Anda di halaman 1dari 40

TRANSPARANSI KULIAH TG-611023 GEODESI DASAR

Modul – 10
Prinsip dan Metoda Penentuan Posisi dengan GPS,
serta Persiapan Perencanaan Survey GPS

oleh :
Dr. Ir. SUKANTO HADI,MT
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik UNJANI
Jl. Trs. Jend. Sudirman, Cimahi
e-mail: sukanto.hadi@lecture.unjani.ac.id

Versi Nopember 2022


Prinsip Penentuan Posisi dengan GPS
Metoda Penentuan Posisi dengan GPS
Metoda vs Ketelitian Posisi yang diberikan GPS

Ketelitian posisi GPS bervariasi mulai fraksi meter sampai


dengan milimeter

Metoda Absolut + data CODE + SA on = 30 - 100 meter


Metoda Absolut + data CODE + SA off = 3 – 6 - 10 meter
Metoda DGPS (Pengkoreksian data CODE) = 1 - 2 meter
Metoda RTK (Pengkoreksian data Fase) = 1 - 5 sentimeter
Metoda differensial (baseline) + data Fase dan code = mm
Metoda Precise Point Positioning ( PPP ) = cm - dm
Metoda vs Ketelitian Posisi yang diberikan GPS

 Metoda penetuan posisi yang digunakan pada dasarnya


tergantung dari bagaimana unsur teknik penanganan
terhadap bias dan kesalahan yang ada pada data GPS itu
sendiri
 Penanganan Kesalahan dan Bias dilakukan untuk
memperoleh ketelitian posisi GPS yang diharapkan

 Jadi dapat disimpulkan bahwa variasi ketelitian posisi GPS


akan sangat tergantung pada bias dan kesalahan yang
ada pada data GPS tersebut, yang harus kita carikan berapa
besarannya untuk dijadikan koreksi
Absolute Positioning

Gambar deskripsi
absolut positioning
* HANYA MEMERLUKAN 1 RECEIVER
* BUKAN UNTUK MENENTUKAN POSISI
SECARA TELITI (hanya 3 – 6 meter)
* APLIKASI UTAMA : NAVIGASI
Absolute Positioning

Ketelitian Posisi Horisontal Metoda Absolut (SA on & SA off )

Sumber : Hasanuddin .Z Abidin 2001


Differential Positioning

Gambar deskripsi relatif


(differential) positioning

* MINIMAL DIBUTUHKAN 2 RECEIVER


* UNTUK MENENTUKAN POSISI SECARA TELITI ( sampai mm )
Differential Positioning

Ketelitian Posisi (koordinat) menggunakan GPS teknik Diferensial

Untuk baseline yang


mencapai ~ 4000
kilometer, ketelitian
horisontalnya 2 –5
milimiter, dan
ketelitian vertikalnya
3 x ketelitian
horisontal [Jaldehag
1995]

kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007


Differential GPS (DGPS)

kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007


RTK (Real Time Kinematic)

kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007


Survai GPS
 Metode penentuan posisi yang digunakan adalah differential
positioning.
 Minimal 2 receiver GPS diperlukan.
 Penentuan posisi sifatnya statik (titik-titik survainya tidak bergerak).
 Data pengamatan yang digunakan untuk penentuan posisi adalah
data fase.
 Tipe receiver yang digunakan adalah tipe survai/geodetik bukan
tipe navigasi.
 Pengolahan data umumnya dilakukan secara post-processing.

GPS

Monitor
Station
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Survai GPS…lanjut
 Antar titik tidak perlu bisa saling ‘melihat’.
Yang perlu adalah setiap titik dapat ‘melihat’ satelit.
 Umumnya jaringan dibangun sesi per sesi dari
pengamatan baseline selama selang waktu
tertentu.
 Pelaksaan sesi pengamatan suatu baseline
sifatnya berdiri sendiri.
 Distribusi titik-titik per se tidak mempengaruhi
kualitas jaringan. Tapi distribusi dari baseline
bebas (independent) yang diukur akan
mempengaruhi.
 Kriteria pemilihan titik berbeda dengan kriteria
pemilihan titik pada survai konvensional
Survai GPS (Static Survey)

Baseline

* MINIMAL DIBUTUHKAN 2 RECEIVER


* UNTUK MENENTUKAN POSISI SECARA TELITI ( sampai mm )
Survai GPS (Static Survey)

GPS

Monitor
Station

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Tahapan Pelaksanaan Survai GPS
 peralatan
PERENCANAAN  geometri
 strategi pengamatan
revisi  strategi pengolahan data
 organisasi pelaksanaan
PERSIAPAN  pengenalan lapangan
(reconnaissance)
revisi

