Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu
Pendidikan
1 Garis besar materi yang dipelajari Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri,
tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang
yang sifatnya relatif tetap. Karakteristik peserta didik
dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau
kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan
aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya
Peserta didik dalam suatu kelas atau sekolah memiliki
karakteristik yang berbeda- beda. Perbedaan-perbedaan
yang ada perlu dikelola secara baik. Namun jika
perbedaan tersebut tidak dikelola secara baik, maka akan
menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam
pembelajaran. Karakteristik peserta didik banyak ragam
yaitu: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan
kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi,
perkembangan emosi, perkembangan sosial dan
perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan
motorik. Berikut ini pengertian yang ada definisi dalam
KB Karakteristik Peserta Didik :
1. Etnik adalah suatu golongan atau kelompok
manusia yang anggotanya mengidentifikasikan
dirinya dengan sesamanya, biasanya
berdasarkan garis keturunan yang dianggap
sama
2. Kultural adalah berhubungan dengan
kebudayaan (Menurut KBBI)
3. Status sosial adalah tempat atau posisi dalam
suatu kelompok sosial, sehubungan dengan
kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang
besar lagi
4. Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas
5. Perkembangan Kognitif merupakan
perkembangan aktivitas seseorang yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar dalam
memahami sebuah peristiwa dan kemudian
menjadi paham karenanya. Menurut Piaget
dalam Masganti (2012: 83) secara lengkap dapat
disajikan sebagai berikut:
a. 0,0 - 2,0 tahun: Tahap
Sensorimotorik
b. 2,0 – 7,0 tahun: Tahap
Preoperasional
c. 7,0 – 11,0 tahun: Tahap Operasional
kongkit
d. 11,0 – 15,0 tahun: Tahap Operasional
formal
6. Kemampuan/ Pengetahuan awal merupakan
keadaan pengetahuan dan keterampilan yang
harus dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik
sebelum mempelajari pengetahuan atau
keterampilan baru
7. Gaya belajar adalah cara yang cenderung
dipilih/digunakan oleh peserta didik dalam
menerima, mengatur, dan memproses informasi
atau pesan dari komunikator/pemberi informasi.
Gaya belajar peserta didik merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan dalam melakukan
proses pembelajaran karena dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajarnya
8. Gaya Belajar visual yakni Gaya belajar yang akan
mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan.
Atau dengan perkataan lain modalitas
penglihatan menjadi modal utama bagi peserta
didik yang memiliki gaya belajar ini
9. Gaya Belajar Audio yakni Gaya belajar yang akan
mudah dan baik jika melalui pendengaran.
10. Gaya Belajar Kinestetik yaitu gaya belajarnya
secara fisik dengan cara bergerak,
menyentuh/meraba, dan melakukan
11. Motivasi adalah suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut
12. Perkembangan sosial adalah kemampuan anak
untuk berinteraksi dengan lingkungannya,
bagaimana anak tersebut memahami keadaan
lingkungan dan mempengaruhinya dalam
berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun
kepada orang lain
13. Perkembangan emosi. Emosi sangat berperan
dalam membantu mempercepat atau justru
memperlambat proses pembelajaran. Emosi juga
berperan dalam membantu proses pembelajaran
tersebut menyenangkan atau bermakna
14. Perkembangan moral dan spritual. moralitas ini
dijadikan sumber/acuan untuk menilai suatu
tindakan atau perilaku karena moralitas memiliki
kriteria nilai (value) yang berimplikasi pada
takaran kualitatif, seperti: baik-buruk, benar-
salah, pantas-tidak pantas, wajar-tidak wajar,
layak-tidak layak, dan sejenisnya
15. Perkembangan Motorik merupakan proses yang
sejalan dengan bertambahnya usia secara
bertahap dan berkesinambungan, dimana
gerakan individu meningkat dari keadaan
sederhana, tidak terorganisir, dan tidak terampil,
kearah penguasaan keterampilan motorik yang
kompleks dan terorganisir dengan baik.
Judul Kegiatan Belajar (KB) 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
1 Garis besar materi yang Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya
dipelajari terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar
mengajar antara guru dan siswa, perancanangan
metode pembelajaran yang dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas. Di bawah ini beberapa teori
belajar yakni :
a. Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap
belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku. Pentingnya masukan atau input yang
berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa
respons. Stimulus adalah sesuatu apa saja yang
diberikan oleh guru kepada peserta didik, dan respon
berupa rekasi atau tanggapan yang dihasilkan oleh
peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru. Penguatan (reinforcement) adalah faktor penting
dalam belajar. Penguatan adalah apa saja yang dapar
memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan
ditambahkan (positive reinforcement) maka respons akan
semakin kuat. Demikian juga jika penguatan dikurangi
(negative reinforcement) maka respons juga akan
menguat. Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa
kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic”
yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan
kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian
materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian
ke keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi
menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu
jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan
bahwa peserta didik telah menyelesaikan tugas
belajarnya.
b. Teori Belajar kognitif
Pengertian belajar menurut teori belajar kognitif
adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak
selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan
dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap
orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang
dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik
jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.
Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan dibangun
dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak
terpatah-pata, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang
mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
keterlibatan peserta didik secara aktif amat
dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan
retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru
dengan setruktur kognitif yang telah dimiliki peserta
didik. Materi pelajaran disusun dengan menggunakan
pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
Perbedaan individual pada diri peserta didik perlu
diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar peserta didik.
c. Teori Belajar Konstruktivistik
Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan
bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh
peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi
dan akomodasi yang menuju pada pembentukan
struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada
tujuan tersebut. Oleh karena itu pembelajaran
diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya
proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri
peserta didik. Peserta didik diberikan kesempatan
untuk mengembangkan ide-idenya secara luas.
Sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik
adalah membantu agar proses pengkonstruksian
pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru
tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya,
melainkan membantu peserta didik untuk membentuk
pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih
memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta
didik dalam belajar.
d. Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah
untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap
berhasil jika siswa telah memahmai lingkungan dan
dirinya sendiri. Teori humanistik bersifat eleksitk,
maksudnya toeri ini dapat memanfaatkan teori apa saja
asal tujuannya tercapai. Aplikasi teori humanistik
dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong
siswa untuk berpikir induktif. Teori ini juga amat
mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan
siswa secara aktif dalam belajar. Semua komponen
pendidikan termasuk tujuan pendidikan diarahkan
pada terbentuknya manusia yang ideal, manusia yang
dicita- citakan, yaitu manusia yang mampu mencapai
aktualisasi diri. Untuk itu, sangat perlu diperhatikan
bagaimana perkembangan peserta didik dalam
mengaktualisasikan dirinya, pemahaman terhadap
dirinya, serta realisasi diri.
3 Daftar materi yang sering 1. Hukum kesiapan (Law of Readiness), Hukum latihan
mengalami miskonsepsi (Law of Excercise), dan Hukum akibat (Law of Effect)
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
1 Garis besar materi yang Karakteristik adalah sifat khas sesuai dengan
dipelajari perwatakan tertentu. Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi membawa banyak konsekwensi bagi
dunia pendidikan, salah satunya perubahan paradigma
guru. Perubahan karakteristik peserta didik, format
materi pembelajaran, pola interaksi pembelajaran, dan
orientasi baru abad 21 memerlukan ruang-ruang kelas
lebih interaktif. Kelas-kelas akan semakin banyak yang
terkoneksi jaringan internet berkecepatan tinggi yang
mudah mengakses “big data”. Berkembangnya massive
open online course (MOOC) memungkinkan orang belajar
tanpa batas dan dapat diakses melalui perangkat
pribadi seperti handphone, tablet, laptop, PDA, maupun
perangkat bergerak lainnya. Tanda-tanda era disrupsi
sudah nyata yang dicirikan; (1) belajar tidak lagi
terbatas pada paket-paket p engetahuan, (2) pola belajar
lebih informal, (3) orientasi belajar mandiri (self
motivated learning) dan (4) banyak cara untuk belajar
dengan banyak sumber. SDM dengan daya inovasi, daya
belajar dan kreatifitas tinggi menjadi incaran banyak
organisasi.
Jenis keterampilan yang dibutuhkan adalah
terwadahi dalam 4C (Creativity, Collaboration, Critical
Thingking, dan Communication). Pada sisi peserta didik
terjadi pergeseran karakteristik. Generasi z
menghendaki kebebasan belajar, menyukai hal baru
yang praktis, selalu terkoneksi internet, lebih menyukai
visual daripada verbal, rentang perhatian pendek, suka
berinteraksi dengan banyak media, suka berkolaborasi
dan berbagi namun tetap terjaga privasinya. Guru
harus merubah paradigma yang tidak hanya berfokus
kepada konten namun berfokus pula pada
pengembangan kreatifitas dan keterampilan belajar
mandiri.
