Anda di halaman 1dari 108

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Modul 1 Pedagogik

Judul Modul KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan
Ilmu Pendidikan
2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam
Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu
dipelajari Pendidikan
A. Konsep Dasar, Rasional dipengaruhi
beberapa faktor :
 Menurut Notonegoro manusia memiliki
kedudukan sebagai :
1. Makhluk Monopluralis : mempunyai
banyak unsur kodrat (plural) yaitu
jiwa dan raga, namun merupakan
satu kesatuan.
2. Makhluk Monoduali : mempunyai
dua sifat yaitu sebagai makhluk
pribadi dan sosial (dualis),namun
tetap satu kesatuan.
 Menurut Sumantri & Yatimah manusia
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu :
1. Berdasarkan asal-usulnya sebagai
makhluk Tuhan.
2. Struktur metafisiknya manusia
sebagai kesatuan jasman dan
rohani.
3. Karakteristik dan makna
eksistensin sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, makhluk
berbudaya, makhluk susila dan
makhluk beragama.
 Kompetensi Guru dalam mendidik meliputi
:
1. Softskill atau pandai berteori
saja,melainkan juga kecakapan
hardskill
2. memiliki kompetensi kualifikasi
akademis. Penjabaran kompetensi-
kompetensi antara lain kompetensi
profesional, kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial.
A. Landasan Ilmu Pendidikan
Berdasarkan sifatnya landasan ilmu
pendidikan di bagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
 Landasan Filosofis. Landasan filosofis
pendidikan adalah pandangan-
pandangan yang bersumber dari
filsafat pendidikan mengenai hakikat
manusia, hakikat ilmu, nilai serta
perilaku yang dinilai baik dan
dijalankan setiap lembaga pendidikan.
 Landasan yuridis. Landasan yuridis
pendidikan adalah aspek-aspek hukum
yang mendasari dan melandasi
penyelenggaraan pendidikan.
 Landasan Empiris.Landasan Empiris
terbagi atas :
1. Landasan Psikologi
2. Landasan Sosiologi
3. Landasan Histori
4. Landasan Religi
B. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan
dalam Praktik Pendidikan
 Landasan Filosofis pendidikan
tercermin di dalam semua keputusan
serta perbuatan pelaksanaan tugas-
tugas pendidik baik instruksion.
 Landasan Yuridis, Landasan yuridis
telah banyak memberikan kontribusi
landasan dalam pelaksanaan praktik
pendidikan di Indonesia, sebagai
contoh adalah penerapan UU No.20
Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Syarifudin,
2006). Pada pasal 33 UU tersebut
mengatur mengenai bahasa pegantar
pendidikan nasional Indonesia yaitu
menggunakan Bahasa Indonesia,
sedangkan bahasa asing digunakan
untuk menunjang kemampuan bahasa
asing peserta didik dan bahasa daerah
digunakan dapat digunakan sebagai
pengantar untuk mempermudah
penyampaian pengetahuan.
 Landasan Empiris
1. Landasan Psikologis, Penerapan
landasan psikologis dalam
praktik pembelajaran, salah
satunya dapat dilihat dari
layanan pendidikan terhadap
anak atau PAUD, pendidikan
untuk usia di bawah 6 tahun
yang dimanakan taman kanak-
kanak atau TK, pendidikan
sekolah dasar (SD/IT), sekolah
menengah pertama (SMP/MTS),
menengah atas (SMA/SMK/MA)
dan perguruan tinggi baik negeri
maupun swasta, merupakan
program pendidikan yang
dihasilkan berdasarkan
perkembangan peserta didik
yang beragam.
2. Landasan Sosiologis, Implikasi
landasan sosiologis dalam
praktik pendidikan dapat
tercermin melalui adanya
struktur sosial di berbagai
lingkungan pendidikan atau tri
pusat pendidikan. Implikasi
landasan sosiologis di
lingkungan keluarga tercermin
dengan adanya praktik pola
asuh yang turun temurun dalam
keluarga.
3. Landasan Historis, Salah satu
implikasi landasan historis
dalam pendidikan adalah
lahirnya pancasila, sebelum
dirumuskan dan disahkan
menjadi dasar negara Indonesia
secara obyektif historis telah
dimiliki oleh bangsa indonesia,
Sehingga asal nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila
tidak lain adalah jati diri bangsa
indonesia yang berjuang
menemukan jati dirinya sebagai
bangsa yang merdeka dan
memiliki suatu prinsip yang
tersimpul dalam pandangan
hidup serta filsafat hidup.
4. Landasan Religius, Landasan
religius dalam bimbingan dan
konseling mengimplikasikan
bahwa konselor sebagai “helper”
pemberi bantuan untuk
memiliki pemahaman akan
nilai-nilai agama, dan komitmen
yang kuat dalam mengamalkan
nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari,
khususnya dalam memberikan
layanan bimbingan dan
konseling kepada klien atau
peserta didik. Konselor
semestinya menyadari bahwa
memberikan layanan bimbingan
dan konseling kepada klien
merupakan salah satu kegiatan
yang bernilai ibadah.
2.Karakteristik Peserta Didik.
A. Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik Peserta Didik adalah ciri,
tabiat, watak, dan kebiasaan/pola
kelakukan/kemampuan dari pembawaan
dan lingkungan menentukan aktivitasnya
dalam mencapai cita-cita atau tujuannya.
B. Ragam Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik meliputi:
 etnik : Data tentang keberagaman etnis di
kelasnya menjadi informasi yang sangat
berharga bagi pendidik dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran
 kultural : Peserta didik yang berasal dari
berbagai daerah yang tentuny memiliki
budaya yang berbeda-beda.
 status sosial : dengan bervariasi status
ekonomi dan sosialnya menyatu untuk
saling berinteraksi dan saling melakukan
proses pembelajaran.
 minat : merupakan suatu sumber
motivasi yang mendorong peserta didik
untuk melakukan kegiatan yang
dipilihnya.
 perkembangan kognitif : sangat
mempengaruhi guru dalam memilih dan
menggunakan pendekatan pembelajaran,
metode, media, dan jenis
evaluasi.tergantung dengan tingakatan
dari peserta didik.
 kemampuan awal : untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik dapat
dilakukan melalui teknik tes yaitu pre tes
atau tes awal dan teknik non tes seperti
wawancara.
 Gaya belajar : sanagat perlu mengetahui
gaya belajar yang dimiliki peserta
didiknya, baik peserta didik visual,
auditori, atau kinestetik.
 motivasi : menginformasikan
pentingnya/manfaat mempelajari suatu
topi tertentu.
 perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral dan
spiritual.
 perkembangan motorik : perkembangan
mengontrol gerakan tubuh
3. Teori belajar Behavioristik dan
implikasinya dalam pembelajaran
A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Behavioristik dikenal juga
dengan teori belajar perilaku. Perilaku
yang tampak, dapat diukur, dilukiskan
dan diramalkan. Behavioristi
memandang bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antar stimulus dan
respon. Ciri dari teori ini adalah
mengutamakan unsur-unsur dan bagian
kecil, bersifat mekanistis, menekankan
peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respon.
B. Impliaksi Teori Behavioristik
a) Implikasi teori behavioristik dalam
kegiatan pembelajaran tergantung
dari beberapa hal seperti;
 Tujuan pembelajaran
 Sifat materiPelajaran
 karakteristik peserta didik
 Media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.
b) Implikasi Teori Kognitif dalam
Kegiatan Pembelajaran,Teori kognitif
menekankan pada proses
perkembangan peserta didik.
Sedangkan kegiatan pembelajarannya
mengikuti prinsipprinsip sebagai
berikut:
 Peserta didik bukan sebagai
orang dewasa.
 Anak usia para sekolah dan
awal sekolah dasar akan dapat
belajar
 Keterlibatan peserta didik
secara aktif dalam
belajardipentingkan,
 Untuk menarik minat dan
meningkatkan retensi
c) Implikasi Teori Belajar Humanistik
dalam Kegiatan Pembelajaran. Teori
ini dianggap lebih dekat dengan
bidang filsafat, teori kepribadian dan
psikoterapi dari pada bidang
pendidikan, sehingga sukar
meterjemahkannya ke dalam
langkah-langkah yang lebih konkrit
dan praktis. Sangat perlu
diperhatikan bagaimana
perkembangan peserta didik dalam
mengaktualisasikan dirinya,
pemahaman terhadap dirinya, serta
realisasi diri. Teori humanistik akan
sangat membantu para pendidik
dalam memahami arah belajar pada
dimensi yang lebih luas.

4. KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA


A. Konsep Dasar Kurikulum.
 Istilah kurikulum digunakan pertama
kalinya pada dunia olahraga pada zaman
Yunani kuno yaitu curere yang artinya
adalah lintasan.Lintasan tersebut
terbentang mulai dari start sampaidengan
finish.
 Istilah tersebut digunakan dalam bidang
pendidikan yang di asumsikan sebagai
sebagai serangkaian mata pelajaran yang
harus dipelajari oleh peserta didik.
 Kurikulum terbagi menjadi 3
konsep,Ketiga konsep tersebut diraukan
sebagai berikut :
 Kurikulum sebagai daftar mata
pelajaran. Pengertian kurikulum
sebagai sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta
didik, merupakan konsep
kurikulum yang sampai saat ini
mewarnai teori-teori dan praktik
pendidikan.Proses pembelajaran di
sekolah yang menggunakan konsep
kurikulum demikian penguasaan
isi merupakansasaran akhir dari
proses pendidikan.
 Kurikulum sebagai pengalaman
belajar sisw seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan munculnya
berbagai macam kebutuhan dan
tuntutan kehidupan.Tuntutan baru
tersebut mengakibatkan
pergeseran terhadap makna
kurikulum. Kurikulum tidak lagi
dianggap sebagai mata pelajaran
akan tetapi dianggap sebagai
pengelaman belajar peserta didik.
 Kurikulum sebagai rencana atau
program belajar. Para ahli
menyatakan bahwa kurikulum
pada dasarnya adalah suatu
perencanaan atau program
pengalaman siswa yang diarahkan
sekolah.Menurut Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional
dikatakan bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar

B.Pembaharuan kurikulum di Indonesia


Pengembangan dan implementasi
kurikulum haruslah dilaksanakan secara
konsisten dan efektif. Perkembangan
kurikulum yang terjadi di Indonesia setelah
Indonesia merdeka pada tahun 1945,
setidaknya kita telah mengalami sepuluh
kali perubahan. kini kurikulum yang
diterapkan di Indonesia adalah kurikulum
2013 yang telah mengalami beberapa
perbaikan.

C. Peran, Fungsi, dan Komponen Kurikulum


 Sebagai salah satu komponen penting
dalam sistem pendidikan, paling tidak
kurikulum memiliki dua peran (Wina
Sanjaya;2008) yaitu :
 Peran konservatif menekankan bahwa
kurikulum dijadikan sebagai sarana
untuk mentransmisikan nilai-nilai
budaya masa alalu yang dianggap
masih sesuai dengan masa kini.
 Peran kreatif menekankan bahwa
kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu kebaruan
yang sesuai dengan perubahan
tersebut.
 Dalam hal ini fungsi kurikulum sebagai
kontrol atau filter sosial.Nilai-nilai
sosial yang sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan atau realisasi keadaan
dan tuntutan masa kini dihilangkan dan
dilakukanl dalam pelaksanaan perannya
itu sendiri.
 Dilihat dari cakupan dan tujuannya
menurut Mcneil (2006) isi kurikulum
memiliki empat fungsi, yaitu 1) fungsi
pendidikan umum (common and general
education), 2) suplementasi
(suplementation), 3) eksplorasi dan 4)
keahlian. suatu modifikasi atau
penyempurnaan-penyempurnaan.
 Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang
tidak berpedoman kepada kurikulum
tidak akan berjalan dengan efektif.
 Komponen-komponen kurikulum
diistilahkan sebagai anatomi kurikulum
yang terdiri dari komponen tujuan, isi,
aktivitas belajar dan evaluasi .Masing-
masing komponen akan dijabarkan
sebagai berikut :
 Tujuan dalam kurikulum
menggambarkan kualitas manusia
yang diharapkan dapat terwujud
dari suatu proses pendidikan.
 Isi atau content merupakan
pengetahuan ilmiah yang terdiri
dari fakta, konsep, prinsip,nilai
dan keterampilan yang perlu
diberikan kepada siswa.
 Aktivitas belajar sebagai strategi
pembelajaran yang berkaitan
dengan caratau sistem
penyampaian dari isi kurikulum
agar mencapai tujuan kurikulum.
 Evaluasi ditujukan untuk menilai
pencapaian tujuan kurikulum dan
menilai proses implementasi suatu
kurikulum secara keseluruhan.

D. Hakikat Pengembangan Kurikulum


 Pengembangan kurikulum pada
hakikatnya adalah proses penyusunan
rencana tentang isi dan bahan pelajaran
yang harus dipelajari serta bagaimana
harus mempelajarinya. Hal penting
untuk diketahui oleh seorang pendidik
tentang kurikulum adalah terkait konsep
kurikulum ideal dan kurikulum aktual,
serta kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum).Berikut ringkasan pelasan
nya:
 Kurikulum ideal dan aktual bisa
Sebabagai sebuah pedoman kurikulum
ideal memegang peran yang sangat
penting. Melalui kurikulum ideal guru
adapat menentukan beberapa hal-hal.
Sedangkan kurikulum Actual adalah
kurikulum merupakan hal yang
terlaksana di lapangan.
 Kurikulum tersembunyi atau Hiden
adalah Segala sesuatu yang tidak
direncanakan atau tidak diprogramkan
yang dapat mempengaruhi perubahan
perilaku siswa.Ada dua aspek yang
mempengaruhi kurikulum tersembunyi
yaitu Aspek yang relative tetap adalah
ideologi, keyakinan, nilai budaya
Masyarakat. Dan Aspek yang dapat
berubah meliputi variable organisasi
sistem social dan kebudayaan.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi


implementasi kurikulum
 Faktor-faktor yang mempengaruhi
implementadi kurikulum di antaranya
ada 5 faktor yaitu faktor guru,faktor
peserta didik,faktor sarana dan fasilitas,
faktor lingkungan sekolah ,faktor budaya
dan ideolodi sekolah.Selain itu faktor lain
yang mempengaruhi dalam implementasi
kurikulum yaitu faktor perencanaan.
F. Strategi penerapan kurikulum dan
tantangannya di masa depan
 Strategi dalam penerapan kurikulum
dipengaruhi oleh kesiapan mental guru
dalam menyikapi perubahan yang akan
terjadi di masa depan,Kesiapan guru dan
Keterbukaan pola fikir juga menjadi
pengaruh utama dalam menerapkan
Strategi kurikulum.
 Tantangan kurikulum dalam konteks ke
Indonesiaan di masa mendatang berdasar
pada kondisi Indonesia dengan banyak
pulau yang luas dan berbagam macam
budaya.
2 Daftar materi yang sulit 1. Landasan filosofis dalam pendidikan
dipahami di modul ini 2. Teori belajar Behavioristik dan penerapannya
dalam pembelajaran
3 Daftar materi yang sering 1. Teori belajar kognetif dan Interaksinya dalam
mengalami miskonsepsi pembelajarannya.
2. Teori belajar Konstruktivistik
3. Teori Humanistik dan pembelajarannya
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri modul 2 Pedagogik

Judul Modul Peran guru dalam pembelajaran abad 21


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karakteristik pembelajaran abad 21
2. Profil dan kompetensi guru abad 21
3. Tugas pokok dan fungsi guru abad 21
4. Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi 1. KARAKTERISTIKPEMBELAJARAN ABAD 21
yang dipelajari A. Karakteristik pembelajaran abad 21
“Fenomena disrupsi” ditandai:

 belajar tidak lagi terbatas pada paket-paket


pengetahuan terstruktur namun belajar tanpa
batas sesuai minat (continuum learning),
 pola belajar menjadi lebih informal
 keterampilan belajar mandiri (self motivated
learning) semakin berperan penting
 banyak cara untuk belajar dan banyak sumber yang
bisa diakses seiring pertumbuhan MOOC secara
besar-besaran. Fenomena lain abad 21 adalah
adanya pergeseran kebutuhan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang menggeser SDM
berketerampilan tingkat rendah (pekerjaan tangan)
dengan pekerjaan SDM berdaya kreatifitas tinggi
Beberapa keterampilan penting abad 21 sebagai
berikut:
 Berpikir kritis dan penyelesaian masalah (critical
thinking and problem solving).
 Kreatifitas dan inovasi (creativity and innovation).
 Pemahaman lintas budaya (cross-cultural
understanding).
 Komunikasi, literasi informasi dan media (media
literacy, information, and communication skill).
 Komputer dan literasi Teknologi Informasi dan
Komunikasi (computing and ICT literacy)
 Karir dan kehidupan (life and career skill)
B. Karakteristik Peserta Didik Abad 21
 Generasi ZGenerasi z berada pada rentang usia 14-
19 tahun dan memiliki banyak sebutan seperti
generasi I, Generation Next, New Silent Generation,
Homelander, generasi youtube, generasi net, dan
sebagainya.
 Karakteristik generasi z :
Generasi z menyukai kebebasan dalam belajar
(self directed learning) mulai dari mendiagnosa
kebutuhan belajar, menentukan tujuan belajar,
mengidentifikasi sumber belajar, memilih
strategi belajar, dan mengevaluasi hasil
belajarnya sendiri.
Generasi z suka mempelajari hal-hal baru yang
praktis sehingga mudah beralih fokus belajarnya
meskipun memiliki kecukupan waktu untuk
mempelajarinya.
Merasa nyaman dengan lingkungan yang
terhubung dengan jaringan internet karena
memenuhi hasrat berselancar, berkreasi,
berkolaborasi, dan membantu berbagi informasi
sebagai bentuk partisipasi.
Generasi z lebih suka berkomunikasi dengan
gambar images, ikon, dan simbolsimbol daripada
teks. Generasi z tidak betah berlama-lama untuk
mendengarkan ceramah guru, sehingga lebih
tertarik bereksplorasi daripada mendengarkan
penjelasan guru.
Memiliki rentang perhatian pendek (short
attention span) atau dengan kata lain sulit untuk
berkonsentrasi dalam jangka waktu lama.
Generasi z terbiasa bersentuhan dengan
teknologi tinggi dengan aksesibilitas cepat
misalnya smartphone. Rentang perhatian
manusia semakin pendek ada di kisaran 8 detik
(Glum, 2015).
Berinteraksi secara kompleks dengan media
seperti smartphone, televisi, laptop, desktop, dan
iPod.
Generasi z lebih suka membangun eksistensi di
media sosial daripada di lingkungan nyata dan
cenderung memilih menggunakan aplikasi
seperti Snapchat, Secret dan Whisper daripada
whatsapp.
C. Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21
Kehadiran guru dalam pembelajaran abad 21
sangat diperlukan untuk menjamin terjadinya proses
pembelajaran yang bermakna, berkarakter, dan
memiliki orientasi pengembangan keterampilan-
keterampilan penting abad 21. Guru abad 21
disarankan tidak sekedar berfokus menyajikan
materi, fakta, data, hasil riset, teori, cerita, dan
rumus-rumus semata karena cara-cara demikian
akan segera akan menjadi usang. Guru tetap perlu
mengantisipasi perkembangan teknologi dan
mentransformasi diri dari pembelajaran berpusat
pada guru menjadi lebih berpusat pada peserta didik,
dimana peserta didik dan Saudara sama-sama aktif.

