PENDAHULUAN
RINGKASAN BUKU
2.1.RINGKASAN BUKU UTAMA
BAB III : MODEL DESAIN PEMBELAJARAN DICKAND CAREY
Desain pembelajaran adalah sebuah upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan pendekatan system.
Pada bab ini akan di bahas model pembelajaran Dick and Carey (2009). Model ini
memiliki sepuluh langkah/tahap yakni: (1) tahap mengidentifkasi kebutuhan instruksional
umum; (2)tahap melakukan analisis instruksional; (3) tahap mengidentifikasi perilaku dan
karakteristik awal peserta didik (4) tahap menulis tujuan instruksional khusus/performansi;
(5) tahap menulis tes acuan patokan; (6) tahap menyusun strategi instruksional; (7) tahap
mengembangan bahan instruksional; (8) tahap menyusun desain dan melaksanakan evaluasi
formatif; (9) tahap merevisi bahan pembelajaran, dan (10) tahap mendesain dan
melaksanakan evaluasi sumatif.
Identifikasi kebutuhan pembelajaran dapat dilakukan oleh tiga kelompok orang yakni,
peserta didik, masyarakat (wali murid),dan pendidik.
Dick and Carey (1985) menyatakan bahwa “tujuan pengajaran adalah untuk
menentukan apa yang dapat oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran”.Rumusan tujuan pembelajaran menurut Dick and Carey (1985) harus jelas
dan dapat diukur, berbentuk tingkah laku.
Degeng (1989) mengemukakan ada tiga komponen utama dari suatu rumusan tujuan
pembelajaran, yaitu perilaku, kondisi, dan derajat criteria keberhasilan.
Benyamin S. Bloom (B. Uno, 2012;60) meliputi kawasan, kognitif, afektif, dan
psikomotor.
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan meliputi perilaku-perilaku yang menekankan mengingat, seperti
mengingat ide, fenomena atau peristiwa, istilah dan fakta, rumus, dan sebagainya.
b. Pemahaman
Pemahaman merupakan perilaku menerjemahkan, menafsirkan,
menyimpulkan atau mengeksplorasi konsep dengan menggunakan kata kerja atau
symbol-symbol lain yang dipilihnya sendiri.
c. Penerapan
Penerapan melipitu penggunaan konsep atau ide, prinsip, teori, prosedur atau
metode yang telah dipahami peserta didik kedalam praktik memecahkan masalah atau
melakukan suatu pekerjaan.
d. Analisis
Analisis meliputi perilaku menjabarkan atau menguraikan konsep menjadi
bagian-bagian yang lebih rinci dan menjelaskan keterkaitan atau hubungan antara
bagian-bagian tersebut.
e. Sintesis
Sintesis berkaitan dengan kemampuan menyatuhkan bagian-bagian secara
terintegrasi menjadi suatu bentuk tertentu yang semula belum ada.
f. Evaluasi
Kemampuan mengevaluasi berarti membuat penilaian tentang nilai untuk
maksud tertentu.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran Rana Afektif
Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai inters,
apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan social. Tingkat afeksi ini ada ima, dari
yang paling sederhana ke yang paling kompleks:
a. Pengenalan
Kemauan menerima merupakan keingginan untuk memperhatikan suatu gejala
atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, dan lainnya.
b. Pemberian Respon
Kemampuan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjukkan pada
partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu
c. Penghagaan Nilai
Berkeyakinan dalam hal ini brkaitan dengan menerima system nilai tertentu
pada diri individu. seperti menunjukkan kepercayaan kepada sesuatu.
d. Mengorganisasi
Pengorganisasian berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai system
nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu system nilai yang lebih tinggi.
e. Pengalaman
Ini adalah tingkat afektif tertinggi. Pada tahap ini individu yang sudah
mempunyai system nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan system nilai
yang dipegangnya.
f. Pengalaman
Pada tahap ni individu yang sudah punya system nilai selalu menyelaraskan
perilakunya sesuai dengan system nilai yang dipegang ny, seperti bersikap objekrif
terhadap setiap hal.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran Rana Pisikomotor
Taksonomi tujuan pembelajaran rana psikomotor, meliputi enam jenjang mulai dari
tingkat yang paling rendah, ke tingkat yag paling tinggi.
a. Persepsi
b. Kesiapan
Kesiapan merupakan perilaku yang siaga untuk kegiatan atau pengalaman
tertentu. Seperti kesiapan mental, kesiapan fisik atau kesiapan emosional.
c. Gerakan Terbimbing
Gerakan terbimbing adalah gerakan yang meniru suatu model dan terus
mencobanya hingga dapat menguasainya dengan benar.
d. Gerakan Terbiasa
Gerakan terbiasa adalah gerakan yang sudah dipelajari respond an sudah
menjadi kebiasaan .
e. Gerakan yang Kompleks
Gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang berada pada tingkat
keterampilan yang tinggi.
f. Penyesuaian dan keaslian.
Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil sehingga ia
sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi yang menuntut
persyaratan tertentu.
Tahap 2: Analisis Pembelajaran
Ahap kedua ini dari kegiatan pengembangan desain pembelajaran adalah melakukan
analisis pembelajaran. Dngan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan-
keterampilan bawaan (subordinate skills).
Materi pembelajaran identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, akan
membahas tentang :
Menidentifikasi peilaku dan karakteristik awal peserta didik adalah kegiata untujk
menemukan kemampuan dari perseorangan peserta didik.
Perilaku dan karakteristik awal peserta didik yang perlu diketahui perancang pembelajaran
bias berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau
kemampuan awal (pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki sehingga dapat
mengikuti pembelajaran tersebut).
Ada tiga macam sumber yang memberikan informasi kepada pendesain pembelajaran yaitu,
(1) peserta didik atau calon pesert didik; (2) orang-orang yang mengetahui kemampuan
peserta didik; (3) doen yang biasa mengajar mata pelajaran tersebut. Sedangkan teknik yang
dapat digunakan dalam mengidentifikasi perilaku awal peserta didik, yaitu: kuesioner,
interviu, observasi, dan tes.
Keterampilan peserta didik yang ada di kelas sangatlah heterogen. Dimana sebagian
sudah menguasai materi dan sebagian lagi belum menguasai sama sekali.
Untuk mengatasi hal ini, ada dua cara pendekatan yang dapat dipilih. Pertama, peserta
didik menyesuaikan dengan materi pembelajaran, hal yang dapat dilakukan adalah: (1) selksi
penerimaan peserta didik (2) tes dan pengelompkan peserta didik; (3) lulus matapelajaran
prasyarat.
Materi kedua, materi pembelajaran disesuaikan dengan peserta didik. Peserta didik yang
mebung mengetahui pembelajaran dapat mengulangnya kembali dari awal sedangkan peserta
didik yang suda mengetahui sebagian materi dapat mempelajarinya mulai dari tengah atau
diatasnya.
Pendekatan kedua diatas bila diterapkan secara ektrim, tidak ada yang sesuai untuk mengtasi
masalah hetrogennya peserta didik dalam system pendidik biasa. Karena itu, dapat dilakukan
pendekatan ketiga, yang mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan dan karakteristik awal peserta didik.
b. Menyusun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
awal peserta didik.
c. Mengunakan system pembelajaran yang memungkinkan peserta didik maju menurut
kecepatan dan kemampuan masing-masing.
Identifikasi perilaku dan karakteristik peserta didik dalam mata kuliah mekanika
teknik 1 yang dilakukan dilakukan, sebagai berikut:
a. Ada sejumlah peserta didik memilih program studi pendidikan teknik bangunan sesuai
dengan keinginan sendiri.
b. Ada sejumlah peserta didik memilih program studi pendidikan teknk bangunan
sebagai piliha ke dua dan latar belakang peserta didik sebelumnya tidak relevan
dengan prodi pendidikan teknik bangunan.
c. Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan unutuk memahami materi
mekanika.
Tahap 2: Analisis Pembelajaran
Ahap kedua ini dari kegiatan pengembangan desain pembelajaran adalah melakukan
analisis pembelajaran. Dngan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan-
keterampilan bawaan (subordinate skills).
Materi pembelajaran identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, akan
membahas tentang :
Menidentifikasi peilaku dan karakteristik awal peserta didik adalah kegiata untujk
menemukan kemampuan dari perseorangan peserta didik.
Perilaku dan karakteristik awal peserta didik yang perlu diketahui perancang pembelajaran
bias berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau
kemampuan awal (pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki sehingga dapat
mengikuti pembelajaran tersebut).
Ada tiga macam sumber yang memberikan informasi kepada pendesain pembelajaran yaitu,
(1) peserta didik atau calon pesert didik; (2) orang-orang yang mengetahui kemampuan
peserta didik; (3) doen yang biasa mengajar mata pelajaran tersebut. Sedangkan teknik yang
dapat digunakan dalam mengidentifikasi perilaku awal peserta didik, yaitu: kuesioner,
interviu, observasi, dan tes.
Keterampilan peserta didik yang ada di kelas sangatlah heterogen. Dimana sebagian
sudah menguasai materi dan sebagian lagi belum menguasai sama sekali.