Peran guru lebih sebagai mentor, fasilitator,
kolaborator sumber daya dan mitra belajar. Guru harus
menjemput penerapan model-model pembelajaran yang
sesuai seperti belajar penemuan (discovery learning),
pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis
masalah dan penyelidikan, belajar berdasarkan
pengalaman sendiri, pembelajaran kontekstual, bermain
peran dan simulasi, pembelajaran kooperatif,
pembelajaran kolaboratif, maupun diskusi kelompok
kecil. Peserta didik harus dikembalikan haknya sebagai
subyek pembelajaran yang aktif. Guru harus mau
memulai untuk dapat mengintegrasikan teknologi
dengan kerangka integrasi yang melibatkan
pengetahuan pedagogi), penguasaan materi, dan
teknologi yang dikenal dengan TPACK.
Penerapan praktis TPACK mencakup 8 domain yaitu;
(1) menilai peserta didik, (2) memahamkan materi, (3)
memahami peserta didik, (4) merancang kurikulum, (5)
merepresentasikan data, (6) mengelola pembelajaran, (7)
mendukung strategi pembelajaran, (8) pengelolaan
pembelajaran dan integrasi dalam konteks mengajar
secara lebih luas.
1 Garis besar materi yang Abad ke-21 merupakan abad yang sangat berbeda
dipelajari dengan abad sebelumnya. Ilmu pengetahuan
berkembang dengan cepat disegala bidang. Pada abad 21,
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
menyebabkan arus informasi semakin cepat dan
aksesibilitas informasi semakin mudah. Abad 21 benar-
benar membutuhkan guru yang profilnya efektif,
professional dan memesona yang cocok untuk
menghadapi tantangan abad 21.
Kompetensi guru yang sudah dirumuskan pemerintah
meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi profesional,
kompetensi sosial, dan kompetensi pedagogik perlu
dikontekstualisasikan dan dilakukan penyesuaian
sehingga mampu mempersiapkan dan memprediksi
kebutuhan belajar peserta didik abad 21 dna tuntutan
masyarakat abad 21.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru
yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta
didik dan pengelolaan pembeajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan
mengevaluasi. Kompetensi kepribadian merupakan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, canggih, humoris namun tegas, dan
berwibawa selalu memesona bagi peserta didik.
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang
berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi isi materi pembelajaran, dan substansi
keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta
menambah wawasan keilmuan.
Judul Kegiatan Belajar (KB) 3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI GURU ABAD 21
1 Garis besar materi yang Salah satu ciri seorang profesional adalah terus
dipelajari mengembangkan diri secara aktif dan berkelanjutan,
menghargai pengalaman dan memiliki sifat reflektif.
Paradigma guru dari professional teaching berubah
menjadi professional learning, artinya guru bukan
sekedar mengajar namun juga belajar yang berkelanjutan
(continuous professional learning).
Guru adalah praktisi yang reflektif merupakan bagian
kunci dalam evaluasi kinerja guru di banyak negara.
Refleksi dimulai dari mendekripsikan pengalaman,
memahami dan merasakan situasi, mengevaluasi dan
menganalisis, sampai kepada kesimpulan dan menyusun
rencana aksi. Guru harus mampu mengenali
kesenjangan kompetensi dirinya sebagai bahan
menyusun rencana pengembangan diri dan melakukan
belajar mandiri.
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif,
didorong motivasi untuk menguasai kompetensi dan
dibangun dengan bekal pengetahuan yang dimiliki.
Belajar mandiri memiliki 3 dimensi yaitu dimensi sosial,
dimensi pedagogis, dan dimensi psikologis. Belajar
mandiri dilakukan dengan cara; (1) tekun, terus menerus
dan tidak berhenti, (2) konsisten, ajeg, disiplin dan tidak
bermalasan, (3) terencana dan berorientasi pada
kompetensi, (4) fokus kepada pencapaian tujuan, (5)
inovatif atau menggunakan cara-cara baru, (6) ada
tindaklanjut yang jelas, dan (7) dilakukan sepanjang
hidup. Keterampilan dalam belajar mandiri memuat tiga
konsep utama yaitu; (a) belajar bebas (independent
learning), (b) ketidakbergantungan, dan (c) kontrol
psikologis.
Belajar mandiri dapat mentransformasi kultur diri
seorang guru, dan menjadi bagian dari pengembangan
profesi berkelanjutan (PKB). PKB yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, bertahap dan berkelanjutan
dalam mengembangkan kompetensi guru.
PKB meliputi meliputi 3 hal yaitu; (1) Pengembangan
diri dapat dilakukan melalui diklat fungsional maupun
diklat teknis, (2) Publikasi ilmiah dikatagorikan menjadi
3 kelompok kegiatan yaitu; (a) presentasi pada forum
ilmiah, (b) publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif
pada bidang pendidikan formal, dan (c) publikasi buku
teks pelajaran, buku pengayaan, pedoman guru dan
buku bidang pendidikan. (3).
Karya inovatif dikatagorikan menjadi 2 yaitu (a)
teknologi tepat guna (karya sains/teknologi) dan (b)
menemukan/menciptakan karya seni. PKB memiliki
mekanisme; (1) guru melakukan refleksi /evaluasi akhir
tahun, (2) guru dinilai kinerjanya, (3) guru dan
koordinator PKB membuat perencanaan KB, (4) guru
menyetujui rencana kegiatan PKB, (5) guru menerima
rencana kegiatan PKB final, (6) guru menjalankan
program PKB sepanjang tahu, (7) Koordinator PKB
melakukan monev, (8) guru menerima perkiraan angka
kredit, dan (9) guru melakukan berefleksi atau evaluasi
akhir tahun .
2 Daftar materi yang sulit 1. Pengembangan diri (PTK)
dipahami di modul ini 2. Publikasi Ilmiah
1 Garis besar materi yang STEAM dikenal di Indonesia dengan Science sebagai
dipelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Technology sebagai ilmu
teknologi, Engineering sebagai ilmu teknik, Art
sebagai ilmu seni, seperti seni musik, seni lukis, dan
seni kriya, serta Mathematics sebagai ilmu matematika
Definisi pembelajaran STEAM merupakan suatu
pendekatan pembelajaran interdisipliner yang inovatif
dimana IPA, teknologi, teknik, dan matematika
diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran
pemecahan masalah dalam kehidupan nyata.
Tujuan pembelajaran STEAM dapat mengasah
tingkat literasi STEAM pada peserta didik. Literasi
STEAM menjadi tujuan yang dapat dicapai oleh peserta
didik maupun pendidik. Bagi peserta didik, literasi
STEAM akan berguna dalam perkembangan
kehidupannya dan bagi pendidik literasi STEAM
bermanfaat menunjang kinerja mendidik generasi yang
kompetitif dan kolaboratif.
Prinsip-prinsip pembelajaran STEAM meliputi prnsip
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan
penguatan, perbedaan individual.
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis
masalah merupakan model pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk belajar bagaimana
belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari
solusi dari permasalahan dunia nyata.
Sintak (langkah-langkah) Pembelajaran Berbasis
Masalah
a. Fase 1, Orientasi peserta didik kepada masalah
b. Fase 2, Mengorganisasikan peserta didik
c. Fase 3, Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
d. Fase 4, Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
e. Fase 5, Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
3 Daftar materi yang sering 1. Pendekatan silo, tertanam (embedded), dan terpadu
mengalami miskonsepsi (integrated)
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
1 Garis besar materi yang Neurosains merupakan ilmu yang mempelajari sistem
dipelajari syaraf otak dengan seluruh fungsinya, seperti
bagaimana proses berfikir terjadi dalam otak manusia .
Otak manusia memiliki potensi kecerdasan yang luar
biasa besar, dimana jumlah koneksi sel neuron pada
otak kita diestimasi sekitar seratus triliun (Jensen,
2008). Otak kita memiliki dua macam sel, yaitu sel
neuron dan sel glial (Jensen, 2008). Setiap sel neuron
memiliki satu badan sel yang di dalamnya terdapat
sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua
macam serabut saraf yang disebut dendrit dan axon.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel
syaraf, dan akson berfungsi mengirimkan impuls dari
badan sel ke jaringan neuron lain melalui sinapsis.
Kedua, sel glial atau “lem”.
Peran sel glial diantaranya ialah memproduksi dan
membungkus axon dengan zat lemak yang disebut
myeilin, pendukung struktural bagi penghalang darah
otak, transportasi nutrien, dan pengaturan sistem
imun. Keberadaan myeilin pada axon berfungsi
mengatur seberapa cepat axon menyampaikan
informasi (Rakhmat, 2005). Meylin yang menyelimuti
axon pada suatu neuron akan semakin menebal ketika
seseorang melakukan pengulangan pada informasi
pengetahuan yang pernah dipelajarinya. Artinya, otak
akan menyimpan dengan baik informasi pengetahuan
yang pernah dipelajarinya, jika informasi tersebut sering
digunakannya.
Kecerdasan peserta didik sangat ditentukan oleh
banyak sedikitnya sambungan (sinapsis) antar sel
neuron di dalam otaknya. Untuk meningkatkan dan
menguatkan jumlah koneksi (sinapsis) antar sel neuron
pada otak dapat dilakukan dengan cara
memfasilitasinya dengan lingkungan yang kaya akan
rangsangan belajar.
Bagi teori neurosains, belajar adalah proses
membangun dan mengubah koneksi-koneksi dan
jaringan-jaringan saraf (sinaptik). Belajar terjadi ketika
sebuah axon (yang merupakan perluasan yang lebih
kecil dan menyerupai kaki) bertemu dengan sebuah
dendrit dari sel yang ada di sekitarnya.
