengelompokan
Struktur perilaku pengelompokan merupan perilaku yang tidak mempunyai
keterantungan antara satu dengan yang lainnya, walaupun semuanya berhubungan
d. Struktur kombinasi
Suatu perilaku umum apabila diuraikan menjadi perilaku khusus maka akan
terstruktur secara kombinasi antara struktur hierarkikal, procedural, dan
pengelompokan

3. Langkah-langkah melakukan analisis pembelajaran


Atwi Suparman (2012:167) menguraikan langkah-langkah praktis melakukan analisis
instruksional, sebagai berikut:
a. Menulis perilaku umum yang ditulis dalam tujuan umum mempelajari untuk
matapelajaran yang sedan anda kembangkan
b. Menulis setiap perilaku khusus yang menurut anda menjadi bagian dari perilaku
umum tersebut
c. Menyususn perilaku khusus tersebut kedalam suatu daftar dalam urutan yang logis
dimulai dari perilaku yang umum keprtilaku yang khusus.
d. Mengambar letak perilaku-perilaku tersebut dalam bentuk kotak-kotak diatas
kertas sesuaim dengan letak kartu yang telah anda susun.
e. Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimulai dari yang terjauh sampai
dengan yang terdekat dengan perilaku umum.
f. Mengkomunikasikan atau mengdiskusikan bangan yang telah anda susun dengan
teman sejawat sejawat untuk mendapatkan masukan.

Tahap 3 : Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik

Materi pembelajaran identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, akan
membahas tentang :

1. Hakikat perilaku dan karakteristik awal peserta didik

Menidentifikasi peilaku dan karakteristik awal peserta didik adalah kegiata untujk
menemukan kemampuan dari perseorangan peserta didik.

Perilaku dan karakteristik awal peserta didik yang perlu diketahui perancang pembelajaran
bias berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau
kemampuan awal (pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki sehingga dapat
mengikuti pembelajaran tersebut).

2. Sumber dan teknik mengidentifikasi kemampuan dan karakteristik awal

Ada tiga macam sumber yang memberikan informasi kepada pendesain pembelajaran yaitu,
(1) peserta didik atau calon pesert didik; (2) orang-orang yang mengetahui kemampuan
peserta didik; (3) doen yang biasa mengajar mata pelajaran tersebut. Sedangkan teknik yang
dapat digunakan dalam mengidentifikasi perilaku awal peserta didik, yaitu: kuesioner,
interviu, observasi, dan tes.

3. Pendekatan mengatasi keheterogenan peserta didik

Keterampilan peserta didik yang ada di kelas sangatlah heterogen. Dimana sebagian
sudah menguasai materi dan sebagian lagi belum menguasai sama sekali.

Untuk mengatasi hal ini, ada dua cara pendekatan yang dapat dipilih. Pertama, peserta
didik menyesuaikan dengan materi pembelajaran, hal yang dapat dilakukan adalah: (1) selksi
penerimaan peserta didik (2) tes dan pengelompkan peserta didik; (3) lulus matapelajaran
prasyarat.
Materi kedua, materi pembelajaran disesuaikan dengan peserta didik. Peserta didik yang
mebung mengetahui pembelajaran dapat mengulangnya kembali dari awal sedangkan peserta
didik yang suda mengetahui sebagian materi dapat mempelajarinya mulai dari tengah atau
diatasnya.

Pendekatan kedua diatas bila diterapkan secara ektrim, tidak ada yang sesuai untuk mengtasi
masalah hetrogennya peserta didik dalam system pendidik biasa. Karena itu, dapat dilakukan
pendekatan ketiga, yang mempunyai ciri sebagai berikut:

a. Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan dan karakteristik awal peserta didik.
b. Menyusun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
awal peserta didik.
c. Mengunakan system pembelajaran yang memungkinkan peserta didik maju menurut
kecepatan dan kemampuan masing-masing.

4. Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik matakuliah/mata


pelajaran yang dikembangkan

Contoh identifikasi perilaku dan karakteristik peserta didik.

Nama mata Kuliah :Mekanika Teknik 1

Bobot Mata Kuliah :2 sks

Sasaran :Peserta Didik Semester 1

Program Studi :Pendidikan Teknik Bangunan

Program Studi :Pendidikan Teknik Bangunan

Dosen Pengamu :Sempurna Perangin-angin

Identifikasi perilaku dan karakteristik peserta didik dalam mata kuliah mekanika
teknik 1 yang dilakukan dilakukan, sebagai berikut:

Dalam mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, hanya


mengunakan satu instrument, yakni instrument wawancara, sehingga hasilnya kurang
maksimal. Hasil identifikasi, diperoleh informasi:

a. Ada sejumlah peserta didik memilih program studi pendidikan teknik bangunan sesuai
dengan keinginan sendiri.
b. Ada sejumlah peserta didik memilih program studi pendidikan teknk bangunan
sebagai piliha ke dua dan latar belakang peserta didik sebelumnya tidak relevan
dengan prodi pendidikan teknik bangunan.
c. Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan unutuk memahami materi
mekanika.
Tahap 2: Analisis Pembelajaran

Ahap kedua ini dari kegiatan pengembangan desain pembelajaran adalah melakukan
analisis pembelajaran. Dngan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan-
keterampilan bawaan (subordinate skills).

Analisi Pebelajaran adalah proses menjabarkan kompetensi umum menjadi


subkompetensi, kompetensi dasar atau kompetensi khusus yang tersusun secara logis dan
sistematik.

4. Pengertian Analisis Pembelajaran

Analisis Pembelajara adalah proses menjabarkan kompetensi umum menjadi


subkompetensi, kompetensi dasar atau kompetensi khusus yang tersusun secara logis dan
sistematis.

Tujuan analisis pembelajaran berkaitan dengan aktivitas menganalisis materi


pembelajaran dan strategi pembelajaran yang memberi kemungkinan pencapaian tujuan
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (B. Uno.
2006:26)menyatakan tujuan analisis pengajaran adalah untuk menentukan keterampilan-
keterampilan yang akan di jangkau oleh tujuan pembelajaran, serta memungkinkan untuk
membuat keputusan yang diperlukan dalam urutan pengajaran.

5. Jenis-jenis struktur pembelajran


e. Struktur Hierarkis
Struktur perilaku yang hierarkis adalah kedudukan dua perilaku yang
menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai
perilaku yang lain.
f. Struktur Prosedural
Struktur perilaku procedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang
menunjukkan suatu deri urutan penampilan perilaku, tetapi tidak ada yang
menjadika perilaku prasyarat untuk yang lain.
g. Struktur pengelompokan
Struktur perilaku pengelompokan merupan perilaku yang tidak mempunyai
keterantungan antara satu dengan yang lainnya, walaupun semuanya berhubungan
h. Struktur kombinasi
Suatu perilaku umum apabila diuraikan menjadi perilaku khusus maka akan
terstruktur secara kombinasi antara struktur hierarkikal, procedural, dan
pengelompokan

6. Langkah-langkah melakukan analisis pembelajaran


Atwi Suparman (2012:167) menguraikan langkah-langkah praktis melakukan analisis
instruksional, sebagai berikut:
g. Menulis perilaku umum yang ditulis dalam tujuan umum mempelajari untuk
matapelajaran yang sedan anda kembangkan
h. Menulis setiap perilaku khusus yang menurut anda menjadi bagian dari perilaku
umum tersebut
i. Menyususn perilaku khusus tersebut kedalam suatu daftar dalam urutan yang logis
dimulai dari perilaku yang umum keprtilaku yang khusus.
j. Mengambar letak perilaku-perilaku tersebut dalam bentuk kotak-kotak diatas
kertas sesuaim dengan letak kartu yang telah anda susun.
k. Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimulai dari yang terjauh sampai
dengan yang terdekat dengan perilaku umum.
l. Mengkomunikasikan atau mengdiskusikan bangan yang telah anda susun dengan
teman sejawat sejawat untuk mendapatkan masukan.

Tahap 3 : Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik

Materi pembelajaran identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, akan
membahas tentang :

5. Hakikat perilaku dan karakteristik awal peserta didik

Menidentifikasi peilaku dan karakteristik awal peserta didik adalah kegiata untujk
menemukan kemampuan dari perseorangan peserta didik.