Untuk mengatasi hal ini, ada dua cara pendekatan yang dapat dipilih. Pertama, peserta
didik menyesuaikan dengan materi pembelajaran, hal yang dapat dilakukan adalah: (1) selksi
penerimaan peserta didik (2) tes dan pengelompkan peserta didik; (3) lulus matapelajaran
prasyarat.
Materi kedua, materi pembelajaran disesuaikan dengan peserta didik. Peserta didik yang
mebung mengetahui pembelajaran dapat mengulangnya kembali dari awal sedangkan peserta
didik yang suda mengetahui sebagian materi dapat mempelajarinya mulai dari tengah atau
diatasnya.
Pendekatan kedua diatas bila diterapkan secara ektrim, tidak ada yang sesuai untuk mengtasi
masalah hetrogennya peserta didik dalam system pendidik biasa. Karena itu, dapat dilakukan
pendekatan ketiga, yang mempunyai ciri sebagai berikut:
d. Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan dan karakteristik awal peserta didik.
e. Menyusun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
awal peserta didik.
f. Mengunakan system pembelajaran yang memungkinkan peserta didik maju menurut
kecepatan dan kemampuan masing-masing.
Identifikasi perilaku dan karakteristik peserta didik dalam mata kuliah mekanika
teknik 1 yang dilakukan dilakukan, sebagai berikut:
d. Ada sejumlah peserta didik memilih program studi pendidikan teknik bangunan sesuai
dengan keinginan sendiri.
e. Ada sejumlah peserta didik memilih program studi pendidikan teknk bangunan
sebagai piliha ke dua dan latar belakang peserta didik sebelumnya tidak relevan
dengan prodi pendidikan teknik bangunan.
f. Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan unutuk memahami materi
mekanika.
B. Relevansi
C. Capaian Pembelajaran
Menurut Dick and Carrey (1985), tujuan performansi terdiri atas : a. Tujuan harus
menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik, b. Menyebutkan
tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat, yang hadir pada waktu anak
didik berbuat, c. Menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak
didik yang dimaksudkan pada tujuan.
Unsur-unsur yang terdapat dalam rumusan tujuan instruksional khusus dikenal dengan
ABCD yang berasal dari empat kata sbb :
b. Behavior, adalah perilaku yang spesifik yang akan melaksanakan proses belajarnya dalam
pelajaran tersebut.
c. Condition, adalah batasan yang dikenakan kepada peserta didik atau alat yang digunakan
peserta didik pada saat ia dites.
f. Degree, adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai perilaku yang terdapat
pada tujuan instruksional khusus.
``Contohnya, jika diberikan gambar knstruksi rangka batang statis tertentu dengan
pembebanannya, mahasiswa jurusan PTB semester satu UNIMED akan dapat menghitung
gaya-gaya batang dengan metode Cremona, benar minimal 70%.
C : Jika diberikan gambar konstruksi rangka batang statis tertentu dengan pembebanannya
1. Mahasiswa semester 1 Jurusan PTB FT Unimed akan dapat menjelaskan hakikat gaya
dengan benar minimal 70%, tanpa melihat buku
2. Mahasiswa semester 1 Jurusan PTB FT Unimed akan dapat menjelaskan jenis-jenis
tumpuan dengan benar minimal 70%, tanpa melihat buku
3. Mahasiswa semester 1 Jurusan PTB FT Unimed akan dapat menghitung besaran reaksi
tumpuan dengan benar minimal 70%, tanpa melihat buku
4. Mahasiswa semester 1 Jurusan PTB FT Unimed akan dapat menerapkan metode Titik
Potong Ritter dalam perhitungan gaya-gaya batang dengan benar minimal 70%, tanpa melihat
buku
A. Rangkuman
2. Dengan merumuskan TIK, dapat ditentukan berbagai komponen lain dalam sistem
instruksional termasuk alat pengukur hasil belajar dan isi pembelajaran.
A. Deskripsi
B. Relevansi
Penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk tujuan
mengambil keputusan tentang pencapaian tujuan pembelajaran.
C. Capaian Pembelajaran
B. Kriteria/Pendekatan Penilaian
Dalam kegiatan penilaian, ada dua kriteria, yakni penilaian acuan patokan dan
penilaian acuan norma. Penilaian acuan patokan adalah penilaian yang diacukan kepada
tujuan instruksional yang harus dikuasai peserta didik, dan penilaian acuan norma adalah
penilaian yang diacu kepada rata-rata kelompoknya.
1. Validitas
Validitas tes berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes
dan seberapa cermat tes melakukan pengukurannya. Ada beberapa jenis validitas, yakni :
validitas isi, validitas konstruk, validitas prediksi, validitas kesamaan.
