Disusun Oleh :
KELOMPOK II
Tugas Mata Kuliah Lapangan Terbang ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen
Dibuat Oleh :
Vini Apriani ( 121 000 20 )
Een Maryati ( 121 000 21 )
Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Pengampu Dosen Pembimbing Tugas Besar
2
DAFRTAR ISI
Daftar Isi.................………………………………………………………….
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada saya sehingga
saya bisa menyelesaikan Tugas Wajib Mata Kuliah Lapangan Terbang dengan
judul “ PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG PESAWAT BOEING 737-
200” yang diasuh oleh Bapak Yudhia Pratidina P.,ST.,M.Eng.
Selanjutnya saya ucapkan terima kasih atas bimbingan dan saran dari:
1. Ibu Elly Tripuji Astuti, ST, MT Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu.
2. Bapak Ir. Narlis Nasir, MT Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
3. Bapak Yudhia Pratidina P,ST.,M.Eng Selaku Dosen dan Asisten Tugas
Wajib Lapangan Terbang
4. Dan teman – teman seperjuangan yang saat ini masih berjuang untuk
menggapai apa yang dicita – citakan.
Semoga Tugas ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari – hari.
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
Mesin jet dibagi dalam dua jenis yaitu Turbo Jet dan Turbo Fan. Mesin Turbo
Jet terdiri dari compressor,kamar bakar (combustion-chamber) dan turbin dibagian
belakang mesin.Turbo Fan pada dasarnya adalah mesin Turbo Jet, kepadanya
ditambahkan sudu-sudu,biasanya ditempatkan dibagian depan dari Compressor.
Sudu-sudu ini dinamakan “Fan” sudu baris tunggal dinamakan “single stage”, dua
baris sudu disebut “Multi Stage”. Pesawat-pesawat mesin Turbo yang dilengkapi
dengan air jika akan leps landas disebut “Mesin Basah” untuk mesin turbin tanpa
air disebut “Mesin Kering”.
Pembasahan dengan air pada pesawat turbin dimaksudkan bisa bekerja pada
temperature yang lebih tinggi sehingga menambah daya dorong. Pada waktu lepas
landas dibutuhkan tenaga daya dorong yang lebih besar. Daya dorong (Thrust)
yang dipakai pada saat pesawat sedang terbang dengan kecepatan tetap (Cruising)
adalah 1/5 – ¼ tenaga yang dipakai pada waktu lepas landas.
1
2
3
Turbo Jet
Gerak pesawat bukan didapati oleh putaran baling-baling, melainkan oleh
daya dorong semburan jet. Pesawat yang digerakan oleh Turbo Jet sangat boros
bahan bakar.
Turbo Fan
Ditambahkan kipas (Fan) didepan atau dibelakang turbinnya, sehingga dengan
bakar yang sama dengan Turbo Jet, didapat tenaga penggerak yang lebih besar.
Fan biasanya ditempatkan didepan dari turbin induk. Sebagian besar peswat
komersial yang sekarang beroperasi kebanyakan dari jenis Turbo Fan.
Perlu dijelaskan beberapa besaran seperti “Operating Weight Empty”
kapasitas penumpang dan perhitungannya dipengaruhi oleh beberapa aspek.
Pesawat terbang yang digunakan dalam operasi penerbangan mempunyai
kapasitas bervariasi mulai dari 10 sampai dengan 500 penumpang.
Pesawat-pesawat terbang (General Aviation) dikategorikan semua pesawat-
pesawat terbang kecil yang bisa mengangkutpenumpang atau barang kurang dari
20 orang dan pengaturannya seperti kendaraan atau mobil pribadi untuk
memberikan gambaran macam-macam pesawat terbang yang melayani
penerbangan komersial.
Data pada tabel 1-1 sangat perlu untuk perencanaan lapangan terbang. Untuk
lebih mendetail dapat dilihat pada F.A.A Advisory Circular No.AC.150/5325-4
atau Aerodrome Design Manual Fart 1 & 2 dari ICAO.