Perilaku dan karakteristik awal peserta didik yang perlu diketahui perancang pembelajaran
bias berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau
kemampuan awal (pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki sehingga dapat
mengikuti pembelajaran tersebut).

6. Sumber dan teknik mengidentifikasi kemampuan dan karakteristik awal

Ada tiga macam sumber yang memberikan informasi kepada pendesain pembelajaran yaitu,
(1) peserta didik atau calon pesert didik; (2) orang-orang yang mengetahui kemampuan
peserta didik; (3) doen yang biasa mengajar mata pelajaran tersebut. Sedangkan teknik yang
dapat digunakan dalam mengidentifikasi perilaku awal peserta didik, yaitu: kuesioner,
interviu, observasi, dan tes.

7. Pendekatan mengatasi keheterogenan peserta didik

Keterampilan peserta didik yang ada di kelas sangatlah heterogen. Dimana sebagian
sudah menguasai materi dan sebagian lagi belum menguasai sama sekali.

Untuk mengatasi hal ini, ada dua cara pendekatan yang dapat dipilih. Pertama, peserta
didik menyesuaikan dengan materi pembelajaran, hal yang dapat dilakukan adalah: (1) selksi
penerimaan peserta didik (2) tes dan pengelompkan peserta didik; (3) lulus matapelajaran
prasyarat.

Materi kedua, materi pembelajaran disesuaikan dengan peserta didik. Peserta didik yang
mebung mengetahui pembelajaran dapat mengulangnya kembali dari awal sedangkan peserta
didik yang suda mengetahui sebagian materi dapat mempelajarinya mulai dari tengah atau
diatasnya.

Pendekatan kedua diatas bila diterapkan secara ektrim, tidak ada yang sesuai untuk mengtasi
masalah hetrogennya peserta didik dalam system pendidik biasa. Karena itu, dapat dilakukan
pendekatan ketiga, yang mempunyai ciri sebagai berikut:

d. Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan dan karakteristik awal peserta didik.
e. Menyusun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
awal peserta didik.
f. Mengunakan system pembelajaran yang memungkinkan peserta didik maju menurut
kecepatan dan kemampuan masing-masing.

8. Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik matakuliah/mata


pelajaran yang dikembangkan

Contoh identifikasi perilaku dan karakteristik peserta didik.

Nama mata Kuliah :Mekanika Teknik 1

Bobot Mata Kuliah :2 sks

Sasaran :Peserta Didik Semester 1

Program Studi :Pendidikan Teknik Bangunan

Program Studi :Pendidikan Teknik Bangunan

Dosen Pengamu :Sempurna Perangin-angin

Identifikasi perilaku dan karakteristik peserta didik dalam mata kuliah mekanika
teknik 1 yang dilakukan dilakukan, sebagai berikut:

Dalam mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, hanya


mengunakan satu instrument, yakni instrument wawancara, sehingga hasilnya kurang
maksimal. Hasil identifikasi, diperoleh informasi:

d. Ada sejumlah peserta didik memilih program studi pendidikan teknik bangunan sesuai
dengan keinginan sendiri.
e. Ada sejumlah peserta didik memilih program studi pendidikan teknk bangunan
sebagai piliha ke dua dan latar belakang peserta didik sebelumnya tidak relevan
dengan prodi pendidikan teknik bangunan.
f. Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan unutuk memahami materi
mekanika.

Tahap 4 : Menulis Tujuan Instruksional Khusus/Tujuan Performansi


A. Deskripsi

Model Pengembangan Instruksional, tahap ke empat “Menulis Tujuan Instruksional


Khusus”. Ruang lingkup materi, meliputi : 1. Hakikat Tujuan Instruksional Khusus, 2.
Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus. 3. Hubungan Tujuan Instruksional Khusus
dengan Isi Pembelajaran.

B. Relevansi

Tujuan Instruksional Khusus merupakan satu-satunya dasar dalam menyusun kisi-kisi


tes dan alat untuk menguji validitas tes. Dalam menentukan pelajarran yang akan diajarkan,
dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar yang ada dalam tujuan instruksional khusus.

C. Capaian Pembelajaran

- Memahami hakikat TIK / Performasi

- Merumuskan TIK / Performasi

- Mampu menganalisis hubungan TIK dengan Isi Pembelajaran

1. Hakikat Tujuan Instruksional Khusus

Menurut Dick and Carrey (1985), tujuan performansi terdiri atas : a. Tujuan harus
menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik, b. Menyebutkan
tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat, yang hadir pada waktu anak
didik berbuat, c. Menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak
didik yang dimaksudkan pada tujuan.

2. Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus

Unsur-unsur yang terdapat dalam rumusan tujuan instruksional khusus dikenal dengan
ABCD yang berasal dari empat kata sbb :

a. Audience, adalah peserta didik yang akan diajar

b. Behavior, adalah perilaku yang spesifik yang akan melaksanakan proses belajarnya dalam
pelajaran tersebut.

c. Condition, adalah batasan yang dikenakan kepada peserta didik atau alat yang digunakan
peserta didik pada saat ia dites.

f. Degree, adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai perilaku yang terdapat
pada tujuan instruksional khusus.

Beberapa contoh tingkat keberhasilan sbb :

- Paling sedikit 85% benar


- Minimal 100% benar
- Minimal 75% benar
- Dalam waktu paling lambat dua belas minggu
- Minimal setinggi 160 cm
Batas 75%, 85%, atau 100% itu biasanya digunakan untuk menyatakan batas minimal
penguasaan peserta didik terhadap suatu perilaku.

3. Hubungan TIK dan Isi Pelajaran

``Contohnya, jika diberikan gambar knstruksi rangka batang statis tertentu dengan
pembebanannya, mahasiswa jurusan PTB semester satu UNIMED akan dapat menghitung
gaya-gaya batang dengan metode Cremona, benar minimal 70%.

A : Mahasisa jurusan PTB

B : Akan dapat menghitung gaya-gaya batang dengan metode Cremona

C : Jika diberikan gambar konstruksi rangka batang statis tertentu dengan pembebanannya

D : Benar minimal 70%

Dengan menghilangkan komponen A,B,dan D, yang tertinggal adalah B dan inilah


pokok bahasan materi pembelajarannya.

4. Menuliskan Tujuan Instruksional Khusus

Contoh menuliskan tujuan instruksional khusus

Nama Mata Kuliah : Mekanika Teknik 1

Bobot Mata Kuliah : 2 sks

Sasaran : Peserta didik semester 1

Program Studi : Pend.Teknik Bangunan

Dosen Pengampu : Sempurna Perangin-angin

Tujuan Instruksional Umum :

“ Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matakuliah Mekanika Teknik 1,


mahasiswa semester 1 Prodi Pend.Teknik Bangunan FT Unimed akan dapat menganalisis
konstruksi balok dan rangka batang statis tertentu.”

Tujuan Instruksional Khusus / Kompetensi Dasar

1. Mahasiswa semester 1 Jurusan PTB FT Unimed akan dapat menjelaskan hakikat gaya
dengan benar minimal 70%, tanpa melihat buku
2. Mahasiswa semester 1 Jurusan PTB FT Unimed akan dapat menjelaskan jenis-jenis
tumpuan dengan benar minimal 70%, tanpa melihat buku

3. Mahasiswa semester 1 Jurusan PTB FT Unimed akan dapat menghitung besaran reaksi
tumpuan dengan benar minimal 70%, tanpa melihat buku

4. Mahasiswa semester 1 Jurusan PTB FT Unimed akan dapat menerapkan metode Titik
Potong Ritter dalam perhitungan gaya-gaya batang dengan benar minimal 70%, tanpa melihat
buku

A. Rangkuman

1. Langkah keempat model desain instruksional adalah perumusan TIK

2. Dengan merumuskan TIK, dapat ditentukan berbagai komponen lain dalam sistem
instruksional termasuk alat pengukur hasil belajar dan isi pembelajaran.

Tahap 5 : Menyusun Alat Penilaian Hasil Belajar (Develop Assessment Instrument)

A. Deskripsi

Model pengembangan instruksional tahap kelima “Menyusun Alat Penilaian Hasil


Belajar”. Ruang lingkup materi, meliputi : 1. Hakikat penilaian hasil belajar, penilaian acuan
patokan, penilaian acuan norma, persamaan dan perbedaan penilaian acuan norma dan
patokan, persyaratan tes hasil belajar, jenis tes, dan prosedur penyusunan penilaian acuan
patokan, 2. Menyusun penilaian hasil belajar matakuliah yang dikembangkan.