PENGUMPULAN DATA  monumentasi


 pengamatan satelit
revisi  data meteorologi
 data pelengkap
PENGOLAHAN DATA
 pemrosesan awal
perhitungan  perhitungan baseline
tambahan  perhitungan jaringan
PELAPORAN  transformasi koordinat
 kontrol kualitas

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Tahapan Pelaksanaan Survai GPS
 receiver GPS (jumlah & tipe)
Peralatan  sensor meteorologi
 peralatan pelengkap
 lokasi titik
Geometri  jumlah titik
 konfigurasi jaringan
 karakteristik baseline
 jumlah satelit
 lokasi & distribusi satelit
 mask angle
 kekuatan geometri
PERENCANAAN Strategi  metode pengamatan
SURVAI GPS pengamatan  waktu pengamatan
 lama pengamatan
 pengikatan ke titik tetap
 perangkat lunak
Strategi  pemrosesan awal
pengolahan data  eliminasi kesalahan & bias
 penentuan baseline
 perataan jaringan
 kontrol kualitas
 transformasi koordinat
Organisasi  jumlah personil
pelaksanaan  pembagian tugas
 transportasi & komunikasi
 logistik
 akomodasi

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Peralatan Survai
Peralatan-peralatan yang diperlukan dalam proses pengumpulan
data GPS untuk keperluan survai dan pemetaan adalah :
• Receiver dan antena GPS berikut peralatan pelengkapnya
(kabel, catu daya, pengukur tinggi antena, dll. nya); minimal 2 set.
• Alat pengukur suhu, tekanan, dan kelembaban udara.
• Kendaraan bermotor untuk mempermudah pergerakan alat dan personil
dari titik ke titik.
• Alat komunikasi radio, untuk sinkronisasi pengamatan antar titik.
• Penunjuk waktu (jam).
• Batery charger.
• Komputer untuk pengolahan data awal di lapangan (sebaiknya laptop).
• Peralatan pembantu seperti golok yang kadangkala diperlukan untuk membuat
ruang pandang ke satelit lebih luas dan terbuka.

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Peralatan Survai
Karakteristik dari receiver GPS yang diharapkan untuk
keperluan survai GPS adalah :
 Tipe geodetik, dan bukan tipe navigasi.
 Jumlah receiver GPS yang diperlukan minimal 2 buah.
 Sebaiknya dari tipe dua-frekuensi, yang dapat mengamati fase dari
sinyal GPS pada frekuensi L1 dan L2.
 Disamping mampu melayani static surveying, receiver GPS juga
sebaiknya mampu melaksanakan metode rapid static, pseudo-kinematic,
dan stop-and-go.
 Mampu mengamati semua satelit yang berada di atas horison.
 Mampu merekam data untuk waktu yang relatif lama seperti lebih dari 3 jam.
 Sebaiknya tidak terlalu berat dan ukurannya relatif tidak terlalu besar.
 Operasionalisasinya sebaiknya user-friendly.

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Peralatan Survai

Jumlah receiver GPS yang digunakan dalam suatu survai


GPS (minimal 2 buah) akan mempengaruhi beberapa hal
seperti :
 Jumlah tim survai yang diperlukan (satu receiver per tim).
 Mekanisme pergerakan tim.
 Sinkronisasi waktu pengamatan antar tim.
 Volume pekerjaan yang dapat diselesaikan per hari.
 Lama waktu pelaksanaan survai.
 Biaya pelaksanaan survai.

Semakin banyak receiver yang digunakan bukan berarti


semakin baik. Jumlah yang optimal harus dicari, sehingga
survai dapat dilaksanakan secara efektif & efisien.

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Geometri Pengamat
Satelit GPS
Parameter-parameter perencanaan
suatu survai GPS yang terkait
dengan geometri pengamat adalah :

 LOKASI TITIK
 JUMLAH TITIK
 KONFIGURASI JARINGAN
 KARAKTERISTIK BASELINE

 Tidak seperti halnya survai terestris, survai GPS tidak memerlukan saling

keterlihatan (intervisibility) antara titik-titik pengamat.