4
DC,9-32 Douglas 28,45 36,37 16,22 5 48,998,8 44,906,4 25,789 115-127 2,286 39463,2
DC,9-50 Douglas 28,45 40,23 18,57 5 54,432 49,896 27,726 130 2164,08 44452,8
DC,8-61 Douglas 45,24 57,12 23,62 6,35 147,420 108,864 68,893 196-259 3352,8 101606,4
DC,8-62 Douglas 45,24 46,16 18,54 6,35 158,76 108,864 64,980 189 3505,2 8845200
DC,8-63 Douglas 45,24 57,12 23,62 6,35 161,028 117,082,8 72,004 196-259 3627,12 104328
DC,10-10 Douglas 47,35 55,35 22,07 10,67 19,5048 164,883,6 106,444 270-354 2743,2 151956
DC,10-30 Douglas 49,17 55,34 22,07 10,67 25,1748 182,800,8 118,432 270-354 3352,8 166924,8
B-737-200 BOEING 28,35 30,48 11,38 5,23 45,586,8 44,452,8 22,197 86-125 1706,88 38556
B-727-201 BOEING 32,92 46,69 19,28 5,72 76,685,4 68,04 44,181 134-163 2621,28 62596,8
B-720-B BOEING 39,88 41,68 15,44 6,43 106,278,48 79,38 52,164 131-149 1859,28 70761,6
B-707-320B BOEING 43,41 46,61 17,98 6,73 151,320,96 97,524 67,496 137-174 2286 77112
B-747-B BOEING 59,66 69,85 25,6 11 35,1540 255,83 165,927 362-490 2438,4 185976
B-747-B BOEING 59,66 53,82 20,52 11 29,4840 204,12 139,890 288-364 2438,4 185976
L-1011 LOOKHEED 47,35 53,75 21,34 10,98 19,5048 162,338,8 108,864 256-330 2286 147420
CROVELE B AEROSPSTIALE 34,29 32,99 12,50 5,18 56,001,46 49,501,4 30,056 86-104 2087,88 39499,49
HOWKER
TRIDENT 2E 29,87 34,98 13,41 5,81 65,091,6 51,526,8 33,204 82-115 2286 45360
SIDDELEY
BAC-111-200 BAC 26,97 28,19 10,08 4,34 35,834,4 31,298,4 21,049 65-79 2087,88 29030,4
SUPER VC-10 BAC 42,67 52,32 21,99 6,53 151,956 107,503,2 66,679 100-163 2499,36 97524
AIRBUS
A-300 44,83 53,62 18,62 9,6 136,987,2 127,506,96 84,737 255-345 1981,22 116498,01
INDUSTRI
BAC
CONCORDE 25,55 61,65 18,18 7,72 176,460,4 108,864 79,380 108-128 3429 90720
AEROSPATALE
MERCURE DASSAULT 30,53 33,99 11,91 6,2 52,000,7 49,002,4 25,865 124-134 1981,22 44997,12
ILYUSHIN 60 U.S.S.R 43,21 53,11 24,49 6,78 161,935,2 105,235,2 69,401 168-186 3429,17 93441,6
TUPOLEV 154 U.S.S.R 37,54 47,9 18,92 11,51 90,001,48 84,001,28 43,500 128-158 2100,07 63501,28
KETERANGAN Y = KIRA-KIRA TERGANTUNG KONFIGURASIKURSI
5
Data yang diberikan pada tabel 1-1 digunakan untuk merencanakan dimensi landas
pacu , untuk lebih jelasnya bagi perencanaan perlu mengetahui macam-macam istilah berat
pesawat selama lepas landas,mendarat,Taxing dan sebagainya.
Berat pesawat dan komponen-komponen berat dalam yang paling menentukan dalam
perhitungan panjang landas pacu,dan kekuatan perkerasan. Ada 6 macam pengertian berat
pesawat yaitu :
a. Operating Weight Empty
Adalah berat dasar pesawat ,termasuk didalamnya crew dan peralatan pesawat yang
biasa disebut “ No Go Item” tetapi tidak termasuk bahan bakar dan penumpang /barang yang
membayar . Operating Weight Empty tidak tetap untuk pesawat-pesawat komersial, besarnya
tergantung konfigurasi tempat duduk.
b. Pay Load
Adalahproduksimuatanbesar barang/penumpang yang membayar,
diperhitungkanmenghasilkan pendapatan bagiperusahaan.Termasuk
didalamnya,penumpang,barang-barang,surat,paket-paket,Excessbagasi.
Maximum Structural Pay Load adalah muatan maximum yang diizinkan untuk type
pesawat itu oleh direktorat jendal perhubungan udara, sertifikat muatan maximum yang
diizinkan bisa untuk penumpang/barang , bisa campuran keduanya, tercantum dalam izin
yang dikeluarkan. Maximu Pay Load yang dibawa biasanya lebih kecil dari Maximum
Structural Pay Load, mengingat batasan-batasan ruangan.
c. Zero Fuel Weight
Adalah batasan berat spesifik pada setiap jenis pesawat, diatas batasan berat itu
tambahan berat harus berupa bahan bakar , sehingga pada waktu pesawat sedang terbang
tidak terjadi momen lentur yang berlebihan pada sambungan badan pesawat.
Sayap pesawat berupa rongga-rongga yang berhubungan seperti bejana
berhubungan,wktu pesawat sedang miring kesamping,cairan bahan bakar tidak terkumpul
kesatu sisi melainkan tetap terbagi rata.
d. Maximum Ramp Weight
Beray maximum pasawat yang diizinkan untuk taxi pada pesawat Taxing dari Apron
menuju ujung landas pacu dia berjalan dengan kekuatannya sendiri, membakar bahan bakar
sehingga kehilangan berat.elisih dan prbedaan Maximum Ramp Weight sangat sedikit, hanya
beberapa ratus kilogram saja.
Bahan bakar cadangan tergantung jarak lapangan terbang alternative,waktu tunggu untuk
mendarat, jarak penerbangan kembali kelapangan terbang asal (untuk penerbangan
international).
Dan dapat dilihat bahwa berat pesawat terdiri dari Operating Weight Empty dan 3
komponen yaitu:
- Pay Load
- Bahan bakar perjalanan
Pertanyaan yang sering muncul beberapa jauh pesawat bisa terbang, jarak yang bisa
ditempuh pesawat tersebut (Range). Banyak factor yang mempengaruhi jarak tempuh
pesawat, yang paling penting adalah Pay Load. Pada dasarnya Pay Load bertambah, jarak
tempuh berkurang atau sebaliknya Pay Load berkurang jarak jarak tempuh bertambah.
Hubungan Pay Load dan Range dapat dilihat pada gambar 1-4.