B. Relevansi

Penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk tujuan
mengambil keputusan tentang pencapaian tujuan pembelajaran.

C. Capaian Pembelajaran

- Memahami konsep penilaian hasil belajar

- Mampu menyusun alat penilaian untuk matakuliah yang sedang dikembangkan

1. Hakikat Penilaian Hasil Belajar

A. Pengertian Penilaian Hasil Belajar


Penilaian merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti
sesuatu yang dipertimbangkan. Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana
suatu tujuan telah dapat dicapai.

B. Kriteria/Pendekatan Penilaian

Dalam kegiatan penilaian, ada dua kriteria, yakni penilaian acuan patokan dan
penilaian acuan norma. Penilaian acuan patokan adalah penilaian yang diacukan kepada
tujuan instruksional yang harus dikuasai peserta didik, dan penilaian acuan norma adalah
penilaian yang diacu kepada rata-rata kelompoknya.

C. Persyaratan Teh Hasil Belajar

Nana Sudjana (1990:12) menyatakan bahwa suatu alat penilaian dikatakan


mempunyai kualitas yang baik apabila memenuhi dua hal, yakni ketepatannya(validitas) dan
ketetapannya(reliabilitas).

1. Validitas

Validitas tes berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes
dan seberapa cermat tes melakukan pengukurannya. Ada beberapa jenis validitas, yakni :
validitas isi, validitas konstruk, validitas prediksi, validitas kesamaan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi hasil pengukuran, yaitu seberapa


konsistensi skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya.

3. Kepraktisan Penggunanya

Syarat-syaratnya sbb :

- Praktis dan ekonomis dipandang dari waktu dan biaya


- Mudah dilaksanakan dan diskor
- Hasilnya dapat diinterpretasikan secara akurat oleh penyelenggara tes
D. Prosedur Penyusunan Alat Penilaian Hasil Belajar

Untuk menyusun alat penilaian seperti itu, pendesain instruksional perlu melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :

- Menentukan maksud penilaian


- Menguji coba kualitas teknik tes
- Menganalisis hasil uji coba
- Merevisi Tes

2. Menyusun Alat Penilaian Hasil Belajar Matakuliah yang Dikembangkan

Contoh menuliskan tujuan instruksional khusus.

Nama Mata Kuliah : Mekanika Teknik 1

Bobot Mata Kuliah : 2 sks

Sasaran : Peserta didik semester 1

Program Studi : Pend.Teknik Bangunan

Dosen Pengampu : Sempurna Perangin-angin

Kegiatan Belajar Kesembilan

Perhitungan Gaya-Gaya Batang dengan Metode Cremona

1. Kisi-kisi tes.
Aspek yg diukur Aspek Kognitif Jumlah
Materi 1 2 3 4 5 6
Konsep Rangka Batang 1 1 4 6
Metode Cremona 3 1 4
Total 10

2. Butir soal tes uraian


A Jawab pertanyaan berikut ini )
1) Uraikan pengertian gaya batang dengan bahasa anda sendiri
2) Pada tiap-tiap titik simpul garis sumbu dan garis irevisi coba ruhan ebut kerja
masing-masing harus bertemu pada satu titik dan bekerja sebagai engsel Apa
yang terjadi jika ketentuan tersebut tidak terpenuhi.
3) Beban-beban pada konstruksi rangka batang hanya boleh bekerja pada titik
simpul Apa yang harus dilakukan jika ketentuan tersebut tidak terpenuhi lajar
kan
4) Garis sumbu batang masing-masing harus lurus Apa yang harus dilakukan jika
ketentuan tersebut tidak terpenuhı
5) Kapan dikatakan sebuah konstruksi rangka
6) Kapan dikatan gaya batang dalam keadaan
7) Kapan dikatakan gaya batang dalam keadaan batang statis tertentu dan stabil
tertekan (batang tekan) tertarik (batang tarik) gin
B. Gunakan Metode Cremona untuk mengitung gaya-gaya batang konstruksi berikut
Sebuah konstruksı rangka batang dengan data-data sebagai berıkut
1. Uraikan langkah-langkah perhitungan gaya gaya batang dengan metode Cremona.
2. Lukis diagram Cremona dari soal terseb
3. Hitung gaya-gaya batang (1 s-d 7) yang bekeria atas ni, pada konstruksi rangka batang
berikut

A. Rangkuman
1. Secara umum ada dua pendekatan penilaian, yaitu penilaian acuan patokan dan
penilaian acuan norma. Dalam desain pembelajaran digunakan penilaian acuan
patokan. Penilaian acuan patokan kriteria penilaiannya adalah pencapaian tujuan
instruksional
2. Penggunaan tes penilaian hasil belajar, minimal harus memenuhi tiga syarat, yakni
validitas, reliabilitas, dan kepraktisan penggunaannya Validitas tes berkenaan dengan
ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes Reliabilitas tes berhubungan
dengan konsistensi hasil pengukuranKepraktisan penggunaan tes, berhubungan
dengan biaya, mudah dilaksanakan dan diskor, serta hasilnya dapat dunterpretasikan
secara akurat oleh penyelenggara tes
3. Prosedur penyusunan butir tes menggunakan tabel spesifikası Bentuk tabel spesifikasi
disesuaikan dengan kebutuhan. Bila tes yang akan digunakan bentuk objektif tes,
bentuk uraian dan kinerja, digunakan tabel spesifikası kombınasi

B. Daftar Pustaka

Ankunto Suharsimi, dkk (2008) Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis bagi
Mahasiswa dan Praktisi pendıdikan, Jakarta, Bumi Aksara 224 225

C. Tes Formatif

Berdasarkan Tujuan Instruksional (TIK) / tujuan performansı / Kempetensi Dasar


telah Anda tulis dalam format A, B, C, D lakukan lak Khusus 226

D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Pelajari dengan seksama materi bahan ajar desain belajaran ini, selanjutna kerjakar
arta mua tes formatif yang ada. Jika Anda yakin bahwa Anda dapat mengerjakan sesuatu
yang menyenangkan, silakan lanjutkan mempelajarinya di atas dan di depan.

Tahap 6 Menyusun Strategi Instruksional

A. Deskripsi

Model pengembangan instruksional kee kee "Menyusun strategi Instruksional" Ruang


lingkun matern, termasuk (1) Hakikat strategi Instruksiona, (Komponen Kegiatan
Instruksional, (3) Metode Instruksional, (4) Media dan Alat Instruksional, 5 eenam Menyusun
Strategi InstruksioalC C. Matakuliah yang dikembangkan pe

B. Relevansi

Bagi seorang pengajar, kemampuan memulai, menyajikan, dan menutup ruang akan
menjadi modal utama dalam merencanakan kegiatan kegiatan. dengan tujuan instruksional
mata Pelajaran tersebut, dapat juga dikuasai dengan baik oleh peserta didik yang diajarnya.
Untuk itu, kegiatan instruksional harus menarnik dan bervariasi. Guna kegiatan pembelajarar
menarik minat, meningkatkan momot motivasi, membuat aik belajar secara individu maupun
kelompok, pengajar harus peserta didik aktif pembelajaran minimal delapan tingkat dasar,
mengajar REY Bagi seorang pengelola program pendidikan, akan sangat membantu dalam
pembelajaran, media dan alat, metode instruksional, dan fasilitas yang dibutuhkan program
pendidikan. Bagi pendesain instruksional, kemampuan tersebut merupakan modal dasar
dalam memproduksi bahan-bahan nstruksional atau membuat prototipe sistem nam gkup a,
(2) tode 1, (5) instrksional onal.

C. Capaian Pembelajaran

Setelah belajar bahan ajar salah satu peserta didik diharapkan akan dapat L Memahami
hakikat strategi instruksional 2 Memahamı komponen strategi pembelajaran ini, ulai, nodal
iatan rkan ujuan yang juga harus membuat strategi yang dapat dimainkan.

A. Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Kegiatan instruksional yang dilakukan pengaia beraneka ragam Setiap pengajar


mempunya cara sendiri untuk menentukan urutan kegiatan instruksionalnya Setiap cara itu
dipilih atas dasar keyakınan akan keberhasilannya dalam mengajar Pemilihan itu mungkin
didasarkan atas intuisi, atau mungkın pula atas teori-teori tertentu In Dick and Careey (2009
166) menjelaskan komponen-komponen belajar yang akan dimasukkan dalam pembelajaran,
menentukan cara mengelompokkan peserta didik selama pembeljaran, membuat struktur
pelajaran dan memilih media untuk meluncurkan pembelajaran te be da Bambang Warsita
(2008 269) menyatakan strates pembelajaran adalah suatu cara atau seperangka atau teknik
yang dilakukan dan ditempuh oleh seor guru atau peserta dıdik dalam melakukan Upaya
ditahat tingkah laku atau sikap oleh karena itu, strategi pembelajaran merupakan kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan ru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat te
jar ra an tau efektif dan efisien. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang pilih dan
digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran yang akan memudahkan
peserta didik menerima dan memahami pembelajaran yang pada akhırnya tujuan
pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegıatan akan an pembelajaran (B. Uno, 2007 2)

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs, kom strategi pembelajaran ada Sembilan
dengan pembelajaran, sebagai berikut (1) memberika motivasi atau menarik perhatian, (2)
menjelas tujuan pembelajaran kepada peserta dıdık, mengingatkan kompetensı prasyarat, (4)
memberik stimulus (masalah, topik, dan konsep), (5) member selb petunjuk belajar (cara
mempelajari), (6) menimbulkan penampilan peserta didik, (7) memberikan u balık, (8)
menilaı penampilan, dan (9) menyimpulkan. (Bambang Warsita, 2008:272) er er me er er
urutan

Bambang Warsita (2008:2720 menyimpulkan bahwa secara garis besar komponen


strateg pembelajaran dapat dikelompokkan dalam bentuk komponen dan subkomponen,
sebagai berikut a) Komponen urutan kegiatan pembelajaran dengan subkomponen. (1)
pendahuluan, (2) penyajian, dan (3) penutup, b) Komponen metode pembelajaran, c)
Komponen media pembelajaran, d) Komponen waktu tatap muka, dan e) Komponen
pengelolaan kelas Sedangkan Atwi Suparman (2012:242) menguralkan komponen strategi
pembelajaran, sebagan 1) berıkut a) Urutan kegiatan pembelajaran, meliput tahap
pendahuluan, (2) tahap penyajian, () penutup, b) garis besar isi, c) m media dan alat, dan e)
waktu belajar tahap etode pembelajaran, d) Berkut akan diuraikan komponen subkomponen
tersebut di atas, sebagaı berikut a Komponen Urutan Kegiatan Pembelajara

B. Komponen Garis Besar Isi Pembelajararn


Garis besar isi menunjukkan judul isı pembelajaran yang konsisten dengan urutan tujuan
instruksional yang mengacu pada peta kompetensi Setiap isi pembelajaran dipresentasikan
dengan mengkub urutan langkah-langkah kegiatan pembelajaran mular darı pendahuluan,
penyajian, sampai pada kegiatan penutup Garis besar ısi biasa disebut pokok bahasan dan
subpokok bahasan atau topik dan subtopik. Setap pokok bahasan atau subpokok bahasan
menunjukkan ruang lingkup isi pembelajaran yang didsarkan pada met me unt er unt su seh
Ka seb me ke Su dit tujuan instruksional Bila anda melihat kembali susunan A,B,C, dan D
terdiri dari kata kerja dan objek Objek inilah vang disebut garis besar isi atau pokok bahasan
Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa unsure B dalam rumusan tujuan yang berbunyi
enjelaskan hakikat gaya" mengandung dua hal, itu menjelaskan sebagai kata kerja dan
hakıkat gaya gi objek Objek inilah yang disebut pokok bahasan. a tes Di dalamnya dapat
didentifikasi subpokok bahasan mpan yang relevan dengan pokok bahasan. Untuk contoh di
atan atas, yang menjadi subpokok bahasan, meliputi a) il tes Pengertian gaya, b) sifat-sifat
gaya, c) menyusun gaya l dandan d) menguraikan gaya

C. Komponen Metode Pembelajaran


1) Pengertian Metode Pembelajaran

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos "jalan/ cara" Metode diartıkan cara
melakukan sesuatu Istilah metode sering digunakan jaran ional p Is launtuk pengganti istilah
cara atau langkah, yang berart erkaitan dengan tahapan-tahapan yang dilakukan gikut atan
hasan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan
suatu kegiatan tersebut memiliki kebakuan urutan ehingga dapat dikatakan sebagai prosedur
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan etiap kkan mencapai maksud atau
tujuan, metode adalah cara Rerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan uatu kegiatan
guna mencapai suatu tujuan yang an DSebagar cara yang teratur dan terpikir baik-baık untuk
yang utnya pokok ditentukan (Depdıkbud, 1995)

Metode adalah cara yang di dalam fungsiny merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal
in berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupur bagi murid (metode belajar), Winarno
Surakhm (1982.96) Menurut Sudjana (2009: 76) metode mengajar adalah cara yang
digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat pelajaran berlangsung Di
sisi lain, Atwi Suparman (2012:252) menyatakan metode instruksional berfungsi sebagai cara
dalam menyajikan (menguraikan, member contoh, dan member latihan) isi atau materi
instruksional kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu mad Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan, metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam melakukan
interaksi dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu

2) Dasar Pemilihan Metode Pembelajaran

Semakin tepat pemilihan metode dan semakin baik penerapan metode dalam
pembelajaran akan semakin efektif pencapaian tujuan pembelajaran. Namun per disimak
pernyataan berikut "tidak ada satupun meto yang baik digunakan untuk semua tujuan
pembelajara Pernyataan ini mengisyaratkan ba pemilihan dan penggunaan metode harus
mempertimbagkan beberapa faktor.

Faktor-faktor yang dimaksud, meliputi a) akteristiık tujuan pembelajaran (kognitif,


afektif, dan omotor), b) karakteristik materi pembelajaran d (fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur), c) karakteristik eserta didik (kematangan, motivasi, minat, gaya m belajar), d)
situasi tempat belajar, e) fsilhtas belajar yang n tersedia., f) kemampuan pengajar dalam
menggunakan ya kara PSkoi 2 metode pembelajaran Terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran, Winarno

3) Jenis Metode Pembelajaran

Berkenaan dengan pemilihan motode elajaran perlu memahamı sifat-sifat umum


yangterdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain Dengan
mencari ciri-ciri umum itu menjadı lebih mudah untuk mengadakan klasifikasi mengenai
jenis-jenis metode yang lazim dan prakt untuk dilaksanakan Sudjana (2009: 76)
mengatakan bahwa meskipun dibahas berbagai jenis metode mengajar, tidak berartı
bahwa dalam praktek masın masing metode tersebut berdiri sendiri-sendıri Pros
pembelajaran yang baik sebaiknya menggunakan berbagaı jenus metode mengajar secara
bergantian dan saling mendukung satu sama lain.

 Metode Ceramah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), metode ceramah
didefinisikan sebagai cara belajar mengajar yang menekankan pada pemberitahuan
searah darı pengajar ke siswa Metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar
didefinisıkan sebagai cara menyampai materi pelajaran dengan penuturan
secarakepada siswa atau khalayak ramai Metode ceramah juga dapat didefinisikan
sebagai suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas
atau kelompok individu. Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah sebuah bentuk
interaksı melalui penerangan dan enuturan secara lisan oleh seseorang terhadap
sekelompok pendengar Dalam pelaksanaan sebuah interaksi dalam pembelajaran,
penceramah/pengajar dapat menggunakan alat- alat pembantu untuk menjelaskan
uraiannya. Tetapi alat utama perhubungan dengan kelompok pendengar adalah bahasa
lisan. Winarno Surakhmad (1982 99)
Keuntungan dan Kelemahan Metode Ceramah
Keuntungan
 Cakupan materi yang diberikan banyak,
 Tenaga dan waktu yang dibutuhkan tidak banyak tetapi semua siswa dapat
menerima materi pelajaran secara bersamaan,
 Suasana kelas tenang karena siswa melakukan aktivitas yang sama, sehingga
guru dapat mengawasi siswa secara menyeluruh
 Melatih siswa untuk menggunakan indra pendengarannya dengan baik
sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpul unformasi dengan cepat
dan tepat,
 Dapat memberikan motivası dan doronga kepada siswa dalam belajar: dan
Fleksibel dalam penggunaan waktu, jika ma banyak sedangkan waktu terbatas
maka dapat dibicarakan pokok permasalahannya saja sedangkan bila waktu
masih panjang d dijelaskan lebih mendetail materi

Kelemahan
 Interaksi cenderung bersifat teacher centered (berpusat pada guru),
 Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah
menguasai bahan ceramah .
 Mungkin siswa memperoleh konsep lain yang berbeda dengan apa yang
dimaksudkan guru,
 Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika ceramah
berisi istilah yang tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah kepada
verbalisme
 Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan
masalah. Karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti pikiran guru,
 Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat .
 Bila guru menyampaikan bahan banyak dalam waktu yang terbatas, maka
akan menimbulkan kesan pemaksaan terhadap kemapuan penerimaan siswa,
 Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena guru kurang
memperhatikan faktor psıkologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan
menjadi kabur

Untuk dapat menetapkan apakah metode ceramah ini sesuai diterapakan dalam situasi
tertentu, pertama-tama perlu dipersoalkan kapankalh metode ceramah wajar dipergunakan
Winarno Surakhmad (1982 99) menyatakan, secara umum metode ceramah wajar dipakai,
apabila

1) Seorang penatar/pengajar akan menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat di


mana tidak terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang
dimaksud.
2) Seorang harus menyampaikan fakta pada kelompok pendengar yang besar jumlahnya
dan karena besarnya kelompok itu maka metode-metode penatar/pengajar yang lain
tidak mungkın dipergunakarn
3) Penatar/pengajar adalah bersemangat dan akan merangsang kelompok untuk
melaksanakan sesuatu
4) Seseorang akan menyimpulkan pokok yang penting yang telah dipelajari oleh
kelompok untuk memungkinkan anggota kelompokmelihat lebih jelas hubungan antar
pokok yang yang baru dalam rangka menghubungkannya dengan hasil interaksi yang
telah terjadi satu dengan yang lainnya
5) Seseorang akan memperkenalkan pokok sebelumnya. Langkah-langkah yang
sebaiknya diperhatikan agar metode ceramah dapat dilaksanakan secara wajar,
sebagai berikut (a) Rumuskan tujuan khusus yang diharapka dicapai oleh
pendengar/peserta didik (b) Setelah menetapkan tujuan pembelajaran, selidikilah
apakah metode ceramah benar- benar alternatif metode yang sesuai untuk tujuan
pembelajaran tersebut (c) Setelah melalui pertimbangan bahwa memang ceramah
merupakan metode unteraksi yang paling sesuai, maka bahan ceramah yang benar-
benar perlu diceramahkan (dikaitkan dengan tujuan pembelajaran) mulai dapat
disusun Dalam menyusun bahan ceramah, bedakan dan tetentukanlah isi pembelajaran
antara fakta, konsep dan keterampilan yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan
uraian tertentu.Tentukanlah strategi motivasi untuk mengumpulkan dan mengaitkan
para pendengar / peserta didık dan kebebasan pada materi yang akan diceramahkan.
Usahakan menanamkan makna yang jelas melalui beberapa cara, misalnya
memberikan pemahaman tentang makna-makna materi yang akan diuraikan dan
disimak yang diceramahkan. Adakanlah mengetahui tidaknya tujuan-tujuan khusus
untuk pengukuran Tanya Jawab membentuk tanya jawab yang digunakan untuk lalu
lintas dua arah seperti pada saat yang sama terjalin dialog antara guru dan siswa Guru
bertanya, siswa dan siswa dan guru menjawab. Dalam komunikasi ini, terlihat adanya
hubungan timbal balik atau interaksi secara langsung antara guru dengan siswa.
Sudjana 2009: 78) Sebagai suatu bentuk interaksi edukatif, metode Tanya jawab dan
respons yang perlu memperhatikan.

kelebihan dan kekurangan tentang metode tanya jawab dalam pelaksanan pembelajaran,
diantaranya sebagai berikut :

Keuntungan

 Tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan dengan
metode ceramah yang bersifat monolog
 Memberı kesempatan kepada peserta didık untuk mengemukakan materi yang belum
dikuasai . Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang dapat dibawa
kearah suatu diskusi. Kelemahan menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan.
Lebih lebih jika kelompok peserta didik memberikan jawaban atau pertanyaan yang
dapat menimbulkan masalah baru dan menyimpang
 Tanya jawab bisa dari pokok persoalan Penerapan Metode Tanya Jawab dalam
Pembelajaran .
 Penggunaan metode Tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang cukup wajar,
apabila pelaksanaannya ditujukan untuk Meninjau pelajaran yang lalu, agar peserta
didik memusatkan lagi perhatian pada jenus dan jumlah kemajuan yang telah
dicapaisehingga mereka dapat melanjutkan pelajaran berikutnya enyeling)
pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian peserta didik atau dengan perkataan
lain ,mengikutsertakan mereka Mengarahkan perhatian dan pemıkiran mereka Tanya
jawab janga digunakan untuk menulai perlu

dipersiapkan langkah-langkah Tanya jawab yang benar, dengan memperhatikan hal-hal


berikut a) Merumuskan tujuan Tanya jawab sejelasnya dalam bentuk khusus dan berpusat
pada tingkah laku peserta didik. b) Mencari alasan pemilihan metode Tanya jawab
kemungkinan-kemungkinan yang akan ) Menetapkan pertanyaan-pertanyaan dikemukakan d)
Menetapkan kemungkinan yawaban untuk menjaga agar tıdak menyimpang dari pokok
persoalarn 245

e) Menyediakan kesempatan bertanya kepada peserta didik

 metode diskusi adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan kegiatan tukar
pikiran antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan sıswa sebagai peserta
diskusi. Trowbridge dan Bybee (1990) menyatakan bahwa diskusi adalah bertukar
informasi dan ide-ide di antara anggota kelompok atau kelas Kegiatan pembelajaran
dengan metode diskusi memiliki beberapa kelebihan yang bisa dirasakan, yaitu
Mempertinggi partisipasi setiap anggota secara . individual e Mempertinggi
partisipasi kelompok secara keseluruhan . Wadah berlatih memperbaiki karakter
ndividu kearah yang lebih baik, seperti sikap toleransi, demokrasi, berpikir kreatif,
berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya, . Wadah berlatih mematuhi
peraturan- peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah,

Kelemahan

 Tidak selalu mudah bagi pemimpin diskusi untuk meramalkan arah penyelesaian
diskusi,
 Tidak selalu mudah bagi anggota kelompok diskusi untuk mengatur cara berpikir
secara rapih, apalagi secara ilmiah.
 Penerapan Metode Diskusı dalam Pembelajaran

Memperhatikan keuntungan dan kelemahan metode diskusi, dalam penerapannya perlu


memperhatıkan hal-hal berikut
1) Jenis dan sifat pertanyaan yang layak didiskusikan, menarik minat peserta didik yang
sesuai dengan tarafnya
2) Mempunyai kemungkinan-kemungkınan jawaban lebih dari sebuah yang dapat
dipertahankan kebenarannya,
3) Pada umumnya tidak menanyakan "manakah lebih yang jawaban yang benar" tetapi
mengutamakan membandingkan penalaran Pemimpin sebagai pengatur lalu-lintas
diskusi Kewajiban untuk mengatur lalu-lintas berarti bahwa pemimpin berperan
sebagai penegah untuk mengatur jalan, arus dan arah pendapat dari tiap orang agar
tidak terjadı kesimpang siuran, tabrakan, atau pembicaraan yang tidak tertuju pada
pokok diskust Agar "pengaturan"

tu tidak membunuh selera kelompok peserta didik untuk berdiskusi,

sekaligus pemimpin harus merangsang agar setiap anggota mengeluarkan


pendapatnya Sebagai pemimpin, ia memperolelh hak untuk

a) Menujukan pertanyaan-pertanyaan pada anggota kelompok tertentu


b) Menjaga agar tidak semua anggota berbicara serempak tanpa menındahkan mengambl
bahagiannya secara bergilır
c) Mencegah dikuasainya diskusi oleh orang- orang tertentu yang hanya gemar
berbicara, dan tidak mau mendengar
d) Membuka kesempatan kepada orang-orang tertentu yang pemalu atau pendiam, agar
mereka menyumbangkan ide-ide mereka,
e) Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap pembicaraan dapat dengan jelas ditangkap
oleh setiap pendengar
f) Pemimpin sebagai dinding penangkis

Setiap kali pemimpin diskusi menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta diskusi,
ia harus segera menilai mana yang perlu dipantulkan kepada kelompok, sehingga tidak terjadı
Tanya jawab antara pemimpin diskusi dengan sejumlah kecil anggota diskust saja Pemimpin
sebagai penunjuk jalan Sebagai pemimpin interaksi yang berbentuk musyawarah, salah satu
lagi tgas penting pemimpin tersebut adalah member petunjuk- petunjuk umum mengenai
kemajuan-kemajuan diskusi Setiap anggota harus mengetahui dan menyadari pokok atau
bentuk diskusi Ada kanyanya, karena mereka belum memahami benar masalah pokok yang
mereka harus diskusikan, mudah timbul pertanyaan-pertanyaan dan raan yang menyimpang
Menjadi kewajiban bagi pemimpin untuk meluruskan jalan interaksi itu bila diskusi Nampak
menyimpang.

 Metode Tugas

Dalam percakapan sehari-harı metode tugas inu dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah.
Akan tetapi sebenarnya metode ini lebih luas dari pekerjaan rumah saja, karena metode inı
terdiri atas tiga fase Pertama pengajar memberi tugas, kedua peserta didik melaksanakan
tugas (belajar) dan fase ketiga, peserta didik "mempertanggung jawabkan" kepada pengajar
apa yang telah dipelajarı (Winarno Surkhmad, 1982 114)

Keuntungan bagi peserta didik.:

 Pengetahuan yang mereka peroleh dari hasil belajar, hasil eksperimen atau
penyelidikan yang banyak hubungannya dengan hidup mereka akan lebih lama
diingat,
 perkembangan dan keberanian menganm sendiri Peserta didik berkesempatan
mempuk inusiatip, bertanggung jawab dan berdiri Kelemahan Sering kalı peserta
didik melakukan penipuan diri, dimana mereka hanya menuru hasil .pekerjaan
orang lain, tanpa mengalamı peristiwa belajar
 Adakalanya tugas itu dikerjakan orang alain tanpa pengawasan, Apabila tugas
terlalu sering diberikan, apalagi tugas-tugas tu sukar dilaksanakan, ketenangan
mental peserta didik dapat terganggu n? la .
 Bila tugas diberikan secara umum, mungkin seseorang peserta didik akan mengala
kesulitan karena sukar membuat tugas dengan adanya perbedaan individu

Untuk menerapkan metode tugas, pemberian tugas yang wajar diperlukan tujuan dan
petunjuk yang jelas 1) Tujuan yang jelas Agar hasil belajar memuaskan pengajar perlu
merumskan tujuan yang jelas yang hendak dicapai oleh peserta didik. Tujuan itu hendaklah
(1) Merangsang peserta didik berusaha lebih baik, memupuk inisiatif bertanggung jawab dan
berdiri sendiri, (2) Memperkaya kegiatan belajar di luar, (3) emperkuat hasil belajar
berkembang dengan mengintegrasikan 2) Petunjuk -petunjuk yang jelas. yang harus
dikerjakan peserta didik harus jelas Ini berarti bahwa pengajar dalam memberikan tugas,
harus menjelaskan aspek- aspek yang perlu dipelajari oleh peserta didik, agar mereka tidak
merasa bingung mengenai apa yang harus mereka pelajarı dan segi-segi mana yang harus
dipentingkan Jika aspek aspek yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian mereka waktu
belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang diperhatikan itu

 Metode Demonstrasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, demonstrasi diartikan sebagai peragaan atau
pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu (Depdikbud, 1995)
Trowbridge dan Bybee (1990) menyatakan, "A demonstration has been defined as a
process of showmg something to another person or group" Tuuan demonstrasi adalah
untuk memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melihat suatu fenomena atau
peristiwa lain yang tidak mungkin bisa diamati langsung dapat digunakan untuk
membelajarkan konsep atau keterampilan secara langsung, atau untuk menyiapkan
siswa bekerja di laboratorium Ditinjau dari proses pelaksanaan, metode demonstrasi
dapat juga diartikan (1) demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
membelajarkan peserta didik dengan cara Demonstrasımenceritakan dan
memperagakan suatu langkah- langkah pengerjaan sesuatu, (2) demonstrasi
merupakan praktik yang diperagakan kepada peserta didik, (3) demonstrasi adalah
cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada peserta
didik tentang suatu proses, situası atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik
dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan (pemodelan) yang
dipertunjukkan oleh pengajar atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan
yang harus didemonstrasikan, dan (4) metode demonstrasi adalah metode penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukkan kepada siswa tentang suatu
proses situasi, kejadian, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar
tiruan (pemodelan)

Keuntungan.
 Perhatian peserta didik dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap penting sehingga
hal-hal penting itu dapat diamati seperlunya Perhatian peserta didik lebih mudah
dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju kepada hal-hal yang tidak relevan, .
 Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya
mendengar atau membaca buku, karena pesertadidik memperoleh gambaran yang
jelas dari hasil pengamatan.
 Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada peserta didik dapat dijawab
lebih teliti waktu proses demonstrasi

Kelemahan

 Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan- bahan, dan tempat yang memadai,


sehingga penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang relatif lebih mahal
dibandingkan dengan ceramah,
 Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan pengajar yang khusus,
sehingga pengajar dituntut untuk berkerja lebih professional, di samping itu
demonstrasi memerlukan kemauan dan motivasi pengjar yang baik untuk keberhasilan
proses pembelajaran peserta didik .
 Bila jumlah peserta didik besar, tidak semua peserta didik dapat terlibat secara aktif
dalam melakukan demonstrasi,

Agar penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran dapat efektif, perlu diperhatikan
hal- hal berikut

1) Merumuskan tujuan yang jelas dari sudu kecakapan yang diharapkan dapat
dicapai apabila demonstrasi itu berakhir
2) Apakah metode demonstrasi itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang
paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan?
3) Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan
mudah, dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu
dilakukan demonstrasi tidak gagal?, diadakan demonstrasi dengan jelas?
demonstrasi yang akan dilaksanakan
4) Apakah jumlah peserta didik memungkinkan
5) Menerapkan garis besar langkah-langkah
6) Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan,
7) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan peserta didik Selama demonstrasi
8) Keterangan-keterangan dapat didengar v Alat telah ditempatkan pada posisi yang
berlangsung perlu diperhatikan, apakah dengan jelas oleh peserta didik, baik,
sehingga setiap peserta didik dapat melihat dengan jelas.Telah disarankan kepada
peserta didik untuk membuat catatan-catatan
 Metode Eksperimen
Menurut Roestiyah (2001), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang
mengajak siswa untuk melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati proses
serta menuliskan hasil percobaan, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru Berikutnya, Bahri menyatakan bahwa metode percobaan (eksperimen)
adalah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa secara perorangan atau kelompok
untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan (Djamara & Zain, 2000)

Keuntungan

 Peserta didik dapat aktif mengambil bagian berbuat untuk dirinya sendiri. la tidak
hanya melihat orang lain menyelesaikan suatu eksperimen, tetapi dengan berbuat
sendiri ia memperoleh kepandaian-kepandaian yang diperlukarn .
 la mendapat kesempatan yang sebesar- besarnya untuk melakukan langkah-langkabh
dalam cara-cara berpikir ilmiah Ramalan- ramalan atau hipotesis-hipotesis dapat diuji
kebenarannya dengan mengumpulkan data hasil observasi kemudian ia menafsirkan
dan membuat kesimpulan dikembangkan, didik dapat dikembangkan. .
 Sikap ilmiah peserta didik dapat .
 Keterampilan proses berpıkir ilmiah peserta

Kelemahan .

 Keterbatasan alat-alat mengakibatkan tidak setiap peserta didik mendapat kesempatan


untuk mengadakan eksperimen .
 jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, ia harus menanti untuk dapat
melanjutkan pelajaran,
 Kurangnya persiapan dan pengalaman peserta didik akan menimbulkan kesulitan
pelaksanaan eksperimern

Agar penerapan metode eksperimen dalam hal- pembelajar dapat efektif, perlu
diperhatikan hal berikut

1) Hendaknya pengajar menerangkan sejelas- jelasnya tujuan-tujuan pelajaran kepada


peserta didik sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab
dengan eksperimen,
2) Hendaknya pengajar membicarakan bersama- sama peserta didik langah-langkah yang
dianggap baık untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan
yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat,
3) Bila perlu, pengajar menolong peserta didik untuk memperoleh bahan-bahan yang
diperlukan
4) Pengajar perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhur, ia membandingkan
bandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang lain dan mendiskusikannya bila
ada perbedaanperbedaan atau kekeliruan- kekeliruan Metode Kerja Kelompok Istılah
bekerja kelompok di paka untuk merangkum pengertian dimana peserta didik dalam
suatu kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencapai suatu
tujuan pelajaran yang tertentu dengan bergotong royong (Winarno Surakhmand, 1986
117) Sebagai metode kerja kelompok dapat dipakai mengajar untuk mencapai
bermacam-macam tujuan

Beberap dasar pengelompokan :

 Pengelompokan didasarkan atas perbedaan undividual dalam kemampuan belajar Hal


serupa ini diperlukan terrutama apabila komposisi keanggotaan kelompok sangat
hetrogen ditinjau dari sudut kecakapan,
 Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar Pengelomokan
ini dilakukan apabila untuk perkembangan setiap peserta didik dianggap perlu untuk
lebih kesemptarn banyak mengembangkan minat masing-masing ;

Metode Kerja kelompok

Beberapa dasar pengelompokan :

 Pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan


belajar.
 Pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam minat belajar.
 Pengelompokan atas dasar fasiitas yang tersedia
 Pengelompokan atas dasar peningkatan partisipas
 Pengelompokan atas dasar pembagian pekerjaan

Beberapa variael pokok yang mempengaruhi hasil kerja kelompok adalah :

1) Kecerdasan individual
2) Hubungan emosional antar individu dengan individu
3) Familiaritas dalam masalah yang menjadi perhatian kelompok
4) Familiritas akan metode-metode kerja kelompok
5) Strktur kerja kelompok

Keuntungan :

 Pedagogis, Kerja kelompok akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian


peserta didik, seperti adanya kerja sama, toleransi dan berpikir kritis.
 Psikologis, timbul persaingan positif antar kelompok karena mereka
bekerja pada masing-masing kelompok
 Sosial,peserta didik yang paling pntar dalam kelompok tersebut dapat
membantu peserta didik yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas.
Kelemahan :

Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan ang kompleks


Bila pengajar dan orangtua kurang mengontrol maka terjadi persaingan
tidak sehat
 Tugas-tugas yang diberikan kadang hanya dikerjakan oleh segelintir
peserta didik yang rajin dan ointar, sedangkan peseta didik yang lain akan
menyerahkan tugas yang dikerjakn oleh peserta didik yang rajn tadi.
Agar penerapan metode kerja kelompok dapat efektif , maka perlu memperhatikan hal-hal
berikut :

1) Diberi kebebasan menetukan anggota klompok yang berjumlah antar 3-5


orang
2) Setelah terbentuk kelompok, tetapkan secara aklamasi pemimpin kelompok
yang akan mengatur diskusi dan notulen.
3) Jika diskusi kelompok dilakukan diluar, tentukan jadwal dan tempat diskusi.
4) Rumuskan pertanyaan atau permasalahan yang akan di pecahkn atau
didiskusikan olh kelompok
5) Bahas dan pecahkan masalah satu persatu dengan cara member setiap anggota
kelompok member pendapatnya.
6) Bila ada pertanyaan yang tidak bisa dipecahkan, tangguhkan saja kepada si
pengajar.
7) Kesimpilan hasil diskusi dicatat penulis, lalu diagikan kepada anggota
kelompok untuk dipelajari secara lanjut.
 Metode Latihan (Drill)
Metode Latihan (Drill) adalah suatu metode yang dapat diartikan sebagai suatu cara
untuk menguasai materi dengan cara untuk menguasai materi dengan cara peserta
didik diberi kegiatan berlatih tentang materi pembelajaran yang akan ditanamkan pada
peserta didik sehingga ia memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan atau masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang tekah
dikaitkannya. Terdapat banyak kesamaan antara metod latihan dengan metode
penugasan, bahkan ada yang mengemukakan bahwa metode latihan merupakan
bagian dari metode penugasan.
Dalam penerapan metode latihan ini memiliki beberapa keuntungan :
 Memberi setiap kesempatan kepada setiap peserta didik untuk
mengembangkan potensi-potensi mereka atau kemampuan yang dimilikinya
secara optimal.
 Metode latihan dapat digunakan untuk mengebangkan aktivitas, kreativitas,
tanggung jawab, dan disiplin peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
 Peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri dan bekerja secara
mandiri.
 Metode latihan dapat merangsang daya piker peserta didik karena mereka
dituntuk untuk melatih kemampuan secara optimal
 Metode latihan juga dapat dilakukan secara berkelompok maupun
berkelompok
Metode latihan juga memilki beberapa kekurangan :

 Apabila latihan tersebut diberikan secara berkelompok, seringkali yang


mengerjakan hanya peserta didik tertentu saja, sedangkan peserta lainnya
hanya menompang nama
 Apabila latihan dikerjakan diluar kelas, sulit untuk mengontrol apakah mereka
mengerjakan secara menyeluruh atau malah menyuruh teman yang lainnya.
 Metode latihan dengan sendirinya menuntut tanggung jawab guru yang sangat
besar untuk memeriksa dan memberikan umpan balik terhadap latihan-latihan
yang dikerjakan oleh peserta didik.
 Apabila latihan tersebut terlalu banyak maka akan menyita waktu peserta
didik.
 Metode Problem solving
Metode problem solving (pemecahan masalah) adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai
masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan sendiri atau
secara bersama-sama.
Keuntungan :
 Melatih peserta didik untuk merancang suatu penemuan
 Berpikir dan bertindak kreatif
 Memecahkan masalah secara realistis
 Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
 Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
Kelemahan :

 Beberapa pokok bahasan sangat suli untuk menerapkan metode problem


solving.
 Membutuhkan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan metode
pembelajaran lainnya
 Penerapan Metode Problem Solving daam pembelajaran
Penyelesaian masalah menurut David Johnson and Johnson (Gulo, 2002:117) sebagai
berikut :
1) Mengidentifikasi masalah
2) Mendiagnosis masalah
3) Merumuskan alternative strategi
4) Menentukan dan menerapkan strategi
5) Mengevaluasi keberhasilan strategi

3. Komponen Media Dan Alat Instruksional

A. Pengertian Media Pembelajaran


Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti
pengantara atau pengantar. Braidle (Wina Sanjaya, 2006:167) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio , televise, buka, Koran, majalah
dan sebagainya.
B. Karakteristik Media Pembelajaran
Ciri-ciri media pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Mempunyai daya tarik yang besar dan dapat menimbulkan keinginan dan
minat baru , hal ini terjadi karena peranan warna , gerakan, intonasi suara,
bentuk rancangan yang dibuat sedemikian rupa sehingga unik sifatnya.
2) Dapat mengatasi keterbatasan fisik kelas
3) Penggunaan media dengan kombinasi yang cocok
4) Media dapat menyeragamkan penafsiran siswa yang berbeda-beda
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar
6) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh
C. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip umum tersebut adalah :
1) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
3) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa
4) Media yang akan dipergunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi
5) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya.
D. Klasifikasi Dan Macam-Macam Media Pembelajaran

1. Dari sifatnya media dapat dibagi dalam :


 Media adiktif
 Media visual
 Media audio visual
E. Kelebihan Dan Kekurangan Berbagai Mediapembelajaran