D. Model-model Pembelajaran Abad 21


 Discovery learning; belajar melalui penelusuran,
penelitian, penemuan, dan pembuktian.
 Pembelajaran berbasis proyek; proyek memiliki
target tertentu dalam bentuk produk dan peserta
didik merencanakan cara untuk mencapai target
dengan dipandu oleh pertanyaan menantang.
 Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan;
belajar berdasarkan masalah dengan solusi “open
ended”, melalui penelusuran danpenyelidikan
sehingga dapat ditemukan banyak solusi masalah.
 Belajar berdasarkan pengalaman sendiri (Self
Directed Learning/SDL); SDL merupakan proses di
mana insiatif belajar dengan/atau tanpa bantuan
pihak lain dilakukan oleh peserta didik sendiri
mulai dari mendiagnosis kebutuhan belajar sendiri,
merumuskan tujuan, mengidentifikasi sumber,
memilih dan menjalankan strategi belajar, dan
mengevaluasi belajarnya sendiri.
 Pembelajaran kontekstual (melakukan); guru
mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi
dunia nyata peserta didik sehingga memungkinkan
peserta didik menangkap makna dari yang pelajari,
mengkaitkan pengetahuan baru dengan
pegetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki
 Bermain peran dan simulasi; peserta didik bisa
diajak untuk bermain peran dan menirukan
adegan,gerak/ model/pola/prosedur tertentu
 Pembelajaran kooperatif; merupakan bentuk
pembelajaran berdasarkan faham kontruktivistik.
Peserta didik berkelompok kecil dengan tugas yang
sama saling bekerjasama dan membantu untuk
mencapai tujuan bersama.
 Pembelajaran kolaboratif; merupakan belajar dalam
tim dengan tugas yang berbeda untuk mencapai
tujuan bersama.
 Diskusi kelompok kecil; diskusi kelompok kecil
diorientasikan untuk berbagai pengetahuan dan
pengalaman serta untuk melatih komunikasi
lompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki
ketrampilan memecahkan masalah terkait materi
pokok dan persoalan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
E. TPACK sebagai Kerangka Integrasi Teknologi
 Pedagogy Content Knowledge (PCK) dirubah
menjadi TPCK dan dirubah menjadi TPACK dan
berkembang melibatkan banyak domain
pengetahuan di dalamnya.
 Konsep TPACK melibatkan 7 domain pengetahuan
dikarenakan ada irisan atau sintesa baru, yaitu;
Pengetahuan materi (content knowledge/CK)
yaitu penguasaan bidang studi atau materi
pembelajaran.
Pengetahuan pedagogis (pedagogical
knowledge/PK) yaitu pengetahuan tentang
proses dan strategi pembelajaran.
Pengetahuan teknologi (technological
knowledge/TK) yaitu pengetahuan bagaiamana
menggunakan teknologi digital.
Pengetahuan pedagogi dan materi (pedagogical
content knowledge/PCK) yaitu gabungan
pengetahuan tentang bidang studi atau materi
pembelajaran dengan proses dan strategi
pembelajaran.
Pengetahuan teknologi dan materi (technological
content knowledge/ TCK) yaitu pengetahuan
tentang teknologi digital dan pengetahuan bidang
studi atau materi pembelajaran.
Pengetahuan tentang teknologi dan pedagogi
(technological paedagogical knowledge/TPK)
yaitu pengetahuan tentang teknologi digital dan
pengetahuan mengenai proses dan strategi
pembelajaran.
Pengetahuan tentang teknologi, pedagogi, dan
materi (technological, pedagogical, content
knowledge/ TPCK) yaitu pengetahuan tentang
teknologi digital, pengetahuan tentang proses
dan strategi pembelajaran, pengetahuan tentang
bidang studi atau materi pembelajaran.
 Delapan domain untuk penerapan TPACK secara
praktis adalah:
Menggunakan TIK untuk menilai peserta didik.
Menggunakan TIK untuk memahami materi
pembelajaran.
Mengintegrasikan TIK untuk memahami peserta
didik.
Mengintegrasikan TIK dalam rancangan
kurikulum termasuk kebijakan.
Mengintegrasikan TIK untuk menyajikan data.
Mengintegrasikan TIK dalam strategi
pembelajaran.
Menerapkan TIK untuk pengelolaan
pembelajaran.
Mengintegrasikan TIK dalam konteks mengajar.

2. PROFIL DAN KOMPETENSI GURU ABAD 21


A. Profil guru efektif abad 21
Ada beberapa kompetensi esensial bagi para guru
khususnya guru efektif di Indonesia terkait abad 21.

1. Guru efektif berangkat dari pemahaman peserta


didiknya bukan gelas kosong karena generasi z
memiliki aksesibilitas yang lebih baik terhadap
sumber belajar digital/online. Guru efektif tidak
berfokus kepada penyajian fakta dan konten,
namun mengarah pengembangan keterampilan
belajar peserta didik.

2. Aktif memahami konteks berpikir peserta didik


dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
spesifik sebagai kunci dalam pengembangan
kemampuan belajar terkait penggunaan TIK
sekaligus mendorong kemampuan berpikir tingkat
tinggi melalui beberapa kegiatan.

3. Guru efektif mengajarkan materi pelajaran secara


mendalam dengan banyak contoh dan
memberikan fondasi yang kuat akan pengetahuan
faktual.

4. Guru efektif lebih fokus pengembangan


keterampilan metakognisi dan mengintegrasikan
keterampilan metakognisi dalam kurikulum untuk
beragam bidang studi.

5. Guru efektif selain memahami materi (content) juga


menguasai beragam strategi pembelajaran yang
memudahkan peserta didik belajar. Guru efektif
memiliki tingkat melek TIK yang memadai.

Karakteristik guru abad 21 diantaranya:

1. Memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi


disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang
mantap.
2. Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan
lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya.
3. Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban
tugas dan menjalankan profesi.
4. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak
picik dalam memandang berbagai permasalahan.
5. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika
yang tinggi.
6. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan
bersanding.

Tilaar (1998) memberikan ciri-ciri agar seorang guru


terkelompok ke dalam guru yang profesional, yaitu;

1. Memiliki kepribadian yang matang dan


berkembang
2. Memiliki keterampilan untuk membangkitkan
minat peserta didik
3. Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang kuat
4. Sikap profesionalnya berkembang secara
berkesinambungan
5. Menguasai subjek (kandungan kurikulum)
6. Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi
(pengajaran & pembelajaran)
7. Memahami perkembangan murid-murid dan
menyayangi mereka
8. Memahami psikologi pembelajaran (cognitive
psychology)
9. Memiliki kemahiran konseling
B. Kompetensi Guru Abad 21
Kompetensi guru dapat diartikan kewenangan dan
kecakapan atau kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kompetensi
guru terdidri dari:

1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap
peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan
mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti pedagogi
meliputi;

 menguasai karakteristik peserta didik dari aspek


fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual,
 menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik,
 mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
mata pelajaran/bidang pengembangan yang
diampu,
 menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
 memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
 memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki,
 berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik,
 menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses
dan hasil belajar,
 memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran,
 melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhak mulia. Kompetensi inti
kepribadian seperti:

 bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,


sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia,
 menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat,
 menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
 menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri,
 menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidian,
orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar. Sub
indikator kompetensi ini sebagai berikut:
 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat,
 Beradaptasi sesuai tempat ketika bertugas di
seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya
 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri
dan
profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk
lain.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan


penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi
materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang
menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah
wawasan keilmua. Sub-kompetensi profesional
meliputi:

 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola


pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
yang diampu sesuai jenjang pendidikan.
 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang
diampu
 Mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif
 Mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif,
 Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri

C. Kompetensi Guru Abad 21 yang Memesona

Guru abad 21 berperan sebagai fasilitator,


mediator, motivator sekaligus leader dalam proses
pembelajaran. Guru yang memesona tampil dalam
sebagai berikut;
 Guru harus bisa menjadi teman belajar (co
learner) yang menyenangkan, pandai membuat
analogi materi yang sulit dengan padanan
sehingga mudah dipahami
 Pandai membuat metafora atau perumpamaan
sebagai strategi sehingga peserta didik mudah
menangkap esensi dari suatu materi
 Canggih. Guru memesona harus terlihat canggih
sehingga generasi z merasa ada sesuatu yang
perlu dipelajari dari gurunya dan terkagum-
kagum.
 Humoris namun tegas dan disiplin.
 Guru pandai berempati dan menyayangi peserta
didik.
 Memiliki rasa kesepenuhhatian dan menyadari
apa yang dilakukan adalah panggilan jiwa

3 . TUGAS POKOK DAN FUNGSI GURU ABAD 21

1. Profesi Guru dalam Pandangan Yuridis


Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen
Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1) guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Selanjutnya guru telah diakui mempunyai
kedudukan sebagai tenaga profesional (pasal 2 ayat
1) yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik (pasal 2
ayat 2). Kesimpulannya secara yuridis profesi guru
sudah diakui secara sah sebagai bidang pekerjaan
khusus yang memerlukan keahlian khusus pada
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

2. Tugas Pokok Guru Berdasarkan Undang-Undang

Guru bertugas melaksanakan sistem pendidikan


nasional demi terwujudnya tujuan pendidikan
nasional yaitu “berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab”. Kegiatan-kegiatan pokok yang perlu
dilakukan guru yaitu:

 Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan


 Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
 Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
 Membimbing dan melatih peserta didik; dan
 Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban
kerja guru.

3. Fungsi Guru Berdasarkan Undang-Undang


a) Pasal 40 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, fungsi
guru meliputi; Memelihara dan memupuk
persatuan dan kesatuan bangsa.
b) Menjunjung tinggi peraturan perundang-
undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika;
c) Menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis;
d) Memelihara komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan;
e) Memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.

4. STRATEGI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN


BERKELANJUTAN

1. Pengembangan Profesi Berkelanjutan

Guru abad 21 harus memiliki kemampuan


beradaptasi (adaptability), memahami disiplin ilmu
dari berbagai konteks, dan peka terhadap
perkembangan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat dan harus memiliki daya inovasi dan
kreatifitas yang tinggi dalam memformulasikan,
mengkonstruk, menyusun, memodifikasi dan
menyajikan informasi agar mudah dipahami sebagai
suatu pengetahuan. Guru profesional harus memiliki
konseb belajar sebagai berikut:
 Belajar dari pengalaman dan terjadi secara
siklikal yang oleh Rogoff (1995) disebut
microgenetic development moment by moment
(experiential learning cycle)
 Belajar dari tindakan reflektif; disebut sebagai
pusatnya praktek keprofesionalan karena
melalui aktifitas reflektif transformasi
pengalaman menjadi aktifitas belajar,
 Belajar dimediasi oleh konteks; belajar selalu
terjadi dalam konteks bukan sekedar fisik
namun juga interaksi sosial dan konteks ini
yang menurut (Studies & Education, 1998)
dianggap satu yang paling berpengaruh penting
atas refleksi dan belajar.

2. Guru sebagai Profesional yang Reflektif

Refleksi dapat didefinisikan sebagai usaha


menciptakan makna melalui proses berpikir sistematis
dan ketat dengan menghubungkan antar pengalaman
sehingga diperoleh pemahaman mendalam sehingga
memunculkan peluang belajar lebih lanjut (menuju
perbaikan). Guru adalah pemikir yang reflektif
(reflective thinker) khususnya berkaitan tugas pokok
guru yang sudah dijalankan. Kegiatan refleksi
umumnya melibatkan 3 elemen yaitu; melihat
pengalaman sebelumnya, memahami atau merasakan
situasi yang direfleksikan, dan mengevaluasi
pengalaman tersebut. Berikut berbagai sumber yang
dapat menjadi bahan refleksi antara lain;

 Catatan proses pembelajaran pengamatan


sistematis maupun catatan-catatan lepas
(anekdot)
 Rekaman video atau audio tentang proses
pembelajaran
 Hasil pengamatan dan atau penilaian peserta
didik dapat dalam bentuk catatan, komentar-
komentar, maupun skala penilaian dari peserta
didik
 Pengamatan rekan sejawat misal melalui lesson
study atau team teaching untuk saling
memberikan masukan.
 Mengembangkan pertanyaan untuk kepada diri
sendiri.

Enam langkah refleksi model Gibbs:


 Membuat deskripsi
 Mencoba memahami dan merasakan situasi
 Mengevaluasi situasi
 Tahap analisis
 Kesimpulan
 Menyusun rencana aksi

3. Strategi Pengembangan Profesi Guru Abad 21

a) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah


pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, bertahap dan
berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalitasnya. Menurut Permennegpan Nomor 16
Tahun 2009 pengembangan keprofesian berkelanjutan
(PKB) terdiri dari 3 komponen, yaitu pengembangan
diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

 Pengembangan diri, Pengembangan diri


merupakan upaya-upaya guru dalam rangka
meningkatkan profesionalismenya.
 Publikasi ilmiah, Publikasi ilmiah dikatagorikan
menjadi 3 kelompok kegiatan yaitu; (1)
presentasi pada forum ilmiah, (2) Publikasi hasil
penelitian atau gagasan inovatif pada bidang
pendidikan formal, dan (3) Publikasi buku teks
pelajaran, buku pengayaan, pedoman guru dan
buku bidang pendidikan.
 Karya inovatif. Karya inovatif bisa merupakan
penemuan baru, hasil pengembangan, atau
hasil modifikasi sebagai bentuk kontribusi guru
terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Karya inovatif dikatagorikan menjadi 2 yaitu;
Menemukan Teknologi Tepat Guna (Karya
Sains/Teknologi) dan Menemukan/
Menciptakan Karya Seni.

2 Daftar materi yang


1. Memahami karakteristik geneasi
sulit dipahami di
modul ini 2. Penerapan TPACK
3. Kemampuan belajar mandiri (selfmotivated learning)
4. Belajar yang berkelanjutan
5. Aktifitas berpikir reflektif
3 Daftar materi yang 1. Model pembelajaran discovery learning dengan
sering mengalami pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan
miskonsepsi
2. Model pembelajaran kooperatif
3. dengan pembelajaran kolaboratif
4. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
(HOTS)
5. Publikasi ilmiah
6. Karya inovatif tepat guna

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri modul 3 Pedagogik

Judul Modul Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran STEAM (SCIENCE,
TECHNOLOGY, ENGINEERING, ART, AND
MATHEMATICS)
2. Pembelajaran berbasis Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Pembelajaran “Blended Learning”
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. PEMBELAJARAN STEAM (SCIENCE,
dipelajari TECHNOLOGY, ENGINEERING, ART,
AND MATHEMATICS)
A. Pengertian Pembelajaran STEAM
Pembelajaran STEAM merupakan
suatu pendekatan pembelajaran
interdisipliner yang inovatif dimana
IPA, teknologi, teknik, seni dan
matematika diintegrasikan dengan
fokus pada proses pembelajaran
pemecahan masalah dalam kehidupan
nyata, pembelajaran STEAM
memperlihatkan kepada peserta didik
bagaimana konsep-konsep, prinsip-
prinsip IPA, teknologi, teknik, dan
matematika digunakan secara terpadu
untuk mengembangkan produk,
proses, dan sistem yang memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia yang
kompetitif (Sahih, 2015).

Tujuan pembelajaran STEAM dapat


mengasah tingkat literasi STEAM pada
peserta didik. Literasi STEAM menjadi
acuan dalam mengembangkan
keterampilan memecahkan masalah
dan melakukan perilaku ilmiah.

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
STEAM

Prinsip-prinsip pembelajaran STEAM


antara lain (Arassh, 2013):

1. Prinsip perhatian dan motivasi

Apa yang dipelajari dan seberapa


banyak yang dipelajari, dipengaruhi
oleh motivasi peserta didik.
Sedangkan motivasi dipengaruhi
oleh kondisi emosional, minat,
maupun kebiasaan berpikir peserta
didik (Schunk, 2012).

2. Prinsip keaktifan

Peserta didik melakukan kegiatan


secara sadar untuk mengubah
suatu perilaku. Peserta didik dapat
menciptakan dan menggunakan
perbendaharaan strategi-strategi
pemikiran dan penalaran untuk
memenuhi tujuan yang Peserta didik
diarahkan agar menyadari bahwa
dalam memecahkan masalah bidang
STEAM, ada banyak cara strategi
kognitif seperti mengaitkan masalah
dengan pengetahuan yang telah
dimiliki, melakukan perbandingan
dan pengandaian 21 kompleks
(Schunk, 2012; Arassh, 2013).

3. Prinsip keterlibatan langsung

Pengetahuan akan bermakna jika


adanya upaya konstruksi
pengetahuan yang dilakukan oleh
peserta didik (Arassh,2013)

4. Prinsip pengulangan
Melalui coba (trial) dan gagal (eror)
peserta didik perlu melakukan
pengulangan dalam pembelajaran.

5. Prinsip tantangan

Suatu kondisi yang menantang


seperti mengandung masalah yang
perlu dipecahkan,peserta didik akan
tertantang untuk mempelajarinya
(Arassh, 2013).

6. Prinsip balikan dan penguatan

Pemberian respon yang positif


secara berulang dapat memperkuat
tindakan peserta didik sedangkan
pemberian respon negatif
memperlemah tindakan peserta
didik.

7. Prinsip perbedaan individual

Proses belajar yang terjadi pada


setiap individu berbeda satu dengan
yang lain seperti fisik, maupun
kapabilitas belajar (Schunk, 2012).

C. Pembelajaran STEAM menggunakan


Model Problem Based Learning

Langkah - langkah operasional


pembelajaran STEAM berbasis
masalah:

1). Sintak (langkah-langkah)


Pembelajaran Berbasis Masalah

a) Fase 1, Orientasi peserta didik.

Kepada masalah Pendidik


menjelaskan apa tujuan
pembelajaran, bagaimana proses
pembelajaran yang akan
dilaksanakan, dan memotivasi
peserta didik terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang
dapat dipilih
b)Fase 2, Mengorganisasikan peserta
didik.

Pendidik membantu peserta didik


mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut (menetapkan topik dan
tugas)

c) Fase 3, Membimbing penyelidikan


individu dan kelompok.

Pendidik berperan sebagai


fasilitator membantu peserta didik
untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah, pengumpulan
data, hipotesis, dan pemecahan
masalah

d)Fase 4, Mengembangkan dan


menyajikan hasil karya.

Pendidik membantu peserta didik


dalam merencanakan serta
menyiapkan karya yang sesuai
seperti, laporan dan demonstrasi.

e) Fase 5, Menganalisis dan


mengevaluasi proses pemecahan
masalah

Pendidik membantu peserta didik


untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang
digunakan.

2) . Sistem Sosial

Sistem sosial atau suasana dan norma


yang berlaku dalam pembelajarani
Problem Based Learning bersifat
kooperatif yang artinya peserta didik
bekerja sama dengan teman dalam
sebuah tim atau kelompok untuk
mendiskusikan masalah yang
diberikan pada saat pembelajaran.

3) . Prinsip Reaksi

Prinsip reaksi yang berkembang dalam


Problem Based Learning memosisikan
pendidik sebagai fasilitator dalam
proses peserta didik melakukan
aktivitas pemecahan masalah.

4) . Sistem Penunjang

Sistem penunjang Problem Based


Learning adalah segala masalah-
masalah aktual yang mampu
menciptakan suasana konfrontatif dan
dapat membangkitkan proses
metakognisi, berpikir kritis, dan stategi
pemecahan masalah yang bersifat
divergen. Artinya Penunjang yang secara
optimal dapat berdampak positif pada
model pembelajaran ini adalah pada
pemilihan masalah yang hangat dan
menarik untuk dibahas yang sesuai
dengan keadaan lingkungan sekitar dan
bermanfaat bagi kehidupan peserta
didik.

5) . Dampak Instruksional dan


Penyerta

Dalam langsung Problem based Learning


adalahpemahaman, transfer
pengetahuan, keterampilan berpikir
kritis, kemampuan memecahkan
masalah dan kemampuan komunikasi.
Sedangkan Dampak penyerta dari
Problem based Learning meliputi
peluang peserta didik memperoleh
pengetahuan, meningkatkan
keterampilan memecahkan masalah,
meningkatkan kemampuan untuk
memperoleh pengetahuan yang relevan,
membangun pengetahuannya sendiri,
menumbuhkan motivasi dalam belajar,
meningkatkan keterampilan peserta
didik dalam berpikir, meningkatkan
komunikasi dan bekerja sama dalam
kelompoknya.

D. Pembelajaran STEAM Berpusat pada


Proyek

Pembelajaran STEAM di kelas perlu


direncanakan dengan cermat, berbasis
proyek, dan berpusat pada peserta
didik, dan harus mencakup disiplin
ilmu: sains, teknologi, teknik, seni, dan
matematika dalam satu unit atau
proyek yang kohesif (memiliki
keterkaitan secara padu dan utuh).
Tahap-tahap pembelajaran STEAM
berpusat pada proyek adalah sebagai
berikut:

1) Memilih salah satu topik yang


memungkinkan Anda
menggabungkan seluruh 5 aspek
STEAM;
2) Menghubungkan topik dengan
masalah di dunia nyata;
3) Mendefinisikan tantangan (apa
tujuan pembelajaran akan
dicapai peserta didik);
4) Memiliki solusi atas penelitian
dan curah pendapat peserta
didik;
5) Menjelaskan tantangan kepada
peserta didik (gunakan video
untuk melibatkan peserta didik);
6) Menggunakan rencana desain
teknik penyelesaian masalah;
7) Membimbing peserta didik ketika
mereka memilih gagasan dan
membuat prototype;
8) Menguji prototype yang
dihasilkan;
9) Meminta peserta didik
mengkomunikasikan temuan
mereka;
10) Mendesain ulang prototype yang
dihasilkan sehingga memperoleh
prototype sesuai yang
diharapkan;

E.Tantangan-Tantangan dalam
Pembelajaran STEAM

1) Berikut adalah tantangan-


tantangan yang dapat ditemukan
dalam pembelajaran STEAM:
Perbedaan pendekatan/cara
dalam menerapkan pembelajaran
STEAM.
2) Kurangnya standar yang jelas
3) Dianggap terlambat saat STEAM
hanya diterapkan pada
pendidikan tingkat menengah

2. PEMBELAJARAN BERBASIS
NEUROSAINS

A. Pengertian Neurosains, Kapasitas dan


Fungsi Bagian Otak Manusia

Neurosains merupakan ilmu yang


mempelajari sistem syaraf otak dengan
seluruh fungsinya, seperti bagaimana
proses berfikir terjadi dalam otak
manusia. Neurosains mempelajari
syaraf manusia mulai dari ilmu
pengetahuan tentang hubungan sistem
saraf otak, perilaku, attitude, aktifitas
dan kehidupan manusia dalam konteks
lingkungan yang mempengaruhinya.
Neurosain juga mengkaji tentang
kesadaran dan kepekaan otak dari
aspek biologi, aspek psikologis (seperti
ingatan, persepsi), dan kaitannya
dengan pembelajaran.