2. Reliabilitas
3. Kepraktisan Penggunanya
Syarat-syaratnya sbb :
Untuk menyusun alat penilaian seperti itu, pendesain instruksional perlu melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kisi-kisi tes.
Aspek yg diukur Aspek Kognitif Jumlah
Materi 1 2 3 4 5 6
Konsep Rangka Batang 1 1 4 6
Metode Cremona 3 1 4
Total 10
A. Rangkuman
1. Secara umum ada dua pendekatan penilaian, yaitu penilaian acuan patokan dan
penilaian acuan norma. Dalam desain pembelajaran digunakan penilaian acuan
patokan. Penilaian acuan patokan kriteria penilaiannya adalah pencapaian tujuan
instruksional
2. Penggunaan tes penilaian hasil belajar, minimal harus memenuhi tiga syarat, yakni
validitas, reliabilitas, dan kepraktisan penggunaannya Validitas tes berkenaan dengan
ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes Reliabilitas tes berhubungan
dengan konsistensi hasil pengukuranKepraktisan penggunaan tes, berhubungan
dengan biaya, mudah dilaksanakan dan diskor, serta hasilnya dapat dunterpretasikan
secara akurat oleh penyelenggara tes
3. Prosedur penyusunan butir tes menggunakan tabel spesifikası Bentuk tabel spesifikasi
disesuaikan dengan kebutuhan. Bila tes yang akan digunakan bentuk objektif tes,
bentuk uraian dan kinerja, digunakan tabel spesifikası kombınasi
B. Daftar Pustaka
Ankunto Suharsimi, dkk (2008) Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis bagi
Mahasiswa dan Praktisi pendıdikan, Jakarta, Bumi Aksara 224 225
C. Tes Formatif
A. Deskripsi
B. Relevansi
Bagi seorang pengajar, kemampuan memulai, menyajikan, dan menutup ruang akan
menjadi modal utama dalam merencanakan kegiatan kegiatan. dengan tujuan instruksional
mata Pelajaran tersebut, dapat juga dikuasai dengan baik oleh peserta didik yang diajarnya.
Untuk itu, kegiatan instruksional harus menarnik dan bervariasi. Guna kegiatan pembelajarar
menarik minat, meningkatkan momot motivasi, membuat aik belajar secara individu maupun
kelompok, pengajar harus peserta didik aktif pembelajaran minimal delapan tingkat dasar,
mengajar REY Bagi seorang pengelola program pendidikan, akan sangat membantu dalam
pembelajaran, media dan alat, metode instruksional, dan fasilitas yang dibutuhkan program
pendidikan. Bagi pendesain instruksional, kemampuan tersebut merupakan modal dasar
dalam memproduksi bahan-bahan nstruksional atau membuat prototipe sistem nam gkup a,
(2) tode 1, (5) instrksional onal.
C. Capaian Pembelajaran
Setelah belajar bahan ajar salah satu peserta didik diharapkan akan dapat L Memahami
hakikat strategi instruksional 2 Memahamı komponen strategi pembelajaran ini, ulai, nodal
iatan rkan ujuan yang juga harus membuat strategi yang dapat dimainkan.
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs, kom strategi pembelajaran ada Sembilan
dengan pembelajaran, sebagai berikut (1) memberika motivasi atau menarik perhatian, (2)
menjelas tujuan pembelajaran kepada peserta dıdık, mengingatkan kompetensı prasyarat, (4)
memberik stimulus (masalah, topik, dan konsep), (5) member selb petunjuk belajar (cara
mempelajari), (6) menimbulkan penampilan peserta didik, (7) memberikan u balık, (8)
menilaı penampilan, dan (9) menyimpulkan. (Bambang Warsita, 2008:272) er er me er er
urutan
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos "jalan/ cara" Metode diartıkan cara
melakukan sesuatu Istilah metode sering digunakan jaran ional p Is launtuk pengganti istilah
cara atau langkah, yang berart erkaitan dengan tahapan-tahapan yang dilakukan gikut atan
hasan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan
suatu kegiatan tersebut memiliki kebakuan urutan ehingga dapat dikatakan sebagai prosedur
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan etiap kkan mencapai maksud atau
tujuan, metode adalah cara Rerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan uatu kegiatan
guna mencapai suatu tujuan yang an DSebagar cara yang teratur dan terpikir baik-baık untuk
yang utnya pokok ditentukan (Depdıkbud, 1995)
Metode adalah cara yang di dalam fungsiny merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal
in berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupur bagi murid (metode belajar), Winarno
Surakhm (1982.96) Menurut Sudjana (2009: 76) metode mengajar adalah cara yang
digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat pelajaran berlangsung Di
sisi lain, Atwi Suparman (2012:252) menyatakan metode instruksional berfungsi sebagai cara
dalam menyajikan (menguraikan, member contoh, dan member latihan) isi atau materi
instruksional kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu mad Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan, metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam melakukan
interaksi dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu
Semakin tepat pemilihan metode dan semakin baik penerapan metode dalam
pembelajaran akan semakin efektif pencapaian tujuan pembelajaran. Namun per disimak
pernyataan berikut "tidak ada satupun meto yang baik digunakan untuk semua tujuan
pembelajara Pernyataan ini mengisyaratkan ba pemilihan dan penggunaan metode harus
mempertimbagkan beberapa faktor.