1) Media cetak
Kelebihannya : Penggunaannya praktis, tidak memerlukan ruang gelap, mudah
dioperasikan
Kekurangannya : membutuhkan reading habits, membutuhkan pengetahuan
awal, kurang bisa membantu daya ingat, apabila penyajiannya tidak menarik,
akan cepat membosankan.
2) Media transparansi
Kelebihannya : penggunaanya praktis, tidak memerlukan ruang gelap, mudah
dioperasikan
Kekurangannya : memerlukan peralatan khusus untuk penampilan,
memerlukan penataan khusus, memerlukan kecakapan khusu dalam
pembuatannya.
3) Media audio
Kelebihannya : imajinatif, individual, relatif lebih murah, mobile, dapat
merangsang partisipasi aktif pendengarnya, sangat tepat untuk materi musik
dan bahasa
Kekurangannya : komunikasi satu arah, abstrak, auditif
4) Slide suara
Kelebihannya : dapat digunakan dalam kelompok besar, dapat memusatkan
perhatian, dapat dikontrol oleh guru, penyimpanan mudah
Kelemahannya : gambar yang lepas menjadi mudah hilang, hanya menyajikan
gambar diam
5) Multi media
Kelebihannya : interaktif, individual, fleksibel, motivasi, umpan balik, kontrol
ada pada pengguna
Kekurangannya : memerlukan peralatan multimedia, perlu kemampuan
pengoperasian, tidak punya sentuhan manusiawi
F. Komponen Waktu Belajar

Guru harus tau alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan


pembelajaran dan waktu yang dipergunakan guru dalam menyampaikan informasi
pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin
dicapai.

4. Penyusunan Strategi Pembelajaran

Dalam menyusun strategi pembelajaran ini merujuk kepada komponen yang


dikembangkan oleh Atwi Suparman.

Tahap 7 : Mengembangkan Bahan Instruksional (Develop Instructional Material)

1. Konsep Pengembangan Bahan Instruksional


Menurut Sungkono, dkk (2003:1) “ bahan pembelajaran adalah seperangkat bahan
yang memuat materi atau isi pembelajaran yang didesain untuk mencapai tujuan
pembelajaran”. Pengembangan bahan ajar adalah suatu proses yang sistematis dalam
mengidentifikasi, mengembangkan , dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran yang
dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan lebih efisien. Banathy
(dalam Gatot 2008)

a. Bahan pembelajaran yang didesain lengkap


b. Pembelajaran yang didesain tidak lengkap
Bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk komponen pembelajaran yang
didesain dalam bentuk komponen pembelajaran yang terbatas, seperti dalam bentuk
sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan sebagai alat
bantu ketika tegana pendidik dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Jika dilihat dari bentuk bahan ajar yang telah dipaparkan di atas, maka jenis bahan
pembelajaran dapa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan pembelajaran dalam bentuk
printed materials dan electronic material.

a. Printed materials :
1. Handout
2. Buku pelajaran
3. Modul
4. Programed materials
b. Electronic materials :
1. CD Interactive
2. TV
3. Radio

Saat ini bahan pembelajaran yang akan dikembangkan cenderung pada bahan pembelajaran
yang berbentuk cetak (printed materials). Berikut akan dijelaskan secara singkat dari bentuk
bahan pembelajaran tercetak, sebagai berikut :

1. Handout
Handout adalah buku pegangan siswa yang berisi tentang suatu materi pembelajaran
secara lengkap.
2. Buku pelajaran
Buku pelajaran adalah buku yang digunakan dalam proses pembelajaran, memuat
bahan ajar dari suatu mata pelajaran atau bahan kajian yang minimal harus dikuasai
peserta didik dan jenis pendidikan tertentu.
3. Modul
Modul merupakan satu unit program pembelajaran yang terencana, didesain guna
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
2. Mengembangkan bahan instruksional
Jenis modul dapat dibagi menjadi dua bentuk, yakni:
1. Modul sederhana
Modul sederhana yaitu bahan pembelajaran tertulis yang hanya terdiri atas 3-5
halaman, bahan pembelajaran ini dibuat untuk kepentingan pembelajaran 1-2 jam
pembelajaran.
2. Modul kompleks
Modul kompleks, yaitu bahan pembelajaran yang terdiri atas 40-60 halaman,
untuk 20-30 jam pembelajaran modul kompleks dapat dilengkapi dengan bahan
oaudio, video/film, kegiatan percobaan, praktikum dan sebagainya.

Tahap 8 : menyusun desain dan melaksanakan evaluasi formatif

1. Hakikat evaluasi formatif

Pengertian evaluasi menurut parah ahli :

Scrive : “evaluation is the process of determining themerit, wort and value of things and
evaluation are the product of the process”.

Atwi Suparman, 2012:301 : evaluasi adalah suatu proses menentukan manfaat, harga, dan
nilai dari sesuatu dan evaluasi adalah produk dari proses tersebut.

Scrive membedakan dua macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif dimaksudkan untuk membantu pengembangan dan perbaikan program.
Evaluasi sumatif dimaksudkan untuk menentukan nilai dari suatu objek yang telah
dikembangkan

2. Empat tahap evaluasi formatif


Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formatif yang dihasilkan adalah instrument
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Berikut akan diuraikan keempat tahap evaluasi
formatif secara singkat, sebagai berikut :

1. Review oleh ahli


Review ahli penting untuk memperoleh pendapat pihak lain sesame ahli tentang
berbagai aspek seperti ketepatan konten menurut ahli bidang studi.
2. Evaluasi satu-satu
Evaluasi satu-satu dilakukan antara pendesain instruksional dengan tiga peserta didik
secara individual.
3. Evaluasi kelompok kecil
Evaluasi kelompok kecil adalah mengindentifikasi kekurangan kegiatan instruksional
setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu baik oleh pakar maupun peserta didik.
4. Uji coba lapangan
Uji coba lapangan adalah untuk mengidentifikasi kekurangan produk instruksional
tersebut bila digunakan dalam kondisi yang mirip dengan kondisi pada saat produk
tersebut digunakan dalam dunia sebenarnya.
3. Mengkonstruksikan instrument evaluasi formatif

Evaluasi formatif melibatkan berbagai kelompok, seperti peserta didik, pengajar, pengelola
satuan pendidikan, dan masyarakat pengguna lulusan. Salah satu contoh instrument, jenis
skala nilai sebagai berikut :

Skala Nilai Likert:

Skala nilai likert terdiri dari satu set butir pernyataan yang mempunyai nilai postip dan atau
negative. Responden menjawab setuju – tidak setuju. Lima skala yang digunakan likert
adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS).

No Pernyataan SS S N TS STS
1
2
3
4
dst
BAB III

PEMBAHASAN / ANALISIS

3.1 Kelemahan Buku

Dalam buku Desain Pembelajaran ini, terkadang ada kata-kata yang kurang saya
pahami. Namun buku ini mencakup banyak pengetahuan tentang desain pembelajaran. Selain
itu, pengulangan informasi juga sering terjadi pada bab-bab berikutnya. Isi buku ini memuat
banyak pengertian dari para-para pendapat. Setiap bab penulis membuat keimpulan yang
mudah dimengerti.

3.2 Kekurangan Buku

Berikut beberapa kelemahan yang terdapat dalam buku :

 Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
Pengulangan informasi sering terjadi pada bab-bab berikutnya.
 Terkadang ada kata-kata yang tidak bisa saya mengerti maupun saya terjemahkan.
 Terkadang ada kata-kata yang tidak berhubungan dengan buku tersebut.

3.3 Kelebihan Buku

 Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya.
 Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.
 Rumusan masalah dijelaskan dengan bagus walaupun banyak kata yang susah
dimengerti.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik.

Adapun komponen utama desain pembelajaran yaitu : Tujuan pembelajaran,


Pembelajar, Analisis pembelajaran, Strategi Pembelajaran, dan Penilaian belajar.
CRITICAL BOOK REPORT

DESAIN PEMBELAJARAN

SAULINA MEI ERNI AMBARITA

5173311016

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas critical book report mata kuliah
Desain Pembelajaran ini. Penulis berterima kasih kepada Ibu dosen yang bersangkutan yang
sudah memberikan bimbingannya.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dalam penulisan
tugas ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
tugas ini.

            Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, April 2018

Penulis

Anda mungkin juga menyukai