Menurut Ahli neurosain David


Perlmutter, MD (Puji, 2019), Sel otak
manusia selama masih dalam
kandungan mengalami rata-rata
pertumbuhan sekitar 250.000 sel otak
per menit, dan saat dilahirkan memiliki
sekitar seratus miliar
(100.000.000.000) neuron. Setiap
neuron mempunyai cabang hingga 10
ribu cabang dendrit, yang dapat
membangun sejumlah satu kuadrilion
koneksi komunikasi (Rakhmat, 2005).
Ketika semua sel neuron saling
terhubung antara satu dengan lainnya
secara serentak dengan bantuan serat
dendrit dan akson, maka jumlah
koneksi sel otak kita diperkirakan
sekitar seratus triliun (Jensen, 2008).

Bagian-bagian otak kita dan


fungsinya dapat dilihat secara lebih
rinci sebagai berikut:

1) Corpus Callosum, berfungsi


menghubungkan belahan otak kanan
dan kiri.
2) Cerebrum (Korteks), Cerebral cortex
berfungsi memproses informasi-
informasi indrawi; mengatur berbagai
fungsi pembelajaran dan memori.
3) Lobus opiccital, berfungsi memproses
informasi visual
4) Lobus parietal, berfungsi memproses
informasi taktil, menentukan posisi
tubuh; mengintegrasikan informasi
visual, memproses sesuatu yang
berhubungan dengan sensori yang
lebih tinggi dan fungsi-fungsi bahasa.
5) Lobus temporal, berfungsi memproses
informasi-informasi auditori.
Bertanggung jawab pada
pendengaran, memori, pemaknaan,
dan bahasa.
6) Lobus frontal, berfungsi memproses
informasi-informasi untuk memori,
pencernaan, pengambilan keputusan,
penentuan target, kreativitas,
mengatur gerakan-gerakan otot,
memberikan penilaian, dan
menyelesaikan masalah.
7) Wernicke, berfungsi memahami
perkataan, mengatur penggunaan
tatanan kalimat yang benar ketika
berbicara.
8) Broca, berfungsi mengendalikan
produksi ucapan
9) Sistem Limbik (OtakTengah)
a) Hypothalamus
Berfungsi mengendalikan
fungsi-fungsi homeostatis
tubuh misalnya temperatur,
tidur, air, makanan dapat
meningkatkan detak jantung
dan pernapasan saat stres
b) Amygdala
Berperan mengendalikan emosi
dan agresif
c) Thalamus
Bertindak sebagai jembatan
yang mengirimkan input dari
organ perasa ke korteks
d) Hipokampus
Untuk pengakses data jenis
semantik dan episodik
10). Atas batang otak
Formasi reticular berfungsi
mengendalikan fungsi-fungsi tubuh
seperti pernapasan dan tekanan
darah. Kemunculan perasaan atau
emosi. kondisi tidur dan terjaga.
11). Batang Otak
Berfungsi mengendalikan
pertahanan seseorang ketika
mendapatkan suatu ancaman,
tekanan, kritikan, atau ketika diliputi
rasa takut.
12). Otak Bagian Belakang (otak kecil)
Cerebellum bertanggung jawab
terhadap keseimbangan tubuh, sikap
tubuh, gerakan, penguasaan
keterampilan motorik.
B. Cara Otak Kita Belajar
Proses belajar adalah proses
pembentukan hubungan-hubungan
baru antar neuronneuron. Saat
seseorang belajar sesuatu, maka dalam
otak kita akan terjadi pengaktifan dan
pembentukan pola hubungan (jaringan)
antar neuron.
C. Prinsip-prinsip pembelajaran
berbasis Neurosains

Prinsip-prinsip pembelajaran
berbasis neurosains sebagai berikut:

1) Waktu pembelajaran terkait


penyerapan informasi paling
baik dilakukan di pagi hari,
sedangkan waktu terbaik untuk
pengulangan, pengolahan dan
refleksi informasi paling baik
dilakukan di waktu sore hari.
2) Pembelajaran akan membantu
otak untuk tetap
mempertahankan perhatiannya
jika peserta didik setiap
sembilan puluh menit diberi
kesempatan untuk melakukan
gerakan meregangkan atau
relaksasi tubuh dengan tenang
sekitar sepuluh menit.
3) Informasi yang disampaikan
dalam paduan kata dan gambar
serta diiringi musik akan lebih
cepat terserap dan tersimpan
dalam otak peserta didik,
ketimbang hanya lewat kata-
kata saja.
4) peserta didik perlu diberikan
kesempatan untuk melakukan
gerakan pelenturan sepanjang
pusat lateral tubuh dan
berjemur di bawah sinar
matahari di pagi hari, sehingga
kedua bagian belahan otak
kanan dan kiri dapat
terstimulasi dengan baik untuk
berfikir; pembelajaran
sebaiknyamenggunakan bentuk
aktivitas yang bervariasi dan
setiap anak diberikan
kesempatan memilih bentuk
aktivitas tersebut sesuai siklus
bio-kognitif dan gaya belajar
mereka; anak didik perlu
diberikan pilihan waktu untuk
penilaian berbeda satu dengan
yang lainnya guna mendapatkan
akurasi hasil pengukuran;
peserta didik perlu diajari untuk
memodifikasi ritme dengan
memvariasikan waktu tidur,
olah raga, makan, dan
pemaparan sinar matahari.
5) Pembelajaran mencapai hasil
terbaik apabila difokuskan pada
pembahasan materi, dipecah
kegiatan lain seperti kerja
kelompok, kemudian difokuskan
kembali pada pembahasan
materi.
6) Pembelajaran akan menarik
perhatian otak, jika
memperhatikan perubahan
gerakan, cahaya, kekontrasan,
dan warna.
7) Proses pembelajaran agar
optimal perlu memperhatikan
beberapa faktor lingkungan
8) Proses pembelajaran akan lebih
optimal jika peserta didik
memperoleh asupan gizi dan
nutrisi yang cukup, sehingga
anak memiliki hemoglobin
dalam darah (HB) yang tinggi
9) Tingkatkan kondisi emosional
positif peserta didik dengan
kegiatankegiatan yang
menyenangkan, permainan,
humor, pemberian motivasi, dan
perhatian personal.

D. Tahap-tahap pembelajaran berbasis


neurosains

Ada 5 tahap pembelajaran berbasis


neurosains, sebagai berikut:

1) Tahap pertama yaitu tahap


persiapan merupakan tahap
pemberian kerangka kerja bagi
pembelajaran baru dan
mempersiapkan otak peserta
didik dengan koneksi-koneksi
yang memungkinkan
diantaranya; membuat peserta
didik tertarik dan senang
dengan proses kegiatan belajar
yang akan dilakukan,
melakukan presentasi visual
garis besar keseluruhan materi
pelajaran yang akan dipelajari,
dan menjelaskan kaitan topik
materi yang akan dipelajari
dengan kehidupan sehari-hari.
Menjelaskan manfaat dan
pentingnya topik yang dipelajari.
2) Tahap akuisisi merupakan
penguatan koneksi antar neuron
pada otak peserta didik dapat
dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran yang bervariasi
diantaranya melalui kegiatan
diskusi, pembelajaran dengan
memanfaatkan media visual,
stimulasi lingkungan,
pengalaman praktis seperti
percobaan (eksperimen),
simulasi, kegiatan manipulatif,
video refleksi, proyekproyek
kelompok, dan aktivitas
berpasangan.
3) Tahap elaborasi merupakan
tahap koreksi kesalahan dan
pendalaman. Tahap elaborasi
dapat dilakukan melalui
kegiatan eksplorasi interkoneksi
dari topik-topik yang dipelajari
dan mendorong terjadinya
pemahaman lebih mendalam.
4) Tahap keempat dapat disebut
sebagai tahap pembelajaran
yang merekatkan ikatan koneksi
neuron lebih kuat.untuk dapat
merekatkan ikatan koneksi yang
lebih kuat, maka perlu
disediakan waktu khusus untuk
perenungan peserta didik tanpa
bimbingan terkait materi yang
dipelajari.
5) Tahap integrasi fungsional
adalah upaya untuk
memperkuat dan memperluas
materi pembelajaran. Upaya
dapat dilakukan dengan
menerapkan metode
pembelajaran secara bervariasi.

3. PEMBELAJARAN DIGITAL

A. Konsep dan Prinsip Pembelajaran


Digital

1) Pengertian Pembelajaran Digital

Pembelajaran digital merupakan


aktivitas atau kegiatan pembelajaran
yang menggunakan peranan internet
atau teknologi digital baik itu dalam
hal persiapan, pelaksanaan, penilaian
pembelajaran; yang dilaksanakan oleh
peserta didik, guru, dan orang tua
peserta didik.

2) Prinsip-Prinsip Penerapan
Pembelajaran Digital

a) Personalisasi

Pembelajaran digital sebaiknya


dikembangkan dan disesuaikan
berdasarkan pada kemampuan
peserta didik, pengetahuan
sebelumnya (prior knowledge), dan
kenyamanan belajar peserta didik.

b) Partisipasi aktif peserta didik

Pembelajaran digital harus


mengedepankan partisipasi aktif
peserta didik dalam proses
pembelajaran mereka sendiri, baik
melalui permainan edukatif
maupun simulasi virtual, dimana
platform Pembelajaran Digital
berpotensi untuk membantu
mencapai tujuan ini.

c) Aksesibilitas

Platform pembelajaran digital harus


dapat dengan mudah diakses oleh
peserta didik kapan saja dan di
mana saja.

d) Penilaian

Platform pembelajaran digital


dikembangkan atau diterapkan
dengan memastikan dilakukannya
analisis kekuatan dan kelemahan
peserta didik.

B. Pemanfaatan Pembelajaran Digital

Dasar-dasar pemanfaatan Pembelajaran


Digital:

1)Mengkaitkan pembelajaran digital ke


pembelajaran offline

2)Mempelajari aplikasi praktis dari


sebuah pengetahuan (sebuah materi)

3)Mendapatkan umpan balik yang


berkesinambungan dan analisis
kemajuan

4)Mengaktifkan keterlibatan sosial


(social engagement);

5)Belajar melalui pendekatan campuran


(mix approach);

Menurut Kenji Kitao (1998), minimal


ada 3 potensi atau fungsi pembelajaran
digital yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu:

1)Potensi Alat Komunikasi

Pembelajaran digital sebagai alat


komunikasi, memungkinkan peserta
didik untuk dapat berkomunikasi
kemana saja secara cepat dengan
menggunakan e-mail, media sosial
(whatsapp, Instagram, twitter,
facebook, dan sebagainya) atau
berdiskusi melalui forum chatting
maupun mailing list.

2)Potensi Akses Informasi

Sebagai potensi akses komunikasi,


pembelajaran digital memungkinkan
peserta didik dapat mengakses
berbagai informasi, yang terkait
dengan konten yang sedang
dipelajarinya,

3)Potensi Pendidikan dan Pembelajaran

C. Ragam Pembelajaran Digital

Berikut ini akan disajikan beberapa


contoh aplikasi penerapan pembelajaran
digital

1)Mobile learning (M-Learning)

Mobile Learning atau juga disebut M-


learning, didefinisikan sebagai
pembelajaran yang disampaikan (atau
didukung) oleh teknologi mobile
(Traxler 2007)

2)Media Sosial (Social Media)

3)Pembelajaran berbasis permainan


(Games Based Learning).

4)Pembelajaran Elektronik Berbasis


“Awan” atau Cloud

4. Pembelajaran “Blended Learning”


A. Pengertian Pembelajaran Blended
Learning
Istilah blended learning terdiri dari
dua kata yaitu, blended dan learning.
Blended atau berasal dari kata blend
yang berarti “campuran, bersama untuk
meningkatkan kualitas agar bertambah
baik”.
Sedangkan learning berasal dari learn
yang artinya “belajar”. Sehingga secara
sepintas istilah blended learning dapat
diartikan sebagai campuran atau
kombinasi dari pola pembelajaran satu
dengan yang lainnya.
B. Karakteristik pembelajaran ‘Blended
Learning’
1) Pembelajaran blended learning
memiliki beberapa karakteristik.
Beberapa karakteristik
pembelajaran blended learning
tersebut merujuk pada Prayitno,
(2015), diantaranya adalah
sebagai berikut:Model blended
learning menggabungkan
berbagai cara penyampaian,
model pendidikan, gaya
pembelajaran, dan menggunakan
berbagai media berbasis
teknologi.
2) Model pembelajaran blended
learning merupakan kombinasi
dari pola pembelajaran langsung
(tatap muka), belajar mandiri,
dan pembelajaran menggunakan
sistem online.
3) Guru dan orangtua memiliki
peran yang sama penting, dimana
guru berperan sebagai fasilitator
dan orangtua berperan sebagai
pendukung.
C. Model-model pembelajaran ‘Blended
Learning’
Masing-masing model pembelajaran
blended learning di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Model Rotasi (Rotation Model)
a). Model Kelas Station
Rotation
Model Kelas Lab/Whole
Group Rotationc).
Model Kelas
Flipped(Flipped Clasroom)
Model Rotasi Individu
(Individual Rotation)
2) Model Kelas Flex
3) Model Self-Blend
4) Model Enriched-Virtual
5) Memilih model kelas yang sesuai
D. Merancang model pembelajaran
‘Blended Learning’
1). Mengintegrasikan pembelajaran
online dengan pembelajaran tatap muka
2). Menyusun Aktifitas Pembelajaran
dengan model Blended Learning
3). Evaluasi Pembelajaran Model
Blended Learning
4). Program Aplikasi atau Platform
untuk Pembelajaran Model Blended
Learning.

2 Daftar materi yang sulit 1. Pembelajaran STEAM menggunakan


dipahami di modul ini Model Problem Based Learning
2. Pembelajaran STEAM Berpusat pada
Proyek
3. Merancang model pembelajaran 'Blended
Learning'
3 Daftar materi yang sering 1. Pembelajaran blended learning dan
mengalami miskonsepsi pembelajaran model campuran

Lembar Kerja Belajar Mandiri modul 4 Pedagogik

Judul Modul Perancangan Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Merancang Pembelajaran Inovatif
2. Merancang Pembelajaran STEAM
3. Merancang PembelajaraN Blended
Learning
4. Merancang PembelajaranProject
Based Learning

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang 1. Merancang Pembelajaran Inovatif1.
dipelajari A. Pengertian Rancangan Pembelajaran
Inovatif.
 Menurut Smith & Ragan(1999),
rancangan pembelajaran adalah
proses sistematis dalam mengartikan
prinsip belajar dan pembelajaran ke
dalam pedoman untuk bahan dan
aktivitas pembelajaran.
 Menurut Reigeluth (1983) yaitu suatu
sistem pengembangan setiap unsur
atau komponen pembelajaran,
meliputi; tujuan, isi, metode, dan
pengembangan evaluasi.
 Menurut Gagne, Briggs, dan Wager
(1992) rancangan pembelajaran
adalah penyiapan kondisi eksternal
peserta didik secara sistematis yang
menggunakan pendekatan sistem
guna meningkatkan mutu kinerjanya.
 Menurut Reiser (2002) mengatakan
bahwa desain pembelajaran
berbentuk rangkaian prosedur
sebagai suatu sistem untuk
pengembangan program pendidikan
dan pelatihan secara konsisten dan
teruji.
 Menurut Dick & Carey(2005)
menegaskan desain pembelajaran
mencakup seluruh proses yang
dilaksanakan dengan pendekatan
sistem.
 Rancangan pembelajaran inovatif
dapat dimaknai sebagai aktivitas
persiapan pelaksanaan pembelajaran
yang menerapkan unsur-unsur
pembelajaran terbaru di abad 21 dan
terintegrasi dalam komponen
maupun tahapan pembelajaran yang
akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
 Unsur-unsur pembelajaran terbaru
yang dimaksud, antara lain; TPACK
(technological, pedagogical, content
knowledge) sebagai kerangka dasar
integrasi teknologi dalam proses
pembelajaran, pembelajaran berbasis
Neuroscience, pendekatan
pembelajaran STEAM (Science,
Technology, Engineering, Arts, and
Mathematics)
B. Karakteristik rancangan
pembelajaran inovatif
Karakteristik rancangan pembelajaran
inovatif ditandai dengan penerapan
unsur-unsur baru pembelajaran abad
21, antara lain:
 kolaborasi peserta didik guru,
 berorientasi pada HOTS,
 mengintegrasikan ICT,
 berorientasi pada keterampilan
belajar,
 mengembangkan keterampilan
Abad 21 (4C) dan 6 literasi,
 penguatan pendidikan karakter
peserta didik.
Karakter lainnya yaitu adanya
penerapan konsep TPACK,Neuorscience,
Model pembelajaran STEAM maupun
Digital Learning.
C. Penyusunan rancangan
pembelajaran inovatif
Penyusunan rancangan pembelajaran
Inovatif sebaiknya didasarkan pada
urutan tiap komponen dan penerapan
prinsip-prinsip penyusunan RPP
berdasarkan Permendikbud No.22
Tahun 2016 dengan mengintegrasikan
karakterisitik pembelajaran inovatif
abad 21. Diantaranya :
 Unsur-unsur pembelajaran
inovatif seperti TPACK,
Neuroscience, STEAM, PPK,
termasuk keterampilan abad 21-
4C, literasi, dan HOTS, bisa
diintegrasikan atau diterapkan
dalam RPP pada komponen IPK,
Rumusan Tujuan, Aktivitas
Pendahuluan, Inti, Penutup
Pembelajaran, dan atau
komponen Penilaian
Pembelajaran.
 Memahami isi dan susunan RPP
yang Anda tulis sendiri dengan
memuat komponen dan
menerapkan prinsip-prinsip RPP
sesuai Permendikbud No.22
Tahun 2016.
 Menyusun RPP dalam kolom atau
pun tidak karena tidak ada
format baku dalam menyusun
RPP. RPP juga bisa disusun
menggunakan tabel atau tidak
pada komponen langkah-langkah
kegiatan pembelajaran atau di
komponen lainnya.
 Mengikuti langkah-langkah
penyusunan RPP berdasarkan
Modul Kurikulum 2013 dari
Kemdikbud.
Adapun teknis menyusun rancangan
pembelajaran inovatif sesuai abad 21
dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Identitas sekolah, Kelas/
semester, tema, sub tema,
muatan terpadu (kalau ada),
pembelajaran, dan alokasi waktu
diisi dengan benar.
 Kompetensi Inti (KI), KI ditulis
berdasar kesesuaian dengan
silabus sebagaimana diatur
dalam Permendikbud No.22
tahun 2016.
 Kompetensi Dasar dan Indikator
Pencapaian Kompetensi.
 Tujuan Pembelajaran,
 Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK). Diantaranya :
 Religiusitas
 Nasionalisme
 Kejujuran
 Kedisiplinan
 Materi Pembelajaran, tema/
sub-tema/ jenis teks atau butir-
butir materi yang dicakup untuk
materi pembelajaran reguler,
pengayaan, maupun remedial.
Butir-butir materi yang dimaksud
harus relevan dengan indikator
pencapaian kompetensi yang
mencakup pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan/atau
metakognitif sesuai tuntutan/
kandungan KD.
 Model, Pendekatan, dan Metode
Pembelajaran. Model,
pendekatan, dan metode yang
dipilih yang efektif dan efisien
akan memfasilitasi peserta didik
mencapai indikator-indikator
pencapaian KD beserta
kecakapan abad 21. Metode
pembelajaran yang diterapkan
boleh lebih dari satu.
 Media dan Bahan
 Media
 Bahan
 Sumber belajar
 Langkah-langkah pembelajaran
 Pendahuluan
 Kegiatan inti
 penutup
 Penilaian
a) Sikap spiritual dan sosial
b) Pengetahuan
c) Ketrampilan
 Pembelajaran Remedial
 pembelajaran ulang
 bimbingan perorangan
 belajar kelompok
 pemanfaatan tutor sebaya
 Pembelajaran Pengayaan
 Tugas mengerjakan soal-
soal dengan tingkat
kesulitan lebih tinggi
 Meringkas buku-buku
referensi dan atau
 mewawancarai
narasumber.

2. Merancang Pembelajaran STEAM


A. Pengertian Rancangan
pembelajaran STEAM
Yaitu segala kegiatan persiapan
pelaksanaan pembelajaran yang
menerapkan unsur-unsur pendekatan
STEAM baik secara tertanam
(embedded) maupun terpadu
(integrated) dalam komponen maupun
tahapan rencana pembelajaran yang
akan dilaksanakan guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
B. Langkah-langkah perencanaan
pembelajaran Inovatif dengan
pendekatan STEAM
Adapun langkah-langkah dalam
perencanaan pembelajaran ini,
diantaranya ;
 merumuskan Tujuan
Pembelajaran,
 menganalisis Materi
Pembelajaran,
 menentukan Model dan Metode
Pembelajaran,
 menentukan Media, Alat dan
Sumber Belajar,
 Menyusun Kegiatan
Pembelajaran,
 menyusun Penilaian
Pembelajaran, dan
 menyusun Kegiatan Tindak
Lanjut.

3. Merencanaan Pembelajaran “Blended


Learning”
A. Merencanaan Pembelajaran
“Blended Learning”
Hal utama yang harus diperhatikan
bahwa dalam merancang pembelajaran
“blended learning”, ketepatan
pemilihan kombinasi media
penyampaian, baik dalam pengelolaan
pembelajaran tatap muka maupun
online memiliki peran penting untuk
tercapainya pembelajaran secara
efektif. Alasan utama penerapan
pembelajaran “blended learning”
adalah terjadinya belajar peserta didik
secara optimal sesuai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Diantaranya ;
 Menentukan model
pembelajaran yang tepat pada
saat yang tepat. ”Blended
Learning” disesuaikan dengan
kondisi peserta didik, jam
pelajaran yang tersedia, dan
dukungan.
 Menyusun RPP “Blended
Learning” sarana dan prasarana
yang ada. adalah memilih dan
menentukan tema pembelajaran
yang terdapat di dalam
kurikulim.
 Menyiapkan bahan, alat/media
dan kurikulum yang berlaku.
Sumber belajar tatap muka dan
daring, khusus pembelajaran
daring semua bahan yang
dibutuhkan harus disusun
dalam bentuk soft file yang
dapat diunggah pada tampilan
e-learning menggunakan
aplikasi Learning System.
B. Pemanfaatan teknologi untuk
pembelajaran daring (online)
 Pemanfaatan Teknologi e-
learning Managemen (LMS).
Untuk pembelajaran online
dengan aplikasi cisco webex
mengkombinasikan komunikasi
lewat telepon dengan tampilan
di layar.
 Teknologi online learning
dengan komputer. Aplikasi
SEVIMA Edlink adalah aplikasi
berbasis android yang
dikhususkan untuk dunia
pendidikan dalam membantu
dosen/guru menghemat
waktu,menjaga kelas tetap
teratur, dan meningkatkan
komunikasi dengan Teknologi e-
learning dengan aplikasi peserta
didik.
 Google Classroom adalah suatu
serambi pembelajaran
campuran yang diperuntukkan
terhadap setiap ruang lingkup
pendidikan yang dimaksudkan
untuk menemukan jalan keluar
atas kesulitan dalam membuat,
membagikan dan
menggolongkan-golongkan
setiap penugasan tanpa kertas.
 Teknologi e-learning dengan
aplikasi Zoom Cloud Meeting
digunakan untuk mengajar
sesuatu tanpa peserta didik
harus hadir dalam kelas.
 Teknologi e-learning dengan
aplikasi Edmodo adalah
platform pembelajaran berbasis
jejaring sosial yang
diperuntukkan untuk guru,
murid sekaligus orang tua
murid.
 Teknologi e-learning dengan
aplikasi Moodle adalah paket
perangkat lunak yang
diproduksi untuk kegiatan
belajar berbasis internet dan
situs web yangmenggunakan
prinsip social.
 Teknologi e-learning dengan
aplikasi Schoology adalah
Learning Management
System(LMS) yang menyediakan
layanan bagi user untuk
membuat, mengatur,dan
membagikan file
4. Merancang Pembelajaran Project Based
Learning
A. Pengertian dan Karakteristik
Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek
(PjBL)merupakan pendekatan inovatif
yang mengajarkan beragam strategi
mencapai kesuksesan abad 21,
membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan abad
21,meningkatkan tanggung jawab, dan
melatih pemecahan masalah, self
direction, komunikasi, dan kreativitas.
B. Merancang Pembelajaran Berbasis
Proyek
Merancang Pembelajaran Project
Based Learning dilakukan melalui
tahapan:
 Menulis KI
 Menelaah KI dan KD,
 Menulis identitas RPP,
 Menuliskan indikator,
 Menuliskan tujuan
pembelajaran,
 Menyusun materi pembelajaran
 menentukan metode
pembelajaran,
 menuliskan sumber belajar,
 menentukan langkah-langkah
pembelajaran dan menilai hasil
pembelajaran.

2 Daftar materi yang sulit 1. Pembelajaran berbasis Neuroscience.


dipahami di modul ini 2. Perbedaan unsur-unsur pendekatan
STEAM secara tertanam (embedded)
dengan terpadu (integrated).
3. Pada Pembelajaran Berbasis Proyek
(PjBL)membedakan proyek terstruktur,
proyek sesuai topik, dan proyek terbuka
tertutup.

3 Daftar materi yang sering 1. Perbedaan antara pembelajaran HOTS


mengalami miskonsepsi dengan 4C.
2. Perbedaan pembelajaran dengan
pendekatan STEAM dengan HOTS.
3. Merancang Pembelajaran Project Based
Learning dengan Pembelajaran Berbasis
Proyek(PjBL)

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Modul 1 Profesional

Judul Modul KARAKTER PROFESIONAL GURU PPKn


Judul Kegiatan Belajar (KB) 5. Cinta tanah air dan bela negara
6. Kesamaptaan dan Kepemimpinan
7. Kerjasama, Komunikasi, Kepekaan
Sosial dan Kepedulian Terhadap
Masyarakat, Profesi dan
Lingkungan.
8. Budaya dan Karakter Bangsa
sebagai sumber belajar PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Cinta tanah air dan bela negara
dipelajari A. Hakikat Cinta Tanah Air dan Bela
Negara
Cinta tanah air dan bela negara
merupakan dua konsep sistematis yang
saling berpengaruh satu sama lain, salah
satu landasan dan nilai dasar dari bela
negara adalah cinta tanah air, Kesadaran
berbangsa dan bernegara, Meyakini
ideologi Pancasila, Rela Berkorban untuk
Bangsa dan Negara, memiliki kemampuan
Bela Negara.
Beberapa sikap dan perilaku yang
mencerminkan bahwa kita mencintai
tanah air, antara lain :
 Bangga sebagai orang Indonesia
 Memakai produk dalam negeri,
 Mentaati semua peraturan-
perundangan,
 Taat membayar pajak
 Dengan ikhlas mengikuti upacara
bendera.
 Menjaga kelestarian lingkungan,
 Saling hormat-menghormati sesama
warga negara
Sedangkan upaya bela negara selain
merupakan kewajiban dasar manusia, juga
merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab dan semangat
rela berkorban dalam pengabdian kepada
bangsa dan negara.
B. Tujuan Cinta Tanah Air dan Bela
Negara
Tujuan bela negara terbagi menjadi dua
bagian yakni tujuan umum dan tujuan
bersifat khusus.
Tujuan umum seperti :
 Mempertahankan kelangsungan
hidup bangsa dan negara
 Melestarikan budaya
Menjalankan nilai-nilai pancasila
dan UUD 1945
 Berbuat yang terbaik bagi bangsa
dan negara
 Menjaga identitas dan integritas
bangsa/ negara
Tujuan khusus seperti :
 Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya bela
negara
 Memiliki kesadaran berbangsa dan
bernegara
 Keyakinan Pancasila sebagai
Ideologi Negara Memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara
 Rela berkorban untuk bangsa dan
negara
 Memiliki Kesiapan Fisik dan Psikis.
C. Implementasi Cinta Tanah Air dan Bela
Negara dalam Pembangunan Pada
hakikatnya, pembangunan nasional
merupakan wujud perjuangan secara terus
menerus dari setiap warga negaranya
berdasarkan profesinya Pada masa
perjuangan melawan penjajah tumbuh jiwa
patriotisme, rela berkorban yang luar biasa
untuk menghadap penjajah.
Pada masa perjuangan menegakkan
kemerdekaan tumbuh rasa patriotisme,
rela berkorban dan kebersamaan yang
sangat kuat. Pada masa mengisi
kemerdekaan merupakan masa
membangun karakter bangsa melalui
pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membela Negara
dalam menghadapi problem ideologi,
politik, ekonomi, sosbud dan hankam.
Krisis nasional yang dihadapi bangsa
Indonesia tidak lepas dari kegagalan
mengembangkan sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara dan pembangunan.
konsep pertahanan negara saat masa
damai maupun masa perang didasarkan
pada refleksi spektrum bela negara yang
harus dipahami oleh semua warga negara.
D. Ancaman Faktual dan Potensial
terhadap Sistem Pertahanan Negara
Ancaman yang sangat mungkin dihadapi
Indonesia ke depan, dapat berbentuk
ancaman keamanan tradisional dan
ancaman non-tradisional.
a. Ancaman tradisional adalah ancaman
agresi militer dari negara lain terhadap
Indonesia.
b. Ancaman non tradisoal adalah
ancaman yang dilakukan Individu
seperti teror, perampokan,
pembajakan, penyelundupan, imigrasi
gelap, perdagangan narkotika dll.
Ancaman terhadap sistem pertahanan
Negara Kesatuan Republik Indonesia di
kelompokkan menjadi dua yakni sebagai
berikut :
a. Ancaman militer adalah jenis ancaman
yang sifatnya terorganisasi dengan
menggunakan, yang dinilai mempunyai
kemampuan untuk membahayakan
kedaulatan negara. Ancaman Militer
dapat berupa agresi,pelanggaran
wilayah, pemberontakan bersenjata,
sabotase, sepionase, aksi teror
bersenjata, ancaman keamanan laut
dan udara, serta konflik komunal.
b. Ancaman non militer digolongkan ke
dalam ancaman yang berdimensi
Ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya,informasi dan teknologi,

2. Kesamaptaan dan Kepemimpinan


A. Latar Belakang tujuan Kesamaptaan
Menurut asal katanya kesamaptaan
berasal dari kata “Samapta”, yang berarti
siap siaga, kesamaptaan dapat diartikan
kesiapsiagaan.
Tujuan kesamaptaan bagi para guru
sebagai bahagian dari pegawai kemdikbud
adalah untuk membentuk fisik dan mental
agar menjadi pegawai yang siap
menghadapi tantangan institusi ke depan
dan juga meningkatkan kebugaran dari
para pegawai.
B. Kesamaptaan Jasmani dan Mental
1. Kesamaptaan Jasmani
Kesamaptaan jasmani adalah kegiatan
atau kesanggupan seseorang untuk
melaksanakan tugas atau kegiatan fisik
secara lebih baik dan efisien.
2. Kesamaptaan Mental
Kesamaptaan mental adalah
kesiapsiagaan seseorang dengan
memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses
menyesuaikan diri terhadap berbagai
tuntutan sesuai dengan perkembangan
mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik
tuntutan dalam diri sendiri maupun
luar dirinya sendiri, seperti
menyesuaikan diri dengan lingkungan
rumah, sekolah, lingkungan kerja dan
masyarakat
C. Modal Insani Pendukung Kesamaptaan
dalam Menghadapi Perubahan
Lingkungan Strategis
Modal Insani untuk mendukung
kesamaptaan terhadap perubahan yang
terjadi pada lingkungan strategis
diantaranya yaitu;
1. modal intelektual,
2. modal emosional,
3. modal sosial,
4. modal ketabahan,
5. modal etika/moral, dan
6. modal fisik/biologis.
D. Prinsip Dasar Kepemimpinan Yang
Efektif
Prinsip dasar kepemimpinan yang efektif
harus memiliki beberapa peran
diantaranya :
1. Peranan yang bersifat interpersonal
2. Peranan yang bersifat informasional
3. Peranan Sebagai Pengambil
Keputusan.

3. Kerjasama, Komunikasi, Kepekaan Sosial


dan Kepedulian Terhadap Masyarakat,
Profesi dan Lingkungan.
A. Kompetensi Sosial Guru PPKn
Selain kompetensi pedagogik, kepribadian,
dan profesional, Guru wajib memiliki
Kompetensi Sosial, dimana Kompetensi
Sosial memiliki arti kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, tenaga
kependidikan, orang tua peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Menurut Permendiknas No. 16 tahun 2007
terdapat 5 kompetensi sosial yang harus
dimiliki oleh guru, yaitu:
 Terampil berkomunikasi dengan
peserta didik dan orang tua peserta
didik.
 Bersikap simpatik.
 Dapat bekerja sama dengan Dewan
Pendidikan/Komite Sekolah.
 Pandai bergaul dengan teman
seprofesi dan mitra pendidikan.
 Memahami dunia sekitarnya
(lingkungannya)
B. Kerjasama dan Komunikasi dalam
Masyarakat, Profesi dan Lingkungan
Ada beberapa cara yang dapat menjadikan
kerjasama dapat berjalan dengan baik dan
mencapai tujuan yang telah disepakati
oleh dua orang atau lebih tersebut yaitu :
1. Saling terbuka, dalam sebuah
tatanan kerjasama yang baik harus
ada komunikasi yang komunikatif
antara dua orang yang
berkerjasama atau lebih.
2. Saling mengerti, kerjasama berarti
dua orang atau lebih bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan,
dalam proses tersebut, tentu ada,
salah satu yang melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan
permasalahan yang sedang
dihadapkan.
Untuk memudahkan dalam memahami
komunikasi perlu didefinisikan lima istilah
kunci dalam komunikasi yaitu (West dan
Turner,2008) :
1. Sosial, yaitu suatu konsep bahwa
manusia dan interaksi adalah
bagian dari proses komunikasi.
Maksudnya adalah komunikasi
selalu melibatkan manusia serta
interaksi. Artinya, komunikasi
selalu melibatkan dua orang,
pengirim dan penerima. Keduannya
memainkan peranan yang penting
dalam komunikasi. Ketika
komunikasi dipandang secara
sosial, komunikasi selalu
melibatkan dua orang yang
berinteraksi dengan berbagai niat,
motivasi dan kemampuan.
2. Proses, yaitu suatu kejadian yang
berkesinambungan, dinamis dan
tidak memiliki akhir. Maksudnya
adalah komunikasi bersifat
kesinambungan dan tidak memiliki
akhir. Komunikasi juga dinamis,
kompleks dan senantiasa berubah.
3. Simbol, yaitu sebuah label arbitrer
atau representasi yang diberikan
pada sebuah fenomena. Maksudnya
adalah dalam komunikasi kita
membutuhkan sebuah simbol yang
disepakati bersama menyampaikan
atau menerima pesan.
4. Makna, yaitu sesuatu yang diambil
orang dari suatu pesan.
5. Lingkungan, yaitu situasi atau
konteks dimana komunikasi terjadi.
Lingkungan terdiri atas beberapa
elemen, seperti waktu, tempat,
periode sejarah, relasi dan latar
belakang budaya pembicara dan
pendengar.
C. Kepekaan Sosial dan Kepedulian
terhadap Masyarakat, Profesi dan
Lingkungan
Kepekaan sosial atau yang sering disebut
dengan istilah empati adalah suatu
kondisi dimana seseorang mampu
menempatkan diri pada keadaan emosi
orang lain dan seolah-olah mengalaminya
sendiri.
Kepedulian sosial ditandai oleh hal-hal
sebagai berikut :
1. Persahabatan
2. Cinta
3. Kerja
4. Self significance
Ada lima dimensi penting dalam
kepedulian sosial:
1. Mengetahui, yakni berusaha keras
memahami kejadian-kejadian yang
memiliki makna dalam kehidupan
orang lain. Pada aspek ini
menghindari asumsi tentang
kejadian yang dialami orang lain
sangat penting, berpusat pada
kebutuhan orang lain, melakukan
penilaian yang mendalam, mencari
isyarat verbal dan non verbal, dan
terlibat pada kedua isyarat tersebut.
2. Turut hadir, hadir secara emosi
dengan menyampaikan
ketersediaan, berbagi perasaan, dan
memantau apakah orang lain
terganggu atau tidak dengan emosi
yang diberikan.
3. Melakukan, melakukan sesuatu
bagi orang lain, seperti
melakukannya untuk diri sendiri,
apabila memungkinkan. Seperti
menghibur, melindungi, dan
mendahulukan, seperti melakukan
tugas-tugas dengan penuh keahlian
dan kemampuan saat
mempertahankan martabat
4. Memungkinkan, memfasilitasi
perjalanan hidup dan kejadian yang
tidak bisa dimiliki oleh orang lain
dengan memberikan informasi,
memberikan penjelasan,
memberikan dukungan, fokus pada
perhatian yang sesuai, dan
memberikan alternatif.
5. Mempertahankan keyakinan,
mendukung keyakinan orang lain
akan kemampuannya menjalani
kejadian atau masa transisidalam
hidupnya dan menghadapi masa
yang akan datang dengan penuh
makna. Tujuan tersebut untuk
memungkinkan orang lain dapat
memaknai dan memelihara sikap
yang penuh harapan.
4. Budaya dan Karakter Bangsa sebagai sumber
belajar PPKn
A. Pengertian Umum Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa Sebagai Sumber
Belajar PPKn
Budaya diartikan sebagai keseluruhan
sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan
keyakinan (belief) manusia yang
dihasilkan masyarakat.
Sedangkan Karakter dapat dimaknai
sebagai cara berpikir dan berperilaku yang
khas tiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Berdasarkan pengertian budaya,
karakter bangsa, pendidikan dan sumber
belajar, maka pemanfaatan budaya dan
karakter bangsa sebagai sumber belajar
PPKn dapat dimaknai sebagai upaya
mengembangkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki nilai dan
karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warga negara yang
religius, nasionalis, produktif dan kreatif .
B. Landasan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa Sebagai Sumber
Belajar PPKn
Landasan pendidikan budaya dan
karakter bangsa dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Kebudayaan nasional;
2. Pendidikan dan kebudayaan;
3. Kebudayaan dalam pendidikan;
4. Adab dan kesusilaan;
5. Nasionalisme kebangsaan
6. Keluarga
C. Fungsi, Tujuan dan Nilai Utama
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa Sebagai Sumber Belajar PPKn
Berdasarkan kebijakan nasional
pembangunan karakter bangsa, nilai-nilai
pendidikan karakter memiliki tiga fungsi,
yaitu ;
1. Fungsi pembentukan dan
pengembangan potensi;
2. Fungsi perbaikan dan penguatan;
3. Fungsi penyaring;
Tujuan pendidikan budaya dan karakter
bangsa sendiri adalah :
1. Mengembangkan potensi
kalbu/nurani/afektif peserta didik
sebagai manusia dan warga negara
yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa
2. Mengembangkan kebiasaan dan
perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai
universal dan tradisi budaya bangsa
yang religius.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan
dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan
peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan
kebangsaan.
5. Mengembangkan lingkungan
kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman,
jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, serta dengan rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan (dignity).
D. Pemanfaatan dan Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa Sebagai Sumber Belajar PPKn
Pemanfaatan dan pengembangan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa sebagai
sumber belajar PPKn dilakukan dalam
berbagai kegiatan belajar di kelas, sekolah,
dan luar sekolah melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan kegiatan lain.
Pemanfaatan dan penerapannya dapat
dilakukan dengan berbagai strategi
pengintegrasian dalam program-program
sekolah melalui kegiatan rutin, spontan,
keteladanan, dan pengkondisian.
Sedangkan prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa
(Hasan 2010) :
1. Berkelanjutan; mengandung
makna bahwa proses
pengembangan nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa merupakan
sebuah proses panjang yang terus
menerus dilakukan, dimulai dari
awal peserta didik masuk sampai
selesai dari suatu satuan
pendidikan. Sejatinya, proses
tersebut dimulai dari Sekolah
Dasar sampai Sekolah Menengah
Atas (SMA).
2. Melalui semua mata pelajaran
(termasuk PPKn), pengembangan
diri, dan budaya
sekolah;mensyaratkan bahwa
proses pengembangan nilai-nilai
budaya dan karakter
bangsadilakukan melalui setiap
mata pelajaran, dan dalam setiap
kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler.
3. Nilai tidak diajarkan tapi
dikembangkan;mengandung
makna bahwa materi nilai budaya
dan karakter bangsa bukanlah
bahan ajar biasa; artinya, nilai-
nilai itu tidak dijadikan pokok
bahasan yang dikemukakan seperti
halnya ketika mengajarkan suatu
konsep, teori, prosedur, ataupun
fakta seperti dalam mata pelajaran
agama,bahasa Indonesia, PKn, IPA,
IPS, matematika, pendidikan
jasmani dan kesehatan, seni, dan
keterampilan.
4. Pembelajaran dilakukan peserta
didik secara aktif dan
menyenangkan; prinsip ini
menyatakan bahwa proses
pendidikan nilai budaya dan
karakter bangsa dilakukan oleh
peserta didik bukan oleh guru.
Guru menerapkan prinsip ”tut wuri
handayani” dalam setiap perilaku
yang ditunjukkan peserta didik.
E. Integrasi Nilai-Nilai Budaya dan
Karakter Bangsa Ke Dalam Mata
Pelajaran PPKn
Integrasi nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa ke dalam mata pelajaran PPKn
haruslah didasari pada standar mutu
pendidikan. Diantaranya :
1. Standar kompetensi lulusan;
2. Standar isi;
3. Standar proses;
4. Standar pendidik dan tenaga
kependidikan;
5. Standar sarana dan prasarana;
6. Standar pengelolaan;
7. Standar pembiayaan; dan
8. Standar penilaian pendidikan
2 Daftar materi yang sulit 1. Struktur kekuatan pertahanan negara
dipahami di modul ini 2. Politik kebangsaan dan pertahanan
3. Konsep pendidikan kewrganegaraan
4. Permasalahan pembangunan nasional

3 Daftar materi yang sering 1. Konsepsi pertahanan negara


mengalami miskonsepsi 2. Kesamaptaan jasmani dan mental
3. Kebudayaan dalam pendidikan