Pembagian beban statik antar roda kendaraan utama Main Gear dan Nose Gear,
tergantung ada type pesawat untuk menjaga keseimbangan, bagian muatan harus sedemikian
rupa sehingga pusat gravitasi tidak melampaui batas maximum kebagian depan maupun
maximum kebelakang pesawat. Batas-batas dan pembagian beban tersebut dijelaskan dalam
buku petunjuk , tiapn-tiap jenis pesawat mempunyai perhitungan,sedangkan yang lain
ditentukan oleh pabrik.
Dengan kesempatan muatan yang ada dalam batas-batas pesawat gravitasi kedepan
maupun kebelakang badan pesawat , maka distribusi beban kepada Main Gear dan Nose Gear
akan konstan. Untuk merencanakan kekuatan landasan dianggap bahwa 5% beban diberikan
pada Nose Gear, sedangkan yang 95% dibebankan pada Main Gear. Bila ada dua Main Gear
masing-masing Gear menahan 47,5% beban pesawat. Pada Main Gear yang mempunyai lebih
dari dua Gear seperti B.747 dibuat sumbu tengah antara dua Gear.
Dicontohkan berat pesawat pada waktu lepas landas 150 Ton (300.00 lbs) untuk pesawat
dengan dua Gear. Masing-masing Gear dihitung menahan 142.500 lbs. Bila masing-masing
Gear dianggap mempunyai 4 roda, maka masing-masing roda dihitung menahan 35.625 lbs.
Untuk mengatasi pusaran angin , FAA (Federal Aviation Agency) membagi pesawat
menjadi dua macam :
- Pesawat Ringan
Adalah pesawat-pesawat yang mempunyai Maximum Take Off Weight lebih kecil dari
300.000 lbs (150 Ton)
Pesawat-pesawat ringan seperti ; DC 9 ; B 737 ; F 28 ; Pesawat-pesawat propeller
- Pesawat Berat
Adalah pesawat-pesawat yang mempunyai berat diatas 300.000 lbs (150 Ton)
Pesawat-pesawat berat seperti ; B 747 ; 320 B; DC 8-61 dan Pesawat-pesawat berbadan lebar
Boeing 747 ; DC 10 ; Air Bus 300.
BAB II
KONFIGURASI LAPANGAN TERBANG
2.1. Konfigurasi
Konfigurasi Lapangan Terbang adalah jumlah dan arah (Orientasi) dari landasan serta
pnenmpatan bangunan terminal termasuk lapangan parkirnya yang berkaitan dengan landasan
itu.
Jumlah landasan tergantung pada volume lalu lintas dan orientasi landasan tergantung
arah angin dominan yang bertiup, tetapi kadang-kadang juga luas tanah yang tersedia
berpengaruh bagi pengembangan berikutnya. Bangunan terminal ditempatkan sedemikian
rupa sehingga penumpang mudah dan cepat mencapai landasan.
Pada lapangan terbang yang sibuk , dibuat area Holding atau Apron Run Up
berbatasan dengan ujung landasan untuk siap lepas landas (Holding Bay). Apron ini
direncanakan untuk melayani tiga sampai empat pesawat dari urutan terbesar yang
diramalkan akan mendarat dilapangan terbang ini, dengan jalan yang cukup lebarnya bagi
pesawat lain yang melintas.
2.3. Taxiway
Fungsi utama Taxiway adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat dari landasan pacu
kebangunan terminal dan sebaliknya atau dari landasan pacu ke hanggar pemeliharaan.
Taxiway diatur sedemikian rupa agar pesawat yang baru mendarat, tidak mengganggu
peswat lain yang sedng taxi,siap menuju ujung lepas landas. Dipelabuhan udara yang sibuk
dimana lalu lintas pesawat taxi diperkirakan bergerak sama banyak dari dua arah, harus
10
11
dibuat paralel taxiway tehadap landasan untuk taxi satu arah, rutenya dipilih jarak terpendek
dari bangunan terminal menuju landasan yang dipakai untuk awal lepas landas.
Dilihat dari segi pendaratan, pembuatan taxiway harus bisa dipakai oleh pesawat
secepatnya keluar landasan, sehingga landasan bisa dipakai mendarat oleh pesaat lain tanpa
menunggu lama. Taxiway ini disebut “Exit Taxiway” atau Turn Off.
Hindari sejauh mungkin membuat taxiway dengan rute melintasi landasan aktif
selama lalu lintas puncak, yaitu ketika pesawat yang harus dilayani landasan
berkesinambungan (continous) kapasitas landasan tergantung sepenuhnya kepada seberapa
cepat pesawat mendarat dapat dikeluarkan dari landasan.
Hal ini memudahkan mengatur lalu linta udara (PLLU) atau Air Traffic Controll
(ATC) memberijarak yng lebih dekat satu pesawat kepada pesawat yang lain, sehingga
kapasitas landasan meningkt, atau dalam pemanfaatan waktu pesawat yang akan lepas landas
bisa ditempatkan diantara dua pesawat yang berurutan akan mendarat.
pengaturan lalu lintas udara akan semakin rumit serta ruang udara yang diperlukan untuk
“Holding” sangat luas.
Jarak antara dua landasan sejajar sangat bermacam-macam. Penjarakan landasan dibagi
menjadi tiga :
a) Berdekatan (Cloos)
Landasan sejajar berdekatan (Cloos) mempunyai jarak sumbu ke sumbu 700 ft = 213 m
(untuk lapangan terbang transport). Minimum ampai 3500 ft = 1067 m. dalam kondisi IFR
operasi penerbangan pada satu landasan lain.
b) Menengah (Intermediate)
Landasan sejajar menengah dipisahkan dengan jarak 3500 ft = 1067 m sampai 5000 ft =
1524 m. Dalam kondisi IFR kedatangan pada satu landasan tidak tergantung kepada
keberangkatan pada landasan lain.
c) Jauh (Far)
Landasan sejajar jauh dipisahkan dengan jarak 4300 ft = 1310 m atau lebih. Dalam
kondisi IFR dua landasan dapat di operasikan tanpa tergantung satu sama lain untuk
kedatangan / keberangkatan. Dengan kemajuan teknologi, dimasa depan pemisahan untuk
operasi bersama penerbangan pada landasan sejajar dapat dikurangi.
Apalagi bangunan terminal ditempatkan diantara dua landasan sejajar, landasan
dipisahkan jauh sehingga tersedia ruang untuk bangunan apron didepan terminal dan taxiway
penghubung. Untuk landasan sejajar empat,pasangan-pasangan dibuat cloos (berdekatan).
Dari dua pasangan yang cloos dipisahkan jauh (Far) untuk menempatkan bangunan terminal
diantaranya.
Kapasitas landasan setiap jam nya dari pemisahan cloos,intermediate dan far dapat
bervariasi dari 100 gerakan pesawat sampai 200 gerakan dalam kondisi VFR, tergantung
kepada komposisi campuran pesawat general aviation.pemisahan/penjarakan tidak
mepengaruhi kapasitas dalam penerbangan kondisi VFR, kecuali kalau ada pesawat-pesawat
besar.
Keterangan mengenai ini bisa dibaca dalam bab peraturan tentang lalu lintas udara pada
terbitan ICAO Annex 11 Air Traffic Service. Dalam kondisi penerbangan IFR kapasitas
landasan sejajar dengan pemisahan cloos bervariasi antara 50-60 gerakan tiap jam, tergantung
kepada komposisi pesawat campuran ; untuk pemisahan
Intermediated kapasitasnya 75-80 gerakan per jam, dan pemisahan jauh variasi antara
85-105 gerakan tiap jam. Pada suatu saat karena alasan tertentu, mungkin kita perlu
mengadakan pergeseran threshold landasan sejajar, sehingga ujung landasan tidak pada satu
garis. Alasan pergeseran bias bermacam-macam, antara lain bentuk tanah yang tersedia untuk
13
membangun landasan atau tempat untuk memperkecil jarak taxi ke pesawat mendarat dan
lepas landas. Usaha memperpendek jarak taxi di dasarkan pada penalaran bahwa suatu
landasan yang di pakai semata-mata hanya untuk lepas landas dan yang lain untuk
pendaratan.
Dalam keadaan ini, maka bangunan terminal di tempatkan sehingga jarak taxi untuk
masing-masing tipe operasi (mendarat atau lepas landas) adalah minimal, (lihat Gambar 3.1c)
Gambar 3-1
KONFIGURASI LANDASAN PACU
Landasan dua jalur terdiri dari dua landasan yang sejajar di pisahkan berdekatan (700 ft
-2.2499 ft) dengan exit taxiway secukupnya. Walaupun kedua landasan dapat di pakai untuk
operasi penerbangan campuran, tetapi di inginkan operasi diaturnya, landasan terdekat
dengan terminal untuk keberangkatan pesawat.
Di perhitungkan bahwa landasan dua jalur dapat melayani 70% lalu lintas lebih banyak
daripada landasan tunggal dalam kondisi VFR dan sekitar 60% lebih banyak lalu lintas
pesawat dari pada landasan tunggal dalam kondisi IFR. Di dapat kenyataan bahwa kapasitas
landasan untuk pendaratan dan lepas landas tidak begitu peka terhadap pemisahan sumbu
landasan antara dua landasan bila pemisah antara 1000-2.499 ft. Maka di anjurkan untuk
memisahkan dua landasan dengan jarak tidak kurang dari 1000 ft, bila di situ akan di pakai
untuk melayani pesawat-pesawat komersil. Dengan jarak ini di mungkinkan pemberhentian
pesawat di taxiway antara dua landasan tanpa menggagu operasi gerakan pesawat di
landasan.Untuk memperlancar bias juga di bangun taxiway sejajar, namun tidak terlalu
pokok. Keuntungan utama dari landasan dua jalur adalah dapat meningkatkan kapasitas
dalam kondisi IFR menambah luas tanah.
Banyak lapangan terbang diluar negeri mempunyai dua atau tiga landasan dengan
arah (direction) berlainan, berpotongan satu dengan yang lain, landasan demikian mempunyai
patron “persilangan”. Landasan persilangan di perlukan jika angin yang bertiup keras lebih
dari satu arah, yang akan menghasilkan tiupan angin.
Pada suatu saat angin bertiup kencang satu arah maka hanya satu landasan dari dua
landasan yng bersilangan yang di gunakan, ini memang mengurangi kapasitas , tetapi lebih
baik daripada pesawat tidak bisa mendarat di situ. Bila angin bertiup lemah (kurang dari 20
knots atau 13 knots) maka kedua landasan bisa di pakai bersama-sama. Kapasitas dua
landasan yang bersilangan tergantung sepenuhnya di bagian mana landasan itu bersilangan
(di tengah, di ujung) serta cara operasi penerbangan yaitu strategi dari pendaratan dan lepas
landas.
Kapasitas terbesar di peroleh bila persilangan sedekat mungkin kepada ujung awal
lepas landas dan threshold pendaratan. Sejauh ini di harapkan perancang menghindari
perencanaan landasan persilangan.
beroperasi semakin besar apalagi setelah pesawat jet beroperasi, penumpang yang di angkut
bertambah banyak, penggunaan pesawat yang besar tentu membutuhkan mesin yang lebih
besar dengan resiko suara semakin bising. Akibatnya pengaturan kota dan lapangan terbang
menghadapi persoalan yang lebih komplek. Maka berkembanglah kebutuhan baru, lapangan
terbang di atur rapi, di rancang dan di rencanakan sehingga semua kegiatan mendapat tempat
yang selayakny, perlu Air Port Master Planning dan perlu Air Port Master Planner.
pengaruh kuat atas rancangan induk sehingga rancangan induk yang di buat dewasa ini tidak
selalu terbaik dari segi operasi penerbangan. Rancangan merupakan hasil kompromi dari
kebutuhan fisik maupun non fisik.
Walaupun rancangan induk lapangan terbang mempunyai isi yang berbeda untuk setiap lokasi
dan rencana, namun paling kurang harus mendukung:
1) Ramalan kebutuhan /permintaan.
Ramalan harus termasuk operasi penerbangan, jumlah penumpang, volume barang dan
lalu lintas darat. Ramalannya di buat tidak hanya ramalaan tahunan tetapi juga jam-jam
tersibuk harian.
2) Alternatif pemecah persoalan.
Dari kebutuhan yang di ramalkan secara memadai dan memuaskan. Setiap alternatif
pemecah persoalan harus memperhatikan pengaruh-pengaruhnya terhadap lingkungan
keselamatan dan ekonomi.
3) Analisa biaya investasi
Tinjauan terhadap biaya pembanguan apakah dana yang di keluarkan untuk suatu
fasilitas bermanfaat, apakah manfaatnya:
Suatu contoh hubungannya dengan kebisingan; bila di bangun landas pacu sejajar
pengaruhnya sangat besar terhadap penduduk sepanjang AS landasan, maka lebih baik
meningkatkan kemampuan landas pacu tunggal dari pada pembangunan landasan sejajar.
Analisa biaya investasi serta keuntungannya haruslah termasuk dalam keuntungan
langsung maupun tidak langsung sehingga memberikan banyak pilihan bagi pimpinan atau
pengambil keputusan untuk mempertimbangkan.
4) Pengaruh lingkungan dan alternatif mengatasinya.
Setiap pembahasan dari rancangan tentu mangandung resiko antara keuangan, teknis,
pengaruhnya terhadap lingkungan.
Pengembangan sebuah lapangan terbang tentu akan mengundang penduduk untuk
membangun perumahan sepanjang jalan masuk, membangun fasilitas kehidupan.
Pengembangan sebuah lapangan terbang tentu akan mengundang minat kalangan luas,
pemakai lapangan, penyediaan jasa, pengelola lapangan dan sebagainya. Dalam tahap
penyususnan rancangan induk, pihak-pihak yang berkaitan dengannya haruslah di ajak
berkonsultasi agar tidak terjadi ketimpangan pada rancangan induknya.
3.3. Kebutuhan Sebuah Lapangan Terbang.
Langkah awal dalam mempersiapkan rancangan induk adalah pengumpulan data dari
fasilitas lapangan terbang yang sudah dan usaha-usaha merancang pada daerah yang luas.
20
Konsultasi harus dengan pihak-pihak yang terkait tidak hanya dengan perhubungan udara
tetapi dengan pemerintah daerah. Perusahaan penerbangan dan penggunaan lapangan terbang
lainnya.
Data-data bisa di dapat dari perhubungan udara Operasi Data Centere (ODC)
terutama data lalu lintas penumpang maupun barang dan pos, serta lalu lintas pesawat.
Aturan-aturan dari sebuah lapangan terbang bisa di dapat dari badan-badan internasional
semacam Federal Aviation Agency (FAA),International Civil Aviation Organization
(ICAO). Perancang harus mengenali semua fasilitas fisik yang telah ada pada lapangan
terbang itu, serta pengunaan-penggunaannya dan penggunaan lalu lintas lapangan terbang.
Perencana harus mengenali fasilitas navigasi dan telekomunikasi udara, pemanfaatan
fasilitas itu, penggunaan area udara. Untuk kepentingan keseimbangan lingkungan, perancang
harus mengenali penggunaan tanah sekitar lapangan terbang, perancang harus mengingat
pengaruh terhadap keseimbangan lingkungan.
Pengumpulan data sisi ekonomi, jumlah penduduk, aktivitas ekonomi, tata guna daerah,
itu bisa di dapatkan dari badan perencana daerah (Bapeda) untuk di pakai sebagai dasar
ramalan permintaan fasilitas apa saja yang harus ada dan berapa besarnya pada lapangan
terbang ini.
3.4. Ramalan.
Rancangan induk lapangan terbang di kembangkan berdasarkan kepada ramalan dan
permintaan (Forecast and Demand).
Ramalan bisa di bagi dalam :
Ramalan jangka pendek, yaitu sekitar 5 tahun
Ramalan jangka menengah, yaitu sekitar 10 tahun.
Ramalan jangka panjang, yaitu sekitar 29 tahun s/d 50 tahun.
Jangka ramalan makin jauh, ketepatan dan ketelitiannya semakin menyusut maka perlu
di sadari bahwa ramalan jangka panjang hanyalah pendekatan. Telah dikemukakan bahwa
beberapa kegiatan seperti ramalan, pergerakan pesawat, jumlah penumpang tahunan maupun
jam-jam sibuk, sangat di perlukan, akan tetapi untuk barang dan pos cukup ramalan tahunan
saja.
Ada beberapa cara untuk meramal permintaan di waktu yang akan dating. Tiap-tiap
metode ramalan bisa mempunyai perbedaan yang sangat besar. Ada metode ramalan yang
sangat rumit, tetapi mempunyai tingkat keakuratan relatif baik, ada metode memuaskan untuk
ramalan jangka panjang.
21
Teknik ramalan yang paling sederhana adalah meramal kecenderungan volume lalu lintas
di masa depan dan ramalan yang lebih kompleks, rumit adalah meramal yang berhubungan
dengan permintaan dengan mengindahkan faktor-faktor sosial, ekonomi, teknologi, selera
yang mempengaruhi transportasi udara.
Hubungan antara variabel ekonomi, social dan teknologi di satu sisi dengan permintaan
transportasi di pihak lain di sebut Model Permintaan Penggunaan dan Pengembangan yang di
terapkan sebagai berikut:
1) Tinjau dan amati kecenderungan dari permintaan perjalanan udara (air travel) di masa
lalu.
2) Perhatikan dan perinci pengaruh berbagai faktor variasi ekonomi sosial dan teknologi
terhadap permintaan perjalanan udara.
3) Buatlah model-model hubungan antara permintaan transport udara dan faktor butir 2.
4) Proyeksikan harga-harga butir 3 ke masa depan.
5) Pakailah model dari butir 3 dan ramalan dari butir 4 untuk mendapatkan harga ramalan
dari permintaan transport udara di masa depan.
Adalah merupakan faktor yang sangat penting, sebab kegiatan sebuah lapangan terbang
terutama di lihat dari tingkat kebisingan, inilah pasal yang paling banyak mengganggu
lingkungan dari sebuah lapangan terbang. Makan penelitian, pengamatan terhadap
penggunaan tanah sekitar lapangan terbang sangat perlu. Proritas di berikan kepada
pengembang lingkungan yang selaras dengan aktifitas lapangan terbang.Bila mungkin
pemilihan lokasi menjadi daerah pemukiman penduduk dan sekolah. Untuk lokasi terpilih
yang masih mempunyai daerah pemukiman belum rapat, sangat baik untuk di keluarkan
peraturan daerah yang mengatur tata ruang sekitar lapangan terbang semacam koordinasi tat
ruang, akan sangat membantu pengembangan lapangan udara maupun lingkungan sekitar
sehingga tidak ada konflik di kemudian hari. Pelabuhan udara sangat esensial bagi transport
sebuah lingkungan masyarakat, karena memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi dan dia
merupakan bagian integral dari masyarakat itu. Karenanya lapangan terbang perlu adanya
pengembangan, tapi tentu masyarakat juga perlu berkembang, jadi di tuntut pengaturan
sebaik-baiknya koordinasi pengembangan dari keduannya. Agar kegiatan operasi
penerbangan gangguannya bagi kehidupan masyarakat bisa di tekan sekecil mungkin dan
diinginkan adanya jalur hijau antara landas pacu, taxiway, apron, dan bangunan terminal
sebagai pembatas.
darat.Sesudah di kenal penerbangan dengan pesawat jet, untuk perjalanan kurang dari (400
nmi=644 km) antara dua pelabuhan udara di kota besar, waktu di darat bisa dua kali lipat
waktu di udara dalam perjalanan itu. Kecenderungan di Indonesia penumpang mencapai
pelabuhan udara dan keluar dari pelabuhan udara adalah dengan mengendarai mobil pribadi.
Sampai suatu titik perkembangan tertentu penggunaan mobil pribadi dari jalan ke pelabuhan
udara masih bisa di tampung oleh jalan masuk dan tempat parkir pelabuhan udara , tetapi
sesudah titik itu di lewati perlu di pikirkan transport darat masal untuk transit dari lapangan
terbang ke pusat kota.
yang merupakan halangan bagi penerbangan terutama pada daerah Approach area,
pengawasan harus seketat – ketatnya.
Clesrebce yang dibutuhkan approach area pada perpanjangan As landas pacu secara detail
diberikan dalam :
a. FAA FAR Part 77 Obstruction Clereance Requicement
b. ICAO Annex 14
Pada daerah Approach area terdapat areal disebut daerah landasan bersih halangan
(Runway Clear Zone). Daerah ini sulit diawasi dari pembuatan bangunan bila tidak
dibebaskan walau ada larangan melalui undang – undang.
Penerbangan peraturan daerah.Tetapi bila dana terbatas, tidak cukup untuk
membebaskan, bias daerah ini disewa untuk jangka panjang, tidak dibangun apapun
merupakan tanah kosong, ini untuk pelabuhan dikota besar.
25
26
Percobana dilakukan untuk menentukan arah ranway sebayak (Delapan) kali. Dari
kedelapan percobaan tersebut akan dapat diketahui persentase mana percobaan yang
maximum.
Percobaan yang dilakukan harus teliti dan benar, sesuai dengan skala yang telah
ditentukan yaitu 1 cm = 10 Mph.
Dari percobaan yang dilakukan percobaan yang maximum ialah pada percobaan 6
(satu) pada 112.50 – 292.50sebesar 67.03%.Jadi arah Runway pada 00 di LU dan 1800 di LS.
28
Berdasarkan data – data tersebut, maka panjang Runway diambil berdasarkan data
panjang landas pacu yaitu :
Lb = ( 3.352,80 x 57.12 = 191.511,94 : 100 = 1.915,119 m ).
Panjang dasar ini adalah panjang yang diperlukan pada suatu tempat yang datar. Bila
dari hasil tersebut menyimpang dari ketentuan diatas, menurut inter nasional civil aviation
organization ( ICAO ) maka diadakan koreksi sebagai berikut :
1. Tekanan pada permukaan air laut adalah 76 mmhg ketinggian actituk
2. Temperature pada permukaan air laut mencair 56,5 0C adalah sebesar 0,0065 0C/m
diatasnya.
3. Kemiringan landasan ( Runway Gradient ) dalam kemiringan terhadap panjang landasan.
4.2. Koreksi Tinggi
Berdasarkan ICAO, panjang runway harus ditambah 7 % sampai tinggi 300m dari
permukaan air laut, dalam perhitungan ini dimisalkan tinggi lapangan udara dari permukaan
air laut ± 600 M, maka panjang runway terhadap koreksi tinggi adalah :
Fe = 1 + 0.07x 600/300 = 1.140 meter
saat mendarat dan panjang landas pada saat lepas landas, sehingga dengan demikian dapat
direncanakan taxiway yang seefesien mungkin.
4.6. Apron
Pada umumnya apron merupakan daerah parker pesawat – pesawat terbang yang
kegunaanya adalah sebagai berikut :
a. Tempat bongkar muat dan naik turun barang dan penumpang
b. Sebagai tempat pengisian bahan bakar
c. Sebagai tempat pemeliharaan ( maintenance )
4.10. STRIP
Strip yaitu daerah bebas dikiri kanan serta dari runway, ketentuan-ketentuan dari
organisasi dunia perbangan (ICAO) mengenai Strip iniadalah sebagai berikut :
Strip diujung runway minimum adalah 100 m
Strip yang ada dikiri kanan runway minimum 30 m
Kemiringan dari strip sampai dengan 150 m adalah 2,5%
Lingkungan peralihan adalah 0,3%
Jarak pandang bebas lengkung minimum adalah 3 m
Perubahan naik turunya adalah 0,5 m dari jarak runway
berdiameter 2”, maka besi bisa masukan ketanah 0,1 inch. Kemudian dibandingkan tekanan
ini dengan tekanan batu pecahan yang telah diuji tadi, dengan perbandingan 1%.
Misalnya campuran lempung itu mempunyai CBR 50% berarti bahwa tanah itu
kerasnya 50% terhadap batu pecahan tersebut.
setiap lokasi pengambilan contoh diambil 2 atau lebih pada kedalaman berbeda, dalam
hal ini diambil setiap kedalaman 500 m maju yang dilakukan berselang seling untuk beberapa
titik, misalnya :
Jarak/km : 0 + 000 0 + 500
H + CBR h + CBR
25 + 9 50 + 8
65 + 5 70 + 6
100 + 4 90 – 3
Jarak/km : 1 + 000 0 + 500
H + CBR h + CBR
35 + 9 50 + 8
60 + 5 70 + 6
90 + 4 90 + 3
100
(35.9.1/3) + (60.5.1/3) + 90.3.1/3)
CBR titik 3 ( satu ) =-------------------------------------------------------- = 2,75
100
(60.7.1/3) + (75.3.1/3) + (100.2.1/3)
CBR titik 4 ( satu ) =-------------------------------------------------------- = 2,89
100
(25.5.1/3) + (75.3.1/3) + (100.2.1/3)
CBR titik 5 ( satu ) =-------------------------------------------------------- = 3,77
100
(50.6.1/3) + (70.8.1/3) + (90.3.1/3)
CBR titik 6 ( satu ) =-------------------------------------------------------- = 3,77
100
(3,17+3,63+2,75+2,82+3,77+3,77)
AVT Desing (S) =-------------------------------------------------------- = 3,316
100
(3,77-2,75)
CBR titik 8 ( satu )= (3,318 - ----------------- = 3,148 = 3%
6
Jadi CBR yang direncanakan (Desing) adalah CBR yang telah mengalami berapa kali
percobaan yang sesuai dengan data –data yang diperoleh dilapangan.
Dengan memperhatikan kondisi dan struktur tanah yang diambil contoh tanahnya.
1) surface Course = 5” = 13 cm
2) Non Bitumen Course = 22,5” = 57 cm
3) Sub Base Course = 37,5” = 96 cm
20,514
H = 28 - --------- = 21, 162cm = 8,33”
3
4.20. Penjelasan Perhitungan pekerasan
Penyebaran tegangan ( Spreadig System)
Beban yang bekerja diatas permukaan tanah akan disebarkan membentuk sudut 45⁰
dalam hal ini beban yang bekerja tersebut
Berupa titik, maka penyebaran akan membentuk suatu luas tertentu. Dengan meliat
system penyebaran ini dapat menentukan berapa luas penyebaran tersebutan, sehingga akan
diperoleh hasil beban dan luas yang berupa tekanan yang sesuai, dengan melihat daya dukung
tanah yang ada. Nilai ini berkaitan dengan kedalaman (tebal perkerasan) luas bidang kontak
ban, dapat dilihat dengan perhitungan pada tekan roda.
Metode FAA
Dari hasil percobaan untuk mendapatkan besar daya dukung tanah terhadap CBR test
ada suatu korelasi diaman hal ini telah diperhitungkan
Metode CAA
CBR yang mempunyai sedikit tanah liat, tanah bercampur pasir dengan konsistensis
yang keras pada dengan konsisten yang keras pada keadaan kering dan rapat bila diadakan
pada kadar airnya.
BAB V
PRENCANAAN DRAINASE
38
39
DIMENSI SALURAN
Saluran 3 = saluran 4
Q = 0,017 m3/detik
V = 0,20 m/detik
20 20 20
b= 1/3 h..................A = 1/3 h2
10 Q = V.A
20
15
5
30 20 30
Kemiringan saluran ( i )
= 0,000294
Saluran 5 = saluran
20 b 20
b= 1/3 h..................A = 1/3 h2
10 Q = V.A
B =1/3 60 =0,20 m
41
H = 40
20
15
5
30 15 30
Kemiringan saluran ( i )
I = ( V : K x R2/3)2
I = ( 0,20 : 60 x 0,057142/3 )2
Harga Q,A dengan kemiringan saluran tertentu diameter saluran dapat dilihat dari tabel
terlampir,sehingga kita dapat menentukan beberapa diameter gorong – gorong yang
diperlukan untuk suatu debit yang ada.
Q = 0,0315 m3/detik
10 V = 0,40 m/detik
h h : b = 1:1
b A = 2h2
Q=VxA
Saluran mengalir pada dua arah yang dimulai dari titik tengah runway menyusur sejajar
dengan centralina.perencanaan dengan mengambil debit max ( total )yang pada dasarnya
kurang ekonomis karena Q max terdapat pada ujung saluran.
Q total = V x A
b = 1 x 0,60 = 0,60
43
kemiringan saluran :
R =A/O
O = 2h . V2 + h = 3,85 h
i = ( V : K x R2/3 )2 K = 45
i = ( 0,40 : 45 x 0,31352/3 )2
i = 0,0003
20 b 20 V = 0,60 m/detik
h:b=1:1
A = h2
h = 90 Q=V.A
60 0,05126 = 0,6 h2
15
5
30 90 30
Kemiringan saluran ( i )
R = A/O
I = ( V . K . R2/3 )2 = 0,0005
Saluran 2 ( tertutup )
44
Q = 0,0369 m3/detik
20 20 20
b= 1/3 h..................A = 1/3 h2
10 Q = V.A
20
15
5
30 20 30
Kemiringan saluran ( i )
i = ( V : K x R2/3 )2 K = 45
i = ( 0,40 : 60 x 0,302/3 )2
i = 0,000213
Saluran 12
Q = 0,0132 m3/detik
Tipe V Dimensi
No Q
Gorong – (m/dtk i H (d) ket
. saluran (m3/dtk) B (m)
gorong ) (m) ”
1. 3 - 0,0170 0,20 0,00030 0,20 0,60 -
2. 4 - 0,0170 0,20 0,00030 0,20 0,60 -
3. 5 - 0,0780 0,20 0,00051 0,15 0,40 -
45
Keterangan :
Saluran 3 dan saluran 4 adalah saluran tertutup dikiri dan dikanan runway
Saluran 5 dan saluran 6 adalah saluran tertutup dikiri dan dikanan taxiway
Q = C x I xA
Rata – volume
Luas Luas Rata – Rata
rata
No. galian Timbunan Timbunan jarak Galian Timbunan
galian
(m2) (m2) (m2) (m3) (m3)
2
(m )
P1 - 420 - 435 250 - 108,750.0
P2 - 450 - - - - 0
P3 - 470 - 452,5 250 - -
46
113,125.00
-
P4 - 435 - - - -
16,250.00
P5 - 370 65 360 250 90,000.00
-
P6 65 350 - - - -
58,750.00
P7 145 100 235 100 250 25,000.00
-
P8 325 - - - - -
92,500.00
P9 330 15 370 15 250 3,750.00
-
P10 410 - - - - -
114,375.00
P11 450 - 475,5 - 250 -
-
P12 465 - - - - -
62,500.00
P13 280 20 250 110 250 27,500.00
-
P14 220 200 - - - -
46,875.00
P15 150 175 187,5 -180 250 45,000.00
391,250.0
P16 225 185 - - - 413,125.0
0
0
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dalam perencanaan lapangan terbang ini, maka dapat kami
simpulkan :
1. Penentuan arah landasan pacu (runway) didasarkan atas perhitungan Wind Rose yang
nilainya dominan.
2. Fasilitas yang digunakan dalam perencanaan lapangan terbang harus sesuai dengan
jenis dan type pesawat yang menggunakan lapangan terbang tersebut.
3. Keamanan dan kenyamanan lapangan terbang tergantung dari perencanaan yang baik
dan sesuai dengan perhitungan yang tepat.
4. Pemikiran untuk pengembangan bandara ke depan perlu diperhitungkan sedemikian
rupa sehingga agar dalam pengembangan ke depan dapat memenuhi syarat
pengembangan.
B. SARAN
1. Agar dalam perencanaan lapangan terbang harus memenuhi standart yang telah
ditetapkan oleh ICAO.
2. Fasilitas yang ada di Bandara Fatmawati Bengkulu harus lebih dilengkapi lagi agar
memuaskan dalam hal pelayanan pemikiran untuk pengembangan bandara ke depan
perlu diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dalam pengembangan ke depan dapat
memenuhi syarat untuk pengembangan.
47