Ada beberapa prinsip pembelajaran berbasis
neurosain yang perlu diperhatikan agar pembelajaran
mampu mengoptimalkan potensi kecerdasan otak
peserta didik, diantaranya yaitu; (a) pembelajaran
terkait penyerapan informasi paling baik dilakukan di
pagi hari, sedangkan waktu terbaik untuk pengulangan,
pengolahan dan refleksi informasi paling baik dilakukan
di waktu sore hari; (b) Pembelajaran akan membantu
otak untuk tetap mempertahankan perhatiannya jika
peserta didik setiap sembilan puluh menit diberi
kesempatan untuk melakukan gerakan peregangan otot
atau relaksasi tubuh dengan tenang sekitar sepuluh
menit; (c) Belahan otak kanan dan kiri kita mengalami
siklus efisiensi secara bergantian setiap sembilan puluh
sampai seratus menit, dari spasial tinggi-verbal rendah-
verbal tinggi-spasial rendah.
Untuk itu pembelajaran sebaiknya menggunakan
bentuk aktivitas yang bervariasi dan setiap anak
diberikan kesempatan memilih bentuk aktivitas
tersebut sesuai siklus bio-kognitif dan gaya belajar
mereka; (d) Pembelajaran akan lebih optimal apabila
mampu mengembangkan belahan otak kanan dan kiri
secara seimbang; (e) Pembelajaran akan mencapai hasil
terbaik apabila difokuskan pada pembahasan materi,
dipecah, dan difokuskan kembali pada pembahasan
materi; (f) Pembelajaran akan menarik perhatian otak,
jika memperhatikan perubahan gerakan, cahaya,
kekontrasan, dan warna; (g) Proses pembelajaran agar
optimal perlu memperhatikan beberapa faktor
lingkungan seperti suhu ruangan, pilihan warna kelas,
desain warna tampilan media, pengaturan ruang kelas,
pencahayaan, tanaman, musik, aroma, ketersediaan air
minum, dan media pembelajaran; dan (h) Proses
pembelajaran akan lebih optimal jika peserta didik
memperoleh asupan gizi dan nutrisi yang cukup,
sehingga anak memiliki hemoglobin dalam darah (HB)
yang tinggi; (i) Tingkatkan kondisi emosional positif
peserta didik dengan kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan, permainan, humor, dan perhatian
personal.
Menurut Jensen (2008) pembelajaran berbasis
neurosains dapat dilaksanakan menggunakan lima
tahap pembelajaran yaitu: (1) tahap persiapan,
merupakan tahap pemberian kerangka kerja bagi
pembelajaran baru dan mempersiapkan otak peserta
didik dengan koneksi-koneksi yang memungkinkan.
Kegiatan persiapan belajar dapat dilakukan dengan
beberapa strategi diantaranya yaitu; membuat peserta
didik tertarik dan senang dengan proses kegiatan
belajar yang akan dilakukan, melakukan presentasi
visual garis besar keseluruhan materi pelajaran yang
akan dipelajari, dan menjelaskan kaitan topik materi
yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari,
serta menjelaskan manfaat dan pentingnya topik yang
dipelajari.; (2) tahap akuisisi adalah, tahap penciptaan
koneksi dimana neuron-neuron dapat saling
berkomunikasi satu sama lain.
Koneksi antar neuron akan terbentuk ketika
pengalaman belajar yang dialami peserta didik bersifat
baru dan koheren (berhubungan) dengan materi yang
pernah dipelajari. Kegiatan Akuisisi dapat dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran yang bervariasi
diantaranya melalui kegiatan diskusi, pembelajaran
dengan memanfaatkan media visual, stimulasi
lingkungan, pengalaman praktis seperti percobaan-
eksperimen atau simulasi, kegiatan manipulatif, video
refleksi, proyek-proyek kelompok, dan aktivitas
berpasangan. (3) tahap elaborasi (tahap koreksi
kesalahan & pendalaman), merupakan tahap untuk
memastikan apakah materi yang dikuasai peserta didik
adalah ilmu yang benar dan akurat.
Beberapa kegiatan belajar yang dapat dilaksanakan
pada tahap ini diantaranya yaitu; tanya jawab terbuka
tentang kegiatan simulasi yang telah dilakukan,
presentasi dan diskusi kelas hasil eksperimen peserta
didik, pemberian umpan balik, pemberian koreksi
terhadap hasil diskusi kelas jika terjadi miskonsepsi,
dan penegasan pemahaman peserta didik melalui
presentasi visual yang menarik atau pemutaran video,
dan lain sebagainya, yang dilanjutkan dengan meminta
peserta didik untuk membuat peta konsep (peta pikiran)
atau menyusun soal pertanyaan terkait materi yang
telah dipelajari. (4) tahap formasi memori, merupakan
tahap merekatkan ikatan koneksi antar neuron agar
lebih kuat, diantara dapat dilakukan dengan cara
menyediakan waktu khusus untuk peserta didik
melakukan perenungan terkait materi yang baru selesai
dipelajari, menyediakan area untuk peserta didik
mendengarkan musik, serta mengajak peserta didik
untuk melakukan peregangan dan latihan relaksasi. (5)
tahap integrasi fungsional (penggunaan yang
diperluas).
Tahap ini dapat dilakukan dengan menerapkan
metode pembelajaran secara bervariasi, diantaranya
dengan; (a) mengkondisikan peserta didik untuk bisa
menyampaikan apa yang telah dipelajari kepada
temannya, misalnya mempresentasikan peta konsep
yang telah mereka buat pada tahap sebelumnya; (b)
mengkondisikan agar peserta didik saling bertanya dan
mengevaluasi satu sama lain; dan (c) meminta peserta
didik untuk mempublikasikan apa yang telah
dipelajarinya dalam bentuk essay atau artikel. Otak
akan mampu bekerja secara lebih optimal dalam
kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan penuh
penghargaan. Untuk itu, tutuplah semua tahapan
pembelajaran di atas dengan sebuah perayaan kelas.
2 Daftar materi yang sulit 1. Pembelajaran Elektronik Berbasis “Awan” atau Cloud
dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering 1. Mohon dijelaskan apa itu technology-driven mobile
mengalami miskonsepsi learning, miniatur portable e-learning, dan remote mobile
learning.
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
1 Garis besar materi yang Secara ketatabahasaan istilah blended learning terdiri
dipelajari dari dua kata yaitu, blended dan learning. Blended atau
berasal dari kata blend yang berarti “campuran, bersama
untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik”
(Collins Dictionary), atau formula suatu penyelarasan
kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary),
sedangkan learning berasal dari learn yang artinya
“belajar”. Sehingga secara sepintas istilah blended
learning dapat diartikan sebagai campuran atau
kombinasi dari pola pembelajaran satu dengan yang
lainnya.
Model pembelajaran blended learning merupakan salah
satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi
upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai
dengan tuntutan dan tantangan era abad 21 dan era
insutri 4.0.
Adapun karakteristik dari pembelajaran yang
menggunakan model blended learning (Prayitno, 2015)
diantaranya yaitu: (a) Model blended learning
menggabungkan berbagai cara penyampaian, model
pendidikan, gaya pembelajaran, dan menggunakan
berbagai media berbasis teknologi; (b) Model blended
learning mengkombinasikan pola pembelajaran langsung
(tatap muka), belajar mandiri, dan pembelajaran
menggunakan sistem online; (c) Guru dan orangtua
memiliki peran yang sama penting, dimana guru
berperan sebagai fasilitator dan orangtua berperan
sebagai pendukung.
Ada tiga alasan utama mengapa guru memilih untuk
menggunakan model pembelajaran blended learning,
diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan kualitas belajar peserta didik
2. Meningkatkan akses dan fleksibilitas dalam
pembelajaran
3. Meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran
Beberapa model pembelajaran blended learning yang
cukup sering digunakan dalam pembelajaran menurut
Clayton Christensen Institute meliputi: (a) Model Rotasi
(Rotation Model): Model kelas Station Rotation, model
kelas Lab/Whole Group Rotation, model kelas Flipped
(Flipped Clasroom), model rotasi individu (Individual
Rotation); (b) Model Kelas Flex; (c) Model Kelas Self-
Blend; (d) Model Enriched-Virtual.
Proses penyusunan kegiatan belajar disesuaikan
dengan model blended learning yang dipilih serta
beberapa karakteristik seperti fasilitas belajar,
ketersediaan akses terhadap teknologi, usia dan
kemampuan peserta didik, serta durasi jam pelajaran.
2 Daftar materi yang sulit 1. Merancang model pembelajaran ‘Blended Learning’
dipahami di modul ini
2 Daftar materi yang sulit 1. Perkembangan Kognitif, Psikis dan Sosial Peserta
dipahami di modul ini didik
2 Daftar materi yang sulit 1. Peran Hukum dalam melindungi Guru di Indonesia
dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering 1. -
mengalami miskonsepsi
Modul : 2 PROFESIONAL
Judul Modul : Filsafat Dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani, Aktivitas Gerak
Dan Olahraga Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Nama : MUH FADLI HAMID, S. Pd
No. UKG : 201698349462
LPTK : UNPATTI
LK 0.1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri (1-4)
Judul Kegiatan Belajar (KB) 3. Prinsip Aktivitas Gerak dan Olahraga Melalui
Aktivitas Atletik Pengembangan Kebugaran
Jasmani; Seni Bela diri Serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Atletik ditinjau dari perspektif sejarah merupakan
dipelajari induk dari cabang olahraga. Aktivitas atletik jalan cepat,
lari, lompat, dan lempar merupakan gambaran aktivitas
kecil peserta didik dalam bersosialisasi. Gerak dasar jalan
memiliki karakteristik yang khas yaitu tidak adanya saat
melayang pada saat melangkah. Sedangkan dalam berlari
gerak melayang harus terlihat secara nyata dan merupakan
menjadi ciri khas utama dari gerak dasar berlari.
Komponen kebugaran dikelompokan menjadi dua, yang
pertama kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan
(physical fitness related health) dan kedua kebugaran yang
berhubungan dengan keterampilan (physical fitness related
skill). Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan terdiri dari ; a) Daya tahan kardiovaskuler/
Cardiovascular fitnes, b) Komposisi tubuh / body
composition, c) Kelentukan / flexibility, d) Kekuatan otot /
Musculer strength, dan e) Daya Tahan Otot / muscular
endurance. Sedangkan kebugaran jasmani yang
berhubungan dengan keterampilan terdiri ; a) Kecepatan /
speed, b) Kelincahan / agility, c) Daya ledak / power, d)
koordinasi / coordination, dan e) Keseimbangan / Balance.
Pencak silat merupakan salah satu jenis beladiri yang
terdapat di Indonesia. Olahraga beladiri pencak silat
adalah warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Karena
pencak silat lahir dari kebudayaan bangsa Indonesia,
maka perkembangannya dipengaruhi oleh watak, selera
dan bakat masyarakat yang ada didaerahnya masing-
masing. Selain keadaan masyarakat dan sifatnya, faktor
alam juga dapat mempengaruhi perkembangan pencak
silat itu sendiri, misalnya keadaan tempat, iklim, keadaan
sosial dan lain sebagainya.
Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana,
terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang mempunyai
empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental
spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga, dan aspek seni
budaya, yang tidak bisa dipisahkan.
Berikut ini adalah daftar istilah serta definisinya dari
Materi Prinsip Aktivitas Gerak dan Olahraga Melalui
Aktivitas Atletik Pengembangan Kebugaran Jasmani;
Seni Bela diri Serta Aplikasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani, yaitu :
1. Atletik : Merupakan induk dari semua cabang
olahraga.
2. Jalan Cepat : Adalah gerak maju langkah kaki yang
dilakukan sedemikian rupa sehingga kontak dengan
tanah tetap terpelihara dan tidak terputus.
3. Kecepatan dalam lari sprint dan gawang : Adalah
hasil kecepatan gerak dari kontraksi otot secara cepat
dan kuat (powerful) melalui gerakan yang halus
(smooth) dan efesien (efficient).
4. Lompat: adalah gerakan mengangkat kaki ke depan
dan dengan cepat menurunkannya. Lompat dalam
atletik,
5. Lompat Jauh : Suatu akivitas atau kombinasi gerakan
yang dilakukan oleh seorang pelompat di mana di
dalam lompatan tersebut dapat mencapai lompatan
yang sejauh- sejauhnya.
6. Lompat Tinggi : adalah salah satu cabang olahraga
atletik yang memerlukan skill tertentu untuk melewati
sebuah mistar yang menggantung di antara kedua
tiang.
7. Lompat Galah : adalah lompatan yang dilakukan
dengan bantuan galah untuk mencapai tujuan
lompatan yang setinggi-tingginya dan dapat melewati
mistar yang ketinggiannya telah ditentukan.
8. Lompat jangkit : terkadang juga disebut sebagai “hop,
langkah dan melompat” atau “melompat, lompat dan
melompat” adalah salah satu cabang olahraga atletik,
yang sebenarnya mirip dengan lompat jauh, tetapi
dalam lompat jangkit ada yang namanya “hop, langkah
dan melompat”.
9. Lempar Lembing : Adalah olahraga atletik yang
menggunakan lintasan dan lapangan sendiri.
10. Tolak Peluru : adalah salah satu cabang olahraga
atletik. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai
jarak tolakan yang sejauhjauhnya.
11. Lempar Martil Atau Lontar Martil (Hammer Throw) :
merupakan salah satu cabang olahraga dalam atletik,
ajang kompetisi kekuatan melontarkan martil untuk
mendapatkan jarak yang jauh.
12. Kebugaran Jasmani ( physical fitness ) : Merupakan
kemampuan kondisi fisik seseorang untuk melakukan
kerja fisik secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan
yang berarti sehingga mendukung pelaksanaan
aktivitas lanjutan.