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Modul 2 Profesional

Judul Modul Kompetensi guru PPKn dalam


mengembangkan potensi peserta
didik di era revolusi industri 4.0
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Profesionalisme guru PPKn
dalam era industri 4.0
2. Psikologi perkembangan
peserta didik
3. Teori dan perangkat
pembelajaran PPKn
4. Komunikasi interasksi
profesional guru PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Profesionalisme guru PPKn dalam era
dipelajari industri 4.0
a. Profesionalisme Guru PPKn
Menurut Surya (2004) ciri guru
profesional yang diperkirakan sesuai
dengan tuntutan era industri 4.0
adalah sebagai berikut:
 Memiliki semangat juang tinggi
 Mampu menempatkan diri dan
menyesuaikan diri sesuai
tuntutan lingkungan dan
perkembangan iptek.
 Mampu belajar dan bekerjasama
antar profesi lain.
 Memiliki etos kerja yang kuat,
ditandai dengan adanya disiplin
kerja, kerja keras, menghargai
waktu dan berprestasi,
 Memiliki kejelasan dan kepastian
pengembangan jenjang karier,
 Berjiwa profesional,
 Sejahtera lahir batin,
 Memiliki wawasan masa depan,
 Mampu melaksanakan fungsi dan
perannya secara terpadu
I. Ruang Lingkup Profesionalisme
Guru
Dalam menjalankan perannya,
ada tiga ruang lingkup layanan
profesi guru yaitu :
 Layanan administrasi,
Administrasi pendidikan adalah
suatu proses keseluruhan,
kegiatan bersama dalam bidang
pendidikan yang meliputi:
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pelaporan,
pengkoordinasian, pengawasan
dan pembiayaan, dengan
menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas yang
tersedia, baik personel, materil,
maupun spiritual, untuk
mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien.
 Layanan instruksional, Layanan
instruksional merupakan
penyelenggaraan proses belajar
mengajar, yang menempati porsi
terbesar dari profesi keguruan.
Peran guru dalam layanan
instruksional berkaitan dengan
tugas-tugas bantuan dan
dorongan, tugas pengawasan dan
pembinaan serta tugas yang
berkaitan dengan mendisplinkan
anak agar patuh terhadap
aturan-aturan dan norma hidup
dalam keluarga dan masyarakat.
 Layanan bantuan berhubungan
dengan tugas membantu murid
dalam mengatasi masalah belajar
pada khususnya dan masalah-
masalah pribadi yang akan
berpengaruh terhadap
keberhasilan belajarnya.
II. Prinsip Guru dalam Melaksanakan
Tugas Secara Profesional.
Menurut Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2015 tentang Guru dan
Dosen pasal 7 dijelaskan tentang
prinsip guru dalam melaksanakan
tugas secara profesional sebagai
berikut :
 Memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme;
 Memiliki komitmen untuk
meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia;
 Memiliki kualifikasi akademik
dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas;
 Memiliki kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang
tugas;
 Memiliki tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas
keprofesionalan;
 Memperoleh penghasilan yang
ditentukan sesuai dengan
prestasi kerja;
 Memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat;
 Memiliki jaminan perlindungan
hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan;
 Memiliki organisasi profesi yang
mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan
guru.
b. Kompetensi Guru PPKn
Berdasarkan Undang-Undang No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 10 ayat (1) dinyatakan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki guru
mencakup, sebagai berikut :
 Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru
yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap peserta
didik dan pengelolaan
pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan
sampai dengan mengevaluasi.
 Kompetensi Kepribadian,
Kompetensi kepribadian
merupakan personal yang
mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhak
mulia.
 Kompetensi sosial, Kompetensi
Sosial berkenaan dengan
kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga
kependidian, orang tua peserta
didik, dan masyarakat sekitar.
 Kompetensi Profesional,
Kompetensi profesional
merupakan kemampuan
penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi
isi materi pembelajaran, dan
substansi keilmuan yang
menaungi materi dalam
kurikulum, serta menambah
wawasan keilmuan.

2. Psikologi perkembangan peserta didik


A. Psikologi Perkembangan Anak.
Psikologi perkembangan merupakan
cabang dari psikologi yang membahas
tentang gejala-gejala jiwa seseorang,
baik yang menyangkut perkembangan
ataupun kemunduran perilaku
seseorang sejak masa konsep sehingga
dewasa.
Perkembangan anak penting untuk
diperhatikan guru sebab, proses
tumbuh kembang anak akan
mempengaruhi kehidupan mereka di
masa mendatang.
I. Teori Psikologi Pendidikan
Perkembangan Anak
Beberapa teori perkembangan yang
umum dibahas dalam literatur
psikologi perkembangan
diantaranya :
 teori psikodinamik,
 kognitif,
 konstektual,
 behavior dan belajar sosial
II. Tahap-Tahap Psikologi
Perkembangan
Perkembangan manusia
berlangsung secara berurutan atau
berkesinambungan melalui periode
atau masa. Menurut Santrock
(2007) periode perkembangan itu
terdiri atas tiga periode yaitu anak
(childhood), remaja (adolescence),
dan dewasa (adulthood).
Dari ketiga periode tersebut
diklasifikasikan lagi menjadi
beberapa periode, yaitu:
 Periode Sebelum Kelahiran
 Periode Bayi
 Periode Awal Anak
 Periode Pertengahan dan
Akhir Anak
 Periode Remaja
 Periode Dewasa

3. Teori dan perangkat pembelajaran PPKn


A. Teori-Teori Belajar
Teori belajar adalah seperangkat
pernyataan umum yang digunakan
untuk menjelaskan kenyataan
mengenai belajar.
I. Pendekatan Empiris.
Empirisme adalah suatu aliran
dalam filsafat yang menyatakan
bahwa semua pengetahuan
berasal dari pengalaman
manusia.
II. Pendekatan Behavioristik.
Aliran behavioristik memiliki
pandangan bahwa hasil belajar
dalam hal ini perubahan
perilaku bukanlah berasal dari
kemampuan internal manusia
tetapi karena faktor stimulus
yang menimbulkan respons.
III. Pendekatan konstruktivisme.
Konstruktivisme adalah suatu
pendekatan terhadap belajar
yang berkeyakinan bahwa orang
secara aktif membangun atau
membuat pengetahuannya
sendiri dan realitas ditentukan
oleh pengalaman orang itu
sendiri pula.
B. Perangkat Pembelajaran PPKn
Perangkat adalah sejumlah bahan,
alat, media, petunjuk dan pedoman
yang akan digunakan dalam proses
pencapaian kegiatan yang diinginkan.
Pembelajaran adalah proses
kerjasama antara guru dan siswa
dalam memanfaatkan segala potensi
dan sumber yang ada baik potensi
yang bersumber dari dalam diri siswa
itu sendiri seperti minat, bakat dan
kemampuan dasar yang dimiliki
termasuk gaya belajar maupun potensi
yang ada di luar diri siswa seperti
lingkungan, sarana dan sumber belajar
sebagai upaya untuk mencapai tujuan
belajar tententu.
Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) disusun agar pembelajaran dapat
berjalan dengan interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup untuk kemandirian,
dan kreativitas sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik
C. Bentuk-Bentuk Evaluasi
Pembelajaran PPKn
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada
setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan.
Bentuk evaluasi :
 Tes
Tes adalah suatu teknik atau
cara dalam rangka
melaksanakan kegiatan
evaluasi, yang didalamnya
terdapat berbagai item atau
serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh
anak didik, kemudian pekerjaan
dan jawaban itu menghasilkan
nilai tentang perilaku anak didik
tersebut.
 Notes
Keterampilan dapat diukur
dengan menggunakan tes
perbuatan. Adapun perubahan
sikap dan petumbuhan peserta
didik dalam psikologi hanya
dapat diukur dengan teknik
nontes, misalnya observasi,
wawancara, skala sikap, angket,
check list, dan rating scale.

4. Komunikasi interasksi profesional guru


PPKn
A. Pembelajaran PPKn Berbasis TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai adaptasi dari TIK (Information
and Communication Technology)
adalah berbagai aspek yang
melibatkan teknologi, rekayasa dan
teknik pengolahan yang digunakan
dalam pengendalian dan pemrosesan
informasi serta penggunaannya,
hubungan komputer dengan manusia
dan hal yang berkaitan dengan sosial,
ekonomi dan kebudayaan.
I. Pembelajaran Berbasis Komputer
(PBK)
Pembelajaran berbasis komputer
adalah program pembelajaran
dengan menggunakan software
komputer berupa program komputer
yang berisi tentang muatan
pembelajaran meliputi judul, tujuan,
materi pembelajaran, evaluasi
pembelajaran untuk peserta didik
memperoleh informasi dan
pengetahuan yang berguna bagi
dirinya dalam pembelajaran
II. Pembelajaran berbasis web
Web merupakan kumpulan-
kumpulan dokumen yang banyak
tersebar di beberapa komputer
server yang berada di seluruh
penjuru dunia dan terhubung
menjadi satu jaringan melalui
jaringan yang disebut internet.
III. Blended learning
Blended learning adalah
pembelajaran yang secara
konvensional biasa dilakukan di
dalam ruangan kelas
dikombinasikan dengan
pembelajaran yang dilakukan secara
online baik yang dilaksanakan
secara independen maupun secara
kolaborasi, dengan menggunakan
sarana prasarana teknologi
informasi dan komunikasi
B. Komunikasi dalam Pembelajaran
PPKn dengan Memperhatikan Etika
Guru.
Kemampuan komunikasi guru dapat
diartikan sebagai kemampuan guru
untuk menyampaikan informasi
maupun opini dalam belajar, tidak
hanya penyampaian materi pelajaran,
tetapi juga berupa pengarahan serta
memberikan motivasi yang dilakukan
guru kepada siswa sehingga terjadi
timbal balik.
Beberapa Etika komunikasi yang
efektif antara komunikator (guru)
dengan komunikan (sesama guru,
kepala sekolah, pelajar, staf tata usaha
dan warga sekolah lainnya) :
 Menyederhanakan yang rumit.
 Membiasakan berbicara yang
baik di lingkungan sekolah, agar
komunikasi dengan komunikan
berjalan kondusif, nyaman dan
efektif.
 Berbicara secara langsung.
 Menghargai adanya perbedaan
kebudayaan.
 Memberikan feedback yang baik.
Menyesuaikan antara ucapan
dan perbuatan.
 Presentasi secara visual.
 Jadilah humoris yang
menyenangkan.
 Menerima masukan.
 Murah senyum.
2 Daftar materi yang sulit 1. Implementasi Undang-Undang RI Nomor
dipahami di modul ini 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen
pasal 39 ayat (1)
2. Esai terbatas dan esai tak
terbatas(bebas).
3. Contoh RPP (Direktorat Pembinaan SMA, 2017)

3 Daftar materi yang sering 2. Bahan, alat dan media dalam perangkat
mengalami miskonsepsi pembelajaran
3. Metode, model, cara, strategi dan
pendekatan dalam perangkat
pembelajaran

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Modul 3 Profesional


Judul Modul KONSEP DASAR KEILMUAN
KEWARGANEGARAAN
Judul Kegiatan Belajar (KB) 9. Konsep dasar, prinsip dan
Prosedur pembelajaran
PPKn.
10. Struktur, metode dan spirit
keilmuan kewarganegaraan.
11. Konsep kajian keilmuan
Kewarganegaraan
berlandaskanpancasila dan
uud 1945.
12. Isu-isu kewarganegaraan.
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB 1 Konsep dasar, prinsip dan
dan definisi) di modul ini Prosedur pembelajaran PPKn.
1. Civics menurut Henry Randall Waite
adalah “The science of citizenship, the
relation of man, the individual, to man
in organized collection, the individual in
his relation to the state”. Dalam
terjemahan umum, bahwa pendidikan
kewarganegaraan tersebut adalah ilmu
yang membicarakan hubungan antara
manusia dengan manusia dalam
perkumpulan-perkumpulan yang
terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi,
politik) dengan individu-individu dan
negara.
2. Kesadaan berkonstitusi adalah bagian dari
kesadaran hukum yang bersama isi/substansi
hukum (konstitusi) dan pemegang peran
(struktur) yaitu aparat negara atau
penyelenggara Negara merupakan komponen-
komponen utama dalam sistem hukum.
3. Civic Intellegence, yaitu kecerdasan dan daya
nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
4. Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak
dan kewajiban sebagai warga negara yang
bertanggung jawab.
5. Civic Participation, yaitu kemampuan
berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya, baik secara individual,
sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.
6. Reflective Inquiry merupakan tradisi
pembelajaran berdasarkan pada kedudukan
filsafat yang berakar pada masa lalu.
7. Konsep Civics yang secara harfiah diambil
dari bahasa Latin civicus, yang artinya
warga negara pada zaman Yunani Kuno.
Secara akademis, Civics diakui sebagai
embrionya Civic Education dan di Indonesia
selanjutnya diadap-tasi menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).
KB 2 Struktur, metode dan spirit
keilmuan kewarganegaraan.
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) merupakan program pendidikan yang
pada dasarnya sebagai program pendidikan
yang mentransfer esensi dan urgensi keilmuan
Civics (Ilmu Kewarganegaraan).
2. Civics merupakan ilmu yang secara historis
sebagai ilmu yang membentuk warganegara
menjadi warganegara yang baik dan cerdas dan
secara filosofis sebagai ilmu yang mentransfer
dan menginternalisasi nilai-nilai kebaikan
kepada warganegara atau disebut morality
transmission.
3. Civic virtue dan civic culture (kebajikan dan
budaya kewarganegaraan).
4. Civics knowledge (pengetahuan warganegara).
5. Civics skill (keterampilan warganegaraan).
6. Civics disposition (watak warganegara).
7. Dalam khasanah pengetahuan, pendidikan
kewarganegaraan (PKn) (civic/citizenship
education) merupakan bidang kajian atau
studi yang bersifat multifaset dengan konteks
epistemologis lintas bidang keilmuan.
8. Komponen Pertama Civic Knowledge,
“berkaitan dengan kandungan atau nilai apa
yang seharusnya diketahui oleh warganegara”
(Branson, 1999).
9. Komponen Kedua, Civic Skill meliputi
keterampilan intektual (intelectual skills) dan
keterampilan berpartisipasi (participator),
dalarn kehidupan berbangsa dan bernegara.
10. Komponen Ketiga, civic disposition
(watak-watak kewarganegaraan)
merupakan dimensi yang paling subtantif dan
esensial dalam mata pelajaran PKn. Dimensi
watak kewarganegaraan dapat dipandang
sebagai “muara” dari pengembangan kedua
dimensi sebelumnya.
11. Tradisi Perenialisme dicirikan dengan
imperatif nilai-nilai luhur kebangsaan
(Pancasila) dan kebernegaraan (UUD NRI
Tahun 1945 dan konstitusi, serta lainnya),
terbaca secara implisit sebagai aspek
metakognisi (semangat atau tendensi) dalam
substansi yang menjadi muatan Kompetensi
Dasar (KD).
12. Tradisi Esensialisme dicirikan dengan
kemasan sebagai mata pelajaranyang dipayungi
oleh disiplin keilmuan politik/kenegaraan
tertuang dalam bentuk rumusan logika
struktural keilmuan dalam sebuah keutuhan
Kompetensi Dasar (KD).
13. Tradisi Progresifisme dicirikan dengan
pengorganisasian pengalaman belajar (learning
experiences) yang bermuatan substansi dan
proses psikologis- pedagogis secara spiral
meluas (extending communityapproaches),
tercermin dalam rumusan perilaku, baik yang
bersifat afektif, konatif, maupun keterampilan
yang termuat dalam setiap KD dan antar KD
dalam satu tingkat kelas.
14. Tradisi Rekonstruksionisme dicirikan
dengan muatan dan dorongan dan/atau fasilitasi
bagi individu untuk memberikan kontribusi
sesuai dengan kemampuannya kepada orang
lain, masyarakat, bangsa dan negara.
15. Pendekatan field psychology adalah
strategi pembelajaran yang mengombinasikan
antara sudut ekstrim inkuiri dan sudut ekstrim
ekspositori
16. Pembelajaran PPKn berbasis portofolio
merupakan metode pembelajaran untuk
pembentukan warga negara demokratis, yakni
cara membelajarkan anak didik dengan
mengembangkan kecerdasan warga negara
(civic intelligence) dalam dimensi spiritual,
rasional, emosional dan sosial,
mengembangkan tanggung jawab warga negara
(civic responsibility), dan mengembangkan
anak didik berpartisipasi sebagai warga negara
(civic participation) guna menopang tumbuh
dan berkembangnya warga negara yang baik.
KB 3 Konsep kajian keilmuan
Kewarganegaraan berlandaskan
pancasila dan uud 1945.
1. Secara normatif, dalam Pasal 1 butir 20
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem pendidikan nasional, dirumuskan
bahwa: “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar”.
2. Civic virtue adalah kemauan dariwarganegara
untuk menempatkan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi.
3. Civic dispositions adalah sikap dan kebiasaan
berpikir warganegara yang menopang
berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan
jaminan kepentingan umum dari sistem
demokrasi.
4. Civic committments adalah komitmen
warganegara yang bernalar dan diterima dengan
sadar terhadap nilai dan prinsip demokrasi
konstitusional.

KB 4 Isu-isu kewarganegaraan.
1. Paradigma baru PPKn yang
mengedepankan aspek civic literacy
atau literasi warganegara, perlu
diadakan pembinaan dan edukasi
secara baik untuk memahami dan
keterlibatan pada isu-isu
kewarganegaraan yang meliputi bidang
ideologi, politik, hukum, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan keamanan
dan agama, dalam konteks lokal,
nasional, regional, dan global dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
2. Warganegara yang baik dan cerdas
serta bertanggungjawab adalah
warganegara yang secara dinamis
mengetahui dan memahami isu-isu
kewarganegaraan.
3. Isu kewarganegaraan sendiri secara
terminologi berasal dari kata isu dan
kewarganegaraan. Dimana isu berarti
masalah yang dikedepankan
(https://kbbi.web.id/isu) dan
kewarganegaraan berarti sesuatu yang
tidak sebatas keanggotaan seseorang
dari organisasi Negara, tetapi meluas
kepada hal-hal yang terkait dengan
warganegara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara (Cholisin,
2016). Jadi, isu kewarganegaraan
dapat disimpulkan sebagai suatu
masalah yang urgen atau penting
terkait kehidupan warganegara dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4. Pendidikan multikulturalisme
adalah pendidikan yang
menitikberatkan pada 2 hal yaitu
kebebasan dan toleransi.
5. Liberasi yang merupakan sebuah
gagasan kebebasan yang radikal, yakni
penghapusan seluruh sistem
penindasan, dan menawarkan prospek
kepuasan manusia yang menyeluruh.
6. Kewarganegaraan adalah perihal
kebangsaan atau berkenaan dengan
bangsa sendiri yang meliputi unsur-
unsur seperti kesatuan bahasa,
kesatuan daerah, kesatuan ekonomi,
kesatuan hubungan ekonomi, dan
kesatuan budaya.
7. Isu kewarganegaraan dalam konteks
nasional secara garis besar akan
meliputi isu-isu yang berkaitan dengan
bidang ideologi, politik, hukum,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
keamanan dan agama dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
8. Radikalisme adalah suatu paham
yang dibuat buat oleh sekelompok
orang yang menginginkan perubahan
atau pembaharuan sosial dan politik
secara drastis dengan menggunakan
cara-cara kekerasan.
2 Daftar materi yang sulit 4. Konsep dasar, prinsip dan prosedur
dipahami di modul ini pembelajaran PPKn.
5. Struktur, metode dan spirit keilmuan
kewarganegaraan.

3 Daftar materi yang sering 4. Konsep Dasar PPKn


mengalami miskonsepsi 5. Prinsip Pembelajaran PPKn
6. Struktur Keilmuan Kewarganegaraan
7. Arah Rekonstruksi PPKn

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Modul 4 Profesional


Judul Modul SUMBER PEMBELAJARAN
PPKn BERBASIS KARAKTER
Judul Kegiatan Belajar (KB) 13. Sumber-sumber
pembelajaran PPKn
14. Buku dan internet sebagai
sumber pembelajaran
PPKn
15. Sumber pembelajaran
PPKn berbasis ICT
16. Implementasi ICT dalam
pembelajaran PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB 1. Sumber-sumber pembelajaran
dan definisi) di modul ini PPKn
1. Sumber belajar (learning
resourcer) adalah semua sumber
berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh
peserta didik dalam belajar, baik
secara terpisah maupun secara
terkombinasi sehingga mmpermudah
peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar terhadap materi tertentu.
2. Belajar dengan baik ciri-ciri dari
pembelajaran : Merupakan upaya
sadar dan disengaja, Pembelajaran
harus membuat siswa belajar,
Tujuan harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksnakan,
Pelaksanaannya terkendali, baik
isinya, waktu, proses maupun
hasilnya
3. Ruang lingkup sumber belajar :
Massage (pesan) yaitu inforamsi /
ajaran yang terusan oleh komponen
lain dalam bentuk gagasan, fakta,
arti dan data. People (orang) yaitu
manusia yang bertindak sebagai
penyimpan, pengolah, dan penyaji
pesan. Tempat kelompok ini misanya
dosen, guru, tutor, dll. Materials
(bahan) yaitu perangkat lunak yang
mengandung pesan untuk disajikan
melalui penggunaan alat/perangkat
keras, ataupun oleh dirinya sendiri.
Berbagai program media termasuk
katagori materials, seperti
transportasi, slide, film. audio, video,
mudul, majalah, buku dan
sebagainya. Device (alat) yakni
sesuatu perangkat keras yang
digunakan untuk menyampaikan
pesan. Misalnya, overhead proyector,
slide, video,tape/recorder. Technique
(tehnik), yaitu prosedur atau acuan
yang dipersiapkan untuk bahan,
peralatan, orang, lingkungan untuk
menyampaikan pesan, contoh,
pengajaran terprogram/modul,
simulasi, demonstrasi, tanya jawab,
dll. Setting (lingkungan) yaitu situasi
atau suasana sekitar dimana pesan
disampaikan baik di lingkungan fisik
ataupun non fisik
4. Jenis-jenis sumber belajar : Tempat
sumber belajar alamiah; Sumber
belajar dapat berupa tempat yang
sebenarnya, kantor pos, kantor
polisi, pemadam kebakaran, sawah,
peternakan hutan. Tempat-tempat
yang dapat memberikan informasi
secara langsung, dan dapat
mengadakan tanya jawab sendiri,
dan juga tempat yang dapat
mengamati sendiri ser berpraktek
langsung. Perpustakaan sebagai
sumber belajar; Sumber belajar yang
dihimpun di perpustakaan
merupakan khasanah yang lengkap,
berbagai encyclopedi, buku-buku
berisi tema-tema dan segala bahan
pelajaran yang dikumpulkan an
ditata rapi di ruang perpustakaan.
Perpustakaan ini bagaikan jantung
sekolah karena kemajuan sekolah
sangat ditentukan oleh
perpustakaan, karena itu guru dapat
mengembangkan diri melalui
perpustakaan, Nara sumber; Para
nara sumber daat ditata oleh sekolah
pada saat tertentu dapat dihadirkan
dan dipertemukan dengan anak-
anak. Kebiasaan mendengar suara
pembicara lain selain suara gurunya
dan sangat membantu guru dalam
memperluas wawasan anak, Media
cetak; Yang termasuk media cetak
adalah bahan cetak buku, majalah
tabloid, gambar-gambar yang
ekspresif dapat memberi kesempatan
anak untuk menalar dengan
mengunakan pikirannya, televisi
yang dapat meningkatkan
pengetahuan anak, sehingga
mencapai tingkat yng tidak terduga,
karena itu pemikiran bahwa guru
yang paling tahu sering meleset dan
tidak tepat lagi, Alat peraga; Semua
alat yang digunakan guru untuk
menerangkan atau memeragakan
pelajaran dalam prose belajar
mengajar, dalam pelaksanaan harus
dibedakan yang digunakan oleh guru
dengan yang dimainkan anak,
Sumber belajar yang dikunjungi;
Tempat yang dikunjungi anak untuk
mengamati keadaan yang
sebenarnya, seperti karyawisata
dengan memanfaatkan kesempatan
dan menindaklanjuti kegiatan serta
menciptakan serupa bermain peran
dikelas, Ruang sumber belajar;
Semua staf pengajar dilatih untuk
menggunakan semua media dengan
sebaik-baiknya yang ada di dalam
ruang sebagai belajar. Ruang
tersebut harus tertata rapi yang
cukup penerangannya yang tidak
memberikan kesan seperti gudang
rak-rak maupun lemari label tentang
isinya agar mempermudah pencarian
barang.
KB 2. Buku dan internet sebagai
sumber pembelajaran PPKn
1. buku teks pelajaran : buku teks
wajib yang digunakan di sekolah
yang berisikan materi pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
2. fungsi, tujuan dan manfaat
kegunaan dari buku teks pelajaran
: Sebagai bahan referensi atau bahan
rujukan oleh peserta didik, Sebagai
bahan evaluasi, Sebagai alat bantu
pendidik dalam melaksanakan
kurikulum, Sebagai salah satu
penentu metode atau teknik
pengajaran yang akan digunakan
pendidik.
3. Hakikat dan tujuan buku teks
pelajaran :
Memudahkan pendidikan dalam
menyampaikan materi pembelajaran,
Memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengulangi pelajaran
atau mempelajari pelajaran baru,
Menyediakan materi pembelajaran
yang menarik bagi peserta didik.
4. Indikator atau ciri dalam memilih
penanda buku teks PPKn atau
buku pelajaran menurut Muslich
(2013) : Merupakan buku sekolah
yang ditujukan bagi siswa pada
jenjang pendidikan tertentu, Buku
teks berisikan bahan yang telah
terseleksi, Buku teks berkaitan
dengan mata pelajaran tertentu
(PPKn), Buku teks untuk tujuan
instruksional tertentu, Buku teks
untuk diasimilasikan dalam
pembelajaran, Buku teks disusun
untuk menunjang program
pembelajaran.
5. Kualitas buku teks : Faktor penulis
buku, kemampuan penulis yang
meliputi penguasaan materi dan
kemampuan menguraikan yang
dimiliki oleh seorang penulis atau
pengarang buku teks/ajar, Faktor
kepentingan penerbit, kondisi fisik
buku, dengan tebal tipisnya buku,
akan mempengaruhi biaya produksi
seperti percetakan dan penghematan
bahan-bahan, sehingga akan
mempengaruhi cakupan isi materi
dalam buku teks, Faktor muatan
kurikulum.Seharusnya dalam
menyusun buku teks harus sesuai
dengan kurikulum yang telah
ditentukan oleh pemerintah.
6. Manfaat internet untuk
kepentingan pembelajaran :
Pengembangan Profesional, sumber
belajar, Belajar sendiri secara cepat,
Menambah wawasan, pergaulan,
pengatahuan, pengembangan karier.
7. Fasilitas internet : World Wide Web
atau yang biasa dikenal dengan
WWWmerupakan sistem hiperteks
yang beroperasi di Internet yakni
sistem untuk menampilkan
informasi yang mengandung
referensi ke informasi lain dalam
sistem (Herry Purnomo dan Theo
Zacharias, 2005). Search engineatau
mesin pencari merupakan salah satu
alat yang membantu pencarian
informasi pada jaringan internet
menjadi lebih mudah. Email atau
surat elektornik merupakan sarana
untuk mengirimkan maupun
menerima surat atau pesan dengan
format digital menggunakan
komputer dan jaringan internet.
Mailing list atau yang sering
disingkat dengan milis merupakan
pengembangan dari penggunan
email oleh grup yang membahas
topik-topik tertentu. Blog atau web
log merupakan bentuk aplikasi web
yang berisi tulisan-tulisan yang pada
umumnya dimuat sebagai postingan
berisi gagasan-gagasan pemiliki blog
tersebut. Media sosial menurut
Fahlepi Roma Doni (2017) adalah
media online yang mendukung
interaksi sosial.
8. Bentuk-bentuk sumber belajar :
Electronic book (e-book) atau buku
digital adalah versi elektoronik dari
buku (Wikipedia). E-book berisikan
informasi digital yang dapat
berwujud teks atau gambar. e-journal
juga merupakan versi digital dari
sebuah jurnal ilmiah, artikel
merupakan karya tulis yang berisi
opini seseorang terhadap masalah-
masalah yang aktual, Berita adalah
informasi baru atau informasi
mengenai sesuatu yang sedang
terjadi, disajikan lewat bentuk cetak,
siaran, internet atau dari mulut ke
mulut kepada orang ketiga atau
orang banyak (Wikepedia).
KB 3. Sumber pembelajaran PPKn
berbasis ICT
1. Information and communication
technologies (ICT) : teknologi yang
digunakan untuk berkomunikasi
dan menciptakan, mengelola dan
mendistribusikan informasi.
2. Pemanfaatan komputer :
Penggunaan komputer sebagai objek,
alat dan perangkat pembelajaran,
Komputer sebagai multi media dalam
arti penggunaan berbagai format
media secara simultan dan
presentasi atau program belajar
secara mandiri, Komputer untuk
pendidikan/pembelajaran jaraka
jauh, yakni bentuk pembelajaran
yang memiliki karakteristik antara
pengajar dan yang diajar terpisah
secara fisik sehingga program
pembelajaran diorganisir dan
disampaikan melalui media
telekomunikasi, Komputer untuk
pembelajaran online, yakni
pembelajaran yang materinya di
kemas dengan menggunakan
komputer dan disampaikan
menggunakan media berbasis
komputer.
3. Sumber Pembelajaran PPKn dari
Media Visual : visualisasi materi
seperti gambar atau bentuk bahan
ajar lain yang bisa ditampilkan
secara visual bersama teks dengan
cara memproyeksikannya melalui
overhead projector (OHP) maupun
infocus dapat menerangkan dan
mengarahan perhatian siswa kepada
pelajaran untuk meningkatan
ketertarikan siswa
4. Fungsi afektif media visual :
Gambar lambang visual dapat
mengugah emosi dan sikap peserta
didik, misalnya informasi yang
berkaitan dengan materi PPKn
tentang keberagaman suku bangsa
5. Fungsi kognitif media visual :
berguna untuk memperlancar
pencapaian tujuan memahami dan
mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar atau
media visual lainnya.
6. Fungsi kompensatoris media :
berfungsi untuk mengakomodasikan
informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
7. Media dengan teknologi tradisional
: meliputi: (a) visual diam yang
diproyeksikan berupa proyeksi
opaque (tak tembus pandang),
proyeksi overhead , slides, filmstrips;
(b) visual yang tidak diproyeksikan
berupa gambar, poster, foto, charts,
grafik, diagram, pameran, papan
info; (c) audio terdiri dari rekaman
priringan dan pita kaset ; (d)
penyajian multimedia dibedakan
menjadi slide plus suara dan multi
image; (e) visual dinamis yang
diproyeksikan berupa film, televisi,
video; (f) media cetak seperti buku
teks, modul teks terprogram,
workbook, majalah ilmiah, berkala,
dan hand out; (g) permainan
diantaranya teka-teki, simulasi,
permainan papan, (h) realita dapat
berupa model, specimen (contoh),
manipulatife (peta, miniature,
boneka).
8. Media teknologi mutakhir :
dibedakan menjadi (1) media
berbasis telekomunikasi, misal
teleconference, kuliah jarak jauh,
dan media berbasis mikroprosesor,
misal computer-assistted instruction,
permainan komputer, sistem tutor
intelejen, interaktif, hypermedia, dan
compact disc (video).
9. Media Visual: media yang mampu
menampilkan informasi dalam
bentuk yang hanya dapat dilihat
atau dibaca, misalnya gambar, foto,
grafik, diagram, bagan, poster,
kartun, komik, buku, dll.
10. Media Audio: media yang mampu
menyajikan informasi dalam bentuk
yang hanya dapat didengar, misalnya
radio, tape recorder, laboratorium
bahasa, player MP3, dll.
11. Projected still media: media yang
memerlukan proyektor untuk
menampilkan informasi dalam
bentuk gambar/tulisan yang tidak
bergerak, misalnya transparansi
slide, slide Power Point, micro film,
dll.
12. Projected motion media: media
yang memerlukan proyektor untuk
menampilkan informasi dalam
bentuk gambar/tulisan yang dapat
bergerak, misalnya film, televisi,
video (VCD, DVD, VTR), komputer
dan sejenisnya.
13. Manfaat dari penggunaan media
project still: memudahkan dalam
menyampaikan materi pembelajaran
dengan bantuan teknologi berbasis
ICT
14. Proses pemilihan media
pembelajaran : Jelas dan rapi,
Bersih dan menarik, Cocok dengan
sasaran, Relevan dengan topik yang
diajarkan, Sesuai dengan tujuan
pembelajaran, Praktis, luwes, dan
tahan, Berkualitas baik, Ukurannya
sesuai dengan lingkungan belajar.
KB 4. Implementasi ICT dalam
pembelajaran PPKn
1. Manfaat Implementasi Sumber
Belajar PPKn Berbasis ICT :
Implementasi pembelajaran PPKn
berbasis ICT dilakukan dengan
menggunakan komputer multimedia
yang dipadukan dengan bentuk-
bentuk media visual seperti video
sehingga dapat digunakan guru dan
siswa tidak hanya mendengar,
melihat, tapi juga berperan
(melakukan sendiri) dalam proses
pembelajaran.
2. Sembilan faktor kunci yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan
media pembelajaran sebagai
sumber belajar : (1) kendala sumber
daya lembaga, (2) kesesuaian dengan
materi pembelajaran, (3)
karakteristik pelajar, (4) sikap dan
tingkat keterampilan guru, (5) tujuan
pembelajaran, (6) hubungan dalam
proses pembelajaran, (7) lokasi
pembelajaran, (8) waktu
pembelajaran (sinkron atau
asinkron), dan (9) tingkat kekayaan
media
3. Konsep pembelajaran : suatu
proses dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-
kondisi khusus atau menghasilkan
respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset
khusus dari pendidikan
4. The Konten of knowledge :
pengetahuan dirasakan, dipelajari,
diamati dan ditemukan oleh peserta
didik.
5. The center of students’ aktivities :
peserta didik yang aktif belajar
mampu menemukan pengetahuan,
informasi, dan keterampilan dengan
pengalaman langsung yang
dibangun.
6. To build knowledge : peserta didik
melakukan sesuatu untuk
memahami materi pelajaran
7. To the describe character’s,:
peserta didik menunjukkan
karakteristiknya melalui gaya belajar
yang unik.
8. To the students’ thinking
reflective, : peserta didik belajar
secara aktif menunjukan respon dan
partisipasi dengan bertanya,
menjawab dan
2 Daftar materi yang sulit 6. Jenis-Jenis Sumber Belajar PPKn
dipahami di modul ini Berbasis Karakter, Komunikatif dan
bemakna
7. Penggunaan Internet Sebagai
Sumber belajar PPKn
8. Materi pembelajaran PPKn Berbasis
Projected Still Media
9. Sumber pengetahuan dalam
pembelajaran PPKn berbasis ICT
untuk meningkatkan pemahaman
materi
3 Daftar materi yang sering 8. Pengertian Sumber Belajar
mengalami miskonsepsi 9. Jenis-Jenis Sumber Belajar PPKn
Berbasis Karakter, Komunikatif dan
bemakna
10. Internet Sebagai Sumber Belajar
PPKn
11. Penggunaan Internet Sebagai
Sumber belajar PPKn
12. Sumber Pembelajaran PPKn
Berbasis ICT
13. Sumber belajar yang dapat
meningkatkan pemahaman

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Modul 5 Profesional


Judul Modul Membangun Karakter Ke-
Indonesiaan Guru PPKn dan
Peserta Didik
Judul Kegiatan Belajar (KB) 17. Karakteristik Peserta Didik
dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan
intelektual,
18. Karakteristik Etika Profesi
Guru dan aplikasinya dalam
Pembelajaran PPKn
19. Kualifikasi dan Regulasi
Profesionalisme Guru PPKn,
20. Pengembangan Kemampuan
Profesional Guru PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah 1. Karakteristik Peserta Didik dari aspek
dan definisi) di modul ini Fisik,moral,sosial,kultural,emosional
dan intelektual
a. Aspek Fisik
Meliputi perubahan-perubahan dalam
tubuh seperti pertumbuhan otak,
sistem saraf, organ-organ indrawi,
pertambahan tinggi dan berat badan,
hormon, dan lain-lain, dan perubahan-
perubahan dalam cara-cara5 individu
untuk menggunakan tubuhnya
seperti: perkembangan keterampilan
motorik dan perkembangan seksual,
serta perubahan dalam kemampuan
fisik seperti: penurunan fungsi
jantung, pengelihatan dan sebagainya.
b. Aspek Moral
Ukuran-ukuran yang telah diterima
oleh suatu komunitas, mengacu pada
baik buruk manusia sehingga moral
adalah bidang kehidupan manusia
dilihat dari kebaikan manusia
c. Aspek Sosial
Kemampuan untuk berperilaku sesuai
dengan harapan-harapan kelompok
sosialnya, nilai keadilan dan kejujuran
yang lebih cenderung dimiliki oleh pria
dan kesejahteraan yang dimiliki oleh
wanita baik dalam keluarga, teman
sebaya, maupun pada masyarakat.
d. Aspek Kultural
Suatu cara hidup yang berkembang,
dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari
generasi ke generasi.

e. Aspek Emosional
kemampuan peserta didik untuk dapat
memotivasi diri sendiri dan tekun
dalam menghadapi frustasi,
mengontrol dorongan-dorongan
impulsive dan mampu menunda
pemuasannya, mengatur suasana hati
sehingga tidak mempengaruhi
kemampuan berfikir, dan berempati.
f. Aspek Intelektual
tingkat kecerdasan peserta didik yang
diukur dari kemampuan kognitif dalam
menyelesaikan masalah, menalar dan
berfikir logika berdasarkan faktual dan
empirisnya dengan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan,
tingkat pengertian atau kesadaran,
terutama yang menyangkut pemikiran
dan pemahaman
2. Karakteristik Etika Profesi Guru dan
aplikasinya dalam Pembelajaran PPKn
a. Karakteristik Profesi Guru
Profesi Guru adalah sebuah jabatan
yang memerlukan kemampuan
intelektual khusus, yang diperoleh
melalui kegiatan belajar dan pelatihan
yang bertujuan untuk menguasai
keterampilan atau keahlian dalam
melayani atau memberikan advis pada
orang lain, dengan memperoleh upah
atau gaji dalam jumlah tertentu.
1. Komitmen tinggi
2. Tanggung jawab
3. Berpikir sistematis
4. Penguasaan materi
5. Menjadi bagian dari masyarakat
profesional
6. Autonomy (mandiri dalam
melaksanakan tugasnya)
7. Teacher research/penelitian
8. Publication/menulis
9. Professional organization
(Suprihatiningrum, 2014)
b. Karakteristik Etika Profesi Guru
Kode etik guru adalah norma dan
asas yang disepakati dan diterima oleh
guru-guru Indonesia sebagai pedoman
sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai
pendidik, anggota masyarakat, dan
warga negara (Suprihatinigrum, 2014)

Tujuan dirumuskannya kode etik


1. Menjujung tinggi martabat profesi
2. Menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggota
3. Meningkatkan pengabdian para
anggota profesi
4. Meningkatkan mutu profesi, dan
5. Meningkatkan mutu organisasi
profesi
(Hermawan, 1979; Suprihatinigrum,
2014)
c. Etika Profesi Guru dan Aplikasi
dalam Pembelajaran
1. Hubungan Guru dengan Peserta
Didik
2. Hubungan Guru dengan Orang
Tua/Wali Peserta Didik
3. Hubungan Guru dengan
Masyarakat
4. Hubungan Guru dengan Sekolah
dan Rekan Sejawat
5. Hubungan Guru dengan Profesi
6. Hubungan Guru dengan
Pemerintah
3. Kualifikasi dan Regulasi
Profesionalisme Guru PPKn
Kualifikasi profesionalisme guru
merupakan pendidikan khusus untuk
memperoleh suatu keahlian, keahlian
yang diperlukan untuk melakukan
sesuatu (menduduki jabatan dan
sebagainya)
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat
jasmani dan rohani, serta memimiliki
kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
2. Pendidik untuk pendidikan formal
pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan tinggi
dihasilkan oleh perguruan tinggi
terakreditasi.
Regulasi guru merupakan segala aturan
yang digunakan untuk mengatur segala
yang berkaitan dengan guru
4. Pengembangan Kemampuan
Profesional Guru PPKn
1. Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalismenya
2. Pendidikan dan Latihan Fungsional
dan Teknis adalah upaya peningkatan
kompetensi guru dan/atau pemantapan
wawasan, pengetahuan, sikap, nilai,
dan keterampilan yang sesuai dengan
profesi guru yang bermanfaat dalam
pelaksanaan tugas guru melalui
lembaga yang memiliki ijin
penyelenggaraan dari instansi yang
berwenang
3. Kegiatan Kolektif Guru adalah
kegiatan guru dalam mengikuti
kegiatan pertemuan ilmiah atau
mengikuti kegiatan bersama yang
dilakukan guru baik di sekolah maupun
di luar sekolah (seperti KKG/MGMP,
KKKS/MKKS, asosiasi profesi guru
lainnya) yang bertujuan untuk
meningkatkan keprofesian guru yang
bersangkutan
4. Publikasi Ilmiah adalah karya tulis
ilmiah yang telah dipublikasikan
kepada masyarakat
5. Karya Inovatif adalah karya hasil
pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni yang
bermanfaat bagi pendidikan dan/atau
masyarakat, yang terdiri dari
1. Menemukan teknologi tepat guna;
2. Menemukan atau menciptakan karya
seni;
3. Membuat atau memodifikasi alat
pelajaran, peraga atau praktikum;
4. Mengikuti pengembangan atau
penyusunan standar, pedoman, soal,
dan sejenisnya
2 Daftar materi yang sulit 1. Karakteristik Peserta Didik dari aspek
dipahami di modul ini fisik, moral, sosial, kultural,
emosional dan intelektual,
Keterampilan intelektual
2. Karakteristik Etika Profesi Guru dan
aplikasinya dalam Pembelajaran PPKn
3. Hubungan Guru dengan Profesi
Kualifikasi dan Regulasi
Profesionalisme Guru PPKn,
4. Pengembangan Kemampuan
Profesional Guru PPKn
5. Pengembangan Diri Pada Kegiatan
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
3 Daftar materi yang sering 1. Karakteristik Peserta Didik dari aspek
mengalami miskonsepsi fisik, moral, sosial, kultural,
emosional dan intelektual,
2. Karakteristik Etika Profesi Guru dan
aplikasinya dalam Pembelajaran PPKn
3. Karakteristik Etika Profesi Guru
4. Aplikasi Guru dengan Organisasi
Profesi
5. Kualifikasi dan Regulasi
Profesionalisme Guru PPKn,
6. Pengembangan Kemampuan
Profesional Guru PPKn Karya Inovatif
7. Teknik Penyusunan dan Format
Laporan Deskripsi Kreatif Penciptaan
Karya Seni
8. Teknik Penyusunandan Format
Laporan Tentang cara Pembuatan dan
Penggunaan alat peraga
9. Teknik Penyusunan dan Format
Laporan Kegiatan Penyusunan
standar/pedoman/soal

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Modul 6 Profesional


Judul Modul PENGEMBANGAN EVALUASI
BERBASIS ICT DAN
PEMANFAATAN HASIL PTK
DALAM PEMBELAJARAN PPKn
Judul Kegiatan Belajar (KB) 21. Evaluasi Pembelajaran
PPKn Berbasis ICT
22. Keterampilan Guru PPKn
dalam Pembelajara
23. Model dan Media
Pembelajaran PPKn berbasis
ICT
24. PTK dalam Pembelajaran
PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KEGIATAN BELAJAR 1
dan definisi) di modul ini Evaluasi Pembelajaran PPKn Berbasis ICT
A. Pengertian
5. Evaluasi adalah proses mendeskripsikan,
mengumpulkan dan menyajikan suatu
informasi yang bermanfaat untuk
pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Evaluasi pembelajaran
merupakan evaluasi dalam bidang
pembelajaran.
6. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah
suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan
7. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah
untuk menghimpun informasi yang
dijadikan dasar untuk mengetahui taraf
kemajuan, perkembangan, dan pencapaian
belajar siswa, serta keefektifan pengajaran
guru. Evaluasi pembelajaran mencakup
kegiatan pengukuran dan penilaian
8. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga
tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan hasil dan
pelaporan.
9. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan
dibedakan atas lima jenis evaluasi; a)
Evaluasi diagnostik, b) Evaluasi selektif, c)
Evaluasi penempatan, d) Evaluasi formatif,
e) Evaluasi sumatif
1) Evaluasi diagnostik adalah evaluasi
yang ditujukan untuk menelaah
kelemahan-kelemahan siswa beserta
faktor-faktor penyebabnya
2) Evaluasi selektif adalah evaluasi yang
digunakan untuk memilih siwa yang
paling tepat sesuai dengan kriteria
program kegiatan tertentu
3) Evaluasi penempatan adalah evaluasi
yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan
tertentu yang sesuai dengan
karakteristik siswa.
4) Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatan proses belajar dan
mengajar.
5) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan belajar siswa.
6) Jenis evaluasi berdasarkan sasaran ;a)
Evaluasi konteks, b) Evaluasi input, c)
Evaluasi proses, d) Evaluasi hasil atau
produk, e) Evaluasi outcome atau
lulusan
1) Evaluasi konteks Evaluasi yang
ditujukan untuk mengukur konteks
program baik mengenai rasional
tujuan, latar belakang program,
maupun kebutuhan-kebutuhan
yang muncul dalam perencanaan
2) Evaluasi input Evaluasi yang
diarahkan untuk mengetahui input
baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai
tujuan.
3) Evaluasi proses Evaluasi yang
ditujukan untuk melihat proses
pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian
dengan rencana, faktor pendukung
dan faktor hambatan yang muncul
dalam proses pelaksanaan, dan
sejenisnya
4) Evaluasi outcome atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk
melihat hasil belajar siswa lebih
lanjut, yakni evaluasi lulusan
setelah terjun ke masyarakat
10. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan
pembelajaran; a) Evaluasi program
pembelajaran, b) Evaluasi proses
pembelajaran, c) Evaluasi hasil
pembelajaran
11. Jenis evaluasi berdasarkan objek; a)
Evaluasi input, b) Evaluasi transformasi, c)
Evaluasi output
12. Jenis evaluasi berdasarkan subjek: a)
Evaluasi internal, b) Evaluasi eksternal
13. Penilaian Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Kompetensi dasar pada hakikatnya adalah
pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak setelah
peserta didik menyelesaikan suatu aspek
atau subjek mata pelajaran tertentu
14. Penilaian Kompetensi Rumpun Pelajaran
merupakan kumpulan dari mata pelajaran
atau disiplin ilmu yang lebih spesifik.
15. Kompetensi lintas kurikulum merupakan
kompetensi yang harus dicapai melalui
seluruh rumpun pelajaran dalam
kurikulum
16. Penilaian Kompetensi Tamatan merupakan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai- nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak setelah
peserta didik menyelesaikan jenjang
tertentu
17. Penilaian Terhadap Pencapaian
Keterampilan Hidup merupakan penilaian
antara kecakapan hidup dan pengalaman
belajar dan kesesuaiannya dengan
kebutuhan mereka untuk dapat bertahan
dan berkembang dalam kehidupannya di
lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
18. Ada empat bentuk penyajian hasil evaluasi
yaitu; 1) Evaluasi dengan menggunakan
angka, 2) Evaluasi dengan menggunakan
kategori, 3) Evaluasi dengan menggunakan
uraian atau narasi, 4) Evaluasi dengan
menggunakan kombinasi angka, kategori,
dan uraian atau narasi.
19. Untuk mengoreksi tes esai, ada tiga cara
yang dapat digunakan, yaitu
1) Whole method, yaitu metode per nomor.
Di sini guru mengoreksi pekerjaan
murid untuk setiap nomor
2) Separated method, yaitu metode per
lembar. Di sini guru mengoreksi setiap
lembar jawaban murid sampai selesai
3) Cross method, yaitu metode bersilang.
Guru mengoreksi jawaban murid
dengan jalan menukarkan hasil koreksi
dari seorang korektor kepada korektor
yang lain
20. metode lain untuk mengoreksi jawaban
bentuk uraian, yaitu
1) Analytical method, yaitu
guru/instruktur sudah menyiapkan
sebuah model jawaban, kemudian
dianalisis menjadi beberapa langkah
yang terpisah, dan bagi setiap langkah
disediakan skor-skor tertentu
2) Sorting method, yaitu metode memilih
yang dipergunakan untuk memberi skor
terhadap jawaban-jawaban yang tidak
dibagi-bagi menjadi unsur-unsur
21. Bentuk Pilihan-Ganda (multiple choice);
1) Distracters, yaitu option yang bukan
merupakan jawaban yang benar
2) Analisis hubungan antar hal, yaitu
untuk melihat kemampuan peserta
didik dalam menganalisis hubungan
antara pernyataan dengan alasan
(sebab-akibat
3) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan
atau pernyataan mempunyai beberapa
kemungkinan jawaban dan disediakan
satu kemungkinan jawaban yang salah.
4) Variasi berganda, yaitu memilih dari
beberapa kemungkinan jawaban yang
semuanya betul, tetapi ada satu
jawaban yang paling betul. Tugas testi
memilih jawaban yang paling betul itu
5) Variasi yang tidak lengkap, yaitu
pertanyaan atau pernyataan yang
memiliki beberapa kemungkinan
jawaban yang belum lengkap

B. Media Pembelajaran Berbasis ICT


(Information and Communication
Technology)
1) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
berasal dari bahasa Inggris yaitu
Information and Communication
Technologies (ICT) adalah payung besar
terminologi yang mencakup seluruh
peralatan teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi
2) ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi
informasi dan teknologi komunikasI
 Teknologi informasi meliputi segala
hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan
informasi
 Sedangkan teknologi komunikasi
adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya.
3) E- learning merupakan salah satu bentuk
penerapan dari perubahan proses
pembelajaran ,memiliki 3(tiga) fungsi;
suplemen (pelengkap), komplemen
(pelengkap), dan substitusi (pengganti).
4) Glossary of elearning terms (Glossary,
2001) menyatakan suatu definisi yang
lebih luas bahwa e-learning adalah sistem
pendidikan yang mengggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media internet, jaringan
komputer, maupun komputer Standalone
5) kata-kata pembelajaran yang telah
digunakan dan masih tetap digunakan
yaitu: · Pembelajaran jarak jauh (open
distance learning) · Pengajaran berbasis
web (web based training) · Pengajaran
berbantuan komputer (computer based
training) · Pembelajaran secara online
(online training)
6) Bentuk tes yang dapat dikembangkan
dengan menggunakan fasilitas teknologi
informasi dan komunikasi;
a. Tes Objektif
True – False (benar salah)
Multiple Choice (pilihan ganda)
Multi Select (pilihan ganda asosiasi)
Mathcing (menjodohkan
b. Tes Non Objektif
Jumble exercise (menyusun
huruf/kata)
Fill in the Blank (close activity
melengkapi ja a an singkat
Crossword (teka-teki silang)
7) Google form merupakan alat bebas bayar
(free) yang fungsi utamanya untuk
membuat formulir artinya baik untuk
pengumpulan informasi maupun kuis
secara online
KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN GURU PPKn DALAM
PEMBELAJARAN
A. Sikap Profesional Guru PPKn
1. Usman (2013) mengemukakan bahwa “tugas
guru sebagai profesi adalah mendidik,
mengajar dan melatih.” Mendidik artinya
meneruskan dan mengembangkan nilai-
nilai hidup, mengajar artinya mentransfer
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedangkan melatih
mengembangkan keterampilan pada diri
siswa
2. Kunandar, (2007) mengemukakan bahwa
profesionalisme guru mempunyai makna
penting, yaitu:
1) Profesionalisme memberikan jaminan
perlindungan kepada kesejahteraan
masyarakat umum;
2) Profesionalisme guru merupakan suatu
cara untuk memperbaiki profesi pendidikan
yang selama ini dianggap oleh sebagian
masyarakat rendah;
3) Profesionalisme memberikan
kemungkinan perbaikan dan
pengembangan diri yang memungkinkan
guru dapat memberikan pelayanan
sebaik mungkin dan memaksimalkan
kompetensinya.
3. Guru-guru PPKn haruslah mampu
menjadi sosok yang professional
berdasarkan:
1) Apersepsi dan motivasi, guru PPKn
melakukan persiapan pembelajaran,
2) Menyampaikan kompetensi dan
rencana kegiatan pembelajaran,
3) Penguasaan materi pelajaran,
4) Penerapan strategi pembelajaran yang
mendidik, guru memilihkan strategi
pembelajaran yang tepat sehingga
tujuan pembelajaran tercapai.
5) Pendekatan scientific, guru PPKn
memahami dan menerapkan
pendekatan scientific dalam
pembelajaran
6) Penerapan pembelajaran tematik
terpadu, penyajian materi pembelajaran
sesuai dengan tema, berdasarkan
kurikulum, memuat komponen
karakteristik, dan penyajian yang
bernuansa aktif dan menyenangkan.
7) Pemanfaatan sumber belajar dan
media dalam pembelajaran
8) Melibatkan peserta didik di
pembelajaran. sikap terbuka terhadap
respons peserta didik,
9) Penggunaan bahasa yang benar dan
tepat dalam pembelajaran, maupun
tulisan secara jelas dan lancar dan yang
baik dan benar.
10) Menutup pembelajaran, guru PPKn
dalam melaksanakan kegiatan
menutup pembelajaran yaitu dengan
menyimpulkan materi, refleksi,
pengayaan dan evaluasi.
B. Keterampilan Guru Dalam
Pembelajaran PPKn
1. Keterampilan dasar mengajar pada
dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk
perilaku bersifat mendasar dan khusus
yang harus dimiliki oleh seorang guru
sebagai modal awal untuk
melaksanakan tugas-tugas
pembelajarannya secara terencana dan
profesional (Rusman, 2012)
2. Keterampilan dasar yang harus dimiliki
seorang guru adalah:
1) Keterampilan dasar membuka dan
menutup pelajaran
2) dasar menjelaskan
3) Keterampilan dasar mengadakan
variasi
4) Keterampilan dasar memberikan
penguatan
5) Keterampilan dasar bertanya
6) Keterampilan dasar mengelola kelas
7) Keterampilan dasar mengajar
perorangan/kelompok kecil
8) Keterampilan dasar membimbing
diskusi kelompok kecil
KEGIATAN BELAJAR 3
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PPKn YANG
INOVATIF DAN KREATIF SESUAI MATERI
PEMBELAJARAN PPKn BERBASIS ICT
A. Model-model Pembelajaran PPKn
Yang Kreatif dan Inovatif Sesuai
Materi Pembelajaran PPKn
1. Pembelajaran inovatif adalah
pembelajaran yang lebih bersifat
student centered. Artinya, pembelajaran
yang lebih memberikan peluang kepada
siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuan secara mandiri (self
directed) dan dimediasi oleh teman
sebaya (peer mediated instruction)
2. Kemampuan yang Harus Dimiliki Guru
PPKn Dalam Penerapan Model
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
adalah
1) memahami konsep kreatif dan
inovatif sehingga dapat
menerapkannya pada bidang studi
PPKn, dengan terlebih dahulu
mengkaji pokok-pokok bahasan
bidang studi PPKn yang dapat
mengunakan model tersebut
2) Selain itu guru PPKn harus pula
memahami proses kreatif, yang
diungkapkan oleh Graham Wallas
(1926) dalam bukunya „The Art of
Thought’ yang mengatakan bahwa
proses kreatif meliputi empat tahap,
yaitu
a. persiapan; seseorang
mempersiapkan diri untuk
memecahkan masalah dengan
belajar berfikir, mencari
jawaban, bertanya kepada orang
lain.
b. Inkubasi ; kegiatan mencari dan
menghimpun data atau informasi
tidak dilanjutkan. Inkubasi
adalah tahap dimana individu
seakan-akan melepaskan diri
untuk sementara dari masalah
tersebut,
c. Iluminasi ; adalah tahap
timbulnya „insight’, yaitu saat
timbulnya inspirasi atau gagasan
baru, beserta proses-proses
psikologi yang mengawali dan
mengikuti munculnya inspirasi
atau gagasan baru
d. Verifikasi; Tahap verifikasi
(verification) atau tahap evaluasi
adalah tahap dimana ide atau
kreasi baru tersebut harus diuji
terhadap realitas. Disini
diperlukan pemikiran kritis dan
konvergen (pemikiran kreatif)
dan diikuti oleh proses
konvergensi (pemikiran kritis).
3. Berikut ini beberapa model
pembelajaran, untuk dipilih dan
dijadikan alternatif sehingga cocok
untuk situasi dan kondisi yang
dihadapi.
1) Kooperatif (CL, Cooperative
Learning); Model pembelajaran
kooperatif adalah kegiatan
pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama
saling membantu
mengkontruksikan konsep,
menyelesaikan persoalan, atau
inquiry.Sintaknya Sintaks
pembelajaran kooperatif adalah
informasi, pengarahan-strategi,
membentuk kelompok heterogen,
kerja kelompok, presentasi hasil
kelompok, dan pelaporan. 2
2) Kontekstual (CTL, Contextual
Teaching and Learning) ;
pembelajaran yang dimulai dengan
sajian atau tanya jawab lisan
(ramah, terbuka, negosiasi) yang
terkait dengan dunia nyata
kehidupan siswa (daily life
modeling).Prinsip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa,
siswa melakukan dan mengalami,
tidak hanya menonton dan
mencatat, dan pengembangan
kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indikator pembelajaran
kontekstual sehingga bisa
dibedakan dengan model lainnya,
yaitu modeling (pemusatan
perhatian, motivasi, penyampaian
kompetensi-tujuan, pengarahan-
petunjuk, rambu-rambu, contoh),
questioning (eksplorasi,
membimbing, menuntun,
mengarahkan, mengembangkan,
evaluasi,
3) Realistik (RME, Realistic
Mathematics Education ; Realistic
Mathematics Education (RME)
dikembangkan oleh Freud di
Belanda dengan pola guided
reinvention dalam mengkontruksi
konsep-aturan melalui process of
mathematization, yaitu matematika
horizontal (tools, fakta, konsep,
prinsip, algoritma, aturan uantuk
digunakan dalam menyelesaikan
persoalan, proses dunia empiris) dan
vertikal (reorganisasi matematika
melalui proses dalam dunia rasio,
pengembangan matematika).
4) Pembelajaran Langsung (DL, Direct
Learning) ; Cara ini sering disebut
dengan metode ceramah atau
expositor (ceramah bervariasi)
5) Pembelajaran Berbasis masalah
(PBL, Problem Based Learning ; Cara
ini sering disebut dengan metode
ceramah atau expositor (ceramah
bervariasi).
6) Problem Solving ; Justru problem
solving adalah mencari atau
menemukan cara penyelesaian
(menemukan pola, aturan, atau
algoritma) dan Sintaksnya adalah:
sajikan permasalahan yang
memenuhi criteria di atas, siswa
berkelompok atau individual
mengidentifikasi pola atau aturan
yang disajikan, siswa
mengidentifikasi, mengeksplorasi,
menginvestigasi, menduga, dan
akhirnya menemukan solusi.
7) Problem Posing ; pemecahan
masalah dengan melalui elaborasi,
yaitu merumuskan kembali masalah
menjadi bagian-bagian yang lebih
mudah sehingga dipahami.
Sintaksnya adalah: pemahaman,
jalan keluar, identifikasi kekeliruan,
minimalisasi tulisan-hitungan, cari
alternatif, menyusun soal-
pertanyaan
8) Problem Terbuka (OE, Open Ended) ;
Pembelajaran dengan problem
(masalah) terbuka artinya
pembelajaran yang menyajikan
permasalahan dengan pemecahan
berbagai cara (flexibility) dan
solusinya juga bisa beragam (multi
jawab, fluency)
9) Probing-prompting ; Teknik probing-
prompting adalah pembelajaran
dengan cara guru menyajikan
serangkaian pertanyaan yang
sifatnya menuntun dan menggali
sehingga terjadi proses

berpikir yang mengaitkan


pengetahuan setiap siswa dan
pengalamannya dengan
pengetahuan baru yang sedang
dipelajar
10) Pembelajaran Bersiklus (cycle
learning); Eksplorasi berarti
menggali pengetahuan prasyarat,
eksplanasi berarti mengenalkan
konsep baru dan alternatif
pemecahan, dan aplikasi berarti
menggunakan konsep dalam
konteks yang berbeda
11) Reciprocal Learning ; Weinstein &
Mayer (1986) mengemukakan bahwa
dalam pembelajaran harus
memperhatikan empat hal, yaitu
bagaimana siswa belajar, mengingat,
berpikir, dan memotivasi diri.
12) SAVI ( Somatic, Auditory,
Visualization, and Intelectually) ;
pembelajaran yang menekankan
bahwa belajar haruslah
memanfaatkan semua alat indra
yang dimiliki siswa.
13) TGT (Teams Games Tournament ;
cara mengelompokkan siswa
heterogen, tugas tiap kelompok bisa
sama bias berbeda. Setelah
memperoleh tugas, setiap kelompok
bekerja sama dalam bentuk kerja
individual dan diskusi.
14) VAK (Visualization, Auditory,
Kinesthetic) ; menganggap bahwa
pembelajaran akan efektif dengan
memperhatikan ketiga hal tersebut
di atas, dengan perkataan lain
manfaatkan lah potensi siswa yang
telah dimilikinya dengan melatih,
mengembangkannya.
15) AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition) ; Model pembelajaran ini
mirip dengan SAVI dan VAK,
bedanya hanyalah pada Repetisi
yaitu pengulangan yang bermakna
pendalaman, perluasan,
pemantapan dengan cara siswa
dilatih melalui pemberian tugas atau
quiz.
16) TAI (Team Assisted Individually) ;
Terjemahan bebas dari istilah di atas
adalah Bantuan Individual dalam
Kelompok (BidaK) dengan
karakteristikk tanggung jawab
belajar adalah pada siswa. Oleh
karena itu siswa harus membangun
pengetahuan tidak menerima
bentuk jadi dari guru. Pola
komunikasi guru-siswa adalah
negosiasi dan bukan imposisi-
intruksi.
17) STAD adalah salah sati model
pembelajaran kooperatif dengan
sintaks: pengarahan, buat kelompok
heterogen (4-5 orang), diskusikan
bahan belajar-LKS- modul secara
kolaboratif, sajian-presentasi
kelompok sehingga terjadi diskusi
kelas, kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau
kelompok, umumkan rekor tim dan
individual dan berikan reward
18) NHT (Numbered Head Together) ;
NHT adalah salah satu tipe dari
pembelajaran kooperatif dengan
sintaks: pengarahan, buat kelompok
heterogen dan tiap siswa memiliki
nomor tertentu,
19) Jigsaw ; Model pembelajaran ini
termasuk pembelajaran kooperati
20) TPS (Think Pairs Share) ; Model
pembelajaran ini tergolong tipe
kooperatif dengan sintaks: Guru
menyajikan materi klasikal,
21) GI (Group Investigation) Model
kooperatif tipe GI dengan sintaks:
Pengarahan, buat kelompok
heterogen dengan orientasi tugas,
rencanakan pelaksanaan
investigasi, tiap kelompok
menginvestigasi proyek tertentu
22) MEA (Means-Ends Analysis) Model
pembelajaran ini adalah variasi dari
pembelajaran dengan pemecahan
masalah dengan sintaks: sajikan
materi dengan pendekatan
pemecahan masalah berbasis
heuristic, elaborasi menjadi sub-sub
masalah yang lebih sederhana,
identifikasi perbedaan, susun sub-
sub masalah sehingga terjadi
konektivitas, pilih strategi solusi
23) CPS (Creative Problem Solving) ; Ini
juga merupakan variasi dari
pembelajaran dengan pemecahan
masalah melalui teknik sistematik
dalam mengorganisasikan gagasan
kreatif untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
24) TTW (Think Talk Write) ;
Pembelajaran ini dimulai dengan
berpikir melalui bahan bacaan
(menyimak, mengkritisi, dan
alternative solusi)
25) TS-TS (Two Stay – Two Stray) ;
Pembelajaran model ini adalah
dengan cara siswa berbagi
pengetahuan dan pengalaman
dengan kelompok lain
26) CORE (Connecting, Organizing,
Reflecting, Extending) ; Sintaksnya
adalah (C) koneksi informasi lama-
baru dan antar konsep, (0)
organisasi ide untuk memahami
materi, (R) memikirkan kembali,
mendalami, dan menggali, (E)
mengembangkan, memperluas,
menggunakan, dan menemukan.
27) SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review) ; Pembelajaran ini
adalah strategi membaca yang dapat
mengembangkan meta kognitif
siswa, yaitu dengan menugaskan
siswa untuk membaca bahan belajar
secara saksama-cermat,
28) SQ4R (Survey, Question, Read,
Reflect, Recite, Review) ; SQ4R
adalah pengembangan dari SQ3R
dengan menambahkan unsur
Reflect, yaitu aktivitas memberikan
contoh dari bahan bacaan dan
membayangkan konteks aktual yang
relevan.
29) MID (Meaningful Instructional
Design) ; Model ini adalah
pembelajaran yang mengutamakan
kebermaknaan belajar dan
efektivitas dengan cara membuat
kerangka kerja-aktivitas secara
konseptual kognitif- konstruktivis
30) CRI (Certainly of Response Index)
digunakan untuk mengobservasi
proses pembelajaran yang
berkenaan dengan tingkat
keyakinan siswa tentang
kemampuan yang dimilikinya untuk
memilih dan menggunakan
pengetahuan yang telah dimilikinya
31) DLPS (Double Loop Problem Solving)
; variasi dari pembelajaran dengan
pemecahan masalah dengan
penekanan pada pencarian kausal
(penyebab) utama dari timbulnya
masalah,
32) DMR (Dis kursus Multi
Representasi) pembelajaran yang
berorientasi pada pembentukan,
penggunaan, dan pemanfaatan
berbagai representasi dengan setting
kelas dan kerja kelompok.
Sintaksnya adalah: persiapan,
pendahuluan, pengembangan,
penerapan, dan penutup.
33) CIRC (Cooperative, Integrated,
Reading, and Composition) ;
Terjemahan bebas dari CIRC adalah
komposisi terpadu membaca dan
menulis secara kooperatif –
kelompok.
34) IOC (Inside Outside Circle) ; IOC
adalah mode pembelajaran dengan
sistem lingkaran kecil dan lingkaran
besar (Spencer Kagan, 1993) di
mana siswa saling membagi
informasi pada saat yang bersamaan
dengan pasangan yang berbeda
dengan singkat dan teratur.
35) Tari Bambu ; Model pembelajaran ini
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berbagi informasi pada
saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda secara
teratur.
36) Artikulasi adalah mode
pembelajaran dengan sintaks:
penyampaian kompetensi, sajian
materi, bentuk kelompok
berpasangan se bangku, salah satu
siswa menyampaikan materi yang
baru diterima kepada pasangannya
kemudian bergantian, presentasi di
depan hasil diskusinya, guru
membimbing siswa untuk
menyimpulkan
37) Debate ; Debat adalah model
pembelajaran dengan sintaks: siswa
menjadi 2 kelompok kemudian
duduk berhadapan, siswa membaca
materi bahan ajar untuk dicermati
oleh masing-masing kelompok,
38) .Role Playing Sintak dari model
pembelajaran ini adalah: guru
menyiapkan scenario pembelajaran,
menunjuk beberapa siswa untuk
mempelajari scenario tersebut,
pembentukan kelompok siswa,
penyampaian kompetensi,
menunjuk siswa untuk melakonkan
scenario yang telah dipelajarinya,
kelompok siswa membahas peran
yang dilakukan oleh pelakon,
presentasi hasil kelompok,
bimbingan penyimpulan dan
refleksi.
39) Talking Stick ; Sintak pembelajaran
ini adalah: guru menyiapkan
tongkat, sajian materi pokok, siswa
membaca materi lengkap pada
wacana, guru mengambil tongkat
dan memberikan tongkat kepada
siswa dan siswa yang kebagian
tongkat menjawab pertanyaan dari
guru, tongkat diberikan kepada
siswa lain dan guru memberikan
pertanyaan lagi dan seterusnya,
guru membimbing kesimpulan-
refleksi-evaluasi.
40) Snowball Throwing ; Sintaksnya
adalah: Informasi materi secara
umum, membentuk kelompok,
pemanggilan ketua dan diberi tugas
membahas materi tertentu di
kelompok, bekerja kelompok, tiap
kelompok menuliskan pertanyaan
dan diberikan kepada kelompok lain,
kelompok lain menjawab secara
bergantian, penyimpulan, refleksi
dan evaluasi
41) Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkahnya adalah:
informasi kompetensi, sajian materi,
siswa mengembangkannya dan
menjelaskan lagi ke siswa lainnya,
kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
42) Course Review Hooray Langkah-
langkahnya: informasi kompetensi,
sajian materi, tanya jawab untuk
pemantapan, siswa atau kelompok
menuliskan nomor sembarang dan
dimasukkan ke dalam kotak, guru
membacakan soal yang nomornya
dipilih acak, siswa yang punya
nomor sama dengan nomor soal
yang dibacakan guru berhak
menjawab jika jawaban benar diberi
skor dan siswa menyambutnya
dengan yel hore atau yang lainnya,
pemberian reward, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
43) Demonstration ; Pembelajaran ini
khusus untuk materi yang
memerlukan peragaan media atau
eksperimen
44) Explicit Instruction ; Pembelajaran
ini cocok untuk menyampaikan
materi yang sifatnya algoritma-
prosedural, langkah demi langkah
bertahap
45) Scramble ; Sintaksnya adalah:
buatlah kartu soal sesuai materi
bahan ajar, buat kartu jawaban
dengan diacak nomornya, sajikan
materi, membagikan kartu soal pada
kelompok dan kartu jawaban, siswa
berkelompok mengerjakan soal dan
mencari kartu soal untuk jawaban
yang cocok.
46) Pair Checks ; Siswa berkelompok
berpasangan se bangku, salah
seorang menyajikan persoalan dan
temannya mengerjakan, pengecekan
kebenaran jawaban, bertukar peran,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi
47) Make-A Match ; Guru menyiapkan
kartu yang berisi persoalan-
permasalahan dan kartu yang berisi
jawabannya,
48) Mind Mapping ; Pembelajaran ini
sangat cocok untuk me review
pengetahuan awal siswa
49) Examples Non Examples ;
Persiapkan gambar, diagram, atau
tabel sesuai materi bahan ajar dan
kompetensi, sajikan gambar
ditempel atau pakai OHP, dengan
petunjuk guru siswa mencermati
sajian, diskusi kelompok tentang
sajian gambar tadi, presentasi hasil
kelompok, bimbingan penyimpulan,
evaluasi dan refleksi.
50) Picture and Picture ; Sajian informasi
kompetensi, sajian materi,
perlihatkan gambar kegiatan
berkaitan dengan materi, siswa
(wakil) mengurutkan gambar
sehingga sistematik, guru
mengonfirmasi urutan gambar
tersebut, guru menanamkan konsep
sesuai materi bahan ajar,
penyimpulan, evaluasi dan refleksi
51) LAPS-Heuristics ; Heuristik adalah
rangkaian pertanyaan yang bersifat
tuntunan dalam rangka solusi
masalah.
52) Improve ; Improve singkatan dari
Introducing new concept,
Metacognitive questioning,
Practicing, Reviewing and reducing
difficulty, Obtaining mastery,
Verification, Enrichment.
Sintaksnya adalah sajian
pertanyaan untuk mengantarkan
konsep, siswa latihan dan bertanya,
balikan-perbaikan-pengayaan-
interaksi.
53) Generatif ; Basi generatif adalah
konstruksi isme dengan sintaks
orientasi-motivasi, pengungkapan
ide-konsep awal, tantangan dan
restrukturisasi sajian konsep,
aplikasi, rangkuman, evaluasi, dan
refleksi
54) Circuit Learning ; Pembelajaran ini
adalah dengan memaksimalkan
pemberdayaan pikiran dan perasaan
dengan pola bertambah dan
mengulang.
55) Complete Sentence ; Pembelajaran
dengan model melengkapi kalimat
adalah dengan sintaks: siapkan
blangko isian berupa paragraf yang
kalimatnya belum lengkap,
sampaikan kompetensi, siswa
ditugaskan membaca wacana, guru
membentuk kelompok, LKS
dibagikan berupa paragraph yang
kalimatnya belum lengkap, siswa
berkelompok melengkapi,
presentasi.
56) Concept Sentence Prosedurnya
adalah penyampaian kompetensi,
sajian materi, membentuk kelompok
heterogen, guru menyiapkan kata
kunci sesuai materi bahan ajar, tiap
kelompok membuat kalimat
berdasarkan kata kunci, presentasi
57) Time Token ; Model ini digunakan
(Arends, 1998) untuk melatih dan
mengembangkan keterampilan
sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicaraan atau diam sama sekali.
58) Take and Give ; Model pembelajaran
menerima dan memberi adalah
dengan sintaks, siapkan kartu
dengan yang berisi nama siswa –
bahan belajar – dan nama yang
diberi, informasikan kompetensi,
sajian materi, pada tahap
pemantapan tiap siswa disuruh
berdiri dan mencari teman dan
saling informasi tentang materi atau
pendalaman- perluasannya kepada
siswa lain kemudian mencatatnya
pada kartu, dan seterusnya dengan
siswa lain secara bergantian,
evaluasi dan refleksi
59) Super item ; Pembelajaran ini
dengan cara memberikan tugas
kepada siswa secara bertingkat-
bertahap dari simpel ke kompleks,
berupa pemecahan masalah.
Sintaksnya adalah diilustrasikan
konsep konkret dan gunakan
analogi, berikan latihan soal
bertingkat, berikan sal tes bentuk
super item, yaitu mulai dari
mengolah informasi- koneksi
informasi, integrasi, dan hipotesis.
60) Hibri ; Model hibrid adalah
gabungan dari beberapa metode
yang berkenaan dengan cara siswa
mengadopsi konsep. Sintaksnya
adalah pembelajaran expository,
kooperatif-inquiry-solusi-workshop,
virtual workshop menggunakan
computer- internet.
61) Tre finger ; Pembelajaran
Pembelajaran kreatif dengan basis
kematangan dan pengetahuan siap
62) Kumon ; Pembelajaran dengan
mengaitkan antar konsep,
keterampilan, kerja individual, dan
menjaga suasana nyaman-
menyenangkan
63) Quantum ; Memandang pelaksanaan
pembelajaran seperti permainan
musik orchestra- simfoni
B. Model Pembelajaran Peer Teaching
dan Penilaian Peer Teaching dalam
Pembelajaran PPKn
1. Model pembelajaran peer teaching
dikenal juga dengan istilah tutor
sebaya, Peer teaching merupakan
salah satu model pembelajaran yang
berbasis active learning.
2. Hidayati (2004:7) menyatakan bahwa
“pengajaran oleh rekan sebaya (peer
teaching) ternyata lebih efektif dari pada
pengajaran oleh guru”. Hal ini
disebabkan latar belakang, pengalaman
para siswa mirip satu dengan lainnya
dibanding dengan skemata guru.
3. “Mengajar teman sebaya memberikan
kesempatan dan mendorong pada
peserta didik mempelajari sesuatu
dengan baik, dan pada waktu yang
sama ia menjadi narasumber bagi yang
lain” (Sibermen, 2001:157).
C. Media Pembelajaran PPKn dalam Proses
Pembelajaran PPKn
1. Media pembelajaran dapat diartikan
sebagai Segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pebelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar
2. Bruner dalam buku yang dikutip Azhar
Arsyad (2011:7), ada tiga tingkatan
utama modus belajar, yaitu:
pengalaman langsung (enactive),
pengalaman pictorial/gambar (iconic),
dan pengalaman abstrack (symbolic).
Hasil belajar seseorang dimulai dari
pengalaman langsung (kongkrit),
kenyataan yang ada di lingkungan
kehidupan seseorang kemudian melalui
benda tiruan, sampai kepada lambang-
lambang verbal (abstrak).
3. Ciri Media Pembelajaran
1) Ciri Fiksatif Ciri ini menggambarkan
kemampuan media merekam
menyimpan, melestarikan dan
merekonstruksikan suatu objek
atau peristiwa
2) Ciri Manipulatif ;erat kaitannya
dengan kejadian yang berlangsung
berhari- hari bahkan bertahun-
tahun dapat disajikan dalam waktu
beberapa menit saja. Banyak
peristiwa atau objek yang sulit
diamati secara langsung dengan
mudah diamati melalui media
pembelajaran berupa rekaman video
dan foto.
3) Ciri Distributif ;Ciri distributif dari
media memungkinkan suatu objek
atau kejadian ditransformasikan
melalui ruang dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada
siswa dengan stimulus pengalaman
yang relatif sama.
3. Klasifikasi Media Pembelajaran
1) Menurut Edgar Dale dalam Rahmat
(2008: 90) mengemukakan berbagai
jenis media yang terkenal dengan
istilah kerucut pengalaman (the cone
of experience) yaitu :1) pengalaman
langsung; 2) pengalaman yang
diatur; 3) dramatisasi; 4)
demonstrasi; 5) karyawisata; 6)
pameran; 7) gambar hidup; 8)
rekaman, radio, gambar mati; 9)
lambang visual; dan 10)lambang
verbal. Berdasarkan 10 pengalaman
tersebut, dapat belajar dengan
mengalaminya secara langsung
dengan melakukannya atau berbuat
(nomor 1 s.d 5); mengamati orang
lain melakukannya (nomor 6 s.d 8);
dan membaca atau menggunakan
lambang (nomor 9 s.d 10).
2) Sedangkan klasifikasi media
pembelajaran menurut Azhar Arsyad
(2011:29),

berdasarkan perkembangan
teknologi media pembelajaran dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu: (1)
media hasil teknologi cetak, (2)
media hasil teknologi audio-visual,
(3) media hasil gabungan teknologi
cetak dan komputer
4. Fungsi Media Pembelajaran
secara umum adalah suatu alat bantu
yang digunakan oleh orang (dalam hal
ini adalah guru) untuk menyampaikan
pesan kepada siswanya.
D. Media Pembelajaran Berbasis ICT
1. Berdasarkan kegunaan dan cara
pemakaiannya, multimedia
pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni multimedia
presentasi dan multimedia belajar
mandiri.
2. Secara umum, perangkat yang
diperlukan untuk mengembangkan
media pembelajaran berbasis ICT
meliputi perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software).
Perangkat keras dapat berupa:
computer, scanner, speaker, mikrofon,
CDROM, DVDROM, flash disk, kartu
memori, kamera digital, kamera video
KEGIATAN BELAJAR 4: PENELITIAN
TINDAKAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN
PPKn
A. Proposal PTK Dalam Pembelajaran
PPKn
1. Menurut Suharsimi dalam
Khairunnisa, dkk (2019) bahwa PTK
merupakan pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah
tenaga yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama
2. tujuan penelitian tindakan ke dalam
tiga area yaitu; (1) untuk
memperbaiki praktik; (2) untuk
pengembangan professional dalam
arti meningkatkan pemahaman para
praktisi terhadap praktik yang
dilaksanakannya; serta (3) untuk
memperbaiki keadaan atau situasi di
mana praktik tersebut
dilaksanakan.
3. Secara garis besar Penelitian
Tindakan Kelas ini terdapat empat
langkah kegiatan (siklus) yang lazim
4. Menurut Arikunto (2006) PTK
mempunyai empat langkah (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan dan (4) refleksi. Adapun
yang menjadi tahapan tersebut
adalah sebagai berikut Tahap 1:
Menyusun rencana tindakan
(Planning), dalam tahap ini peneliti
menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa dan
bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Seperti telah
disampaikan dimuka, bahwa untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan
tadi maka peneliti minta masukan
dari guru, kepala sekolah dan teman
sejawat. Tahap 2: Pelaksanaan
Tindakan (Acting), tahap ke-2 dari
penelitian tindakan kelas adalah
pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu melakukan
tindakan kelas. Tahap 3:
Pengamatan (observing), tahap ke-3,
yaitu kegiatan pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti. Sebetulnya
sedikit kurang tepat kalau
pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan
pada waktu tindakan sedang
berlangsung. Jadi, keduanya
berlangsung dalam waktu yang
bersamaan. Tahap 4: Refleksi
(Reflecting), tahap ke-4 merupakan
kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan.
Dalam kegiatan ini peneliti
melakukan evaluasi diri atau dengan
kata lain peneliti mengadakan
“dialog” pada diri sendiri terhadap
apa yang telah dilakukannya.
B. Tahapan-Tahapan melaksanakan PTK
dalam Pembelajaran PPKn
1. Menurut Zainal Aqib dalam Suyadi
(2010), merumuskan langkah –
langkah PTK sebagai berikut:
1) Tahap 1: Tahap Perencanaan ;
terdiri Identifikasi masalah
Merumuskan masalah
Pemecahan masalah
2) Tahap 2: Acting (pelaksanaan)
3) Tahap 3: Observation
(pengamatan)
4) Tahap 4: Refleksi
5) Tambahan: Siklus-siklus dalam
PTK
C. Membuat PTK dalam Pembelajaran
PPKn
1. Dalam membuat PTK pada
pembelajaran PPKn diperlukan
adanya rencana penelitian berupa
setting penelitian dan karakteristik
subjek penelitian, variabel yang
akan diselidiki, rencana tindakan,
data dan cara pengumpulannya,
indikator kinerja dan analisis data
yang akan dilakukan
D. Refleksi Dalam Pembelajaran PPKn
1. Suprijono (2010) yang
mengungkapkan bahwa refleksi
pembelajaran dapat digunakan
untuk melatih siswa berpikir aktif
dan reflektif yang dilandasi proses
berpikir ke arah kesimpulan-
kesimpulan yang definitif. Kegiatan
refleksi seseorang dapat lebih
mengenali dirinya, mengetahui
permasalahan dan memikirkan
solusi untuk permasalahan
tersebut. Dengan demikian refleksi
pembelajaran yang diberikan oleh
guru PPKn akan membantu siswa
memahami materi berdasarkan
2. Menurut Khodijah (2011) teknik
pelaksanaan refleksi dapat
dilakukan secara individual maupun
kelompok. Ada berbagai teknik yang
dapat digunakan guru dalam
mendorong terjadinya refleksi dalam
diri siswa, di antaranya: (a) waktu
dan ruang untuk merefleksi, (b)
closing circle, (c) kartu indeks, (d)
menulis jurnal, dan (e) menulis
surat. Sedangkan tahap
pembelajaran terbagi menjadi empat
tahap, yaitu: (a) pendahuluan
meliputi apersepsi, mengaitkan
pengetahuan awal siswa dengan
pelajaran, dan menyampaikan
tujuan pembelajaran; (b) diskusi
meliputi diskusi kelompok dan
presentasi kelompok dalam diskusi
kelas; (c) refleksi meliputi analisis,
pemaknaan dan evaluasi; dan (d)
penutup meliputi konfirmasi dan
penarikan kesimpulan
E. Tahapan Perlaksanaan PTK dalam
Pembelajaran PPKn
1. Penyusunan proposal mencakup
beberapa langkah yaitu 1)
pengajuan usulan judul, 2)
persetujuan judul, 3)
pembimbingan (jika perlu), 4) revisi
dan 5) pengesahan proposal yang
telah disetujui.
2. Bagian pokok proposal terdiri dari 3
yaitu: (1) pendahuluan: latar
belakang, rumusan masalah dan
pemecahannya, tujuan dan manfaat
penelitian; (2) kajian pustaka:
kajian teori, kajian hasil penelitian
yang relevan, kerangka pikir dan
hipotesis, dan (3) rencana
penelitian: setting dan subyek
penelitian, prosedur PTK,
pengumpulan dan analisis data

F. Membuat Laporan PTK


1. Laporan PTK merupakan pernyataan
formal tentang hasil penelitian, atau
hal apa saja yang memerlukan
informasi yang pasti, yang dibuat
oleh seseorang atau badan yang
diperintahkan atau diharuskan
untuk melakukan hal itu
2. Laporan hasil PTK terdiri dari 3
bagian yaitu:
1) awal terdiri a.Sampul ,
b.Halaman judul ,c.Halaman
moto dan persembahan ,
d.Abstrak , e.Prakata , f.Daftar isi
,g.Daftar tabel, gambar dan
lampiran
2) pokok terdiri Pada bagian pokok
laporan penelitian terdiri dari 5
BAB, yaitu BAB I pendahuluan,
BAB II kajian pustaka, BAB III
metode penelitian tindakan
kelas, BAB IV pelaksanaan dan
hasil penelitian tindakan kelas
serta pembahasan, BAB V
penutup
3) Bagian akhir dari format laporan
penelitian terdiri dari Daftar
Pustaka dan lampiran-lampiran.
Ada dua hal yang berkaitan
dengan Daftar Pustaka/acuan,
yaitu: 1) Petunjuk pengacuan
pada teks, dan 2) Penyusunan
Daftar Pustaka.
2 Daftar materi yang sulit 1. Model pembelajaran yang begitu banyak
dipahami di modul ini ragamnya sehingga sulit untuk
membedakannya
3 Daftar materi yang sering 1. Jenis- jenis evaluasi pembelajar
mengalami miskonsepsi 2. Model- model pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai