1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap
peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan
mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti pedagogi
meliputi;
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhak mulia. Kompetensi inti
kepribadian seperti:
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidian,
orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar. Sub
indikator kompetensi ini sebagai berikut:
Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat,
Beradaptasi sesuai tempat ketika bertugas di
seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya
Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri
dan
profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk
lain.
4. Kompetensi Profesional
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
STEAM
2. Prinsip keaktifan
4. Prinsip pengulangan
Melalui coba (trial) dan gagal (eror)
peserta didik perlu melakukan
pengulangan dalam pembelajaran.
5. Prinsip tantangan
2) . Sistem Sosial
3) . Prinsip Reaksi
4) . Sistem Penunjang
E.Tantangan-Tantangan dalam
Pembelajaran STEAM
2. PEMBELAJARAN BERBASIS
NEUROSAINS
Prinsip-prinsip pembelajaran
berbasis neurosains sebagai berikut:
3. PEMBELAJARAN DIGITAL
2) Prinsip-Prinsip Penerapan
Pembelajaran Digital
a) Personalisasi
c) Aksesibilitas
d) Penilaian
3 Daftar materi yang sering 2. Bahan, alat dan media dalam perangkat
mengalami miskonsepsi pembelajaran
3. Metode, model, cara, strategi dan
pendekatan dalam perangkat
pembelajaran
KB 4 Isu-isu kewarganegaraan.
1. Paradigma baru PPKn yang
mengedepankan aspek civic literacy
atau literasi warganegara, perlu
diadakan pembinaan dan edukasi
secara baik untuk memahami dan
keterlibatan pada isu-isu
kewarganegaraan yang meliputi bidang
ideologi, politik, hukum, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan keamanan
dan agama, dalam konteks lokal,
nasional, regional, dan global dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
2. Warganegara yang baik dan cerdas
serta bertanggungjawab adalah
warganegara yang secara dinamis
mengetahui dan memahami isu-isu
kewarganegaraan.
3. Isu kewarganegaraan sendiri secara
terminologi berasal dari kata isu dan
kewarganegaraan. Dimana isu berarti
masalah yang dikedepankan
(https://kbbi.web.id/isu) dan
kewarganegaraan berarti sesuatu yang
tidak sebatas keanggotaan seseorang
dari organisasi Negara, tetapi meluas
kepada hal-hal yang terkait dengan
warganegara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara (Cholisin,
2016). Jadi, isu kewarganegaraan
dapat disimpulkan sebagai suatu
masalah yang urgen atau penting
terkait kehidupan warganegara dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4. Pendidikan multikulturalisme
adalah pendidikan yang
menitikberatkan pada 2 hal yaitu
kebebasan dan toleransi.
5. Liberasi yang merupakan sebuah
gagasan kebebasan yang radikal, yakni
penghapusan seluruh sistem
penindasan, dan menawarkan prospek
kepuasan manusia yang menyeluruh.
6. Kewarganegaraan adalah perihal
kebangsaan atau berkenaan dengan
bangsa sendiri yang meliputi unsur-
unsur seperti kesatuan bahasa,
kesatuan daerah, kesatuan ekonomi,
kesatuan hubungan ekonomi, dan
kesatuan budaya.
7. Isu kewarganegaraan dalam konteks
nasional secara garis besar akan
meliputi isu-isu yang berkaitan dengan
bidang ideologi, politik, hukum,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
keamanan dan agama dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
8. Radikalisme adalah suatu paham
yang dibuat buat oleh sekelompok
orang yang menginginkan perubahan
atau pembaharuan sosial dan politik
secara drastis dengan menggunakan
cara-cara kekerasan.
2 Daftar materi yang sulit 4. Konsep dasar, prinsip dan prosedur
dipahami di modul ini pembelajaran PPKn.
5. Struktur, metode dan spirit keilmuan
kewarganegaraan.
e. Aspek Emosional
kemampuan peserta didik untuk dapat
memotivasi diri sendiri dan tekun
dalam menghadapi frustasi,
mengontrol dorongan-dorongan
impulsive dan mampu menunda
pemuasannya, mengatur suasana hati
sehingga tidak mempengaruhi
kemampuan berfikir, dan berempati.
f. Aspek Intelektual
tingkat kecerdasan peserta didik yang
diukur dari kemampuan kognitif dalam
menyelesaikan masalah, menalar dan
berfikir logika berdasarkan faktual dan
empirisnya dengan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan,
tingkat pengertian atau kesadaran,
terutama yang menyangkut pemikiran
dan pemahaman
2. Karakteristik Etika Profesi Guru dan
aplikasinya dalam Pembelajaran PPKn
a. Karakteristik Profesi Guru
Profesi Guru adalah sebuah jabatan
yang memerlukan kemampuan
intelektual khusus, yang diperoleh
melalui kegiatan belajar dan pelatihan
yang bertujuan untuk menguasai
keterampilan atau keahlian dalam
melayani atau memberikan advis pada
orang lain, dengan memperoleh upah
atau gaji dalam jumlah tertentu.
1. Komitmen tinggi
2. Tanggung jawab
3. Berpikir sistematis
4. Penguasaan materi
5. Menjadi bagian dari masyarakat
profesional
6. Autonomy (mandiri dalam
melaksanakan tugasnya)
7. Teacher research/penelitian
8. Publication/menulis
9. Professional organization
(Suprihatiningrum, 2014)
b. Karakteristik Etika Profesi Guru
Kode etik guru adalah norma dan
asas yang disepakati dan diterima oleh
guru-guru Indonesia sebagai pedoman
sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai
pendidik, anggota masyarakat, dan
warga negara (Suprihatinigrum, 2014)
berdasarkan perkembangan
teknologi media pembelajaran dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu: (1)
media hasil teknologi cetak, (2)
media hasil teknologi audio-visual,
(3) media hasil gabungan teknologi
cetak dan komputer
4. Fungsi Media Pembelajaran
secara umum adalah suatu alat bantu
yang digunakan oleh orang (dalam hal
ini adalah guru) untuk menyampaikan
pesan kepada siswanya.
D. Media Pembelajaran Berbasis ICT
1. Berdasarkan kegunaan dan cara
pemakaiannya, multimedia
pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni multimedia
presentasi dan multimedia belajar
mandiri.
2. Secara umum, perangkat yang
diperlukan untuk mengembangkan
media pembelajaran berbasis ICT
meliputi perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software).
Perangkat keras dapat berupa:
computer, scanner, speaker, mikrofon,
CDROM, DVDROM, flash disk, kartu
memori, kamera digital, kamera video
KEGIATAN BELAJAR 4: PENELITIAN
TINDAKAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN
PPKn
A. Proposal PTK Dalam Pembelajaran
PPKn
1. Menurut Suharsimi dalam
Khairunnisa, dkk (2019) bahwa PTK
merupakan pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah
tenaga yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama
2. tujuan penelitian tindakan ke dalam
tiga area yaitu; (1) untuk
memperbaiki praktik; (2) untuk
pengembangan professional dalam
arti meningkatkan pemahaman para
praktisi terhadap praktik yang
dilaksanakannya; serta (3) untuk
memperbaiki keadaan atau situasi di
mana praktik tersebut
dilaksanakan.
3. Secara garis besar Penelitian
Tindakan Kelas ini terdapat empat
langkah kegiatan (siklus) yang lazim
4. Menurut Arikunto (2006) PTK
mempunyai empat langkah (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan dan (4) refleksi. Adapun
yang menjadi tahapan tersebut
adalah sebagai berikut Tahap 1:
Menyusun rencana tindakan
(Planning), dalam tahap ini peneliti
menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa dan
bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Seperti telah
disampaikan dimuka, bahwa untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan
tadi maka peneliti minta masukan
dari guru, kepala sekolah dan teman
sejawat. Tahap 2: Pelaksanaan
Tindakan (Acting), tahap ke-2 dari
penelitian tindakan kelas adalah
pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu melakukan
tindakan kelas. Tahap 3:
Pengamatan (observing), tahap ke-3,
yaitu kegiatan pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti. Sebetulnya
sedikit kurang tepat kalau
pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan
pada waktu tindakan sedang
berlangsung. Jadi, keduanya
berlangsung dalam waktu yang
bersamaan. Tahap 4: Refleksi
(Reflecting), tahap ke-4 merupakan
kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan.
Dalam kegiatan ini peneliti
melakukan evaluasi diri atau dengan
kata lain peneliti mengadakan
“dialog” pada diri sendiri terhadap
apa yang telah dilakukannya.
B. Tahapan-Tahapan melaksanakan PTK
dalam Pembelajaran PPKn
1. Menurut Zainal Aqib dalam Suyadi
(2010), merumuskan langkah –
langkah PTK sebagai berikut:
1) Tahap 1: Tahap Perencanaan ;
terdiri Identifikasi masalah
Merumuskan masalah
Pemecahan masalah
2) Tahap 2: Acting (pelaksanaan)
3) Tahap 3: Observation
(pengamatan)
4) Tahap 4: Refleksi
5) Tambahan: Siklus-siklus dalam
PTK
C. Membuat PTK dalam Pembelajaran
PPKn
1. Dalam membuat PTK pada
pembelajaran PPKn diperlukan
adanya rencana penelitian berupa
setting penelitian dan karakteristik
subjek penelitian, variabel yang
akan diselidiki, rencana tindakan,
data dan cara pengumpulannya,
indikator kinerja dan analisis data
yang akan dilakukan
D. Refleksi Dalam Pembelajaran PPKn
1. Suprijono (2010) yang
mengungkapkan bahwa refleksi
pembelajaran dapat digunakan
untuk melatih siswa berpikir aktif
dan reflektif yang dilandasi proses
berpikir ke arah kesimpulan-
kesimpulan yang definitif. Kegiatan
refleksi seseorang dapat lebih
mengenali dirinya, mengetahui
permasalahan dan memikirkan
solusi untuk permasalahan
tersebut. Dengan demikian refleksi
pembelajaran yang diberikan oleh
guru PPKn akan membantu siswa
memahami materi berdasarkan
2. Menurut Khodijah (2011) teknik
pelaksanaan refleksi dapat
dilakukan secara individual maupun
kelompok. Ada berbagai teknik yang
dapat digunakan guru dalam
mendorong terjadinya refleksi dalam
diri siswa, di antaranya: (a) waktu
dan ruang untuk merefleksi, (b)
closing circle, (c) kartu indeks, (d)
menulis jurnal, dan (e) menulis
surat. Sedangkan tahap
pembelajaran terbagi menjadi empat
tahap, yaitu: (a) pendahuluan
meliputi apersepsi, mengaitkan
pengetahuan awal siswa dengan
pelajaran, dan menyampaikan
tujuan pembelajaran; (b) diskusi
meliputi diskusi kelompok dan
presentasi kelompok dalam diskusi
kelas; (c) refleksi meliputi analisis,
pemaknaan dan evaluasi; dan (d)
penutup meliputi konfirmasi dan
penarikan kesimpulan
E. Tahapan Perlaksanaan PTK dalam
Pembelajaran PPKn
1. Penyusunan proposal mencakup
beberapa langkah yaitu 1)
pengajuan usulan judul, 2)
persetujuan judul, 3)
pembimbingan (jika perlu), 4) revisi
dan 5) pengesahan proposal yang
telah disetujui.
2. Bagian pokok proposal terdiri dari 3
yaitu: (1) pendahuluan: latar
belakang, rumusan masalah dan
pemecahannya, tujuan dan manfaat
penelitian; (2) kajian pustaka:
kajian teori, kajian hasil penelitian
yang relevan, kerangka pikir dan
hipotesis, dan (3) rencana
penelitian: setting dan subyek
penelitian, prosedur PTK,
pengumpulan dan analisis data