Metode Ceramah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), metode ceramah
didefinisikan sebagai cara belajar mengajar yang menekankan pada pemberitahuan
searah darı pengajar ke siswa Metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar
didefinisıkan sebagai cara menyampai materi pelajaran dengan penuturan
secarakepada siswa atau khalayak ramai Metode ceramah juga dapat didefinisikan
sebagai suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas
atau kelompok individu. Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah sebuah bentuk
interaksı melalui penerangan dan enuturan secara lisan oleh seseorang terhadap
sekelompok pendengar Dalam pelaksanaan sebuah interaksi dalam pembelajaran,
penceramah/pengajar dapat menggunakan alat- alat pembantu untuk menjelaskan
uraiannya. Tetapi alat utama perhubungan dengan kelompok pendengar adalah bahasa
lisan. Winarno Surakhmad (1982 99)
Keuntungan dan Kelemahan Metode Ceramah
Keuntungan
Cakupan materi yang diberikan banyak,
Tenaga dan waktu yang dibutuhkan tidak banyak tetapi semua siswa dapat
menerima materi pelajaran secara bersamaan,
Suasana kelas tenang karena siswa melakukan aktivitas yang sama, sehingga
guru dapat mengawasi siswa secara menyeluruh
Melatih siswa untuk menggunakan indra pendengarannya dengan baik
sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpul unformasi dengan cepat
dan tepat,
Dapat memberikan motivası dan doronga kepada siswa dalam belajar: dan
Fleksibel dalam penggunaan waktu, jika ma banyak sedangkan waktu terbatas
maka dapat dibicarakan pokok permasalahannya saja sedangkan bila waktu
masih panjang d dijelaskan lebih mendetail materi
Kelemahan
Interaksi cenderung bersifat teacher centered (berpusat pada guru),
Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah
menguasai bahan ceramah .
Mungkin siswa memperoleh konsep lain yang berbeda dengan apa yang
dimaksudkan guru,
Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika ceramah
berisi istilah yang tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah kepada
verbalisme
Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan
masalah. Karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti pikiran guru,
Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat .
Bila guru menyampaikan bahan banyak dalam waktu yang terbatas, maka
akan menimbulkan kesan pemaksaan terhadap kemapuan penerimaan siswa,
Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena guru kurang
memperhatikan faktor psıkologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan
menjadi kabur
Untuk dapat menetapkan apakah metode ceramah ini sesuai diterapakan dalam situasi
tertentu, pertama-tama perlu dipersoalkan kapankalh metode ceramah wajar dipergunakan
Winarno Surakhmad (1982 99) menyatakan, secara umum metode ceramah wajar dipakai,
apabila
kelebihan dan kekurangan tentang metode tanya jawab dalam pelaksanan pembelajaran,
diantaranya sebagai berikut :
Keuntungan
Tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan dengan
metode ceramah yang bersifat monolog
Memberı kesempatan kepada peserta didık untuk mengemukakan materi yang belum
dikuasai . Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang dapat dibawa
kearah suatu diskusi. Kelemahan menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan.
Lebih lebih jika kelompok peserta didik memberikan jawaban atau pertanyaan yang
dapat menimbulkan masalah baru dan menyimpang
Tanya jawab bisa dari pokok persoalan Penerapan Metode Tanya Jawab dalam
Pembelajaran .
Penggunaan metode Tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang cukup wajar,
apabila pelaksanaannya ditujukan untuk Meninjau pelajaran yang lalu, agar peserta
didik memusatkan lagi perhatian pada jenus dan jumlah kemajuan yang telah
dicapaisehingga mereka dapat melanjutkan pelajaran berikutnya enyeling)
pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian peserta didik atau dengan perkataan
lain ,mengikutsertakan mereka Mengarahkan perhatian dan pemıkiran mereka Tanya
jawab janga digunakan untuk menulai perlu
metode diskusi adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan kegiatan tukar
pikiran antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan sıswa sebagai peserta
diskusi. Trowbridge dan Bybee (1990) menyatakan bahwa diskusi adalah bertukar
informasi dan ide-ide di antara anggota kelompok atau kelas Kegiatan pembelajaran
dengan metode diskusi memiliki beberapa kelebihan yang bisa dirasakan, yaitu
Mempertinggi partisipasi setiap anggota secara . individual e Mempertinggi
partisipasi kelompok secara keseluruhan . Wadah berlatih memperbaiki karakter
ndividu kearah yang lebih baik, seperti sikap toleransi, demokrasi, berpikir kreatif,
berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya, . Wadah berlatih mematuhi
peraturan- peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah,
Kelemahan
Tidak selalu mudah bagi pemimpin diskusi untuk meramalkan arah penyelesaian
diskusi,
Tidak selalu mudah bagi anggota kelompok diskusi untuk mengatur cara berpikir
secara rapih, apalagi secara ilmiah.
Penerapan Metode Diskusı dalam Pembelajaran
Setiap kali pemimpin diskusi menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta diskusi,
ia harus segera menilai mana yang perlu dipantulkan kepada kelompok, sehingga tidak terjadı
Tanya jawab antara pemimpin diskusi dengan sejumlah kecil anggota diskust saja Pemimpin
sebagai penunjuk jalan Sebagai pemimpin interaksi yang berbentuk musyawarah, salah satu
lagi tgas penting pemimpin tersebut adalah member petunjuk- petunjuk umum mengenai
kemajuan-kemajuan diskusi Setiap anggota harus mengetahui dan menyadari pokok atau
bentuk diskusi Ada kanyanya, karena mereka belum memahami benar masalah pokok yang
mereka harus diskusikan, mudah timbul pertanyaan-pertanyaan dan raan yang menyimpang
Menjadi kewajiban bagi pemimpin untuk meluruskan jalan interaksi itu bila diskusi Nampak
menyimpang.
Metode Tugas
Dalam percakapan sehari-harı metode tugas inu dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah.
Akan tetapi sebenarnya metode ini lebih luas dari pekerjaan rumah saja, karena metode inı
terdiri atas tiga fase Pertama pengajar memberi tugas, kedua peserta didik melaksanakan
tugas (belajar) dan fase ketiga, peserta didik "mempertanggung jawabkan" kepada pengajar
apa yang telah dipelajarı (Winarno Surkhmad, 1982 114)
Pengetahuan yang mereka peroleh dari hasil belajar, hasil eksperimen atau
penyelidikan yang banyak hubungannya dengan hidup mereka akan lebih lama
diingat,
perkembangan dan keberanian menganm sendiri Peserta didik berkesempatan
mempuk inusiatip, bertanggung jawab dan berdiri Kelemahan Sering kalı peserta
didik melakukan penipuan diri, dimana mereka hanya menuru hasil .pekerjaan
orang lain, tanpa mengalamı peristiwa belajar
Adakalanya tugas itu dikerjakan orang alain tanpa pengawasan, Apabila tugas
terlalu sering diberikan, apalagi tugas-tugas tu sukar dilaksanakan, ketenangan
mental peserta didik dapat terganggu n? la .
Bila tugas diberikan secara umum, mungkin seseorang peserta didik akan mengala
kesulitan karena sukar membuat tugas dengan adanya perbedaan individu
Untuk menerapkan metode tugas, pemberian tugas yang wajar diperlukan tujuan dan
petunjuk yang jelas 1) Tujuan yang jelas Agar hasil belajar memuaskan pengajar perlu
merumskan tujuan yang jelas yang hendak dicapai oleh peserta didik. Tujuan itu hendaklah
(1) Merangsang peserta didik berusaha lebih baik, memupuk inisiatif bertanggung jawab dan
berdiri sendiri, (2) Memperkaya kegiatan belajar di luar, (3) emperkuat hasil belajar
berkembang dengan mengintegrasikan 2) Petunjuk -petunjuk yang jelas. yang harus
dikerjakan peserta didik harus jelas Ini berarti bahwa pengajar dalam memberikan tugas,
harus menjelaskan aspek- aspek yang perlu dipelajari oleh peserta didik, agar mereka tidak
merasa bingung mengenai apa yang harus mereka pelajarı dan segi-segi mana yang harus
dipentingkan Jika aspek aspek yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian mereka waktu
belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang diperhatikan itu
Metode Demonstrasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, demonstrasi diartikan sebagai peragaan atau
pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu (Depdikbud, 1995)
Trowbridge dan Bybee (1990) menyatakan, "A demonstration has been defined as a
process of showmg something to another person or group" Tuuan demonstrasi adalah
untuk memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melihat suatu fenomena atau
peristiwa lain yang tidak mungkin bisa diamati langsung dapat digunakan untuk
membelajarkan konsep atau keterampilan secara langsung, atau untuk menyiapkan
siswa bekerja di laboratorium Ditinjau dari proses pelaksanaan, metode demonstrasi
dapat juga diartikan (1) demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
membelajarkan peserta didik dengan cara Demonstrasımenceritakan dan
memperagakan suatu langkah- langkah pengerjaan sesuatu, (2) demonstrasi
merupakan praktik yang diperagakan kepada peserta didik, (3) demonstrasi adalah
cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada peserta
didik tentang suatu proses, situası atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik
dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan (pemodelan) yang
dipertunjukkan oleh pengajar atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan
yang harus didemonstrasikan, dan (4) metode demonstrasi adalah metode penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukkan kepada siswa tentang suatu
proses situasi, kejadian, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar
tiruan (pemodelan)
Keuntungan.
Perhatian peserta didik dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap penting sehingga
hal-hal penting itu dapat diamati seperlunya Perhatian peserta didik lebih mudah
dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju kepada hal-hal yang tidak relevan, .
Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya
mendengar atau membaca buku, karena pesertadidik memperoleh gambaran yang
jelas dari hasil pengamatan.
Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada peserta didik dapat dijawab
lebih teliti waktu proses demonstrasi
Kelemahan
Agar penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran dapat efektif, perlu diperhatikan
hal- hal berikut
1) Merumuskan tujuan yang jelas dari sudu kecakapan yang diharapkan dapat
dicapai apabila demonstrasi itu berakhir
2) Apakah metode demonstrasi itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang
paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan?
3) Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan
mudah, dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu
dilakukan demonstrasi tidak gagal?, diadakan demonstrasi dengan jelas?
demonstrasi yang akan dilaksanakan
4) Apakah jumlah peserta didik memungkinkan
5) Menerapkan garis besar langkah-langkah
6) Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan,
7) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan peserta didik Selama demonstrasi
8) Keterangan-keterangan dapat didengar v Alat telah ditempatkan pada posisi yang
berlangsung perlu diperhatikan, apakah dengan jelas oleh peserta didik, baik,
sehingga setiap peserta didik dapat melihat dengan jelas.Telah disarankan kepada
peserta didik untuk membuat catatan-catatan
Metode Eksperimen
Menurut Roestiyah (2001), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang
mengajak siswa untuk melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati proses
serta menuliskan hasil percobaan, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru Berikutnya, Bahri menyatakan bahwa metode percobaan (eksperimen)
adalah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa secara perorangan atau kelompok
untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan (Djamara & Zain, 2000)
Keuntungan
Peserta didik dapat aktif mengambil bagian berbuat untuk dirinya sendiri. la tidak
hanya melihat orang lain menyelesaikan suatu eksperimen, tetapi dengan berbuat
sendiri ia memperoleh kepandaian-kepandaian yang diperlukarn .
la mendapat kesempatan yang sebesar- besarnya untuk melakukan langkah-langkabh
dalam cara-cara berpikir ilmiah Ramalan- ramalan atau hipotesis-hipotesis dapat diuji
kebenarannya dengan mengumpulkan data hasil observasi kemudian ia menafsirkan
dan membuat kesimpulan dikembangkan, didik dapat dikembangkan. .
Sikap ilmiah peserta didik dapat .
Keterampilan proses berpıkir ilmiah peserta
Kelemahan .
Agar penerapan metode eksperimen dalam hal- pembelajar dapat efektif, perlu
diperhatikan hal berikut
1) Kecerdasan individual
2) Hubungan emosional antar individu dengan individu
3) Familiaritas dalam masalah yang menjadi perhatian kelompok
4) Familiritas akan metode-metode kerja kelompok
5) Strktur kerja kelompok
Keuntungan :
1) Media cetak
Kelebihannya : Penggunaannya praktis, tidak memerlukan ruang gelap, mudah
dioperasikan
Kekurangannya : membutuhkan reading habits, membutuhkan pengetahuan
awal, kurang bisa membantu daya ingat, apabila penyajiannya tidak menarik,
akan cepat membosankan.
2) Media transparansi
Kelebihannya : penggunaanya praktis, tidak memerlukan ruang gelap, mudah
dioperasikan
Kekurangannya : memerlukan peralatan khusus untuk penampilan,
memerlukan penataan khusus, memerlukan kecakapan khusu dalam
pembuatannya.
3) Media audio
Kelebihannya : imajinatif, individual, relatif lebih murah, mobile, dapat
merangsang partisipasi aktif pendengarnya, sangat tepat untuk materi musik
dan bahasa
Kekurangannya : komunikasi satu arah, abstrak, auditif
4) Slide suara
Kelebihannya : dapat digunakan dalam kelompok besar, dapat memusatkan
perhatian, dapat dikontrol oleh guru, penyimpanan mudah
Kelemahannya : gambar yang lepas menjadi mudah hilang, hanya menyajikan
gambar diam
5) Multi media
Kelebihannya : interaktif, individual, fleksibel, motivasi, umpan balik, kontrol
ada pada pengguna
Kekurangannya : memerlukan peralatan multimedia, perlu kemampuan
pengoperasian, tidak punya sentuhan manusiawi
F. Komponen Waktu Belajar
Jika dilihat dari bentuk bahan ajar yang telah dipaparkan di atas, maka jenis bahan
pembelajaran dapa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan pembelajaran dalam bentuk
printed materials dan electronic material.
a. Printed materials :
1. Handout
2. Buku pelajaran
3. Modul
4. Programed materials
b. Electronic materials :
1. CD Interactive
2. TV
3. Radio
Saat ini bahan pembelajaran yang akan dikembangkan cenderung pada bahan pembelajaran
yang berbentuk cetak (printed materials). Berikut akan dijelaskan secara singkat dari bentuk
bahan pembelajaran tercetak, sebagai berikut :
1. Handout
Handout adalah buku pegangan siswa yang berisi tentang suatu materi pembelajaran
secara lengkap.
2. Buku pelajaran
Buku pelajaran adalah buku yang digunakan dalam proses pembelajaran, memuat
bahan ajar dari suatu mata pelajaran atau bahan kajian yang minimal harus dikuasai
peserta didik dan jenis pendidikan tertentu.
3. Modul
Modul merupakan satu unit program pembelajaran yang terencana, didesain guna
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
2. Mengembangkan bahan instruksional
Jenis modul dapat dibagi menjadi dua bentuk, yakni:
1. Modul sederhana
Modul sederhana yaitu bahan pembelajaran tertulis yang hanya terdiri atas 3-5
halaman, bahan pembelajaran ini dibuat untuk kepentingan pembelajaran 1-2 jam
pembelajaran.
2. Modul kompleks
Modul kompleks, yaitu bahan pembelajaran yang terdiri atas 40-60 halaman,
untuk 20-30 jam pembelajaran modul kompleks dapat dilengkapi dengan bahan
oaudio, video/film, kegiatan percobaan, praktikum dan sebagainya.
Scrive : “evaluation is the process of determining themerit, wort and value of things and
evaluation are the product of the process”.
Atwi Suparman, 2012:301 : evaluasi adalah suatu proses menentukan manfaat, harga, dan
nilai dari sesuatu dan evaluasi adalah produk dari proses tersebut.
Scrive membedakan dua macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif dimaksudkan untuk membantu pengembangan dan perbaikan program.
Evaluasi sumatif dimaksudkan untuk menentukan nilai dari suatu objek yang telah
dikembangkan
Evaluasi formatif melibatkan berbagai kelompok, seperti peserta didik, pengajar, pengelola
satuan pendidikan, dan masyarakat pengguna lulusan. Salah satu contoh instrument, jenis
skala nilai sebagai berikut :
Skala nilai likert terdiri dari satu set butir pernyataan yang mempunyai nilai postip dan atau
negative. Responden menjawab setuju – tidak setuju. Lima skala yang digunakan likert
adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS).
No Pernyataan SS S N TS STS
1
2
3
4
dst
BAB III
PEMBAHASAN / ANALISIS
Dalam buku Desain Pembelajaran ini, terkadang ada kata-kata yang kurang saya
pahami. Namun buku ini mencakup banyak pengetahuan tentang desain pembelajaran. Selain
itu, pengulangan informasi juga sering terjadi pada bab-bab berikutnya. Isi buku ini memuat
banyak pengertian dari para-para pendapat. Setiap bab penulis membuat keimpulan yang
mudah dimengerti.
Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
Pengulangan informasi sering terjadi pada bab-bab berikutnya.
Terkadang ada kata-kata yang tidak bisa saya mengerti maupun saya terjemahkan.
Terkadang ada kata-kata yang tidak berhubungan dengan buku tersebut.
Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya.
Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.
Rumusan masalah dijelaskan dengan bagus walaupun banyak kata yang susah
dimengerti.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik.
DESAIN PEMBELAJARAN
5173311016
FAKULTAS TEKNIK
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas critical book report mata kuliah
Desain Pembelajaran ini. Penulis berterima kasih kepada Ibu dosen yang bersangkutan yang
sudah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dalam penulisan
tugas ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis