Anda di halaman 1dari 50

DEBYANA NUR SAVITRI

03311640000050
O
U
Survei GNSS
T 1.

L 2.. Persiapan Survei GNSS


I
N 3. Pelaksanaan Survey

E
S
SURVEI GNSS

GNSS (Global Navigation Satellite System) merupakan sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dikembangkan oleh beberapa negara, seperti GPS (Global
Positioning System) dari Amerika Serikat, GLONASS dari Rusia, BeiDou dari China
dan GALILEO dari Eropa. Sistem ini dapat memerikan informasi mengenai posisi
tiga dimensi dan ditambah dengan informasi waktu. Tidak terbatas oleh kedua
hal tersebut, penggunaan teknologi GNSS dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan meteorologi (troposfer dan ionosfer), deformasi, dan banyak hal
turunan lainnya.

Penggunaan Teknologi GNSS di Indonesia banyak digunakan dalam bidang


pemetaan, seperti pembangunan Jaring Kontrol Horizontal Nasional, pemetaan
detail dan topografi, serta pemetaan batas. Hingga saat ini cukup banyak metoda
penentuan posisi menggunakan teknologi GNSS.
Prinsip Dasar Penentuan
Posisi dengan GNSS

Konsep dasar penentuan posisi dengan GNSS


adalah reseksi jarak, yaitu dengan pengukuran
jarak secara simultan ke beberapa satelit GNSS
yang koordinatnya telah diketahui. Secara vektor,
prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS
diperlihatkan pada gambar berikut

Pada pengamatan dengan GNSS, yang dapat diukur adalah


jarak antara pengamat dengan satelit (bukan vektornya), agar
posisi pengamat dapat ditentukan maka dilakukan pengamatan
terhadap beberapa satelit sekaligus secara simultan. Gambar
berikut adalah ilustrasi prinsip dasar penentuan posisi dengan
GNSS.
Prinsip Dasar Penentuan
Posisi dengan GNSS

Koordinat titik-titik yang


dihasilkan dari suatu survai GNSS
adalah posisi titik 3-D yang
mengacu pada datum WGS-84
dalam sistem koordinat kartesian
(X,Y,Z) dan geodetik (L,B,H).
Metode Penentuan Posisi
dengan GNSS
Metode Pengamatan Absolute

Metode pengamatan ini dinamakan juga point positioning


karena penentuan posisi dapat dilakukan per titik tanpa
tergantung pada titik lainnya yang diberikan berdasarkan
sistem referensi datum WGS-84 terhadap pusat masa bumi,
dengan menggunakan satu alat receiver GNSS. Prinsip dasarnya
adalah melakukan pengukuran jarak terhadap beberapa satelit
secara simultan, titik yang akan ditentukan posisinya dalam
keadaan diam atau bergerak, dan biasanya berdasarkan
pengamatan data pseudo range. Pengamatan data phase bisa
juga digunakan jika sebelumnya telah ditentukan initialisasi
ambiguitas phase atau telah diestimasi bersamaan dengan
nilai posisinya, pengamatan ini dinamakan Precise Point
Positioning (PPP) yang menggunakan data phase dalam
pengamatan statik atau postproses.
Metode Pengamatan
Differensial

Metode pengamatan ini juga dinamakan relative positioning,


dibutuhkan minimal 2 alat GNSS geodetik, salah satu alat
tersebut ditempatkan pada titik yang diketahui koordinatnya
(titik referensi), dan alat yang lain ditempatkan pada posisi
yang ditentukan merupakan relatif terhadap titik referensi
tersebut. Prinsip dasarnya yaitu melakukan proses diferensial
untuk melakukan eliminasi dan reduksi terhadap beberapa
kesalahan dan bias, sehingga diperoleh posisi yang lebih akurat.
Efektifitas dari proses diferensial ini sangat tergantung kepada
jarak antara titik referensi dan titik yang akan ditentukan
posisinya (panjang baseline), semakin dekat jaraknya maka
akan lebih efektif. Titik yang akan ditentukan bisa dalam
keadaan diam atau bergerak, dan data yang digunakan yaitu
pseudorange, phase atau phase-smoothed pseudorange.
Metode pengamatan ini digunakan untuk kegiatan survey dan
pemetaan, survey geodetik, dan navigasi presisi
Metode Pengukuran Statik

Pada metode pengukuran ini titik yang akan ditentukan


posisinya tidak bergerak, pengamatan yang dilakukan bisa
secara absolute maupun diferensial, data pengamatan bisa
menggunakan pseudorange dan/atau phase yang selanjutnya
dilakukan pengolahan data setelah pengamatan (post process),
keandalan dan ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di
orde milimeter sampai centimeter, dan biasanya digunakan
untuk penentuan titik-titik kontrol survey pemetaan maupun
survey geodetik.
Metode Pengukuran
Rapid Static Metode pengukuran statik singkat ini dilakukan dengan sesi
pengamatan yang lebih singkat (5-20 menit), prosedur
pengumpulan data di lapangan sama dengan pengukuran statik,
lama pengamatan tergantung pada panjang baseline, jumlah
satelit, serta geometri satelit pengamatan ini berbasiskan
metode pengamatan diferensial dengan menggunakan data
phase. Persyaratan mendasar adalah penentuan ambiguitas
phase secara cepat sehingga menuntut penggunaan piranti
lunak pemroses data GNSS yang andal dan canggih. Pada saat
melakukan pengukuran di lapangan memerlukan kondisi satelit
geometri yang baik, tingkat bias dan kesalahan data yang
relatif rendah, serta lingkungan yang relatif tidak menimbulkan
multipath, selain itu alat GNSS yang digunakan diharapkan
mempunyai data dual frekuensi. Ketelitian relatif posisi titik
yang diperoleh adalah dalam orde centimeter, pengukuran
statik singkat ini diantaranya digunakan untuk survey pemetaan
dengan orde tidak terlalu tinggi, perapatan titik dan survey
rekayasa.
Metode Pengukuran Statik PPP (Precise
Point Positioning) Post Process

Metode pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan satu


receiver, lebih diharapkan dengan 2 frekuensi, dan
pengambilan data phase minimal 1 jam, kemudian data setelah
pengamatan diproses secara online, melalui website
diantaranya AUSPOS, CSRS Canadian dan Trimble RTX.
Metode Pengukuran
Kinematik

Pada metode pengukuran kinematik ini titik-titik yang akan


ditentukan posisinya bergerak (kinematik), selain untuk posisi,
GNSS juga bisa digunakan untuk menentukan kecepatan,
percepatan dan altitude. Pengamatan ini bisa dilakukan secara
absolute maupun diferensial dengan menggunakan data
pseudorange dan/atau phase. Hasil penentuan posisi nya bisa
diperlukan saat pengamatan (real-time) ataupun sesudah
pengamatan (post-processing), untuk pengamatan diferensial
secara realtime diperlukan komunikasi data antara stasiun
referensi dengan receiver yang bergerak. Penentuan posisi
kinematik secara teliti memerlukan penggunaan data phase
dengan penentuan ambiguitas phase secara on-the-fly.
Penggunaan metode kinematik biasanya dilakukan untuk
navigasi, pemantauan (surveilance), guidance, fotogrametri,
airborne gravimetry, survei hidrografi dan lain-lain.
Metode Pengukuran
Stop-and-Go

Pada metode pengukuran ini dilakukan pergerakan alat GNSS


sebagai rover dan stop selama beberapa puluh detik dari titik
ke titik, dinamakan juga survey semi kinematik, mirip dengan
pengukuran kinematik, hanya titik yang akan ditentukan
posisinya tidak bergerak dan alat GNSS diam beberapa saat
di titik tersebut. Perlu diperhatikan ambiguitas phase pada titik
awal harus ditentukan sebelum alat GNSS rover bergerak, untuk
mendapatkan tingkat ketelitian berorde centimeter.
Metode Pengukuran Real Time Precise Point
Positioning (RT-PPP)

Pada metode pengukuran ini menggunakan teknologi terbaru


dengan menggunakan satu alat receiver yang mempunyai
kemampuan menerima data koreksi secara realtime dari satelit
komunikasi L-Band, pengamatan secara statik dilakukan dengan
initialisasi awal sekitar 30 menit di tempat yang relatif terbuka,
dan selanjutnya ketelitian akan berada pada titik temu
(konvergensi) atau tetap sekitar dibawah 10 centimeter,
kemudian selanjutnya bisa dilakukan metode pengukuran
kinematik dan alat GNSS diam beberapa saat di titik tersebut.
Perlu diperhatikan ambiguitas phase pada titik awal harus
ditentukan sebelum alat GNSS rover bergerak, untuk
mendapatkan tingkat ketelitian berorde centimeter.
Karakteristik Survei
GPS

 Metode penentuan posisi yang digunakan adalah differential positioning


 Minimal 2 receiver GPS diperlukan
 Penentuan posisi sifatnya statistic (titik-titik surveinya tidak bergerak)
 Data pengamatan yang digunakan untuk penentuan posisi adalah data fase
 Tipe receiver yang digunakan adalah tipe survei atau geodetic, bukan tipe navigasi
 Pengolahan data umumnya dilakukan secara post-processing
 Antar titik tidak perlu bias saling melihat yang diperlukan adalah setiap titik dapat melihat satelit
 Umumnya jaringan dibangun sesi persesi dari pengamatan baseline selama selang waktu tertentu.
 Pelaksanaan sesi pengamatan suatu baseline sifatnya berdiri sendiri
 Distribusi dari baseline bebas (independent) yang diukur akan mempengaruhi.
 Kriteria pemilihan titik berbeda dengan kriteria pemilihan titik pada survey konvensional
Peralatan

Beberapa Peralatan yang diperlukan dalam survey GNSS antara lain :

• Receiver dan antena GPS beserta peralatan pelengkapnya (kabel, catu


daya, pengukur tinggi antena)
• Alat pengukur suhu, tekanan, dan kelembaban udara
• Alat pendukung mobilisasi
• Alat komunikasi yang digunakan untuk sinkronisasi pengamatan antar titik
• Komputer untuk pengolahan data awal di lapangan
• Peralatan bantu lainnya (Papan jalan, Sabtit/Golok, dan Alat tulis)
Reciever Peralatan
Beberapa hal yang perlu diperhatikn untuk pemilihan Receiver antara lain:
• Pertimbangan Teknis
Meliputi metode apa yang akan digunakan serta data apa yang akan di record
• Pengoperasian Receiver
Meliputi kemudahan dalam pengoperasian Reciever serta proses serta metode yang akan digunakan
• Pertimbangan Finansial
• Perangkat Lunak
Perangkat lunak apa yang tersedia, karena terdapat beberapa jenis Reciever yang datanya hanya
dapat diunduh dan du olah dengan perangkat lunak tertentu
• Kesesuaian Lapangan
Meliputi hal-hal teknis yang berada di lapangan seperti letak titik yang akan diukur serta kondisi
sekitar titik yang akan dukur
Peralatan
Reciever GNSS
Reciever
Penentuan Posisi Penentuan Waktu

Tipe Navigasi Tipe Pemetaan Tipe Geodetik Penentuan Posisi

Tipe Sipil Tipe Militer 1 Frekuensi 2 Frekuensi


Peralatan

Reciever
Karakteristik dari receiver GNSS yang untuk keperluan survai dan pemetaan adalah sebagai berikut :

• Tipe geodetik, dan bukan tipe navigasi


• Jumlah receiver GPS yang diperlukan minimal 2 buah
• Sebaiknya dari tipe dua-frekuensi, yang dapat mengamati fase dari sinyal GPS
pada frekuensi L1 dan L2
• Disamping mampu melayani static surveying, receiver GPS juga sebaiknya mampu
melaksanakan metode rapid static, pseudo-kinematic, dan stop-and-go
• Mampu mengamati semua satelit yang berada di atas horison
• Mampu merekam data untuk waktu yang relatif lama seperti lebih dari 3 jam
• Sebaiknya tidak terlalu berat dan ukurannya relatif tidak terlalu besar
• Operasionalisasinya sebaiknya user-friendly
Peralatan

Reciever
Mengapa menggunakan minimal 2 buah Reciever?

Hal ini akan mempengaruhi :


• Jumlah tim survei yang diperlukan
• Mekanisme pergerakan tim
• Sinkronisasi waktu pengamatan antar tim
• Volume pekerjaan yang dapat diselesaikan per hari
• Lama waktu pelaksanaan survei
• Biaya pelaksanaan survei
Peralatan

Reciever
Jumlah receiver GPS yang optimal untuk digunakan dalam suatu survai GPS akan tergantung pada :

• Lama waktu pelaksanaan survai yang efektif, di luar waktu untuk keperluan
mobilisasi, reconnaissance, pengurusan perizinan, pemasangan tugu, demobilisasi
• Jumlah dari seluruh baseline yang perlu diamati
• Kondisi medan dari daerah survei
• Sarana dan pra-sarana transportasi di daerah survei
Peralatan

Reciever Tipe Navigasi


Pada pelaksanaan suatu Survai GPS, penggunaan receiver GPS tipe navigasi (hand-held
receiver) berguna untuk :

• Mencari lokasi titik, yang sudah direncanakan sebelumnya pada peta perencanaan, di
lapangan pada saat reconnaissance
• Mengecek penampakan satelit dari lokasi titik yang akan dipilih (membantu dalam
pemilihan lokasi akhir yang paling baik)
• Membantu pergerakan tim survei dari titik ke titik selama survei berlangsung
Peralatan

Antena
Karakteristik dari antena GPS yang diharapkan untuk keperluan survai dan pemetaan adalah :

• Antena yang digunakan sebaiknya ‘sesuai’ dengan receiver GPS nya, dalam hal merek, model, dan tipe
keduanya
• Antena sebaiknya diperlengkapi dengan ground plane untuk mereduksi efek multipath
• Antena mempunyai phase center yang relatif stabil
• Antena mempunyai gain pattern yang baik, sehingga antenna tersebut dapat mengamati sinyal yang
datang dari semua arah dan ketinggian dengan baik
Peralatan

Sensor Meteorologi
Untuk melakukan pengukuran :
• Pengukur Suhu Udara (Termometer)
• Pengukur Tekanan Udara (Barometer)
• Pengukur Kelembaban Udara (Higrometer)
Parameter tersebut diperlukan untuk menghitung besarnya bias troposfer
Peralatan

Alat Bantu Lainnya


Perlu juga disiapkan beberapa alat bantu sperti :
• Tripod
• Unting-Unting (Jika diperlukan)
• Tribrach
• Pengukur Tinggi Antena
• Penunjuk Waktu (Jam)
• Senter (untuk pengamatan malam hari)
• Kendaraan untuk melakukan mobilisasi
• Alat Komunikasi jarak jauh (HT, Handphone)
• Laptop
GEOMETRI
PENGUKURAN

Parameter-parameter perencanaan suatu survai GPS yang terkait dengan geometri pengamat adalah :

• Lokasi Titik
• Jumlah Titik
• Konfigurasi Jaringan
• Karakteristik Baseline
GEOMETRI
Lokasi Titik PENGUKURAN
• Punya ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas elevasi 15 derajad
• Jauh dari obyek/benda yang mudah memantulkan sinyal GPS, untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya multipath
• Jauh dari kabel-kabel listrik tegangan tinggi ataupun obyek-obyek bermedan elektromagnetik yang kuat yang dapat
mendistorsi karakteristik meda elektromagnetik dari antena GPS
• Kondisi dan struktur tanahnya stabil
• Mudah diakses
• Sebaiknya ditempatkan di tanah milik negara.
• Titik harus ditempatkan pada lokasi dimana monumen/pilar tidak mudah terganggu atau rusak, baik akibat gangguan
manusia, binatang, maupun alam.
• Penempatan titik pada suatu lokasi juga harus memperhatikan rencana penggunaan lokasi yang bersangkutan di masa
depan.
• Titik-titik harus dapat diikatkan ke titik yang telah diketahui koordinatnya sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam SNI
19-6724-2002
GEOMETRI
PENGUKURAN

Jumlah Titik
Jumlah titik dalam jaringan GPS disesuaikan dengan keperluan serta tujuan dari pelaksanaan survei
GNSS yang bersangkutan

Titik-titik terdiri dari titik-titik yang telah diketahui koordinatnya dan titik-titik yang akan ditentukan koordinatnya

• Untuk pendefinisian datum dari survei GNSS tersebut


• Dituntut oleh spesifikasi teknis dari survai GNSS
• Untuk penentuan parameter transformasi antara datum GNSS dan datum lokal
• Untuk kontrol kualitas
• Untuk menjaga konsistensi dan homogenitas dari datum dan ketelitian titik
STRATEGI
PENGAMATAN

Dalam perencanaan strategi pengamatan satelit GPS untuk keperluan survai, ada beberapa faktor yang harus
diperhitungkan yaitu antara lain:

• Metode Pengamatan
• Waktu Pengamatan
• Lama Pengamatan
• Pengikatan Ke Titik Tetap

Strategi pengamatan harus direncanakan dengan sebaik mungkin, karena akan sangat terkait dengan tidak
hanya aspek ketelitian posisi yang diperoleh, tapi juga dengan aspek-aspek lain seperti finansial, waktu
pelaksanaan survai, pergerakan personil, akomodasi, dan logistik
STRATEGI
PENGAMATAN
Metode Pengamatan
• Metode pengamatan disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diinginkan
• Untuk keperluan survai pemetaan, metode differential positioning menggunakan data fase harus diterapkan
• Pengamatan dilakukan baseline per baseline hingga membentuk suatu jaringan titik
• Jaringan titik tersebut harus terikat kepada beberapa titik ikat yang koordinatnya telah diketahui dengan
ketelitian yang relative lebih tinggi ataupun sama
• Pengamatan suatu jaringan sebaiknya dimulai dari suatu baseline yang terikat langsung dengan titik ikat.
• Seandainya terdapat lebih dari satu jaringan titik dengan orde ketelitian yang berbeda, maka jaringan
dengan orde ketelitian yang lebih tinggi harus diamati terlebih dahulu
• Strategi pengamatan, disamping harus optimal dipandang dari segi ketelitian, biaya, dan waktu, juga harus
mengandung secara implisit suatu mekanisme kontrol kualitas
STRATEGI
PENGAMATAN

Sesi Pengamatan
Sesi pengamatan adalah suatu selang waktu pengamatan dimana semua receiver GPS
melakukan pengamatan satelit GPS secara simultan

Pelaksanaan survai GPS pada suatu jaringan titik umumnya akan terdiri dari beberapa sesi pengamatan
Persiapan Awal Pengukuran Setelah
-Pemilihan -Pengecekan Pengukuran
personil titik -Pengumpulan
-Monumentasi -Prosedur saat dan penyiapan
pengamatan dokumen
-Pengecekan
peralatan -Prosedur Pengecekan dan
setelah perbaikan
-Penjelasan peralatan
bagi anggota pengamatan
tim
Tahapan Persiapan Awal

Tahapan persiapan awal dalam kegiatan pengukuran pada survei GPS,


dilakukan berdasarkan urutan kegiatan seperti berikut ini:

1. Pemilihan Personel survei


2. Pembangunan Monumen (monumentasi)
3. Pengecekan Peralatan
4. Penjelasan team (briefing)
Personel Survei

Dalam hal pemilihan personil untuk pelaksanaan survei GPS, ketua tim
pelaksana berkoordinasi dengan coordinator lapangan bertanggung
jawab dalam mengalokasikan personil ke tim-tim lapangan serta
menetapkan personil untuk posisi-posisi sebagai berikut; coordinator
pembangunan monument dan ketua tim lapangan.
Monumentasi

Monumen (tugu) merupakan representasi titik beserta koordinatnya di lapangan.


Monumen ini harus dikonstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan. Monumen harus dibangun dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga
dapat bertahan selama mungkin, dan juga dpat dipergunakan oleh semua pihak
yang memerlukan informasi tentang koordinat titik tersebut. Terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam proses monumentasi, yaitu :

1. Monumentasi dilakukan setelah lokasi titik tersebut disetujui oleh pihak-pihak


yang terkait
2. Bentuk, ukuran, dan rupa tugu harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan
3. Monumen harus stabil dalam segara arah, baik arah horizontal maupun vertikal
4. Setiap tugu harus dibuat deskripsi dan fotonya secara jelas dan informatif
Setelah tugu didirikan, maka untuk pendeskripsian tugu dan lokasinya
harus berisi informasi : deskripsi titik, sketsa lokasi titik, foto titik
Pengecekan
Peralatan

Terdapat empat hal yang perlu dipersiapkan dan dilakuakan pemeriksaan


terhadap peralatan, yaitu :

1. Pengecekan receiver GPS. Dalam pengecekan receiver GPS, perlu diperhatikan


apakah GPS tersebut beroperasi dengan baik, dipastikan bahwa memori dalam
setiap penyimpanan data telah dikosongkan dan semua baterai telah diisi
sampai penuh
2. Peralatan lapangan pelengkap. Peralatan yang harus dibawa adalah tripod,
tribrach dan perlengkapan yang terkait seperti pencatat waktu (jam) dan alat
komunikasi.
3. Komputer dan perangkat lunak. Perlu dipastikan bahwa komputer dan
perangkat lunak bekerja dengan baik. Serta jagan lupa membawa hardware
lock (dongle) jika diperlukan
4. Disket komputer. Peralatan ini digunakan untuk penggandan data (back up)
Penjelasan
Team

Penjelasan tim dilakukan untuk memberikan petunjuk dan kejelasan


dalam pelaksanaan survei GPS. Dipastikan semua anggota tim survei
GPS mengerti akan tugasnya, sehingga dapat dihindarkan kesalahan
maupun kelalaian yang mungkin terjadi.
Tahapan
Pengukuran

Dalam pelaksanaan survei GPS, prosedur pengukuran GPS dilakukan


sesuai dengan urutan sebagai berikut :

1. Pengecekan Titik
2. Prosedur sebelum pengukuran
3. Prosedur saat pengamatan
4. Prosedur setelah pengamatan
Pengecekan Titik

Prosedur pengecekan titik dilakukan untuk memastikan bahwa titik


tersebut merupakan titik yang benar-benar sesuai dengan yang kita
rencanakan. Dan lakukan orientasi sekeliling lokasi
Prosedur Sebelum
Pengukuran

Setelah pengecekan titik selesai dilakukan, tempatkan peralatan GPS di


atas titik dan pastikan bahwa :

1. Semua kabel telah terhubung dengan benar dan baik antara


komponen baterai, antenna, dan kontroler/receiver
2. Antenna telah ditempatkan secara baik, tepat di atas titik dan
diorientasikan pada arah yang benar
3. Tinggi antenna di ukur dengan benar dan teliti
4. Diberitahukan kepada tim lain, bahwa telah siap dilakukan
pengamatan sehingga waktu pengamatan dapat disamakan
Prosedur Sebelum
Pengukuran

Selanjutnya persiapkan receiver yang akan digunakan untuk berada dalam kondisi siap
untuk mengamati, dengan mengeset parameter pengamatan seperti :

1. Moda pengamatan (statik, stop-and-go, atau kinematik)


2. Koordinat pendekatan
3. Interval perekaman data (misal; 15 atau 30 detik)
4. Besarnya mask angle
5. Datum yang digunakan
6. Nomor titik dan nama proyek
7. Zona waktu
8. Waktu mulai dan selesai pengamatan
9. Tinggi antenna dan antenna offset
Semua parameter tersebiut di atas dapat dituliskan kedalam formulir
pengamatan GPS dan catatan lapangan.
Prosedur Saat
Pengamatan

Setelah siap, pengukuran dengan GPS dapat dimulai pelaksanaannya. Pada


saat pengamatan, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dilakukan, antara
lain:

1. Mencatat harga DOP pada layer tampilan receiver, apakah nilai tersebut
basar atau kecil
2. Cata nomor dari satelit yang teramati
3. Bandingkan harga DOP pengamatan dengan DOP prediksi pada saat
perencanaan, jika terdapat perbedaaan yang mencolok, harus
dicatatakan pada catatan lapangan
4. Perlu dicek kondisi baterai dalam beberapa selang waktu
Prosedur Setelah
Pengamatan

Setelah pengamatan di satu titik selesai dilaksanakan, hal berikut


sebaiknya dilakukan :

1. Memberitahukan tim lainnya bahwa receiver telah selesai melakukan


pengamatan
2. Cek tinggi antenna dan centering
3. Lengkap bagian formulir pengamatan setelah pengamatan selesai.
4. Membereskan semua peralatan GPS dan pastikan tidak ada
satupun peralatan yang tertinggal
Tahapan Setelah
Pengukuran

Setelah pekerjaan pengukuran selesai, data survei GPS dari receiver


harus di download. Kemudian data tersebut disimpan dan di back up.
Selain itu, dikumpulkan dan disimpan pula dokumen survei dan catatan
lapangan. Perlu diperiksa kembali kelengkapan peralatan GPS dan
peralatan lainnya. Pada akhirnya, tidak ada lagi data, dokumen survei
dan peralatan yang tertinggal atau hilang.

Anda mungkin juga menyukai