 Yang diperlukan adalah bahwa pengamat dapat ‘melihat’ satelit


(satellite visibility)
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Lokasi Pengamat
 Punya ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas elevasi 15 derajad.
 Jauh dari obyek/benda yang mudah memantulkan sinyal GPS, untuk meminimalkan
atau mencegah terjadinya multipath.
 Jauh dari kabel-kabel listrik tegangan tinggi ataupun obyek-obyek bermedan
elektromagnetik yang kuat yang dapat mendistorsi karakteristik meda elektromagnetik
dari antena GPS.
 Kondisi dan struktur tanahnya stabil.
 Mudah dicapai (lebih baik dengan kendaraan bermotor).
 Sebaiknya ditempatkan di tanah milik negara.
 Titik harus ditempatkan pada lokasi dimana monumen/pilar tidak mudah terganggu
atau rusak, baik akibat gangguan’ manusia, binatang, ataupun alam.
 Penempatan titik pada suatu lokasi juga harus memperhatikan rencana penggunaan
lokasi yang bersangkutan di masa depan.
 Titik-titik harus dapat diikatkan ke minimal satu titik yang telak diketahui koordinatnya

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Lokasi Pengamat

15o 15o
Lokasi & Distribusi Satelit
0
Sebaiknya satelit-satelit yang diamati 330 30

terdistribusi secara merata di langit.

Elevation
30

Setidaknya satelit tersebut terletak 300 16


60
60

dalam 3 (tiga) kuadran. 6 11


90 19 90
270
 gunakan polar plot satelit untuk
perencanaan waktu pengamatan. 2 18
240 120
 pilih selang waktu pengamatan
Azimuth starting epoch
dimana distribusi satelit optimal. 210 150
180

Lokasi dan distribusi satelit disamping akan mempengaruhi


kekuatan geometri, juga akan mempengaruhi
efek dari kesalahan dan bias terhadap ketelitian posisi.

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Lokasi & Distribusi Satelit

Konfigurasi yang relatif baik Konfigurasi relatif tidak baik


(satelit terdistribusi secara merata) (satelit terdistribusi
secara tidak merata)

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Jumlah Titik

 Jumlah titik dalam jaringan GPS disesuaikan dengan keperluan serta


tujuan dari pelaksanaan survai GPS yang bersangkutan.

 Titik-titik terdiri dari titik-titik yang telah diketahui koordinatnya dan titik-
titik yang akan ditentukan koordinatnya :
- untuk pendefinisian datum dari survai GPS tersebut.
- dituntut oleh spesifikasi teknis dari survai GPS.
- untuk penentuan parameter transformasi antara datum GPS dan datum lokal.
- untuk kontrol kualitas.
- untuk menjaga konsistensi dan homogenitas dari datum dan ketelitian titik.

 Minimal satu titik harus dijadikan sebagai titik datum dari survai GPS,
yang koordinatnya diketahui dalam sistem WGS-84.

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Desain Titik/ Tugu

Orde 1 : 50 X 50 cm
Orde 2 : 40 X 40 cm
Orde 3 : 30 X 30 cm
Orde 4 : 20 X 20 cm

20 cm
20 cm
Besi
=20 m
20 cm
20 cm
20 cm Permukaan Tanah

 = 8m
GPS
DKI JKT 2001
30 cm
 = 6m
DPPT

30 cm
Marmer 10 x 8 cm  = 8m

20 cm
50 cm

50 cm
Konfigurasi Jaringan
 Distribusi titik-titik per se relatif tidak mempengaruhi kualitas jaringan.
Tapi distribusi dari baseline bebas (independent) akan mempengaruhi :
- pilih lokasi titik sesuai dengan keperluan dan tujuan survai.
- usahakan jumlah baseline bebas yang semaksimal dan seoptimal mungkin.

 Sebatas tahap perhitungan baseline, bentuk jaring titik-titik GPS bukanlah suatu
isu yang krusial dibandingkan dengan ukuran (besar) jaringan. Dengan kata lain
panjang baseline lebih berpengaruh dibandingkan letak dan orientasi nya.
 Tapi dari segi menjaga tingkat dan konsistensi ketelitian titik-titik dalam jaringan,
jarak antar titik sebaiknya tidak terlalu panjang dan juga titik-titik tersebut
sebaiknya terdistribusi secara merata dan teratur.

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Karakteristik Baseline

METODE METODE
RADIAL JARINGAN

 4 baseline bebas.  10 baseline bebas.


 geometri untuk penentuan posisi
relatif lebih lemah.
 geometri untuk penentuan posisi
 ketelitian posisi yang diperoleh relatif relatif lebih kuat.
akan lebih rendah.  ketelitian posisi yang diperoleh relatif
 waktu pengumpulan dan pengolahan data relatif akan lebih tinggi.
akan lebih cepat.  waktu pengumpulan dan pengolahan
 jumlah receiver dan/atau sesi pengamatan yang
data relatif akan lebih lambat
diperlukan relatif
lebih sedikit.  jumlah receiver dan/atau sesi
 biaya untuk logistik, transportasi, dan akomodasi pengamatan yang diperlukan relatif
relatif akan lebih murah. lebih banyak.
 kontrol kualitas relatif lemah.  biaya untuk logistik, transportasi, dan
akomodasi relatif akan lebih mahal.
 kontrol kualitas relatif lebih baik.

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Karakteristik Baseline
 Baseline sebaiknya tidak terlalu panjang (< 20 km); karena semakin panjang baseline
pengaruh kesalahan orbit dan refraksi ionosfir akan semakin besar.
 Untuk kontrol kualitas dan menjaga kekuatan
jaringan, sebaiknya baseline yang diamati saling
menutup dalam suatu loop dan tidak terlepas
begitu saja. Kalau karena sesuatu hal, pengamatan
baseline harus dilakukan secara terlepas (metode
radial), maka sebaiknya setiap baseline diamati
2 kali pada 2 sesi pengamatan yang berbeda.
 Semakin banyak jumlah baseline bebas (independent) yang diamati dalam suatu jaringan
akan semakin baik.
 Hindari baseline trivial, gunakan baseline bebas (independent).
Dalam perhitungan jaringan, baseline trivial tidak digunakan.

Karakteristik baseline yang dipilih akan mempengaruhi skenario pengamatan beserta


aspek-aspek yang terkait seperti logistik, transportasi, akomodasi, dan komunikasi.

Hasanuddin Z. Abidin, 1994


Waktu Pengamatan

Panjang Baseline Lama Pengamatan Tipikal


(Jarak antara PBU/ PABU dengan titik
ikat)
Single Frequency Dual frequency

1 – 3 km 15 menit 10 menit

3 – 5 km 20 menit 15 menit

5 – 10 km 30 menit 20 menit

10 – 20 km 2 jam 1 jam

20 – 100 km 4 jam 2 jam

100 – 200 km 6 jam 3 jam

200 – 500 km 12 jam 6 jam

> 500 km 24 jam 12 jam


Organisasi Pelaksanaan

KOORDINATOR SURVEY

KOOR LAPANGAN

CHIEF SURVEYOR

SURVEYOR MANAJEMEN DATA


PENGOLAH DATA

PEMBANTU BURUH LAPANGAN


Pelaksanaan Pengamatan

HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN DENGAN


BAIK KETIKA MELAKUKAN PENGUMPULAN DATA !
•Ikuti dengan teliti spesifikasi teknis yang telah ditentukan
•Lakukan pengamatan sesuai jadwal
•Set alat dengan sebaik mungkin (sentring alat harus benar, seting
antena harus benar (ke arah utara), dll)
•Jaga alat dengan benar ketika pengamatan (cek apakah data terekam
dengan baik)
•Periksa kelengkapan alat ketika selesai melaksanakan pengamatan
dan jangan lupa jaga kebersihan!
Contoh Dokumentasi Pengamatan

Contoh pengumpulan data GPS untuk batas


kawasan hutan di Sumatera selatan

Contoh pengumpulan data


GPS di anjungan minyak
Contoh Dokumentasi Pengamatan

Contoh pengumpulan data GPS pada


penelitian landslide di Ciloto

Contoh pengumpulan data GPS pada


penelitian land subsidence di daerah
Jakarta
Contoh Dokumentasi Pengamatan

Contoh pengumpulan data GPS pada


penelitian deformasi gunungapi
Papandayan

Contoh
pengumpulan
data GPS
pada
penelitian
deformasi
gunungapi
Guntur

Contoh pengumpulan data GPS pada


penelitian deformasi gunungapi Batur
Pengolahan Data

Sumber Daya
Manusia
Hardware dan
Kontrol Kualitas Software

Mekanisme
Transformasi Datum
Pemrosesan Data
dan Koordinat

Perataan Penanganan Kesalahan


Jaringan dan Bias

Pengolahan
Baseline
Pengolahan Data

Perangkat Lunak

Pengolahan Baseline Perataan Jaringan Transformasi Datum


dan Koordinat

Software Komersial Software Ilmiah

SKI  Leica BERNESSE  University of Berne, Swiss


DIPOP  University of New Brunswich, Kanada
GP Survey  Trimble
GAMIT Massachussets Institute of Technology, USA
GPPS  Ashtech GIPSY  Jet Propulsion Laboratory, USA
GeoGenius  Spectra Precision TOPAS  University of Federal Armed Forces, Jerman
Pengolahan Data

Sumber : D.A Sarsito, 2006


To be Continued…

Anda mungkin juga menyukai