13. Denyut Nadi Maksimal : yaitu perkiraan ukuran
maksimal dari kemampuan jantung dalam berdetak
pada diri seseorang.
14. Denyut Nadi Basal : yaitu denyut nadi yang dihitung
sesaat sejak bangun tidur namun tidak sedang dalam
keadaaan mimpi dan belum turun dari tempat tidur.
15. Denyut Nadi Istirahat : yaitu denyut nadi pada waktu
tidak melakukan aktivitas (istirahat) perkiraannya
antara 60-80 detak/menit.
16. Denyut Nadi Latihan : yaitu perkiraan denyut nadi
yang digunakan dalam mencapai latihaan yang
maksimal, perkiraannya antara 60-90 dari denyut nadi
maksimal.
17. Denyut Nadi Pemulihan : yaitu jumlah denyut nadi
yang diperoleh beberapa saat setelah melakukan
latihan fisik.
18. Daya tahan kardiovaskuler (Cardiovascular fitnes) :
Adalah Daya tahan sebagai kapasitas organisme
melawan kelelahan dalam setiap kegiatan yang
memerlukan waktu lama.
19. Komposisi Tubuh : Adalah proporsi lemak tubuh
terhadap massa tubuh tanpa lemak.
20. Kelentukan / flexibility : Merupakan bentuk dari
kemampuan melakukan gerakan secara luas dalam
ruang gerak sendi.
21. Kekuatan : Adalah kemampuan otot atau sekelompok
otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Secara
fisiologi kekuatan adalah kemampuan neuromuskuler
untuk mengatasi tahanan beban luar dan beban
dalam (Emral, 2017:151).
22. Daya Tahan Otot : Adalah kemampuan otot atau
sekolompok otot untuk menahan beban atau tahana
dalam waktu yang cukup lama.
23. Kecepatan (speed) : Adalah kemampuan tubuh untuk
bergerak cepat.
24. Kelincahan (agility) : Mengacu pada kemampuan
tubuh untuk mengubah posisicepat dan akurat saat
bergerak di ruang tertentu. Banyak cabang olahraga
25. Daya ledak (power): Daya ledak adalah kekuatan
sebuah otot untuk mengatasi tahanan beban dengan
kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh atau
kemampuan seseorang untuk mempergunakan
kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.
26. Koordinasi: Adalah kemampuan tubuh untuk
melakukan lebih dari satu tugas motorik sekaligus
dengan lancar dan akurat.
27. Keseimbangan : Adalah kemampuan untuk
mempertahankan keseimbangan ketika diam atau
bergerak (mis. Tidak jatuh) melalui tindakan
terkoordinasi dari fungsi sensorik kita (mata, telinga
dan organ proprioseptif dalam sendi kita).
28. Pencak silat :adalah salah satu jenis bela diri asli
Indonesia, dapat dimainkan secara perorangan,
berpasangan maupun beregu.
29. Gerak Dasar Pencak Silat : adalah suatu gerak
terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang
mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu
aspek mental spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga,
dan aspek seni budaya.
30. Arah : adalah sasaran dalam melakukan gerakan, baik
pada waktu melakukan pembelaan maupun serangan.
31. Tangkisan Dalam Pencak Silat : yaitu teknik
menangkis pencak silat dengan gerakan tangkisan dari
luar ke dalam sejajar dengan bahu.
32. Tangkisan Luar Pencak Silat : Tangkisan ini
adalah kebalikan dari tangkisan dalam, yaitu
Tangkisan dari dalam keluar sejajar dengan bahu.
33. Tangkisan Atas Pencak Silat : yaitu bentuk
tangkisan dari bawah keatas, berfungsi untuk
melindungi kepala dari serangan lawan
34. Tangkisan Bawah : Adalah menahan serangan dengan
gerakan tangan dari atas kebawah.
35. Kuncian : adalah teknik untuk melumpuhkan
lawan agar tidak berdaya, tidak dapat bergerak, atau
untuk melucuti senjata musuh.
36. Kembangan : adalah gerakan tangan dan sikap tubuh
yang dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai
gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah
pertahanan musuh.
2 Daftar materi yang sulit 1. Keterkaitan antara Kebugaran Jasmani dan Atletik
dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering 1. Fast twitch fiber/FT
mengalami miskonsepsi 2. Slow twitch fiber
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
2 Daftar materi yang sulit 1. Perkembangan Dan Belajar Gerak, Kinesiologi, Dan
dipahami di modul ini Biomekanika Olahraga
3 Daftar materi yang sering 1. Kinesiologi
mengalami miskonsepsi 2. Biomekanika
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri